Anda di halaman 1dari 59

DISTRIBUSI PEMASARAN SEMEN BEKU BANGSA SAPI

DI BALAI INSEMINASI BUATAN (BIB) LEMBANG


BANDUNG JAWA BARAT

(Laporan Tugas Akhir Mahasiswa)

Oleh
Febri Ardianto
NPM 19741029

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


BANDAR LAMPUNG
2022
DISTRIBUSI PEMASARAN SEMEN BEKU BANGSA SAPI
DI BALAI INSEMINASI BUATAN (BIB) LEMBANG
BANDUNG JAWA BARAT

Oleh
Febri Ardianto
NPM 19741029

(Laporan Tugas Akhir Mahasiswa)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Sebutan


Ahli Madya Peternakan (A.Md.Pt.)
Pada
Program Studi Produksi Ternak
Jurusan Peternakan

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


BANDAR LAMPUNG
2022
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Laporan Tugas Akhir : Distribusi Pemasaran Semen Beku


Bangsa Sapi Di Balai Inseminasi Buatan
(BIB) Lembang Bandung, Jawa Barat

2. Nama Mahasiswa : Febri Ardianto

3. NPM : 19741029

4. Program Studi : Produksi Ternak

5. Jurusan : Peternakan

Menyetujui
Pembimbing,

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Dr. Ir. Suraya Kaffi Syahfura, M.T.A. Ir. Yadi Priabudiman, M.P.
NIP 196511071990102001 NIP 195805181990011001

Ketua Jurusan Peternakan,

Dr. Rakhmawati, S. Pi., M. Si.


NIP 198004052008122001

Tanggal Ujian : Jum`at, 01 Juli 2022


SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Febri Ardiato
NPM : 19741029
Program Studi : Produksi Ternak
Jurusan : Peternakan

Dengan ini menyatakan bahwa judul Tugas Akhir “Distribusi Pemasaran Semen
Beku Bangsa Sapi di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, Bandung,
Jawa Barat”. Benar bebas plagiat, dan apabila dalam pernyataan ini terbukti
tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Bandar Lampung, 01 Juli 2022


Yang membuat pernyataan,

materai

Febri Ardianto.
NPM 19741029
DISTRIBUSI PEMASARAN SEMEN BEKU BANGSA SAPI
DI BALAI INSEMINASI BUATAN (BIB) LEMBANG
BANDUNG, JAWA BARAT

Oleh:
Febri Ardianto

Abstrak

Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang merupakan Balai yang pertama


didirikan di Indonesia dan diresmikan pada tanggal 3 April 1976 sebagai Unit
Pelaksana Teknis (UPT) yang dikelola oleh Pemerintah Pusat untuk memenuhi
kebutuhan semen beku ternak sapi perah dan sapi potong. Dalam usaha ternak
sapi, salah satu faktor penunjang usaha ialah adanya bibit unggul, melalui proses
mengawinkan ternak dengan cara buatan atau yang dikenal dengan teknologi
Inseminasi Buatan (IB) diharapkan mampu diperoleh bibit ternak yang unggul,
namun dalam proses Inseminasi Buatan kebutuhan akan semen beku sangat
diperlukan, sehingga aspek kebutuhan semen beku harus terpenuhi melalui
distribusi pemasaran. Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui
proses distribusi pemasaran semen beku bangsa sapi di Balai Inseminasi Buatan
(BIB) Lembang Bandung, Jawa Barat. Metode yang diterapkan dalam
pelaksanaan Tugas Akhir (TA) yaitu berpartisipasi aktif dalam keterlibatan
kegiatan selama di laboratorium baik proses persiapan dan handling semen beku,
maupun penyaluran produk, serta mendukung pencapaian tujuan dan
tanggungjawab atas segala keterlibatan. Dalam pengumpulan data Penulis
menerapkan metode observasi/survey lapang, wawancara seputar keadaan umum
BIB Lembang, fasilitas pendukung, proses penanganan semen beku sebelum
didistibusikan, harga penjualan semen beku, pola distribusi semen beku, dan data
penjualan semen beku bulan maret 2022. Metode Analisis data yang Penulis
laksanaan yaitu melalui penerapan metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil dari
penulisan tugas akhir ini diperoleh informasi pada bulan maret jalur distribusi
terbanyak melalui pola penjualan langsung secara Sikomandan sebanyak 295.281
Straw, dengan permintaan terbanyak sapi Limousin yaitu sebanyak 127.603 Straw
dan distribusi terbanyak terdapat pada provinsi Jawa Tengah sebanyak 145.119
Straw

Kata kunci : Distribusi Pemasaran, Semen Beku, BIB Lembang


RIWAYAT HIDUP

Penulis dengan Nama Lengkap Febri Ardianto dilahirkan pada


tanggal 13 April 2000 di Desa kecil bernama Desa Sripendowo,
Kecamatan Bangunrejo, Kabupaten Lampung Tengah. Penulis
merupakan anak pertama dari dua bersaudara, pasangan Bapak
Wagimen dan Ibu (Alhm) Suprihatin.
Penulis usai menempuh pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) Ma`arif Desa
Sripendowo tahun 2007, Sekolah Dasar (SD) N01 Sripendowo tahun 2013, lalu
melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) sekaligus ke jenjang Pendidikan
Madrasah Aliyah (MA) di Yayasan Pondok Pesantren Pembangunan Bustanul
`Ulum Desa Jayasakti, Kec. Anak Tuha, Kab. Lampung Tegah dan diselesaikan
pada tahun 2019. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Politeknik Negeri
Lampung, Program Studi Produksi Ternak Jurusan Peternakan dengan
menggunakan jalur Ujian Masuk Perguruan Negeri (UMPN) Tahun 2019. Ketika
menjadi seorang Mahasiswa, Penulis aktif di berbagai bidang keorganisasian
mahasiswa dan menjabat didalamnya, diantaranya : Ketua Umum Permata
Sholawat POLINELA tahun 2021, Bagian Keilmuan HMJ Peternakan Polinela
Tahun 2019-2021, Bagian Infokom SMART POLINELA Tahun 2019-2021,
Ketua Umum KMNU POLINELA Tahun 2021, Wakil Ketua Umum Taman
Pendidikan Sumber Air Amla (TPS AMLA) Tahun 2021-2022, dan Tim Ahli
bidang Penalaran dan Keilmuan Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik Se-
Indonesia daerah Lampung (FKMPI-Lampung) Tahun 2020-2021. Pada
Kehidupan sehari-hari Penulis merupakan tenaga pengajar di TPA Mushola Ar-
Rahman dengan Murid asuh sejumlah 35 siswa/i. Penulis pada bulan Maret -
April 2022 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Balai Inseminasi
Buatan Lembang, Bandung, Jawa Barat.
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil`alamiin, puji syukur atas rahmat Allah SWT yang telah memberikan
segala nikmat dan hidayah-Nya yang diberikan kepada Penulis, Dengan mengucap
Basmalah Laporan Tugas Akhir ini Penulis persembahkan Kepada :

“Kedua orang tua, Bapak Wagimen dan Ibu (Almh) Suprihatin. Beliau merupakan sumber
semangat dan motivasi yang selalu ada didalam hati, yang selama ini telah mendukung,
mendo`akan, serta memberikan semangat baik bantuan materi yang tiada henti agar
menjadi orang yang bermanfaat dan sukses di dunia maupun diakhirat kelak”.

“Kepada Adik Denis Firmansyah Saputra yang menjadi pelipur ketika Penulis pulang
dirumah, di saat Penulis mulai merindukan rumah dan mulai berbesit rasa jenuh dalam
menjalani kehidupan”.

“Kepada Masyarakat lingkungan Desa Sripendowo, tetangga dan sanak saudara yang
memberikan dukungan kepada Penulis untuk menyelesaikan kuliah dil Peternakan,
Program Studi Produksi Ternak”.

“Almamater tercinta, Politeknik Negeri Lampung”.


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim….

Puji syukur senantiasa Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
Rahmat dan Karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat, iman serta
keikhlasan, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan
judul TA “Distribusi Pemasaran Semen Beku Bangsa Sapi Di Balai
Inseminasi Buatan (BIB) Lembang Bandung, Jawa Barat”

Sholawat serta Sallam senantiasa tercurah kepada Habibana wa nabiyana


wa maulana Muhammad Shalallahu ’Alaihi WaSallam berserta keluarga dan
para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir
kiamat kelak. Amiin.

Terselesaikannya Tugas Akhir ini tidak lepas dari dukungan serta


semangat berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, antara lain :
1. Dr. Ir. Sarono, M.Si, Direktur Politeknik Negeri Lampung.
2. Ir. Tri Harsi, M.P. selaku Kepala Balai Inseminasi Buatan Lembang yang
telah bersedia kerjasama dengan Program Studi Produksi Ternak dalam
memberikan fasilitas dan izin Praktek Kerja Lapang bagi mahasiswa Program
Studi Produksi Ternak, Politeknik Negeri Lampung.
3. Dr. Rakhmawati, S.Pi., M.Si. Ketua Jurusan Peternakan Politeknik Negeri
Lampung.
4. Ir. Imelda Panjaitan, M.Si., selaku Ketua Program Studi D3. Produksi
Ternak Politeknik Negeri Lampung.
5. Dr. Ir. Suraya Kaffi Syafura, M.T.A. dan Ir. Yadi Prabudiman, M.P. selaku
Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, saran dan arahan sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan
ini dengan baik dan tepat waktu.
6. Bapak dan Ibu Dosen beserta Teknisi Program Studi Produksi Ternak yang

viii
telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis
selama menempuh pendidikan di Politeknik Negeri Lampung.
7. Kepada pembimbing lapang terutama Bapak Iman Sukirman, S.Pt,M.Pt.
yang telah membimbing, Menasehati, menegur, serta mengajarkan ilmu baru
kepada Penulis dan kawan- kawan PKL.
8. Keluarga tercinta, Ayah (Bapak Wagimen), Ibunda (Almarhumah Ibu
Suprihatin), adik (Denis Firmansyah Saputra), dan keluarga besar, sanak
saudara yang selalu memberikan dukungan tanpa henti-henti hingga saat ini.
9. Kepada kawan seperjuangan Keluarga PKL Di Balai Inseminasi Buatan
(BIB) Lembang, Arohman Yogi Atiawan, Anggi Puspita Sari, Nihan
Pratama, serta rekan dari Universitas Tadulako Sulawesi yang tidak bisa
disebutkan satu-persatu yang mau berjuang bersama di luar pulau untuk
menggapai ilmu dan pengalaman
10. Kepada Kang, Mbak, Gus, Ning Keluarga Mahasiswa Nahdhatul `Ulama
Polinela, Keluarga Marbot dan BPH Ar-Rahman Perumahan Nunyai Permai,
Pak RT dan jajarannya, Ustadz dan seluruh jajaran Pembina organisasi yang
selalu memberikan nasehat dan dorongan motivasi, serta menghibur tatkala
gundah dan bungah.
11. Teman-teman Program Studi Produksi Ternak Angkatan 2019 yang
senantiasa memberikan dukungan dan semangat kepada Penulis dalam
meraih cita-citanya.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala membalas jasa kebaikan mereka semua,


dan semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandar Lampung, 28 Mei 2022

Penulis,

ix
MOTTO

Terkadang Kesulitanmu lebih baik bagimu daripada kemudahan dan kemewahan

“Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan,

sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.”

