Disusun oleh :
Nadya Muwaffaqoh Luthfiyah
19/446053/PT/08307
Kelompok XXX
Analisis Proksimat
Analisis proksimat dibagi menjadi enam fraksi nutrient yaitu kadar air,
abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa
nitrogen Hasil analisa biasa disajikan sebagai nilai kadar dalam satuan
persen. Mc Donald et al. (1995) menyatakan bahwa analisis proksimat
menggolongkan komponen yang ada pada bahan pakan berdasarkan
komposisi kimia dan fungsinya yaitu air (moisture), abu (ash), protein kasar
(crude protein), lemak kasar (ether extract), dan bahan ekstrak tanpa nitrogen
(nitrogen free extract). Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan analisis
proksimat,
Tabel 1. Hasil Analisis Proksimat
Parameter Hasil
Bahan Kering 86,06%
Bahan Organik 93,51%
Protein Kasar 8,87%
Serat Kasar 14,06%
Ekstrak Eter 4,73%
ETN 65,83%
TDN 51,61%
Berdasarkan tabel data di atas dapat diketahui bahwa hasil analisis
proksimat bahan kering (DM%) adalah 86,06%, bahan organik sebesar
9,51%, protein kasar sebesar 8,87%, serat kasar sebesar 14,06%, ekstrak
eter sebesar 4,73%, ETN sebesar 65,83 %, dan TDN sebesar 51,61%. dari
hasil tebel tersebut dapat diketahui bahwa bahan pakan berada pada kelas
empat yaitu sumber energi. Pakan sumber energi memiliki kandungan protein
kasar < 20%, serat kasar < 18%. Suprijatna (2005) menyatakan bahwa
bahan pakan sumber energi mengandung karbohidrat relatif lebih tinggi
dibandingkan zat – zat makanan lainnya. Kandungan protein sekitar 10%.
Bahan pakan sumber energi bukan merupakan sumber zat makanan tetapi
energi yang dihasilkan dari proses metabolis zat makanan organik yang
terdiri karbohidrat, lemak dan protein. Hasil praktikum sudah sesuai dengan
literatur.
Formulasi Ransum
Least Cost Ratio Menggunakan MS Excel
Ransum merupakan campuran jenis pakan yang diberikan kepada
ternak untuk sehari semalam umur hidupnya untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi bagi tubuh. Ransum yang sempurna harus mengandung zat-zat gizi
yang seimbang, disukai ternak dan dalam bentuk yang mudah dicerna oleh
saluran pencernaan. Hidayat dan Mukhlash (2015) menyatakan bahwa LCR
adalah suatu teknik untuk menentukan kombinasi terbaik diantara pakan
yang tersedia, yang mempunyai mempunyai kandungan nutrisi dan harga
yang berbeda, dalam rangka untuk mendapatkan ransum dengan harga
serendah mungkin. Hasil formulasi ransum menggunakan LCR dapat dilihat
pada tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2. Formulasi Ransum
Bahan pakan Proporsi Komposisi (%)
(%)
BK Abu PK SK EE ETN
Brachiaria 35% 25.00 11.50 8.30 35.50 2.80 44.80
brizantha
Bekatul 40% 86.00 9.00 14.00 6.00 12.40 58.60
Dedak Padi 35% 86.00 16.30 7.60 27.80 3.70 44.70
Molases 2% 70.89 4.00 4.00 1.00 0.10 90.90
Jerami Padi 3% 24.40 14.50 8.20 31.70 1.44 44.20
Kering
Wheat 3% 0.00 4.90 13.20 7.70 52.30 16.4
Pollard
Tongkol 2% 88.48 1.23 4.60 46.90 2.38 33.36
Jagung
Total 100 65.00 10.60 12.00 16.70 9.50 51.30
Brachiaria brizantha. Brachiaria brizantha dipilih dalam pembuatan
ransum karena kandungan nutrisi yang tinggi seperti protein kasar, abu,
lemak dan ETN. Brachiaria brizantha termasuk dalam kelas satu yaitu hijauan
kering dan jerami. Sigalingging (2015) menyatakan bahwa rumput Brachiaria
brizantha mempunyai nilai gizi yang berdasarkan bahan keringnya, yaitu
protein kasar 9,72 %, serat kasar 21,54 % BETN 43,56 %, lemak 1,94 %, dan
abu 18,43 %. Antinutrien pada Brachiaria brizantha adalah saponin.
