Anda di halaman 1dari 13

Nama: Amelia Rista Almawachida

Kelas: PPKH IV-A

NIRM: 04.03.19.362

Mata Kuliah: Pengolahan Limbah Peternakan

Link Vlog Pembuatan Pupuk Bokashi:

https://drive.google.com/file/d/1cS9w9XcqBtJydOjFuMc6JkTko5o3_vuB/view?
usp=drivesdk

Laporan Praktikum Mandiri Pembuatan Pupuk Organik Padat (Bokashi) terdapat


di lembar bawah.
PENGOLAHAN LIMBAH PETERNAKAN

TUGAS PRAKTIKUM

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PADAT (BOKHASI)

Dosen Pengampu :

Dr. Riyanto, S. Pt., S. Pt., MP


Yendri Junaidi, S. PT., M. Sc
Sri Rahayu, S. Pt., M. Si

Disusun Oleh:

Amelia Rista Almawachida


04.03.19.362
PPKH IV A

KEMENTRIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas “Pembuatan Pupuk Organik Padat (Bokashi) dalam
pemenuhan tugas “Mata Kuliah Pengolahan Limbah Peternakan.”

Selain itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Riyanto, S. Pt.,
S. Pt., MP., Bapak Yendri Junaidi, S. PT., M. Sc., dan Ibu Sri Rahayu, S. Pt.,
M. Si. selaku dosen pengampu “Mata Kuliah Pengolahan Limbah Peternakan.”

Semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para
pembaca. Diharapkan juga semoga laporan ini dapat dimanfaatkan dan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya kami yakin bahwa makalah
ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk perbaikan kedepannya.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga “Laporan Pembuatan Pupuk


Organik Padat (Bokashi)” ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf
atas segala kesalahan baik dari segi penulisan, kata yang digunakan, dan
kalimat yang dipaparkan. Terima kasih.

Malang, 20 Mei 2021.

Amelia Rista Almawachida


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................3

BAB 1.......................................................................................................................5

PENDAHULUAN....................................................................................................5

1.1 Latar Belakang............................................................................................5

1.2 Tujuan.........................................................................................................6

BAB II......................................................................................................................7

TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................7

BAB III.....................................................................................................................9

METODE PRAKTIKUM........................................................................................9

3.1 Waktu dan Tempat......................................................................................9

3.2 Alat dan Bahan Pembuatan Pupuk Bokashi................................................9

3.3 Langkah Kerja...........................................................................................10

BAB IV..................................................................................................................11

HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................11

BAB V....................................................................................................................12

KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................12

5.1 Kesimpulan...............................................................................................12

5.2 Saran..........................................................................................................12

LAMPIRAN...........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian organik adalah konsep budidaya tanaman yang mengandalkan


bahan-bahan organik sebagai input kegiatan pertanian. Pertanian organik
menggunakan input seperti pupuk dan pestisida yang terbuat dari bahan-bahan
alami yang mudah terurai oleh alam yang disebut dengan pupuk organik dan
pestisida organik. Pupuk organik merupakan unsur hara tambahan yang terbuat
dari bahan-bahan organik yang diaplikasikan pada tanaman budidaya.

Pada umumnya pupuk organik terbuat dari limbah berupa limbah rumah
tangga atau limbah kota dan limbah pertanian atau peternakan seperti kotoran
hewan ternak. Pupuk organik didapatkan dengan berbagai metode pembuatan
pupuk. Bentuk pupuk organik dapat berupa cairan maupun butiran atau padatan
tergantung pada teknik yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik.

Salah satu produk pupuk organik adalah bokashi. Pupuk bokashi terbuat
dari bahan baru limbah pertanian yaitu kotoran ternak baik kotoran sapi maupun
kotoran ayam. Pupuk bokashi dibuat dengan memfermentasikan bahan-bahan
organik dan mengandalkan mikroorganisme sebagai pengurai bahan organik.
Pupuk bokashi memiliki kandungan hara yang baik bagi tanaman karena pupuk
bokashi mengandung berbagai mikroorganisme yang baik dalam menunjang
keragaman mikroorganisme didalam tanah.

