Anda di halaman 1dari 24

TUGAS RESUME

TINGKAH LAKU TERNAK

DI SUSUN OLEH
NAMA : FIRGILIA CINDY LESU
NIM : 420220103014

PROGRAM STUDI BUDI DAYA TERNAK


FAKULTAS LOGISTIK MILITER
UNIVERSITAS PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA
2022
Tingkah laku ternak adalah suatu bentuk aktivitas ternak yang
melibatkan fungsi fisiologis sebagai hasil dari perpaduan antara aktivitas
keturunan dengan pengalaman individu dalam menanggapi atau menghadapi
suatu objek.

Manfaat dari mempelajari tingkah laku adalah mempermudah dalam


penyuntikan penyortiran ternak, penanganan penyakit serta pengukuran
produksi. Dengan demikian keterampilan peternak dalam memperhatikan
tingkah laku merupakan hal yang penting dalam bidang peternakan.
Perilaku dasar pada hewan seperti :
-makan,
-minum,
- tidur,
-istirahat,
-aktivitas seksual,
-latihan,
-bermain,
-ekplorasi,
- aktivitas melarikan diri,
- pemeliharaan
sangat penting untuk diketahui dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dan
memberi rasa nyaman serta aman terhadap diri mereka.
Berikut tingkah laku dari kambing, sapi, ayam, dan kelinci :
I. KAMBING

 Aktivitas makan pada kambing terdiri atas:

1. Aktivitas mencium hijauan yaitu awal aktivitas mencium hingga kambing


mulai melakukan aktivitas lainnya,
2. Aktivitas merenggut makanan yaitu awal perenggutan hijauan hingga
diangkat untuk dikunyah ,
3. Aktivitas mengunyah makanan yaitu aktivitas yang dimulai dari hasil
perenggutan hijuauan yang telah dikumpulkan di dalam mulut, hingga
melakukan aktivitas menelan ,
4. Aktivitas menelan makanan yaitu aktivitas yang dimulai dari menelan
hasil kunyahan hingga tingkah laku lainnya.

Aktivitas ruminasia terdiri atas:

a) Aktivitas mengeluarkan bolus yaitu aktivitas yang dimulai dari


dikeluarkan bolus dari rumen menuju ke mulut hingga kambing
melakukan aktivitas mengunyah bolus,
b) Aktivitas mengunyah bolus, yaitu aktivitas yang dimulai dengan
mengunyah bolus yang telah dikeluarkan dari rumen ke mulut
hingga aktivitas menelan beberapa bolus,
c) Aktivitas menelan bolus yaitu aktivitas yang dimulai dari bolus
yang langsung ditelan setelah dikeluarkan dari rumen ke mulut atau
menelan bolus yang melalui proses pengunyahan hingga aktivitas
mengeluarkan bolus kembali.
Kambing merenggut dengan cara menarik dan mendorong mulut ke
depan-atas atau belakang-bawah. Jika daun-daunan terdapat pada tanaman yang
tinggi, kambing mempunyai kemampuan untuk meramban. Hewan ini
meramban dengan cara mengangkat kedua kaki depan pada batang tumbuhan
dan bertumpu pada kedua kaki belakang.

Kambing mampu makan rumput yang pendek, dan merenggut dedaunan.


Disamping itu, kambing merupakan pemakan yang lahap dari pakan yang
berupa berbagai macam tanaman dan kulit pohon. Setelah merenggut makanan
ke dalam mulutnya, kambing akan memulai aktivitas berikutnya yaitu
mengunyah. Fungsi pengunyahan selama makan yaitu untuk merusak bagian
permukaan pakan sehingga ukuran partikel menjadi lebih kecil yang
memudahkan pakan untuk dicerna.

