OLEH
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
RINGKASAN
i
LAPORAN MAGANG
OLEH
WIDYYA NOVIYARTI E10015029
Menyetujui :
Pembimbing
Mengetahui:
Wakil Dekan I Koordinator Praktek Kerja Lapang
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Kerja Lapangan yang dilaksanakan di PT. Cibadak Indah Sari Farm selama 2
bulan mulai tanggal 18 Oktober sampai dengan 17 Desember. Laporan Praktik
Kerja Lapangan ini di susun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas
dari mata kuliah Praktek Kerja Lapangan pada program starta (S1) Fakultas
Peternakan, Universitas Jambi.
Dalam Tugas Akhir ini tidak lepas akan adanya bantuan dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Ir. Hj. Nurhayati, M.Sc.,agr. selaku Dekan Fakultas Perternakan
Universitas Jambi.
2. Dr. sc. agr. Ir. Teja Kaswari, M.Sc.agr selaku wakil dekan I.
3. Dr. Ir. Endri Musnandar, M.S. selaku ketua jurusan program stusi S1
Peternakan.
4. Dr. Ir. Depison, M.P. selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapangan.
5. Dudi Supryadi S.Pt., selaku Head Office Hatchery PT. Cibadak Indah Sari
Farm yang telah berkenan menginzinkan penulisa untuk melaksanakan
pratek kerja lapangan dilokasi.
6. Ridwan Setiapermana. S.Pt., selaku manager Hatchery Subang PT.
Cibadak Indah Sari Farm yang telah memberikan izin, bantuan beserta
petunjuk selama pratek kerja lapangan.
7. Harsono B. Sucipto Wiyono selaku kepala personalia Hatchery Subang
PT. Cibadak Indah Sari Farm.
8. Agi Purnomo, Niko P. Putra, Eko F. Simanjuntak,Catur Aprilia, Samsu
Aza Nurhuda,Cecep,Rizki Alamsyah, dan Radin selaku staf PT. Cibadak
Indah Sari Farm yang telah membantu penulis selama pelaksanaan
kegiatan PKL
9. Karyawan/karyawati PT.CISF.
10. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendoakan.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan yang tidak
iii
dapat di sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Laporan
Praktik Kerja Lapangan oleh karena itu Penulis mengharapkan saran dan
masukan untuk memperbaiki Laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Penulis
mengharapkan agar Laporan Praktik Kerja Lapangan dapat memberi wawasan
bagi penulis dan pembaca hingga dapat membantu dalam kegiatan yang
bersangkutan.
Jambi, 18 Desember 2018
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang........................................................................ 1
v
2.2.10. Pengiriman.................................................................... 16
BAB III. PELAKSANAAN MAGANG/KKN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Tabel Halaman
i
BAB I
PENDAHULUAN
2
Pengenalan tata laksana dari proses penetasan di industri hatchery ini
bertujuan untuk mengetahui proses yang dilakukan serta perlakuan yang diberikan
pada setiap proses penangan HE dari penerimaan hingga pengiriman DOC menuju
farm sehingga mampu melaksanakan proses penetasan dengan baik.
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
3
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT MAGANG/KKN
PT. CISF ( Cibadak Indah Sari Farm) merupakan salah satu 5 perusahaan
terbesar yang bergerak dibidang pembibitan ayam pedaging yang memiliki tingkat
biosecurity dengan ketat serta memiliki teknologi yang modern. Perusahaan ini
didirikan pada tahun 1975 dimana PT.CISF sendiri dulu merupakan koperasi yang
bekerja denga kementerian RI, mulai tahun 1996 dan mulai mengimport bibit
grand parent stock dari ross breeder limited di Belanda dan berkembang pesat
dalam produksinya dalam bidang breeding dengan mendirikan beberapa fram.
Saat ini PT.CISF memiliki 12 farm berskala besar, 1 feedmil dan 3 hatchery. 12
farm tersebut terbagi menjadi 1 farm bergerak dalam bidang grand parent stock, 4
4
farm bergerak dalam bidang parent stock, dan 7 farm bergerak dalam bidang
komersil atau final stock.
Pada Pendistribusian produknya PT. CISF memiliki daerah marketing
utama yakni Jabodetabek, Bandung, Semarang dan Surabaya, masing-masing
daerah memiliki kantor cabang pemasaran tersendiri, berikut daftar farm serta
hatchery yang dimiliki oleh PT.CISF:
Struktur organisasi PT. CISF (Cibadak Indah Sari Farm) dapat dilihat pada
bagan berikut.
Direktur
Utama
General
Manajer
Head Head
Office Office
5
2.2.2. Struktur Organisasi Hatchery Subang
Pada hatchery Subang PT. CISF dipimpin oleh seorang manajer. Dalam
menjalankan tugasnya manajer dibantu pleh supervissor, Quality Control ( QC),
Keswan, Personalisa dan karyawan. Setiap jabatan memiliki posisi dan kerja
masing-masing. Supervisor bertugas membantu kerja manajer serta bertanggung
jawab terhadap seluruh aktivitas di perusahaan baik produksi, distribusi maupun
pemasaran. Supervisor juga dibantu oleh kepala cooling room, kepala transfer,
kepala teknik, kepala sanitasi , kepala komersil, bagian debris dan admin. Qualitas
Control bertugas untuk mengecek kualitas telur tetas mulai dari cooling room
hingga menjadi DOC di doc room, serta pengambilan data-data monitoring pada
saat di ruangan penyimpanan telur, cooling room, setter, hatcher, pull chick dan
ruang DOC. Personalia bertugas membawahi kasir dan kepala keamanan, kantin,
kepala teknik luar, kepala sanitasi luar, dan sopir, kasir bertugas mengurus
administrasi perusahaan dan menangani gaji karyawan. Berikut bagan organisasi
hatchery subang :
General Manager
Eko Subagyo
Manajer Hatchery
Ridwan Setiapermana
6
2.2. Kegiatan Umum Perusahaan
PT. Cibadak Indah Sari Farm unit Hatchery 5 Subang merupakan Unit
yang bergerak pada bagian penetasan broiler. Adapun kegiatan umum perusahaan
dimulai dari.
7
BAB III
PELAKSANAAN MAGANG/KKN
Bidang dan unit kerja yang dilakukan dalam kegiatan Magang/KKN yaitu unit
hatchery 5 Subang. Adapun kegiatan yang dilakukan mencangkup penetasan telur
dimulai telur sampai di hatchery, pemindahan telur, penyeleksian telur,
fumigasi,cooling room, setter room, transfer, hatcher, pullchick, DOC room,
pengeluarann dan pembuatan box DOC.
8
3.2. Tatalaksana Penetasan
Mobil box ( egg van) merupakan mobil membawa telur-telur yang berasal
dari farm parent yang dimiliki PT.CISF sendiri. Saat masuk kedalam hatchery
mobil box terlebih dahulu melalui gerbang dan pos security, selanjutnya mobil
box di cuci menggunakan detergent dan di semprot menggunakan desinfektan
yakni fumigan. Desinfektan berfungsi untuk mengurangi bakteri yan terdapat pada
mobil box serta membersihkan kotoran yang terbawa dari luar hatchery. Setelah
dibersihkan mobil box masuk kedalam hatchery melalui gerbang spray dan
genangan air untuk membersihkan ban mobil.
Mobil box pembawa telur tetas memiliki kapasitas 45.360 butir telur
dimana telur di susun pada tray 36. mobil box dilengkapi dengan ventilasi di sisi
kanan dan kiri, ventilasi ini berfungsi untuk menjaga agar suhu didalam mobil box
tidak terlalu panas ataupun dingin. Selanjtnya telur yang sudah masuk kedalam
hatchery di antar ke bagian penerimaan telur dan di pindahkan oleh petugas
penerimaan telur lalu di pisahkan berdasarkan kandang induk.
