Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENDUGAAN KAPASITAS PRODUKSI TERNAK

OLEH:

NAMA : SYATRIADY.CS
NIM : L1A120219
KELAS :E

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pemikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa lebih bagus lagi.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

KENDARI, 13 OKTOBER 2021

Penyusun
Syatriady.Cs

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................
Kata pengantar................................................................................................................i
Daftar isi......................................................................................................................... ii
BAB I.PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
1.1. Latar belakang..................................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah................................................................................................ 1
1.3.Tujuan...................................................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN...............................................................................................2
2.1.Kapasitas produksi ternak sapi potong.................................................................2
2.2.Kapasitas produksi ternak sapi perah................................................................... 2
2.3.Kapasitas produksi ternak kambing daging..........................................................3
2.4. Kapasitas produksi ternak ayam ras petelur........................................................ 3
2.5.Kapasitas produksi ternak ayam ras pedaging..................................................... 4
2.6.Kapasitas produksi ternak ayam itik petelur........................................................ 4
BAB III. PENUTUP.......................................................................................................6
3.1.Kesimpulan............................................................................................................6
3.1.Saran......................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................7

ii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. latar belakang

Pengembangan usaha peternakan terus berkembang serta meningkatkan


ketersediaan produksi susu pada ternak tersebut. Produktivitas dapat
ditingkatkan melalui perbaikan mutu genetik dengan pengendalian kondisi
lingkungan yang ideal bagi sapi perah dan ternak lainnya.Ripitabilitas
merupakan kemampuan dalam pengulangan suatu sifat pada ternak yang
dikatakan sebagai ukuran tingkat hubungan antara produktif periode pertama
dengan produksi pada periode berikutnya dari seekor ternak yang sudah lebih
dari satu, hal ini digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan produksi susu
pada masa yang akan datang serta mengevaluasi seekor ternak dalam
menghasilkan susu .
Pendugaan kemampuan bereproduksi susu adalah suatu pendugaan secara
maksimum dari kemampuan produksinya seekor hewan betina, yang
diperhitungkan atau diduga atas dasar performanya yang telah ada. Pendugaan
daya produksi susu dilakukan setiap diperoleh nilai ripitabilitas . Perhitungan
dilakukan menggunakan Microsoft Excel serta harus sudah memiliki catatan
dalam hal ini adalah produksi susu.serta produksi ternak mulai dari
pembibitan, pemeliharaan, pemanenan, penyimpanan,dan penanganan.
Pentingnya dalam usaha peternakan komunitas sapi perah, semakin tinggi
produksi susu yang dihasilkan dapat meningkatkan pendapatan bagi peternak.
Umumnya sapi perah yang ada di Indonesia adalah jenis fries Holland dengan
produksi susu sapi sekitar 2.500- 3.500 kg/laktasi, pada kondisi lingkungan
hasilnya sapi ini mampu memproduksi susu sebesar 6.000 kg/laktasi.
Pendugaan produksi susu total menggunakan catatan TD bulanan
memerlukan adanya kurva produksi. Setelah mendapatkan produksi susu
berdasarkan pencatatan bulanan kemudian hasil kan dengan produk susu
bulanan.

1.2. Rumusan masalah


Bagaimana cara produksi ternak sapi potong,sapi perah, kambing daging,
ayam ras petelur, ayam ras pedaging,dan itik.

1.3. Tujuan
Untuk mengetahui beberapa kapasitas susu produksi ternak serta untuk
mengetahui beberapa besar korelasi antara produksi susu bulanan periode
laktasi 1 dan 2.