TINGKAH LAKU ISTIRAHAT DAN TIDUR

kambing menunjukkan perilaku istirahat dimana perilaku ini merupakan


perilaku yang sering dilakukan kambing setelah perilaku makan. Tingkah laku
ini adalah tingkah laku kambing pada saat tidak melakukan apa-apa. Posisi yang
dilakukannya saat istirahat ada tiga macam yaitu bersimpuh, berdiri dan
berbaring dengan meletakkan kepala ke atas tanah dengan mata terpejam atau
terbuka. Kambing akan lebih banyak melakukan istirahat pada siang hari. Jika
kambing dihadapkan pada cekaman panas, prioritas tingkah laku kambing akan
berubah dari kegiatan merumput atau mengkonsumsi pakan untuk menghindari
kondisi yang tidak menyenangkan. Konsekuensi yang cepat adalah mengurangi
konsumsi pakan dan energi metabolis yang tersedia

AKTIVITAS SEKSUAL TERNAK KAMBING

Berikut adalah hal penting untuk mendeteksi birahi pada kambing yaitu
tingkah laku seksual agak tertekan tidak terekspresikan penuh bila tidak ada
ternak jantan (pejantan). pejantan adalah paling baik dalam mendeteksi tanda-
tanda birahi, bila seekor jantan diintroduksi dalam suatu kelompok betina yang
sebelumnya terisolasi dengan pejantan, maka kambing betina tersebut akan
menunjukkan tanda birahi 2–8 hari setelah introduksi; masa pro-estrus 1 hari,
dimana pada saat ini jantan akan mengikuti betina namun betina belum mau
untuk dinaiki/dikawini; alat kelamin kelihatan agak membengkak, memerah,
lembab, ekor digoyang-goyangkan, sering terdiam tak bergerak dan
mengembik; pada pemeriksaan vagina dengan alat Bantu speculum akan
terlihat: awal birahi mukosa vagina memerah, lembab dan sedikit ada
mucus/cairan, pertengahan masa birahi terdapat sejumlah mucus bening, akhir
berahi, mucus putih, bila dikawinkan secara IB/alam, lakukan perkawinan saat
mucus putih nampak atau 12– 36 jam setelah onset birahi. Sodiq dan Abidin
(2002) menyatakan bahwa seekor kambing betina dikatakan dewasa saat
kambing mengalami siklus estrus pertama kali. Biasanya terjadi sekitar umur 8
– 12 bulan. Sedangkan Edey (1983) melaporkan bahwa kambing Kacang
merupakan bangsa kambing yang paling banyak ditemukan di Indonesia,
mencapai dewasa kelamin pada umur 6 bulan dan menghasilkan anak pada
umur 12 bulan serta umumnya memiliki anak kembar. Siklus estrus dibagi
menjadi 4 tahap atau periode yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus.
(Marawali et al., 2001). Sedangkan berdasarkan perubahan-perubahan dalam
ovarium, siklus estrus dapat dibedakan pula menjadi 2 fase, yaitu fase folikel,
meliputi proestrus dan.estrus, dan fase luteal, meliputi metestrus dan diestrus

A. Proestrus (prestanding events) Proestrus adalah fase persiapan,


biasanya fase ini lebih pendek daripada fase lainnya, berlangsung selama 1
hingga 2 hari. Pada fase ini akan terlihat perubahan pada alat kelamin luar dan
terjadi perubahan tingkah laku (behavioral signs) menyebabkan hewan betina
menjadi gelisah dan sering mengeluarkan suara-suara yang jarang terdengar
(Partodihardjo, 1987). Perubahan warna mulai terlihat pada alat kelamin betina
akibat terjadinya peningkatan peredaran darah. Ternak betina sudah mulai
menampakkan gejala estrus namun uniknya masih belum mau menerima
pejantan. Dibawah pengaruh FSH, folikel e Graaf akan bertumbuh dan
menghasilkan estradiol pada fase ini. Lalu folikel berkembang dan diisi dengan
cairan folikuler. Estradiol pun meningkatkan jumlah suplai darah ke saluran alat
kelamin (vagina, tuba fallopi, folikel ovarium) dan meningkatkan
perkembangan estrus. Pada akhir fase ini, betina mulai tertarik memperhatikan
pejantan (Toelihere, 2005).

B. Estrus (Standing Heat) Estrus merupakan suatu periode yang ditandai


dengan hewan betina mau menerima pejantan untuk berkopulasi. Umumnya
tanda-tanda seperti gelisah, nafsu makan turun atau hilang sama sekali,
menghampiri pejantan dan tidak lari bila pejantan menungganginya akan
diperlihatkan oleh ternak betina (Saoeni, 2007). Frandson (1996) menyatakan
bahwa estradiol merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan
pejantan dan akan menghasilkan tingkah laku kawin pada ternak betina. Lama
estrus pada kambing terjadi sekitar 12-36 jam dan antara 24-48 jam setelah
estrus akan terjadi ovulasi. Ketika masa estrus berakhir, keseimbangan hormon
hipofisa bergeser dari FSH ke LH yang berakibat pada peningkatan jumlah LH
didalam darah.