9
3.2.2.Penerimaan Telur dan Seleksi Telur
10
3.2.3. Fumigasi Telur
11
3.2.4.Cooling Room
12
20oC dan kelembapan 70- 85%, hal ini berkaitan dengan perkembangan embryo
telur, dimana embryo pada telur mulai berkembang pada suhu ruangan 24 oC.
Cooling room hatchery subang 2 disetiap umur penyimpanan telur memiliki
temperatur yang berbeda, semakin lama penyimpanan maka temperatur akan
semakin rendah sedangkan humudity akan semakin tinggi, berikut temperatur dan
humudity lama penyimpanan telur di coolingroom hatchery subang 2.
Tabel 2. Set point cooling room
Lama penyimpanan Temp oC RH
0-3 hari 21-18 70-80%
4-7 hari 17-15 70-80%
8-10 hari 14-13 80-85%
>10 hari 12-10 80-85%
Penurunan suhu dapat berpengaruh terhadap perkembangan dan
kehilangan cairan pada telur sehingga kenaikan humudity pada ruangan dapat
mempertahankan kelembapan pada telur dan mencegah penyusutan telur. Ada
beberapa tujuan dari penyimpanan di cooling room yaitu.
a. Menunggu giliran waktu masuk ke dalam setter (inkubator)
b. Menjaga kualitas telur sebelum ditetaskan.
c. Melakukan reseleksi sebelum telur masuk kedalam tahap selanjutnya.
Agar telur tetas benar-benar berkualitas baik.
Cooling room merupakan tempat yang palin dijaga kebersihannya hal ini
di indikasikan bahwa cooling room merupakan tempat pertama yang dapat
mempengaruhi kualitas hasil telur terutama hasil seleksi yang akan melewati
proses penetasan. Selain itu ada beberapa fumigasi yang dilakukan di cooling
room yakni.
a. fumigasi ruangan
fumigasi ruangan dilakukan 1 minggu sekali saat ruangan kosong,
hatchery subang 2 biasanya melakukan fumigasi setiap hari jumat.
Fumigasi ruangan menggunakan formalin dan fumigan.
b. Fumigasi telur
13
Fumigasi pada telur dilakukan seminggu 2 kali dengan pengesapan
(smoke) menggunakan hydrated magnesium silicate, kalium klorat, dan
enilconazole.
3.2.4.3Reseleksi
14
3.2.4.4Penimbangan telur
Penimbangan telur ini dilakukan terhadap sample telur yaitu 1 rak per
kandang, penimbangan ini dilakukan secara bergilir sehingga setiap akan
dilakukannya setting maka kandang yang ditimbang juga berbeda hal ini
dilakukan untuk mengetahui perbedaan/ perkembangan setiap kandang,
penimbangan telur ini dilakukan untuk recording agar dapat ditentukan nilai
koefisien varians serta nilai egg weight loss dan chick yield.
3.2.4.5.Embryo Temperature
15
Pengukurun temperature telur pada cooling room menggunakan
thermometer stich dengan memecahkan sedikit bagian atas kerabang telur lalu
memasukan thermometer hingga ke yolk telur. Pengambilan temperature ini
berguna untuk mengetahui suhu ruangan yang berpengaruh terhadap suhu embryo
telur jika suhu masih diatas set poin maka suhu akan disesuaikan dengan lama hari
penyimpnana, pengambilan embryo temperature dilakukan sebelum setting.
3.2.5.Pree Warm
16
3.2.6.Setter ( inkubator)
17
multi stage 99.3 F dengan humudity 83,0 Menurut (Apriawan Hasanuddin
2017)suhu rendah 97-99oF memiliki daya tetas yang tinggi sedangkan suhu tinggi
101-103oF memiliki daya tetas yang rendah. sementara itu untuk pengaturan
kelembapan digunakan bantuan heater dan juga air yang diberi ampul yang akan
terisi air apabil habis, untuk meratakan kelembapan dibantu dengan kipas.
Kelembapan akan diatur oleh hygrostat yang dipasang dibagian atas.