1
BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Kapasitas produksi ternak sapi potong


Sapi potong merupakan salah satu ternak penghasil daging di Indonesia,
akan tetapi produksi daging sapi dalam negeri belum mampu memenuhi
kebutuhan karena populasi dan tingkat produktivitas ternak rendah. Jumlah
populasi sapi potong di Indonesia 14.824.373 ekor dan baru menyumbang
20% dari total kebutuhan daging masyarakat Indonesia.
Kebutuhan daging sapi di Indonesia secara umum pada tahun 2013 yaitu
504.800 ton , sedangkan kebutuhan daging sapi pada tahun 2014 meningkat
540.000 ton. Hal ini tersebut menunjukkan bahwa produksi si daging sapi di
Indonesia terus meningkat. Kebutuhan daging sapi dari tahun ke tahun
semakin meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk. Peningkatan
kebutuhan daging sapi sangat terjangkau.
Pengukuran tubuh ternak meliputi lingkar dada, panjang badan dan tinggi
badan yang digunakan untuk mengetahui bentuk ternak secara visual dan
melihat pertumbuhannya secara ideal. Bobot badan sapi merupakan salah satu
indikator produktivitas ternak yang dapat diduga berdasarkan ukuran linear
tubuh sapi lingkar dada, panjang dada koma dan tinggi badan. Karkas sapi
dibagi menjadi empat bagian yaitu karkas kiri depan karkas kanan depan
kertas kiri belakang dan karkas kanan belakang.
Produksi susu dalam negeri yang baru mencapai 42% yang alternatif
produsen susu seperti sapi potong laktasi yang diikuti dengan modifikasi
nutrisi dapat meningkatkan produksi susu tanpa menjanjikan.
2.2. Kapasitas produksi sapi perah
Sapi perah merupakan salah satu ternak penghasil protein hewani yang
dalam pemeliharaannya selalu diarahkan pada produksi susu. Pemeliharaan
sapi perah beberapa tahun terakhir ini menunjukkan perkembangan yang
cukup pesat. Perkembangan ini terus didorong oleh pemerintah agar
swasembada susu tercapai secepatnya. Tingkat konsumsi susu di Indonesia
masih belum dapat diimbangi oleh produksi susu nasional yaitu produksi susu
nasional pada tahun 2016 hanya mencapai 852.95 ribu ton, sedangkan
pemerintah mengkonsumsi susu sekitar 11,8 liter. Susu adalah suatu sekresi
kelenjar ambing dari sapi yang sedang laktasi atau ternak lain yang sedang
laktasi diperoleh dari pemerahan secara sempurna tanpa penambahan atau
pengurangan suatu komponen. Susu sangat peka terhadap pencemaran bakteri
karena di dalam susu terkandung semua zat yang disukai oleh bakteri seperti
protein mineral karbohidrat lemak dan vitamin .

2
Produksi susu untuk setiap periode bervariasi pada umumnya produksi
dicapai pada umur 6 sampai 7 tahun atau ada pada laktasi ke-3 dan ke-4.
Mulai dari laktasi pertama susu akan meningkat sampai dewasa, semakin
bertambah susu sapi penyebab penurunan produksi secara bertahap produksi
susu pada laktasi pertama adalah 70%, laktasi kedua 80%, lokasi ketiga 90%,
dan laktasi keempat 95% dari total produksi susu pada umur dewasa dengan
selang beranak 12 bulan dan beranak pertama pada umur 2 tahun.

2.3. Kapasitas Produksi kambing daging


Kebutuhan masyarakat akan produk produk peternakan semakin
meningkat setiap tahunnya karena peternakan merupakan salah satu penyedia
protein-energy vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan seiring
meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi guna meningkatkan
kualitas hidup.
Konsumsi masyarakat terhadap daging terus mengalami peningkatan dan
kebutuhan ini dipenuhi selain dari produksi dalam negeri juga dari impor,
salah satu jenis ternak sebagai produsen daging guna memenuhi protein
hewani adalah kambing, oleh karena itu masyarakat banyak mengusahakan
usaha ternak kambing. Usaha ternak kambing selain dikelola secara komersial
untuk menghasilkan pendapatan bagi para peternak usaha ini juga sering
diusahakan sebagai usaha sampingan yang digunakan sebagai tabungan
keluarga.
Hasil produksi kambing pedaging dalam hal ini adalah pertambahan berat
badan kambing atau berat badan dewasa di kurangi berat badan anakan
kambing diketahui bahwa pertambahan berat kambing pedaging peternakan
selama satu periode pemeliharaan adalah sebesar 307.73 kg- 70.27kg =237.45
kg, Sedangkan pertambahan berat kambing pedaging per ekor adalah 15.55
kg-3.28kg=11.73 kg.

