Anda di halaman 1dari 19

ILMU PETERNAKAN

“ MANAJEMEN PETERNAKAN KAMBING


POTONG/PEDAGING “

OLEH :
KELOMPOK 2
KELAS D
Luh Andrea Calista Arsaningrat (1909511093)
Divina Gracia Aviela Simanjuntak (1909511094)
Ni Kadek Shita Amelia (1909511095)
I Dewa Putu Bagus Mertha Anom (1909511096)
I Nyoman Perdana Adi Putra (1909511097)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
MANAJEMEN PETERNAKAN KAMBING POTONG/PEDAGING ”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangan karena keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan
makalah ini. Makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan berbagai pihak baik
bantuan secara langsung maupun tidak langsung.

Atas segala bantuan yang diberikan kami mengucapkan terima kasih dan kami memohon
maaf atas banyaknya kekurangan yang dimiliki dalam makalah ini sehingga dengan adanya
makalah ini dapat menjadi ilmu bagi yang membacanya.

Denpasar, 16 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Sampul...................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan.....................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.1 Manajemen Perkandangan..... ......................................................................3
2.2 Manajemen Pemilihan Bibit.........................................................................4
2.3 Manajemen Pemberian Pakan ......................................................................5
2.4 Manajemen Perkawinan...............................................................................8
2.5 Manajemen Pemeliharaan.................................. ..........................................9
2.6 Manajemen Penanganan Kesehatan...........................................................10
BAB III ANALISIS USAHA..............................................................................13
BAB IV KESIMPULAN.................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ternak kambing merupakan jenis ternak yang paling banyak diusahakan petani di
kabupaten tanah datar dan kabupaten limapuluh kota , karena sekitar 80% petani di desa
tersebut memiliki ternak kambing. Kontribusi dari usahatani ternak kambing cukup besar,
yakni urutan ke dua setelah tanaman. Kontribusi dari usaha tani kambing masih dapat
ditingkatkan dengan peningkatan skala usaha yang diikuti dengan perbaikan teknologi.
Seperti disampaikan oleh Pranaji dan Syahbuddin (1992 ), usahatani ternak kambing dan
domba dapat sebagai alternatif dalam pengentasan kemiskinan petani di perdesaan, ternak
kambing dijadikan sebagai komoditas utama dan titik ungkit bagi peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan petani setempat.
Sesuai dengan tujuan pemeliharaan bahwa ternak kambing sebagai usaha
sambilan, maka tenaga kerja yang dicurahkan untuk pemeliharaan ternak, seperti
mengembalakan, mencari hijauan, membersihkan kandang, dan memberi pakan-minum
untuk memanfaatkan waktu luang diantara usahatani tanaman pangan. Kambing potong
merupakan ternak ruminansia kecil yang diambil dagingnya guna memenuhi kebutuhan
protein. Populasi daging kambing dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi setiap
tahunnya dengan jumlah yang mencukupi dapat menjadi subtitusi kebutuhan daging sapi.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana cara memilih bibit kambing yang baik ?
1.2.2 Bagaimana dengan kandang kambing yang baik ?
1.2.3 Apa saja pakan yang diberikan ?
1.2.4 Apa saja yang perlu diperhatikan dalam mengawinkan kambing ?
1.2.5 Bagaimana cara pemeliharaan yang baik dan benar ?
1.2.6 Apa saja cara membuat kesehatan kambing terjaga ?
1.2.7 Bagaimana analisis keuntungan beternak kambing potong ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan penulisan paper ini untuk mengetahui manajemen pemeliharan ternak
potong pada ruminansia kecil, khususnya kambing. Manfaat yang diperoleh dalam
penulisan ini adalah sebagai informasi mengenai manajemen pemeliharan kambing
potong sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Perkandang

Model kandang yang sering digunakan yaitu model panggung. Bahan bangunan
terbuat dari bambu, seng, terpal. Atap kandang mempunyai model gable roof. Bahwa
kandang panggung mempunyai kelebihannya kotoran dan air kencing ternak jatuh ke
tempat penampungan yang berada di kolong kandang, sehingga kebersihan kandang
terjamin.

