Anda di halaman 1dari 12

TINGKAH LAKU HEWAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAH


LAKU REPRODUKSI SEKSUAL PADA HEWAN JANTAN

OLEH KELOMPOK 3

1. MARSELINUS MALO
2. TITO Y. R. TUSI
3. FLORENSIA P. SETIA
4. NUR S. UMAIRAH
5. ANGELINA Y. I. THA
6. UMI S. S TOKAN
7. MERY C. PINIS
8. YULIANA BORU
9. YUMIATI MALO
10. NORMALINA BABIS
A. TINGKAH LAKU REPRODUKSI SEKSUAL AYAM
KAMPUNG

a. Ayam Kampung

Ayam lokal Indonesia merupakan hasil domestikasi ayam


hutan merah (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau (Gallus
varius). Ayam hutan merah di Indonesia ada dua macam
yaitu ayam hutan merah Sumatera (Gallus gallus gallus)
dan ayam hutan merah Jawa (Gallus gallus javanicus).
Hasil domestikasi ini secara umum disebut ayam buras.
b. Tingkah Laku Ayam Kampung

 Tingkah laku adalah perilaku yang terorganisir dengan fungsi


tertentu, dapat berupa aksi tunggal atau aksi berurutan yang
terintegrasi atau biasanya muncul sebagai respon terhadap stimulus
dari lingkungannya.
 Ayam mempunyai tingkah laku yang lebih baik untuk didomestikasi
dibandingkan hewan pertanian lainnya. Domestikasi adalah proses
dimana hewan secara kontinyu beradaptasi dengan lingkungan
buatan.
 Tingkah laku seksual termasuk tingkah laku sosial, sebab
menyangkut lebih dari satu ekor. Ayam adalah hewan poligami
sehingga dengan satu pejantan dapat mengawini 6-10 ayam betina.
Cara Perkawinan Ayam

1. Kawin alami
Perkawinan secara alami adalah perkawinan ayam jantan dengan induk
betina Di mana keduanya telah matang organ reproduksinya perkawinan
dilakukan dengan cara ayam menaiki tubuh induk betina dan memasuki
spermanya ke dalam vagina induk betina perkawinan ini dilakukan tanpa
ada campur tangan manusia

2. Kawin semi alami


Kawin semi alami yaitu perkawinan ayam yang dilakukan sama seperti
cara konvensional tetapi dibantu tangan manusia. caranya dengan mama
Gani induk betina yang siap kawin dengan posisi didudukkan ke lantai agar
tidak meronta ronta, sehingga ayam pejantan dapat mengawininya

3. Kawin suntik
Kawin suntik atau kawin IB yaitu perkawinan dengan pengambilan
semen dan disuntikkan ke beberapa betina untuk memperoleh DOC yang
berkualitas dalam jumlah banyak, seragam dan dalam waktu yang
singkat.
Tingkah Laku Reproduksi Seksual pada Ayam Jantan

a. Tarian Waltz
Pejantan akan melakukan tarian seperti merendahkan sayap,
mendekati betina dan melangkah ke samping betina hingga
dekat sekali. Ada tiga macam tarian waltz diperlihatkan kepada
betina yaitu sebagai pinangan, yang sudah siap kawin dan
setelah selesai kawin.
b. Aktivitas Pengganti
Mengalihkan dorongan seksual. Dilakukan bila pinangan tidak ada tanggapan,
jantan mematuk-matuk batu atau mengais sampai memanggil betina. Jika tetap
tidak ada tanggapan betina akan dikejar.
c. Penegakkan Bulu Leher
Pejantan meninggikan bulu, bulu ditegakkan,
d. Gerakan Ekor.
Ekor si jantan digerakkan dengan cepat dalam arah horizontal.
e. Gerakan Kepala.
Kepala dimiringkan kemudian digerakkan membuat satu lingkaran.
f. Penyisiran Bulu.
Menggosok-gosokkan kepala pada sayapnya.
g. Hentakan Kaki.
Jantan berlari dengan kaki dibengkokkan, sayapnya direndahkan,
sehingga menyentuh tanah, leher dipendekkan, biasanya dilakukan sebelum
jantan mengejar betina.
h. Gerakan Abnormal.
Pejantan mengitari betina sambil mengawasinya dengan saksama lalu
pejantan mendekati betina dari belakang lalu mematuk kepala/leher betina
sambil mengepakkan sayapnya dengan cepat.
B. TINGKAH LAKU REPRODUKSI SEKSUAL
PADA SAPI JANTAN

a. Faktor-faktor tingkah laku reproduksi sapi jantan

o Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual sapi jantan, antara


lain penciuman, penglihatan dan pendengaran.

o Faktor yang mempengaruhi libido pada sapi jantan yaitu ada


tidaknya betina birahi, seks rasio dan dominan/subordinan.

o Fator-faktor yang menurunkan libido seksual sapi jantan;


gangguan psikologis, penyakit, kekurangan nutrisi dan
perubahan iklim
b. Pola tingkah laku produksi seksual sapi
jantan
 Bercumbu

Bercumbu salah satu fungsi penting sebagai komunikasi secara


kimiawi melalui indera penciuman. Proses bercumbu dapat
digambarkan sebagai upaya dari pejantan untuk merayu agar mau
menerima pejantan dan bersedia dikawini. sapi pejantan Limousin
dan Simmental mempunyai keinginan kawin (libido) yang baik.
Hal ini dibuktikan dengan adanya respons mendekati teaser dan
mulai melakukan upaya bercumbu dalam waktu yang relatif
singkat.
Perilaku seksual bercumbu yang nampak dan terinventarisir pada
pejantan Limousin dan Simental selama penelitian yaitu
menggesek- gesekkan tubuhnya ke tubuh teaser, mencium alat
kelamin bagian luar (Wotzicka dkk, 1991, Toelihere.1999.,
Campbell dkk, 2004), dan mengeluarkan suara leguhan (bellowing)
(Abror, 2010).
Lanjutan…..

pola-pola motorik kopulasi bersifat sterotip dan pada garis


besarnya tidak dirobah oleh pengalaman.Tingkah laku
seksual termasuk bentuk tingkah laku yang bersifat naluri
atau insting.Bentuk tingkah laku ini tidak bisa
dimodifikasi tetap konstan sama untuk semua anggota
individu (spesies) tidak diajarkan atau “imprinting”
 Timbul Flehmen
Flehmen terjadi dengan cara kepala diangkat dan dijulurkan,
bibir atas dilipat ke atas, mulut sedikit dibuka Kejadian
flehmen normalnya mengggambarkan bagaimana cara sapi
jantan mendeteksi apakah betina atau teaser dalam keadaan
estrus.

Respons flehmen oleh pejantan merupakan suatu upaya dari


pejantan untuk mendeteksi ada tidaknya betina estrus yang
terjadi setelah pejantan membaui urin teaser.Respons sapi
muncul karena adanya stimulans yang diterima lewat indera
penglihatan, penciuman, perabaan dan pendengaran (Toelihere
1999, Hafez 2002 dan
Feradis, 2010). Sankar et al (2004) melaporkan bahwa sapi
pejantan akan berespons tinggi menampakan flehmen apabila
digabung dengan betina estrus yang mengeluarkan cairan dan
bau feromon.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai