Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN MAGANG PENGGANTI KKN

TATALAKSANA PENETASAN TELUR FINAL STOCK AYAM BROILER


DI PT. CIBADAK INDAH SARI FARM
UNIT HATCHERY SUBANG

OLEH

WIDYYA NOVIYARTI E10015029

RTS. NURUL ADHANI E10015051

BAYU HARJA E10015100

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018
RINGKASAN

Laporan magang/KKN dilaksanakan di PT. Cibadak Indah Sari Farm unit


hatchery 5 Subang yang beralamat Kampung Cerelek, Desa Gunung Sembung
Kecamatan Pagaden-Subang. Pada 17 Oktober 2018 sampai 18 Desember 2018
Tujuan Magang/KKN Mengembangkan pengetahuan yang telah di peroleh
pada bangku perkuliahan dan dapat menerapkannya pada kegiatan magang
maupun di lingkungan, Menambah kemampuan wawasan dan keterampilan
melalui kegiatan magang yang dilakukan, Melatih diri menjadi seorang yang
displin, bertanggung jawab dan dapat memecahkan masalah melalui peraturan-
peraturan dan kebijakan yang telah di terapkan, Mampu menguasai bidang
peternakan melalui kegiatan magang.
Materi yang digunakan adalah unit penetasan Hatchery subang
PT.Cibadak Indah Sari Farm, Metode yang digunakan adalah partisipasi aktif
yaitu dengan mengikuti semua kegiatan di unit Hatchery, hasil wawancara
didapatkan secara langsung dari karyawan maupun staf yang ada di perusahaan,
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa tatalaksana
proses pada unit hatchery terdiri atas proses penerimaan, seleksi telur,fumigasi,
penyimpanan telur di cooling room, preewarm, pengeraman telur di mesin setter,
transfer, penetasan di mesin setter, penetasan di mesin hatcher, pullchick,
vaksinasi di ruang DOC room dan pengiriman.

i
LAPORAN MAGANG

PT. CIBADAK INDAH SARI FARM

OLEH
WIDYYA NOVIYARTI E10015029

RTS. NURUL ADHANI E10015051

BAYU HARJA E10015100

Menyetujui :
Pembimbing

Dr.Ir. Depison, M.P.


NIP.196712201992031003

Mengetahui:
Wakil Dekan I Koordinator Praktek Kerja Lapang

Dr.Ir. H. Teja Kaswari, M.Sc.agr Dr. Ir. Endri Musnandar, M.S.


NIP.196612151992031002 NIP.196805281993031001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Kerja Lapangan yang dilaksanakan di PT. Cibadak Indah Sari Farm selama 2
bulan mulai tanggal 18 Oktober sampai dengan 17 Desember. Laporan Praktik
Kerja Lapangan ini di susun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas
dari mata kuliah Praktek Kerja Lapangan pada program starta (S1) Fakultas
Peternakan, Universitas Jambi.
Dalam Tugas Akhir ini tidak lepas akan adanya bantuan dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Ir. Hj. Nurhayati, M.Sc.,agr. selaku Dekan Fakultas Perternakan
Universitas Jambi.
2. Dr. sc. agr. Ir. Teja Kaswari, M.Sc.agr selaku wakil dekan I.
3. Dr. Ir. Endri Musnandar, M.S. selaku ketua jurusan program stusi S1
Peternakan.
4. Dr. Ir. Depison, M.P. selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapangan.
5. Dudi Supryadi S.Pt., selaku Head Office Hatchery PT. Cibadak Indah Sari
Farm yang telah berkenan menginzinkan penulisa untuk melaksanakan
pratek kerja lapangan dilokasi.
6. Ridwan Setiapermana. S.Pt., selaku manager Hatchery Subang PT.
Cibadak Indah Sari Farm yang telah memberikan izin, bantuan beserta
petunjuk selama pratek kerja lapangan.
7. Harsono B. Sucipto Wiyono selaku kepala personalia Hatchery Subang
PT. Cibadak Indah Sari Farm.
8. Agi Purnomo, Niko P. Putra, Eko F. Simanjuntak,Catur Aprilia, Samsu
Aza Nurhuda,Cecep,Rizki Alamsyah, dan Radin selaku staf PT. Cibadak
Indah Sari Farm yang telah membantu penulis selama pelaksanaan
kegiatan PKL
9. Karyawan/karyawati PT.CISF.
10. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendoakan.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan yang tidak

iii
dapat di sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Laporan
Praktik Kerja Lapangan oleh karena itu Penulis mengharapkan saran dan
masukan untuk memperbaiki Laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Penulis
mengharapkan agar Laporan Praktik Kerja Lapangan dapat memberi wawasan
bagi penulis dan pembaca hingga dapat membantu dalam kegiatan yang
bersangkutan.
Jambi, 18 Desember 2018

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ..........................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang........................................................................ 1

1.2. M aksud dan Tujuan .............................................................. 2

1.3. Kegunaan .............................................................................. 2

1.4. Tempat Magang/ KKN ..........................................................

1.5. Jadwal Waktu Magang/KKN..................................................


BAB II. TINJAUAN UMUM TEMPAT MAGANG/KKN...................... 3
2.1.Keadaaan Umum Perusahaan ................................................. 3
2.1.1. Identitas Perusahaan ...................................................... 3
2.1.2. Sejarah Perusahaan ........................................................ 3
2.1.3. Struktur Organisasi ........................................................ 4
2.1.4. Lokasi Penempatan Magang........................................... 7
2.1.5. Ruangan Hatchery Subang ............................................. 7
2.2.Tatalaksana Penetasan............................................................. 8
2.2.1. Mobil box pengantar telur .............................................. 8
2.2.2. Penerimaan telur dan seleksi telur ................................. 8
2.2.3. Fumigasi telur ................................................................ 8
2.2.4. Cooling Room................................................................. 9
2.2.5. Pree warm....................................................................... 11
2.2.6. Setter ( inkubator) .......................................................... 12
2.2.7. Transfer........................................................................... 13
2.2.8. Hatcher ........................................................................... 14
2.2.9. Pullchick......................................................................... 15

v
2.2.10. Pengiriman.................................................................... 16
BAB III. PELAKSANAAN MAGANG/KKN

BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 18


3.1.Kesimpulan ............................................................................. 18
3.2.Saran ...................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Dosis Penggunaan Desinfektan............................................................ 6


2. Set Point Cooling Room ....................................................................... 10

vii
DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

1. Dosis Penggunaan Desinfektan............................................................ 6


2. Set Point Cooling Room ....................................................................... 1

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Industri pertenakan merupakan suatu tempat dilakukannya pengembangbiakan


dan pembudidayaaan hewan ternak dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat
dan hasil dari kegiatan tersebut. saat ini salah satu industri yang paling dominan di
Indonesia adalah industri perunggasan, menurut perhimpunan peternak unggas
Indonesia (PPUN) permintaan unggas mencapai 50 juta ekor/hari. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut tentu harus ada supply yang cukup dari seluruh
farm yang ada di Indonesia.
Kunci keberhasilan farm di bidang unggas adalah segi penetasan. Ada banyak
faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari DOC yang
digunakan, mulai dari faktor lingkungan, pakan, transportasi dan penanganan
yang diberikan selama proses penetasan. Oleh karena itu proses penanganan
selama penetasan harus diketahui dengan baik, mulai dari tahap penerimaan,
seleksi, fumigasi,pengistirahtan perkembangan telur,prewarm, masa inkubasi,
transfer, penetasan, seleksi DOC, vaksinasi, penataan box DOC,biosecurity
hingga pengiriman DOC kemasing-masing farm, penetasan modern dilakukan
dengan memperhatikan identifikasi telur tetas,status sanitasi telur dari farm,
sanitasi,grade out HE,fumigasi,temperature,kelembapan,standar kerja dan
pengesetan HE (Wirapartha and Dewi 2017) sehingga DOC yang dihasilkan
berkualitas baik, Anak ayam umur sehari (DOC) yang baik mempunyai ciri-ciri :
bulu kering dan bersih, berat tidak dibawah standar (minimal 39 gr/ekor), lincah,
tidak mempunyai cacat tubuh dan tidak menunjukkan adanya penyakit-penyakit
tertentu seperti ompalitis, ngorok ataupun pullorum yang dapat dilihat dari adanya
kotoran berwarna putih yang melekat pada dubur (Agustin and Hidayah 2015)
PT.Cibadak Indah Sari Farm merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang perunggasan, pelaksanaan magang/KKN dilaksanakan di PT.
Cibadak Indah Sari Farm unit Hatchery 5 Subang. Pelaksanaan magang/KKN
dilakukan dengan mengikuti tahap-tahap yang dilakukan di dalam Hatchery.

2
Pengenalan tata laksana dari proses penetasan di industri hatchery ini
bertujuan untuk mengetahui proses yang dilakukan serta perlakuan yang diberikan
pada setiap proses penangan HE dari penerimaan hingga pengiriman DOC menuju
farm sehingga mampu melaksanakan proses penetasan dengan baik.

1.2. Tujuan

1. Mengembangkan pengetahuan yang telah di peroleh pada bangku


perkuliahan dan dapat menerapkannya pada kegiatan magan maupun di
lingkungan.
2. Menambah kemampuan wawasan dan keterampilan melalui kegiatan
magang yang dilakukan.
3. Melatih diri menjadi seorang yang displin, bertanggung jawabdan dapat
memecahkan masalah melalui peraturan-peraturandan kebijakan yang
telah di terapkan.
4. Mampu menguasai bidang peternakan melalui kegiatan magang.

1.3. Manfaat

Kegiatan magang ini memberikan pengalaman dan pengetahuan melalui


proses yang dilakukan selama kegiatan magang berlangsung.

1.4. Tempat Magang/KKN

Kegiatan magang dilaksanakn di PT.Cibadak Indah Sari Farm Lokasi


perusahaan penempatan magang/KKN bertempat di hatchery 5 subang, yang
berada di kampung Cerelek,Desa Gumumg Sembung Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang profinsi Jawa Barat.

1.5. Jadwal dan Waktu Magng/KKN

Kegiatan dilaksanakan pada 17 Oktober 2018 sampai 18 Desember 2018

3
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT MAGANG/KKN

2.1. Keadaan umum perusahaan

2.1.1. Identitas Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Cibadak Indah Sari Farm


Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas
Pendirian Perusahaan : Hadi Susanto
Alamat Perusahaan :
a. Pusat : Jl. Daan Mogot Komplek Rasa Sayang Blok C-20,
Jakarta Barat, 11460.
b. Farm Cikande : Jl. Raya Rangkasbitung KM. 2, Cikande-Serang.
c. Kabasiran : Jl. Raya Dago Desa Kabasiran Parung Panjang,
Bogor.
d. Cikuda : Jl. Raya Parung Panjang Dago KM.5, Bogor.
e. Hatchery Subang : Kampung Cerelek, Desa Gunung Sembung,
Kecamatan Pagaden-Subang.
f. Bantarwaru : Jl. Raya Cikamurang KM. 18 Pangsor Desa
Bantarwaru Gantar, Indramayu.
g. Sanca : Jl. Subang-Cikamurang Blok Jeunjing RT 20/05
Desa Sanca, Kecamatan Gantar, Kabupaten
Indramayu.
2.1.2. Sejarah Perusahaan

PT. CISF ( Cibadak Indah Sari Farm) merupakan salah satu 5 perusahaan
terbesar yang bergerak dibidang pembibitan ayam pedaging yang memiliki tingkat
biosecurity dengan ketat serta memiliki teknologi yang modern. Perusahaan ini
didirikan pada tahun 1975 dimana PT.CISF sendiri dulu merupakan koperasi yang
bekerja denga kementerian RI, mulai tahun 1996 dan mulai mengimport bibit
grand parent stock dari ross breeder limited di Belanda dan berkembang pesat
dalam produksinya dalam bidang breeding dengan mendirikan beberapa fram.
Saat ini PT.CISF memiliki 12 farm berskala besar, 1 feedmil dan 3 hatchery. 12
farm tersebut terbagi menjadi 1 farm bergerak dalam bidang grand parent stock, 4

4
farm bergerak dalam bidang parent stock, dan 7 farm bergerak dalam bidang
komersil atau final stock.
Pada Pendistribusian produknya PT. CISF memiliki daerah marketing
utama yakni Jabodetabek, Bandung, Semarang dan Surabaya, masing-masing
daerah memiliki kantor cabang pemasaran tersendiri, berikut daftar farm serta
hatchery yang dimiliki oleh PT.CISF:

a. Hatchery GPS : Pingku ( Bogor)


b. Harchery FS : Cerelek ( Subang) ,Caringin ( Tangerang)
c. Farm GPS : Pingku (Bogor)
d. Farm PS : Cikande ( Tangerang), Sanca( Indramayu),
Bantarwaru (Indramayu), Cikawung ( Indramayu).
e. Farm FS : Curug I ( Serang), Curug II( Serang), Caringin,
Growong, Kabasiran, Cikuda, Dago (Bogor), Bojong (Bogor).
f. Feedmill : Caringin ( Tanggerang).

2.2. Struktur Organisasi

2.2.1. Struktur Umum

Struktur organisasi PT. CISF (Cibadak Indah Sari Farm) dapat dilihat pada
bagan berikut.
Direktur
Utama

General
Manajer

Head Head
Office Office

Manajer Manajer Manajer Manajer


farm hatchery farm hatchery
Lampiran 1. Struktur Organisasi umum PT.CISF

5
2.2.2. Struktur Organisasi Hatchery Subang

Pada hatchery Subang PT. CISF dipimpin oleh seorang manajer. Dalam
menjalankan tugasnya manajer dibantu pleh supervissor, Quality Control ( QC),
Keswan, Personalisa dan karyawan. Setiap jabatan memiliki posisi dan kerja
masing-masing. Supervisor bertugas membantu kerja manajer serta bertanggung
jawab terhadap seluruh aktivitas di perusahaan baik produksi, distribusi maupun
pemasaran. Supervisor juga dibantu oleh kepala cooling room, kepala transfer,
kepala teknik, kepala sanitasi , kepala komersil, bagian debris dan admin. Qualitas
Control bertugas untuk mengecek kualitas telur tetas mulai dari cooling room
hingga menjadi DOC di doc room, serta pengambilan data-data monitoring pada
saat di ruangan penyimpanan telur, cooling room, setter, hatcher, pull chick dan
ruang DOC. Personalia bertugas membawahi kasir dan kepala keamanan, kantin,
kepala teknik luar, kepala sanitasi luar, dan sopir, kasir bertugas mengurus
administrasi perusahaan dan menangani gaji karyawan. Berikut bagan organisasi
hatchery subang :
General Manager
Eko Subagyo

Head Office Hatchery


Andi sukandi
Dudi Supriyadi

Manajer Hatchery
Ridwan Setiapermana

Kepala Personalia Supervisior Quality Control Keswan


Harsono B. Sucipto Wiyono Agi Purnomo Siti Nurjanah

Subang I Subang II Subang I Subang II


Nico P. Putra Eko F. Simanjuntak Catur Aprilia Samsu Aza

Kasir Security Teknik Sanitasi Kantin


Lampiran 2. Struktur Organisasi Hatchery Subang

6
2.2. Kegiatan Umum Perusahaan

PT. Cibadak Indah Sari Farm unit Hatchery 5 Subang merupakan Unit
yang bergerak pada bagian penetasan broiler. Adapun kegiatan umum perusahaan
dimulai dari.

a. Ruang shower, tempat dilakukkannya spray menggunakan desinfektan


yang dilakukan sebelum pegawai atau pengunjung masuk kedalam
bangunan hatchery.
b. Wc dan ruangan untuk mandi
c. Ruangan /kotak ultraviolet.
d. Ruang cuci peralatan, tempat pencucian kereta telur dan keranjang
setelah produksi
e. Ruang debris, ruang yang digunakan untuk analisa debris pada telur 10
dan telur unhatched.
f. Ruang teknisi, tempat untuk memperbaiki peralatan-peralatn yang ada
pada pabrik.
g. Ruang petugas cooling room, tempat petugas cooling room membuat
laporan dan mencatat jumlah telur datang di setiap kedatangan.
h. Ruang penerimaan telur, tempat telur masuk dan telur dipindahkan dari
tray 36 ke 150 ( ke kereta telur).
i. Ruangan fumigasi, tempat fumigasi telur sebelum masuk ke cooling
room.
j. Cooling room, tempat telur disimpan sementara dan dilakukakn
reseleksi.
k. Ruang pre warm, tempat dimana telur di simpan sementara waktu
sebelum masuk kedalam setter untuk mencegah heat shock.
l. Setter , tempat inkubasi / inkubator, pengganti induk pada ayam, telur
di simpan selama 18 hari.
m. Transfer room, tempat dilakukannya candling dan pemindahab telur
kedalam box, yang selanjutnya di pindahkan ke hatcher.
n. Hatcher, mesin untuk menyimpan telur selama 3 hari, sebelum
menetas yaitu hari ke 19 dan ke 21.
o. Ruang pul chick. Tempat pengeluaran doc yang sudah menetas, dan
dipindahkan ke box sesuai dengan grade.
p. Office , tempat sebagai pencatatan dan pendataan seluruh kegiatan
produksi.
q. Ruang DOC, tempat penyimpanan doc yang akan divaksin dan siap
dipasarkan.
r. Ruang vaksin. Tempat penyimpanan vaksin dan peralatan vaksin.
s. Gudang dan ruangan dus, tempat penyimpanan dus dan box yang akan
digunakan apabila ada produksi.

7
BAB III

PELAKSANAAN MAGANG/KKN

3.1. Bidang atau Unit Kerja

PT. Cibadak Indah Sari Farm merupakan perusahaan yang bergerak di


bidang ternak perunggasan yang terbagi atas bagian grandparent stock, parent
stock, hatchery, broiler dan feedmill.
a. Hatchery GPS : Pingku ( Bogor)
b. Harchery FS : Cerelek ( Subang) ,Caringin ( Tangerang)
c. Farm GPS : Pingku (Bogor)
d. Farm PS : Cikande ( Tangerang), Sanca( Indramayu),
Bantarwaru (Indramayu), Cikawung ( Indramayu).
e. Farm FS : Curug I ( Serang), Curug II( Serang), Caringin,
Growong, Kabasiran, Cikuda, Dago (Bogor), Bojong (Bogor).
f. Feedmill : Caringin ( Tanggerang).

