KOASISTENSI REPRODUKSI
PERIODE NOVEMBER-DESEMBER 2020
“Krioprotektan pada Pembekuan Sel Spermatozoa”
Disusun oleh:
Dosen pembimbing:
YOGYAKARTA
i
2020
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Parturisi dan Post-Parturisi pada Domba/Kambing
Disusun oleh:
Michelia Champaca Audia Nugraheni, S.K.H
20/469230/KH/10799
Yogyakarta, 2020
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
iii
NIP.196104271989032001
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mandiri Koasistensi Reproduksi dan Obstetri periode
November-Desember 2020 dengan judul “Krioprotektan pada Pembekuan Sel
Spermatozoa”. Makalah ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam
menempuh Koasistensi Reproduksi dan Obstetri di Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Gadjah Mada. Pelaksanaan kegiatan Koasistensi Reproduksi ini tidak
akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. drh. Siti Isrina Oktavia Salasia, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
2. Dr. drh. Surya Agus Prihatno, M.P., selaku Kepala Departemen Ilmu
Reproduksi dan Obstetri Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah
Mada
3. Dr. drh. Asmarani Kusumawati, M.P., selaku dosen pembimbing kasus
mandiri yang sudah memberikan bimbingan serta pengarahan dalam
penulisan makalah ini.
4. Rekan A.2020.9 atas kerjasama dan bantuannya selama menjalani
koasistensi reproduksi.
Kritik dan saran untuk makalah ini sangat penulis harapkan dan semoga
tulisan ini bermanfaat untuk ilmu pengetahuan pembaca
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ....................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................... vii
PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
Latar Belakang......................................................................................... 1
Tujuan...................................................................................................... 2
Manfaat ................................................................................................... 2
PEMBAHASAN................................................................................................ 4
Sel Spermatozoa....................................................................................... 4
Kriopreservasi.......................................................................................... 4
Kerusakan Sel Akibat Proses Kriopreservasi.......................................... 5
Cold Shock / Kejutan Dingin........................................................ 6
Pembentukan Kristal Es................................................................ 7
Peroksidasi Lipid........................................................................... 8
Faktor Antibeku Pada Plasma Semen........................................... 9
Krioprotektan........................................................................................... 10
Penggolongan Krioprotektan................................................................... 11
Mekanisme Kerja Krioprotektan.............................................................. 13
Toksisitas Krioprotektan.......................................................................... 15
Macam-macam Krioprotektan Yang Sering Digunakan.......................... 15
Gliserol.......................................................................................... 15
DMSO........................................................................................... 17
Etilen Glikol ................................................................................. 18
DMF.............................................................................................. 19
Sukrosa.......................................................................................... 20
Trehalosa....................................................................................... 21
KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................... 22
Kesimpulan.............................................................................................. 22
Saran ....................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 23
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Mekanisme kerja krioprotektan........................................................ 13
Gambar 2. Bentuk molekul gliserol .................................................................. 15
Gambar 3. Bentuk molekul Dimetil sulfoksida.................................................. 17
Gambar 4. Bentuk molekul etilen glikol............................................................ 18
Gambar 5. Bentuk Molekul Dimetilformamida................................................. 19
Gambar 6. Bentuk molekul sukrosa................................................................... 20
Gambar 7. Bentuk molekul trehalosa................................................................. 21
vi
ABSTRAK
vii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
1
dipertahankan (Supriatna & Pasaribu 1992). Penambahan krioprotektan bertujuan
untuk memelihara keutuhan membran dan meningkatkan potensial osmotik media
sehingga cairan di dalam sel mengalir keluar dan terjadi dehidrasi. Kemampuan
proteksi krioprotektan terhadap membran sel merupakan indikasi dari interaksi
yang berjalan baik antara krioprotektan dan membran sel. Interaksi ini dapat
mengurangi kerusakan membran sel pada saat terjadi perubahan keadaan dari
relatif cair ke struktur relatif padat dan juga pada saat kembali ke struktur yang
relatif cair selama proses pencairan (Kostaman & Setioko, 2011). Akan tetapi
menurut Hamidi (2010), krioprotektan pada jumlah tertentu dapat merusak sel
karena sifat toxic ataupun akibat perubahan volume selama proses permeasi. Oleh
karena itu, krioprotektan ini harus dibatasi penggunaannya.
2
Tujuan
Manfaat
3
PEMBAHASAN
Sel Spermatozoa
Kriopreservasi
4
Menurut Supriatna & Pasaribu (1992), kriopreservasi merupakan suatu
teknik penyimpanan sel hewan, tumbuhan ataupun materi genetika lain (termasuk
semen dan oosit) dalam keadaan beku melalui reduksi aktivitas metabolisme tanpa
mempengaruhi organel-organel di dalam sel sehingga fungsi fisiologi, biologi,
dan morfologi tetap ada.
5
Sel mempunyai laju pendinginan optimal yang spesifik, dimana kerusakan
akibat dehidrasi dan pembentukan kristal es intraseluler bersifat minimal serta
kelangsungan hidup sel setelah proses thawing adalah maksimal (Mazur, 1963).
Kapasitas sel untuk mengubah volumenya sebagai respons terhadap tekanan
osmotik yang diinduksi oleh pembekuan ditentukan oleh laju transportasi air ke
dalam dan luar sel yang ditentukan oleh permeabilitas hidrolik membran dan
energi aktivasi untuk transport air (Mazur, 1963).