C. Metestrus (pasca estrus) Metestrus merupakan periode yang terjadi


setelah fase estrus berakhir. Gejala tidak terlalu terlihat, hanya terlihat sisa-sisa
gejala estrus, namun ternak betina sudah menolak untuk kopulasi. Pada lokasi
bekas folikel de Graaf melepaskan ovum, terjadi pembentukan korpus
hemoragikum pada ovarium. Ovum yang berada di dalam tuba fallopi setelah
keluar dari folikel akan menuju uterus. Korpus hemoragikum mulai berubah
menjadi jaringan luteal setelah 5 hari, lalu menghasilkan Korpus Luteum (CL).
D. Diestrus Periode terakhir dan terlama pada siklus estrus disebut
diestrus, pada fase ini corpus luteum (CL) menjadi matang dan pengaruh
progesteron akan memberi pengaruh nyata terhadap saluran reproduksi
(Marawali et al., 2001). Apabila terjadi pembuahan pada hari ke 17 atau 18
dalam siklus estrus maka CL tetap bertahan sampai terjadi kelahiran, bila tidak
terjadi pembuahan CL akan beregresi apabila tidak terjadi pembuahan

Pada masa birahi betina akan mengalami revolusi atau masaknya ovum
atau telur. Biasanya pada masa pubertas pertama organ kelamin belum
sempurna. Oleh karena itu dianjurkan ternak dikawinkan pada umur lebih dari
setahun. Namun kaming juga sering kawin pada usia 6 bulan. masa birahi
kambing betina terjadi hanya beberapa saat yaitu sewaktu hormon estrogen
mencapai puncaknya, masa birahi kambing terjadi sekitar 24 sampai 48 jam
atau satu hari sampai dua hari. Dati terjadinya birahi ke birahi berikutnya
disebutsiklus estrus, satu siklus estrus pada kambing memerlukan waktu sekitar
20 sampai 21 hari. Kambing betina yang memasuki masa birahi biasanya suka
mendekati kambing jantan. Pada kambing perah produksi air susu menurun
karena vulva mengalami oedema, bibir vagina tampak kemerahan dan juga
berlendir. Seiring berjalannya waktu jika kambing sedang berada di puncak
masa birahi nya dia akan sering menggosok-gosokan pantat atau menaiki hewan
lain. Birahi dapat didorong oleh siklus fisik (muncul secara alami) maupun
dimanipulasi untuk muncul. Perkawinan pada saat ternak birahi dapat
memperbesar peluang ternak tersebut bunting. Untuk kambing betina yang
birahi dan siap untuk dikawinkan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Tampak gelisah dan tidak tenang

2) Sering mengeluarkan suara-suara

3) Sering mengibas-ngibaskan ekor


4) Jika ekor dipegang akan diangkat ke atas

5) Nafsu makan berkurang drastis bila kambing digembalakan akan mudah


berenti memakan

6) Mendekati kambing jantan

7) Pada kambing perah, produksi air susu menurun

8) Vulva mengalami oedema, kemerahan, dan sering keluar lender

9) Kemaluannya terasa hangat bila disentuh

10) Tingkah laku libido meningkat, terlihat dari seringnya menggosok-gosokan


pantat atau menaiki hewan lainnya

11) Selalu gelisah, mengembik (ribut) terus

II. TINGKAH LAKU SAPI


1. TINGKAH MAKAN TERNAK SAPI
Ketika ternak sapi diberi pakan dalam jumlah yang terbatas dalam waktu
tertentu, mereka tidak punya pilihan kecuali memakan semua pakan yang
diberikan. Pada pemberian pakan secara berlebihan, pola makan sehari-hari
akan berkembang.
SAPI
Hewan memamah biak mencerna makanan dengan cara yang unik. Makanan
berupa rumput atau dedaunan dikunyah di mulut, lalu ditelan dan masuk ke
dalam lambung. Setelah diproses, makanan tersebut dikirim lagi ke mulut untuk
dikunyah lagi.

