Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN PADA INDUK SAPI BALI


DI BALAI PEMBIBITAN TERNAK DAN HIJAUAN MAKANAN TERNAK
SERADING KABUPATEN SUMBAWA

DINDI DWI JULIANDITA


B1D 016 061

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2019

1
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN PADA INDUK SAPI


DI BALAI PEMBIBITAN TERNAK DAN HIJAUAN MAKANAN TERNAK
SERADING KABUPATEN SUMBAWA

DINDI DWI JULIANDITA


B1D 016 061

Laporan Praktik Kerja Lapang


Diserahkan untuk Keperluan Penyelesaian Pendidikan
pada Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Mataram
Yang Telah Disetujui pada …. September 2019

MENGETAHUI MENYETUJUI
Program Studi Peternakan Pembimbing,
Ketua,

ii
Dr. Ir. M. Ashari, M.Si Dr. Ir. H. Syamsul Hidayat Dilaga, MS
NIP: 19611231 198703 1017 NIP. 19600101 198503 1011
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktek Kerja Lapang tepat pada waktunya.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada pihak yang telah membantu
dalam pembuatan laporan Praktek Kerja Lapang ini, yaitu kepada:
1. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan dukungan dan semangat
sehingga penulis mampu melewati hal yang tersulit sekalipun.
2. Bapak Dr. Ir. H. Syamsul Hidayat Dilaga, MS selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan telah membuka wawasan penulis tentang ilmu-
ilmu peternakan.
3. Bapak/Ibu …… selaku dosen penguji PKL.
4. Seluruh pimpinan, tenaga pengajar dan tenaga administratif Fakultas Peternakan
Universitas Mataram yang telah memungkinkan penulis untuk menuntut ilmu di
Fakultas Peternakan Universitas Mataram.
5. Kepala Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Serading, Bapak
Ir. Suryadi AK, Bapak Ir. Manja AK Kasubbag TU, Bapak Abdul Muttalib S.Pt
dan staf selaku Pembimbing Lapangan yang telah banyak membantu dan
memberikan arahan selama PKL.
Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan laporan
yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna bagi semua orang
yang membutuhkan.

Mataram, September 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan dan Kegunaan.................................................................................2
BAB II KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG...............................................4
2.1 Waktu dan Lokasi Praktik Kerja Lapang....................................................4
2.2 Profil BPT-HMT Serading..........................................................................5
2.3 Gambaran umum lokasi PKL......................................................................6
2.4 Metode Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang................................................7
2.5 Macam Kegiatan Praktik Kerja Lapang......................................................8
2.6 Manfaat Kegiatan PKL...............................................................................9
BAB III PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN.............................................11
3.1 Permasalahan............................................................................................11
3.2 Pemecahan Masalah..................................................................................11
BAB IV HASIL KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG...............................13
4.1 Jumlah Ternak Sapi Bali Betina...............................................................13
4.2 Kegiatan Utama.......................................................................................13
4.2.1 Menimbang pakan yang akan diberikan.........................................13
4.2.2 Menyediakan pakan........................................................................17
4.2.3 Memberikan pakan dan air minum.................................................19
4.2.5 Sumber Pakan..................................................................................20
4.2.6 Menimbang sisa pakan....................................................................20

iv
4.3 Kegiatan Umum........................................................................................20
4.3.1 Membersihkan Kandang Sapi...............................................................20
4.3.2 Membersihkan Tempat Pakan...............................................................21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................22
5.1 Kesimpulan...............................................................................................22
5.2 Saran.........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
LAMPIRAN...........................................................................................................24

v
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1. Identifikasi ternak sapi Bali Induk di kandang Balai Perbibitan


Ternak Dan Hijauan Makanan Ternak Serading……………………….13
Tabel 2. Rataan jumlah pemberian pakan yang diberikan….……………………14
Tabel 3. Pertambahan bobot badan harian (PBBH)……………………………...15
Tabel 4. Interpolasi Kebutuhan Nutrisi dan Konsumsi Pakan sapi Bali betina
muda di BPT-HMT Serading………………..………………………….16

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Lokasi PKL..........................................................................................4

Gambar 2. Kandang Induk Sapi Bali.....................................................................4

Gambar 3. Denah Lokasi PKL...............................................................................6

Gambar 4. Mencacah Hijauan Dengan Mesin Pencacah....................................18

Gambar 5. Memberikan Pakan Ternak................................................................19

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. .Data Pribadi Mahasiswa........................................................25
Lampiran 2. .Lampiran Gambar.................................................................26
Lampiran 3. .Daftar Kegiatan Harian.............................................................

