Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Meningkatnya jumlah masyarakat Indonesia dapat mempengaruhi konsumsi daging di Indonesia sendiri.
Masyarakat sangat membutuhkan protein hewani, biasanya kebutuhan ini diperoleh dari daging ayam karena harganya
yang dapat dijangkau dibandingkan daging hewan lainnya dan produksi daging yang disajikan tidak kalah unggul
dibanding dengan hewan lainnya.
Ternak unggas merupakan ternak yang mempunyai potensi untuk dikembangkan karena produknya quick
yielding (cepat menghasilkan) dan mengandung nilai gizi tinggi. Performans yang baik pada unggas akan tampak
apabila faktor genetik dan lingkungan pemeliharaannya juga baik. Ayam broiler sebagai ayam ras pedaging
pertumbuhannya sangat cepat karena mempunyai kemampuan mengubah makanan menjadi daging dengan sangat
efisien.
Manajemen perkandangan ayam broiler berbeda dengan jenis ayam lainnya, sistem perkandangan ayam broiler
harus sangat diperhatikan kesehatan dan biosekuritinya, karena ayam broiler rentan terhadap penyakit. Akan tetapi,
jika manajemen perkandangan ayam broiler sudah terlaksana dengan baik, jelas akan mengurangi angka kematian
ayam broiler itu sendiri.
Produktivitas ayam broiler dipengaruhi 3 faktor, yaitu: bibit, pakan dan manajemen pemeliharaan. Oleh karena
itu, ketiga faktor ini perlu diperhatikan. Manajemen pemeliharaan ini dimulai sejak persiapan kandang sesuai
persyaratan yang ada, pemberian pakan dan vaksinasi secara teratur dan terencana. Penanganan dan pengendalian
penyakit serta pemanenan yang tepat waktu. Selain itu juga harus diperhatikan penanganan kandang setelah periode
pemeliharaan. Manajemen pemeliharaan yang dilakukan dengan baik produksi ayam broiler dapatdioptimalkan.
Produksi yang optimal dapat meningkatkan keuntungan dan efisiensi modal.

1.2. Tujuan dan Kegunaan Praktikum


1.2.1. Tujuan Praktikum
Adapun Tujuan Praktikum ini yaitu :
a. Untuk mengetahui mekanisme pelaksanaan program beternak ayam broiler
b. Untukmengetahui tata laksana pemeliharaan ayambroiler
c. Untukdapat membedakan teori yang di dapat di perkuliahan dengan kegiatan di lapangan
1.2.2. Kegunaan Praktikum
Adapun kegunaan praktikum ini yaitu :
a. Mahasisiwa mengetahui bagaimana pelaksaanaan program beternak ayam broiler
b. Mahasisiwa dapat mengetahui tata lakasana pemeliharaan ayam broiler
c. Mahasisiwa teori yang di dapat di perkuliahan dengan kegiatan di lapangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ayam Broiler
Manajemen pemeliharaan ayam broiler meliputi pemeliharaan,persiapan sebelum chick in, bibit, pakan,
vaksinasi, sanitasi dan biosecuritydan processing. Pemeliharaan ayam broiler dilakukan selama 35 hari.
Pemeliharaannya dibagi menjadi 2 fase yaitu fase starter (masa pemeliharaan awal) yaitu ketika anak ayam broiler
sudah kuat untuk hidup layak sejak anak ayam berusia 1 hari sampai 4 minggu dan fase finisher(masa pemeliharaan
akhir) yaitu bila ayam telah berumur lebih dari 4 minggu dan siap potong (Rasyaf, 2012). Strain broiler di Indonesia
yang paling banyak dikembangkan oleh breeder (perusahaan pembibitan) antara lain Cobb, Lohhman, Ross dan
Hubbard. Biasanya, karakteristik yang membedakan adalah kecepatan pertumbuhan, daya tahan terhadap penyakit,
daya adaptasi terhadap lingkungan dan kualitas daging (Tamalluddin, 2012).
Ayam broiler adalah ayam tipe pedaging yang telah dikembang biakan secara khusus untuk pemasaran secara
dini. Ayam pedaging ini biasanya dijual dengan bobot rata-rata 1,4 kg tergantung pada efisiensinya perusahaan.
Menurut (Rasyaf, 1992) ayam pedaging adalah ayam jantan dan ayam betina muda yang berumur dibawah 6 minggu
ketika dijual dengan bobot badan tertentu. Ayam broiler adalah ayam yang mempunyai sifat tenang, bentuk tubuh
besar, pertumbuhan cepat, bulu merapat ke tubuh, kulit putih dan produksi telur rendah(Suprijatna et al., 2005). Ayam
Broiler dalam klasifikasi ekonomi memiliki sifat-sifat antara lain ukuran badan besar, penuh daging yang berlemak,
temperamen tenang, pertumbuhan badan cepat serta efisiensi penggunaan ransum tinggi (Narantaka, 2012).

