OLEH :
KELOMPOK 2
KELAS D
Luh Andrea Calista Arsaningrat (1909511093)
Divina Gracia Aviela Simanjuntak (1909511094)
Ni Kadek Shita Amelia (1909511095)
I Dewa Putu Bagus Mertha Anom (1909511096)
I Nyoman Perdana Adi Putra (1909511097)
Puji dan syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
MANAJEMEN PETERNAKAN KAMBING POTONG/PEDAGING ”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangan karena keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan
makalah ini. Makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan berbagai pihak baik
bantuan secara langsung maupun tidak langsung.
Atas segala bantuan yang diberikan kami mengucapkan terima kasih dan kami memohon
maaf atas banyaknya kekurangan yang dimiliki dalam makalah ini sehingga dengan adanya
makalah ini dapat menjadi ilmu bagi yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Sampul...................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan.....................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.1 Manajemen Perkandangan..... ......................................................................3
2.2 Manajemen Pemilihan Bibit.........................................................................4
2.3 Manajemen Pemberian Pakan ......................................................................5
2.4 Manajemen Perkawinan...............................................................................8
2.5 Manajemen Pemeliharaan.................................. ..........................................9
2.6 Manajemen Penanganan Kesehatan...........................................................10
BAB III ANALISIS USAHA..............................................................................13
BAB IV KESIMPULAN.................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Model kandang yang sering digunakan yaitu model panggung. Bahan bangunan
terbuat dari bambu, seng, terpal. Atap kandang mempunyai model gable roof. Bahwa
kandang panggung mempunyai kelebihannya kotoran dan air kencing ternak jatuh ke
tempat penampungan yang berada di kolong kandang, sehingga kebersihan kandang
terjamin.
Ukuran Kandang :
- Anakan : 1 X 1,2 m /2 ekor (lepas sapih),
- Jantan dewasa : 1,2 X 1,2 m/ ekor
- Dara/ Betina dewasa :1 X 1,2 m /ekor
- Induk dan anak : 1,5 X 1,5 m/induk + 2 anak
Dasar kolong kandang digali sedalam ±20 cm dibagian pinggirnya dan 30-50 cm
pada bagian tengah serta dibuatkan saluran yang menuju bak penampung kotoran.
Kotoran kemudian dapat diproses untuk menjadi pupuk kandang. Dan sudah semestinya
kandang harus terjaga kebersihannya sehingga ternak kambing dan domba lebih sehat
karena tidak mudah terserang penyakit.
Pemilihan bibit kambing (cempe) yang baik akan sangat menentukan keberhasilan
pada usaha penggemukan ternak kambing. Bibit merupakan hal penting yang harus
diperhatikan oleh para peternak. Semakin unggul bibit yang dipilih maka semakin besar
keuntungan dalam berhasilnya proses penggemukan kambing.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bibit yaitu :
Bibit kambing yang dipilih berasal dari daerah yang bebas penyakit hewan
menular dan harus melalui pemeriksaan dan pengamatan terhadap penyakit
menular sesuai ketentuan (antara lain bebas Brucellosis),
Umur antara 8 bulan – 1 tahun
Bibit kambing yang baik mempunyai gerakan yang cukup lincah
Ukuran badan normal, sehat, bulu bersih dan mengkilap, garis punggung dan
pinggang lurus.
Keempat kaki lurus, kokoh dan tumit terlihat tinggi.
Bibit kambing harus sehat seperti Hidung bersih, mata tajam dan bersih serta anus
bersih.
Bebas dari segala cacat fisik seperti cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang,
lumpuh, kaki dan kuku abnormal, serta tidak terdapat kelainan tulang punggung
atau cacat tubuh lainnya,
Bibit kambing harus bebas dari cacat alat reproduksi.
2.3.1 Pakan
Pakan kambing secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu pakan hijauan dan
konsentrat. Pakan hijauan dapat berupa rumput alam, rumput yang dibudidayakan dan
daun kacang-kacangan, sedangkan pakan konsentrat dapat berupa dedak padi. Khusus
legume dan aneka hijauan sebelum diberikan pada ternak sebaiknya dilayukan terlebih
dahulu 2-3 jam dibawah terik matahari untuk menghilangkan racun yang ada dalam
hijauan tersebut.