Pengontrolan suhu dan kelembapan, selain pengontrolan dengan
menggunakan sensor, dipasang juga themometer dan hygrometerdi bagian kaca
pintu untuk melihat apkah suh dan kelembapan yang ada didalam display hasil
dari sensor sesuai dnegan suhu nyata dari thermometer dan hygrometer yang
dipasang. Jika suhu terlalu rendah atau tinggi maka dilakukan kalibrasi agar suhu
mendekati set point.
Selain melihat display hasil kerja sensor dan thermostat juah dilakukan
pengukuran suhu pada kerabang telur dengan menggunakan thermoscan ,
pengukuran ini dilakukan denga teknik sampling dimana sampling diambil pada
telur umur 4 dan 18 hari dengan posisi atas, tengah dan bawah setiap posisi
diambil 5 telur. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah panas yang diterima telur
tersebut sesuai atau tidak sehingga dapat meningkatkan daya tetas tersebut dan
meminimalisir adanya abnormalitas.
Telur yang sudah di preewarm akan masuk kedalam mesin setter selama
18 -19 hari selama proses itu embryo akan berkembang. Namun telur yang masuk
kedalam setter tidak semuanya akan menetas karena akan aada yang infertil atau
mati di masa inkubasi untuk itu perlu dilakukannya analisis debris untuk
mengetahui penyebab kematian. Pengambilan sample ini dilakukan secara
sampling pada setiap kandang, pada telur yang sudah berumur 10 hari.
3.2.6.1.Fumigasi Setter
18
3.2.7. Transfer
19
3.2.8. Hatcher
20
tinggi tidak terlalu dibutuhkan karena embrio sidah menghasilkan panas tubuh.
Sedangkan kelembapan dibutuhkan tinggi karena pada periode ini sudah siap
menetas. Pada hatcher juga dilengkapi dengan exhaust fan untuk mengalirkan
udara kotor keluar yang dselanjutnya di keluarkan melalui pipa khusus.
21
3.2.8.2. Handuk Formalin ( HF)
22
3.2.8.4. Fumigasi Mesin Hatcher
Dalam fumigasi mesin hatcher tidak jauh berbeda dengan fumigasi mesin
setter fumigasi hatcehr menggunakan fumigan dan formalin tujuan nya yakni
untuk menyucihamkan mikroba yang ada di dalam ruangan hatcher terutama
mikroba pategon selain itu mesi hatcher juga di bersihkan menggunakan deterjen
dan desinfektan.
Sebelum 1 hari sebelum pullchick dilakukakan smoke menggunakan
clinafarm yang bertujuan untuk mencegah perkembangan jamur pada telur
ataupun DOC.
Hal lain yang membedakan antara setter dan hatcher adalah adanya proses
hatch window yaitu melihat berapersentase telur yang sudah menetes. Apabila
hatche window sudah mencapai 70% maka dapat dilakukan perlakuan HF
(handuk formalin). Handuk formalin berfungsi untuk memberikan warna kuning
pada DOC yang dihasilkan selian itu juga sebagai proses biosecurity. HF ini akan
digantungkan pada bagian tengah depan dari masing-masing sisi suang hatcher,
dimana ujung dari handung ini ducelupkan kedalam wadah yang berisi 500cc
formalin.
Pull chick merupakan proses pamanen DOC dari telur yang menetas.
Waktu pull chick yang tepat adalah 21 hari. Syarat DOC siap pull chick yaitu:
a. Suhu mendekati set point.
23
b. Keraban telur dari DOC yang telah menetas bertekstur remah.
c. Kaki DOC tidak pucat karen dehidrasi.
d. Bulu kering dan sedikit basah pada bagian leher
e. Bagian tubuh DOC normal.
DOC yang di pull chick akan dimasukkan kedalam box untuk pernjualan
internak dan ekternal, pada box internal menggunakan box plastik sedangkan
untuk ekternak menggunakan box kardus dengan kapasitas yang sama sebanyak
102 ekor DOC.
