DI SUSUN OLEH
NAMA : FIRGILIA CINDY LESU
NIM : 420220103014
Berikut adalah hal penting untuk mendeteksi birahi pada kambing yaitu
tingkah laku seksual agak tertekan tidak terekspresikan penuh bila tidak ada
ternak jantan (pejantan). pejantan adalah paling baik dalam mendeteksi tanda-
tanda birahi, bila seekor jantan diintroduksi dalam suatu kelompok betina yang
sebelumnya terisolasi dengan pejantan, maka kambing betina tersebut akan
menunjukkan tanda birahi 2–8 hari setelah introduksi; masa pro-estrus 1 hari,
dimana pada saat ini jantan akan mengikuti betina namun betina belum mau
untuk dinaiki/dikawini; alat kelamin kelihatan agak membengkak, memerah,
lembab, ekor digoyang-goyangkan, sering terdiam tak bergerak dan
mengembik; pada pemeriksaan vagina dengan alat Bantu speculum akan
terlihat: awal birahi mukosa vagina memerah, lembab dan sedikit ada
mucus/cairan, pertengahan masa birahi terdapat sejumlah mucus bening, akhir
berahi, mucus putih, bila dikawinkan secara IB/alam, lakukan perkawinan saat
mucus putih nampak atau 12– 36 jam setelah onset birahi. Sodiq dan Abidin
(2002) menyatakan bahwa seekor kambing betina dikatakan dewasa saat
kambing mengalami siklus estrus pertama kali. Biasanya terjadi sekitar umur 8
– 12 bulan. Sedangkan Edey (1983) melaporkan bahwa kambing Kacang
merupakan bangsa kambing yang paling banyak ditemukan di Indonesia,
mencapai dewasa kelamin pada umur 6 bulan dan menghasilkan anak pada
umur 12 bulan serta umumnya memiliki anak kembar. Siklus estrus dibagi
menjadi 4 tahap atau periode yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus.
(Marawali et al., 2001). Sedangkan berdasarkan perubahan-perubahan dalam
ovarium, siklus estrus dapat dibedakan pula menjadi 2 fase, yaitu fase folikel,
meliputi proestrus dan.estrus, dan fase luteal, meliputi metestrus dan diestrus
Pada masa birahi betina akan mengalami revolusi atau masaknya ovum
atau telur. Biasanya pada masa pubertas pertama organ kelamin belum
sempurna. Oleh karena itu dianjurkan ternak dikawinkan pada umur lebih dari
setahun. Namun kaming juga sering kawin pada usia 6 bulan. masa birahi
kambing betina terjadi hanya beberapa saat yaitu sewaktu hormon estrogen
mencapai puncaknya, masa birahi kambing terjadi sekitar 24 sampai 48 jam
atau satu hari sampai dua hari. Dati terjadinya birahi ke birahi berikutnya
disebutsiklus estrus, satu siklus estrus pada kambing memerlukan waktu sekitar
20 sampai 21 hari. Kambing betina yang memasuki masa birahi biasanya suka
mendekati kambing jantan. Pada kambing perah produksi air susu menurun
karena vulva mengalami oedema, bibir vagina tampak kemerahan dan juga
berlendir. Seiring berjalannya waktu jika kambing sedang berada di puncak
masa birahi nya dia akan sering menggosok-gosokan pantat atau menaiki hewan
lain. Birahi dapat didorong oleh siklus fisik (muncul secara alami) maupun
dimanipulasi untuk muncul. Perkawinan pada saat ternak birahi dapat
memperbesar peluang ternak tersebut bunting. Untuk kambing betina yang
birahi dan siap untuk dikawinkan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Hewan memamah biak seperti sapi memiliki sistem pencernaan yang rumit.
Lambungnya saja ada empat. Ususnya juga sangat panjang mencapai 30 sampai
40 meter.
Rumen adalah perut besar dan merupakan bagian lambung paling besar
dalam pencernaan hewan ruminansia. Fungsi rumen adalah sebagai tempat
fermentasi oleh mikroba, tempat absorbsi VFA, dan tempat pencampuran
makanan. Rumen sapi memiliki jenis bakteri yang berbeda dengan jumlah yang
sangat banyak. Selain itu, terdapat beberapa tipe protozoa yang membantu
memanfaatkan serat dari bahan pakan dan sumber nitrogen non protein.