Hijauan yang diberikan untuk pakan adalah semua jenis tumbuhan, baik legume,
ramban, rumput dan sebagainya. Pemberian pakan secara adlibitum dan frekuensi
pemberian 1 kali sehari. Bahwa frekuensi pemberian pakan hijauan efisiensi penggunaan
pakan meningkat mengikuti taraf konsumsi (efisiensi meningkat bila konsumsi
Sumber : majalahburungpas.com
Sumber air minum didapatkan dari air sumur. Bahwa Adapun ketersediaan air
minum untuk kambing harus ada setiap saat. Sebagian besar air didapat dari hijauan
rumput atau daun-daunan, kambing tetap harus diberi minum. Air diperlukan untuk
membantu proses pencernaan, mengeluarkan bahan-bahan yang tidak berguna dari dalam
tubuh (keringat, air kencing dan kotoran), melumasi persendian dan membuat tubuh tidak
kepanasan.
2.3.3 Mineral
Mineral dibutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan menjaga kondisi
tumbuh supaya tetap sehat. Garam dapur merupakan salah satu sumber mineral. Selain itu
mineral yang lain dapat dibeli di toko pertanian.
Cara Pemberian
a. Siapkan ruas bambu dengan panjang 40-50 cm, kemudian kupas kulit luarnya.
b. Lubangi kecil-kecil pada bagian bawahnya.
c. Masukan garam dapur atau mineral jadi ke dalam ruas bambu sampai penuh.
d. Masukkan air kurang lebih setengah gelas ke dalam ruas bambu yang sudah diisi
garam atau mineral.
e. Gantungkan bambu tersebut di dinding kandang.
2.4 Manajemen Perkawinan
Kambing yang telah dewasa kelamin dapat dikawinkan. Kambing dewasa kelamin
umumnya pada umur 6-8 bulan (sudah mulai birahi). Umur dapat diketahui dengan
catatan kelahiran atau dapat dilihat dari giginya. Umur pertama kali dikawinkan 10–12
bulan untuk kambing betina, sedangkan umur lebih dari 1 tahun untuk kambing jantan.
Ciri-ciri Kambing betina birahi
a. Gelisah
b. Alat kelamin bagian luar bengkak, basah, merah dan hangat.
c. Ekor digerak-gerakan.
d. Diam bila dinaiki oleh pejantan.
e. Nafsu makan berkurang.
f. Lama berahi sekitar 30 jam, sedangkan siklus birahi sekitar 17 hari.
Waktu mengawinkan yang tepat adalah 12-18 jam setelah melihat tanda-tanda
birahi kambing. Unruk memudahkan proses kawin serta mengurangi resiko kegagalan
maka kambing betina dan jantan dikandangkan bersama. Hal ini untuk menghindari
perkawinan sedarah.
Sumber : area-peternakan.blogspot.com
Selain perkawinan menggunakan kawin alam, dapat juga melalui teknik
inseminasi buatan (IB) menggunakan semen beku/semen cair yang sudah teruji dan
memenuhi standar mutu. Inseminasi buatan menawarkan cara terbaik untuk
mendistribusikan plasma nutfah dari inti peternakan kambing dalam setiap ekosistem.
Ternak bunting dilakukan pemeriksaan dengan mengandalkan mata, apabila
terlihat ambing ternak membesar maka diasumsikan sedang bunting. bahwa sejak
dikawinkan gejala birahi tidak muncul lagi, sikap tenang dan nafsu makan meningkat,
perut sebelah kanan membesar dan ambing turun, suka menggesek-gesekkan badan ke
dinding kandang. Kambing bunting sebaiknya dipelihara terpisah dengan yang lain
dengan cara memberi sekat agar tidak terganggu kambing lain dan lantai kandang harus
kuat agar kambing tidak terperosok atau terpeleset.