Pembuatan pupuk bokashi biasanya dilakukan dengan mencampurkan


bahan-bahan lain sebagai bahan tambahan. Pupuk bokashi dibuat dengan
bantuan mikroorganisme sehingga menjadikan pupuk bokashi sebagai pupuk
yang lebih ramah lingkungan.
Bokashi adalah pupuk yang dibuat dengan proses bahan organik dengan
teknologi EM4 (Effective Microorganisms 4) atau disebut dengan hasil proses
fermentasi pupuknya dinamakanpupuk em 4. Keunggulan penggunaan
teknologi EM4 adalah pupuk organik dapat dihasilkan dalam waktu yang lebih
cepat dibandingkan dengan cara konvensional.

EM4 (Effective Microorganisms 4) itu mengandung ragi, bakteri fotosintetik,


jamur pengurai selulosa Azotobacter sp.dan Lactobacillus sp. Bahan bahan
yang dibutuhkan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di
sekitar lahan pertanian, seperti jerami, sekam (kulit padi), rumput, sisa tanaman
kacang kacangan, serbuk gergajian ataupun pupuk kandang. Tetapi perlu
diketahui bahan yang paling baik digunakan sebagai bahan pokok pembuatan
bokashi adalah dedak ( bekatul )karena kandungan zat gizinya sangat baik.

Beberapa lahan dan tanah pertanian pada saat ini mengalami kerusakan dan
penurunan tingkat kesuburan tanah yang sangat memerlukan solusi penanganan
secara efektif dan maksimal.Hal ini dapat mengakibatkan dampak yang besar
bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya.Pupuk memegang peranan
yang sangat penting di dalam budidaya tanaman.Tanaman membutuhkan pupuk
yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dan agar dapat tumbuh serta
berkembang dengan baik. Penggunaan bahan-bahan alami seperti  memberikan
keuntungan bagi tanah, tanaman dan lingkungan. Proses pembuatan juga
menjadi salah satu solusi masalah sampah yang semakin memerlukan
penanganan yang bijaksana.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan praktikum mandiri “Pembuatan Pupuk
Organik Padat (Bokashi)” ini adalah untuk mengetahui apa itu “Pupuk Organik
Padat (Bokashi), untuk mengetahui alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
pembuatan, serta langkah kerja dari “Pembuatan Pupuk Organik Padat
(Bokashi).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan pupuk kimia berdampak negatif bagi kualitas tanah pada jangka
waktu panjang. Aplikasi pupuk kimia dapat digantikan dengan mengandalkan
lebih banyak bahan organik yang ditambahkan kedalam tanah. Salah satu jenis
pupuk organik yang dapat diaplikasikan pada tanaman adalah pupuk bokashi.
Pupuk bokashi yang diaplikasikan pada tanaman selain dapat memberikan
nutrisi bagi tanaman juga berdampak baik bagi kesehatan tanah. Pupuk bokashi
dapat meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki sifat tanah yang telah
rusak akibat pemberian bahan kimia pada tanah pada kegiatan pertanian
sebelumnya (Tufaila et al., 2014).

Pupuk bokashi adalah pupuk yang dibuat dengan memfermentasikan bahan-


bahan organik. Pembuatan pupuk bokashi menggunakan mikroorganisme
efektif-4 (EM-4). Mikroorganisme efektif (EM-4) yang dimaksud adalah bakteri
pengurai untuk menghancurkan bahan organik hingga bahan tersebut siap
diaplikasikan sebagai pupuk organik. EM-4 yang dimanfaatkan dalam
pembuatan pupuk bokashi adalah inokulan campuran dari bahan-bahan yang
mengandung bakteri fotosintetik, ragi, Lactobacillus Actinomycetes dan jamur
fermentasi. Bahan-bahan yang mengandung bakteri tersebut akan saling
bersinergi untuk meningkatkan produksi tanaman dan kualitas tanah. Bakteri
tersebut memiliki perannya masing-masing. Bakteri fotosintetik berperan dalam
mengikat N yang berasal dari udara bebas, ragi dan jamur berfungsi sebagai
bahan yang memfermentasikan bahan-bahan organik menjadi senyawa asam
laktat. Lactobacillus Actinomycetes adalah bakteri yang memiliki peran sebagai
bakteri yang menghasilkan antibiotik toksik bagi patogen (Birnadi, 2014).