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan impor sapi potong dan daging merupakan indikasi peningkatan
permintaan daging dan kekurangan produksi yang harus disuplai oleh peternak
sapi potong dalam negeri (Hartati et al., 2009). Sapi Bali adalah jenis sapi lokal
yang memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru. Kemampuan
tersebut merupakan faktor pendukung keberhasilan budidaya sapi Bali. Populasi
sapi Bali yang meningkat akan membantu program pemerintah untuk
swasembada daging tahun 2014 (Ni’am et al., 2012). Sapi Bali merupakan sapi
asli Indonesia yang cukup potensial untuk dikembangkan sebagai sapi tipe potong
(Baaka et al., 2009). Populasi sapi Bali mencapai 3,5 juta ekor atau 25% dari total
keseluruhan populasi sapi potong di Indonesia (Direktorat Jendral Peternakan,
2011).
Sapi bali memiliki banyak keunggulan dibandingkan sapi lainnya yaitu
memiliki daya adaptasi terhadap lingkungan yang sangat tinggi, misalnya dapat
bertahan hidup dalam cuaca yang kurang baik, dapat memanfaatkan pakan dengan
kualitas rendah dan tahan terhadap parasit external maupun internal
(Handiwirawan dan Subandriyo, 2004).
Produktivitas ternak selama ini diperkirakan 70% dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, sedangkan 30% dipengaruhi oleh faktor genetik (Syukur dan Afandi,
2009). Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada produktifitas ternak
adalah pakan. Pemberian nutrisi yang bagus diiringi dengan strategi manajemen
yang baik dapat meningkatkan produktivitas sapi Bali (Heryanto et al., 2016;
Imran et al., 2012). Sapi Bali yang mempunyai genetik unggul jika tidak
diimbangi dengan pemberian pakan yang cukup baik kuantitas maupun
kualitasnya, maka tidak akan mencapai performance yang tinggi. Pakan yang
diberikan kepada sapi potong dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pakan
hijauan dan pakan konsentrat (Erlangga, 2013). Pakan bagi ternak ruminansia

1
tergantung dari penyediaan hijauan dengan jumlah cukup, berkualitas tinggi dan
berkesinambungan sepanjang tahun. Pemenuhan kebutuhan gizi bagi sapi Bali
perlu diperhatikan dengan baik karena berpengaruh pada pertumbuhan dan
produksi ternak, terutama pada induk sapi Bali. Pakan yang diberikan kepada
induk sapi Bali akan sangat berpengaruh terhadap pedetnya.
Balai Pembibitan Ternak dan Makanan Hijauan Ternak merupakan (BPT-
HMT) Serading merupakan salah satu lembaga di bawah dinas peternakan di
Kabupaten Sumbawa yang mengelolah sistem pembibitan ternak dan
pemeliharaan hijauan makanan ternak. Di BPT-HMT Serading, induk sapi Bali
pada pagi hari sapi dilepas pada padang pengembalaan selama dua jam dan
selebihnya dikandangkan atau dikenal dengan sistem pemeliharaan semi intensif.
Padang rumput yang digunakan ditanami dengan rumput bintang atau stargrass
yang memiliki kandungan nutrient BK 22%, abu 11,6%, LK 2,7%, SK 27,7%, PK
15,6%, Ca 0,13% dan P 0,31% (Sinabela, 2011). Saat dikandangkan, sapi diberi
pakan berupa rumput unggul yaitu rumput raja dan leguminosa berupa lamtoro.
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin memperdalam ilmu tentang
manajemen pemberian pakan pada induk sapi Bali di Balai Perbibitan Ternak dan
Makanan Hijauan Ternak Serading Sumbawa untuk mengetahui apakah pakan
yang dikonsumsi pada saat digembalakan dan dikandangkan dapat memenuhi
kebutuhan induk sapi Bali baik kualitas maupun kuantitasnya.

1.2 Tujuan dan Kegunaan PKL


1.2.1 Tujuan PKL
Adapun tujuan dilakukannya PKL ini adalah :
1. Untuk mengetahui manajemen pemberian pakan pada induk sapi Bali di
BPT-HMT Serading Sumbawa.
2. Untuk menambah wawasan penulis mengenai korelasi antara teori yang
diperoleh selama kuliah dengan penerapannya dilapangan.
3. Untuk mendapat pengalaman dan pengetahuan yang dapat digunakan
sebagai perbandingan antara teori dan kejadian dilapangan.

2
1.2.2 Kegunaan PKL
Adapun kegunaan dilakukakannya PKL ini adalah :
1. Agar penulis dapat mengetahui manajemen pemberian pakan pada induk
sapi Bali di BPT-HMT Serading
2. Agar penulis mendapatkan pengalaman kerja sehingga siap saat berada
didunia kerja.
3. Agar dapat mengaplikasikan ilmu serta keterampian yang didapat
selama melakukan kegiatan PKL.

3
BAB II
KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG

2.1 Waktu dan Lokasi Praktik Kerja Lapang


Praktik kerja lapang ini dilaksanakan pada tanggal 16 Juli sampai dengan
16 Agustus 2019 di Balai Perbibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak
Serading Kabupaten Sumbawa dan dilakukan dalam waktu 8 jam perhari.