Bidang dan unit kerja yang dilakukan dalam kegiatan Magang/KKN yaitu unit
hatchery 5 Subang. Adapun kegiatan yang dilakukan mencangkup penetasan telur
dimulai telur sampai di hatchery, pemindahan telur, penyeleksian telur,
fumigasi,cooling room, setter room, transfer, hatcher, pullchick, DOC room,
pengeluarann dan pembuatan box DOC.

8
3.2. Tatalaksana Penetasan

3.2.1. mobil box pengantar telur

Gambar 1. Mobil box pengantar telur

Mobil box ( egg van) merupakan mobil membawa telur-telur yang berasal
dari farm parent yang dimiliki PT.CISF sendiri. Saat masuk kedalam hatchery
mobil box terlebih dahulu melalui gerbang dan pos security, selanjutnya mobil
box di cuci menggunakan detergent dan di semprot menggunakan desinfektan
yakni fumigan. Desinfektan berfungsi untuk mengurangi bakteri yan terdapat pada
mobil box serta membersihkan kotoran yang terbawa dari luar hatchery. Setelah
dibersihkan mobil box masuk kedalam hatchery melalui gerbang spray dan
genangan air untuk membersihkan ban mobil.
Mobil box pembawa telur tetas memiliki kapasitas 45.360 butir telur
dimana telur di susun pada tray 36. mobil box dilengkapi dengan ventilasi di sisi
kanan dan kiri, ventilasi ini berfungsi untuk menjaga agar suhu didalam mobil box
tidak terlalu panas ataupun dingin. Selanjtnya telur yang sudah masuk kedalam
hatchery di antar ke bagian penerimaan telur dan di pindahkan oleh petugas
penerimaan telur lalu di pisahkan berdasarkan kandang induk.

9
3.2.2.Penerimaan Telur dan Seleksi Telur

Gambar 2. Kereta telur tray 36 Gambar 3. Seleksi dan Pemindahan telur

Gambar 4. Ruangan Penerimaan Telur

Proses penerimaan telur dilakukan di area penerimaan telur di masing-


masing hatchery, di hatchery 5 subang terdapat 2 area penerimaan telur yakni area
penerimaan telur subang 1 dan subang 2. Dalam pemindahan, Telur di keluarkan
dari mobil selanjutnya telur akan dipindahkan dari tray 36 ke tray 150
menggunakan bantuan vacum saat pemindahan ini telur dilakukan seleksi yang
pertama, telur yang di pisahkan antaranya adalah telur-telur yang abnormal,
pecah, serta retak dan retak rambut, telur-telur yang tidak lolos akan di
komersilkan. Sementara itu, telur yang lolos seleksi akan di fumigasi. Menurut
keberhasilan

10
3.2.3. Fumigasi Telur

Kereta telur yang sudah terisi penuh selanjutnya di fumigasi diruangan


fumigasi, fumigasi berfungsi untuk mensucihamakan telur atau mengurangi
kontaminasi bakteri pada telur. Fumigasi dilakukan menggunkan PK dan
Formalin atau dapat menggunakan fumigan.
Tabel 1. Dosis penggunaan desinfektan
Desinfektan Jumlah
Pk 600 gr
Formalin 1200 cc

Gambar 5. Fumigasi Telur

Fumigasi berjalan selama 20 menit, dengan bantuan blower di dalam ruang


fumigasi, asap dari reaksi desinfektan dapat tersebar secara menyeluruh.

11
3.2.4.Cooling Room

3.2.4.1. Ruang Cooling Room

Gambar 6. Cooling Room

Cooling room merupakan tempat penyimpanan telur dan reseleksi setelah


dilakukannya fumigasi. Telur disimpan dalam ruangan berpendingin selama
beberapa hari sesuai jadwal dan kuantitas produksi telur menurut (Septika,
Septinova, and Nova 2017) fertilitas pada umur tetas 1 hari (93,75%) lebih tinggi
dibandingkan dengan umur telur tetas 4 hari (83,33%) dan umur 7 hari (72,92%)
dan fertilitas pada umur telur tetas 4 hari lebih tinggi daripada fertilitas pada
umur telur tetas 7 hari.hal ini disebabkan semakin lama telur disimpan makan
pori-pori telur semakin terbuka sehingga memungkin terjadinya penetrasi bakteri
pada telur untuk itu di butuhkannya penanganan berupa penyimpanan yang baik.
Dengan pengaturan suhu dan kelembapan ruangan yangn sesuai.
Cooling room hatchery subang 2 memiliki ukuran 10 meter, lebar 8 meter,
dan tinggi 3 meter. Di dalam cooling room terdapat 3 saluran udara, 1 saluran
udara bertemperatur rendah kedalam ruangan, dan 2 saluran udara untuk
mengeluarkan udara sebagai ventilasi yang terletak 1 sisi dinding, serta di sisi
kanan ruangan terdapat 1 sensor pembaca temperatur dan humudity
ruangan,Terdapat 3 ruangan cooling room, B1,B2 dan B3. Tiap unit cooling room
berkapasitas maksimum 300.000 butir telur.
Pada cooling room prinsipnya untuk mengistirahatkan perkembangan telur
(dorma) dengan menurunkan temperatur ruangan, suhu cooling room berkisar 18-

12
20oC dan kelembapan 70- 85%, hal ini berkaitan dengan perkembangan embryo
telur, dimana embryo pada telur mulai berkembang pada suhu ruangan 24 oC.
Cooling room hatchery subang 2 disetiap umur penyimpanan telur memiliki
temperatur yang berbeda, semakin lama penyimpanan maka temperatur akan
semakin rendah sedangkan humudity akan semakin tinggi, berikut temperatur dan
humudity lama penyimpanan telur di coolingroom hatchery subang 2.
Tabel 2. Set point cooling room
Lama penyimpanan Temp oC RH
0-3 hari 21-18 70-80%
4-7 hari 17-15 70-80%
8-10 hari 14-13 80-85%
>10 hari 12-10 80-85%
Penurunan suhu dapat berpengaruh terhadap perkembangan dan
kehilangan cairan pada telur sehingga kenaikan humudity pada ruangan dapat
mempertahankan kelembapan pada telur dan mencegah penyusutan telur. Ada
beberapa tujuan dari penyimpanan di cooling room yaitu.
a. Menunggu giliran waktu masuk ke dalam setter (inkubator)
b. Menjaga kualitas telur sebelum ditetaskan.
c. Melakukan reseleksi sebelum telur masuk kedalam tahap selanjutnya.
Agar telur tetas benar-benar berkualitas baik.

3.2.4.2.Fumigasi Cooling Room

Cooling room merupakan tempat yang palin dijaga kebersihannya hal ini
di indikasikan bahwa cooling room merupakan tempat pertama yang dapat
mempengaruhi kualitas hasil telur terutama hasil seleksi yang akan melewati
proses penetasan. Selain itu ada beberapa fumigasi yang dilakukan di cooling
room yakni.
a. fumigasi ruangan
fumigasi ruangan dilakukan 1 minggu sekali saat ruangan kosong,
hatchery subang 2 biasanya melakukan fumigasi setiap hari jumat.
Fumigasi ruangan menggunakan formalin dan fumigan.
b. Fumigasi telur

13
Fumigasi pada telur dilakukan seminggu 2 kali dengan pengesapan
(smoke) menggunakan hydrated magnesium silicate, kalium klorat, dan
enilconazole.

3.2.4.3Reseleksi

Gambar 7. Reseleksi Telur

Setelah telur didalam cooling room kembali dilakukannya seleksi, tahap


ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan banyaknya telur yang tidak
menetas karen axplode ataupun infertil, pada intinya penyeleksian kedua ini
dilakukan untuk memisahkan telur-telur yang memiliki kualitas baik dan yang
tidak lolos seleksi. Adapun telur yang diseleksi diantaranya :
a. Retak rambut yang disebabka karena pakan,umur induk, dan obat
( vitamin)
b. Pecah handling atau karena penanganan
c. Pori-pori kerabang yang besar
d. Kerabang yang terlalu tipis
e. Telur abnormal

14
3.2.4.4Penimbangan telur

Gambar 8. Penimbangan telur

Penimbangan telur ini dilakukan terhadap sample telur yaitu 1 rak per
kandang, penimbangan ini dilakukan secara bergilir sehingga setiap akan
dilakukannya setting maka kandang yang ditimbang juga berbeda hal ini
dilakukan untuk mengetahui perbedaan/ perkembangan setiap kandang,
penimbangan telur ini dilakukan untuk recording agar dapat ditentukan nilai
koefisien varians serta nilai egg weight loss dan chick yield.

3.2.4.5.Embryo Temperature

Gambar 9. Embryo Temperature

15
Pengukurun temperature telur pada cooling room menggunakan
thermometer stich dengan memecahkan sedikit bagian atas kerabang telur lalu
memasukan thermometer hingga ke yolk telur. Pengambilan temperature ini
berguna untuk mengetahui suhu ruangan yang berpengaruh terhadap suhu embryo
telur jika suhu masih diatas set poin maka suhu akan disesuaikan dengan lama hari
penyimpnana, pengambilan embryo temperature dilakukan sebelum setting.

3.2.5.Pree Warm

Gambar 10. Preewarm

Pree warm merupakan suatu perlakuan berupa menaikan suhu telur


sebelum telur masuk kedalam setter dengan bantuan kipas atau menggunakan
suhu 87.8 F, pree warm dilakukan untuk menghindari heat shock pada telur yang
dapat berakibatkan kerusakan embryo telur selain itu juga mencegah
pengembunan pada kerabang telur, pree warma dilakukan selama 12 jam dengan
keadaan tray flat (tanpa turning) jika pre warm terjadi di dalam mesin, namun jika
menggunakan kipas diluar mesin rak telur di susun secara zig zag agar telur
mendapatkan suhu yang rata dengan bantuan kipas.

16
3.2.6.Setter ( inkubator)

Gambar 11. Ruangan Setter

setter merupakan suatu alat pengganti induk dalam mengeram yang


mengacu pada cara kerja pengeraman pada induk ayam. Di PT. CISF hatchery 5
mesin setter yang digunakan adalah PetersimeTM VisionTM, mesin yang digunakan
bersifat otomatis dimana setiap pintu tertutup maka mesin dengan otomatis akan
menyala. Hatchery subang 2 memiliki 24 mesin setter dengan kapasita 24 kereta
telur per mesin atau sebanyak 115.200 butri telur satu kereta telu rmemuat
sebnyak 4.800 butir telur. Kereta telur dilengkapi dengan roda sehingga
mempermudah untuk memindahkan maupun mengeluarkan kereta telur.
Pengaturan turning mesin ini sudah diatur dengan 1 kontak dan di
tampilkan pada display di setiap mesin. Tiap kereta paling belakang terhubung
dengan 1 besi yang akan berputar di setiap jamnya sehingga semua kereta akan
turning secara bersamaan, dimana turning digerakan oleh venematik tuning,
standar kemiringan turning 39- 45 derajat,turning begitu penting agar telur
memiliki suhu yang rata dan mencegah kekeringan/ lengkertnya yolk pada
kerabang akibat panas yang tidak rata , Sedangkan pengaturan suhu dilakukan
menggunakan sensor thermostat, apabila suhu terlalu rendah maka heater akan
bekerja sebaliknya jika terlalu panas cooling akan bekerja. Selain itu ventilasi/
demper juga bekerja yang berperan dalam pengaturan suhu. Set point pada mesin

