Anda di halaman 1dari 10

1.

SISTEM ENDOKRIN

Sistem endokrin merupkan suatu sistem yang bekerja dengan perantara zat-zat kimia
(hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin atau yang lebih sering
dikenal dengan kelenjar buntu (sekresi secara internal) akan mengirim hasil sekresinya
langsung ke dalam darah dan cairan limfe. Hasil sekresi tersebut beredar dalam jaringan
kelenjar tanpa melewati saluran (duktus). Adapun hasil dari sekresi disebut dengan hormon.
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin. Sistem endokrin bekerja sama dengan
sistem saraf yang mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan organ-organ
tubuh. Oleh karena itu, kelenjar endokrin mengeluarkan suatu zat yang disebut hormon
(Syarifuddin, 2002:200).
Sisrtem endokrin terdiri atas badan-badan jaringan kelenjar, seperti tiroid, tapi juga
terdiri atas kelenjar yang ada di dalam suatu organ tertentu, seperti testis, ovarium, dan
jantung. Sistem endokrin menggunakan hormon untuk mengendalikan dan mengatur fungsi
tubuh (Parker.2009: 104).

2.KLASIFIKASI SITEM ENDOKRIN

3. KYKNYA INI MASUK KE FUNGSI ENDOKRIN

1. KELENJAR HIPOFISA
Kelenjar hipofisis merupakan suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar
tengkorak fossa pituitari os sfenoid, besarnya kira-kira 10x13x6 mm dan beratnya sekitar 0,5
gram. Fungsi hipofise dapat diatur oleh susunan saraf pusat melalui hipotalamus yang
dilakukan oleh sejumlah hormon yang dihasilkan hipotalamus akibat rangsangan susunan
saraf pusat . hormon-hormon yang mengatur fungsi hipofase disebut hormon hipofisitropik.
Kelenjar hipofisis disebut juga dengan kepala kelenjar di karenakan mengendalikan sebagian
besar kelenjar endokrin (Parker.2009: 104).
Hormon ini dihasilkan oleh sel-sel neurosekretoris yang terdapat dalam hipotalamus.
Kelenjar hipofise ini sebenarnya adalah dua kelenjar berbeda yang menjadi satu,yaitu lobus
anterior dan lobus posterior (Parker.2009: 106).
1. Lobus anterior
Berasal dari kantong rathke yang menempel pada jarigan otak lobus posterior dan
menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai pengendali produksi dari semua
organ endokrin yang lain (Syarifuddin, 2002:202).
a. Somatotropik hormon (growth hormon/GH)
Hormon pertumbuhan yang berfungsi merangsang pertumbuhan tulang, jaringan
lemak dan veisera penting pada individu yang masih muda untuk pertumbuhan.
Growth hormon (gambar 2) mempengaruhi berbagai metabolisme dalam tubuh
seperti berikut:
Metabolisme protein merangsang pembentukan kolagen.
Metabolisme elektrolit menahan N, P, Ca, K dan Na dengan cara meningkatkan
absorbsi ion Ca diseluruh pencernaan, menurunkan eksresi ion ca dan ion K
lewat ginjal.
Metabolisme karbohidrat memilikiefek diabetogenik karena meningkatkan
pengelepasan glukosa dari sel hati dan menurunkan kepekaan sel terhadap
insulin.
Metabolisme lemak menimbulkan kadar asam lemak bebas dalam plasma darah.
b. Hormon tirotropik (thyroid stimulating hormon/TSH)
Mengendalikan kelenjar tiroid (gambar 2) dalam menghasilkan tiroksin. Fugsinya
menstimulus pembesaran tiroid, menambah ambilan yaodium dan menambah sintesis
trioglobulin (Syarifuddin, 2002:204).
c. Hormon adrenokortikotropik (ACTH)
Mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari
korteks kelenjar suprarenal (Syarifuddin, 2002:204).
d. Hormon gonadotropin
Hormon gonadrotropin (gambar 2) menghasilkan :
Follicle stimulating hormone (FSH), merangsang perkembangan folikel de Graf
dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa pada testes meragsang
gametogenesis pria (Syarifuddin, 2002:205).
Luitizing hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron
dalam ovarium yang mempengaruhi luteinisasi pada wanita dan pada pria
disebut sebagai interestisial stimulating (ICSH) yang mempengaruhi produksi
testosteron dalam testis (Syarifuddin, 2002:205).
e. Prolaktin
Memulai dan mempertahankan laktasi dengan mempengaruhi langsung kelenjar-
kelenjar susu di mamae. Akibat pengaruh estrogen, kadar prolaktin pada perempuan
akan meningkat lebih tinggi sesudah dewasa. Selama kehamilan kadar prolaktin akan
terus meningkat sejak dini sampai mendekati lahir, setelah persalinan kadar prolaktin
mulai menurun. Sekresi prolaktin (gambar 2) diatur dan diawasi oleh hipotalamus
(Syarifuddin, 2002:205).
f. Melancyte stimulating hormone (MSH)
Dihasilkan oleh hipofise pars intermedius dan didapati pada manusia dalam fase
kihidupan fetus. MSH (gambar 2) dan proses fisiologinya berperan terhadap kulit
(Syarifuddin, 2002:205).
Gambar 2 Hormon pada lobus anterior
Sumber: Sloane, 2003:205