24
basah, perut agak kembung dan navel bersih makan akan masuk grade B, pretu
kembung, black navel dan cacat maka akan masuk kriteria afkir.
Grading ini dilakukan sebagai penjaminan mutu DOC yang dijual agar
terbukti kualitas dari perusahaan dan juga menghindari peternak mengalami
kerugian, untuk grade B dijual lebih murah sedangkan yang afkir dijadikan
sebagai pakan lele.
3.2.10.1. Vaksin
25
Gambar 21. Kegiatan Vaksin Inject Gambar 22. Kegiatan Vaksin Spray
26
Pada ruangan DOC kembali dilakukannya pengambilan vent DOC hal
ini bertujuan untuk mengetahui suhu tubuh DOC sehingga dilakukannya
penyesuain suhu jika DOC mengalami kedinginan atau kepanasan.
3.2.10.3. Penimbangan
3.2.10.4. Pengiriman
27
sehingga DOC aman dan nyaman dalam perjalanan. Terdapat 2 jenis mobil boc
yakni kapasitas 240 box plastik dan 192 box plastik.
Pengiriman ke farm internal, sebelum dilakukan transfer DOC dari ruang
DOC kedalam mobil box, dilakukan double check terlebih dahulu untuk
mengetahui keadaan DOC, hal ini dilakukan untuk pengontrolan secara optimal
untuk mengetahui ada atau tidak DOC yang mati akibat kesalahn dalam vaksinasi
ataupun apakah berjalan sesuai SOP atau tidak. Karena kebanyakan kematian
DOC yang ditemukan pada saat double check terjadi karena keaslahan vaksinasi
dan terjepit box. Setelah dilakukan transfer maka driver dari setiap box akan
diberikan surat jalan dari bagian pemasaran.
Dalam perjalanan pengirirman DOC ke farm, para driver harus
memperhatikan lingkungan pada saat perjalanan seperti ada kemacetan, hujan dan
konsisi lainnya yang dapat mempengaruhi keadaan DOC. Saat sampai di farm
yang pertama dilakukan tentuny mobil box akan di cuci dan disemprot untuk
kepentingan biosecurity. Begitupun dengan driver mobil box tersebut ketika tiba
di tujuan diharuskan mandi terlebih dahulu sebelum membawa mobil box ke area
farm. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kontaminasi area luar masuk
kedalam area farm. Dalam prose pemindahan DOC harus menurut urutan mobil
jika mobil pertama belum sampai ke farm maka mobil yang lain tidak dapat
melakukan pemindahan ketika melakukan chick in driver tidak turun melainkan
hanya mendekatkan mobil ke pintu kandang, sedangkan proses pemindahan
dilakukan oleh anak kandang yang berasal dari farm. Ketika melakukan chick in
DOC yang mati akan dipisahkan dan dihitung berapa jumlahnya. Perhitungan
kemayian DOC dibagi atas kematian per mobil box dankematian perkandang dan
berasal dari mobil box mana kematian tersebut. Hal inila yang akan menjadi
evaluasi dari pengiriman yang dilakukan.
Selain memisahkan DOC yang mati, dilakukan juga penimbangan dari
sampel DOC yang dikirim dari tiap kandang. Hal ini dilakuka untuk mengevaluasi
besar penyusutan yang terjadi sat pengiriman. Sehingga akan dapat terevaluasi
kenapa terjadi penyusutan tersebut dibandingkan dengan kondisi perjalanan, dan
dari induk mana DOC yang mati tersebut. Hal tersebut dilakukan karena PT.
28
CISF, DOC sampai dengan 7 hari masih merupakan tanggung jawab dari
hatchery.
29
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
Pada setiap pelaksanaan penetasan proses yang dilakukan begitu detail ada
baiknya untuk magang selanjutnya setiap peserta magang memiliki fokus judul
masing-masing sehingga memiliki target pengamatan yang dilakukan.
30
DAFTAR PUSTAKA
31
LAMPIRAN
1. Cooling Room
32
2.Pasreform
33