17
multi stage 99.3 F dengan humudity 83,0 Menurut (Apriawan Hasanuddin
2017)suhu rendah 97-99oF memiliki daya tetas yang tinggi sedangkan suhu tinggi
101-103oF memiliki daya tetas yang rendah. sementara itu untuk pengaturan
kelembapan digunakan bantuan heater dan juga air yang diberi ampul yang akan
terisi air apabil habis, untuk meratakan kelembapan dibantu dengan kipas.
Kelembapan akan diatur oleh hygrostat yang dipasang dibagian atas.
Pengontrolan suhu dan kelembapan, selain pengontrolan dengan
menggunakan sensor, dipasang juga themometer dan hygrometerdi bagian kaca
pintu untuk melihat apkah suh dan kelembapan yang ada didalam display hasil
dari sensor sesuai dnegan suhu nyata dari thermometer dan hygrometer yang
dipasang. Jika suhu terlalu rendah atau tinggi maka dilakukan kalibrasi agar suhu
mendekati set point.
Selain melihat display hasil kerja sensor dan thermostat juah dilakukan
pengukuran suhu pada kerabang telur dengan menggunakan thermoscan ,
pengukuran ini dilakukan denga teknik sampling dimana sampling diambil pada
telur umur 4 dan 18 hari dengan posisi atas, tengah dan bawah setiap posisi
diambil 5 telur. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah panas yang diterima telur
tersebut sesuai atau tidak sehingga dapat meningkatkan daya tetas tersebut dan
meminimalisir adanya abnormalitas.
Telur yang sudah di preewarm akan masuk kedalam mesin setter selama
18 -19 hari selama proses itu embryo akan berkembang. Namun telur yang masuk
kedalam setter tidak semuanya akan menetas karena akan aada yang infertil atau
mati di masa inkubasi untuk itu perlu dilakukannya analisis debris untuk
mengetahui penyebab kematian. Pengambilan sample ini dilakukan secara
sampling pada setiap kandang, pada telur yang sudah berumur 10 hari.

3.2.6.1.Fumigasi Setter

Untuk mendapatkan produksi yang maksimal selain tatalaksana penetasan


biosecurity pada setter harus di perhatikan. Oleh karena itu perlu adanya
pencucian mesin pada setter. Mesin di cuci menggunakan deterjen dan air atau
deterjen dapat diganti dengan biogel setelah itu dilakukan fumigasi dengan
menggunakan formalin dan fumigan.

18
3.2.7. Transfer

Gambar 12. Candling

Telur yang sudah 18 hari di dalam setter di transfer ( dipindahkan) ke


mesin hatcher. Proses transfer harus dilakukan dalam ruangan khusus transfer, hal
ini dilakukan ketika ada telur explode tidak mengotori/ mengkontaminasi telur
yang lainnya yang ada di dalam setter, sistematika proses transfer yaitu kereta
telur di keluarkan dari setter kemudian melewati proses candling untuk
mengetahaui telur infertil/dingin dan explode menurut (Alkhakim et al. 2017) ada
beberapa hal yang dapat mempengaruhi perkembangan embryo salah satuny
adalah explode, kemudian telur yang lolos yakni telur fertil menurut (Nafiu, et
al.2014) dipindahkan kedalam box khusus untuk penetasan DOC dengan bantuan
vakum, tujuan penggunaan vakum ini agar mempercepat kerja pemindahan agar
tidak terjadi perubahan temperature telur yang terlalu tinggi. Penurunan
temperatur telur akibat proses transfer dapat menyebabkan keterlambatan menetas
atau DOC yang menetas berkualitas buruk.

19
3.2.8. Hatcher

Gambar 13. Hatcher

Pada hatchery subang 2 PT. Cibadak Indah Sari Farm hatcher


menggunakan mesin merk PetersimeTm VisionTm. Dengan kapasitas 4 kereta telur
atau sebanyak 19.200 butir telur. Lama penyimpnana pada hatcher hanya 3 hari
yakni umur 19 hingga 21 hari.
Pada pengaturan suhu dan kelembapan pada mesin hatcher prinsipya
masih sama seperti setter dengan adanya sensor dan kelembapan yang di
tampilkan melalui display, namun juga dipasang thermometer dan hygrometer di
pintu mesin, namun yang membedakan adalah pada mesin hatcher dilengkapi
dengan sensor CO2. Hal in dibutuhkan karena embrio pada masa ini sudah siap
menetas dan artinya sudah menghasilkan CO2 , kadar CO2 diawasi dari semenjak
sejak awal telur masuk kedalam hatcher. Untuk mencegah kematian DOC akibat
panas blower pada hatcher dihidupkan dari hari ke 20 sampai dengan waktu pull
chick.
Pada mesin setter ukuran besar berkapsitas 24 kereta namun pada hatcher
hanya 4 kereta. Set poin untuk suh udan kelembapan mesin hatcher berbeda
dengan setter. Set poin pada mesin hatcher sebedar 99.3 sedangkans set point
kelembapan 64.4% yang lebih rendah disebabkan pada masa hatcher suhu yang

20
tinggi tidak terlalu dibutuhkan karena embrio sidah menghasilkan panas tubuh.
Sedangkan kelembapan dibutuhkan tinggi karena pada periode ini sudah siap
menetas. Pada hatcher juga dilengkapi dengan exhaust fan untuk mengalirkan
udara kotor keluar yang dselanjutnya di keluarkan melalui pipa khusus.

3.2.8.1. Hatch Window

Gambar 14. Hatch Window

Hatch Window merupakan kegiatan yang dilakukan saat di ruangan


hatcher untuk mengetahui waktu yang tepat dilakukannya Pullchick, hatch
window dilakukan sebanyak 3 kali. Yakni 12 jam,20 jam dan 30 jam sebelum
pullchick.

21
3.2.8.2. Handuk Formalin ( HF)

Gambar 15. Handuk Formalin

Proses handuk formalin ( HF) adalah kegiatan memberikan formalin pada


handuk ketika hatch window mencapai 70%. Proses handuk formalin bertujuan
untuk memberikan warna pada DOC dan sebagai salah satu proses desinfeksi pada
DOC supaya tidak terjadi kontaminasi pada bakteri pada saat menetas. Menurut
(Widodo, Wihandoyo, and Supadmo 2009) bahwa penambahan formalin dengan
lkadar tertentu sudah mampu mengahambat pertumbuhan mikroorganisme.

3.2.8.3. Vent Hatch

Vent hatch pada hatcher bertujuan untuk mengetahui temperature DOC


selama di ruangan hatcher. Pengaturan suhu mejadi salah satu yang diperhatikan
hal ini dikarenakan dapat menjadi salah satu faktor kerugian, suhu lingkungan
yang tinggi menjadi faktor penghambat produksi pada ayam, dengan
memperngaruhi fungsi organ seperti jantung dan alat pernafasan (Gunawan and
Sihombing 2004).