Lantai kandang lebih kering sehingga kuman-kuman penyakit, cendawan, dan


parasit dapat ditekan pertumbuhannya. Ternak dapat terhindar dari gangguan binatang
buas. Aman terhadap kemungkinan banjir mendadak. Lantai kandang ditinggikan antara
0,5 – 2 m. Bak pakan dapat ditempelkan pada dinding. Ketinggian bak pakan untuk
kambing dan domba berbeda. Bak pakan untuk kambing dibuat agak tinggi, kira-kira
sebahunya karena kebiasaan kambing memakan daun-daun perdu. 

Sumber : alphapay.id Sumber : yukbeternak.com

Ukuran Kandang :
- Anakan : 1 X 1,2 m /2 ekor (lepas sapih),
- Jantan dewasa : 1,2 X 1,2 m/ ekor
- Dara/ Betina dewasa :1 X 1,2 m /ekor
- Induk dan anak : 1,5 X 1,5 m/induk + 2 anak
Dasar kolong kandang digali sedalam ±20 cm dibagian pinggirnya dan 30-50 cm
pada bagian tengah serta dibuatkan saluran yang menuju bak penampung kotoran.
Kotoran kemudian dapat diproses untuk menjadi pupuk kandang. Dan sudah semestinya
kandang harus terjaga kebersihannya sehingga ternak kambing dan domba lebih sehat
karena tidak mudah terserang penyakit.

2.2 Manajemen Pemilihan Bibit

Sumber : kambingmandarku.blogspot.com Sumber : ragambudidaya.blogspot.com

Pemilihan bibit kambing (cempe) yang baik akan sangat menentukan keberhasilan
pada usaha penggemukan ternak kambing. Bibit merupakan hal penting yang harus
diperhatikan oleh para peternak. Semakin unggul bibit yang dipilih maka semakin besar
keuntungan dalam berhasilnya proses penggemukan kambing.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bibit yaitu :
 Bibit kambing yang dipilih berasal dari daerah yang bebas penyakit hewan
menular dan harus melalui pemeriksaan dan pengamatan terhadap penyakit
menular sesuai ketentuan (antara lain bebas Brucellosis),
 Umur antara 8 bulan – 1 tahun
 Bibit kambing yang baik mempunyai gerakan yang cukup lincah
 Ukuran badan normal, sehat, bulu bersih dan mengkilap, garis punggung dan
pinggang lurus.
 Keempat kaki lurus, kokoh dan tumit terlihat tinggi.
 Bibit kambing harus sehat seperti Hidung bersih, mata tajam dan bersih serta anus
bersih.
 Bebas dari segala cacat fisik seperti cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang,
lumpuh, kaki dan kuku abnormal, serta tidak terdapat kelainan tulang punggung
atau cacat tubuh lainnya,
 Bibit kambing harus bebas dari cacat alat reproduksi.

2.3 Manajemen Pemberian Pakan

2.3.1 Pakan
Pakan kambing secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu pakan hijauan dan
konsentrat. Pakan hijauan dapat berupa rumput alam, rumput yang dibudidayakan dan
daun kacang-kacangan, sedangkan pakan konsentrat dapat berupa dedak padi. Khusus
legume dan aneka hijauan sebelum diberikan pada ternak sebaiknya dilayukan terlebih
dahulu 2-3 jam dibawah terik matahari untuk menghilangkan racun yang ada dalam
hijauan tersebut.
Hijauan yang diberikan untuk pakan adalah semua jenis tumbuhan, baik legume,
ramban, rumput dan sebagainya. Pemberian pakan secara adlibitum dan frekuensi
pemberian 1 kali sehari. Bahwa frekuensi pemberian pakan hijauan efisiensi penggunaan
pakan meningkat mengikuti taraf konsumsi (efisiensi meningkat bila konsumsi

