Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

“PENANGANAN HEWAN COBA”

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

FAZHRINA CAHYANI (2019135001)


SISKA AINIYAH LISTIANI (2019135002)
VIVI LESTARY (2019135003)
AMALIA PUTRI (2019135004)
ARIDIO HENDRIYANA (2019135005)

D3 FARMASI REGULER KHUSUS


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
I. TUJUAN PERCOBAAN

A. Latar Belakang
Mencit adalah hewan pengerat yang banyak terdapat disawah dan merupakan hawa
bagi petani. Ciri khas dari mencit yaitu kulit, rambut tidak berpigmen sehingga warnanya
putih, mencit lebih tahan lama terhadap penyakit dan lebih jinak. Semua hewan termasuk
mencit dapat tumbuh lebih cepat pada waktu masih muda, sejak terjadinya pembuahan,
sampai lahir dan sampai mendekati dewasa tubuh, kecepatan pertumbuhan semakin
berkurang dengan bertambahnya umur dan akhirnya pertumbuhan terhenti.
Berdasarkan hal diatas, maka praktikum mengenai pertumbuhan dilakukan untuk
melihat atau mengamati pertumbuhan berat badan pada mencit serta reproduksinya.
Menurut Deklarasi Helsinki oleh World Medical Association 1975 dan Proposed
International Guidelines for Biomedical Research Involving Human Subjects 1982, suatu
zat atau alat baru tidak boleh digunakan untuk pertama kali pada manusia, kecuali bila
sebelumnya telah diuji pada hewan dan telah diperoleh kesan cukup mengenai
keamanannya.
B. Tujuan Percobaan
 Mempelajari cara penanganan hewan percobaan dan rute pemberian obat
 Memahami cara perhitungan dosis dan konversi dosis
 Untuk membentuk sikap mampu menangani hewan percobaan mencit, tikus, kelinci
untuk percobaan farmakologi.
 Untuk mengetahui cara penanganan hewan secara manusiawi serta faktor yang
mempengaruhi responnya.
II. TEORI PERCOBAAN