2. Lobus Posterior
Menghasilkan ADH dan oksitosin yang disintesis oleh sel-sel saraf dalam hipotalamus,
dibawa di sepanjang akson dan disimpan dalam neurohipofisis untuk dilepas ke ujung
akson. Masing-masing hormon disekresi oleh sekelompok neuron yang terpisah (Sloane,
2003:208).
1. ADH atau vasopresin, disintesis dalam neuron nukleus supraoptik hipotalamus.
a. Efek fisiologis
Meningkatkan retensi air
Meningkatkan tekanan darah dengan merangsang kontraksi pembuluh darah
perifer.
b. Kendali sekresi
Pelepasan ADH diatur melalui perubahan osmolaritas darah dan perubahan
volume serta tekanan darah.
Peningkatan konsentrasi cairan tubuh atau penurunan volume darah
menyebabkan sekresi ADH.
Penurunan konsentrasi cairan tubuh atau peningkatan volume darah
menyebabkan inhibisi ADH.
Pelepasan ADH diinhibisi (kehilangan air) oleh alkohol dan kafein.
Pelepasan ADH distiulus oleh nyeri, kecemasan dan trauma selain itu juga
disebabkan oleh obat-obatan sepert nikotin, morfin dan barbiturat.
c. Sekresi abnormal ADH
Hiposekresi mengakibatkan diabetes insipidus.
Hipersekresi terjadi setelah hipotalamus mengalami cidera atau karena tumor.
2. Oksitosin, disintesis dalam sel neuron pada nukleus paraventrikular hipotalamus.
a. Efek fisiologis
Menstimulasi kotraksi sel-selotot polos uterus selama senggama dan saat
persalinan serta kelahiran pada ibu hamil.
Menyebabkan keluarnya air susu dari kelenjar mamae pada ibu menyusui
dengan menstimulus sel-sel mioepitelial disekitar alveoli kelenjar mame
b. Kendali sekresi
Pengisapan payudara, desahan napas atau suara seorang bayi atau stimulus
puting atau areola pada iu yang menyusuimengakibatkan stimulus saraf
hipotalamus yang mengsekresi oksitosin dan keluarnya air susu (refleksi
keluar air susu).
Penghambatan pelepasan oksitosin dan air susu oleh stres emosional.

2. KELENJAR TIROID DAN KELENJAR PARATIROID


Kelenjar tiroid terletak di leher bagian depan dengan keempat kelenjar kecil paratiroid
menempel di sayap sisi paling belakang. Hormon yang dihasilkan tiroid memiliki berbagai
efek pada proses kimia tubuh, meliputi pengaturan berat tubuh, tingkat penggunaan
energiglukosa darah, dan frekuensi denyut jantung (Parker.2009: 107).

1. KELENJAR TIROID
A. Morfologi
Menurut Sloane (2003:208) kelenjar tiroid:
1. Terdiri dari dua lobus lateral yang dihubungkan melalui sebuah ismus yang sempit.
2. Folikel merupakan unit fungsional kelenjar tiroid
3. Rongga folikel berisi koloid, tersusun dari protein globular troglobulin (bentuk
cadangan hormon tiroid yang berfungsi dalam sintesis hormon tiroid).
4. Sel parafolikular yang berjumlah sedikit yang mensekresi kalsitonin.

B. Pembentukan, penyimpanan dan pelepasan hormon tiroid


1. Sekresi kelenjar tiroid (Sloane, 2003:209):
a. Tiroksin atau tetraiodotironin (T4), mencapai 90% dari seluruh sekresi kelenjar
tiroid.
b. Triioditironin (T3) disekresikan dalam jumlah yang sedikit.
2. Iodium yang tertelan bersama makanan dibawa aliran darah menuju kelenjar tiroid.
Oleh sel folikular iodium dipisahkan dari darah serta mengubahnya menjadi molekul
iodium dengan tirosin untuk membentuk monoiodotirosi dan diioditirosin (Sloane
2003:209).
a. Dua molekul diioditirosin membentuk T4.
b. Satu molekul monoiodotirosi dan datu molekul diioditirosin membentuk T3.
3. T3 dan T4 disimpan dalam bentuk tiroglobulin selama berminggu-minggu. Hormon
tiroid dilepas karena dipengaruhi TSH, enzim proteolisis memisahkan hormon dari
tiroglobulin selanjutnya hormon berdifusi dan masuk ke dalam pembuluh darah
(Sloane 2003:209).