2.2. Persiapan Kandang


Hal yang harus dilakukan sebelum memulai pemeliharaan ayam broiler yaitu persiapan kandang (preparing
period) yang terdiri dari 2 tahap yang pertama yaitu pencucian dan sanitasi kandang yang meliputi mencuci kandang
dengan menggunakan sprayer tekanan tinggi, melakukan sterilisasi menggunakan desinfektan, melakukan pengapuran
dan membiarkan kandang selama 2 – 3 hari hingga bagian dalam dan sekitarnya kering kemudian menaburkan sekam
dengan ketebalan 10 cm. Tahap kedua dalam preparing period yaitu mempersiapkan lingkaran pelindung (chick
guard), memasang tempat pakan (chick feed tray) dan tempat minum serta memasang alat pemanas (Fadilah, 2013).
Sebelum pemeliharaan ayam broiler terdapat tahap persiapan yang terdiri dari persiapan kandang sebelum anak ayam
datang meliputi pembersihan kandang dan lingkungan, mencuci-hamakan kandang, memasang lampu listrik,
meratakan litter, pengapuran dan menyiapkan tempat pakan dan minum (Maryuni, 2003).

2.3. Bibit Ayam atau DOC


Day Old Chick (DOC) memegang peranan penting untuk menghasilkan produk, baik jumlah maupun mutu
produk. Ketersediaan bibit harus senantiasa ada untuk menjamin kelangsungan produksi. Bukan hanya itu, kontinuitas
pasokan bibit juga harus dijaga dan dikontrol. Kondisi bibit ayam yang populer dengan sebutan DOC sama dengan
anak ayam umur sehari atau kuri (kuthuk umur sehari) sangat menentukan keberhasilan usaha ternak ayam
(Sudarmono, 2003).
Tingkat petumbuhan dan produktifitas dari ayam yang diternakkan, terutama pada fase starter, sangat tergantung
dari bibit yang digunakan. Pengecekan kuantitas (jumlah) dan kualitas (mutu) DOC dilakukan semenjak pertama kali
datang, hal ini dimaksudkan untuk memastikan DOC yang hendak dipelihara dalam kandang benar-benar
baik(berkualitas) yakni sehat, terbebas dari penyakit dan tidak cacat fisik.Pemeliharaan bibit yang berkualitas
merupakan langkah tepat dalam mengawali pemeliharaan ayam broiler komersial. Berikut ini ciri-ciri kualitas DOC
yang baik yakni DOC terbebas dari penyakit, seperti pullorum, ophalitis dan jamur. Jika diperhatikan secara saksama
DOC berkualitas baik maka terlihat aktif bergerak kesana kemari atau tidak bisa diam, setiap DOC mempunyai kaki
yang besar dan berminyak seperti basah, pantatnya tidak kotor dan tidak terdapat pasta putih, bulu cerah dan penuh
dan setiap DOC mempunyai berat tidak kurang dari 37 gram (Narantaka, 2012).