Hewan memamah biak seperti sapi memiliki sistem pencernaan yang rumit.
Lambungnya saja ada empat. Ususnya juga sangat panjang mencapai 30 sampai
40 meter.

 Cara makan sapi

 Sapi makan dengan cara mengunyah


 Perilaku makan pada sapi meliputi aktivitas: foraging, grazing dan
ruminating. Secara umum tahap- tahap perilaku makan pada sapi diawali
dengan pencarian sumber makanan, kemudian melakukan aktivitas
makan dan diakhiri dengan proses redeglutisi.
 Proses pencernaan sapi dimulai dari mereka memakan rumput atau
dedaunan. Dengan gigi depannya, dan sapi mengigit dan memotong
rumput untuk dimasukkan ke dalam mulut. Setelah itu makanan akan
dikunyah dan dihancurkan dengan gigi geraham, lalu ditelan masuk ke
dalam perut besar(rumen). Proses pencernaan dengan bantuan mikroba
terjadi di sini. Makanan akan dicerna sehingga berbentuk bubur oleh
dinding rumen. Makanan akan kembali ke mulut dan dikunyah kembali
saat sapi beristirahat. Lalu, makanan tersebut akan masuk ke retikulum
setelah dikunyah dua kali.

 Pencernaan secara mekanis

Pencernaan secara mekanis dilakukan di dalam mulut. Makanan yang


sudah dikunyah di dalam mulut setelah istirahat akan dikeluarkan kembali dan
dikunyah lebih halus Proses pencernaan ini dibantu oleh air liur atau saliva
untuk membuat proses pengunyahan lebih mudah. Selain itu, air liur juga
membantu menetralkan asam dari pakan ternak saat masuk ke dalam rumen.

 pencernaan dalam rumen

Rumen adalah perut besar dan merupakan bagian lambung paling besar
dalam pencernaan hewan ruminansia. Fungsi rumen adalah sebagai tempat
fermentasi oleh mikroba, tempat absorbsi VFA, dan tempat pencampuran
makanan. Rumen sapi memiliki jenis bakteri yang berbeda dengan jumlah yang
sangat banyak. Selain itu, terdapat beberapa tipe protozoa yang membantu
memanfaatkan serat dari bahan pakan dan sumber nitrogen non protein.

 Pencernaan pada retikulum

Retikulum adalah organ pencernaan hewan ruminansia yang bagian


dalamnya mirip dengan jala sehingga disebut juga perut jala.
Fungsi retikulum adalah sebagai tempat fermentasi pakan oleh mikroorganisme.
Hasil fermentasi dari retikulum adalah VFA, amonia, dan air.

 Pencernaan pada omasum

Omasum adalah lambung ketiga yang dimiliki hewan ruminansia.


Disebut sebagai perut buku, omasum memiliki lipatan-lipatan seperti buku.
Proses pencernaan pada omasum masih termasuk fermentasi mikroorganisme.
Selain itu, omasum juga berfungsi mengatur arus ingesta ke abomasum dan
menyaring partikel yang besar.

 Pencernaan pada abomasum

Abomasum terbagi menjadi tiga, yakni florika (sekresi mukus), fundika


(sekresi pepsinogen, renin, dan mukus), serta kardia (sekresi mukus).
Abomasum adalah tempat permulaan pencernaan protein dan pengatur arus
digesta ke duodenum.
 Pencernaan pada usus halus

Usus halus terdiri dari duodenum, jejenum, dan ileum. Bakteri dari
lambung tidak bisa hidup di duodenum karena kondisi asam dalam duodenum.
Dalam tahap pencernaan ini, makanan akan dicerna dengan bantuan enzim dari
dinding usus sehingga partikelnya lebih halus.

 Pencernaan pada usus besar

Sisa-sisa dari proses pencernaan sebelumnya akan didorong ke usus


besar. Sisa pencernaan tersebut masih memiliki mineral dan air yang akan
diserap di usus besar. Seluruh zat yang diserap akan didistribusikan ke seluruh
tubuh, sedangkan sisa pencernaan akan dikeluarkan melalui rektum.

