Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TERNAK UNGGAS


TINGKAH LAKU AYAM

Disusun oleh :

Nadya Muwaffaqoh
19/446053/PT/08307
Kelompok XXIX

Asisten : Mutsaqoful Fikri

LABORATORIUM ILMU TERNAK UNGGAS


DEPARTEMEN PRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
PENDAHULUAN
Tingkah laku pada unggas merupakan salah satu karakter penting
dari unggas karena merupakan jembatan antara aspek fisiologis unggas
(terutama sistem koordinasi/ syaraf dengan sistem endoktrin) dengan
lingkungannya. Tingkah laku juga merupakan respon utama dari unggas
dalam merespon ancaman/ perubahan yang terjadi pada lingkungannya.
Beberapa pengamatan menyebutkan bahwa behavior unggas berperan
penting dalam Kesehatan unggas, seperti unggas yang sakit akan
menunjukan perubahan tingkah laku seperti anorexia, lebih banyak
istirahat, depresi, dan mengurangi aktifitas fisik lainnya karena kurangnya
pergerakan dapat membantu rposes penyembuhan (Costa et al. 2008)
Menurut Sugiharto (2015), pola tingkah laku merupakan prilaku
yang terorganisasi dengan fungsi tertentu, dapat berupa aksi tunggal atau
aksi berurutan yang terintegrasi dan biasanya muncul sebagai respon
terhadap stimulus yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Contoh
tingkah laku yang dilakukan pada unggas antara lain adalah tingkah laku
mencari makan, tingkah laku mencari minum, tingkah laku tidur, tingkah
laku mematuk-matuk bulu, tingkah laku berjalan, tingkah laku mandi
dengan debu, tingkah laku mengais-ngais, dan masih banyak lagi.
Tingkah laku tersebut sering kali digunakan sebagai indicator
kesejahteraan unggas. Namun demikian terdapat banyak faktor yang
dapat mempengaruhi tingkah laku unggas, anatara lain kondisi
Kesehatan, kondisi fisiologis, dan tingkat produksi.
Tujuan dilakukannya praktikum tingkah laku ayam adalah untuk
mengetahui pengaruh lingkungan terhadap tingkah laku ayam. Manfaat
dari praktikum tingkah laku ayam adalah praktikan dapat mengetahui
pengaturan lingkungan yang tepat terhadap ayam.
MATERI DAN METODE
Materi
Alat. Alat yang digunakan pada praktikum tingkah laku ayam
adalah kamera, laptop, lembar kerja, dan alat tulis.
Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum tingkah laku ayam
adalah ayam broiler.
Metode
Metode yang digunakan pada praktikum tingkah laku ayam adalah
dilakukan pengamatan tingkah laku ayam secara daring melalui kanal
Youtube. Video yang berisi rekaman tingkah laku ayam diamati sampai
selesai dan dicatat banyaknya frekuensi tingkah laku ayam meliputi
walking, feeding, drinking, resting, preening, dan foraging. Data yang
sudah dicatat kemudian dimasukkan ke dalam perhitungan presentase.
PEMBAHASAN
Tingkah Laku Ayam
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan saat praktikum
diperoleh data sebagai berikut:
Table 1. Data pengamatan tingkah laku ayam
Tingkah laku Jarak blower
dekat sedang jauh
ayam
Walking 6 10 36
Feeding 38 4 38
Drinking 6 20 22
Resting 90 104 48
Foraging 19 21 16
Preening 1 1 0
Total 160 160 160
Walking merupakan pola tingkah laku unggas Ketika sedang
berjalan. Menurut Tandiabang (2014), walking merupakan suatu tingkah
laku pada ayam seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya
unuk melakukan aktivitas lainnya. Walking sendiri terbagi atas dua hal,
yaitu berjalan sambal merumput dan berjalan biasa. Berjalan juga sering
terlihat Ketika ayam merasa terganggu dan terancam dengan adanya
manusia sehingga ayam akan menjadi waspada. Walking berfungsi untuk