Pupuk bokashi berbeda dengan pupuk kandang pada umunya. Pupuk bokashi
dibuat menggunakan limbah pertanian seperti kotoran hewan ternak seperti
ayam maupun sapi. Namun dalam pembuatannya, pupuk bokashi menggunakan
mikroorganisme efektif. Bakteri yang digunakan dalam pembuatan pupuk akan
bekerja dalam proses fermentasi pembuata pupuk bokashi. Pupuk bokashi
mampu menghasilkan berbagai senyawa yang baik bagi tanaman. Senywa yang
dihasilkan oleh pupuk bokashi adalah asam organik, vitamin, enzim, asam
amino dan polisakarida (Fontenelle et al., 2015).

Bokashi dibuat menggunakan bahan organik. bahan baku pupuk bokashi


adalah limbah ternak seperti kotoran sapi, kambing, kuda maupun kotoran
ayam. Bahan baku pupuk bokashi tadi dicampur dengan bahan-bahan lain.
Bahan lain yang merupakan campuran pembuatan pupuk bokashi adala dedak
padi dan aram sekam. Kotoran ternak digunakan sebagai bahan baku pembuatan
pupuk bokashi karena memiliki kandungan unsur hara yang baik bagi tanaman.
Kelebihan lain menggunakan limbah berupa kotoran ternak antara lain
memperbaiki struktur fisik dan kimia tanah, meningkatkan kapasitas air dan
meningkatkan kehidupan biologi tanah (Pangaribuan et al., 2012).

Pembuatan pupuk organik bokashi harus memperhatikan beberapa hal. Salah


satu hal yang diperhatikan dalam pembuatan pupuk organik bokasi adalah suhu.
Suhu yang baik dalam pembuatan pupuk bokashi adalah tidak melebihi 65oC
seperti pada pengomposan pupuk pada umumnya. Saat suhu mencapai 65oC
akan terjadi kehilangan nitrogen dalam bentuk nitrat akibat pelindian unsur hata
ke tanah yang ada dibawahnya (Sutanto, 2002).

Pupuk bokashi yang dihasilkan harus memnuhi syarat mutu agar dapat
diaplikasikan pada tanaman. Menurut FFTC (1997) dalam Suriadikarta dan
Setyorini (2006), syarat minimal untuk pupuk organik adalah kandungan hara,
pH, dan EC harus dicantumkan, C/N rasio minimal 20, Kandungan bahan
organik maksimal 60%, kandungan air maksimal 35%, persentasi bahan serta
pencantuman lama pengomposan pupuk, kandungan logam serta stabilitas suhu.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum mandiri mata kuliah Pengolahan Limbah Peternakan dengan judul


Pembuatan Pupuk Organik Padat (Bokashi). Praktikum dilaksanakan pada hari
Selasa, 29 Maret 2016 Pukul 15.00 sampai dengan 17.25 di pekarangan rumah
di Dusun Krajan, Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

3.2 Alat dan Bahan Pembuatan Pupuk Bokashi

Alat :

a. Cangkul
b. Sekop
c. Ember
d. Gembor / gayung
e. Terpal

Bahan :
a. 80 kg Kotoran ternak sapi
b. 15 kg sekam/arang sekam
c. 5 kg dedak
d. 1 lt EM 4
e. 1 lt Tetes tebu / molasses
f. 1 liter air
3.3 Langkah Kerja

Cara Membuat Pupuk Organik Padat (campuran 100kg) :

a. Taruh kotoran sapi di sebuah bak / lantai di bawah naungan (bebas panas dan
hujan) secara merata, kemudian lapisan kedua sekam/arang sekam,
kemudian dedak.
b. Air dalam ember ditambah tetes tebu dan EM4.
c. Lalu siramkan pada bahan yang sudah dibuat lapisan secara merata.
d. Campur semua bahan menggunakan cangkul dan sekop.
e. Kumpulkan campuran, kemudian tutup dengan terpal/jerami, biarkan 3
minggu.
f. Dalam kondisi aerob fermentasi akan berlangsung cepat sehingga suhu
bokkhasi meningkat 35-40℃. Bila suhu mencapai 50℃, maka bokhasi
dobolak-balik agar udara masuk dan suhu turun. Lama fermentasi antara 18 -
21 hari dan bokhasi dianggap jadi apabila berbau khas fermentasi, kering,
dingin dan ditumbuhi jamur berwarna putih. Apabila berbau busuk, maka
pembuat bokhasi dianggap gagal.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses pembuatan pupuk bokashi selama 21 hari dimana proses dimulai dari
tanggal 25 April 2021 dan berhasil menjadi pupuk bokashi pada tanggal 16 Mei
2021. Berdasarkan kegiatan praktikum, pupuk bokashi yang telah matang
ditandai dengan perubahan warna, bau dan tekstur bokashi. Dibuktikan dengan
hasil pupuk yang memiliki bau seperti tanah (aroma khas hasil fermentasi) dan
tekstur yang gembur.