22
3.2.8.4. Fumigasi Mesin Hatcher

Dalam fumigasi mesin hatcher tidak jauh berbeda dengan fumigasi mesin
setter fumigasi hatcehr menggunakan fumigan dan formalin tujuan nya yakni
untuk menyucihamkan mikroba yang ada di dalam ruangan hatcher terutama
mikroba pategon selain itu mesi hatcher juga di bersihkan menggunakan deterjen
dan desinfektan.
Sebelum 1 hari sebelum pullchick dilakukakan smoke menggunakan
clinafarm yang bertujuan untuk mencegah perkembangan jamur pada telur
ataupun DOC.
Hal lain yang membedakan antara setter dan hatcher adalah adanya proses
hatch window yaitu melihat berapersentase telur yang sudah menetes. Apabila
hatche window sudah mencapai 70% maka dapat dilakukan perlakuan HF
(handuk formalin). Handuk formalin berfungsi untuk memberikan warna kuning
pada DOC yang dihasilkan selian itu juga sebagai proses biosecurity. HF ini akan
digantungkan pada bagian tengah depan dari masing-masing sisi suang hatcher,
dimana ujung dari handung ini ducelupkan kedalam wadah yang berisi 500cc
formalin.

3.2.9. Pull chick

Gambar 16. Kegiatan seleksi Pullchick

Pull chick merupakan proses pamanen DOC dari telur yang menetas.
Waktu pull chick yang tepat adalah 21 hari. Syarat DOC siap pull chick yaitu:
a. Suhu mendekati set point.

23
b. Keraban telur dari DOC yang telah menetas bertekstur remah.
c. Kaki DOC tidak pucat karen dehidrasi.
d. Bulu kering dan sedikit basah pada bagian leher
e. Bagian tubuh DOC normal.
DOC yang di pull chick akan dimasukkan kedalam box untuk pernjualan
internak dan ekternal, pada box internal menggunakan box plastik sedangkan
untuk ekternak menggunakan box kardus dengan kapasitas yang sama sebanyak
102 ekor DOC.

Gambar 17. Box Internal Gambar 18. Box Ekternal

Gambar 19. Box afkir


Diruang pull chick DOC dibagi mejadi 3 grade yaitu A, grade B dan afkir.
Kriterian grade berdasarkan bulu, perut dan nave. Apabila bulu kering, perut tidak
kembung dan navel bersih makan akan masuk kedalam grade A, apabila bulu

24
basah, perut agak kembung dan navel bersih makan akan masuk grade B, pretu
kembung, black navel dan cacat maka akan masuk kriteria afkir.
Grading ini dilakukan sebagai penjaminan mutu DOC yang dijual agar
terbukti kualitas dari perusahaan dan juga menghindari peternak mengalami
kerugian, untuk grade B dijual lebih murah sedangkan yang afkir dijadikan
sebagai pakan lele.

3.2.10. DOC Room

Gambar 20. Doc Room

Doc room merupakan tempat trakhir Doc di tempatkan sebelum akan


dikirimkan, ruangan DOC dilengkapi dengan celdek (cooling pad), kipas/ ekhaust
fan dan deflektor

3.2.10.1. Vaksin

25
Gambar 21. Kegiatan Vaksin Inject Gambar 22. Kegiatan Vaksin Spray

Vaksinasi merupakan kergiatan yang dilakukan agar daya tahan tubuh


DOC meningkat melalui peningkatan antibodi pada DOC.

 Inject : ibd live dan ND kill.


 Spray : ib 491, ma5, clone.

Secara serologi vaksin telah mampu memicu pembentukan respons imun


protektif (titer antibodi berada di atas ambang protektif) yang ditandai dengan
terjadinya peningkatan titer antibodi ND maupun AI, selain itu waktu
pengambilan serum sangat berpengaruh terhadap tingginya titer antibodu yang
terbentuk (Kencana et al. 2016)
3.2.10.2. Vent DOC

Gambar 23. Vent DOC

26
Pada ruangan DOC kembali dilakukannya pengambilan vent DOC hal
ini bertujuan untuk mengetahui suhu tubuh DOC sehingga dilakukannya
penyesuain suhu jika DOC mengalami kedinginan atau kepanasan.
3.2.10.3. Penimbangan

Gambar 24. Penimbangan DOC

Pada DOC room dilakukan penimbangan DOC,penimbangan bertujuan


untuk mengetahui berat badan DOC sehingga besar penyusutan dari telur sampai
DOC dapat diketahui.

3.2.10.4. Pengiriman

Gambar 25. Proses pengiriman DOC

Pengiriman DOC di hatchery PT.CISF dilakukan pada waktu sore hari


dari jam 18.30. pengiriman dilakukan menggunakan mobil box khusus yang
didalamnya telah dilengkapi dengan blower, dan alat untuk menyimpan box DOC

27
sehingga DOC aman dan nyaman dalam perjalanan. Terdapat 2 jenis mobil boc
yakni kapasitas 240 box plastik dan 192 box plastik.
Pengiriman ke farm internal, sebelum dilakukan transfer DOC dari ruang
DOC kedalam mobil box, dilakukan double check terlebih dahulu untuk
mengetahui keadaan DOC, hal ini dilakukan untuk pengontrolan secara optimal
untuk mengetahui ada atau tidak DOC yang mati akibat kesalahn dalam vaksinasi
ataupun apakah berjalan sesuai SOP atau tidak. Karena kebanyakan kematian
DOC yang ditemukan pada saat double check terjadi karena keaslahan vaksinasi
dan terjepit box. Setelah dilakukan transfer maka driver dari setiap box akan
diberikan surat jalan dari bagian pemasaran.
Dalam perjalanan pengirirman DOC ke farm, para driver harus
memperhatikan lingkungan pada saat perjalanan seperti ada kemacetan, hujan dan
konsisi lainnya yang dapat mempengaruhi keadaan DOC. Saat sampai di farm
yang pertama dilakukan tentuny mobil box akan di cuci dan disemprot untuk
kepentingan biosecurity. Begitupun dengan driver mobil box tersebut ketika tiba
di tujuan diharuskan mandi terlebih dahulu sebelum membawa mobil box ke area
farm. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kontaminasi area luar masuk
kedalam area farm. Dalam prose pemindahan DOC harus menurut urutan mobil
jika mobil pertama belum sampai ke farm maka mobil yang lain tidak dapat
melakukan pemindahan ketika melakukan chick in driver tidak turun melainkan
hanya mendekatkan mobil ke pintu kandang, sedangkan proses pemindahan
dilakukan oleh anak kandang yang berasal dari farm. Ketika melakukan chick in
DOC yang mati akan dipisahkan dan dihitung berapa jumlahnya. Perhitungan
kemayian DOC dibagi atas kematian per mobil box dankematian perkandang dan
berasal dari mobil box mana kematian tersebut. Hal inila yang akan menjadi
evaluasi dari pengiriman yang dilakukan.
Selain memisahkan DOC yang mati, dilakukan juga penimbangan dari
sampel DOC yang dikirim dari tiap kandang. Hal ini dilakuka untuk mengevaluasi
besar penyusutan yang terjadi sat pengiriman. Sehingga akan dapat terevaluasi
kenapa terjadi penyusutan tersebut dibandingkan dengan kondisi perjalanan, dan
dari induk mana DOC yang mati tersebut. Hal tersebut dilakukan karena PT.