menjelajah lingkungan sekitar maupun mencari pakan yang bagus. Efendi
(2010) menyatakan bahwa, ayam melakukan behavior walking dengan
tujuan untuk meningkatkan suhu tubuhnya dan juga mengeksplor
lingkungan sekitarnya sehingga ayam dapat beradaptasi dengan
lingkungan tersebut serta ketika ayam merasa terganggu dengan adanya
keberadaan manusia, ayam menjadi waspada dan terkadang ayam
berjalan ketika mencari lokasi pakan yang memiliki kualitas bagus untuk
dimakan.
Feeding merupakan pola tingkah laku unggas Ketika sedang
makan dan berfungsi sebagai aktivitas untuk medapatkan nutrisi yang
dibutuhkan pkeh tubuh. Vegasari et al. (2018) menyatakan bahwa, tingkah
laku makan (feeding) merupakan aktivitas utama yang dilakukan oleh
unggas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Karakteristik tingkah laku
ini adalah saat mengkonsumsi pakan, lama membau, lama memakan dan
aktivitas mengkonsumsi pakan. Feeding berperan penting dalam
memperbaiki kondisi Kesehatan unggas dalam mengurangi pengeluaran
energi. Chen and Jun (2012) menyatakan bahwa tingkah laku makan
(feeding) berfungsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang diubah
menjadi energi. Konsumsi pakan yang tinggi akan meningkatkan
metabolisme tubuh yang menyebabkan hipotalamus merangsang pusat
kenyang.
Drinking merupakan pola tingkah laku unggas Ketika sedang
minum. Hal ini dilakukan agar ayam tidak mengalami kehausan atau
dehidrasi. Utami (2015) menyatakan bahwa, drinking merupakan prilaku
ayam untuk meminum air, yaitu biasa dilakukan sambal menenggelamkan
paruh kedalam tepat minum, kemudian dalam selamg beberapa detik
Ketika ayam meminum air biasanya ayam tersebut mengangkat kepala
sambal membuka paruhnya. Fungsi dari drinking sendiri ialah untuk
memenuhi kebutuhan cairan tubuh pada unggas tersebut. Drinking
berfungsi untuk menjaga suhu agar terjaga dalam keadaan kisaran
normal. Chen and Jun (2012) menyatakan bahwa tingkah laku minum
(drinking) berfungsi sebagai pengatur thermoregulasi tubuh agar tidak
terjadi kenaikan yang cukup drastis.
Resting merupakan pola tingkah laku unggas Ketika sedang
istirahat. Keeling (2002) menyatakan bahwa, tingkah laku mengantuk atau
tertidur merupakan menifestasi dari kebutuhan unggas untuk beristirahat
(resting), sehingga banyak ahli yang menggolongkan kedua tingkah laku
tersebut sebagai tingkah laku istirahat (resting). Pada saat resting ayam
diindikasikan dengan leher yang sepenuhnya tertelungkup atau dengan
kepala yang sedikit bergerak dan mata terbuka maupun tertutup. Andisuro
(2011) menyatakan bahwa, ayam melakukan resting sebagai respon
terhadap aktivitas fisiologis di dalam tubuh.
Foraging merupakan pola tingkah laku unggas Ketika sedang
mengais-ngais dengan bantuan kaki atau paruh. Sugiharto (2015)
menyatakan bahwa, prilaku mematuk atau mengais-ngais adalah salah
satu tingkah laku yang umum dilakukan oleh unggas dalam rangka
menyeleksi dan mendapatkan makanan. Tingkah laku ini bebas dilakukan
oleh unggas yang dipelihara dalam sistem ekstensif (umbaran). Pada
pemeliharaan sistem intensif tingkah laku ini berkulang 20% dan dialihkan
menjadi tingkah laku makan. Foraging berfungsi untuk mencari makanan
tambahan yang ada di dalam tanah. Utami (2015) menyatakan bahwa
aktivitas foraging pada ayam dilakukan dengan menggais – ngais tanah
dengan tujuan mencari makanan tambahan yang tersedia ditanah seperti
serangga, cacing, dan lain-lainnya. Ayam mengais – ngais dan
menyeleksi dedaunan dan rumput untuk mencari partikel makanan yang
terkecil.
Preening merupakan pola tingkah laku unggas Ketika sedang
menelisik bulu dengan mengambil lemak dibagian urophegial untuk
menjaga bulu agar tetap baik dan berfungsi untuk membersihkan ayam.
Tandiabang (2014) menyatakan bahwa, preening berfungsi untuk
membersihkan bulu dari kotoran dan penyakit yang dapat membantu
untuk menghilangkan parasite, menjaga kulit dan bulu tetap dalam
keadaan baik, dan menjaga suhu tubuh ayam agar tetap nyaman.
Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan hasil pada kandang yang
dekat dari blower tingkah laku ayam yang meliputi walking, feeding,
drinking, resting, foraging, dan peening berturut-turut sebanyak 6, 38, 6,
90, 19, dan 1. Hasil dari kandang yang berada diantara inlet dan blower
menunjukkan hasil tingkah laku ayam walking, feeding, drinking, resting,
foraging, dan peening muncul sebanyak 10, 4, 20,104, 21, dan 1,
Sedangkan kandang yang berada di dekat inlet, tingkah laku ayam
walking, feeding, drinking, resting, foraging, dan peening muncul
sebanyak 26, 38, 22, 48, 16 dan 0
Hasil praktikum menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah
terjadinya tingkah laku antara ayam yang berada di kandang dekat
blower, diantara inlet dan blower atau kandang yang dekat dengan blower.
Tingkah laku walking paling sering muncul pada ayam yang berada di
kandang dekat inlet. Hal ini dapat terjadi karena kandang yang berada di
dekat inlet akan lebih sejuk daripada kandang lain yang letaknya jauh dari
inlet. Sehingga ayam akan lebih sering melakukan walking untuk
membertahankan suhu tubuhnya.
Tingkah laku feeding paling sering muncul pada ayam yang berada
di kandang dekat blower dan inlet. Hal ini dikarenakan kandang yang
dekat dengan blower dan inlet suhunya akan lebih tinggi dari kandang
yang berada di antara blower dan inlet. Sehingga ayam akan lebih banyak
membutuhkan energi. Eniza (2016) menyatakan bahwa pada ternak yang
mengalami kedinginan thermoregulasi dapat berupa feeding bertujuan
untuk menjaga suhu tubuh agar tidak terlalu turun dan tidak mengalami
hypothermia. Tingkah laku drinking paling sering ditunjukkan oleh ayam
yang berada di kandang dekat inlet, dan kandang yang berada di antara
inlet dan blower. Eniza (2016) menyatakan bahwa cekaman panas
menyebabkan suhu tubuh ayam naik kemudian dapat mengakibatkan
perubahan pada tubuh ayam, ayam melakukan thermoregulasi dengan
konduksi dan dapat juga melakukan drinking.
Tingkah laku resting paling sering muncul pada ayam yang berada
di kandang antara inlet dan blower. Hal ini dapat terjadi dikarenakan ayam
berada di kondisi yang nyaman karena suhu tidak terlalu dingin dan tidak
terlalu panas. Ayam dalam kondisi yang nyaman akan semakin lama
dalam beristirahat. Eniza (2016) menyatakan bahwa suhu yang tidak
terlalu panas maupun dingin mengakibatkan ayam akan merasa nyaman
sehingga ayam banyak yang melakukan istirahat. Tingkah laku foreging
paling sering muncul pada ayam yang berada di kandang antara inlet dan
blower. Andisuro (2011) menyatakan faktor utama yang mempengaruhi
foraging adalah banyaknya jumlah benda-benda yang membuat ayam
menjadi penasaran. Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi foraging
adalah tipe alas kandang, kondisi lingkungan, dan aktivitas sekitar
kandang. Preening dipengaruhi oleh kesehatan dan kenyamanan ternak,
kandungan hormon urophigeal dan sifat agresif ayam. Tingkah laku
peening paling sering muncul pada ayam yang berada di kandang dekat