Gambar 1. Lokasi Praktik Kerja Lapang

4
Gambar 2. Kandang Induk Sapi Bali
2.2 Profil BPT-HMT Serading
BPT-HMT Serading dibentuk berdasarkan surat keputusan mentan RI
No.313/kpts/org/5/1978 tanggal 25 Mei 1978 sebagai UPT yang bernaung
dibawah Ditjen peternakan. Dengan bergulirnya otonomi daerah tahun 2001,
BPT-HMT Serading dilimpahkan ke pemprov NTB dengan PERDA No. 3 tahun
2002 tanggal 24 agustus 2002. Tahun 2008 dengan PP No. 41 tahun 2007,BPT-
HMT Serading ditetapkan kembali menjadi UPTD Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi NTB melalui PERGUB No.23 tahun 2008.
BPT-HMT Serading mempunyai fungsi dan tugas pokok sebagai berikut:
A. Fungsi
 Sebagai tempat analisis kegiatan pembibitan ternak dan hijauan makanan
ternak

5
 Tempat pengujian,penerapan kegiatan teknologi pembibitan dan hijauan
makanan ternak
 Melaksanakan kebijaksanaan teknis kegiatan pembibitan dan hijauan
makanan ternak
 Pengolahan administrasi keuangan
B. Tugas pokok
BPT-HMT Serading mempuyai tugas melaksanakan sebagian tugas
teknis pembibitan ternak dan hijauan makanan ternak dinas peternakan dan
keswan provinsi Nusa Tenggara Barat.
BPT-HMT Serading juga mempunyai visi,misi dan motto yaitu sebagai
berikut:
 Visi
Terciptanya BPT-HMT Serading yang handal dalam rangka
menyediakan bibit ternak dan benih HMT yang memenuhi standar mutu
dalam rangka mendukung NTB-BSS dan PSDSK.

 Misi
1. Melakukan seleksi ternak yang ketat dan berkesinambungan.
2. Meningkatkan populasi ternak dan benih HMT yang berkualitas.
3. Melaksanakan uji mutu benih HMT.
4. Menyediakan sarana dan prasarana pelatihan dalam rangka peningkatan
kualitas SDM bidang peternakan.
5. Melaksanakan uji coba teknologi tepat guna.
6. Melaksakan bimbingan teknis bidang peternakan.

 Motto
SATU ANAK,SATU INDUK,SATU TAHUN

2.3Gambaran umum lokasi PKL

6
Gambar 3. Denah Lokasi PKL (Sumber BPT-HMT Serading)

Keterangan:
1 = Pedok Stargres (0,68 Ha) 16 = Pedok Pennisetum purpureum (1,79 Ha)
2 = Pedok Stargres (0,82 Ha) 17 = Pedok Leguminosa Semak (1,23 Ha)
3 = Penyimpanan jerami (0,90 Ha) 18 = Pedok Leguminosa Semak (0,34 Ha)
4 = Padang Pengembalaan (0,62 Ha) 19 = Pedok Leguminosa Semak (1,10 Ha)
5 = Pedok Leguminosa Pohon (0,25 Ha) 20 = Pedok Leguminosa Semak (1,00 Ha)
6 = Pedok LeguminosaPohon (0,41 Ha) 21 = Padang Pengembalaan (1,64 Ha)
7 = Pedok Pennisetum purpureum (0,64 Ha) 22 = Padang Pengembalaan (0,79 Ha)
8 = Pedok Pennisetum purpureum (0,80 Ha) 23 = Padang Pengembalaan (0,77 Ha)
9 = Pedok LeguminosaPohon (1,18 Ha) 24 = Padang Pengembalaan (2,37 Ha)
10 = Pedok LeguminosaPohon (0,81 Ha) 25 = Tempat Karapan Kerbau (1,50 Ha)
11 = Pedok Pennisetum purpureum (1,75 Ha) 26 = Padang Pengembalaan (3,42 Ha)
12 = Pedok Pennisetum purpureum (0,61 Ha) 27 = Padang Pengembalaan (0,67 Ha)
13 = Pedok Pennisetum purpureum (0,27 Ha) 28 = Padang Pengembalaan (1,03 Ha)
14 = Pedok Pennisetum purpureum (0,49 Ha) 29 = Pedok Leguminosa Semak (1,50 Ha)
15 = Pedok Pennisetum purpureum (1,03 Ha) 30 = Padang Pengembalaan (0,50 Ha)
= Tower Air = Sumur

7
= Kandang Ternak

2.4 Metode Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang


Metode yang digunakan selama kegiatan praktek kerja lapang berhubungan
dengan manajemen pemberian pakan pada induk sapi Bali di BPT-HMT
Serading, meliputi :
1. Wawancara dan Diskusi
Metode ini dilakukan dengan mewawancarai dan berdiskusi dengan
fasilitator selaku koordinator pembibitan ternak yaitu Abdul Muttalib, S.Pt
dan dengan pegawai di BPT-HMT Serading. Kegiatan ini dilakukan pada
waktu pagi dan sore hari, disela-sela pekerjaan untuk melengkapi data. Materi
diskusi meliputi waktu pemberian pakan, jenis pakan yang diberikan, tempat
pengambilan pakan, jumlah pakan yang diberikan, dan lain-lain.
2. Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung pada setiap kegiatan yang dilakukan di kandang BPT-HMT
Serading.