 Cara minum sapi

Sapi minum dengan cara menghisap air. Mereka minum dua sampai
sepuluh kali sehari, dengan total sekitar 70 sampai 140 liter air, yang digunakan
untuk semua jenis proses tubuh. Jumlah air yang dibutuhkan tergantung dari
kondisi cuaca, kandungan bahan kering dari pakan, kandungan protein dan
garam dari pakan, kemungkinan kehamilan dan produksi susu. Sapi seharusnya
bisa minum setidaknya 20 liter per menit per bak.

 CARA SAPI TIDUR


Sebuah sumber menyebutkan jika sapi setidaknya berbaring dalam 14
jam sehari. Lalu di sisa waktu lainnya, sapi berdiri, melakukan peregangan,
kemudian berbaring turun lagi. Seekor sapi ketika berbaring barangkali sedang
mencerna makanannya kembali (mamah biak). Sirkulasi darah juga meningkat
yang bermanfaat untuk memproduksi susu saat sapi beristirahat.
sapi hanya butuh 3,9 jam waktu untuk tidur atau hanya 16,4 persen dari 24 jam.
Jumlah 3,9 jam ini bukan dilakukan pada waktu sekaligus, melainkan tidur
putus-putus dalam waktu singkat dengan total angka sekian. Seekor sapi
membutuhkan tidur siang sepanjang hari dan terutama malam hari, biasanya
berlangsung antara satu dan lima menit pada suatu waktu, Sisa waktu mereka
hanya dihabiskan berbaring dalam keadaan semi-terjaga.

 Cara Sapi Istirahat

Pada saat istirahat, sapi mengunyah kembali makanan yang berasal dari
retikulum. sapi biasanya beristirahat dengan cara melipat ke-4 kaki sama seperti
yang terrlihat pada gambar

 Cara sapi beraktivitas seksual


Waktu pertama mencumbu teaser. Bercumbu salah satu fungsi penting sebagai
komunikasi secara kimiawi melalui indera penciuman. Proses bercumbu dapat
digambarkan sebagai upaya dari pejantan untuk merayu agar mau menerima
pejantan dan bersedia dikawini. Limousin dan Simmental mempunyai keinginan
kawin libido yang baik Abror hal ini dibuktikan dengan adanya respons
mendekati teaser dan mulai melakukan upaya bercumbu dalam waktu yang
relatif singkat hasil analisis dengan menggunakan uji-t lama waktu yang
dibutuhkan untuk mulai mencumbu teaser sapi pejantan Limousin memberi
pengaruh sangat nyata (P<0,01) dibanding dengan sapi Simmental. Hasil ini
menunjukkan bahwa sapi Limousin membutuhkan waktu lebih singkat untuk
mulai bercumbu dengan teaser disbanding dengan sapi pejantan Simmental.

 Waktu Timbul Flehmen

Nilai rerata waktu yang dibutuhkan sapi pejantan limousin dan


Simmental di BIB Lembang untuk mulai flehmen terjadi dengan cara kepala
diangkat dan dijulurkan,bibir atas dilipat keatas,mulut sedikit dibuka Kejadian
flehmen normalnya mengggambarkan bagaimana cara sapi jantan mendeteksi
apakah betina atau teaser dalam keadaan estrus.Sapi Limousin dan Simmental
yang ada di BIB Lembang menampakkan respons flehmen dengan rerata lama
waktu yang dibutuhkan untuk mulai flehmen masing-masing 222 detik dan 239
detik.Bangsa sapi pejantanLimousin menampakkan tingkah laku flehmen lebih
cepat 17 detik dibanding sapi pejantan Simmental.Hal ini dapat diartikan sapi
pejantan Limousin membutuhkan waktu lebih singkat untuk mulai
menampakkan flehmen
dibanding sapi pejantan Simmental. Hasil analisis dengan menggunakan uji-t
lama waktu yang dibutuhkan untuk flehmen pertama kali.