C. Efek Fisiologis
MenurutSloane (2003:209), efek fisiologis dari tiroid, yaitu:
1. Meningkatkan laju metabolik
2. Pertumbhan dan maturasi normal tulang, gigi, jaringan ikat dan jarigan saraf.

D. Kendali sekresi
1. Tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (TSH) hipofisis, dibawah kendali
hormon pelepas tirotropin (TRH) hipotalamus (Sloane 2003:209).
2. Faktor yang mempengaruhi laju TRH dan TSH yaitu kadar hormon tiroid yang
bersirkulasi dan laju metabolik tubuh (Sloane 2003:209).

E. Abnormalitas sekresi
1. Hipotiroidisme, pada orang dewasa menyebabkan miksedema dan pada anak kecil
menyebabkan kretinisme (Sloane 2003:210).
2. Hipertiroidisme dapat menyebabkan penyakit Grave.
3. Pembesaran kelenjar tiroid sampai dua atau tiga kali lipat mengakibatkan gondok
(Sloane 2003:210).

2. KELENJAR PARATIROID
A. Morfologi
Terdapat dua jenis sel dalam kelenjat paratiroid: sel utama (mensekresi hormon paratiroid
(PTH)) dan sel oksifilik (tahapperkembangan sel chief) (Sloane 2003:210).
B. Efek fisiologis
1. PTH mengendalikan keseimbangan kalsium dan fosfat melalui peningkatan kalsium
dalam darah dan menurunkan fosfat dalam darah (Sloane 2003:210)
2. PTH meningkatkan mekanisme kalsium darah melalui tiga mekanisme, yaitu (Sloane
2003:210):
a. PTH menstimulus osteoklas menyebabkan pengeluaran kalsium dari tualang ke
cairan ekstraseluler.
b. PTH secara tidak langsung meningkatkan absorbsi kalsium intestinal dan
menguarangi kalsium dalam feses.
c. PTH menstimulus reansorpsi kalsium dari tubulus ginjaluntuk menggantikan
fosfor, sehingga menurunkan kalsium dalam urine dan meningkatkan kalsium
dalam darah.

C. Pengendali sekresi
1. Penurunan kalsium dalam darah menyebabkan meningkatnya sekresi PTH.
2. Alsitoninberantagonis langsung dengan PTH dan menurunkan kalsium darah.

D. Abnormalitas sekresi
1. Hipersekresi, mengakibatkan peningkatan aktivitas osteoklas, resorpsi tulang dan
deklasifikasi dan pelemahan tulang (Sloane 2003:211).
2. Hiposekresi,mengakibatkan penurunan kalsiun dalam darah (Sloane 2003:211).

3. KELENJAR ADRENAL
Medula didalam dan korteks di luar kelenjar adrenalin masing-masing mensekresi
hormon yang berbeda. Hormon kortikal merupakan steroid dan meliputi glukokortikoid,
seperti kortisol, yang mempengaruhi metabolisme; mineralokortikoid, seperti aldoseteron,
yang mempengaruhi keseimbangan garam dan mineral; dan gonadokortikoid yang bekerja
pada ovarium dan testis. Medula didalam berfungsi sebagai kelenjar terpisah. Serat serat
medula terhubung dengan sistem saraf simpatis dan medula menghasilkan hormon tempur
dan kabur, seperti adrenalin (Parker.2009: 107).
A. Morfologi
Masig-masing kelenjar adrenal terdiri dari (Sloane 2003:211):
1. Korteks mensekresikan steroid
2. Medula mensekresihormon medular
B. Hormon
1. Hormon medular, meliputi (Sloane 2003:211):
a. Epinefrin, menyebabkan frekuensi jantung, metabolisme dan konsumsioksigen
meningkat serta kadar gula darah menigkat melalui stimulus glikogenolisis pada
hati dan simpanan glikogen otot.
b. Norepinefrin, menigkatkan terkanan darah dan menstimulus otot jantung.
2. Horon kortikal adrenal
a. Mineralokortikoid
Aldosteron, mengatur keseibangan air dan elektrolit melalui pengemdalian kadar
natrium dan kalium darah (Sloane 2003:211).
b. Glukokortikoid, hormon yang terpenting adalah kortisol (Sloane 2003:211)
1) Glukokortikoid mempengaruhi metabolisme glukosa, protein dan lemak
untuk cadangan molekul, meningkatkan sintesis glukosa, meningkatkan
penguraian lemak dan protein.
2) Sekresi glukokortikoid melalui kendali ACTHdalam mekanisme umpan balik
negatif. Stimulus dapat berupa stres fisik atau emosional.
c. Gonadokortikoid (steroid kelamin) berfungsi untuk prekursor pengubah
testosterondan estrogen (Sloane 2003:211).
C. Abnormal sekresi
a. Hiposekresi dapat menyebabkan penyakit addison.
b. Hipersekresi, bergantung pada jenis sel dalam korteks adrenal yang mensekresi
hormon dalam julah yang besar.
4. KELENJAR PINEAL

A. Morfologi
1. Kelenjar epifisis terbentuk dari jaringan saraf dan terletak dilangit-langit ventrikel
ketiga otak (Sloane 2003:214).
2. Seiring bertambahnya usia, kelenjar mengakumulasi cadangan kalsium (Sloane
2003:214).