blower. Andisuro (2011) menyatakan faktor yang mempengaruhi preening
adalah kesehatan dan kenyamanan ayam dalam kandang, sifat agresif
pada ayam, dan aktivitas hormon uropigehal pada ayam
Behavior dilakukan karena adanya faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah adanya genetik dari ayam itu sendiri.
Faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan seperti cahaya, suhu, dan
jenis kelamin. Keeling et al. (2002) menyatakan bahwa, Faktor yang
mempengaruhi respon tingkah laku unggas antara lain faktor genetik,
Faktor genetik cukup penting dalam respon tingkah laku unggas karena
beberapa unggas didapat lebih jinak disbanding unggas lainnya
merupakan seleksi dari sleksi genetik oleh manusia. Beberapa unggas
ada yang lebih panik jika menghadap perubahan-perubahan lingkungan
sehingga berimbas pada tingkah laku yang diekspresikan unggas dalam
menghadapi cekaman seperti kanibalisme. Senaratna et al. (2011)
menyatakan bahwa, cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat
penting dalam kehidupan ayam karena cahaya beberapa hormone yang
mengontrol pertumbuhan, kematangan dan produksi, selain itu cahaya
juga banyak mengontrol proses fisiologi dan tingkah laku ayam. Tamba et
al. (2019) menyatakan bahwa, suhu menjadi faktor yang penting untuk
kondisi fisiologis dan tingkah laku ayam karena unggas memiliki
mekanisme dalam menjaga suhu tubuh agar tetap stabil yaitu melalui
mekanisme radiasi, konduksi dan konveksi. Pengalihan energi untuk
menstabilkan suhu tubuh akan membuat unggas mengurangi aktifitas
gerak dan lebih banyak istirahat. Senaratna et al. (2011) menyatakan
bahwa, aktivitas unggas sangat dipengaruhi oleh seks (jenis kelamin
unggas). Ayam jantan memiliki aktivitas gerak yang cenderung lebih tinggi
disbanding dengan ayam betina.
Andisuro (2011) menyatakan faktor yang mempegaruhi walking
adalah usia ternak, aktivitas ternak, tipe litter, intensitas cahaya, dan suhu
lingkungan serta kelembapan kandang. Suhu kesehatan dan kelembaban
lingkungan merupakan faktor yang memepengaruhi terhadap feeding dari
ayam. Andisuro (2011) menyatakan faktor utama yang mempengaruhi
aktivitas feeding and drinking adalah suhu dan kelembapan lingkungan.
Tingkah laku drinking dipengaruhi oleh suhu dan kesehatan. Iskandar et
al. (2009) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi tingkah laku
minum yaitu suhu lingkungan dan tubuh ternak, adanya pergerakan air,
warna, dan pantulan cahaya pada air, yang memberikan daya tarik
tersendiri bagi ayam. Faktor yang mempengaruhi lamanya resting adalah
tipe alas kandang, kondisi kesehatan ternak, dan tingkat. Rokhman (2013)
menyatakan bahwa tingkah laku resting dipengaruhi oleh cahaya dan
suhu lingkungan yang dapat mempengaruhi hormon melantonin pada
ayam. Faktor yang mempengaruhi behavior foraging pada ayam adalah
strain, kesehatan ataupun alas kandang. Andisuro (2011) menyatakan
faktor utama yang mempengaruhi foraging adalah banyaknya jumlah
benda-benda yang membuat ayam menjadi penasaran. Faktor lain yang
juga dapat mempengaruhi foraging adalah tipe alas kandang, kondisi
lingkungan, dan aktivitas sekitar kandang. Preening dipengaruhi oleh
kesehatan dan kenyamanan ternak, kandungan hormon urophigeal dan
sifat agresif ayam. Andisuro (2011) menyatakan faktor yang
mempengaruhi preening adalah kesehatan dan kenyamanan ayam dalam
kandang, sifat agresif pada ayam, dan aktivitas hormon uropigehal pada
ayam
13.75%
23%