2.4. Pakan
Penampilan produksi tertinggi pada ternak akan dapat tercapai sesuai dengan genetiknya apabila ternak tersebut
memperoleh zat-zat makanan yang dibutuhkannya. Zat makanan tersebut diperoleh ternak dengan cara mengkonsumsi
sejumlah makanan (Anggorodi, 1984). Begitu juga dengan ternak ayam, untuk mendapatkan tingkat produksi yang
maksimal harus dipenuhi kebutuhan zat-zat makanan dengan memberikan pakan sesuai dengan kebutuhan. Ayam
broiler membutuhkan pakan berkualitas untuk meningkatkan laju pertumbuhan badan secara optimal, sedangkan
kebutuhan air minum yang bersih juga sangat dibutuhkan (Anggorodi, 1984).
Konsumsi pakan seekor ternak ayam juga dapat mempengaruhi pencapaian tingkat produktivitas ternak ayam.
Pada prinsipnya pemberian pakan ayam broiler yang diberikan didasarkan atas kebutuhan kadar protein dan energi
metabolis, serta disesuaikan dengan periode hidupnya yaitu periode starter dan periode finisher (Rasyaf, 1995).
Konsumsi adalah jumlah makanan yang terkonsumsi oleh hewan bila diberikan secara ad-libitum. Konsumsi
diperhitungkan dari jumlah makanan yang dimakan oleh ternak, dimana zat makanan yang dikandungnya
akandigunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan untuk produksi hewan tersebut (Tillman et al., 1991).
Untuk memperoleh jaminan terhadap proses pertumbuhan bobot badan yang baik maka diperlukan jadwal pemberian
pakan dan air minum yang teratur, dimana pakan yang diberikan pada ternak dapat diberikan dengan dua cara yaitu
secara bebas (ayam diberi pakan tanpa suatu batasan) dan secara terbatas (pemberian pakan dengan batasan tertentu)
(Ensminger, 1980).

2.5. Vaksinasi
Vaksin adalah penyakit yang telah dilemahkan dan dimasukkan ke dalam tubuh ayam untuk merangsang
kekebalan dari tubuh untuk melawan penyakit. Vaksin digolongkan menjadi dua jenis yaitu vaksin aktif dan vaksin
inaktif. Vaksin aktif umumnya kekebalan bersifat lokal dengan lama sekitar 15 hari. Contoh jenis vaksin aktif adalah
ND, Gumboro, IBD. Sedangkan vaksin inaktif daya kerjanya lebih dai dua minggu, kekebalan tahan lama sampai 3
bulan, contohnya yaitu aksipest inaktif dan medevac inaktif (Santoso dan Sudaryani, 2011).
vaksinasidapatdilakukandenganberbagai cara antara lainmelalui tetes mata, hidung, mulut dan air minum (Rasyaf,
2012). Penyakit yang dapatdicegahdenganvaksinasi antara lain NCD/ND, InvectiousLaringoTrachacitis, Fowlok,
AvianEnchepalomielitis, Gumboro dan Marex (Ensminger, 1980).

2.6. Sanitasi dan Biosecurity


Biosecuritymerupakan suatu sistem untuk mencegah penyakit baik klinis maupun subklinis, yang berarti sistem
untuk mengoptimalkan produksi unggas secara keseluruhan, dan merupakanbagian untuk mensejahterakan hewan
(Wingkel, 1997). Sanitasi adalah salah satu upaya untuk menjaga kebersihan kandang dan lingkungan, dengan sanitasi
yang baik akan dapat mencegah timbulnya penyakit (Sudaryani, 1995). Mempersiapkan kandang yaitu dengan
membersihkan kandang, pemberian desinfektan dan fumigasi. Tujuan dari pemberian desinfektan, pengapuran dan
fumigasi adalah untuk menghilangkan patogen yang dapat menyebabkan ayam sakit (Priyatno, 1999). Persiapan
pemeliharaan dimulai dengan pencucian kandang dengan desinfektan, dilanjutkan dengan membersihkan kandang dan
areal di sekitar kandang. Seluruh bagian kandang disemprot dengan desinfektan (Rasyaf, 1992).

2.7. Perkandangan
Banyak bahan yang dipakai sebagai alat litter termasuk lumut tanah (cleat moss), bilah- bilah kayu, serabut
gergaji, sekam, jagung yang dipotong- potong, daun-daun kering. Kedalaman litter maksimal harus tidak lebih dari 30
cm. Untuk anak-anak ayam dalam litter mula-mula harus tidak lebih dari 5-8 cm, tetapi berangsur- angsur bertambah
seraya anak- anak ayam tumbuh(Williamson dan Payne, 1993).
Selama satu sampai lima hari pertama, lantai kandang dialasi koran dan diganti setiap hari. Alas koran akan
mencegah anak ayam memakan kulit padi atau lainnya bila digunakan litter. Kulit padi yang termakan oleh anak ayam
bias menyebabkan kematian pada ayam (Yahya, 1980).