meningkat), konsumsi pakan maksimal. Konsumsi pakan meningkat bila frekuensi


pemberian pakan meningkat.
Sumber : id.wikipedia.org Sumber : bobo.grid.id
Rumput merupakan sumber tenaga atau energi bagi ternak kambing. Jenis rumput
yang umum diberikan ternak adalah rumput alam (rumput lapangan). Jenis rumput yang
dibudidayakan (ditanam) antara lain: rumput setaria, brachiaria dan clitoria ternatea.
Selain rumput, sisa hasil pertanian juga dapat digunakan sebagai sumber tenaga atau
energi antara lain: dedak padi, kulit dan daun singkong, daun pepaya, batang kangkung,
daun jagung dan jerami padi. Pakan sebagai sumber protein yang baik untuk
pertumbuhan kambing antara lain: daun kacang tanah, daun kacang panjang, daun
kedelai, daun gamal, daun turi, daun lamtoro dan daun kaliandra.
Selain pakan hijauan, dapat juga ditambah dengan pakan padat  atau konsentrat.
Konsentrat sendiri dapat dibeli di toko atau dengan alternative lain yang alami. Jenis yang
dapat digunakan adalah bekatul, ampas tahu, ketela pohon (dicacah dahulu). Jenis pakan
tersebut relatif murah dan mudah dibeli di mana saja. Pakan konsentrat ini akan
memberikan sumbangan cukup besar untuk kebutuhan nutrisinya.
Kebutuhan Pakan
a. Pakan hijauan: 10% dari berat badan
b. Pakan konsentrat: 0,5 kg Jika hanya diberi pakan hijauan, maka pakan
hijauan tersebut diberikan dengan jumlah 10% dari berat badan dengan
susunan pakan sebagai berikut:
 Kambing Dewasa: 1 bagian daun + 3 bagian rumput
 Kambing yang akan dikawinkan: 2 bagian daun berprotein + 3
bagian rumput
 Kambing bunting: 3 bagian daun + 3 bagian rumput

Waktu Pakan Hijauan Konsentrat


Pagi ( kira-kira jam 8 ) Rumput, Legume Bekatul, Ampas tahu,
Ampas singkong
Sore ( kira-kira jam 3 ) Rumput, Legume Bekatul, Ampas tahu,
Ampas singkong

Contoh pola pemberian pakan ternak kambing


2.3.2 Air Minum

Sumber : majalahburungpas.com
Sumber air minum didapatkan dari air sumur. Bahwa Adapun ketersediaan air
minum untuk kambing harus ada setiap saat. Sebagian besar air didapat dari hijauan
rumput atau daun-daunan, kambing tetap harus diberi minum. Air diperlukan untuk
membantu proses pencernaan, mengeluarkan bahan-bahan yang tidak berguna dari dalam
tubuh (keringat, air kencing dan kotoran), melumasi persendian dan membuat tubuh tidak
kepanasan.

2.3.3 Mineral
Mineral dibutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan menjaga kondisi
tumbuh supaya tetap sehat. Garam dapur merupakan salah satu sumber mineral. Selain itu
mineral yang lain dapat dibeli di toko pertanian.
Cara Pemberian
a. Siapkan ruas bambu dengan panjang 40-50 cm, kemudian kupas kulit luarnya.
b. Lubangi kecil-kecil pada bagian bawahnya.
c. Masukan garam dapur atau mineral jadi ke dalam ruas bambu sampai penuh.
d. Masukkan air kurang lebih setengah gelas ke dalam ruas bambu yang sudah diisi
garam atau mineral.
e. Gantungkan bambu tersebut di dinding kandang.
2.4 Manajemen Perkawinan
Kambing yang telah dewasa kelamin dapat dikawinkan. Kambing dewasa kelamin
umumnya pada umur 6-8 bulan (sudah mulai birahi). Umur dapat diketahui dengan
catatan kelahiran atau dapat dilihat dari giginya. Umur pertama kali dikawinkan 10–12
bulan untuk kambing betina, sedangkan umur lebih dari 1 tahun untuk kambing jantan.
Ciri-ciri Kambing betina birahi
a. Gelisah
b. Alat kelamin bagian luar bengkak, basah, merah dan hangat.
c. Ekor digerak-gerakan.
d. Diam bila dinaiki oleh pejantan.
e. Nafsu makan berkurang.
f. Lama berahi sekitar 30 jam, sedangkan siklus birahi sekitar 17 hari.
Waktu mengawinkan yang tepat adalah 12-18 jam setelah melihat tanda-tanda
birahi kambing. Unruk memudahkan proses kawin serta mengurangi resiko kegagalan
maka kambing betina dan jantan dikandangkan bersama. Hal ini untuk menghindari
perkawinan sedarah.