(QS. Al-Insyirah Ayat 5-6)

x
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xv

I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................... 2
1.3 Kerangka Pemikiran ......................................................... 2
1.4 Kontribusi ......................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 4


2.1 Distribusi Pemasaran ........................................................ 4
2.2 Volume Penjualan ............................................................ 5
2.3 Semen Beku ...................................................................... 7
2.4 Inseminasi Buatan ............................................................ 8
2.5 Keadaan Umum Balai Inseminasi Buatan Lembang ........ 8

III. METODE PELAKSANAAN .................................................... 12


3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ...................................... 12
3.2 Alat dan Bahan ................................................................. 12
3.2.1 Alat ....................................................................... 12
3.2.2 Bahan ..................................................................... 12
3.3 Perancangan Percobaan dan Analisis Data ...................... 12
3.3.1 Metode Praktek Kerja Lapangan .......................... 12
3.3.2 Metode Pengumpulan Data .................................. 12
3.3.3 Metode Analisis Data ........................................... 13

xi
3.4 Pengamatan ....................................................................... 13
3.5 Prosedur Kerja .................................................................. 14
3.5.1 Tahap Penerimaan Container ............................... 14
3.5.2 Tahap penanganan Container ............................... 14
3.5.3 Tahap penyiapan distribusi semen beku ................ 14
3.5.4 Tahap pengiriman Container ................................ 15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 16


4.1 Gambaran Singkat Jasa Produksi BIB Lembang ............. 16
4.2 Penandaan Pada Mini Straw.............................................. 16
4.3 Persiapan Distribusi dan Handling Semen Beku ............. 17
4.4 Alur Distribusi Semen Beku ............................................ 20
4.5 Jenis Dan Tarif Semen Beku ............................................ 22
4.6 Pola Distribusi Semen Beku ............................................. 23
4.6.1 Distribusi Semen Beku dengan Hibah .................. 24
4.6.2 Distribusi Semen Beku Penjualan Langsung ....... 25
4.7 Distribusi Semen Beku Sapi Bulan Maret 2022 ............... 26
4.8 Strategi Pemasaran ........................................................... 29
4.9 Hambatan Pemasaran ....................................................... 30

V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 31


5.1 Kesimpulan ....................................................................... 31
5.2 Saran ................................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 32

LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jenis Dan Tarif Semen Beku Bangsa Sapi Per Dosis .................. 22

2. Distribusi Semen Beku Bangsa Sapi Periode Bulan Maret 2022 . 27

3. Wilayah Distribusi Pemasaran Semen Beku Bulan Maret 2022... 28

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang .................................... 9
2. Struktur Organisasi BIB Lembang ............................................... 10
3. Kondisi Ternak BIB Lembang ..................................................... 11
4. Ruang Jasa Produksi ..................................................................... 16
5. Identifikasi Kode Mini Straw ....................................................... 16
6. Alur Distribusi Semen Beku ........................................................ 20
7. Pola Distribusi .............................................................................. 24
8. Proses Distribusi Semen Beku Untuk Hibah ............................... 25
9. Proses Distribusi Semen Beku Untuk Penjualan Langsung ........ 25

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Tabel Penjulan Langsung Semen Beku ........................................ 35
2. Tabel Pola Kerjasama Penjualan Semen Beku ............................ 36
3. Tabel Pola Kerjasama Penjualan Kegiatan
Pemerintah .................................................................................... 37
4. Data Distribusi Keseluruhan Semen Beku Bangsa Sapi,
Kerbau, Domba Dan Kambing BIB Lembang Tahun 2022 ......... 38
5. Peta Lokasi BIB Lembang, Bandung Jawa Barat ........................ 40
6. Peta Situasi Bangunan di BIB Lembang, Bandung Jawa Barat ... 41
7. Dokumentasi Kegiatan Praktik Kerja Lapangan .......................... 43
8. Sertifikat Praktik Kerja Lapangan ................................................ 44

xv
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peternakan merupakan salah satu dari sektor pertanian. Peternakan memiliki
peranan yang sangat penting sebagai salah satu dari sumber pertumbuhan,
terutama untuk sektor pertanian dan perekonomian Indonesia. Subsektor
peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang
diprioritaskan untuk pemenuhan pangan dan gizi melalui upaya pembinaan
daerah-daerah produksi yang telah ada dan daerah pembangunan di Indonesia,
peternakan yang menjadi bagian sektor pertanian, terus diusahakan dalam
perkembangannya guna memenuhi kebutuhan protein hewani kususnya di
Indonesia.
Usaha di bidang peternakan yang diharapkan dapat membantu menunjang
kebutuhan protein berupa daging maupun susu salah satunya yaitu usaha budidaya
ternak bangsa sapi. Usaha dibidang peternakan memiliki peluang yang baik untuk
dikembangkan karena banyaknya permintaan dari produk peternakan sehingga
memberikan pendapatan yang cukup tinggi, melalui potensi tersebut usaha yang
dijalankan diharapkan mengalami peningkatan penghasilan yang pesat. Industri
dibidang peternakan kususnya budidaya sapi memiliki peran penting dalam
meningkatkan asupan protein masyarakat Indonesia. Kebutuhan daging sapi dari
tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk
serta kesadaran akan kecukupan protein (Rusni, et.al., 2020).
Distribusi semen beku merupakan salah satu faktor penunjang dalam
penyebaran bibit ternak khususnya berbagai bangsa sapi sehingga dapat mencapai
keseluruh wilayah di Indonesia sebagai pemenuhan kebutuhan daging sapi, maka
dari itu proses pendistribusian harus dilakukan dengan penanganan yang baik dan
benar agar terciptanya pemenuhan populasi sapi di Indonesia (Lilis, 2020).
Ternak sapi merupakan ternak penghasil daging maupun susu dengan
kandungan protein yang baik sebagai kebutuhan konsumsi untuk masyarakat.
Dalam usaha budidaya ternak bangsa sapi, salah satu faktor penunjang usaha ialah
adanya bibit unggul, melalui proses mengawinkan ternak dengan cara buatan atau
2

yang dikenal dengan teknologi Inseminasi Buatan (IB) diharapkan mampu


diperoleh bibit ternak yang unggul, namun dalam proses Inseminasi Buatan
kebutuhan akan semen beku sangat diperlukan, sehingga aspek kebutuhan semen
beku harus terpenuhi melalui distribusi.
Berdasarkan penguraian materi di atas, Penulis merasa tertarik untuk
mengambil judul Tugas Akhir “Distribusi Pemasaran Semen Beku Bangsa Sapi
Di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang Bandung, Jawa Barat”.

1.2 Tujuan
Tujuan tugas akhir ini yaitu untuk mengetahui proses distribusi pemasaran
semen beku bangsa sapi di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang Bandung,
Jawa Barat

1.3 Kerangka Pemikiran


Keberhasilan suatu peternakan usaha budidaya ternak bangsa sapi, salah
satu faktor yang mempengaruhi yaitu bibit sapi yang unggul, dalam proses
pembibitan agar diperoleh kualitas sapi unggul diperlukan teknologi Inseminasi
Buatan melalui semen beku yang dihasilkan dari sperma sapi pejantan-pejantan
unggul, oleh karena itu kebutuhan akan semen beku sangat diperlukan, sehingga
aspek kebutuhan semen beku harus terpenuhi melalui distribusi.
Proses distribusi semen beku merupakan salah satu kegiatan pemasaran
dalam usaha memperlancar menyampaian barang berupa semen beku dari
produsen kepada konsumen sehingga produk semen beku sebagai bibit bangsa
sapi dapat tersebar luas. Distribusi menentukan tingkat keberhasilan dalam
pemasaran semen beku untuk mendapatkan respon yang dibutuhkan oleh
konsumen. Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang merupakan tempat produksi
semen beku yang telah mendistribusikan semen beku ke berbagai wilayah di
Indonesia, sehingga proses distribusi yang dilakukan dapat diamati sebagai bahan
pembelajaran.

1.4 Kontribusi
Kontribusi dari tugas akhir ini yaitu dapat memberikan informasi kepada
masyarakat secara umum dan memberikan sumbangsih terhadap ilmu
3

pengetahuan tentang Distribusi Pemasaran Semen Beku Bangsa Sapi di Balai


Inseminasi Buatan (BIB) Lembang Bandung, Jawa Barat.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Distribusi Pemasaran


Distribusi atau penyaluran adalah kegiatan penyampaian produk dari
produsen menuju konsumen pada waktu yang disepakati. Menurut Tjiptono
(2012), Saluran distribusi ialah serangkaian partisipan secara organisasional yang
dilakukan oleh semua fungsi yang diperlukan untuk menyampaikan produk/jasa
oleh penjual ke pembeli akhir. Pemasaran adalah proses lanjutan dari proses
produksi, sehingga pemasaran memiliki peran penting bagi usaha di bidang
peternakan. Pemasaran yaitu proses kegiatan perpindahan produk dari produsen
ke konsumen. Pemasaran juga dapat dikatakan sebagai sarana dalam
menyampaikan produk peternakan kepada konsumen. (Nurafni et. al., 2020)
Saluran distribusi/pemasaran hasil ternak mempunyai aliran barang-barang
dari produsen ke konsumen, karena itu saluran distribusi dibutuhkan agar tidak
menimbulkan celah atau kesenjangan di antara produksi dan konsumsi.
2.1.1 Fungsi-fungsi saluran distribusi
Menurut Swastha (2012), Fungsi-fungsi dari saluran distribusi pemasaran
dikelompokkan menjadi tiga fungsi, diantaranya :
1. Fungsi pertukaran
Fungsi pertukaran dibedakan menjadi 3 macam, diantaranya : pembelian,
penjualan, dan pengembalian resiko.
a) Pembelian, fungsi pembelian meliputi usaha dalam memilih barang yang
dibeli untuk dijual kembali atau digunakan sendiri dengan harga,
pelayanan dari penjual, dan kualitas tertentu
b) Penjualan, fungsi penjualan dilakukan oleh pedagang untuk alat pemasaran
barang bagi produsennya. Fungsi ini sangat penting terutama guna menjual
barang atau jasa sesuai keperluan konsumen sebagai sumber pendapatan
dan juga menutup semua biaya agar memperoleh laba.
c) Pengambilan resiko, fungsi pengambilan resiko merupakan fungsi
menghindari dan mengurangi resiko terhadap semua masalah dalam
pemasaran yang dapat melibatkan beberapa persoalan fungsi lainnya.
5