2.8. Analisis Usaha Ayam Broiler


Untuk mencapai pembangunan pertanian pada umumnya dan sektor peternakan khususnya, maka sebagai
penunjang kebutuhan protein hewani yang merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia perlu di usahakan
produktifitas yang maksimal sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani peternak. Dalam upaya pemenuhan
protein hewani dan peningkatan pendapatan peternak, maka pemerintah dan peternak telah berupaya mendayagunakan
sebagian besar sumber komoditi ternak yang dikembangkan, diantaranya adalah ayam pedaging (broiler).
Sebagaimana diketahui ayam broiler merupakan ternak penghasil daging yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan
ternak potong lainnya. Hal inilah yang medorong sehingga banyak peternak yang mengusahakan peternakan ayam
broiler ini. Perkembangan tersebut didukung oleh semakin kuatnya industri hilir seperti perusahaan pembibitan
(Breeding Farm), perusahaan pakan ternak (Feed Mill), perusahaan obat hewan dan peralatan peternakan (Saragih,
2000).
Keberlanjutan usaha peternakan ini ditentukan oleh gambaran finansial usaha, sebab kemampuan suatu usaha
peternakan dalam mengembangkan modal terukur dalam parameter investasi seperti kemampuan usaha
mengembangkan modal awal lebih besar daripada bunga bank, keuntungan usaha pada tahun-tahun mendatang dan
lain sebagainya. Dengan kata lain usaha peternakan tersebut dapat bertahan jika keuntungan yang diperoleh lebih besar
daripada biaya yang dikeluarkan dimana semuanya itu harus diputuskan layak secara finansial (Fatah, 1994).
BAB III
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 25Oktober 2019 pada pukul 15.00 WITA sampai
selesai. Bertempat di Dusun Penyaung, KecamatanPringgarata, Lombok Tengah.

3.2 Materi Praktikum


3.2.1. Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
- Alat tulis
- Kamera
3.2.2. Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
- Ayam
- Pakan ayam
- Obat ayam
- Kandang ayam
- Tempat minum dan makan ayam

3.3 Metode Praktikum


a. Menyediakan alat tulis
b. Mewawancarai peternak.
c. Mengamatisekitaranlokasipeternakan.
d. Mengambil foto kandang ayam, obat ayam, pakan ayam, dan bibit ayam.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktikum


Gambar 1. Ayam Broiler Usia 21 Hari
Gambar 2. Pakan Ayam

Gambar 3. Obatdan Vitamin Ayam


Tabel 1. Profil peternakanayam broiler

1. Nama WahyuMulianto
2. Alamat Dusun Esot, KecamatanPringgarata, Lombok Tengah
3. Nama Perusahaan PT.CiomasAdisatwa
4. Jumlah Ayam 3000
5. Tahun Berdiri 2015
Perkembangan - Tahun 2015 : 3000 Ekor
6.
Usaha - Tahun 2016 – 2019 : 3000 - 5000 Ekor

Tabel 2. Perkandangan

Ukuran Kandang
JenisAtap
Panjang Lebar Tinggi
48 meter 8 meter 5 meter Gable
Tabel 3. Rincian Biaya Tetap

No Macam Biaya Tetap Unit Penyusutan Harga/unit Total Harga Nilai Total Nilai
(tahun) (Rp) (Rp) Penyusutan/unit Penyusutan
(Rp) (Rp)
1 Kandang 1 10 300.000.000 300.000.000 2.500.000 2.500.000