23.750%

30%
10%

drinking feeding foraging


preening resting walking
Gambar 1. Grafik presentase behavior ayam dekat Inlet

6.25% 12.50%

2.50%

13.125%

0.625%

65%

drinking feeding foraging


preening resting walking
Gambar 2. Grafik presentase behavior ayam diantara inlet dan blower

4% 4%

24%

56.250%
11.875%
0.625%

Drinking Freeding foraging


preening resting walking
Gambar 3. Grafik presentase behavior ayam dekat dengan blower
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum tingkah laku ayam yang telah dilakukan


dapat disimpulkan bahwa tingkah laku pada ayam yang biasa terjadi
antara lain yaitu walking, feeding, drinking, foreging, resting, dan peening.
Lingkungan merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
frekuensi tingkah laku pada ayam. Faktor lingkungan yang dapat
berpengaruh antara lain adalah suhu dan cahaya.
DAFTAR PUSTAKA

Andisuro, R. 2011. Tingkah laku ayam broiler di kandang tertutup dengan


suhu dan warna cahaya berbeda. Skripsi. Departemen Ilmu
Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Costa, L. S., D. F. Pereria., L. G. F. Bueno dan H. Pandorfi. 2012. Some
aspects of chicken behavior and welfare. Braz. J. Poult. Sci. 14:
159-232.
Effendi, D., 2010. Performa dan Respon Fisiologi Ayam Broiler yang
Diberi Ransum Mengandung 1,5% Ampas Buah Merah (pandanus
conoideus) Pada Waktu Pemberian dan Suhu Kandang yang
Berbeda. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Elytha, F. 2011. Sekilas tentang Avian Influenza. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 6(1): 47-51.
Eniza, S., H. Hidayati., dan T. Aulawi, 2016. Identifikasi Keragaman Gen
Bmpr-1b (Bone Morphogenetic Protein Receptor Ib) Pada Ayam
Arab, Ayam Kampung Dan Ayam Ras Petelur Menggunakan PCR-
RFLP. Jural Peternakan. 13(1): 1-12
Jong, I. D., A. B. Berg., I. Estevez. 2012. Scientific report updating the
EFSA opinions on the welfare of broilers and broiler breeders.
EFSA Journal. 297: 116.
Keeling, L. 2002. Behavior of Fowl and Other Domesticated Birds. In The
Ethology of Domestic Animal: An Introductory Text. Ed. P. Jensen.
CABI Publishing. UK
Keeling, L and P. Jensen. 2002. Behavioural Distrubances, Stress and
Welfare In The Ethology of Domestic Animals: An Introductory Text.
Ed. P. Jensen. CABI Publishing. UK.
Senaratna , D., T. S. Samarakone., A. A. P. Madusanka dan W. W. D. A.
Gunawardane. 2011. Performance, behavior and welfare aspest of
boilers as a effected by different colours of artificial light. Trop.
Agraric. Res. Ext. 14: 38-44.
Sugiharto, D. S. P. Kesejahteraan dan Metode Penelitian Tingkah Laku
Unggas. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Tamba, H. R., E. Suprijatna dan U. Atmomarsono. 2019. Pengaruh
frekuensi dan metode pemberian pakan yang berbeda terhadap
tingkah laku makan burung puyuh petelur. Jurnal Sains Peternakan
Indonesia. 14(1): 28-37.
Tandiabang, B. 2014. Tingkah Laku Ayam Ras Petelur Fase Layer yang
Dipelihara dengan Sistem Free-Range Pada Musim Kemarau.
Skripsi Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin.
Utami, I. P., 2015. Tingkah Laku Ayam Ras Petelur yang Dipelihara
Secara Free-Range dengan Waktu Pemberian Naungan Alamai
yang Berbeda. Skripsi Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin. Makasar.
Vegasari, M. R., S. M. Mardiati dan E. Y. W. Yuniwarti, 2018. Tingkah laku
makan dan minum itik magelang (anas javanica) setelah pemberian
cahaya merah dan putih serta kurkumin dalam pakan. Jurnal
Biologi. 7(1): 26-34.
LAMPIRAN
1. Perhitungan