3. Bekerja Langsung di Tempat Praktik Kerja Lapang


Kegiatan ini dilakukan dengan cara ikut bekerja membantu para pekerja
di BPT-HMT Serading dalam setiap kegiatan mulai dari pembersihan
kandang, pengambilan pakan, pemberian pakan, serta pemberian air minum,.

2.5 Macam Kegiatan Praktik Kerja Lapang


A. Kegiatan Utama
Adapun Kegiatan utama yang dilakukan di kandang BPT-HMT Serading
adalah:
1. Menyediakan pakan untuk induk sapi Bali

8
Penyediaan pakan untuk induk sapi bali berasal dari kebun hijauan
makanan ternak atau dari sawah milik warga sekitar.
2. Menimbang pakan yang akan diberikan untuk induk sapi Bali
Pakan ditimbang untuk mengetahui berapa pakan yang akan diberikan
kepada ternak.
3. Memberikan pakan dan air minum untuk induk sapi Bali
Pemberian pakan berupa rumput unggul dan leguminosa serta air
minum.
4. Menimbang sisa pakan
Penimbangan sisa pakan bertujuan untuk mengetahui berapa banyak
pakan yang tidak dikonsumsi oleh ternak.

B. Kegiatan Umum
Adapun Kegiatan umum yang dilakukan di kandang BPT-HMT Serading
yaitu:
1. Membersihkan kandang sapi
Membersihkan kandang dilakukan agar kondisi kandang tetap dalam
keadaan bersih sehingga dapat menghindari terjadinya kontaminasi parasit
atau bakteri yang berpengaruh terhadap kesehatan ternak. Membersihkan
kandang dilakukan dengan cara membersihkan kotoran (feses) ternak, urin
ternak, sisa pakan yang berceceran, membersihkan tempat pakan dan tempat
minum ternak. Kegiatan membersihkan kandang dilakukan setiap hari jam
07.45 WITA setelah apel pagi.
2. Membersihkan tempat pakan dan tempat minum ternak
Tempat pakan dan tempat minum harus selalu dibersihkan agar dapat
menyimpan pakan yang baru untuk makanan ternak. Pembersihan tempat
pakan dan tempat minum dilakukan setelah membersihkan kandang sapi
yaitu pada pukul 08.00 wita.

2.6 Manfaat Kegiatan PKL


a. Bagi Mahasiswa

9
1. Mahasiswa menjadi lebih paham terhadap strategi pemberian pakan yang
diterapkan pada kandang BPT-HMT Serading. Dengan adanya PKL ini
mahasiswa tahu masalah-masalah yang dihadapi oleh peternak dalam
melaksanakan suatu usaha dan memberikan solusi serta alternatif terhadap
masalah yang dihadapi untuk meningkatkan produktivitas sapi bali betina
serta meningkatkan nilai keuntungan peternak.
2. Mahasiswa dapat berbagi ilmu dengan mahasiswa lainnya dalam bidang
strategi pemberian pakan.
b. Bagi BPT-HMT Serading
1. Sebagai sarana promosi langsung dan penghubung antara BPT-HMT
Serading dengan lembaga perguruan tinggi khususnya Fakultas Peternakan
Universitas Mataram untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dalam menghadapi kemajuan teknologi hijauan makanan ternak.
2. Mahasiswa dapat memberi motivasi dan berbagi ilmu yang didapat
dibangku kuliah dengan peternak serta dapat bertukar pikiran dengan
peternak di tempat PKL.

c. Bagi Lembaga (Fakultas)


1. Adanya kerjasama yang baik antara tempat PKL (mahasiswa terkait), dosen
Pembimbing PKL dan Fakultas Peternakan Universitas Mataram
2. Sebagai tambahan referensi kegiatan menulis laporan atau tulisan ilmiah
lainnya oleh mahasiswa.
3. Sebagai bahan masukan dalam pengembangan silabus mata kuliah terutama
yang berkaitan dengan pakan sapi bali betina.
4. Sebagai bahan diskusi dalam kegiatan pembelajaran mahasiwa yang akan
ditanyakan secara langsung kepada staf pengajar fakultas.

10
BAB III
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN

3.1 Permasalahan
Masalah-masalah yang timbul di kandang Balai Perbibitan Ternak dan
Hijauan Makanan Ternak Serading yaitu sebagai berikut :
1. Kurangnya pakan berupa rumput unggul yang diberikan pada ternak
dikarenakan musim kemarau.
2. Banyaknya pedet yang mati karena kekurangan pakan.
3. Dana yang kurang terutama untuk penyediaan pakan ternak.