 Waktu Pertama Menaiki Teaser

Sapi Limousin membutuhkan lama waktu 214,37 detik untuk menaiki


sejak digabungdengan teaser, sedangkan sapi Simmental sebesar 302,45 detik.
Data diatas menunjukkan sapi pejantan Limousin membutuhkan waktu lebih
cepat 88,08 detik untuk menaiki teaser pertama kali disbanding dengan sapi
pejantan Simmental. Tampilan menaiki dari kedua jenis sapi pejantan ini
menggambarkan aktivtas seksual yang normal. Respons pejantan berupa
tingkah laku sebelum melakukan aktivitas kawin dapat dijadikan sebagai
indikator kapasitas keinginan kawin (libido) seekor pejantan Faktor lain yang
dianggap penting dalam menunjang aktvitas seksual pejantan yaitu suhu
lingkungan. Pengaruh suhu dan lingkungan yang panas dapat mengakibatkan
adanya perubahan kelakuan kelamin.Pengaruh suhu dan kelembaban yang
tinggi menyebabkan suhu tubuh meningkat dan menurunkan konsumsi pakan
serta depresi pada aktivitas reproduksinya

 Cara sapi bermain

Perilakubermain merupakan perilaku yang dilakukan hewan dengan


tujuan untuk adaptasi, yaitusebagai latihan dalam menghadapi predator, latihan
dalam menyerang, bertarung, sepertimelarikan diri atau menyerang lawannya
[15] Mock fighting/butting calf merupakan perilaku
(sapi bermain bola) (perilaku bermain anak sapi)
bermain yang dilakukan oleh dua sapi dengan saling beradu kepala
dan saling dorong yang diawali dengan gerakan berdiri atau tanpa diawali
gerakan berdiri. Perilaku mock fighting/butting calf bertujuan untuk
mempertahankan diri terhadap lingkungannya yaitu sebagai bentuk latihan
bertarung dalam menghadapi predator atau kompetisi mendapatkan sumber
daya dan pasangan

III. AYAM

Tingkah Laku Makan (Ingestive Behaviour)

 Ayam makan dengan cara mematuk, itik dengan cara menyuduk


menyekop menyosor
 Anak ayam yang baru menetas akan mematuk setiap objek, kemudian
akan belajar dan mematuk makanan saja
 Proses belajar yang paling efektif 30 jam setelah menetas pusat belajar
pada serebrum
 Ayam menunjukkan pilihan pada warna, bentuk dan rangsangan sentuhan
tertentu
 Menyukai biji-bijian (crumble)
 Ayam yang diasuh oleh induk lebih cepat belajar makan
 Konsumsi ransum bergantung kepada kandungan energi
 Jika pakan sering diganti konsumsi akan turun
 Ayam yang tingkat hirarki tinggi akan makan lebih dulu
 Suara ketukan akan meningkatkan nafsu makan
 Ayam akan ikut makan bila melihat temananya makan
 Ayam minum pertama-tama dengan mematuk makanan pertama yang
terapung di air, anak ayam tertarik dengan air yang terkena cahaya dan
mematuknya
 Sebaiknya ayam diberi minum dulu setelah 24 jam menetas
 Ayam sangat membutuhkan air, lebih tahan lapar daripada haus

Minum (Drinking)

Perilaku minum pada ayam biasanya dilakukan sambil menenggelamkan


paruh kedalam tempat minum, kemudian dalam selang beberapa detik ketika
ayam meminum air biasanya ayam tersebut mengangkat kepala sambil
membuka paruhnya.

Istirahat (Resting)
Menurut Mishra et al. (2005) tingkah laku ini biasa dilakukan ayam
ketika dalam situasi yang sepi dan ayam biasanya istirahat lebih dari 2 menit .

Tingkah Laku Seksual (Sexual Behaviour)


 Dikendalikan oleh hormone
 Bersifat poligami
 Jika beberapa jantan dimasukkan ke dalam kandang betina, jantan yang
dominan (peck order tinggi) paling banyak kawin
 Proses kawin didahului oleh beberapa pola tingkah laku pinangan yang
mengsingkronkan aktivitas sesual jantan dan betina

 Jantan
• Pinangan diekspresikan melalui :
1. TarianWaltz, menggeleparkan sayap atau menari
2. Memanjangkan kepala dan menegakan jengger dan bulu leher, atau
3. Mengejar betina sambil menegakkan jengger dan bulu leher
4. Penunggangan, menegakkan jengger dan bulu leher
5. Mengangkat dan membuka kloaka
6. Ejakulasi