2 Tempat Pakan 272 5 30.000 8.160.000 500 136.000


3 Tempat Air Minum 96 5 65.000 6.240.000 1.083 103.968
5 Listrik - - 200.000 200.000 - -

6 Bola Lampu 10 5 70.000 700.000 1.166 11.660


7 Kipas angin 4 8 500.000 2.000.000 5.208 20.832
8 Sapu Lidi 2 1 10.000 20.000 20.000 20.000
9 Alat Semprot 2 5 500.000 1.000.000 8.333 16.666
10 Argo 4 5 350.000 1.400.000 5.833 23.332
11 Pipa Saluran Air 1 5 1.500.000 1.500.000 2.500 2.500
12 Ember 4 2 15.000 60.000 625 2.500
13 Tabung Air 1 10 650.000 650.000 5.416 5.416
14 Cangkul 2 1 60.000 120.000 5.000 10.000
15 Sekop 1 1 55.000 55.000 4.583 4.583
16 Gudang Pakan 1 10 6.000.000 6.000.000 50.000 50.000
Total Biaya 2.907.457
Tabel 4. Rincian Biaya Variabel/periode

No Macam Biaya Unit Harga/Unit Total Harga (Rp)


Variabel (Rp)
1 Bibit 3000 ekor 7.500 22.500.000
2 Obat-obatan 2 39.000 78.000
(antibiotic)
-
3 Vitamin 3 48.000 144.000
-
4 Pakan :
Starter + Grower 5.300 kg 8000 42.400.000

Finisher 3000 kg 8000 16.000.000


6 Biaya Operasional 1 pekerja 2.000.000 2.000.000
Bensin 3 liter 8.000 24.000
7 Vaksin Divaksin dari perusahaan
Total harga (Rp) 83.146.000

 Total biaya yang dikeluarkan = Total biaya tetap + Total Biaya


Variabel

= Rp 2.907.457 + Rp 83.146.000

= Rp 86.053.457

 Pendapatan :
 Harga jual ayam/ekor = Rp. 38.000
 Pendapatankotorharga Jual ayam per periode = Rp. 38.000 x
3000
= Rp 114.000.000

 Pendapatan berdasarkanpersentasekematian
= 2.880 x 38.000 = Rp.109.440.000
Ket :persentasekematian 4%
 Pendapatan Bersih = Pendapatan – Total Biaya Pengeluaran
= Rp. 109.440.000– Rp. 86.053.457
= Rp 23.386.543

16
BCR = Pendapatan : Pengeluaran
= Rp 114.000.000 : Rp 86.053.457
= 1,32

4.2. Pembahasan
Pada praktikum Manajemen Ternak Unggas ini kami
mewawancaraipeternakayam broiler yang bermitrademgan PT.
CiomasAdisatwa yangberlokasi diDusunEsot, Pringgarata, Lombok Tengah.
Adapun kegiatan yang kami lakukan di lokasi adalah bertanya kepada
peternaksertamengamatilangsungpeternakanayam broiler. Berikut
pembahasan mengenai praktikum yang kami lakukan:
A. Profilpeternakanayam broiler
Kami melakukan praktikum di Dusun Esot, KecamatanPringgarata,
Lombok Tengah. Peternak yang diwawancarai bernama Pak
WahyuMulianto. Nama Perusahaanmitra Pak Muliantoadalah PT.
CiomasAdisatwa.Peternakaninididirikanpadatahun 2015.Padaperiodeawal,
jumlahayam yang dipeliharaadalah 3000 ekor.Jumlahayam yang
dipeliharabisabervariatiftergantungprestasi (kontrak)
denganperusahaan.Jikahasilpanenbagus, makajumlah DOC yang di
suplaibertambah, bisahingga 5000 ekor.
Peternakanayam broiler dengansistemmitradenganperusahaan di
Lombok banyakdijumpaibelakanganini. Hal
inidikarenakankemudahanpeternakdalammemperolehDOC,pakansertadala
m proses pemasaran. DOC,
pakandanpemasaranadalahpekerjaandaripihakperusahaan.Peternakhanyam
enyiapkankandangdanmelakukanmanajemenpemeliharaanayam broiler
hinggaayamsiapdipanenataudipasarkan.

B. Sejarahpeternakan
Pak WahyuMuliantomendirikanpeternakanayam broiler
karenasekaranginikonsumsidagingterutamadagingayam yang
sangatmeningkat. Sehinggapeluangusaha dibidangpeternakanayam

17
broiler sangatbesar. Pak wahyuMuliantomendirikanpeternakanayam
broiler denganmeminjam uang di bank sebesar 300 juta untuk
sebuahmembangun kandangpermanenclose house di
lahannyasendiri.Kandangyang dibangun berkapasitasmaksimal 5000
ekor.