A. Teori Umum
Toksikologi adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh dan
sebetulnya termasuk pula dalam kelompok farmakodinamika, karena efek teraupetis obat
berhubungan erat dengan efek dosisnya. Pada hakikatnya setiap obat dalam dosis yang
cukup tinggi dapat bekerja sebagai racun dan merusak organisme (Tjay,2007:172).
Hewan coba/hewan uji  atau sering disebut hewan laboratorium adalah hewan yang
khusus diternakan untuk keperluan penelitian biologik. Hewan percobaan digunakan untuk
penelitian pengaruh bahan kimia atau obat pada manusia. Peranan hewan percobaan dalam
kegiatan penelitian ilmiah telah berjalan sejak puluhan tahun yang lalu. Sebagai pola
kebijaksanaan pembangunan nasional bahkan internasional, dalam rangka keselamatan
umat manusia di dunia adalah adanya Deklarasi Helsinki. Deklarasi ini berisi tentang segi
etik percobaan yang menggunakan manusia (1964) antara lain dikatakan perlunya
diakukan percobaan pada hewan, sebelum percobaan di bidang biomedis maupun riset
lainnya dilakukan atau diperlakukan terhadap manusia, sehingga dengan demikian jelas
hewan percobaan mempunyai mission di dalam keikutsertaannya menunjang program
keselamatan umat manusia melalui suatu penelitian biomedis (Sulaksono,1992:321).
B. Teori Khusus
Kebutuhan pakan bagi seekor mencit tiap harinya kurang lebih sebanyak 10% dari
bobot tubuhnya jika pakannya berupa pakan kering. Kualitas makanan yang baik dapat
diperoleh dengan membuatnya, biasanya dalam bentuk pellet dan setiap
harinya seekor mencit dewasa dapat memakan 3-5 gr makanan dan kalau mencit
yang sedang bunting atau menyusui, akan makan lebih banyak. Sedangkan kebutuhan
minum seekor mencit setiap hari kira – kira 15 – 30 ml air. 
Jumlah konsumsi pakan yang dimakan sangat berpengaruh pada suhu lingkungan,
dimana suhu lingkungan dingin jumlah konsumsi pakannya akan tinggi begitupun
sebaliknya pada suhu panas, serta keadaan ternak atau mencit saat masa kebuntingan akan
mengkonsumsi pakan banyak yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas mencit,
dimana proses penyediaan zat – zat nutrisi selama terjadi pembelahan pada masa
kebuntingan akan mempengaruhi pertumbuhan yang terjadi pada periode menyusui pada
mencit betina. 
Menurut Amori anatomi Macit Dewasa berat badan: 25 – 40 g (betina); 20-40 g (jantan)
a. Life span: 1.5 – 3 tahun
b. Pernapasan rate: 94-163 napas / menit
c. Denyut jantung: 325-780 denyut / menit
d. Dubur rata-rata suhu normal: 99,5 ° F
e. Rumus gigi adalah 2 (I 1 / 1, M 3 / 3) = 16. Terbuka di gigi seri-berakar dan tumbuh
terus menerus. Tikus akan menggigit atau “sejumput” dengan gigi seri tajam jika
mishandled.
f. Perut dibagi menjadi bagian nonglandular proksimal dan bagian distal kelenjar.
Kedua bagian yang terlalu berbeda. Ini mirip dengan perut kuda.
g. Paru-paru kiri terdiri dari satu lobus, sedangkan paru kanan terdiri dari empat lobus.
h. Tikus memiliki lima pasang kelenjar susu. Distribusi jaringan mammae menyebar,
membentang dari garis tengah ventral atas panggul, dada, dan bagian leher.
i. Sangat berkonsentrasi urin diproduksi; jumlah besar protein diekskresikan dalam urin.
j. Tikus memiliki zona thermoneutral sempit mamalia apapun sejauh diukur. Sebuah
mouse menanggapi penurunan suhu oleh nonshivering thermogenesis, dan dengan
kenaikan temperatur lingkungan dengan mengurangi laju metabolik dan
meningkatkan vascularization dari telinga. Nonshivering Ihermogenesis dapat
menghasilkan peningkatan tiga kali lipat tingkat metabolisme dasar, dan untuk
sebagian besar terjadi pada lemak cokelat. Konsentrasi tertinggi lemak cokelat
ditemukan dalam jaringan subkutan antara scapulae. Brown lemak juga disebut
kelenjar berhibernasi, walaupun mouse tidak hibernate.
k. Bedding harus diubah dua kali seminggu. Tanah tongkol jagung yang paling
penyerap.
III. BAHAN DAN ALAT

1. Bahan :
 AquaDest
 Urethane 10%
2. Alat :
 Timbangan
 Oral sonde
 Disposible 1 ml
 Stopwatch
 Nedle (jarum)
 Jaring kawat
 kandang
3. Hewan uji
Hewan uji yang digunakan adalah mencit
IV. CARA KERJA

1. Siapkan alat dan bahan


2. Timbang mencit setelah ditimbang beritanda
3.Hitunglah dosis yang akan diberikan
4.Setalah dihitung lakukan percobaan :
1) Rute pemberian obat oral
Dengan tangan kanan angkat ekornya dan biarkan mencit menjangkau
kawat kandang dengan kaki depannya, tarik sedikit ekornya. Dengan
tangan kiri, cubit kulit diantara 2 telinga dan 3 jari yang lain
memegang kulit punggung. Ekor dijepit diantara jari manis dan
kelingking. Kemudian masukan suntikan oral (oral sonde) kedalam
mulut sampei esophagus (posisi suntikan oral yang dimasukan tegak
lurus).
2) Rute pemberian obat subcutan
Obat disuntikan di bawah kulit daerah tengkuk (di leher bagian atas)
dengan terlebih dahulu mencubit kulitnya, lalu suntikan dengan sudut
45 derajat.
3) Rute pemberian obat intraperitoneal
Hewan dipegang sesuai ketentuan sebagaimana telah disebutkan
sebelumnya. Pada saat penyuntikan, posisi kepala lebih rendah dari
abdomen yaitu dengan menunggingkan mencit atau tikus. Jarum
disuntikan sehingga membentuk sudut 45 derajat dengan abdomen,
posisi jarum agak menepi dari garis tengah (linea alba) untuk
menghindari agar tidak mengenai organ di dalam peritoneum.
1. Catatlah waktu dari mulai menyuntik sampai mencit terdepresi.
2. Amati dan Bandingkan catatan waktu tersebut, dan tentukan urutan rute
pemberian obat mulai dari yang paling cepat menimbulkan efek.
V. DATA PENGAMATAN
Berdasarkan data tersebut rute pemberian obat mulai dari yang paling cepat menimbulkan
efek yaitu IP, SC, PO
VOLUME PEMBERIAN :