2. Fungsi penyediaan fisik


Fungsi penyediaan fisik terbagi menjadi empat macam fungsi diantaranya
pengumpulan, penyimpanan, pemilihan, dan penunjang.
a) Pengumpulan, yaitu berfungsi sebagai alat penyaluran perantara dengan
melakukan pengumpulan barang sesuai kebutuhan dari beberapa sumber
atau beberapa jenis barang kebutuhan yang berasal dari sumber sama.
b) Penyimpanan, yaitu berfungsi sebagai faedah waktu karena untuk
melakukan penyesuaian antara penawaran dengan permintaan yang ada.
c) Pemilihan, fungsi ini dilakukan distributor dengan cara mengolongkan
barang, memeriksa barang, dan menentukan jenis barang yang akan
disalurkan.
d) Pengangkutan, yaitu berfungsi untuk melakukan pemindahan barang
melalui tempat asal barang dihasilkan ke tempat barang di konsumsikan.
3. Fungsi penunjang
Fungsi ini dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya: pelayanan sesudah
pembelian, pembelanjaan, penyebaran informasi, dan koordinasi saluran.
a) Pelayanan sesudah pembelian, fungsi ini yaitu dengan memberikan
jaminan terhadap kenyamanan dalam penggunaan barang setelah dibeli
oleh konsumen.
b) Pembelanjaan, Fungsi dari pembelanjaan terjadi disebabkan kedua belah
pihak yaitu konsumen dan produsen mebutuhkan sumber pembelanjaan
yang dapat di peroleh dari penjual, penyedia dengan cara membayar
kredit.
c) Penyebaran informasi, fungsi ini diperlukan untuk penyaluran barang
karena dapat membantu dalam mengetahui sumber barang yang didapat.
d) Koordinasi saluran, fungsi ini berkaitan dengan fungsi penyebaran
informasi. Jika terjadi komunikasi yang baik antar jaringan maka dapat
memudahkan di dalam pelaksanaan penyaluran.

2.2 Volume Penjualan


Volume penjualan merupakan bagian dalam pencapaian yang dinyatakan
secara kuantitatif baik dari segi fisik, volume, atau unit suatu produk. Melalui
kegiatan pemasaran, dengan adanya kenaikan suatu volume penjualan merupakan
6

ukuran yang efisiensi, walaupun tidak setiap peningkatan volume penjualan dapat
diikuti dengan kenaikan laba. Jadi dapat diartikan bahwa volume penjualan
merupakan total keseluruhan kegiatan penjualan produk atau jasa yang didapatkan
perusahaan dalam prihal ukuran waktu tertentu (Kasmir dan Jakfar, 2012).
2.2.1 Faktor yang Mempengaruhi Penjualan
Penjualan dapat di pengaruhi dari beberapa faktor yang dapat meningkatkan
aktivitas suatu perusahaan. Maka manajemen harus memperhatikan beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi penjualan. Beberapa faktor yang mempengaruhi
penjualan menurut Basu Swastha (2010), diantaranya :
1. Kondisi dan kemampuan penjual
Kondisi dan kemampuan penjual yang dapat mempengaruhi penjualan yaitu
mecangkup pemahaman tentang beberapa permasalahan penting yang berkaitan
atas produk yang dijual, jumlah, dan sifat dari tenaga penjual yang diantaranya
meliputi:
a) Jenis dan karakteristik barang/jasa yang ditawarkan
b) Harga barang atau jasa
c) Syarat penjualan seperti pembayaran dan pengiriman
2. Kondisi pasar
Pasar mempengaruhi dalam proses transaksi penjualan, baik sebagai
kelompok pembeli maupun penjual. Kondisi pasar dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya: jenis pasar, kelompok pembeli, daya beli, jumlah pembelian,
serta keinginan dan kebutuhannya.
3. Modal
Modal diperlukan dalam suatu usaha yang berperan sebagai rangka untuk
pemenuhan sumber jasa mengangkut barang dagangan ke tempat tujuan atau
untuk membesar suatu usaha.
4. Kondisi organisasi perusahaan
Pada suatu perusahan tertentu terutama perusahaan besar, dalam bidang
penjualan biasanya ditangani oleh bagian kusus, yaitu bagian penjualan yang
ditangani oleh orang yang ahli dibidang penjualan.
5. Faktor-faktor lain
Faktor-faktor lain yang mempengarui adanya proses penjualan dan
7

diharapkan dengan adanya faktor-faktor tersebut dapat menarik pembeli untuk


kembali membeli lagi barang yang sama diantaranya yaitu: periklanan, peragaan,
kampanye, dan pemberian hadiah.
2.2.2 Hubungan Saluran Distribusi dengan Hasil Penjualan
Menurut Alma (2013), tentang hubungan distribusi dengan hasil penjualan,
bahwanya hubungan pemasaran dengan penjualan sangat berkaitan erat, karena
melalui pemasaran hasil produksi dapat diperkenalkan dan dikonsumsi oleh
konsumen, apabila hasil produksi barang yang dihasilkan baik dan berkualitas
serta penyaluran distribusi barang juga baik dan cepat sampai kepada konsumen,
maka akan menimbulkan peningkatan pembelian oleh konsumen, sehingga secara
tidak langsung akan meningkatkan hasil penjualan.
Melalui uraian di atas maka antara saluran distribusi dengan penjualan tidak
dapat dipisahkan serta saling berhubungan satu sama lain. Dengan adanya saluran
distribusi yang baik, pelayanan yang baik, dan biaya yang tepat,maka akan
menarik banyak konsumen untuk melakukan transaksi penjualan dan sebaliknya,
dengan saluran distribusi yang tidak baik dan pelayanan yang tidak memuaskan
akan membuat pembeli merasa kecewa dan menurunnya jumlah pembeli dalam
melakukan pembelian dan akhirnya jumlah penjualan dapat mengalami
penurunan.

2.3 Semen Beku


Semen beku merupakan sperma dari pejantan unggul dengan kreteria
memiliki fisik sehat serta bebas dari penyakit hewan menular dan sudah diseleksi
berdasarkan garis keturunan, kemampuan produksi, serta reproduksi. Faktor yang
mempengaruhi jumlah semen beku yang dihasilkan adalah jumlah Spermatozoa
Mortil, kualitas semen segar yang dihasilkan, proses pengenceran dan proses
pembekuan (Nyuwita et. al., 2015). Kualitas semen beku dapat menurun jika
setelah semen beku dicairkan, hal ini karena selama proses thawing, sperma
melewati berbagai suhu ekstrim yang dapat menurunkan kualitas semen tersebut
(Komariah et. al., 2013).
8

2.4 Inseminasi Buatan


Inseminasi Buatan (IB) merupakan bagian dari teknologi tepat guna untuk
meningkatkan produktifitas pada ternak Sapi dengan memanfaatkan potensi
pejantan unggul agar mampu mengawini lebih dari satu induk dan mampu
meningkatkan dalam kualitas genetik dari ternak tersebut (Susilawati, 2013).
Proses pengawinan ternak secara buatan dengan teknologi Inseminasi
Buatan yaitu dengan cara melakukan deposisi pada semen beku pasca thawing
kedalam vagina ternak betina. Dengan cara ini diharapkan dapat mempermudah
perkawinan ternak dan dapat mengatasi kelangkaan pejantan unggul yang saat ini
sulit dijumpai di lapang (Fazrien, 2020).
Menurut Susilawati (2011), menyatakan bahwa pelaksanaan Inseminasi
Buatan yang perlu diperhatikan yaitu beberapa hal, diantaranya: (1) Manusia
(Inseminator dan Peternaknya) dalam hal ketepatan pelaksanaan Inseminasi
Buatan dan penempatan semen (deposisi semen), (2) Fisiologi dari betina, (3)
Kualitas semen beku yang berasal dari Balai Inseminasi Buatan.

2.5 Keadaan Umum Balai Inseminasi Buatan Lembang


Balai Inseminasi Buatan Lembang atau yang disingkat BIB Lembang
terletak di JI. Kayu Ambon desa Kayu Ambon, kecamatan Lembang, kabupaten
Bandung Barat yaitu di 17 km sebelah utara kota Bandung dengan topografi
berbukit-bukit dengan ketinggian mencapai 1.100 m diatas permukaan laut dan
memiliki suhu antara 18-220 C serta curah hujan rata-rata berkisar 2.233
mm/tahun dengan tingkat kelembaban 70–90% dan terbagi menjadi persil yang
dipisahkan oleh jalan raya kayu ambon.
Kondisi lingkungan yang ada sangat kondusif untuk pengembangan ternak
sapi, kambing, dan domba untuk keperluan pemurnian dan grading up karena di
dukung oleh lahan yang subur serta kondisi iklim dan suhu lingkungan hamper
sama dengan tempat asal ternak (impor/subtropis). BIB Lembang dapat ditempuh
dari kota Bandung sekitar 60 menit dengan jarak kurang lebih 18 km arah utara
kota Bandung (BIB Lembang, 2020).
2.5.1 Sejarah Singkat Balai Inseminasi Buatan Lembang
BIB Lembang merupakan Balai Inseminasi Buatan pertama didirikan di
Indonesia. BIB Lembang ialah salah satu dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang
9

dikelola oleh Pemerintah Pusat, yaitu Kementerian Pertanian. BIB Lembang


dibangun pada tahun 1975, dan diresmikan langsung oleh Menteri Pertanian Prof.
DR. Ir. Toyib Hadiwidjaya serta Wakil Perdana Menteri Selandia Baru Mr. Hon B
Talboys dan menjadi Balai Inseminasi Buatan (BIB) pertama di Indonesia serta
diresmikan pada tanggal 3 April 1976. BIB Lembang diberikan amanah oleh
pemerintah untuk memproduksi semen beku ternak sapi, baik itu sapi dari jenis
sapi perah maupun sapi pedaging guna memenuhi kebutuhan semen beku untuk
Inseminasi Buatan (IB). Sebelum adanya BIB Lembang, Indonesia masih
bergantung pada semen beku impor dalam pemenuhan kebutuhan IB. Dengan
adanya BIB Lembang, Indonesia saat ini mampu memenuhi kebutuhan semen
beku sapi secara mandiri. Sejak berdiri hingga saat ini BIB Lembang telah
memproduksi semen beku 38 juta dosis dan didistribusikan ke daerah-daerah
pelaksana IB sebanyak 34 juta dosis (BIB Lembang, 2021).