ANALISIS USAHA
Usaha penggemukan kambing dapat dilakukan selama 100 hari untuk 1 kali periode.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan biaya dan penerimaan adalah sebagai
berikut:
a. Bibit kambing atau bakalan kambing berumur 4-5 bulan (usia ideal sudah tidak
disusui lagi oleh induknya) dengan harga beli sekitar Rp 400.000 dengan bobot
awal rata-rata 15 kg.
b. Harga jual kambing dewasa sekitar Rp 65.000/kg.
c. Asumsi tingkat kematian <5%, sehingga jumlah panen penjualan diasumsikan 97
ekor dari 100 ekor yang dipelihara.
Biaya Tetap
Pembuatan kandang untuk 100 ekor = Rp 30.000.000
Penyusutan kandang 5% = Rp 1.500.000
Total Biaya Tetap = Rp 31.500.000
Biaya Variabel
Pembelian bibit/bakalan 100 ekor x Rp 500.000 = Rp 50.000.000
Pakan :
Konsentrat 100 ekor x 0,3 kg x 100 hari x Rp 2.000 = Rp 6.000.000
Hijauan 100 ekor x 3 kg x 100 hari x Rp 100 = Rp 3.000.000
Premix (4 cc x 100 ekor x 100 hari) = Rp 3.600.000
500 cc
Tenaga kerja 2 orang x 3 bulan x Rp 1.000.000 = Rp6.000.000
Total Biaya Variabel = Rp68.600.000
Penerimaan Kotor
Penjualan setelah 100 hari (3,5 bulan)
= (jumlah kambing siap jual) x (harga per kg) x (bobot rata-rata kambing siap jual)
= 97 ekor x Rp 65.000 x 25 kg = Rp 157.625.000
Keuntungan
Penerimaan kotor – (biaya tetap + biaya variabel)
= Rp 157.625.000 – (Rp 31.500.000 + 68.600.000) = Rp 57.525.000
Jadi, Keuntungan harian Rp 57.525.000/100 hari = Rp 575.250
BAB IV
KESIMPULAN
Dalam beternak kambing potong, banyak hal yang perlu diperhatikan dari mulai
pemilihan bibit yang unggul yang nantinya mempunyai kualitas daging yang baik
tentunya. Selain itu kandang dan faktor pemeliharaan yang baik juga mempengaruhi
pertumbuhan dari kambing. Hal penting dalam pengendalian penyakit adalah
meningkatkan kesehatan ternak dan kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya serta
monitoring/pengamatan yang kontinyu pada ternak sehingga apabila terdapat gejala
penyakit, segera dapat diketahui jenis penyakit tersebut dan cara pencegahan dan
pengobatannya.
Ternak kambing potong dapat dicoba oleh para pemula yang ingin menghasilkan
keuntungan dengan modal yang relatif kecil. Apalagi tingginga permintaan daging
kambing pada hari raya umat muslim membuat banyak orang tertarik memelihara
kambing. Ini dapat menjadi peluang yang besar dimana pangsa pasar terbuka luas. Jika
kita ingin mulai beternak, sebaiknya konsultasi kepada para peternak yang sudah
berpengalaman cukup lama untuk belajar manangani ternak dengan benar. Dalam
penanganan penyakit, disarankan untuk menghubungi dokter hewan terdekat agar dapat
diobati sehingga kambin menjadi sehat kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Pertanian. ( 2014 ). Pedoman Pembibitan Kambing dan Domba yang Baik.
http://bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Pedoman%20Pembibitan%20Kam
bing%20dan%20Domba%20yang%20Baik.pdf. Diakses pada tanggal 18 April 2020
Prospek Pengembangan
Usaha Ternak Kambing
dan Memacu
Peningkatan Ekonomi
Peternak
Prospek Pengembangan
Usaha Ternak Kambing
dan Memacu
Peningkatan Ekonomi
Peternak
Prospek Pengembangan
Usaha Ternak Kambing
dan Memacu
Peningkatan Ekonomi
Peternak