Tingkah laku Jarak


Dekat inlet Diantara inlet Dekat blower
ayam
dan blower
Walking 6 10 36
Feeding 38 4 38
Drinking 6 20 22
Resting 90 104 48
Foraging 19 21 16
Preening 1 1 0
Total 160 160 160
1. Perhitungan frekuensi Walking
 Pen dekat inlet
total behavior walking
= × 100%
total behavior keseluruhan
36
= × 100%
160
= 22.5%
 Pen diantara inlet dan blower
total behavior walking
= × 100%
total behavior keseluruhan
10
= × 100%
160
= 6.25%
 Pen dekat blower
total behavior walking
= × 100%
total behavior keseluruhan
6
= × 100%
160
= 3.75%
2. Perhitungan frekuensi Feeding
 Pen dekat inlet
total behavior feeding
= × 100%
total behavior keseluruhan
38
= × 100%
160
= 23.75%
 Pen diantara inlet dan blower
total behavior feeding
= × 100%
total behavior keseluruhan
4
= × 100%
160
= 2.5%
 Pen dekat blower
total behavior feeding
= × 100%
total behavior keseluruhan
38
= × 100%
160
= 23.75%
3. Perhitungan frekuensi Drinking
 Pen dekat inlet
total behavior drinking
= × 100%
total behavior keseluruhan
22
= × 100%
160
= 13.75%
 Pen diantara inlet dan blower
total behavior drinking
= × 100%
total behavior keseluruhan
20
= × 100%
160
= 12.5%
 Pen dekat blower
total behavior drinking
= × 100%
total behavior keseluruhan
6
= × 100%
160
= 3.75%
4. Perhitungan frekuensi Resting
 Pen dekat inlet
total behavior resting
= × 100%
total behavior keseluruhan
48
= × 100%
160
= 30%
 Pen diantara inlet dan blower
total behavior resting
= × 100%
total behavior keseluruhan
104
= × 100%
160
 Pen dekat blower
total behavior resting
= × 100%
total behavior keseluruhan
90
= × 100%
160
= 65%
5. Perhitungan frekuensi Foraging
 Pen dekat inlet
total behavior foraging
= × 100%
total behavior keseluruhan
16
= × 100%
160
= 22.5%
 Pen diantara inlet dan blower
total behavior foraging
= × 100%
total behavior keseluruhan
21
= × 100%
160
= 13.125%
 Pen dekat blower
total behavior foraging
= × 100%
total behavior keseluruhan
19
= × 100%
160
= 11.875%
6. Perhitungan frekuensi Preening
 Pen dekat inlet
total behavior preening
= × 100%
total behavior keseluruhan
0
= × 100%
160
= 0%
 Pen diantara inlet dan blower
total behavior preening
= × 100%
total behavior keseluruhan
1
= × 100%
160
= 0.625%
 Pen dekat blower
total behavior preening
= × 100%
total behavior keseluruhan
1
= × 100%
160
= 0.625%
2. Lembar kerja
Tabel 1. Pengamatan behavior PEN 1 (jarak dekat inlet)
No. Drinking Feedin Foragin Preenin Restin Walkin
g g g g g
1 1 3 0 0 1 3
2 1 3 0 0 2 2
3 1 2 0 0 2 3
4 2 3 0 0 1 2
5 1 3 1 0 3 0
6 1 2 1 0 2 2
7 1 3 1 0 2 1
8 1 3 3 0 1 0
9 1 2 3 0 2 0
10 1 2 1 0 4 0
11 0 2 1 0 3 2
12 0 2 0 0 4 2
13 1 1 0 0 4 2
14 1 1 1 0 3 2
15 1 1 0 0 3 3
16 2 1 0 0 3 2
17 1 1 0 0 2 4
18 2 1 0 0 2 3
19 2 1 2 0 2 1
20 1 1 2 0 2 2
Tota 22 38 16 0 48 36
l

Tabel 2. Pengamatan behavior PEN 2 (diantara inlet dan blower)


No. Drinking Feedin Foragin Preenin Restin Walkin
g g g g g
1 0 1 2 0 5 0
2 0 1 1 0 6 0
3 0 1 1 0 5 1
4 0 1 2 1 4 0
5 0 0 2 0 6 0
6 0 0 1 0 7 0
7 0 0 0 0 7 1
8 0 0 1 0 6 1
9 1 0 0 0 5 2
10 0 0 2 0 5 1
11 2 0 0 0 6 0
12 2 0 1 0 5 0
13 1 0 1 0 4 2
14 2 0 2 0 4 0
15 2 0 1 0 4 1
16 2 0 1 0 5 0
17 2 0 0 0 5 1
18 2 0 0 0 6 0
19 2 0 1 0 5 0
20 2 0 2 0 4 0
Tota 20 4 21 1 104 10
l

Tabel 3. Pengamatan behavior PEN 3 (jarak dekat blower)


No. Drinking Feedin Foragin Preenin Restin Walkin
g g g g g
1 1 4 0 0 2 1
2 1 4 1 0 1 1
3 1 4 1 0 2 0
4 1 3 1 0 3 0
5 0 3 1 0 3 1
6 0 2 1 0 5 0
7 0 2 1 0 4 1
8 0 2 2 0 4 0
9 0 2 1 0 4 1
10 1 2 1 0 4 0
11 1 1 1 0 5 0
12 0 1 0 0 6 1
13 0 1 0 0 7 0
14 0 1 0 1 6 0
15 0 1 0 0 7 0
16 0 1 1 0 6 0
17 0 1 2 0 5 0
18 0 1 1 0 6 0
19 0 1 3 0 4 0
20 0 1 1 0 6 0
Tota 6 38 19 1 90 6
l

Anda mungkin juga menyukai