3.2 Pemecahan Masalah

11
1. Untuk mengatasi masalah kekurangan pakan berupa rumput unggul maka
petugas BPT-HMT Serading berupaya mencari pakan ke luar lokasi balai
demi mencukupi kebutuhan pakan ternak. Pakan tersebut berupa jerami
jagung yang didapatkan dari sisa panen jagung masyarakat setempat. Selain
mencari ke luar lokasi balai, petugas juga memanfaatkan legume-legume yang
ada di lahan hijauan makanan ternak berupa lamtoro dan gamal yang
ketersediaannya masih cukup banyak.
2. Banyaknya ternak yang mati disebabkan oleh faktor kekurangan pakan.
Ternak mati dengan kondisi tubuh kurus dan rata-rata ternak yang mati
tersebut masih sangat muda dengan umur sekitar 2-3 bulan. Hal ini akan
menimbulkan kerugian bagi BPT-HMT Serading jika tidak segera ditangani.
Penanggulangan kematian diusia muda adalah dengan pemenuhan pakan yang
cukup, pemberian suplemen berupa vitamin serta perlu diperhatikan secara
khusus.
3. Tidak ada dana untuk penyediaan pakan. Masalah ini, menjadi masalah yang
serius bagi BPT-HMT Serading karena pada musim kemarau rumput-rumput
unggul yang ditanam di BPT-HMT Serading tidak tumbuh dengan baik,
bahkan ada yang mati. Maka dari itu, sangat dibutuhkan dukungan dana dari
pemerintah untuk menyediakan pakan bagi ternak agar ternak tetap hidup dan
tidak kekurangan pakan.

12
BAB IV
HASIL KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG

4.1 Jumlah Ternak Induk Sapi Bali


Pada Praktik Kerja Lapang (PKL) di BPT-HMT Serading ini digunakan 10
ekor induk sapi bali yang sedang bunting. Pada tabel dibawah ini dicantumkan
nomor sapi, umur serta keterangan tentang sapi bali induk yang digunakan
sebagai sampel.
Tabel 1. Identifikasi ternak induk sapi Bali di kandang BPT-
HMTSerading

No No Sapi Umur Keterangan

13
1 4 4 tahun Induk
2 0606 4 tahun Induk
3 0025 4 tahun Induk
4 0022 4 tahun Induk
5 0652 4 tahun Induk
6 0458 4 tahun Induk
7 0039 4 tahun Induk
8 0630 4 tahun Induk
9 06 88 4 tahun Induk
10 0604 4 tahun Induk

4.2 Kegiatan Utama


Adapun hasil kegiatan utama yang dilakukan di kandang BPT-HMT
Serading adalah:
4.2.1 Menimbang pakan yang akan diberikan
Penimbangan pakan bertujuan untuk mengetahui berapa pakan yang
diberikan untuk ternak dan penimbangan sisa dari pakan yang tidak
dimakan setiap harinya untuk mengetahui berapa pakan yang dikonsumsi
oleh ternak. Jumlah pemberian pakan di kandang Balai Perbibitan Ternak
dan Hijauan Makanan Ternak yang berupa rumput unggul yaitu rumput
raja serta leguminosa berupa lamtoro adalah

Tabel 2. Rataan jumlah pakan yang diberikan.


Rata-rata Rata-rata
Nomor
Pemberian Pakan Sisa Pakan
Sapi
H H
(Kg) (Kg)
4 21 0,60
0606 21 0,57
0025 21 0,50
0022 21 0,65
0652 21 0,71
0458 21 0,69

14
0039 21 0,75
0630 21 0,60
0688 21 0,59
0604 21 0,65
Jumlah 210 6,68
Rata-rata 21 0,668

Setelah dilakukan penimbangan jumlah pakan yang diberikan kepada


induk sapi Bali yang sedang bunting diperoleh bahwa rata-rata jumlah
pemberian pakan berupa hijauan perhari yaitu 21 kg. Pakan yang diberikan
untuk induk sapi Bali berupa rumput unggul yaitu rumput raja dan leguminosa
yaitu lamto. Frekuensi pemberian pakan perhari yaitu sebanyak dua kali, pagi
pukul sembilan dan siang pukul setengah dua. Pemberian pakan pada ternak
sapi 10% dari bobot badan untuk pakan segar dan 3% dari bobot badan dalam
bentuk bahan kering. Pakan yang diberikan kepada induk sapi Bali di BPT-
HMT Serading berupa pakan segar yang baru dipanen. Dari segi kuantitasnya,
pakan yang diberikan kepada induk sapi Bali berdasarkan bobot badannya di
BPT-HMT Serading masih kurang dari kebutuhannya.
Untuk membandingkan jumlah kebutuhan Nutrisi induk sapi bali dengan
jumlah pakan yang diberikan, maka perlu diketahui apakah terjadi kenaikan
Berat Badan dan berapa pertambahan berat badan harian (PBBH) selama
pengamatan berlangsung.