28
CISF, DOC sampai dengan 7 hari masih merupakan tanggung jawab dari
hatchery.

3.3. Permasalahan yang Dihadapi

Hal yang menjadi masalah dalam proses peneteasan HE pada unit


Hatchery 5 subang yakni :
a. Posisi telur terbalik karena telur terlalu kecil atau kesalahan posisi yang dapat
memperngaruhi daya tetas telur.
b. Suhu terlalu rendah dan kelembapan yang tinggi pada setter dan hatcher dapat
menyebabkan telur lambat menetas, DOC menjadi kembung, basah dan tidak
menetas.
c. suhu terlalu tinggi pada setter dan hatcher menyebabkan HE menetas di mesin
setter, BlackNavel, kaki kering, cacat, bulu rontok dan DOC mati.
d. Telur tetas infertil yang lolos dari seleksi candling.
e. kesalahan saat vaksinasi yang menyebabkan DOC mati, bagian kepala basah
dan berdarah.

3.4. Solusi yang Ditawarkan

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi diatas, solusi yang ditawarkan


sebagai berikut :
a. Point A dilakukakannya penyeleksian kembali dan pencatatan banyak jumlah
telur terbalik berdasarkan kandang sehingga dilakukan pendataan dan komplen.
b. Point B dan C solusi yang diberikan yaitu pengaturan suhu dan kelembapan
mesin setter harus sesuai dengan kondisi telur yang akan ditetaskan. Dimana telur
yang berasal dari indukan tua membutuhkan suhu yang lebih dibandingkan telur
yang berasal dari indukan muda.
c. Point D solusi yang ditawarkan dengan meningkatkan ketelitian pekerja dalam
melakukan candling.

29
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Tata laksana penetasan Hatchery 5 subang meliputi tahap penerimaan telur,


seleksi,fumigasi, pengistirahtan telur, prewarm, setter (inkubasi), transfer, hatcher,
pullchick, ruang DOC, vaksinasi dan pengiriman, setiap tahap yang dilakukan
melewati tahap biosecurity dan fumigasi, agar kualitas HE hingga DOC tetap
terjaga. Selain itu setiap ruangan dilakukan pengecekan temperatur ruangan
karena setiap perbedaan temperature ruangan dapat mempengaruhi kualitas DOC.

4.2. Saran

Pada setiap pelaksanaan penetasan proses yang dilakukan begitu detail ada
baiknya untuk magang selanjutnya setiap peserta magang memiliki fokus judul
masing-masing sehingga memiliki target pengamatan yang dilakukan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, and Tamriatin Hidayah. 2015. “Jurnal Pengabdian Masyarakat Ipteks


Desember 2015.” pengabdian pada masyarakat: 17–28.
Alkhakim, Fatikhatul Huda, Muhammad Ngalaul Huda, Galuh Dianita Fitri, and
Dewi Am-. 2017. “Pengaruh Ekstrak Daun Kersen Terhadap Daya Tetas Dan
Mortalitas Telur Itik Hibrida.” ilmu-ilmu peternakan 26(2): 8–13.
Apriawan Hasanuddin. 2017. “Pengaruh Suhu Penetasan Terhadap Fertilitas,
Daya Tetas Dan Berat Tetas Telur Burung Puyuh.” Universitas Hasanuddin.
Gunawan, and D.T.H. Sihombing. 2004. “Pengaruh Suhu Lingkungan Tinggi
Terhadap Kondisi Fisiologis Dan Produktivitas Ayam Buras.” 14: 31–38.
Kencana, gusti ayu yuniati, Nyomas Suartha, ni made ayu sintya Paramita, and
arini nur Handayani. 2016. “Vaksin Kombinasi Necastle Disease Dengan
Avian Influenza Memicu Imunitas Protektif Pada Ayam Petelur Terhadap
Penyakit Tetelo Dan Flu Burung.” 17(15): 257–64.
Nafiu, la ode, Muh Rusdin, and achmad selamet Aku. 2014. “Daya Tetas Dan
Lama Menetas Telur Ayam Tolaki Pada Mesin Tetas Dengan Sumber
Panas.” 1(1): 32–44.
Septika, elda ressi, Dian Septinova, and Khaira Nova. 2017. Pengaruh Umur
Telur Tetas Persilangan Itik Tegal Dan Mojosari Dengan Penetasan
Kombinasi Terhadap Fertilitas Dan Daya. lampung.
Widodo, Nur, Wihandoyo, and Supadmo. 2009. “Pengaruh Level Formalin Dan
Frekuensi Penambahan.” 33(3): 170–77.
Wirapartha, Made, and gusti ayu mayani kristina Dewi. 2017. Bahan Ajar
Manajemen Penetasan.

31
LAMPIRAN

1. Cooling Room

a. Telur Abnormal b. Penyusunan kereta telur

c. Textileda,Ventilasi dan Ruangan Cooling Room

d. Bagian depan Cooling Room

32
2.Pasreform

3. DOC menetas awal

33

Anda mungkin juga menyukai