Gambar 1. Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang


2.5.2 Komponen Pendukung Balai Inseminasi Buatan Lembang
Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang didukung oleh berbagai macam
komponen baik secara fisik maupun non fisik. Secara fisik, BIB Lembang
dibangun lahan seluas 56.550 m2 dan ditunjang dengan dilengkapinya berbagai
macam-macam sarana dan prasarana yang mendukung, diantaranya: gedung
kantor, aula, mess/guest house, ruang promosi, ruang perpustakaan, ruang
pertemuan, kandang, gudang, laboratorium produksi, laboratorium pengujian,
arena penampungan, klinik hewan, padang penggembalaan (line bull), kebun
rumput, peralatan pertanian, peralatan umum, peralatan laboratorium,dan
infrastruktur pendukung: seperti transportasi, sarana olahraga, mesjid dan lain-
lain. Sedangkan komponen non fisik yang dimiliki meliputi berbagai macam
Kebijakan atau Surat Keputusan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pada
10

produk barang/jasa, dan piagam penghargaan sebagai bentuk prestasi yang telah
diperoleh.
Ternak yang dipelihara di BIB Lembang merupakan pejantan yang telah
bersertifikat sehingga diperoleh dari hasil seleksi dan Uji melalui Uji Zuriat pada
sapi perah, dan Uji Performans pada sapi potong, serta secara rutin dilaksanakan
replacement (peremajaan) agar dapat menghasilkan pejantan yang memiliki
produktifitas baik. Jenis ternak yang ada di BIB Lembang saat ini diantaranya:
sapi perah, sapi potong, kambing, dan juga domba unggul. Alokasi kebun rumput
seluas 19,9 hektar untuk penanaman rumput Gajah dan rumput Afrika (African
star grass) serta penanaman legume perdu dan pohon sebagai sumber protein
green Concentrate
2.5.3 Struktur Organisasi Balai Inseminasi Buatan Lembang
Struktur organisasi BİB Lembang Berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pertanian Republik Indonesia No.58/Kpts/OT. 140/5/2022 tanggal 24 Mei 2021,
adalah sebagai berikut.

Kepala Balai
Ir. Tri Harsi, M.P

Ka Sub Bag Tata Usaha

Lina Widyawati, S.Pt.,


M.S

Sub Koor Jasa Sub Koor Produksi Sub Koor


Produksi Semen Beku Pemeliharaan Ternak

Drh. Eros Drh. Ida Zahidah Ono Syamyono, S.Pt.,


Sukmawati Irfan, M.Si. M.Si.

Gambar 2. Struktur Organisasi BIB Lembang


2.5.4 Komposisi Jumlah Ternak Pejantan BIB Lembang
Pejantan yang dipelihara sampai akhir April tahun 2022 sebanyak 240 ekor,
yang terdiri dari 11 ekor pejantan sapi perah, 219 ekor pejantan sapi potong, 5
ekor pejantan kerbau, 9 ekor pejantan kambing, dan 7 ekor pejantan domba. Dari
11

sejumlah pejantan yang dipelihara tersebut, ada yang lokal dan ada yang eksotis.
Berdasarkan rumpun atau bangsa pejantan, maka terdapat 19 rumpun/bangsa
pejantan yang dipelihara. Rumpun pejantan tersebut adalah sapi FH (Fries
Holstein), sapi Ongole, sapi Madura, sapi Aceh, sapi Pasundan, sapi Limousin,
sapi Simmental, sapi Brahman, sapi Angus, sapi Wagyu, sapi Belgian Blue,
kerbau Murrah, kerbau Lumpur, kambing PE, kambing Boer, kambing Saanen,
domba Garut, domba Wonosobo, domba Dorper, dan domba Batur.
Setiap tahun populasi pejantan yang dipelihara mengalami dinamika.
Perubahan populasi pejantan dapat terjadi karena adanya hibah, pengadaan baru,
afkir pejantan dan adanya kematian temak. Hibah dan pengadaan baru akan
menambah jumlah pejantan yang dipelihara, sedangkan afkir dan kematan ternak
akan mengurangi populasi (BIB Lembang, 2022).

Gambar 3. Kondisi Ternak BIB Lembang


.
III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan pengambilan data yang dibutuhkan untuk penulisan Tugas Akhir
(TA) dilaksanakan pada tanggal 01 Maret sampai 22 April 2022, di Balai
Inseminasi Buatan (BIB) Lembang desa Kayu Ambon, kecamatan Lembang,
kabupaten Bandung Barat, provinsi Jawa Barat.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat yang dipersiapkan dalam pelaksanaan kegiatan dan pengambilan data
Tugas Akhir antara lain : storage, container, selang asuspen, selang liquid,
gayung, ember, forset, kertas, liter, rak hitung, goblade, dudukan goblade, buku,
alat tulis, leptop, dan alat perlengkapan diri (APD).
3.2.2 Bahan
Bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan pelaksanaan dan pengambilan data
Tugas Akhir adalah : Nitrogen cair (N2), Straw, dan data hasil penjualan.

3.3 Perancangan Percobaan dan Analisis Data


Perancangan Percobaan dan Analisis Data yang Penulis lakukan untuk
mendapatkan data Tugas Akhir yaitu dengan penerapan beberapa metode sebagai
berikut:
3.3.1 Metode Praktek Kerja Lapangan
Metode penerapan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yaitu
dengan berpartisipasi aktif dalam keterlibatan kegiatan selama di laboratorium
baik proses persiapan dan handling semen beku, maupun penyaluran
produk/distribusi semen beku, serta membantu dalam pencapaian tujuan dan ikut
bertanggungjawab atas segala keterlibatan.
3.3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang Penulis terapkan yaitu dengan cara :
1. Observasi/survey lapang, yaitu dilakukan dengan cara mengamati dan
13

mencatat kegiatan yang dilakukan terkait dengan Jasa Produksi Straw dan
penjualannya.
2. Wawancara, yaitu dengan menanyakan langsung kepada karyawan dan
ketua Jasa Produksi Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang seperti
keadaan umum BIB Lembang, fasilitas pendukung, proses penanganan
semen beku sebelum didistibusikan, harga penjualan semen beku, pola
distribusi semen beku, dan data penjualan semen beku bulan Maret
3. Studi literatur merupakan cara yang dipakai untuk menghimpun data-data
atau sumber yang berhubungan dengan topik melalui studi literatur. Studi
literatur bisa didapat dari sumber jurnal, buku dan dokumentasi.
3.3.3 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang Penulis laksanaan dalam pembuatan Laporan
Tugas Akhir (TA) yaitu melalui penerapan metode kualitatif dan kuantitatif.
Metode desktiptif kualitatif yaitu metode yang menggambarkan keadaan atau
objek dengan membandingkan teori yang sudah ada, sedangkan untuk metode
kuantitatif adalah metode yang digunakan apabila kesimpulan yang diperoleh
disetai dengan angka.

3.4 Pengamatan
Berdasarkan judul “Distribusi Pemasaran Semen Beku Bangsa Sapi Di
Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang Bandung, Jawa Barat” pengamatan
dilakukan antara lain pada :
1. Peran dari Jasa Produksi Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang
2. Proses persiapan dan handling semen beku, yang meliputi;
a) Menyiapkan dan Membuka semua tutup storage,
b) Serah Terima Semen Beku dari Produksi Semen kepada Jasa
Produksi.
c) Pemeriksaan Container.
d) Mengukur N2 Cair.
e) Menghitung Semen Beku.
f) Pengambilan Sampel.
g) Penyimpanan Semen Beku.
h) Pemindahan Semen Beku.
14

i) Penyegelan Container.
3. Proses distribusi penjualan semen beku, yang meliputi;
a) Jenis dan Tarif Semen Beku.
b) Pola Distribusi.
c) Hasil Distribusi.
4. Strategi dan hambatan penjualan semen beku.

3.5 Prosedur Kerja


Prosedur kerja yang diterapkan dalam Distribusi Pemasaran Semen Beku
Bangsa Sapi Di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang Bandung Jawa Barat,
yaitu sebagai berikut;
3.5.1 Tahap Penerimaan Container
Tahapan pada penerimaan Container sebagai berikut;
1. Catat Container dan Pengirim.
2. Cek kondisi fisik Container selama 124 jam.
3. Isi Container dengan N2 Cair untuk mengecek kebocoran.
4. Simpan ditempat Container.
3.5.2 Tahap penanganan Container
Tahapan pada penanganan Container sebagai berikut;
1. Buka tutup Storage Container.
2. Pemeriksaan kelengkapan Container (Canister, Liter, dan Goblet).
3. Periksa kecukupan Nitrogen Cair (semen beku terendam N2 Cair).
4. Tutup Container sampai rapat.
5. Container harus menggunakan Protector.
6. Pemindahan Container dengan cara diangkat.
7. Penyimpanan Container di tempat rata dan jangan ditumpuk.
3.5.3 Tahap penyiapan distribusi semen beku
Tahapan pada penyiapan distribusi semen beku sebagai berikut;
1. Buat konsep distribusi sesuai target.
2. Siapkan peralatan/sarana distribusi semen beku.
3. Ambil semen beku.
4. Hitung semen beku.
5. Tempatkan di Container Transport.
15

6. Cek kembali semen beku.


7. Isi dan ukur N2 Cair.
8. Buat berita acara dan kartu petunjuk.
9. Siapkan blanko alamat.
3.5.4 Tahap pengiriman Container
Tahapan pada pengiriman Container sebagai berikut;
1. Siapkan Container yang akan dikirim.
2. Cek/isi Nitrogen Cair.
3. Segel Container.
4. Tempel alamat dan stiker perlakuan Container.
5. Container siap dikirim.
.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Singkat Jasa Produksi BIB Lembang


Pelayanan Bidang Jasa Produksi Semen Beku mempunyai tugas utama yaitu
melakukan pemberian pelayanan dalam penyiapan dan distribusi semen ternak
sapi pejantan unggul maupun ternak kambing dan domba yang unggul. Seksi Jasa
Produksi berperan penting dalam melakukan distribusi dan pemasaran semen
beku, selain itu bagian jasa produksi bertanggung jawab dengan 11 layanan
/Excellent service yang lain diantaranya : (1) Penjualan semen beku, (2) Layanan
purna jual, (3) Bimtek manajemen IB, (4) Layanan edu wisata, (5) Layanan asset
balai, (6) Layanan penelitian, (7) Pengujian pada mutu semen, (8) Konsultasi di
bidang peternakan, (9) Penyediaan sebagai narasumber instruktur juri dan assesor
kopetensi, (10) Tempat uji kompentensi, (11) Lokasi fotografi

Gambar 4. Ruang Jasa Produksi

4.2 Penandaan Pada Mini Straw


Penandaan Straw bertujuan untuk memudahkan dalam membedakan jenis
bangsa dan tahun produksinya, sehingga penandaan straw pada semen beku
sangat penting dan perlu diperhatikan. Setiap penandaan pada mini straw paling
sedikit mencangkup 5 macam kode yaitu : Kode pejantan, nama pejantan, kode
batch, nama produsen, dan rumpun pejantan.