N Hewan Volume Pemberian (mL)


O Percobaan PO SC IP

1. Mencit 1 1 1

2. Tikus 5 5 5

3. Kelinci 20 5 - 10 10 - 20

Catatan : PO = PerOral SC = Subcutan IP = IntraPeritoneal

Kelompok Waktu Timbul Efek


Rute perOral Subcutan Intraperitoneal
1 861 detik 331 detik 123 detik
23,5 gram 26 gram 24,7 detik
Berat badan mencit
2 1205 detik 551 detik 129 detik
22 gram 24,5 gram 29 gram
Berat badan mencit
3 681 detik 266 detik 96 detik
22,5 gram 21,6 gram 25,5 gram
Berat badan mencit
4 662 detik 345 detik 95 detik
28,2 gram 27,5 gram 28,5 gram
Berat badan mencit
5 2310 detik 289 detik 76 detik
24,8 gram 23 gram 27,5 gram
Berat badan mencit
6 699 detik 412 detik 92 detik
23,5 gram 28 gram 22 gram
Berat badan mencit
7 814 detik 273 detik 74 detik
27 gram 24,5 gram 25 gram
Berat badan mencit
8 821 detik 498 detik 91 detik
25,5 gram 22 gram 27 gram
Berat badan mencit

VI. ANALISIS DATA


A. Perhitungan

Diketahui : Dosis Urethan (obat) : 1.8 g/kgBB

Konsentrasi : 10% = 10g/100ml = 10.000mg/100ml

= 100mg/ml

Parameter : Mencit terdepresi (Jika dibalik badannya/digoyang-goyangkan tidak


memberikan respon yang signifikan/tidak bisa dibalik lagi).

Bandingkan catatan waktu tersebut, dan tentukan urutan rute pemberian obat mulai dari
yang paling cepat menimbulkan efek!

Rute Peroral Subkutan Intraperitonea

1 861 detik 331 detik 123 detik


Berat badan
23,5 gram 26 gram 24,7 gram
mencit

1. Peroral

- Dosis untuk mencit = dosis obat x BB mencit

= 1,8 g/kgBB x 0,0235 kg

= 0,0423 g ̴ 42,3 mg

dosis 42,3 mg
- Volume pemberian = = = 0,423 ml
konsentrasi 100 mg/ml
2. Subkutan
- Dosis untuk mencit = dosis obat x BB mencit

= 1,8 g/kgBB x 0,026 kg

= 0,0468 g ̴ 46,8 mg

dosis 46,8 mg
- Volume pemberian = = = 0,468 ml
konsentrasi 100 mg/ml
3. Intraperitonea
- Dosis untuk mencit = dosis obat x BB mencit

= 1,8 g/kgBB x 0,0247 kg

= 0,0444 g ̴ 44,46 mg
dosis 44,46 mg
- Volume pemberian = = = 0,444 ml
konsentrasi 100 mg/ml

Rute pemberian obat dari yang tercepat

1. Intraperitonea
2. Subkutan
3. Peroral

VII. PEMBAHASAN
A. Hasil
Kami melakukan uji coba dengan diketahui dosis urethan (obat) 1,8gr/kg dan
konsentrasi 10% dengan 3 mencit yang memiliki berat badan yang berbeda dan rute
pemberian obat yang berbeda.