Usus halus terdiri dari duodenum, jejenum, dan ileum. Bakteri dari
lambung tidak bisa hidup di duodenum karena kondisi asam dalam duodenum.
Dalam tahap pencernaan ini, makanan akan dicerna dengan bantuan enzim dari
dinding usus sehingga partikelnya lebih halus.
Sapi minum dengan cara menghisap air. Mereka minum dua sampai
sepuluh kali sehari, dengan total sekitar 70 sampai 140 liter air, yang digunakan
untuk semua jenis proses tubuh. Jumlah air yang dibutuhkan tergantung dari
kondisi cuaca, kandungan bahan kering dari pakan, kandungan protein dan
garam dari pakan, kemungkinan kehamilan dan produksi susu. Sapi seharusnya
bisa minum setidaknya 20 liter per menit per bak.
Pada saat istirahat, sapi mengunyah kembali makanan yang berasal dari
retikulum. sapi biasanya beristirahat dengan cara melipat ke-4 kaki sama seperti
yang terrlihat pada gambar
III. AYAM
Minum (Drinking)
Istirahat (Resting)
Menurut Mishra et al. (2005) tingkah laku ini biasa dilakukan ayam
ketika dalam situasi yang sepi dan ayam biasanya istirahat lebih dari 2 menit .
Jantan
• Pinangan diekspresikan melalui :
1. TarianWaltz, menggeleparkan sayap atau menari
2. Memanjangkan kepala dan menegakan jengger dan bulu leher, atau
3. Mengejar betina sambil menegakkan jengger dan bulu leher
4. Penunggangan, menegakkan jengger dan bulu leher
5. Mengangkat dan membuka kloaka
6. Ejakulasi
IV. BABI
Tingkah Laku Makan babi
Omnivora (mengonsumsi daging dan tumbuh-tumbuhan)
Konsumsi pakan meningkat pada suhu rendah
Sering berebut makanan
Jantan
• Umur pubertas sekitar 7 bulan. Sperma sudah tumbuh pada
umur 4 bulan sampai
• umur 1 tahun dan mampu membuahi. Pada umur 5 – 8
bulan biasanya belum bisa
• ejakulasi. Perilaku seksual yang ditunjukan Babi jantan puber adalah
• Menaiki apa saja betina berahi/tidak berahi, jantan lain dan benda-benda
lain.
• Indra penciumannya bagus, kurang dalam penglihatan & pendengaran
• Jika ada betina yang birahi jantan dapat melihatnya lalu menciumi vulva
betina
• dan menjilat-jiilat vulva betina.
Betina
• Umur pubertas 6 – 8 bulan. tergantung ras. Ditandai dengan timbul
perhatian terhadap
• jantan. Sejak awal puber berprilaku gelisah, dan sering menaiki
temannya, tapi tidak mau
• menaiki jantan. Saat estrus menunjukan perilaku yang cenderung diam.
Jika dinaiki babi
• tidak berontak.
Hormon yang Mempengaruhi Perilaku Seksual pada Babi
• Hormon yang sangat berpengaruh pada perilaku seksual pada Babi adalah
hormone
• esterogen pada betina dan hormone testosterone pada jantan.
Perilaku seksual merupakan
• tanda-tanda kelamin sekunder
• dimana menujukan babi tersebut sudah mulai mengalami
• pubertas. Dengan adanya hormone testosterone pada Jantan misalnya.
Salah satu fungsi dari
• hormone ini adalah menigkatkan libido sehingga babi jantan saat pubertas
dia menaiki betina
• atau jantan atau benda-benda lain. Hal ini menunjukan bahwa
babi mulai ingin kawin.
• Sedangkan pada ternak babi betina saat esterus hormone esterogen
mempengaruhi babi betina
• sehingga ingin kawin. Perilakunya cenderung lebih diam dan
saat dinaiki dia juga tidak
• berontak seperti saat tidak estrus.
Siklus Reproduksi pada Babi dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku
Seksual
• Siklus reproduksi ditekankan pada Babi betina dimana sikklus
reproduksi meliputi
• pubertas dan siklus birahi.
