Anda di halaman 1dari 35

PENGENCERAN SEMEN

BEKU

Tim Laboratorium Reproduksi


Koleksi Semen
 Vagina buatan
 Elektro Ejakulator
 Masase Kelenjar Ampula
Vagina buatan
Pasca koleksi semen segar

dilakukan pemeriksaan

makroskopis mikroskopis

volume, Motilitas : gerakan


konsistensi, individu/gerakan massa
warna, bau, pH. viabilitas

Semen yg dikoleksi layak atau


tidak layak
Frisian Holstein Ronggolawe (FR)

Pemeriksaan makroskopis:
• Volume semen : 7 ml dan 8 ml
• Warna : putih
• Bau : khas
• Konsistensi : kental
• pH : 6 - 7
EVALUASI SEMEN SEGAR-
MAKROSKOPIK
• Volume :
volume semen segara terbaca pada tabung berskala pada
saat koleksi semen. Pada semen sapi dan domba mempunyai
volume rendah tetapi konmsntrasi sperma cukup tinggi,
sebaliknya pada kuda dan babi mempunyai volume lebih
banyak tetapi konsentrasi spermaa rendah. Volume akan
bervariasi tergantung umur, spesies, dan bangsa termasuk
nutrisi dan masalah dengan teknis penampungan. Pre
stimulasi yang cukup akan berpengaruh pada volume
semen yang terkumpul. Tetapi menurunnya volume semen
tidak berhubungan langsung dengan fertilitas pejantan.
Warna :
semen sapi berwarna seperti susu atau krem keputhan
dan keruh. Derajat kekeruhan di akibatkan oleh
konsentrasi sperma. Warna kekuningan pada umumnya
di akibatkan oleh pigmen riboflavin. Warna kehijauan di
mungkinkan terjadi kare infeksi Pseudomonas aeoginosa
apabila semen di biarkan beberapa saat di suhu kamar.
Gumpalan, bekuan atau kepingan mengarah pada
keberadaan nanah. Warna merah gelap sampai merah
muda menunjukkan adanya perdarahan dari penis atau
urethra. Warna kecoklatan sringkali karena tercemar
feses.
Konsistesnsi :
• Konsistensi atau derajat kekentalan diperksa
dengan cara menggoyangka tabung berskala secara
pelahan. Semen sapi dan domba mampunyai
konsentrasi kental berwarna krem, kuda dan babi
terlihat encer berwarna terang sampai kelabu. Semen
berwarna krem pada ummnya mempunyai
konsentrasi 1000 -2000 juta atau lebih sperma setiap
ml, sedangkan warna seperti susu encer sekitar 500
-600 juta sperma setiap ml, dengan warna berawan
dan terlihat cair sekitar 100 juta per ml.
Derajat keasaman :

• Metabolisme sperma dalam kodisi anaerob


menghasilkan asam laktat sehingg menjadi lebih
asam dan meninggikan derajat keasaman.
Derajat keasaman sangat berpengaruh terhadap
kehidupan sperma, pH semen sapi dan domba
sekitar 6,8, sapi yang jarang di koleksi
sekitar 7,0 atau lebih.
MIKROSKOPIK
Pemeriksaan Mikroskopis :
 Morfologi
 Motilitas
 Viabilitas
MORFOLOGI
MORFOLOGI SPERMA
PADA BERBAGAI
SPESIES
ABNORMALITA
S
ABNORMALITAS SEKUNDER
DAYA HIDUP DAN MATI
SPERMATOZOA
EVALUASI SEMEN
MIKROSKOPIK
• Motilitas disebut sebagai laju gerakan sperma di perksa dengan mikroskop,
pada semen yang kental terlihat gerekan massa sperma dengan pola yang
bervariasi mulai dari sanagt lambat sdampai sangat cepat terganbtung kualitas
semen tersebut. Gerakan massa dapat dilihat dengan menetskan semen di atas
obyek glas tanpa kaca penutup (deck glass), lihat dengan perbesaran lemah
50 X.

Peringkat gerakan massaa dapat di baca sebagai berikiut :


0 = tidak ada gerakan
+ = gerakan gelombang lambat
++ = gerakan gelombang cepat dengan membentru pusaran pada ujungnya
+++ = berpusar

• Kualitas yang baik minimal dngan nilai ++ . Sedangkan motilitas adalah


persentase spermatozoa yang bergerak lurus ke depan dalam bidang pandang.
PENGENCERAN
SEMEN DENGAN SKT
UNTUK PEMBUATAN
SEMEN BEKU
Fungsi Pengenceran

a) Memperbanyak volume semen


b) Menutrisi spermatozoa
c) Mencegah pertumbuhan kuman
d) Buffer / penyangga pH spermatozoa
e) Mempertahankan tekanan osmosis dengan
keseimbangan elektrolit yg tepat
f) Melindungi spermatozoa dari cold-shock
Pembuatan Pengencer Semen
 Pengenceran semen:
1. Sederhana ----> lama penyimpanan hanya
beberapa jam, tanpa dibekukan/hanya disimpan
dalam kulkas
suhu 4ºC
Contoh: susu skim, NaCl fisiologis, pengencer sari
buah, air kelapa, dll
2. Kompleks -----> untuk waktu penyimpanan
dalam jangka waktu lama, dalam nitrogen cair
(dibekukan)

