Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN TINGKAH LAKU DAN KESEJAHTERAAN TERNAK

PENGAMATAN DOMBA DENGAN METODE FOCAL SAMPLING

Kelompok 5
Risky Romadan Akbar ( D14160103 )
Prayoga Surya Galuh ( D14170117 )
Sasi Damarani ( D14180002 )
Clara Puspita ( D14180010 )
Rahmadan Khairul Huda ( D14180016 )
Mentari Dwi Prihatiningrum ( D14180038 )
Benny Ramadhan ( D14180044 )
Sansa Fadila P ( D14180045 )
Hasbi Auzan F ( D14180077 )

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
IPB UNIVERSITY
BOGOR
2019
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Domba merupakan salah satu jenis ternak ruminansia penghasil daging yang sangat
potensial untuk dikembangkan di Indonesia.Peningkatan kebutuhan manusia akan protein
menuntut pemenuhan bahan pangan sumber protein hewani, termasuk di antaranya daging
domba. Daging domba merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak diminati
masyarakat terutama karena rasanya yang khas dan nikmat. Oleh karena itu permintaan daging
semakin lama semakin meningkat terutama pada hari-hari besar. Jumlah populasi domba di
Indonesia setiap tahun selalu mengalami peningkatan, pada tahun 2012 populasi domba di
Indonesia mencapai 11,790 juta ekor lalu pada tahun 2013 meningkat menjadi 13,420 juta ekor
dilihat dari jumlah populasi tersebut dapat dikatakan pertumbuhan domba 2013 terhadap 2012
meningkat 12,14% (Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan 2013).

Meningkatkan produktivitas dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya


mengetahui tingkah laku yang dilakukan oleh domba tersebut sehingga sebagai peternak bisa
mengetahui apa yang sedang dibutuhkan oleh ternak itu sendiri. Beberapa tingkah laku yang
umum diamati seperti tingkah laku ingestive, resting dan agonistic diharapkan dapat memenuhi
tingkah laku umumnya agar dari tingkah laku tersebut dapat diketahui pengaruh mana saja yang
sangat berhubungan dengan hasilnya performa domba tersebut ( Sunando 2016 ).

Tujuan

Praktikum bertujuan untuk mengetahui tingkah laku dasar yang ada pada domba
diantaranya tingkah laku makan atau minum, tingkah laku berdiri atau bergerak, tingkah laku
istirahat, dan tingkah laku merawat diri.
METODE

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada hari Kamis, 06 November 2019 di Laboratorium Lapang
Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi
Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Bahan
Bahan yang digunakan adalah 5 ekor domba dan rumput.

Alat
Alat yang digunakan termohygro meter, stopwatch, form pengamatan tingkah laku, dan
alat tulis.

Prosedur
Pengamatan dilakukan secara bergantian oleh tiap kelompok agar ternak tidak stress.
Dilakukan pengecekan termohygro meter di dalam kandang untuk mengukur suhu dan
kelembaban. Masing-masing ternak diamati selama 10 menit. Pengamatan satu ternak dilakukan
oleh dua anak, tingkah laku diamati satu orang dan hasil pengamatan dicatat oleh satu orang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Hasil rekapitulasi tingkah laku ternak

No. Tingkah Laku Frekuensi Lama


1. Makan/ minum 1.6 ± 1.95 378.54± 283.71
2. Duduk/ istirahat 0±0 0±0
3. Berdiri / bergerak 1.2 ± 2.17 136 ± 2.16
4. Merawat 0.2 ± 0.45 0.4 ± 0.44
Jumlah

Pembahasan

Pengamatan tingkah laku dimulai dengan melihat suhu dan kelembaban kandang
menggunakan alat termohygrometer. Hasil menunjukkan bahwa suhu kandang B adalah 29oC.
Tingkah laku hewan adalah aktivitas yang terlihat dan saling berkaitan secara individu maupun
bersamaan. Menurut Gonyou (1991), selama ada interaksi ternak akan menimbulkan respon
berupa tingkah laku terhadap lingkungan yang dihadapinya. Metode pengamatan yang
digunakan adalah focal sampling yaitu pengamatan tingkah laku ternak dengan cara menyeleksi
tingkah laku ternak yang dianggap penting tanpa memperhatikan tingkah laku ternak yang lain
(Morrison et al. 2006) dan one zero time record (Altmann 1974) yaitu diberikan nilai 1 apabila
domba melakukan tingkah laku ingestive, walking, preening, dan resting serta diberi nilai nol
apabila tidak melakukan tingkah laku tersebut.