Pubertas
• Umur pubertas pada babi jantan adalah sekitar 7 bulan sedangkan pada
babi betina
• umur pubertas lebih muda yaitu sekitar umur 6-8 bulan. Umur
pubertas sendiri
• dipengaruhi oleh factor internal dan factor external. Factor internal
meliputi Jenis baba
• atau genetic. Sedangkan factor external adalah lingkungan dan juga cara
pemeliharaan.
Siklus Birahi
• Siklus birahi mempunyai fase-fase. Pada setiap fase akan
mempengaruhi perilaku
• seksual dari babi itu sendiri. Fase siklus birahi adalah :
A. Proestrus
• Merupakan fase persiapan. Babi terlihat gelisah dan menaiki betina
lainnya.
• Pada fase ini babi masih menolak untuk berkopulasi meskipun
menunjukan gejala birahi.
• Selain itu babi mengalami perubahan alat reproduksi bagian dalam untuk
mempersiapkan
• estrus.
B. Estrus
• Pada fase ini betina sudah mau menerima pejantan untuk berkopulasi.
Adanya
• peningkatan hormone esterogen yang menyebabkan terjadinya ovulasi.
Pada babi juga
• muncul tanda-tanda birahi seperti servix mengeluarkan lender
dan jika diduduki babi
• tidak bergerak atau berontak.
C. Metestrus
• Pada fase ini babi betina sudah menolak untuk berkopulasi.
Servik telah
• menutup dan pada ovarium telah membentuk corpus luteum.
D. Diesterus
• Fase ini tergantung pada terjadi atau tidaknya kebuntingan pada
babi. Jika
• tidak terjadi kebuntingan maka akan kembali ke fase proesterus
lagi setelah 13
• hari.Tetapi jika terjadi kebuntingan maka fase ini akan terjadi
selama kebuntingan
• tersebut berlangsung. Perubahan perilaku seksual yang terjadi pada fase
ini adalah babi
• sudah kembali tenang dan tidak menunjukan gejala-gejala birahi.
• Perilaku seksual merupakan tanda-tanda kelamin sekunder dimana
perubahan dari
• perilaku ini sangat dipengaruhi oleh hormone reproduksi dan siklus
reproduksi. Peningakatan
• dan penurunan kadar hormone dalam tubuh terutama esterogen dan
testosterone pada babi
• akan membuat perubahan perilaku seksual pada babi. Peningkatan dan
penurunan hormone
• reproduksi ini terjadi selama terjadi siklus reproduksi. Salah
satunya adalah pada siklus
• birahi. Pada saat esterus terjadi peningkatan hormone esterogen yang
membuat babi betina
• mengalami ovulasi dan mau berkopulasi dengan pejantan. Sedangkan
pada pejantan sendiri
• peningkatan hormone testosterone akan meingkatkan libido sehingga
menjadi tertarik pada
• betina dan ingin berkopulasi dengan betina
V. KELINCI
TINGKAH LAKU MAKAN PADA KELINCI
Perilaku makan dalam kelinci sangatlah mudah dilihat saat dilepas di area
rumput. Mereka mula-mula akan berkeliling dengan perilaku khasnya untuk
menyeleksi lingkungan. Pada lingkungan yang baru, kelinci akan berputar-putar
melihat keadaan. Sebagai hewan yang memiliki rasa cemas terhadap lingkungan
baru ia akan meyakinkan dirinya bahwa keadaan disekitarnya aman. Mula-
mula, kepalanya mendongak kemudian ia akan berjalan. Setelah ia
mendapatkan tempat yang aman segeralah ia akan mengencingi salah satu
lokasi. Barulah mereka kemudian menikmati makan bersama kelinci
lainnya. Dalam hal makanpun mereka menyesuaikan dengan perilaku sosial;
dengan cara meniru kelinci lain yang lebih dewasa dan lebih berani
memulainya. Kelinci akan mencoba-coba terlebih dahulu terhadap rumput yang
baru. Jika dirasa cocok sesuai kebutuhan dirinya, ia akan memakannya. Kelinci
memiliki kebiasaan berganti-ganti rumput saat makan, hal ini dikarenakan
kebutuhan dasar tubuhnya yang sangat bergantung pada tanaman. Saat di dalam
kandang, sewaktu kita memberi pakan yang baru hendaknya kita
mencampurinya jenis pakan yang lama agar kelinci sedikit demi sedikit mulai
terbiasa dengan pakan yang baru tersebut.