Contoh: Egg Yolk Tris dilution, Susu Skim Kuning


Telur, pengencer buatan pabrik.
Syarat-syarat bahan pengencer:

1. Murah, sederhana, praktis dibuat


2. Mengandung unsur2 yang hampir sama secara
fisik / kimiawi dengan plasma semen
3. Tidak mngandung bahan/senyawa toksik thd
sperma dan saluran reproduksi betina
PENGENCER

Dibagi menjadi dua bagian

Pengencer A Pengencer B

Pengencer A +
Gliserin 20%
Fruktosa 2%
Pengencer A1 Pengencer A2
Pembuatan bahan pengencer semen
beku : SUSU SKIM KUNING TELUR
 Komposisi:
Pengencer A Pengencer B
Skim milk Pengencer A
Penisilin Gliserin 20%
Streptomisin Fruktosa 2%
Kuning telur
Air / aquades

PENGENCER A1 PENGENCER A2
Semen hasil koleksi

sisa semen yang telah Ambil sample semen dg diambil lagi sampel 30µl dengan
tertampung dalam mikropipet dan diletakkan pada mikropipet untuk pemeriksaan
tabung berskala object glass konsentrasi semen dengan
kemudian segera
ditambahkan dengan
diluter A1
mikroskopis spektrofotometer

Simpan di water bath bersuhu


37oC 1. Total pengencer A dan B
2. Jumlah straw yg dapat
dihasilkan
1. Waterbath (gambar 1)
2. Spektrofotometer (gambar 2)

(gambar 1)

(gambar 2)
Penjelasan ..
 Setelah data pemeriksaan mikroskopis diperoleh maka
selanjutnya dilakukan proses water jacket yakni tabung
erlenmeyer yang berisi spermatozoa yang telah ditambahkan
dengan diluter A1 di masukkan kedalam becker glass yang telah
diisi dengan air dari water bath bersuhu 370C.
 Tujuan water jacket untuk melindungi spermatozoa dari
perbedaan suhu atau disebut dengan thermo sock, karena untuk
proses lebih lanjut sperma akan dikondisikan pada suhu 5 0C.
 Air dipilih sebagai media water jacket karena massa jenisnya
yang besar sehingga tidak mudah untuk menjadi panas atau
dingin, kenaikan suhu maupun penurunan suhu pada air
berlangsung secara perlahan.
Secara skematis proses pengolahan semen beku dalam bentuk straw dapat
digambarkan sebagai berikut :

Penampungan semen sapi dengan vagina


buatan

Pemeriksaan makroskopis

semen sapi Pemeriksaan mikroskopis


+
pengencer A1 Skim KT
Layak

Water bath
370c

+ Pengencer A2
skim milk KT
1 – 1,5 jam
Cool top 3-50 C
+ pengencer B secara bertahap 4x (Gliserolisasi)
Ekuilibrasi (dalam cool top,pada suhu 3-50C,1-2 jam)

Pemeriksaan before freezing % Motilitas dan viabillitas

Filling & Sealing

Pre freezing Meletakkan straw dalam goblet, di atas


(-1400c, 10-18 menit) permukaan container dengan suhu -110 sampai
dengan -120 0C selama 9 menit.

Freezing Thawing Evaluasi kualitas


(T -1960C) (T 370C- 30detik) Spermatozoa

layak
Menenggelamkan straw dalam
Inseminasi Buatan
goblet di container N2
Gliserolisasi
 Penambahan pengencer B yang mengandung gliserol
secara perlahan tetes demi tetes atau dibagi dalam
empat bagian, penambahan dilakukan secara
perlahan dan bertahap dengan interval 15 menit
hingga selesai dalam waktu 1 jam melalui dinding
erlenmeyer
 Keseluruhan proses ini dilakukan dalam cool top
bersuhu 3 – 5 0C.
 Fungsi: untuk menghindari osmotic shock dan
toksisitas terhadap spermatozoa secara langsung.
Equilibrasi
 yakni proses adaptasi spermatozoa dengan diluter
yang mengandung gliserol dalam waktu 2 – 6
jam (setiap 30 menit diaduk secara perlahan)
pada suhu 3 – 5 0C (dalam cool-top)
 Setelah selesai kemudian dilakukan pemeriksaan
motilitas spermatozoa (pemeriksaan before
freezing), syarat untuk dilakukan proses
selanjutnya adalah jika pemeriksaan motilitas
menunjukkan persentase 60 – 70 %.
Cool-top
1. Proses filling (gambar 3)
2. Proses sealing straw (gambar
4)

(gambar 3)

(gambar 4)
FUNGSI MASING-MASING
BAHAN PENGENCER
 Susu skim : pelarut pengencer, sumber protein
mineral dll
 Fruktosa : energi, krioprotektan ekstraseluler.
 Gliserol : krioprotektan intraseluler ---- mencegah
kristalisasi air.
 Kuning telur : melindungi membran spermatozoa dari
cold shock dan kerusakan selama pembekuan dan
thawing
 Antibiotik : mencegah pertumbuhan kuman ---
sperma tidak terkontaminasi

Anda mungkin juga menyukai