SNI BIB LEMBANG AU. 0119 W. AGEKAMICHI 271701 WAGYU

Gambar 5. Identifikasi Kode Mini Straw


17

Keterangan Kode Mini Straw :


a) SNI : Standar Nasional Indonesia
b) BIB LEMBANG : Produsen semen beku
c) AU : Kode tahun produksi
d) 0119 : Nomor urutan produksi
e) W. AGEKAMICHI : Nama pejantan
f) 271701 : Kode Pejantan
g) WAGYU : Bangsa Pejantan
h) Warna PUTIH : Sapi Wagyu

Kode bangsa sapi pada mini straw memiliki warna yang tidak sama, hal ini
dimaksudkan agar tidak tertukar saat membedakan bangsa sapi, pengenalan warna
diantaranya sebagai berikut,
a) Warna Abu-abu : Sapi FH
b) Warna Merah Muda : Sapi Limousin
c) Warna Bening : Sapi Simental
d) Warna Biru Tua : Sapi Brangus
e) Warna Jingga : Sapi Angus
f) Warna Putih : Sapi Wagyu
g) Warna Merah : Sapi Bali
h) Warna Hijau Muda : Sapi Madura

4.3 Persiapan Distribusi dan Handling Semen Beku


Prosedur dalam persiapan distribusi dan handling semen beku harus
diperhatikan, agar dalam pengisian semen beku nantinya tidak mengalami
kesalahan sehingga perlu diterapkan dengan baik, tahapan dalam persiapan yaitu
sebagai berikut;
4.3.1 Menyiapkan dan Membuka semua tutup storage
Proses penyiapan diawali dengan membuka semua tutup storage, kemudian
mengisi N2 cair ke dalam storage dengan menghidupkan tombol agar selang
liquid mengaliri N2 kedalam strorage, lalu jika storage yang dialiri selang liquid
penuh maka gunakan gayung untuk mengedarkan N2 cair ke storage yang lain
yang berisikan semen beku di dalam goblet, agar asap yang ditimbulkan tidak
banyak maka masukkan selang penyedot asap (asuspen) ke arah storage.
4.3.2 Serah Terima Semen Beku
Kegiatan serah terima semen beku dilakukan dari jasa produksi semen ke
seksi jasa produksi dengan tahapan jasa produksi mengambil container dari
bagian produksi semen yang sudah di uji mikroskopis maupun uji makroskopis
18

semen sehingga semen beku memenuhi syarat untuk di distribusikan, lalu setelah
container diambil maka dilakukan pencatatan untuk tata letak di dalam wadah
storage meliputi nama bangsa, kode pejantan, dan batch number untuk peletakan.
4.3.3 Pemeriksaan Container
Kegiatan yang dilakukan dalam mengamati keadaan container (Wadah
penampungan semen beku) dan kelengkapannya yaitu meliputi kondisi dari tutup
container dan jika terdapat embun diatas tutup menandakan bahwa container
mengalami kebocoran sehingga container tidak bisa digunakan untuk menampung
semen beku dan jika aman tidak ada embun di tutup container maka bisa
dilakukan pengisian N2 cair hingga penuh, kelengkapan canister harus ada sebagai
wadah untuk goblet, kondisi goblet harus ada untuk menampung semen beku, dan
kondisi dari isi dan ketinggian N2 cair untuk menjaga ketahanan hidup pada
semen beku.
4.3.4 Mengukur N2 Cair
Standar minimal ketinggian N2 cair dalam container adalah 15 cm dari
dasar, untuk mengukur ketinggiannya menggunakan stik kayu kedalam container
sampai menyentuh dasar. Angkat stik kayu dan lihat bagian yang memutih seperti
es sebagian batas level permukaan N2 cair. Apabila kurang dari 15 cm segera
ditambah N2 cair.
4.3.5 Menghitung Semen Beku
Menghitung semen beku dilakukan pada rak hitung yang terendam N2 cair
dengan cara mengambil semen beku dari storage yang terletak pada goblet, ambil
goblet menggunakan pinset lalu ambil semen beku dan tuangkan diatas rak hitung,
kemudian hitung semen beku menggunakan pinset dan usahakan tangan sudah
memakai pelindung agar terhindar dari dinginnya N2 cair dan tidak berdampak
melepuh pada tangan, untuk satu rak hitung berjumlah 100 batang semen beku,
setelah semen beku sudah dihitung, maka masukkan kembali pada pada goblade
sesuai ukurannya (700, 200, 100, 80, 25, atau 10), lalu goblade dimasukkan pada
canister, dan canister di masukkan pada container sesuai data yang disebutkan,
contohnya container 210 dengan canister terletak pada nomor 1A.
19

4.3.6 Pengambilan Sampel


Sampel semen beku diambil menggunakan pinset dengan mengangkat
canister ke mulut container. Canister tidak boleh melebihi mulut container, Jika
sudah diambil maka dapat di amati dan di catat identitas semen beku yang
meliputi kemasan, bangsa, nama, kode pejantan, batch number, dan produsen.
4.3.7 Penyimpanan Semen Beku
Penyimpanan semen beku yaitu dilakukan dengan memastikan seluruh
semen beku terendam N2 cair dengan suhu yang mencapai 1960 C. Posisi semen
beku dalam goblet dengan kondisi sumbat lab berada pada bagian atas, lalu
simpan goblet dalam canister dengan menggunakan lifter goblet. Canister
digantung pada leher container yang bernomor dan mencatat jumlah serta tempat
penyimpanannya.
4.3.8 Pemindahan Semen Beku
Pemindahan semen beku dilakukan cepat menggunakan pinset dengan
mendekatkan kedua wadah container. Canister yang berisi semen beku diangkat
dan tidak boleh melebihi leher container, sebaiknya canister berada 8-10 cm di
bawah mulut container. Semen beku dalam canister harus sering
dicelupkan/direndam ke dalam N2 cair untuk menghindari terbentuknya es pada
ujung semen beku. Pemindahan semen beku sebaiknya menggunakan goblet dan
terhindar dari angin serta sinar matahari.
4.3.9 Penyegelan Container
Container yang sudah terisi N2 cair secara penuh, semen beku yang sudah
dihitung sesuai pesanan, dan uang yang sudah diterima dari proses pembayaran,
maka dilakukan proses penyegelan dengan container ditutup, lalu memotong
kawat dengan menggunakan tang dan melilitnya ke lubang penutup, kemudian
kawat yang sudah dililitkan dipasang timah pengapit dan jepit timah dengan tang
dan lilitkan hingga rapi.
4.3.10 Pendistribusian Semen Beku
Container yang sudah disegel dapat diberi berita acara dan kartu petunjuk
pengiriman, kemudian apabila mobil pengangkut sudah datang maka container
bisa dinaikkan dan dapat dihantar sesuai dengan alamat tujuan.
20

4.4 Alur Distribusi Semen Beku


Alur distribusi semen beku merupakan prosedur yang diterapkan oleh BIB
Lembang dalam proses pendistribusian semen beku. Proses distribusi semen beku
di BIB Lembang terdiri atas empat tahapan yaitu penerimaan container,
penanganan container, penyiapan distribusi semen beku dan pengiriman semen
beku. Seperti dalam ilustrasi gambar 6 sebagai berikut :

Penerimaan Container

Penanganan Container

Penyiapan Distribusi

Pengiriman Semen Beku


Gambar 6. Alur Distribusi Semen Beku
4.4.1 Penerimaan Container
Pemesanan diproses oleh bagian jasa produksi dengan menyampaikan
pemesanan kepada kepala balai, selanjutnya pihak jasa produksi mengecek
ketersedian semen beku yang dipesan, Setelah stok tersedia, maka konsumen
harus mengirim container kosong ke BIB Lembang. Penerimaan container dari
pihak konsumen ke pihak BIB Lembang yang telah menghubungi dan
menyelesaikan transaksi, karena seluruh pembelian semen beku di BIB Lembang
konsumen harus membawa maupun mengirim container sendiri, container
tersebut datang melalui jasa pengiriman untuk luar daerah maupun diantar
langsung oleh konsumen kemudian dicatat, Setelah itu dilakukan pengecekan
kondisi fisik container selama 1×24 jam untuk mengecek kebocoran container
dengan mengisi N2 cair ke dalam container, kemudian simpan ditempat container.
4.4.2 Penanganan Container
Penanganan container dilakukan dengan membuka tutup container dan
memeriksa kelengkapan container seperti canister, goblet dan protektor.
Pemeriksaan kelengkapan peralatan container ini bertujuan untuk menjaga
kualitas dari semen beku. Jalius (2011), menyatakan bahwa apabila penyekat atau
protektor tutup container tidak berfungsi dengan baik sehingga tidak tertutup
21

rapat maka dapat menyebabkan terjadinya kontak semen beku dengan suhu
lingkungan sehingga dapat menurunkan kualitas semen beku. Kontainer disimpan
dalam ruangan jasa produksi sebelum diproses lebih lanjut, namun dalam
penataan kontainer di BIB Lembang belum tertata secara sistematis untuk
kemudahan proses penyiapan distribusi, sehingga penempatan kontainer masih
secara acak.
4.4.3 Penyiapan Distribusi
Penyiapan distribusi semen beku dimulai dengan mengambil semen beku di
dalam cryostorage yang sesuai catatan penyimpanan semen beku. Semen beku
yang akan didistribusikan dilakukan penghitungan kembali (racking) di dalam
nitrogen cair dengan memperhatikan jenis sapi, kode batch, kode ternak dan nama
ternak yang dipesan, kemudian di tempatkan pada kontainer transport.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia (2017), menyatakan bahwa kegiatan
dalam penyiapan distribusi diantaranya mengecek stok semen beku, menerima
container, membuat konsep dan menyiapkan semen beku sesuai dengan
permintaan.
4.4.4 Pengiriman Semen
Pengiriman semen beku dengan mengecek ketersediaan N2 cair dalam
container agar cukup selama pengiriman, selanjutnya container di segel, ditempel
alamat penerima, diberikan berita acara dan kartu petunjuk maka semen beku siap
dikirim ke alamat tujuan baik melalui jasa pengiriman yang ada seperti Pos
Indonesia, Indah Logistik Cargo, dan Herona Express maupun diambil langsung
di BIB Lembang oleh pihak konsumen.
Standar Nasional Indonesia (2017), menyatakan untuk semen beku yang
telah diproses, selanjutnya dimasukkan kedalam wadah goblet, lalu di masukkan
ke dalam tempat yang bernama canisterdan harus terendam penuh di dalam N2
cair, kemudian dilengkapi dengan kartu petunjuk isi dan tujuan pengiriman
container sebelum didistribusikan.
Proses distribusi semen beku dapat dilakukan secara langsung seperti pada
pendistribusian dengan penjualan langsung untuk umum pada inseminator, dokter
hewan dan mahasiswa, dimana tidak ada pihak perantara. Anggiani (2018),
22

menyatakan bahwa saluran distribusi tidak langsung terdapat pihak perantara


dalam menyalurkan barang atau jasa hingga sampai ke konsumen.