Peroral Subkutan Intraperitonea

Waktu 861 detik 331 detik 123 detik


BB Mencit 23,5 gram 26 gram 24,7 gram
Dosis utk
42,3 mg 46,8 mg 44,46 mg
mencit
Volume
0.423 ml 0,468 ml 0,444 ml
Pemberian
Urutan
3 2 1
pemberian obat

B. Pembahasan

1. Percobaan pertama dengan mencit yang memiliki BB 23,5gram didapatkan dosis


42,3mg dan volume penyuntikan 0,423ml dengan menggunakan rute pemberian obat
peroral membutuhkan waktu untuk menghasilkan efek depresan yaitu selama 861
detik.
2. Percobaan kedua dengan mencit yang memiliki BB 26gram didapatkan dosis 46,8mg
dan volume penyuntikan 0,468ml dengan menggunakan rute pemberian subkutan
membutuhkan waktu untuk menghasilkan efek depresan yaitu selama 331 detik.
3. Percobaan ketiga dengan mencit data yang ada, waktu yang dibutuhkan obat untuk
menghasilkan efek depressan secara Intraperitoneal adalah 76 detik, secara Subkutan
adalah 289 detik, sedangkan secara Peroral adalah 2310 detik. Dosis obat yang
diberikan pada mencit dengan rute Intraperitoneal : 49,5mg, Subkutan : 41,4mg dan
Peroral : 44,6mg. Volume obat yang diberikan pada mencit secara rute Intraperitoneal
: 0,49mL, Subkutan : 0,414mL dan Peroral : 0,446 mL.4.

Pemberian obat secara oral merupakan cara pemberian obat yang umum dilakukan
karena mudah dan aman. Pemberian obat secara subkutan mempunyai keuntungan obat
dapat diberikan dalam kondisi sadar atau tidak sadar, sedangakan kerugiannya dalam
permberian obat perlu prosedur steril, sakit dan dapat terjadi iritasi local ditempat injeksi.
Pemberian obat secara intraperitoneal obat disuntikan dalam rongga peritoneum akan
diabsorpsi cepat, sehingga reaksi obat akan cepat terlihat. Penanganan hewan percobaan
hendaklah dilakukan dengan penuh rasakasih sayang dan berprikemanusiaan. Setiap
hewan percobaan memiliki sifat /sifat biologis yang berbeda, tentunya dengan
penanganan yang berbeda pula.
Pemilihan hewan coba yang baik harus bebas dari patogen, mempunyai kemampuan
dalam memberikan reaksi imunitas yang baik, kepekaan terhadap suatu penyakit, dan
mengikuti standart tertinggi sehubungan dengan nutrisi, kebersihan pemeliharaan.
Pemberian obat pada hewan coba dapat diberikan secara peroral,subkutan, intravena,
intramuskular, dan intraperitoneal. Untuk memperoleh efek farmakologis yang sama dari
suatu obat padaspesies hewan percobaan, diperlukan data penggunaan dosis dengan
menggunakan perbandingan luas permukaan tubuh setiap spesies. Terdapat factor internal
dan eksternal pada hewan percobaan yang dapat mempengaruhi hasil percobaan

VIII. KESIMPULAN
Peroral Subkutan Intraperitonea

Waktu 861 detik 331 detik 123 detik


BB Mencit 23,5 gram 26 gram 24,7 gram
Dosis utk
42,3 mg 46,8 mg 44,46 mg
mencit
Volume
0.423 ml 0,468 ml 0,444 ml
Pemberian
Urutan
3 2 1
pemberian obat

1. Berdasarkan data percobaan tersebut, dapat kami simpulkan bahwa parameter mencit
yang cepat terdepresi yaitu mencit dengan pemberian obat secara intraperitoneal
dengan berat mencit 24,7 gram dan waktu terdepresi yaitu selama 123 detik lebih
cepat daripada pemberian obat secara oral maupun subkutan.
2. Pemberian obat secara intraperitonea akan menimbulkan efek yang lebih cepat karena
memiliki banyak pembuluh darah.
3. Pemberian obat secara subkutan memberikan efek lebih lama karena dibawah kulit
terdapat lapisan lemak.
4. Pemberian obat peroral akan menimbulkan efek lebih lama juga karena harus melalui
proses absorpsi, distribusi dan metabolism.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Katzung, B., G. 1989. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta:Salemba Medika


Sulaksono, M.E., (1992). Faktor Keturunan dan Lingkungan Menentukan Karakteristik
Hewan Percobaan dan Hasil Suatu Percobaan Biomedis. Jakarta.
Ganiswara, G., S. 1995. Farmakologi dan Terapi. Jakarta:Gaya Baru

Anda mungkin juga menyukai