Tabel 3. Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH)


No sa pi BB awal BB akhir PBBH
4 226 231 0,16
0606 231,5 235,5 0,13
0025 230 234 0,13
0022 225,3 230 0,15
0652 219 225 0,2
0458 231 235 0,13
0039 228 232 0,13
0630 230 234 0,13
0688 231 236 0,16
0604 233 237 0,13
Total 2.284,8 2.329,5 1,45
15
Rata-rata 228,48 232,95 0,145
Berdasarkan tabel Pertumbuhan Bobot Badan Harian (PBBH) Dari 10 ekor
sapi tersebut didapatkan rata-rata BB awal adalah sebesar 228,48 Kg dan BB
akhir adalah 232,95 Kg. dengan rata-rata PBBH sebesar 0,145 Kg/ekor/hari.
PBBH ini akan digunakan untuk menentukan jumlah kebutuhan nutrisi yang
diperlukan ternak. Untuk mendapatkan perbandingan nutrisi yang dibutuhkan
ternak dengan jumlah nutrisi dari pakan yang diberikan maka perlu diketahui
berapa rata-rata jumlah pemberian pakan, sisa pakan hingga akhirnya diketahui
berapa total yang dikonsumsi ternak dari pakan yang telah diberikan.
Karena pada Tabel Kebutuhan Nutrien Sapi Potong khususnya sapi bali
induk BB rata-rata yang tercantum adalah 200 Kg dan 2450 Kg sedangkan BB
dari hasil penimbangan ternak yang didapatkan adalah 228 Kg, yang dimana
angka tersebut terletak diantara 200 Kg dan 250 Kg maka dari itu dicarilah
kebutuhan nutrien (BK, PK, dan TDN) dengan cara interpolasi untuk
mendapatkan nilai tengah dari BK, PK dan TDN tersebut. Setelah melakukan
interpolasi, maka di dapatkan hasil perhitungan dan perbandingan kebutuhan
dan suplay BK, PK dan TDN yang disajikan dalam tabel 4 dibawah ini.

16
Tabel 4. Interpolasi Kebutuhan dan Konsumsi Pakan sapi Bali Induk di BPT-HMT Serading selama 30 hari
BBo BBt
(kg) Kebutuhan Pakan Pakan yang dikonsumsi PBBH
(kg) Keterangan
kg/Hari
No 1 2 3 4
TDN PK BK TDN PK
BK (kg)
(kg) (g) (kg) (kg) (g)
1 226 5,4 2,5 321,8 4,7 2,7 560 231 0.25 KON > KEB
2 231,5 5,5 2,6 325,9 4,7 2,7 569 235,5 0.25 KON > KEB

3 230 5,4 2,6 324,8 4,7 2,7 572 234 0.25 KON > KEB

4 225,3 5,4 2,5 321,2 4,7 2,7 568 230 0.25 KON > KEB

5 219 5,2 2,5 316,4 4,7 2,7 566 225 0.25 KON > KEB

6 231 5,5 2,5 325,6 4,7 2,7 568 235 0.25 KON > KEB

7 228 5,4 2,5 323,2 4,7 2,7 565 232 0.25 KON > KEB

8 230 5,4 2,5 324,8 4,7 2,7 560 234 0.25 KON > KEB

9 231 5,5 2,5 325,6 4,7 2,7 569 236 0.25 KON > KEB

10 233 5,5 2,6 327,1 4,7 2,7 568 237 0.25 KON > KEB
1 dan 4) Hasil penimbangan BB rata-rata sapi Bali betina muda di BPT-HMT Serading
2). Tabel Kebutuhan Nutrisi Ternak
Keterangan: BBo = Bobot Badan Awal KON = Jumlah Konsumsi
BBt = Bobot Badan Akhir KEB = Jumlah Kebutuhan

17
Berdasarkan tabel Interpolasi Kebutuhan dan Konsumsi Pakan sapi Bali
Induk di BPT-HMT Serading selama 30 hari konsumsi pakan induk sapi bali
lebih besar dari kebutuhan sapi sehingga terjadi pertambahan berat badan. Hal
ini terjadi karena nilai kandungan nutrisi dari pakan yang diberikan tinggi.
Berdasarkan tabel komposisi bahan pakan, kandungan nutrisi lamtoro segar
adalah bahan kering 30%, protein kasar 23,40%, serat kasar 21,00%, TDN
77%, ME 2,96 Mcal/kg, kalsium 1,40% dan Pospor 0,21%. Kandungan nutrisi
rumput raja yaitu bahan kering 21%, protein kasar 8,3%, serat kasar 33,50%,
TDN 50%, ME 1,8 Mcal/kg, kalsium 0,59% dan Pospor 0,29%.
Nutrisi yang didapatkan induk sapi bali tidak hanya berasal dari pakan
yang diberikan oleh peternak tetapi juga berasal dari padang penggembalaan.
Sapi bali induk pada pagi hari pukul 08.00 WITA digembalakan di padang
penggembalaan BPT-HMT Serading selama dua jam setiap harinya.