4.5 Jenis Dan Tarif Semen Beku


Berdasarkan keputusan kepala Badan Layanan Umum Balai Inseminasi
Buatan (BIB) Lembang, Nomor 05001/KPts/KU.020/F2.J/01/2022 tanggal 05
Januari 2022, Tentang tarif harga layanan dan tata cara pengenaan, pemungutan,
dan penyetoran negara bukan pajak yang berlaku pada Badan Layanan Umum
(BLU) Balai Inseminasi Buatan lembang tertera pada tabel 1.
Tabel 1. Jenis dan tarif semen beku bangsa sapi per dosis
No Jenis Semen Beku Tarif (Rp) Satuan
1. Dalam Negeri
a) Unsexing
(1) Wagyu/Belgian Blue 14.000 /dosis
(2) Simmental/Limousin 10.000 /dosis
(3) FH grade A 8.000 /dosis
(4) FH grade B 7.000 /dosis
(5) Jenis Sapi Lainnya 7.000 /dosis
b) Sexing
(1) FH grade A / SimmentaI / Limousin / 40.000 /dosis
Wagyu / Belgian Blue
(2) FH grade B 36.000 /dosis
2. Luar Negeri
a) Unsexing
(1) Wagyu/Belgian Blue 50.000 /dosis
(2) Simmental/Limousin 40.000 /dosis
(3) FH grade A 40.000 /dosis
(4) FH grade B 30.000 /dosis
(5) Jenis Sapi Lainnya 30.000 /dosis
b) Sexing
(1) Wagyu/Belgian Blue 150.000 /dosis
(2) Simmental/Limousin 130.000 /dosis
(3) FH grade A 130.000 /dosis
(4) FH grade B 115.000 /dosis
(5) Jenis Sapi Lainnya 115.000 /dosis
Sumber : Informasi Tarif Layanan BLU BIB Lembang, 2022

4.5.1 Tarif Penjualan Semen Beku Secara Langsung, Pola Kerjasama, Dan
Kerjasama Kegiatan Pemerintah
Tarif penjualan semen beku secara langsung, pola kerjasama, dan kerjasama
kegiatan pemerintah tentang tarif biaya layanan dan tata cara pengenaan,
23

pemungutan, serta penyetoran negara bukan pajak yang berlaku pada badan
layanan umum Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang memiliki ketentuan harga
yang berbeda sesuai keputusan kepala badan layanan umum Balai Inseminasi
Buatan (BIB) Lembang, No. 05001/KPts/KU.020/F2.J/01/2022 tanggal 05 Januari
2022 terdapat pada lampiran 1, 2, dan 3.
Di lihat dari lampiran 1,2, dan 3 tabel penjulan langsung semen beku Sapi
Lokal/FH Grade B secara Unsexing dengan penjualan langsung semen beku Sapi
Lokal/FH Grade B secara Sexing memiliki harga yang berbeda, khususnya pada
Harga penjualan semen beku dengan paket pembelian yang kurang dari 3.000
dosis unsexing senilai Rp7.000 /dosis dan sexing senilai Rp 36.000 /dosis,
sehingga memiliki selisih Rp29.000. Penentuan harga tersebut sesuai pengaturan
pemerintah 05001/KPts/KU.020/ F2.J/01/2022 Tanggal 05 Januari 2022 tentang
tarif layanan dan tata cara pengenaan, pemungutan, serta penyetoran negara bukan
pajak yang berlaku pada Badan Layanan Umum (BLU) Balai Inseminasi Buatan
Lembang. Sedangkan untuk semen beku yang sampai ke peternak melalui
inseminator harganya bisa berubah sebagai biaya pengganti untuk jasa pengiriman
dan nitrogen cair. Penentuan harga semen beku tersebut ditentukan sendiri oleh
setiap inseminator maupun perusahaan yang menjual semen beku untuk mendapat
pangsa pasar dan profitabilitas.

4.6 Pola Distribusi Semen Beku


Distibusi semen beku BIB Lembang menyebar ke berbagai provinsi di
Indonesia dalam menyalurkan produknya. Sukotjo dan Sumanto (2010)
menyatakan bahwa distribusi merupakan keseluruhan dari suatu kegiatan untuk
memindahkan barang berupa produk yang disertai dengan hak pemiliknya dari
produsen kepada konsumen akhir. Distribusi semen beku BIB Lembang dilakukan
dalam rangka untuk mendorong kecepatan penyebaran bibit-bibit ternak dan
memperbaiki mutu genetik ternak khususnya bangsa sapi. Distribusi semen beku
bangsa sapi di BIB Lembang melalui 2 pola, yaitu: Subsidi / Hibah (DIPA) dan
Penjualan Langsung, seperti yang tertera pada Gambar 7.
24

Pola
Distribusi

Subsidi / Hibah Penjualan


(DIPA) Langsung

Gambar 7. Pola Distribusi

4.6.1 Distribusi Semen Beku Dengan Hibah


Distribusi semen beku dengan hibah ditentukan oleh Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) yang telah meliputi jumlah maupun
bangsa ternak yang akan didistribusikan ke daerah tujuan. Kemudian melalui
program kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah melalui Ditjen PKH diberikan
kepada peternak secara gratis, untuk sumber dana distribusi ini berasal dari
pemerintah. Prosedur pemesanan yang dilakukan adalah Dinas Peternakan
Provinsi mengajukan surat permohonan alokasi distribusi dan kebutuhan semen
beku ke Ditjen PKH. Pada alokasi semen beku, hibah harus sesuai dengan surat
Ditjen PKH sehingga Balai Inseminasi Buatan Lembang harus menyampaikan
kemampuan produksi serta stok semen beku yang dapat disediakan. Direktorat
Jenderal PKH yang telah meyetujui, mengeluarkan surat penetapan target
distribusi ke Dinas Peternakan Provinsi dengan tembusan ke BIB Lembang,
kemudian Dinas Peternakan Provinsi mengirimkan container kosong kepada BIB
Lembang, dan selanjutnya BIB Lembang akan menyiapkan semen beku dan
mengirimkan ke Dinas Peternakan Provinsi (konsumen). Distribusi semen beku
dengan pola hibah disajikan pada Gambar 8.
25

DITJEN PKH
Direktur Pembimbitan &
Produksi Ternak

Penetapan
Target
Menyampaikan
Mengajukan Distribusi
Kemampuan
Kebutuhan Semen
Produksi & Stok
Beku
Pengiriman
Container

DINAS BIB
PROVINSI LEMBANG

Distribusi

Gambar 8. Proses Distribusi Semen Beku Untuk Hibah

4.6.2 Distribusi Semen Beku Dengan Penjualan Langsung


Distribusi semen beku dengan penjualan langsung dibagi menjadi 3 macam,
yaitu : Secara sikomandan, untuk umum, dan swakelola. Distribusi semen beku
dengan pola penjualan langsung disajikan pada Gambar 9.

Penjualan
Langsung

Sikomandan Umum Swakelola

Perjanjian Inseminator, Surat


Dengan Pusat Swasta, Perjanjian
Kelompok Kerja
Ternak
Direktorat Dinas
Perbibitan dan
Produksi
Ternak (Pusat).

Gambar 9. Proses Distribusi Semen Beku Untuk Penjualan Langsung


1. Distribusi Semen Beku Secara Sikomandan
Distribusi secara sikomandan merupakan pembelian yang dilakukan oleh
dinas atau instansi pemerintah yang dilakukan pada website layanan
pengadaan secara elektonik (LPSE) daerahnya dan melakukan login sebagai
non penyedia, sebagai kontrak pembelian semen beku dari Dinas Peternakan
26

maupun Dinas yang membidangi peternakan untuk membeli semen beku


dalam upaya peningkatan populasi sapi potong.
Setelah masuk website pilih komoditas semen beku dan manufaktur BIB
Lembang, pilih paket, negosiasi termasuk kontrak, pengiriman container dan
pembayaran. Pendistribusian melalui sikomandan ini dimulai dari BIB
Lembang menuju ke Dinas Peternakan Kabupaten/Kota lalu akan digunakan
oleh inseminator untuk mengaplikasikan inseminasi buatan pada ternak.
2. Distribusi Semen Beku Untuk Umum
Proses distribusi semen beku penjualan untuk umum dapat diperuntukkan
kepada swasta, koperasi maupun paguyuban inseminator yang melakukan
pemesanan lewat surat, Short Message Service (SMS), WhatsApp, email,
telepon dan faksimil ke BIB Lembang. Pesanan akan diproses oleh bagian
jasa produksi setelah disetujui kepala balai, jika stok tersedia pembeli dapat
segera mengirimkan container dan mengirim dana kebagian bendahara maka
semen beku akan disiapkan. Diany et al. (2016), menyatakan bahwa
pembelian semen beku dapat dilakukan konsumen berdasarkan ketersediaan
semen beku yang ada. Pesanan akan segera dikirim ke alamat tujuan atau
dapat diambil secara langsung di BIB Lembang, jika stok belum tersedia
maka akan dilayani minggu berikutnya.
3. Distribusi Semen Beku Swakelola
Proses distribusi semen beku secara swakelola dilakukan dengan
melakukan perjanjian kerja antara Dinas/Perusahaan dibidang Peternakan
dengan BIB Lembang, setelah perjanjian kerja disepakati, selanjutnya
pesanan akan diproses oleh bagian jasa produksi, jika stok tersedia pemesan
dapat segera mengirimkan container dan pesanan akan segera dikirim ke
alamat tujuan atau dapat diambil secara langsung di BIB Lembang. Untuk
proses pembayaran akan dilakukan setelah semen beku diterima.