Sumber : area-peternakan.blogspot.com
Selain perkawinan menggunakan kawin alam, dapat juga melalui teknik
inseminasi buatan (IB) menggunakan semen beku/semen cair yang sudah teruji dan
memenuhi standar mutu. Inseminasi buatan menawarkan cara terbaik untuk
mendistribusikan plasma nutfah dari inti peternakan kambing dalam setiap ekosistem.
Ternak bunting dilakukan pemeriksaan dengan mengandalkan mata, apabila
terlihat ambing ternak membesar maka diasumsikan sedang bunting. bahwa sejak
dikawinkan gejala birahi tidak muncul lagi, sikap tenang dan nafsu makan meningkat,
perut sebelah kanan membesar dan ambing turun, suka menggesek-gesekkan badan ke
dinding kandang. Kambing bunting sebaiknya dipelihara terpisah dengan yang lain
dengan cara memberi sekat agar tidak terganggu kambing lain dan lantai kandang harus
kuat agar kambing tidak terperosok atau terpeleset.

2.5 Manajemen Pemeliharaan


2.5.1 Pemeliharaan Anak kambing Pra-kelahiran
Pemeliharaan anak kambing dilakukan semenjak masih dalam
kandungan,sehingga pemeliharaanya dimulai dari induk bunting. Induk bunting
perlu banyak bergerak, berjalan-jalan dan memperoleh sinar matahari cukup. Induk
bunting 3 bulan harus dipisahkan dalam kandang sendiri atau
dikelompokkandengan induk bunting yang lain tanpa jantan.
Tanda-tanda kelahiran, yaitu :
a. Induk gelisah, menggaruk-garuk sesuatu, atau berpindah-pindah tempat.
b. Seolah-olah berperilaku seperti membuat sarang.
c. Ambing membesar, jika diperah keluar susu yang berwarna kuning.
d. Alat kelaminya mengendor dan keluar lendir yang agak banyak. dan
e. Bila tanda – tanda tersebut telah nampak, tempatkan induk dalam kandang yang
agak luas dan tersendiri, diberi alas jerami atau rumput kering yang bersih.

2.5.2 Pemeliharaan Anak Kambing Pasca-kelahiran


Hal-hal yang harus dilakukan yaitu, antara lain :
a. Bersihkan semua ledir dari mulut, hidung dan seluruh tubuh,
b. Potong tali pusar kurang lebih 2 cm dari lubang pusar dan olesi bekas luka
dengan yodium,
c. Alasi kandang anak kambing dengan jerami kering atau rumput kering,
d. Beberapa menit sebelum anak kambing berdiri dan mulai menyusu pada
induknya guna mendapatkan kolustrum (susu yang pertama keluar), bersihkan
puting induknya terlebih dahulu,
e. Kambing menyusui selama 2,5-3 bulan bahkan pada peternakan tradisional
sampai 5-6 bulan.
f. Pada umur 4-5 minggu anak kambing mulai belajarmakan daun-daunan muda,
setelah umur 1-2 bulan mulai belajar makan rumput.
g. Anak kambing umur kurang lebih 4 bulan disapih dari induknya.

2.5.3 Pemeliharaan Masa Pertumbuhan


Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain yaitu :
a. Kambing betina mulaidewasa pada umur 8-14 bulan, tetapi saat itu belum boleh
dikawinkan; 
b. Umur yang baik mulai mengawinkan adalah umur 15-18 bulan; 
c. Untuk menghindari perkawinan muda mulai umur 5 bulan kambing betina harus
dipisahkan dengan kambing jantan; 
d. Waktu hari panas kambing-kambing dimandikan satu minggu sekali untuk
menjaga gangguan penyakit kulit dan biarkan berjemur setelahdimandikan; 
e. Perawatan kuku perlu diperhatikan, oleh karenanya bila kuku sudah panjang
harus dilakukan pemotongan dengan memakai gergajihalus/pisau tajam.