7. Turun ke arah depan

8. Tarian waltz atau berkeliling


 Betina
o Respon betina :
 Tidak peduli
 Negatif, mungkin disertai suara dan pekikan lemah sampai pekikan
keras, lalu :
a. Melangkah ke samping
b. Berjalan atau berlari
c. Menyerang
 Positif, menundukan badan, seiring dengan merendahkan kepala dan
mengembangkan sayap (untuk keseimbangan menggerakan ekor ke
sampai dan membuka kloaka. Berdiri dan menggetarkan badan kemudian
berjalan

IV. BABI
Tingkah Laku Makan babi
Omnivora (mengonsumsi daging dan tumbuh-tumbuhan)
Konsumsi pakan meningkat pada suhu rendah
Sering berebut makanan
Jantan
• Umur pubertas sekitar 7 bulan. Sperma sudah tumbuh pada
umur 4 bulan sampai
• umur 1 tahun dan mampu membuahi. Pada umur 5 – 8
bulan biasanya belum bisa
• ejakulasi. Perilaku seksual yang ditunjukan Babi jantan puber adalah
• Menaiki apa saja betina berahi/tidak berahi, jantan lain dan benda-benda
lain.
• Indra penciumannya bagus, kurang dalam penglihatan & pendengaran
• Jika ada betina yang birahi jantan dapat melihatnya lalu menciumi vulva
betina
• dan menjilat-jiilat vulva betina.
Betina
• Umur pubertas 6 – 8 bulan. tergantung ras. Ditandai dengan timbul
perhatian terhadap
• jantan. Sejak awal puber berprilaku gelisah, dan sering menaiki
temannya, tapi tidak mau
• menaiki jantan. Saat estrus menunjukan perilaku yang cenderung diam.
Jika dinaiki babi
• tidak berontak.
Hormon yang Mempengaruhi Perilaku Seksual pada Babi
• Hormon yang sangat berpengaruh pada perilaku seksual pada Babi adalah
hormone
• esterogen pada betina dan hormone testosterone pada jantan.
Perilaku seksual merupakan
• tanda-tanda kelamin sekunder
• dimana menujukan babi tersebut sudah mulai mengalami
• pubertas. Dengan adanya hormone testosterone pada Jantan misalnya.
Salah satu fungsi dari
• hormone ini adalah menigkatkan libido sehingga babi jantan saat pubertas
dia menaiki betina
• atau jantan atau benda-benda lain. Hal ini menunjukan bahwa
babi mulai ingin kawin.
• Sedangkan pada ternak babi betina saat esterus hormone esterogen
mempengaruhi babi betina
• sehingga ingin kawin. Perilakunya cenderung lebih diam dan
saat dinaiki dia juga tidak
• berontak seperti saat tidak estrus.
Siklus Reproduksi pada Babi dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku
Seksual
• Siklus reproduksi ditekankan pada Babi betina dimana sikklus
reproduksi meliputi
• pubertas dan siklus birahi.
Pubertas
• Umur pubertas pada babi jantan adalah sekitar 7 bulan sedangkan pada
babi betina
• umur pubertas lebih muda yaitu sekitar umur 6-8 bulan. Umur
pubertas sendiri
• dipengaruhi oleh factor internal dan factor external. Factor internal
meliputi Jenis baba
• atau genetic. Sedangkan factor external adalah lingkungan dan juga cara
pemeliharaan.
Siklus Birahi
• Siklus birahi mempunyai fase-fase. Pada setiap fase akan
mempengaruhi perilaku
• seksual dari babi itu sendiri. Fase siklus birahi adalah :
A. Proestrus
• Merupakan fase persiapan. Babi terlihat gelisah dan menaiki betina
lainnya.
• Pada fase ini babi masih menolak untuk berkopulasi meskipun
menunjukan gejala birahi.
• Selain itu babi mengalami perubahan alat reproduksi bagian dalam untuk
mempersiapkan
• estrus.
B. Estrus
• Pada fase ini betina sudah mau menerima pejantan untuk berkopulasi.
Adanya
• peningkatan hormone esterogen yang menyebabkan terjadinya ovulasi.
Pada babi juga
• muncul tanda-tanda birahi seperti servix mengeluarkan lender
dan jika diduduki babi
• tidak bergerak atau berontak.
C. Metestrus
• Pada fase ini babi betina sudah menolak untuk berkopulasi.
Servik telah
• menutup dan pada ovarium telah membentuk corpus luteum.
D. Diesterus
• Fase ini tergantung pada terjadi atau tidaknya kebuntingan pada
babi. Jika
• tidak terjadi kebuntingan maka akan kembali ke fase proesterus
lagi setelah 13
• hari.Tetapi jika terjadi kebuntingan maka fase ini akan terjadi
selama kebuntingan
• tersebut berlangsung. Perubahan perilaku seksual yang terjadi pada fase
ini adalah babi
• sudah kembali tenang dan tidak menunjukan gejala-gejala birahi.
• Perilaku seksual merupakan tanda-tanda kelamin sekunder dimana
perubahan dari
• perilaku ini sangat dipengaruhi oleh hormone reproduksi dan siklus
reproduksi. Peningakatan
• dan penurunan kadar hormone dalam tubuh terutama esterogen dan
testosterone pada babi
• akan membuat perubahan perilaku seksual pada babi. Peningkatan dan
penurunan hormone
• reproduksi ini terjadi selama terjadi siklus reproduksi. Salah
satunya adalah pada siklus
• birahi. Pada saat esterus terjadi peningkatan hormone esterogen yang
membuat babi betina
• mengalami ovulasi dan mau berkopulasi dengan pejantan. Sedangkan
pada pejantan sendiri
• peningkatan hormone testosterone akan meingkatkan libido sehingga
menjadi tertarik pada
• betina dan ingin berkopulasi dengan betina
V. KELINCI
TINGKAH LAKU MAKAN PADA KELINCI
Perilaku makan dalam kelinci sangatlah mudah dilihat saat dilepas di area
rumput. Mereka mula-mula akan berkeliling dengan perilaku khasnya untuk
menyeleksi lingkungan. Pada lingkungan yang baru, kelinci akan berputar-putar
melihat keadaan. Sebagai hewan yang memiliki rasa cemas terhadap lingkungan
baru ia akan meyakinkan dirinya bahwa keadaan disekitarnya aman. Mula-
mula, kepalanya mendongak kemudian ia akan berjalan. Setelah ia
mendapatkan tempat yang aman segeralah ia akan mengencingi salah satu
lokasi. Barulah mereka kemudian menikmati makan bersama kelinci
lainnya. Dalam hal makanpun mereka menyesuaikan dengan perilaku sosial;
dengan cara meniru kelinci lain yang lebih dewasa dan lebih berani
memulainya. Kelinci akan mencoba-coba terlebih dahulu terhadap rumput yang
baru. Jika dirasa cocok sesuai kebutuhan dirinya, ia akan memakannya. Kelinci
memiliki kebiasaan berganti-ganti rumput saat makan, hal ini dikarenakan
kebutuhan dasar tubuhnya yang sangat bergantung pada tanaman. Saat di dalam
kandang, sewaktu kita memberi pakan yang baru hendaknya kita
mencampurinya jenis pakan yang lama agar kelinci sedikit demi sedikit mulai
terbiasa dengan pakan yang baru tersebut.