Berdasarkan hasil praktikum, kandungan nutrisi yang dimiliki oleh Brachiaria
brizantha tidak berbeda jauh dengan literatur.
Bekatul. Bekatul dipilih karena memiliki kandungan gizi yang baik,
memiliki sumber energi, protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin
walaupun mempunyai serat kasar yang tinggi. Bekatul termasuk dalam kelas
empat yaitu sumber energi. Supartini dan Fitasari (2011) menyatakan bahwa
kandungan nutrisi yang terdapat pada bekatul berkualitas baik antara lain
protein kasar 9 sampai 12%, pati 15 sampai 35%, lemak 8 sampai 2%, dan
serat kasar 8 sampai 11%. Anti nutrisi pada bekatul yaitu pythat yang
menyebabkan terbatasnya penggunaan P dan Ca dalam bekatul.
Berdasarkan hasil praktikum, kandungan nutrisi yang dimiliki oleh bekatul
tidak berbeda jauh dari literatur.
Dedak padi. Dedak padi dipilih sebagai penyusunan ransum karena
memiliki kandungan gizi yang tinggi, harganya relatif murah, mudah diperoleh
dan penggunannya tidak bersaing dengan manusia. Dedak padi termasuk
dalam kelas empat yaitu sumber energi. Wizan dan Muiz (2012) menyatakan
bahwa nutrien yang terdapat di dedak padi yang berkualitas baik antara lain
komposisi kimia bededak padi cukup tinggi yaitu protein 11,3 sampai 14,4%,
lemak 15,0 sampai 19,7%, serat kasar 7,0 sampai 11,4%, karbohidrat 34,1
sampai 52,3% dan abu 6,6 sampai 9,9%. Arwinsyah (2018) menyatakan
bahwa dedak padi memiliki zat anti nutrisi inhibitor tripsin dan asam fitat.
Berdasarkan hasil praktikum, kandungan nutrisi yang dimiliki oleh dedak padi
tidak berbeda jauh dari literatur.
Molasses. Molasses dipilih karena merupakan sumber energi dan
mineral yang baik jika digunakan sebagai suplemen pakan ternak. Molases
juga digunakan untuk meningkatkan palatabilitas pakan, aktivitas mikroba
rumen, sintesis protein mikroba dan menurunkan jumlah unsur debu dalam
pakan kering. Molases termasuk dalam kelas empat yaitu sumber energi.
Larangahan et al. (2017) menyatakan bahwa kandungan nutrisi molasses
yaitu kadar air 23%, bahan kering 77%, protein kasar 4,2%, lemak kasar
0,2%, serat kasar 7,7%, Ca 0,84%, P 0,09%, BETN 57,1%, abu 0,2%. Syukur
(2018) menyatakan bahwa jika penggunaan molasses lebih dari 5 % akan
berdampak negatif, yaitu berkurangnya peningkatan bobot badan karena
energi pakan yang dihasilkan terlalu tinggi. Berdasarkan hasil praktikum,
kandungan nutrisi yang dimiliki oleh molasses tidak berbeda jauh dari
literatur.
Jerami padi kering. Jerami padi kering dipilih karena mempunyai
karakteristik kandungan protein kasar rendah serta serat kasar yang tinggi
antara lain selulosa, hemiselulosa, lignin dan silika. Jerami padi kering
termasuk dalam kelas satu yaitu hijauan kering dan jerami. Suningsih dan
Wasie (2018) menyatakan bahwa, kandungan nutrisi pada jerami padi secara
rinci sebagai berikut: kadar abu 19,06%, Protein kasar 6,44%, Serat kasar
29,16%, Lemak Kasar 1,13%, Ca 0,03%, P 0,48%. Kandungan anti nutrisi
pada jerami padi kering adalah oksalat. Berdasarkan hasil praktikum,
kandungan nutrisi yang dimiliki oleh jerami padi kering tidak berbeda jauh dari
literatur.