4.7 Distribusi Semen Beku Bangsa Sapi Bulan Maret 2022


Distribusi semen beku terbanyak pada bulan Maret 2022 yaitu melalui
sikomandan sebanyak 295.281 Straw, pembelian melalui sikomandan dilakukan
oleh Dinas atau Instansi Pemerintah kemudian ditujukan ke Dinas Peternakan
Kabupaten/Kota sebagai bahan yang akan digunakan oleh Inseminator daerah
27

dalam mengaplikasikan Inseminasi Buatan pada ternak sebagai upaya peningkatan


populasi ternak sapi. Sedangkan pembelian terkecil di bulan Maret yaitu pada
jalur distribusi Swakelola dengan sejumlah pembelian 3.150 Straw yang
dilakukan sesuai surat perjanjian kerja antara Peternak dan Balai, sedangkan untuk
pembelian umum pada bulan Maret sebanyak 77.993 Straw dan untuk distribusi
program hibah pada bulan Maret kosong hal ini karena pada distribusi hibah kusus
ditujukan untuk peternak secara gratis melalui program pembibitan dan
pengembangan sapi potong lokal yang ditetapkan oleh Direktorat Jendral
Peternakan dan Kesehatan Hewan sesuai permintaan Dinas Peternakan
Provinsi/Kabupaten.
Jumlah semen beku bangsa sapi yang telah di distribusikan BIB Lembang
pada periode bulan Maret tahun 2022 disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Semen Beku Bangsa Sapi Periode Bulan Maret 2022
Subsidi / Penjualan Langsung
Jumlah
No Bangsa Sapi Hibah (Dosis)
(Dosis)
(DIPA) Umum Sikomandan Swakelola
1 Peranakan Ongole - 2.900 80.244 - 83.144
2 Brahman - 2.400 10.017 - 12.417
Simmental - 40.878 43.678 - 84.556
3 Simmental (Y)
340 - 25 365
Sexing
Limousin* - 23.150 104.453 - 127.603
4 Limousin (Y)
- 210 - 25 235
Sexing
5 Black. Lim - 20 - - 20
Angus - 130 50.310 100 50.540
6
Agus (Y) Sexing - 5 - - 5
7 Wagyu - 10 4.239 - 4.249
8 Belgian Blue Murni - - 930 3.000 3.930
9 Belgian Blue Cross - 50 - - 50
10 G. Bond - - - - -
11 Madura - 500 - - 500
12 Aceh - - - - -
13 Pasundan - - - - -
FH (A) - 1.475 1.410 - 2.885
14
FH (A) (X) - 25 - - 25
15 FH (B) - 5.900 - - 5.900
Total Seluruh - 77.993 295.281 3.150 376.424
Ket : *) Jenis sapi dengan penjualan terbanyak pada bulan Maret 2022
Sumber : Data Sekunder Distribusi Semen Beku BIB Lembang, 2022.
28

Distribusi penjualan terbanyak sesuai jenis sapi ada pada Sapi Limousin
yaitu sebanyak 127.603 Straw dan yang kedua yaitu sapi Simmental sebanyak
84.556 Straw, sedangkan pada bulan Maret pembelian semen beku terkecil adalah
sapi Black. Lim dengan jumlah 20 Straw. Hal ini disebabkan oleh minat peternak
sangat tinggi terhadap sapi Limousin dan Simmental dengan adanya kelebihan
yang dimiliki yaitu berupa postur tubuh yang besar, tingkat pertumbuhan yang
lebih cepat dan harga yang tinggi di pasaran.
Distribusi pemasaran semen beku banga sapi di Balai Inseminasi Buatan
(BIB) menyebar ke seluruh wilayah Indonesia, seperti yang terdapat pada Tabel 3.
Tabel 3. Wilayah Distribusi Pemasaran Semen Beku Bulan Maret 2022
Maret 2022 Jumlah
No Provinsi Maret
1-4 7-11 14-18 21-25 28-31
1 Aceh. - - - - - -
2 Sumatra Utara - 45.319 - - 45.319
3 Sumatra Barat - - - - - -
4 Jambi, - - - - - -
5 Riau - - - - - -
6 Bengkulu - - - - - -
7 Bangka Belitung - - 2.000 - - 2.000
8 Sumatra Selatan 2.110 3.255 - 4.300 1.900 11.565
9 Lampung - 23.470 - 7.456 6.270 37.196
10 Banten - - - 170 - 170
11 DKI Jakarta, - - - - - -
12 Jawa Barat 120 1.620 270 76.267 198 78.475
13 Jawa Tengah* 4.540 60.581 59.188 20.810 - 145.119
14 Yogyakarta - 3.000 5.775 5.900 2.920 17.595
15 Jawa Timur 300 - 2.300 13.075 2.300 17.975
16 Kalteng - - - - - -
17 Kalimantan Timur - - - - - -
18 Kalimantan Barat - - 270 - - 270
19 Kalimantan Selatan - - - - - -
20 Sulawesi Selatan - 3.255 - - - 3.255
21 Gorontalo - - - - - -
22 Sultra - - - - - -
23 Sulteng, - - - - - -
24 Sulut - 4.685 - - - 4.685
25 Sulbar, - - - - - -
26 Maluku - - 6.400 - 6.400 12.800
27 Maluku Utara, - - - - - -
28 Nusa Tenggara Barat - - - - - -
29 Nusa Tenggara Timur - - - - - -
Jumlah Dosis 7.070 145.185 76.203 127.978 19.988 376.424
29

Ket : *) Wilayah dengan penjualan terbanyak pada bulan Maret 2022


Sumber : Data sekunder distribusi semen beku BIB Lembang, 2022
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi penjualan
semen beku bangsa sapi di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang terbanyak
pada bulan Maret 2022 adalah provinsi Jawa Tengah sebanyak 145.119 Straw, hal
ini juga diperkuat dengan data distribusi keseluruhan Semen Beku Bangsa sapi,
kerbau, domba, dan kambing BIB Lembang tahun 2022 bulan Januari sampai
Maret pada Lampiran 4.

4.8 Strategi Pemasaran


Balai Inseminasi Buatan Lembang memiliki 9 layanan diantaranya
penjualan semen beku, pelayanan purna jual, pengujian pada mutu semen, wisata
dibidang pendidikan, pemanfaatan pada aset balai, bimbingan teknis petugas IB,
jasa pelayanan penelitian, pelayanan struktur dan juri kontes, serta jasa pendidikan
asisten dan konsultasi peternakan. Untuk proses promosi yang dilakukan oleh
Balai Inseminasi Buatan Lembang antara lain:
1. Blog internet
Balai Inseminasi Buatan Lembang memiliki situs resmi yaitu layanan Sijalu,
layanan ini berisi tentang Balai Insenlinasi Buatan Lembang, sehingga
konsumen maupun masyarakat dapat dengan mudah mengakses.
2. Liputan media cetak dan elektronik
Liputan pada media cetak dan media elektronik dilakukan untuk promosi
semen beku hasil produksi dari Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang.
3. Ruang promosi
Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang mempunyai ruang promosi khusus
di dekat perpustakaan yang berisi informasi umum tentang BIB Lembang,
dokumentasi, kenang-kenangan dan replica sebagai alat-alat yang digunakan
untuk memproduksi semen beku.
4. Brosur/katalog/poster
Informasi mengenai Inseminasi Buatan (IB), petunjuk pengujian dan
Penanganan semen beku, cara mendapatkan semen beku dan informasi lainnya
dapat dilihat pada brosur Balai Inseminasi Buatan Lembang yang disebarkan
30

dan diletakkan di ruang promosi, sehingga pengunjung dapat langsung


mengambilnya.
5. Monitoring ke daerah
Balai Inseminasi Buatan Lembang secara rutin melakukan kunjungan ke
daerah-daerah yang mendapatkan semen beku subsidi. Tujuan dari monitoring
ini

4.9 Hambatan Pemasaran


Hambatan yang dialami Balai Inseminasi Buatan Lembang dalam
pemasaran antara lain:
1. Strategi pemasaran yang digunakan terbatas pada ketentuan pemerintah.
Balai Inseminasi Buatan Lembang merupakan lembaga pemerintah
yang harus mengikuti setiap peraturan pemerintah sehingga untuk
mengembangkannya perlu banyak pertimbangan yang harus difikirkan dan
membutuhkan waktu lama dalam proses yang akan dilakukan.
2. Jarak tempuh yang cukup jauh sehingga menyebabkan terjadinya
kemungkinan semen beku rusak akibat guncangan atau kejadian yang tak
terduga.
3. Keterbatasan N2 cair di lapangan. Beberapa daerah di Indonesia kesulitan
untuk mendapatkan N2 cair, hal ini disebabkan karena tidak adanya supplier
(pemasok) N2 cair di daerah tertentu sehingga untuk penyimpanan semen
beku mengalami kendala.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari data hasil dan pembahasan yang ada, dapat disimpulkan
bahwa untuk melaksanakan distribusi pemasaran semen beku bangsa sapi
memiliki prosedur yang harus dilaksanakan diantaranya mulai dari proses
persiapan dan handling semen beku dengan hal yang dilakukan diantaranya
membuka semua tutup storage dan mengisi storage tersebut dengan Nitrogen
(N2) Cair, melakukan serah terima semen beku dari produksi semen kepada Jasa
Produksi, Pemeriksaan Container, Mengukur N2 Cair, menghitung semen beku,
pengambilan sampel, penyimpanan semen beku, pemindahan semen beku,
penyegelan Container, dan tahap akhir yaitu proses distribusi penjualan semen
beku.
Distribusi semen beku terbanyak pada bulan Maret 2022 yaitu melalui
Sikomandan sebanyak 295.281 Straw, Sedangkan pembelian terkecil di bulan
Maret yaitu pada jalur distribusi SwaKelola dengan sejumlah pembelian 3.150
Straw

5.2 Saran
Saran yang Penulis berikan dalam proses distribusi pemasaran semen beku
bangsa sapi yaitu pada saat berada di ruangan jasa produksi untuk mengusahakan
penambahan APD agar dapat melindungi mata dari percikan Nitrogen (N2) Cair
yang tidak diinginkan berupa kacamata safety.
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2013. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:


Alfabeta.

Anggiani, Sarfilianty. 2018. Kewirausahaan. Jakarta: Prenamedia Group.

Balai Inseminasi Buatan Lembang. 2020. Sejarah Balai Inseminasi Buatan


Lembang. Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan: Kemtan
RI

. 2021. Laporan Tahun 2021 Yentek Pemeliharaan Ternak.


Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan: Kemtan RI

. 2022. Laporan Triwulan Tahun 2022 Yentek Pemeliharaan Ternak.


Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan: Kemtan RI

Basu Swasta, Dharmesta. 2010. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta :


Liberty.

Diany, E., Suryahadi dan T. Muhandri. 2016. Strategi Pemasaran Semen Beku
Sapi Potong Di BIB Lembang. Journal Agripet. Vol 18 No 1. Halaman 10-
17

Fazrien, W. A. E. Herwijanti, N. Isnaini. 2020. Pengaruh Perbedaan Individu


terhadap Kualitas Semen Segar dan Beku Pejantan Unggul Sapi Bali.
Journal Sains Peternakan. Vol. 18 No 1. Halaman 60-65

Jalius. 2011.Hubungan Mortalitas Progresif dan Keutuhan Membran sperma


dalam semen beku sapi bali dengan Keberhasilan Inseminasi. Journal
Agrinak. Vol 1 No 1: Halaman 43-47.