C. ManajemenPerkandangan
Ayam pedaging (broiler) komersil pada umumnya dipelihara
secara intensif dengan sistem pemeliharaan ayam selalu dikandangkan dari
mulai ayam datang sampai panen. Kandang ayam broiler milik Pak
WahyuMuliantoadalahkandangjenis open house.
Berikutadalahkonstuksidanperlatankandang yang adapadakandang :
1. Ukuran kandang
Ukuran kandang open house Pak wahyu Mulianto memilikipanjang
48 meter, lebar 8 meter dengantinggi 5 meter.
2. Konstruksi AtapdanJenisAtap
Atap sangat berpengaruh terhadap sirkulasi udara dan juga suhu
didalam kandang, oleh karena itu pemilihan atap yang tepat merupakan
salah satu indikator yang penting untuk diperhatikan.
Jenisatapkandanginiadalah gable denganbahan yang
digunakanadalahasbes.
3. Konstruksi Lantai
Lantaidaripeternakanayam Pak
WahyuMuuliantomenggunakanbilahanbambu yang berjarak 1-2 cm.
Jikafase brooding,
lantaidilapisiterpalkemudiandiberikansekam.Pemberiansekambertujuaa
nsebagaipenghangatpadasaatmasa brooding.
4. Kapasitas kandang
Kapasitas kandang open house ini adalah 3000-5000 ekor.
5. Peralatan Kandang
Peralatan yang ada di dalam kandang adalah sebagai berikut :
 Tempat pakan sebanyak buah

18
 Tempat minum sebanyak buah
 Alat penerangan berupa lampu sebanyak 10 buah
 Peralatan sanitasi
 Kipas angina/fan
 Alatpenyemprot
 Ember

D. Manajemenpakan
Untuk mendapatkan tingkat produksi yang maksimal harus dipenuhi
kebutuhan zat-zat makanan dengan memberikan pakan sesuai dengan
kebutuhan. Ayam broiler membutuhkan pakan berkualitas untuk
meningkatkan laju pertumbuhan badan secara optimal, sedangkan kebutuhan
air minum yang bersih juga sangat dibutuhkan.
Pakan yang diberikanberbeda-
bedadisettiapfasepertumbuhan.Untukayamfase starter diberikanpakanjenis
SB 10, padafase grower diberikan SB 11, sedangkanpadefase finisher
diberikan
SB12.Tentunyapemberianpakanygberbedadikarenakankebutuhanzat-
zatnutrisiygberbedapadasetiapfasepertumbuhan.Pakandiberikansecaraadlibit
umdanbegitujuga air minum.

E. Sanitasikandangdankesehatan
Sanitasi lingkungan kandang dilakukan dengan cara membersihkan
lingkungan sekitar kandang dari sampah dan kotoran. Hal ini dilakukan
dengan cara menyapu lingkungan sekitar kandang yang dilakukan setiap
hari. Sanitasi bertujuan untuk mencegah terjadinya serangan penyakit yang
disebabkan karena lingkungan yang kotor. Selain itu pada peternakan ayam
broiler Pak WahyuMulianto melakukan
penyemprotandesinfektansebelummasuklingkungankandang.
Adapun program pengendalian kesehatan ayam dengan cara program
vaksinasi. Program ini adalah program yang paling sering digunakan dalam

19
mencegah timbulnya penyakit di suatu kawasan peternakan. Program
vaksinasi yang dilakukan hanya sekali ketika masih DOC saja. Tentu saja
hal ini kurang efektif fikarenakan mungkin saja penyakit akan timbul atau
muncul saat ayam pada fase pertumbuhan. Akan tetapi sejauh ini produksi
dari peternakan Pak Wahyu Mulianto terbilang masih menguntungkan
karena tingkat kematian ayam selalu dibawah 5%