4.2.2 Menyediakan pakan


Pakan yang diberikan untuk induk sapi Bali berasal dari kebun hijauan
yang ada di BPT-HMT Serading dan sawah atau kebun masyarakat sekitar.
Pakan yang diberikan pada induk sapi Bali di BPT-HMT Serading berupa
rumput unggul yaitu rumput raja dengan campuran lamtoro dan jerami jagung
sebagai pengganti ketika produksi rumput berkurang. Pakan yang akan
diberikan kepada ternak di cacah terlebih dahulu.

18
Gambar 4. Mencacah hijauan

Pakan yang diberikan untuk ternak adalah rumput unggul berupa rumput raja
dengan nama latin Pennisetumpurpuphoides dan leguminosa berupa lamtoro serta
jerami jagung sebagai pakan alternative saat kekurangan rumput raja. Kandungan
nutrisi rumput raja adalah Protein kasar 11,68% , Serat Kasar 25,48 , Ca 0,37%
dan P 0,39%. Namun ada sumber lain yang menyatakan nilainya sedikit
berbedaan. Perbedaan tersebut adalah kandungan dari rumput raja memiliki bahan
kering 19.94%, protein kasar 12.23% dan bahan organik 88.83% (Suyitman,
2014). Berdasarkan tabel komposisi bahan pakan, kandungan nutrisi lamtoro segar
adalah bahan kering 30%, protein kasar 23,40%, serat kasar 21,00%, TDN 77%,
ME 2,96 Mcal/kg, kalsium 1,40% dan Pospor 0,21%. Jerami jagung adalah bagian
batang dan daun jagung yang telah dibiarkan mengering di ladang setelah dipanen.

19
Jagung memiliki kandungan serat kasar sebesar 27,8% dan protein 7,4% (Subandi
dan Zubachtirodin, 2004). Menurut tabel komposisi bahan pakan sapi kandungan
jerami jagung adalah bahan kering 28%, protein kasar 8,20%, serat kasar 29,80%,
TDN 29,80%, ME 2,09 Mcal/kg, kalsium 0,54% dan pospor 0,11%.

4.2.3 Memberikan pakan dan air minum


Frekuensi pemberian pakan di BPT-HMT Serading sebanyak dua kali sehari
yaitu pada pagi pukul 09.00 WITA dan pada siang hari pada pukul 13.30 WITA.
Pemberian air minum diberikan secara adlibitum dengan menggunakan air keran
yang berasal dari sumur di BPT-HMT Serading.

20
Gambar 5. Memberikan pakan ternak

4.2.5 Sumber Pakan

21
Pakan untuk ternak sapi Bali di BPT-HMT Serading berasal dari kebun
hijauan yang ada di BPT-HMT Serading. Pada kebun hijauan tersebut ditanami
pakan hijauan ternak berupa rumput raja dan lamtoro. Kebun hijauan dikelolah
oleh bidang Hijauan Makanan Ternak. Pakan alternatife berupa jerami jagung
bersumber dari sawah atau kebun masyarakat.

4.2.6 Menimbang sisa pakan


Penimbangan sisa pakan bertujuan untuk mengetahui berapa banyak
pakan yang tidak dimakan oleh ternak. Jumlah pakan yang tidak dikonsumsi
oleh ternak digunakan untuk mengetahui berapa konsumsi ternak dari jumlah
pakan yang diberikan. Sisa pakan yang ditimbang merupakan sisa pakan yang
ada didalam tempat pakan. Penimbangan sisa pakan dilakukan pada pagi hari.

4.3 Kegiatan Umum


Adapun Kegiatan umum yang dilakukan di kandang Balai Pembibitan Ternak
dan Hijauan Makanan Ternak Serading adalah :
4.3.1 Membersihkan Kandang Sapi
Pembersihan kandang di BPT-HMT Serading dilakukan secara rutin
setiap satu kali sehari pada pagi hari dan dilakukan oleh para petugas.
Pembersihan kandang meliputi membersihkan lantai kandang, membersihkan
tempat pakan dan tempat minum, menyapu dan menyiram halaman kandang,
membersihkan sisa-sisa pakan yang berceceran serta membuang feses ternak.
Alat-alat yang digunakan untuk membersihkan kandang yaitu sekop,
ember, sapu lidi serta gerobak dorong untuk mengangkut kotoran serta sisa
pakan yang berceceran.
Kegiatan membersihkan kandang bertujuan agar kondisi kandang tetap
bersih sehingga tetap merasa nyaman dan untuk menghindari berbagai macam
penyakit yang ditimbulkan oleh kotoran ternak maupun sisa pakan.