Kasmir dan Jakfar . 2012. Study Kelayakan Bisnis. Jakarta: Hal. 63.

Kementerian Pertanian Republik Indonesia Direktorat Jendral Peternakan dan


Kesehatan Hewan. 2017. Standar Oprasional Produksi Distribusi Semen
Beku Balai Inseminasi Buatan Lembang . Bandung:163-164.
33

Komariah, L., Arifiantini, dan F.W. Nurgraha. 2013. Kaji Banding Kualitas
Spermatozoa Sapi Simmental, Limousin, dan Friesian Holstein Terhadap
Spermatozoa Kambing Boer Setelah Penyimpanan Dingin. Jurnal S.
Pertanian. Vol 3 No 1. Halaman 347-361.

Lilis Dian Syaputri. 2020. Pengaruh Pengetahuan Investasi, Modal Investasi


Minimal, Persepsi Return Dan Risiko, Motivasi Dan Kemajuan Teknologi
Terhadap Minat Investasi Mahasiswa Di Pasar Modal. Skripsi Fakultas
Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Nurafni Lasaharu, Nibras K. Laya, Yuriko Boekoesoe. 2020. Analisis Pemasaran


Sapi Potong. Jambura Journal of Animal Science. Vol. 2 No 2 Halaman 63

Nyuwita, A., T. Susilawati, dan N. Isnaini. 2015. Kualitas Semen Segar dan
Produksi Semen Beku Sapi Simmental pada Umur yang Berbeda. Journal
Ternak Tropika. Vol 16 No 1. Halaman 61-68

Rusni Fitri Y. Rusman, Andi Hamdana, Abdullah Sanusi. 2020. Strategi


Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong di Kecamatan Lau Kabupaten
Maros. Jurnal Bisnis, Manajemen dan Informatika. Vol. 17 No. 2.
Halaman 119.

Standar Nasional Indonesia. 2017. Semen Beku Sapi. Badan Standarisasi


Nasional, Jakarta.

Sukotjo, H dan R.A. Sumanto. 2010. Analisa Marketing mix-7P (Produk, Price,
Promotion, Place, Partisipant, Process, dan Physical Evidence) terhadap
keputusan pembelian produk klinik di Surabaya. Journal. Mitra Ekonomi
dan Manajemen Bisnis 1 (2) : 216-228.

Susilawati, T. 2011. Spermatology. Universitas Brawijaya (UB) Press. Malang.


ISBN 978-602-8960-04-5

. 2013. Pedoman Inseminasi Buatan pada Ternak. Universitas


Brawijaya (UB) Press. Malang. ISBN 978-602-203-458-2.
Swastha, Basu. 2012. Manajemen Penjualan. Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta.
Tjiptono Fandy. 2012. Strategi Pemasaran, ed. 3. Yogyakarta : Andi.
LAMPIRAN
35

Lampiran 1. Tabel Penjulan Langsung Semen Beku

Barang
Harga Satuan % Cash
No Pembelian (dosis) Senilai Ket
(Rp)/ds Back
(Rp)
I. Penjulan Langsung Semen Beku Sapi Lokal/FH Grade B (Unsexing)
- Pembayaran
Dimuka
- Biaya
1 <3.000 7.000 <210.000 0
Pengiriman
Ditanggung
Konsumen
2 Akumulasi min. 1-2,75
3.000-10.000
3 3.000 s.d <5.000 7.000 5
4 5.000 keatas 7.000 10
II. Penjulan Langsung Semen Beku Sapi FH Grade A (Unsexing)
- Pembayaran
Dimuka
- Biaya
5 <3.000 8.000 <240.000 0
Pengiriman
Ditanggung
Konsumen
6 Akumulasi min. 1-2,75
3.000-10.000
7 3.000 s.d <5.000 8.000 5
8 5.000 keatas 8.000 10
III. Penjulan Langsung Semen Beku Sapi Lokal/FH Grade B (Sexing)
- Pembayaran
Dimuka
- Biaya
9 <3.000 36.000 1.080.000
Pengiriman
Ditanggung
Konsumen
10 Akumulasi min. 1-2,75
3.000-10.000
11 3.000 s.d <5.000 36.000 5
12 5.000 keatas 36.000 10
II. Penjulan Langsung Semen Beku Sapi FH Grade A (Sexing)
- Pembayaran
Dimuka
- Biaya
13 <3.000 40.000 1.200.000 0
Pengiriman
Ditanggung
Konsumen
14 Akumulasi min. 1-2,75
3.000-10.000
15 3.000 s.d <5.000 40.000 5
16 5.000 keatas 40.000 10
36

Lampiran 2. Tabel Pola Kerjasama Penjualan Semen Beku

Harga
Kerjasama Ketentuan
No Satuan Keterangan
(dosis) Bonus
(Rp)/dosis
I. Model Kerjasama Penjualan Semen Beku unsexing
60% Sapi - Pembayaran dimuka
Eksotik Tanpa - Tergantung ketersediaan
(Sim, Lim) : Cashback stok semen beku
10.000 - Pengambilan maks 4 termin
Minimal
1 40% Ternak dalam tahun yang sama
50.000
Lokal : - Minimal 3 breed ternak
cashback
7.000 lokal
12,5%
- Biaya Pengiriman
ditanggung konsumen
II. Model Kerjasama Penjualan Semen Beku Sexing
60% Sapi - Pembayaran dimuka
Eksotik Tanpa - Tergantung ketersediaan
(Sim, Lim) : Cashback stok semen beku
40.000 - Pengambilan maks 4 termin
Minimal
2 40% Ternak dalam tahun yang sama
50.000
Lokal : - Minimal 3 breed ternak
cashback
36.000 local
12,5%
- Biaya Pengiriman
ditanggung konsumen
37

Lampiran 3. Tabel Pola Kerjasama Penjualan Semen Beku Kegiatan Pemerintah

Kerjasama Harga Satuan Ketentuan


No Keterangan
(dosis) (Rp)/dosis Diskon
Sapi Eksotik
(Sim, Lim) : Tidak ada
- Pembayaran
10.000
diakhir (sesudah
Sapi
selesai Pekerjaan)
1 Minimal 20.000 Wagyu/Belgian Tidak ada
- Tergantung
Blue : 14.000
ketersediaan stok
Ternak lokal : Diskon
semen beku
7.000 harga 10%
perdosis
38

Lampiran 4. Data Distribusi Keseluruhan Semen Beku Bangsa Sapi, Kerbau, Domba Dan Kambing BIB Lembang Tahun 2022

MARET JUMLAH TOTAL


NO. PROVINSI JANUARI FEBRUARI I II III IV V KOMULATIF
MARET
1 Aceh - 17.662 - -
2 Sumut 45.243 - 45.319 45.319 90.562
3 Sumbar - 17.610 - -
4 Riau 663 31.200 - 663
5 Jambi 11.025 - - 11.025
6 Bengkulu - - - -
7 Bangka Belitung 5.926 - 2.400 2.400 8.326
8 Sumsel 6.300 2.000 2.140 4.300 1.900 8.340 14.640
9 Lampung 16.300 6.610 23.561 7.476 6.270 37.307 53.607
10 Banten 195,00 1850,00 170 170 365
11 DKI Jakarta 0 1000 - -
12 Jawa Barat 16500 13340 120 1820 270 79894 268 82.372 98.872
13 Jawa Tengah* 7500 136859 4540 60681 59188 22270 146.679 154.179
14 Yogyakarta 23625 59700 4000 6575 6600 2940 20.115 43.740
15 Jawa Timur 2100 107600 300 2300 24200 2300 29.100 31.200
16 Kalteng 0 0 - -
17 Kaltim 0 0 - -
18 Kalbar 0 0 - -
39

19 Kalsel 0 0 - -
20 Sulsel 12275 0 3255 3.255 15.530
21 Gorontalo 0 0 - -
22 Sultra 0 0 - -
23 Sulteng 0 12000 - -
24 Sulut 0 0 4685 4.685 4.685
25 Sulbar 0 0 - -
26 Maluku 0 0 6400 6.400 6.400
27 Maluku Utara 0 0 - -
28 NTB 0 28029 - -
29 NTT 0 0 - -
JUMLAH 147.652 435.460 7.100 143.321 70.733 144.910 20.078 386.142 969.254
34,62 31/03/2022
Ket : *) Provinsi dengan penjualan tebanyak pada bulan Januari-Maret 2022
40

Lampiran 5. Peta Lokasi BIB Lembang, Bandung Jawa Barat


41

Lampiran 6. Peta Situasi Bangunan di BIB Lembang, Bandung Jawa Barat


25
10 24
7
8
7

22 8 7

26 7
2

2
2
6
26 27
2

34

2
2

99

1
29 1
3 10
5 4

7
12

7 7 6
23 10 10 13
21 8 7 10
1 4
21 8
19
8 17 15 16
10
20 18
10 10
42

Keterangan :

1. Pos Jaga
2. Gerbang dan Bak Biosecurity
3. Gedung kantor, Laboratorium, dan Depo Container
4. Gedung Diklat
5. Aula Promosi & Perpustakaan
6. Gedung Fungsional dan Arsip
7. Kandang Pejantan
8. Area Penampungan Semen Pejantan
9. Rumah Dinas Kepala Balai
10. Rumah Dinas Karyawan
11. Gedung Koprasi
12. Wisma Limousin
13. Wisma Simmental
14. Wisma Brahman
15. Klinik Keswan
16. Kandang Perawatan Isolasi
17. Lantai Jemur
18. Gedung Konsentrat
19. Gedung Siswa PKL
20. Kandang Domba
21. Kandang Kambing
22. Tempat Perawatan Kuku & Bull Crush
23. Grond Tank dan Menara Air
24. Ipal
25. Gudang Pakan Olahan
26. Timbangan Rumput
27. Tempat Pencacahan Rumput
28. Kebun Rumput
29. Padang Penggembalaan
30. Area Lansekap
31. Tanki Nitrogen Cair
32. Caraushall
33. Area Olahraga & Area Bermain Anak-anak
34. Masjid
35. Tempat Parkir
36. Genset
43

Lampiran 7. Dokumentasi Kegiatan Praktik Kerja Lapangan

Proses memasang selang asuspen dan Proses mengecek Container dan


Pengisian Nitrogen Cair mengisi N2 Cair pada Container

Proses mendata Serah Proses Membuka dan Proses penyegelan


Terima Semen Beku dari Menutup Storage Container
Produksi Semen

Proses Menghitung Straw

Proses pengiriman semen beku Proses seminar PKL


44

Lampiran 8. Sertifikat Praktik Kerja Lapangan (Manajemen Pemeliharaan


Pejantan, Produksi dan Distribusi Semen Beku)

Anda mungkin juga menyukai