B. Sekresi
Kelenjar pinela (epifisis) berupa melatonin, yang memiliki efek (Sloane 2003:214):
a. Pada binatang mempengaruhi fungsi kelenjar endokrin, korteks adrenaldan gonad.
b. Pada manusia melatonin memiliki efek inhibisi terhadap pelepasan gonadotropin dan
menghambat produksi melanin.

C. Pengendali
1. Intensitas dan durasi cahaya lingkungan (Sloane 2003:214).
2. Siklus alami produksi melatonin mungkin berkaitan dengan irama beberapa proses
fisiologis harian (Sloane 2003:214).

5. Kelenjar Timus
A. Morfologi
Terletak dibagian posterior toraks terhadap sternumdan melapisi bagian atas jantung.
Seiring pertambahan usia kelenjar ini mengecil (Sloane 2003:214).

B. Hormon
Hormon yang dihasilkan timosin (Sloane 2003:214).

C. Fungsi timosin
1. Mengendalikan sistem imun dependen timus dengan menstimulus diferensiasi dan
poliferasi sel limfosit T (Sloane 2003:214).
Berperan dalam penyakit immunodefisiensi kongentalyaitu letidak mampuan total dalam
memproduksi anti bodi (Sloane 2003:214).

6. PANKREAS

Pankreas merupakan kelenjar yang berfungsi ganda. Pankreas menghasilkan enzim


pencernaan didalam sel yang disebut asini, tapi juga mempunyai fungsi endokrin. Diantara
jaringan asini terdapat sekitar satu juta kumpulan yang disebut pulau Langerhans. Pulau
langerhans sel penghasil hormon yang terlibat dalam kendali glukosa (gula darah), sumber
energi dalam tubuh. Sel beta menghasilkan hormon insulin, yang memacu pengambilan
glukosa oleh sel dan mempercepat perubahan glukosa menjadi glikogen untuk disimpan
didalam hati. Dengan cara ini insulin menurunkan kadar glukosa darah.hormon lain,
glukagon , dihasilkan di sel alfa yang bekerja berlawanan, yaitu meningkatkan kadar glukosa
darah. Sel delta membentuk somastostatin, yang mengatur sel alfa dan beta (Parker.2009:
107).

4.BAGAIMANA MEKANISME KERJA HORMON

Hormon merupakan penghantar kimiawi yang dilepas dari sel-sel khusus ke dalam
aliran aliran darah dan selanjutnya dibawa sel-sel tanggap ditempat terjadinya khasiat itu.
Secara khusus hormon dikaitkan dengan kimia organik yang mempunyai aktivitas tinggi
meskipun hanya diberikan dalam jumlah yang sedikit. Hormon yang dihasilkan langsung
disekresikan ke pembuluh darah ke organ tujuan. Hormon melakukan kegiatan yang spesifik,
yakni mengatur proses metabolisme dari organ tujuan(Syarifuddin, 2002:200).
Kadar hormon di dalam darah dikendalikan oleh mekanisme umpan balik, atau siklus.
Mekanisme ini bekerja seperti termostat yang mengendalikan sistem pemanas pusat. Jumlah
hormon tertentu yang beredar atau sedang disekresi ke dalam aliran darah dideteksi dan
dikirim ke unit pengendalian. Adapun yang menjadi kompleks pengendaliannya ialah
hipotalamus-hipofisis- di dalam otak (Parker.2009: 108)

Proses umpan balik

Hypothalamus menghasilkan RH menuju adenohypofisis menghasilkan SH menuju


target gland menghasilkan hormone. Jika hormone yang dihasilkan sudah banyak, target
gland hormone ke hypothalamus dan atau adenohypohisis untuk menghambat produksi
RH atau SH. Jika hormone yang dihasilkan kurang, target gland akan merangsang
hypothalamus untuk menghasilkan RH

DAFTAR PUSTAKA

Parker. Steve. 2009. Ensklopedia Tubuh Manusia. Erlangga.Jakarta

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. EGC . Jakarta

Syaifuddin. H. 2004. Struktur dan Komponen Tubuh Manusia. Widiya Medika . Jakarta

Anda mungkin juga menyukai