4.3.2 Membersihkan Tempat Pakan

22
Tempat pakan dibersihkan agar dapat menyimpan pakan yang baru untuk
ternak dan rutin dibersihkan sekali sehari pada pagi hari. Jika sisa pakan yang
berada pada tempat pakan tidak dibersihkan, pakan yang baru akan bercampur
dengan sisa pakan yang lama maka akan menurunkan nafsu makan ternak
karena palatabilitas pakan menjadi turun.

BAB V

23
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan Praktik Kerja Lapang di Balai Pembibitan Ternak
dan Hijauan Makanan Ternak Serading dapat disimpulkan bahwa :
1. Frekuensi pemberian pakan diberikan 2 kali sehari yaitu pagi dan mejelang
sore hari.
2. Pakan yang diberikan pada induk sapi bali di kandang BPT-HMT Serading
berupa hijauan berupa rumput raja dan lamtoro.
3. Sapi bali induk yang digunakan pada PKL ini dengan BB rata-rata 228 Kg
membutuhkan pakan dengan kandungan BK 5,404 Kg, PK 323,28 g dan TDN
2,524 Kg. sedangkan pakan yang diberikan mengandung BK 4,64 Kg, PK 560
g dan TDN 2,64 Kg. Dengan demikian manajemen pemberian pakan sapi bali
induk di BPT-HMT Serading telah memenuhi syarat, hal ini terbukti dengan
adanya Pertambahan Bobot Badan (PBB).

5.2 Saran
Strategi pemberian pakan seperti yang dilakukan di BPT-HMT Serading
layak untuk dipertahankan. Namin, hal yang perlu diperhatikan adalah ternak di
BPT-HMT Serading over kapasity.

DAFTAR PUSTAKA

24
Baaka A, Murwanto AG, Lumatauw S. 2009. Seleksi Berat Badan Sapi Bali Umur
Satu Tahun dengan Menggunakan Program Simulasi Genup. J Ilmu
Peternakan. 4(2): 83-92
Direktorat Jendral Peternakan. 2011. Rilis Hasil Awal PSPK – 2011. Kementrian
Pertanian dan BPS. Jakarta.
Erlangga, E. 2013. Meningkatkan Bobot sapi Potong dengan Pakan Racikan Sendiri.
Pustaka Agro Mandiri. Pamulang.
Handiwirawan E, Subandriyo. 2004. Potensi dan Keragaman Sumberdaya Genetik
Sapi Bali. Wartazoa,14(3): 50-60
Hartati S, Hartatik T.2009. Identifikasi Karakteristik Genetik Sapi Peranakan Ongole
di Peternakan Rakyat. Buletin Peternakan, 33(2): 64-73
Ni’am HUM, Purnomoadi A, Dartosukarno S. 2012. Hubungan Antara Ukuran-
ukuran Tubuh dengan Bobot Badan Sapi Bali Betina pada Berbagai
Kelompok Umur. J Anim Agric, 1(1): 541-556.
Sinambela, S. 2011. Pakan Ruminansia.
Http://sandisinambela.blogspot.co.id/2011//11/pakan-ruminansia.html diakses
pada 17 Mei 2019
Subandi dan Zubachtirodin (2004)."PROSPEK PERTANAMAN JAGUNG DALAM
PRODUKSI BIOMASSA HIJAUAN PAKAN". Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Suyitman .2014.Produktivitas Rumput Raja (Pennisetum purpupoides) pada
Pemotongan Pertama Menggunakan Beberapa Sistem Pertanian .Fakultas
Peternakan Universitas Andalas .Jurnal Peternakan Indonesia, Juni 2014.

Syukur SH, Afandi. 2009. Perbedaan Waktu Pemberian Pakan pada Sapi Jantan
Lokal Terhadap Income Over Feed Cost. J Agroland. 16(1): 72-77

25
LAMPIRAN

26
LAMPIRAN 1

Data Pribadi Mahasiswa PKL

Nama : DINDI DWI JULIANDITA


NIM : B1D016061
Tempat, Tanggal : Alas, 23 Juli 1998
Lahir
Agama : Islam
Jurusan : S1 Peternakan
Fakultas : Peternakan
Universitas : Universitas Mataram
Total SKS : 133
IPK : 3,45
Alamat Asal : JL. Taruna Gg Mutiara RT 001 RW 009
Desa Luar Kecamatan Alas
Alamat Sekarang : Jl Kecubung 4 No 26 Gomong Lama
No. Hp : 082339509467
E-mail : dindidwij@gmail.com

LAMPIRAN GAMBAR

27
LOKASI PKL

PEMBERIAN PAKAN

28
MENIMBANG PAKAN

PEMENIMBANG TERNAK

29
30

Anda mungkin juga menyukai