Keduanya selalu
berlawanan
(antagonis)
OBAT-OBAT OTONOM
Reseptor alfa (α) terdiri dari α1 dan α2, begitupun dengan reseptor beta (β) terdiri
dari β1 dan β2
Reseptor Reseptor
α Respon lemah β Respon kuat
terhadap terhadap
isoproterenol, isoproterenol,
tetapi peka tetapi lemah
terhadap epinefrin terhadap epinefrin
dan norepinefrin dan norepinefrin
03 Reseptor β1 04 Reseptor β2
Memperkuat daya dan Bronkodilatasi dan stimulasi
frekuensi kontraksi jantung metabolisme glikogen dan
(efek inotrop dan kronotrop) lemak.
Berdasarkan mekanisme kerjanya, agonis
adrenergik digolongkan menjadi:
Agonis Agonis
adrenergik adrenergik
bekerja bekerja tidak
langsung langsung
Agonis
adrenergik
bekerja ganda
1. Agonis adrenergik bekerja langsung
Reseptor Nikotinik:
1. Agonis kolinergik bekerja langsung
Mekanisme kerja: meniru efek asetilkolin dengan cara
berikatan langsung pada kolinoreseptor
Memiliki durasi kerja lebih lama dibandingkan asetilkolin
Contoh: Asetilkolin, Betanekol, Karbakol, dan Pilokarpin
Betanekol dan Karbakol merupakan senyawa ester sintetik
kolin
Pilokarpin Alkaloid alam
Pilokarpindan Betanekol lebih mudah terikat pada reseptor
muskarinik (obat muskarinik)
2. Antikolinesterase (Reversibel)
Asetilkolinesterase : Enzim
yang khusus memecah
asetilkolin menjadi asetat
dan kolin.
Enzim ini melekat pada
membran ujung saraf pre
dan pasca sinaptik.
2. Antikolinesterase (Reversibel)
Obat antimuskarinik
Penyekat ganglionik
Penyekat neuromuskular
1. Obat Antimuskarinik