2.6 Manajemen Penanganan Kesehatan


2.6.1 Sanitasi Kandang
Tindakan pertama yang dilakukan pada pemeliharaan adalah melakukan
pencegahan terjangkitnya penyakit pada ternak. Beberapa langkah pencegahan
adalah sebagai berikut :
 Lahan yang digunakan untuk memelihara Kambing harus bebas dari
penyakit menular.
 Kandang harus kuat, aman dan bebas penyakit. Apabila digunakan kandang
bekas kado yang telah terserang penyakit, kandang cukup dicucihamakan
dengan disinfektan, kemudian dibiarkan beberapa saat. Apabila kandang
tersebut bekas kambing sehat cukup dicuci dengan air biasa.
 Kambing yang baru masuk sebaiknya dimasukkan  ke kandang karantina
dulu dengan perlakuan khusus. Ternak yang diduga bulunya membawa
penyakit sebaiknya dimandikan dan digosok dengan larutan sabun karbol,
Neguvon, Bacticol Pour, Triatex atau Granade 5% EC dengan konsentrasi
4,5 gram/3 liter air. Untuk membasmi kutu, dapat juga dimandikan larutan
Asuntol  berkonsentrasi 3-6 gram/3 liter air.
 Kandang dan lingkungan tidak boleh lembap dan bebas dari genangan air.
Kelembapan yang tinggi dan genangan air mengakibatkan perkembangan
nyamuk atau hewan sejenis yang menggigit dan menghisap darak ternak.

2.6.2 Pengendalian Penyakit


Beberapa penyakit yang dapat menyerang Kambing adalah :
a. Kudis atau budug
Merupakan penyakit akibat inveksi parasit kulit. Tanda-tandanya adalah
hewan yang terkena kudis/budug selalu menggosokkan bagian tubuh yang
terserang,bulu rontok, kulit tebal dan kaku.
Cara pengobatan :
 Sebelum diobati hewan dimandikan agar bersih (digosok dengan sabun)
lalu dijemur.
 Obati dengan cara menggosokan atau mengolesi berupa campuran oli
bekas yang kental dengan belerang secara merata.
 Ulangi pengobatan setiap 3 hari.
 Disuntik dengan obat Ivomec.

b. Parasit kulit (Sarcoptes sp)


Bagian tubuh yang sering diserang oleh penyakit ini yaitu muka, telinga,
pangkal ekor dan leher. Ditandai dengan warna kulit merah dan menebal, bulu
rontok, sering menggaruk-garukkan kulit yang terinfeksi pada dinding kandang.
Cara pengobatannya dengan menyuntik dengan Ivermectin secara subcutan
(dibawah kulit).
c. Penyakit Virus (Orf)
Merupakan penyakit hewan yang menular, penyakit ini menyebabkan lesi-
lesi yang khas disekitar mulut/bibir berupa lepuh-lepuh atau benjolan
berkeropeng, penyakit ini disebabkan oleh virus. Hingga kini obat untuk
penyakit tersebut masih belum diketahui, pengobatan hanya ditujukan
membunuh infeksi sekunder oleh bakteri tidak untuk virus. Untuk itu gunakan
salep anti biotika (penisilin, streptonisin) atau anti biotika injekasi seperti
terramisin, selain itu berikan vitamin untuk memperkuat kondisi tubuh .
d. Penyakit lain (Perut Kembung)
Gas yang ditimbulkan oleh makanan (rumput muda). Gejalanya perut
sebelah kiri membesar, napas pendek dan cepat, tidak mau makan. Penanganan
denagan memberikan larutan gula merah dan asam jawa, keluarkan gas dengan
cara mengurut-urut perut kambing. Dan jangan diberi rumput muda.
BAB III

ANALISIS USAHA

Usaha penggemukan kambing dapat dilakukan selama 100 hari untuk 1 kali periode.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan biaya dan penerimaan adalah sebagai
berikut:
a. Bibit kambing atau bakalan kambing berumur 4-5 bulan (usia ideal sudah tidak
disusui lagi oleh induknya) dengan harga beli sekitar Rp 400.000 dengan bobot
awal rata-rata 15 kg.
b. Harga jual kambing dewasa sekitar Rp 65.000/kg.
c. Asumsi tingkat kematian <5%, sehingga jumlah panen penjualan diasumsikan 97
ekor dari 100 ekor yang dipelihara.