Kelinci sangat selektif dalam memilih pakannya. Kelinci akan lebih


memilih bagian yang disukainya seperti daun yang lebih hijau dibandingkan
yang kering, memilih daun dibandingkan batang, tanaman yang muda
dibandingkan yang tua, sehingga pakan yang tinggi protein dan energi dicerna
dan rendah serat yang diperoleh dari bahan tanaman. Tingkah laku makan pada
kelinci juga dapat dipengaruhi oleh faktor sosial. Kelinci akan makan lebih
banyak jika dikandangkan secara kelompok karena adanya peningkatan
stimulasi dan adanya kompetisi.
Selain itu tingkah laku makan kelinci yaitu menggaruk
atau scrabbling yaitu mengais makanan keluar dari tempat pakan sehingga
menyebabkan pakan terbuang. Scrabbling sering dijadikan acuan jika pelet yang
diberikan kurang baik maka pellet tersebut diganti dengan kualitas yang lebih
baik. Mengunyah bulu juga merupakan tingkah laku makan pada kelinci. Hal ini
biasanya diartikan bahwa pakan yang diberikan rendah serat kasar atau protein.
Pemberian hay dapat menghentikan tingkah laku. Blok kayu dalam kandang
biasanya akan digigiti karena memberikan serat dan menjaga gigi bawah kelinci
dari cacing

Anda mungkin juga menyukai