Pupuk Organik Padat (Bokashi) yang telah matang akan berwarna hitam
pekat, yang disebabkan oleh kandungan C organik pada pupuk bokashi yang
memiliki warna kehitaman.

Pupuk bokashi yang telah matang ditandai dengan bau menyerupai tanah dan
ditandai dengan terdekomposisinya kotoran ternak yang mengakibatkan
perubahan bau pada pupuk organik padat (bokashi) karena kandungan amoniak
pada bokashi telah terdekomposisi.

Tekstur bokashi yang telah matang ditandai dengan tekstur yang gembur
menyerupai tekstur tanah subur. Tekstur bokashi sendiri dipengaruhi oleh bahan
baku pembuatan bokashi karena setiap limbah kotoran ternak memiliki ciri khas
masing-masing. Ciri kematangan bokashi tersebut sesuai dengan penelitian
Kusuma (2012) yang menyatakan bahwa ciri kematangan bokashi dapat dilihat
dari perubahan warna, bau, tekstur dan berbagai kandungan pada bokashi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

“Pupuk Organik Padat (Bokashi) dapat mengatasi permasalahan limbah


peternakan yang melimpah. Pemanfaatan limbah peternakan berupa kotoran
sapi (feses) diolah menjadi pupuk yang kaya akan manfaat dan dapat mengatasi
permasalahan kerusakan tanah akibat pemberian pupuk kimia yang merusak
tanah.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan


bahwa: Pupuk bokashi mampu meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman
dibandingkan dengan tanaman tanpa perlakukan maupun pupuk rekomendasi.

Bokashi yang telah matang ditandai dengan terjadinya perubahan pada


bokashi yaitu berwarna kehitaman, berbau seperti tanah dan bertekstur gembur.

5.2 Saran

Dilakukannya edukasi kepada masyarakat khususnya peternak akan


pengolahan limbah peternakan terlebih “Pembuatan Pupuk Organik Padat
(Bokashi)” yang mana memanfaatkan limbah peternakan berupa feses sapi yang
diubah menjadi “Pupuk Organik Padat (Bokashi) yang kaya akan manfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Birnadi, S. 2014. Pengaruh Pengolahan Tanah dan Pupuk Organik Bokashi


Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L.) Kultivar
Wilis. Istek, 8(1): 29-46.

Fontenelle, M. R., M. A. Lopes, C. E. P. Lima, D. C. Soares, L. R. B. Silva, D. B,


Zandonadi, R. B. Souza and A. W. Moita. 2015. Microbial Attributes of
Infested Soil Suppressive to Bacterial Wilt by Bokashi Amendments.
Agriculture Sciences, 6(1): 1239-1247.

Pangaribuan, D. H., M. Yasir, dan N. K. Utami. 2012. Dampak Bokashi Kotoran


Ternak dalam Pengurangan Pemakaian Pupuk Anorganik pada Budidaya
Tanaman Tomat. Agronomi Indonesia, 40(3): 204-2010.

Samathamathy, N., and T.H Seran. 2013. Residual effect of Organic manure EM
Bokashi applied to Proceeding Crop of Vegetable Cowpea (Vigna unguiculata)
on succeeding Crop of Radish (Raphanus sativus). Agriculture and Forestry
Science, 1(1): 2-5.

Suriadikarta, D. A., dan D. Setyorini. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.
Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan
Pertanian.

Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik. Yogyakarta: Kanisius.

Tufaila, M., Yusrina dan S. Alam. 2014. Pengaruh Pupuk Bokashi Kotoran Sapi
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah Pada Ultisol Puosu Jaya
Kecamatan Konda, Konawe Selatan. Akroteknos, 4(1): 18-25.

Anda mungkin juga menyukai