Wheat pollard. Wheat pollard dipilih karena mengandung bahan
kering dan ETN yang tinggi. Wheat pollard termasuk dalam kelas empat yaitu
sumber energi. Kurniawati et al. (2018) menyatakan bahwa kandungan nutrisi
pollard adalah BK 86%, abu 5,2%, lemak 3,5%, SK 15,7%, BETN 51,9% dan
PK 12,9%. Yanuartono et al. (2017) menyatakan bahwa kandungan anti
nutrisi wheat pollard adalah fitase. Berdasarkan hasil praktikum,
kandungan nutrisi yang dimiliki oleh wheat pollard tidak berbeda jauh dari
literatur.
Tongkol jagung. Tongkol jagung menjadi pilihan dalam penyusunan
ransum karena potensial, murah, mudah diperoleh dan tidak bersaing dengan
manusia serta memiliki kandungan gizi untuk hidup pokok, pertumbuhan dan
produksi. Ariyanti (2015) menyatakan bahwa kandungan nutrisi tongkol
jagung terdiri dari bahan kering 90,0%, protein kasar 2,8%, lemak kasar
0,7%, abu 1,5%, serat kasar 32,7%, dinding sel 80%, lignin 6,0% dan ADF
32%. Kandungan anti nutrisi tongkol jagung adalah tannin. Berdasarkan hasil
praktikum, kandungan nutrisi yang dimiliki oleh tongkol jagung tidak berbeda
jauh dari literatur.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa, proksimat bahan pakan meliputi fisik kimia bahan pakan yaitu, bahan
kering (DM%) sebesar 86.06%, bahan organik sebesar 6.48%, protein kasar
sebesar 8.87%, serat kasar sebesar 14.06%, ekstrak eter sebesar 4.73%,
ETN sebesar 65.83 %, dan TDN sebesar 51.61% yang dari semua itu
merupakan kandungan dari bahan pakan kelas empat yaitu sumber energi.
Formulasi ransum yang telah dibuat menggunakan LCR terdiri atas 35%
Brachiaria brizantha, 40% bekatul, 35% dedak padi, 2% molasses, 3% jerami
padi kering, 3% wheat pollard, dan 2% tongkol jagung. Pada analisis ekonomi
ransum didapat bahwa, keuntungan yang didapat dari usaha penggemukan
sebanyak Rp.1.440.000 dari hasil harga jual sapi dikurangi dengan harga beli
sapi dan ditambah dengan biaya yang dikeluarkan untuk pemberian ransum.
Pada aplikasi beef-upp diketahui bahwa kelebihan beef-upp adalah Bahan
pakan yang tidak sesuai dengan kadar normal maka font pada aplikasi akan
berwarna merah, bahan pakan sudah tersedia sekaligus dengan kandungan
nutriennya, dan penggunannya lebih praktis disbanding dengan LCR karena
data yang dimasukkan hanya kebutuhan PK dan ME sesuai dengan tujuan
pemeliharaan. Kekurangan beef-upp, Pemilihan bahan pakan yang untuk
formulasi masih terbatas, Tidak dapat menginput bahan pakan tambahan,
Ransum bukan harga yang paling murah.
Saran
Semoga praktikum kedepannya bisa lebih baik lagi. Saran saya untuk
praktikum online tidak ada. Namun, saya berharap agar pandemik ini dapat
segera mereda sehingga praktikum dapat dilakukan secara offline. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal, R. Sutrisna, dan Muhtarudin. 2014. Potensi hijauan sebagai pakan
ruminansia dikecamatan bumi agung kabupaten lampung timur.
Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 2(2): 93-100.
Ariyanti, Y. D. 2015. Kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol
jagung (Zea mays) yang dinokulasi dengan fungi Trichoderma sp.
pada lama inkubasi yang berbeda. Skripsi Fakultas Peternakan
Universitas Udayana. Makassar.
Arwinsyah. 2018. Efek penggunaan bioaktivator pada tongkol jagung sebagai
pakan komplit terhadap performans dan kecernaan domba jantan
lokal. Tesis. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Asnidar, A., dan Asrida, A. 2017. Analisis kelayakan usaha home industry
kerupuk opak di Desa Paloh Meunasah Dayah Kecamatan Muara
Satu Kabupaten Aceh Utara. Jurnal Sains Pertanian. 1(2): 39-47.