Biaya Tetap
 Pembuatan kandang untuk 100 ekor = Rp 30.000.000
 Penyusutan kandang 5% = Rp 1.500.000
Total Biaya Tetap = Rp 31.500.000

Biaya Variabel
 Pembelian bibit/bakalan 100 ekor x Rp 500.000 = Rp 50.000.000
 Pakan :
Konsentrat 100 ekor x 0,3 kg x 100 hari x Rp 2.000 = Rp 6.000.000
Hijauan 100 ekor x 3 kg x 100 hari x Rp 100 = Rp 3.000.000
Premix (4 cc x 100 ekor x 100 hari) = Rp 3.600.000
500 cc
 Tenaga kerja 2 orang x 3 bulan x Rp 1.000.000 = Rp6.000.000
Total Biaya Variabel = Rp68.600.000
Penerimaan Kotor
 Penjualan setelah 100 hari (3,5 bulan)
= (jumlah kambing siap jual) x (harga per kg) x (bobot rata-rata kambing siap jual)
= 97 ekor x Rp 65.000 x 25 kg = Rp 157.625.000

Keuntungan
Penerimaan kotor – (biaya tetap + biaya variabel)
= Rp 157.625.000 – (Rp 31.500.000 + 68.600.000) = Rp 57.525.000
Jadi, Keuntungan harian Rp 57.525.000/100 hari = Rp 575.250

BAB IV

KESIMPULAN

Dalam beternak kambing potong, banyak hal yang perlu diperhatikan dari mulai
pemilihan bibit yang unggul yang nantinya mempunyai kualitas daging yang baik
tentunya. Selain itu kandang dan faktor pemeliharaan yang baik juga mempengaruhi
pertumbuhan dari kambing. Hal penting dalam pengendalian penyakit adalah
meningkatkan kesehatan ternak dan kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya serta
monitoring/pengamatan yang kontinyu pada ternak sehingga apabila terdapat gejala
penyakit, segera dapat diketahui jenis penyakit tersebut dan cara pencegahan dan
pengobatannya.
Ternak kambing potong dapat dicoba oleh para pemula yang ingin menghasilkan
keuntungan dengan modal yang relatif kecil. Apalagi tingginga permintaan daging
kambing pada hari raya umat muslim membuat banyak orang tertarik memelihara
kambing. Ini dapat menjadi peluang yang besar dimana pangsa pasar terbuka luas. Jika
kita ingin mulai beternak, sebaiknya konsultasi kepada para peternak yang sudah
berpengalaman cukup lama untuk belajar manangani ternak dengan benar. Dalam
penanganan penyakit, disarankan untuk menghubungi dokter hewan terdekat agar dapat
diobati sehingga kambin menjadi sehat kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Inti Grow. ( 2013 ). Panduan cara Budidaya peternakan dan perikanan.


http://ternakviterna.blogspot.com/2013/03/. Diakses pada tanggal 16 April 2020

Prabowo, A. ( 2010 ). Budidaya ternak Kambing. BPTP Sumatera Selatan

Kementrian Pertanian. ( 2014 ). Pedoman Pembibitan Kambing dan Domba yang Baik.
http://bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman%20Pembibitan%20Kam
bing%20dan%20Domba%20yang%20Baik.pdf. Diakses pada tanggal 18 April 2020

Prospek Pengembangan
Usaha Ternak Kambing
dan Memacu
Peningkatan Ekonomi
Peternak
Prospek Pengembangan
Usaha Ternak Kambing
dan Memacu
Peningkatan Ekonomi
Peternak
Prospek Pengembangan
Usaha Ternak Kambing
dan Memacu
Peningkatan Ekonomi
Peternak

Anda mungkin juga menyukai