Oleh:
UMBU MAKI PAWOLUNG
NPM. 160406030002
PENDAHULUAN
ini sejalan dengan usaha yang di lakukan oleh sebagian besar masyarakat
cerna yang baik terhadap pakan. Keunggulan lain yang sudah di kenal
masyarakat adalah persentasi karkas sapi yang tinggi, harga jual yang
stabil dan bahkan setiap tahunnya cenderung meningkat membuat sapi bali
pada sistem pemberian pakan, kegiatan ini harus di rencanakan secara baik
dan teratur sehingga produksi yang akan dihasilkan sesuai dengan yang di
pemberian pakan sapi Bali di lakukan dengan cara intensif, yaitu ternak di
dalam kandang dan di berikan pakan. Pemberian pakan dengan cara ini
singosari.
1.3.Tujuan
Buatan Singgosari.
TINJAUAN PUSTAKA
3. harus dapat meningkat secara riil dalam arti harus mampu mencukupi
kebutuhan pangan yang harus tumbuh, baik jumlah, ragam, dan
mutunya;
dicanangkan oleh Gubernur Bali pada tahun 2009. Kegiatan Simantri yang
(3) keterkaitan vertikal yang mampu menciptakan nilai tambah dalam pola
urine dan biogas serta pemanfaatan pupuk organik padat maupun cair hasil
yang dikelola oleh Poktan Andog yang tergabung dalam Gapoktan Buana
Sari. Gapoktan Buana Sari terdiri dari kumpulan 8 poktan (kelompok tani
ternak), yaitu: Poktan Andog, Poktan Siang Cuka, Poktan Jero Kuta, Poktan
oleh poktan Sawa Gunung. Gapoktan Sri Sedana Mumbul yang terdiri 8 dari
adalah teknik atau cara beternak yang baik dengan cara memilih bibit
merugikan fungsi reproduksi baik pada induk muda maupun induk tua.
estrus yang tidak teratur. Pola pemberian pakan pada usaha peternakan
memberikan rumput dalam jumlah yang sangat terbatas tidak cukup untuk
efsiensi maka pakan yang digunakan adalah yang sesuai dengan potensi
nilai nutrisinya rendah (misalnya jerami) namun ada pula yang nilai
yang bernilai gizi tinggi digunakan sebagai sumber energi dan protein
dengan pakan hijauan lokal pada musim kemarau berkisar antara 0,05-0,1
jerami padi, jerami kacang dan jerami ubi jalar, serta pemanfaatan daun
Begitu pula pada musim hujan sapi bali lebih banyak makan
rumput, sedangkan semak dan pohon konsumsinya meningkat pada musim
kemarau. Secara umum apabila dilihat komposisi pakan sapi Bali, terdiri
atas rumput (78%), leguminosa (3%), semak dan pohon (15%), jerami
(2%), batang pisang (1%) dan lainnya (1%).Pakan untuk sapi Bali yang
dikandangkan mesti selalu terseia sepanjang hari. Pakan itu akan lebih
diminati sapi bila sebelumnya telah dilayukan, karena pakan yang
memiliki aroma yang membuat selera makan sapi turun. Untuk itu pakan
mesti dikumpulkan sehari sebelumnya (sore) untuk diberikan keesokan
harinya. Untuk mengurangi pakan yang tercemar akibat ulah sapi yang
kerap memilih pakan, sebaiknya diberikan dua kali, pada pagi dan sore
hari.
Demikian pula bahan pakan kasar seperti jerami akan sulit dicerna
oleh sapi sebab zat makanan dalam jerami tertutup oleh dinding sel yang
sukar dicerna oleh sapi. Bahan pakan yang sukar dicerna sebaiknya diberi
perlakuan khusus sebelum diberikan kepada sapi.
a. Protein.
b. Lemak.
c. Karbohidrat
d. Mineral
e. Vitamin
f. Air
al. (1988) menyatakan bahwa aspek produksi seekor ternak tidak dapat
perbandingan anak jantan dan betina, jarak beranak, bobot sapih, bobot
bali yaitu bertempat di BBIB Singosari, Kec. Singosari, Kab. Malang Jawa
Timur.
3.2 Materi
adalah Sapi Bali di BBIB Singosari, Kec. Singosari, Kab. Malang Jawa
Timur.
3.3 Metode
(PKL).
3.4. AnalisisData
4.2.2. Konsentrat
Konsentrat merupakan suatu campuran pakan yang mengandung
kadar serat kasar rendah dan mudah dicerna. Konsentrat juga merupakan
bahan pakan tambahan yang berfungsi sebagai pelengkap kebutuhan
nutrisi utama yang belum terpenuhi dalam pemberian pakan hijauan atau
pakan kasar (AAK, 1990).
Konsentrat memiliki energi yang tinggi dan serat kasar yang rendah.
Pemberian konsetrat pada sapi perah harus disesuaikan dengan kebutuhan
sapi. Jumlah konsentrat yang diberikanuntuk sapi potong penggemukan,
karena apabila konsentrat terlalu banyak diberikan akan mengakibatkan
kegemukan pada sapi perah sehingga reproduksi sapi perah terganggu
(Anggorodi, 1979). Bahan pakan konsentrat adalah bahan pakan yang
mengandung satu atau lebih zat makanan dalam makanan dalam
konsentrat tinggi yang terdiri dari bahan pakan sumber energi, sumber
protein, sumber mineral dan vitamin (Syarief, 1985).
4.2.3. Silase
a) Metode pemotongan
b) Metode pencapuran
4.2.4. Mineral
4.2.5. Hay
Hay merupakan hijauan berupa daunan jenis rumputan atau bijian
yang sengaja dipanen menjelang berbunga yang dikeringkan baik dengan
cara diangin-anginkan maupun dengan cara dikeringkan dengan panas
matahari secara langsung. Hay merupakan hijauan makanan ternak yang
sengaja dipotong dan dikeringkan agar bisa diberikan kepada ternak pada
kesempatan yang lain. Tujuan dari pembuatan hay ini yaitu hay adalah
untuk mengurangi tingkat kandungan air dari hijauan hingga pada suatu
level dimana menghambat aksi dari enzim-enzim baik yang dihasilkan
oleh tanaman maupun mikrobial (Mc Donald et al., 2002 dalam Mansyur
et al., 2007), untuk dapat menyediakan hijauan pakan untuk ternak pada
saat-saat tertentu, seperti dimasa paceklik atau musim kemarau, untuk
dapat memanfaatkan hijauan pada saat pertumbuhan terbaik tetapi pada
saat itu belum dimanfaatkan.
1. Hay 86,96 9,48 8,36 41,37 1,35 50,48 79,06 0,65 2,03
2. Silase 23,35 8,20 8,64 31,66 2,46 53,99 64,42 0,70 1,86
Jagung
3. TMR 29,73 10,92 12,30 30,24 3,46 55,95 63,88 1,12 4,65
4. Rumput 41,35 12,54 10,02 41,62 1,68 52,00 74,34 0,70 2,53
gajah
5. Mineral
6. Konsentrat
4.6. Konsumsi pakan
4.7. Pertambahan Berat Bobot Badan (PBB)