F. Manajemen pemasaran
Peternakanayam broiler Pak
WahyuMuliantotidakmelakukanpemasaransendiri.Pemasarandilakukanolehp
ihak PT. Ciomassebagaimitradaripeternakanini.Ayam yang
sudahsiappanenkemudiandipasarkanoleh PT.
CiomasAdisatwadengancaramengangkutayamtersebutkedalammobilkemudia
n di bawakepasarbecek (wet market), restoran, danrumahmakan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum Manajemen Usaha AyaamKomersial ini
adalah pak WahyuMulianto melakukan usaha pemeliharaan ternak ayamyang
bekerja sama dengan perusahaan PT. CiomasAdisatwa. Pak WahyuMulianto
hanya bermodalkan kandang dan perusahaan akan memberikan ayam yang
akan dipelihara ke pak WahyuMulianto. Modal yang pak Asri keluarkan
untuk membangun kandang sebesar 300 juta rupiah dengan cara pinjam di
Bank. Adapun jumlah ayam yang di usahakan saat ini adalah 3000ekor.

5.2. Saran

20
Saran yang dapat disampaikan adalah dengan praktikum Manajemen
Ternak Unggas ini praktikan dapat mengetahui cara berusaha ternak ayam,
sehingga di masa yang akan datang praktikan dapat menjalankan usaha ternak
ayam seperti pak Asri atau bahkan lebih dari pak Asri.

21
DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1984. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka,


Jakarta.

Ensminger, M. E. 1980. Poultry Science 2nd. The Interstate Printers and


Publishing Inc. Danville, Illionis.

Fadilah, R. 2013. Beternak Ayam Broiler. PT AgroMedia Pustaka, Jakarta

Fatah, M. A. 2010.Budidaya Ayam Broiler. Karang Taruna Seri Usaha Ekonomi


Produktif. Banten. Hal : 3-5.

Maryuni, S. S. 2003. Pengaruh Kandungan Lisin dan Energi Metabolis Berbeda


dalam Ransum yang Mengaandung Ubi kayu Fermentasi terhadap
Lemak Ayam Broiler. Program Magister Ilmu Ternak, Fakultas
Peternakan, Universitas Diponegoro. Tesis.

Matulessy, D.N. 2011. Analisis mikrobiologis karkas ayam broiler beku yang
beredar di pasar tradisional Halmahera Utara. J. Agroforestri. 6 (1) :
65-72.

Narantaka,A.2012.Budidaya Ayam Broiler.PT. Buku Kita, Jakarta.

Priyatno, M. A. 1999. Mendirikan Usaha Pemotongan Ayam. PT. Penebar


Swadaya, Jakarta.

R. Kartasudjana dan Suprijatna, E. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar


Swadaya, Jakarta.

Rasyaf, M. 1992. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rasyaf, M. 1992. Pengelolaan Usaha Ayam Kampung. Kanisius, Yogyakarta.

Rasyaf,M. 1995. Manajemen Peternakan Ayam Broiler. Cetakan ke 5. Penebar


Swadaya, Jakarta.

Rasyaf, M. 2012. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta.

22
Saragih. B. 2000. Agribisnis Berbasis Peternakan. Pustaka Wirausaha Muda.
Bogor

Sudaryani, T. 1995. Teknik Vaksinasi dan Pengendaliaan Penyakit. Penebar


Swadaya, Jakarta.
Sudarmono. 2003. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Kanasius,

T. Sudaryani dan Santoso, H.2011. Pembesaran Ayam Pedaging Hari Per Hari di
Kandang Panggung Terbuka. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tamalluddin, F. 2012. Ayam Broiler 22 Hari Panen Lebih Untung. Penebar


Swadaya, Jakarta.

Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S.


Lebdosoekodjo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan Kelima.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Williamson, G dan W.J.A. Payne, 1993.Pengantar Peternakan Di Daerah Tropis.


UGM Press. Yogyakarta.

Wingkel, P.T. 1997. Biosecurity in Poultry Production: Where are we and where
do we go?. Prosiding 11th International Congress of the World Poultry
Association, Yogyakarta.

Yahya. 1980. Ayam Sehat Ayam Produktif. I. Bandung.

23
LAMPIRAN

Foto kandang Foto kandang

Foto tempat pakan Foto tempat minum

Foto kipas angin Foto alat semprot

24
Foto lampu kandang Foto bargainser (meteran listrik)

Foto bersama

25
Analisis Usaha Peternakan Ayam Broiler Bermitra

26

Anda mungkin juga menyukai