Tingkah laku makan (ingestive) terhitung saat domba mendekati dan memeriksa tempat
pakan dapat disebabkan karena adanya makanan (rangsangan dari lingkungan) dan adanya
kebutuhan atau lapar (rangsangan dari dalam).Tingkah laku makan atau minum adalah tingkah
laku yang sering dilakukan domba. Domba lebih banyak menunjukkan tingkah laku makan
karena saat dilakukan pengamatan merupakan jam makan siang domba tersebut ( Sunando et.al
2016 ). Domba tidak melakukan tingkah laku duduk atau istirahat disebabkan oleh waktu
pengamatan merupakan waktu makan domba sehingga domba lebih banyak makan daripada
istirahat.
Menurut Fraser (1975) resting pada hewan adalah waktu yang digunakan oleh seekor
hewan dengan tidak melakukan satu kegiatan apapun. Domba melakukan resting pada frekuensi
dan waktu yang singkat dikarenakan suhu dan kelembpan yang tinggi. Tingkah laku berikutnya
adalah tingkah laku berdiri atau bergerak yang dilakukan oleh domba untuk mencari minum
setelah makan. Domba tidak menunjukkan tingkah laku berdiri atau bergerak dikarenakan
pengamatan bersamaan dengan waktu pemberian pakan sehingga domba menghabiskan
waktunya untuk makan bukan untuk bergerak. Tingkah laku merawat diri dilakukan dengan cara
seperti mencari kutu atau parasit, menggosok-gosokkan tubuh dan kepala ke benda keras dan
menjilati bulu dengan menggunakan lidah (Anggraeni 2012 ). Aktivitas merawat diri pada
domba banyak dilakukan pada bagian badan dan kaki .Domba merawat diri dalam waktu yang
singkat pada saat dilakukan pengamatan.
SIMPULAN

Tingkah laku dasar domba yang diamati adalah makan atau minum, duduk atau istirahat,
berdiri atau bergerak, dan merawat. Pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa tingkah
laku yang sering dilakukan adalah tingkah laku makan atau minum. Hal ini disebabkan oleh
waktu pengamatan dilakukan saat waktu makan domba.
DAFTAR PUSTAKA

Altmann J. 1974. Observational Study of Behavior: Sampling Methods. Chicago (US):


Universitas of Chicago.

Anggraeni SL. 2012. Tingkah laku harian dan pola makan pada domba garut dengan pemberian
pellet yang mengandung limbah tauge dan legume indigoferra sp [skripsi]. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor

Fraser FA, Broom DM. 1990. Farm Animal Behaviour. London (GB): Bailliiere Tindal Pr.

Gonyou HW. 1991. Behavioral methods to answer the question about sheep. J Anim Sci.
69:4155-4159.

Morrison ML, Marcot BG, Mannan RW. 2006. Wildlife Habitat Relationship: Concepts and
Aplications 3th ed. New York (US): Island Pr.

Sunando H, Rahayu S, dan Baihaqi M, 2006. Tingkah Laku Domba Garut Jantan Muda dengan
Pemeliharaan Intensif yang Diberi Ransum Limbah Tauge pada Waktu Pemberian yang
Berbeda. Behaviour of Garut Lamb Under Intensive Management System with Mung
Bean Sprout Waste. Jurnal Ilmu, Produksi dan Teknologi Peternakan. 4(1): 218-226

Anda mungkin juga menyukai