2.4. Kapasitas produksi ayam ras petelur


Ayam ras petelur merupakan salah satu ternak yang banyak dipelihara
oleh peternak atau masyarakat . Prospek usaha peternak ayam ras petelur di
Indonesia dinilai sangat baik jika ditinjau dari sisi penawaran dan permintaan,
di sisi penawaran kapasitas produksi peternak ayam ras petelur di Indonesia
masih belum mencapai kapasitas produksi yang sesungguhnya. Hal ini
terlihat dari masih banyak perusahaan pembibitan, pakan ternak dan obat-
obatan yang masih memproduksi di bawah kapasitas tersebut.

3
Pada umumnya peternakan ayam ras petelur khususnya peternakan
rakyat belum mengetahui resiko dan sumber risiko apa saja yang dapat
perusahaan sehingga peternak seringkali salah dalam mengambil keputusan.
Resiko produksi juga berdampak kepada produktivitas dalam usaha
peternakan ayam ras petelur yang diakibatkan oleh perubahan cuaca dan
iklim yang semakin tidak menentu sebagai dampak dari global warning. Hal
ini berpengaruh terhadap produksi ternak ayam ras petelur di peternakan sulit
beradaptasi dengan suhu lingkungan yang mengakibatkan produksi ternak
ayam ras petelur akan turun.
Kapasitas produksi ayam ras petelur menunjukkan sebanyak 2.100 ekor
ayam petelur,rata -rata produksi telur yang dihasilkan per hari sebanyak
1.738 butir, jumlah total makanan rata-rata per hari sebanyak 272,10 kg ,
produksi telur rata- rata per kilogram makanan sebesar 6,43 butir.

2.5. Kapasitas produksi ayam ras pedaging


Usaha ayam ras pedaging merupakan salah satu usaha yang potensial
diusahakan namun membutuhkan modal yang besar dan rentan terhadap
resiko. Ayam ras pedaging adalah jenis ras unggulan hasil persilangan dari
bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktif tinggi terutama dalam
memproduksi daging ayam. Dalam periode 1990-2001, rata-rata populasi di
Indonesia mencapai 494,6 juta ekor dan cenderung meningkat besar 1.18
persen per tahun. Rata-rata produksi ayam ras pada periode yang sama
mencapai 430 ribu ton, dengan peningkatan 2,76%per tahun. Dengan
kapasitas produksi sebanyak 2.725 ekor masa produksi.

2.6. Kapasitas produksi itik petelur


Ternak itik merupakan penyumbang terhadap produksi telur nasional
yang cukup signifikan, yakni sebagai penyumbang kedua terbesar setelah
ayam ras. Itik berperan sebagai penghasil telur dan daging sebanyak 19,35%
dari 793.800 ton kebutuhan telur di Indonesia di peroleh dari telur itik .
Itik pun mempunyai beberapa prospek peluang usaha yang cukup
menjanjikan yaitu produksi ternak itik 200-240 butir telur per ekor per tahun,
permintaan pasar terhadap itik secara tradisional, telur itik cukup disukai oleh
pembeli,dan semakin naiknya kebutuhan akan bahan pangan.serta masih
menggunakan mesin tetas sederhana berukuran kecil dalam jumlah unit yang
banyak sehingga total kapasitas produksinya bisa mencapai lebih dari 30.000
ekor per bulan. Ternak itik merupakan komoditi ternak unggas yang potensial
sebagai penghasil telur dan daging ternak itik terhadap produksi telur nasional

4
cukup signifikan yakni sebagai penyumbang kedua terbesar setelah ayam ras
dengan produksi telur itik dalam negeri sekitar 245 ribu ton/tahun.

5
BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan di atas maka disimpulkan bahwa kita
dapat mengetahui kapasitas kapasitas produksi ternak mulai dari ternak sapi
potong dan ternak yang lain-lainnya.
3.2. Saran
Saran yang bisa saya berikan yaitu mahasiswa perlu mengetahui
kapasitas kapasitas produksi ternak serta pendugaan bobot badan pada ternak.

6
DAFTAR PUSTAKA

Atmojo, S.W. 2007. Menciptakan Taman Kota Berseri. Solo Pos. (28 Mei 2016).
Biro Pusat Statistik. 2015. Sulawesi Tenggara Dalam Angka. Badan Pusat Statisitik
Provinsi Sulawesi Tenggara.
Ghozali Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Mulyono S. dan B. Sarwono. 2008. Penggemukan Kambing Potong. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Rianse U dan Abdi. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. CV.
Alvabeta. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai