Anda di halaman 1dari 4

C.

Praktek penanganan yang baik terhadap limbah ternak unggas

Banyak industri peternakan ayam yang mengabaikan cara penanganan limbah yang baik
sehingga menimbulkan pencemaran dan mengganggu lingkungan. Padahal, dalam analisis
mengenai dampak lingkungan, sebuah industri harus menyertakan metode atau cara penanganan
limbah sehingga tidak menimbulkan dampak negatif baik secara fisik, sosial, ekonomi, maupun
budaya.

Beberapa dampak negatif peternakan ayam, di antaranya adalah sebagai berikut.


Polusi udara. Polusi berupa bau menyengat yang timbul dari proses aktivitas mikroorganisme
pada sisa-sisa pakan maupun kotoran ternak.
Mengganggu kesehatan. Lalat banyak mengerumuni lingkungan kandang yang tidak terjaga
kebersihannya. Lalat tersebut menyebarkan penyakit yang mengganggu kesehatan.
Endemi penyakit. Flu burung yang belakangan ramai dibicarakan, adalah jenis penyakit ganas
yang virusnya berkembang pada populasi ayam.

Peternakan ayam yang tidak mengindahkan kebersihan dan pengelolaan limbah sering menjadi
tempat berkembangnya virus tersebut.
Apabila cara penanganan limbah peternakan ayam diolah dengan tepat, permasalahan tersebut
bisa diatasi. Bahkan, cara penanganan limbah ekonomis berpeluang meningkatkan penghasilan.

Cara Penanganan Limbah Limbah Ekonomis

Berdasarkan nilai ekonomis setelah pengolahan, limbah bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu
limbah ekonomis dan non-ekonomis.
Limbah ekonomis adalah limbah yang bisa diproses menjadi produk baru yang memiliki nilai
jual, sedangkan limbah non-ekonomis tidak. Cara penanganan limbah non-ekonomis hanya
ditujukan agar limbah mudah diuraikan dan tidak mencemari lingkungan.
Pada peternakan ayam, salah satu limbah ekonomis adalah kotoran ternak yang secara praktis
bisa digunakan untuk pupuk tanaman. Namun belakangan ini, mulai dikembangkan teknologi
yang berfungsi meningkatkan nilai ekonomis. Kotoran ternak bisa diproses menjadi produk lain
yang nilai jualnya lebih tinggi.
Dari kotoran ayam, ada beberapa produk yang bisa diperoleh, yaitu gas bio, pupuk padat, dan
pupuk cair.

Cara Penanganan Limbah Gas Bio

Gas bio adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas mikroorganisme. Pada hewan ternak sapi dan
kambing, misalnya, kotorannya mengandung mikroba tertentu yang secara otomatis berproses
membentuk gas bio. Dalam teknik lingkungan, kotoran tersebut dicampur dengan air, kemudian
dimasukkan ke dalam tangki pencerna gas bio.

Kotoran ayam tidak tidak mengandung mikroba sebagaimana dalam kotoran sapi. Karena itu,
perlu pemrosesan lebih lanjut agar kotoran ayam bisa digunakan untuk memproduksi gas bio.
Cara penanganan limbah ini yaitu dengan memasukkan ragi ke dalam kotoran ayam tersebut.
Ragi berupa kotoran yang telah diproses sebelumnya dan memiliki kandungan mikroba cukup,
sehingga berfungsi sebagai strarter.
Cara Penanganan Limbah Pupuk Padat
Kotoran ayam secara otomatis bisa digunakan sebagai pupuk. Namun, dalam cara penanganan
limbah, pupuk padat yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dan siap pakai. Pupuk
tersebut merupakan endapan limbah dalam proses pembuatan gas bio.

Pada pupuk padat endapan tersebut, telah terjadi proses oksidasi oleh udara. Dampak terhadap
pembaruan unsur hara tanah bisa lebih maksimal. Indikasi pupuk padat yang baik adalah
warnanya yang kehitam-hitaman menyerupai tanah dan tidak mengeluarkan bau menyengat.

Dalam proses pengolahan gas bio, limbah yang telah dicampur dengan air, dilakukan
penyaringan menggunakan media pasir dan kerikil. Endapan di atas lapisan pasir inilah yang
akan diproses menjadi pupuk padat, sedangkan rembesannya akan diproses menjadi pupuk cair.
Cara Penanganan Limbah Pupuk Cair
Rembesan air dalam proses pengendapan gas bio memerlukan cara penanganan limbah lanjutan
untuk bisa digunakan sebagai pupuk cair. Caranya dengan melakukan oksidasi pada kolam untuk
meningkatkan kandungan oksigennya. Proses ini memakan waktu sekitar seminggu.

Setelah itu, limbah cair diberi bibit ganggang Chlorella untuk meningkatkan oksidasi. Di sisi
lain, ganggang tersebut bisa dipanen untuk campuran pakan ayam karena mengandung protein
dalam jumlah cukup tinggi. Bisa juga digunakan untuk makanan ikan.

Cara Penanganan Limbah Peternakan Ayam

Limbah adalah sisa aktivitas yang berasal dari makhluk hidup, misalnya limbah peternakan
ayam. Ada beberapa bentuk limbah dalam peternakan ayam, yaitu limbah padat dan limbah cair.
Bentuk limbah padat dari peternakan ayam adalah kotoran ayam, limbah krsital (kotoran ayam di
kandang postal yang tercampur dengan litter), kerabang telur, bangkai ayam, dan DOC afkir di
unit penetasan. Sementara itu, limbah cair dari peternakan ayam adalah air bekas pencucian
kandang dan peralatan, air bekas sanitasi, dan air minum ayam.
Lalu, bagaimana cara penanganan limbah peternakan ayam ini? Ada banyak cara penanganan
limbah peternakan ayam. Cara penanganan limbah peternakan ayam dapat dilakukan dengan
membuat saluran pembuangan berbentuk saluran air atau selokan untuk limbah cair. Cara
penanganan limbah cair peternakan ayam yaitu dengan cara membuang kotoran ayam ke unit
pengolahan limbah atau unit cara penanganan limbah.
Cara penanganan limbah peternakan ayam ini di antaranya memasukkan limbah kristal ke dalam
karung kemudian dijual kepada para petani. Cara penanganan limbah peternakan ayam dengan
cara ini menguntungkan kedua belah pihak, baik petani maupun para peternak ayam. Para petani
membeli limbah ini untuk digunakan sebagai pupuk tanaman sayur dan juga diolah menjadi
kompos.
Bagaiamana dengan cara penanganan limbah penetasan berupa kerabang telur? Sebenarnya
kerabang ini masih bisa diolah lagi dan tidak diperlukan cara penanganan limbah untuk kerabang
ini. Namun, biaya pengolahan limbah penetasan berupa kerabang telur ini lebih besar daripada
nilai jual produk yang dihasilkan. Oleh sebab itulah, cara penanganan limbah ini trepaksa
dilakukan.
Cara penanganan limbah kerabang telur ini dilakukan dengan cara dibuang atau dijadikan
campuran pakan itik. Sementara itu, cara penanganan limbah DOC afkir dilakukan dengan cara
memusnahkannya atau dijual untuk pakan ikan lele.
Cara penanganan limbah peternakan ayam dengan cara diolah sangat bermanfaat untuk menekan
pencemaran lingkungan. Cara penanganan limbah peternakan ayam berupa pengolahan yang
dilakukan dengan benar juga akan meningkatkan kualitas dari limbah itu sendiri. Seperti yang
telah disebutkan sebelumnya, cara penanganan limbah peternakan ayam bisa dengan cara
pembuatan kompos.

Cara penanganan limbah peternakan ayam berupa pembuatan kompos memerlukan sejumlah
bahan baku. Bahan baku untuk pembuatan kompos, yaitu:
limbah organik (kotoran ayam) sebanyak 83%;
abu sebanyak 10%;
serbuk gergaji (kayu lunak) sebanyak 5 %;
kalsit sebannyak 3%; dan
bakteri pengurai (stardec) sebanyak 0,25%.

Teknik dan cara penanganan limbah seperti ini dilakukan dengan cara menyatukan kotoran ayam
yang telah dicampur dengan serbuk gergaji serta dicampur juga dengan bahan lainnya. Setelah
itu, susunlah secara berlapis-lapis. Susunan ini kemudian diaduk sampai homogen dan dibiarkan
dengan tumpukan yang tingginya minimal satu meter. Sementara itu, pembalikan dikerjakan
sekali dalam satu minggu dan kompos akan jadi setelah delapan kali pembalikan.

Cara Penanganan Limbah Perlu Sosialisasi

Banyak pihak yang belum mengetahui potensi ekonomi dari limbah peternakan ayam. Oleh
karena itu, sangat diperlukan upaya aktif dari pemerintah terkait dalam mensosialisasikan cara
penanganan limbah dengan lebih ekonomis.
Saat ini, teknologi cara penanganan limbah telah banyak berkembang. Misalnya dengan adanya
mesin pengaduk bokasi sederhana dengan penggerak motor bensin 3,5 PK. Mesin semacam ini
terbilang efektif untuk proses awal cara penanganan limbah.
Mesin yang dilengkapi pisau pengaduk, corong, bingkai, dan motor penggerak ini memiliki
kapasitas 400 kg bahan bokasi/jam. Sangat tepat untuk cara penanganan limbah industri
menengah kecil. Dan diharapkan bisa mengurangi keengganan pemilik peternakan dalam
mengelola limbahnya.

Anda mungkin juga menyukai