Ada dua faktor utama selama proses kriopreservasi sel spermatozoa yang
dapat menurunkan viabilitas sel, yaitu kejutan dingin (cold-shock) dan perubahan
intraseluler akibat pengeluaran air yang bertalian dengan pembentukan kristal es.
Selain itu ada beberapa faktor tambahan, yaitu peroksidasi lipid dan faktor
antibeku pada plasma semen seperti egg-yolk coagulating enzyme, trigliserol
lipase, dan faktor antimotilitas.
6
sel terhadap kejutan dingin dipengaruhi oleh tingkat pendinginan dan interval
suhu (Watson 2000). Dua tipe kerusakan pada sel akibat kejutan dingin dapat
terjadi secara langsung dan tidak langsung yang bersifat laten (Amann 1999).
Kerusakan langsung akan mempengaruhi struktur dan fungsi seluler, misalnya
penurunan proses metabolisme spermatozoa, sedangkan kerusakan tidak langsung
sulit untuk diamati dan baru terlihat setelah proses pencairan kembali.
Pembentukan Kristal Es
7
maka kristal es menggumpal dan air akan mengalami pengkristalan keluar sebagai
es (Watson 2000). Jika derajat penurunan suhu berlangsung cepat, keseimbangan
potensial air akan terganggu dan air intraseluler akan membeku. Pada derajat
penurunan suhu yang sangat cepat akan terbentuk kristal es yang halus di dalam
sel yang mempunyai energi permukaan yang besar dan tidak stabil serta
cenderung membentuk kristal es yang besar. Kondisi ini akan mengakibatkan
kerusakan dan kematian sel (Park & Graham 1992).
Peroksidasi Lipid
8
dengan asam lemak tak jenuh akan membentuk lipid peroksidasi (Siregar 1992).
Efek toksik yang ditimbulkan dari peroksidasi lipid terhadap sel mamalia
mencakup penghambatan metabolisme oksidatif, penghambatan glikolisis, lisis
pada eritrosit, oksidasi sulfhidril dan penghambatan kerja enzim -SH, modifikasi
protein dan asam amino, kerusakan membran dan inaktivasi enzim pengikat
membran, serta denaturasi DNA (White 1993).
Faktor antibeku yang terdapat dalam plasma semen mamalia ialah egg-
yolk coagulating enzyme, trigliserol lipase, dan faktor antimotilitas. Egg-yolk
coagulating enzyme (EYCE) merupakan salah satu enzim antibeku yang terdapat
pada plasma semen kambing. EYCE diduga ialah enzim fosfolipase A yang
disekresikan oleh kelenjar bulbouretralis (kelenjar cowper). Bila bereaksi dengan
kuning telur yang terdapat dalam media pengencer akan mengakibatkan kematian
spermatozoa. Enzim fosfolipase-A menguraikan lesitin dari kuning telur menjadi
lisolesitin dan asam lemak tak jenuh yang bersifat toksik (Evans & Maxwell
1987). Menurut Voet dan Voet (1990) pembentukan lisolesitin terjadi karena
fosfolipase-A memutus gugus R2 dari lesitin yang digantikan oleh asam oleat
suatu asam lemak tak jenuh. Toksisitas dari EYCE bergantung pada pH, suhu,
9
konsentrasi plasma semen, musim produksi semen, dan kandungan kuning telur.
Terdapat hubungan linear antara aktivitas penggumpalan dengan konsentrasi
EYCE dalam jumlah terbatas pada plasma semen ataupun pada kelenjar
bulbouretralis (Leboeuf et al. 2000). Trigliserol lipase terdapat dalam plasma
semen kambing, disekresikan oleh kelenjar bulbouretralis dan bila berinteraksi
dengan pengencer susu skim akan sangat responsif untuk menekan daya hidup
spermatozoa kambing. Komponen kelenjar bulbouretralis telah dimurnikan dan
diidentifikasi sebagai trigliserol lipase, yaitu monomer 55-60 kDa N-
glikosilprotein (BUSgp60) yang memperlihatkan daya ikat terhadap heparin
(Leboeuf et al. 1998). Trigliserol lipase ini akan merangsang penurunan motilitas
spermatozoa, merusak akrosom, dan mematikan sel spermatozoa kambing bila
dicampur dengan pengencer susu skim. Seperti diketahui bahwa susu skim
merupakan media isotonik yang mengandung beberapa komponen yang dapat
mempertahankan kelangsungan hidup spermatozoa akibat pengaruh kejutan
dingin. Pengaruh trigliserol lipase dalam pengencer susu skim diantarkan melalui
proses hidrolisis trigliserida susu sehingga mengakibatkan terjadinya pelepasan
asam lemak tak jenuh, yakni asam oleat dari sisa susu skim yang akan merusak
spermatozoa kambing (Leboeuf et al. 2000).
Krioprotektan
10
Fungsi dari krioprotektan adalah mencegah terbentuknya kristal es dan
menstabilkan membran plasma selama proses pembekuan. Pemberian agen
protektif tersebut diharapkan dapat melindungi membran plasma dan isi sel secara
keseluruhan dari kerusakan fisik dan fungsional pada saat dan selama proses
pembekuan (Kusumaningrum et al., 2002). Penambahan krioprotektan bertujuan
untuk memelihara keutuhan membran dan meningkatkan potensial osmotik media
sehingga cairan di dalam sel mengalir keluar dan terjadi dehidrasi. Kemampuan
proteksi krioprotektan terhadap membran sel merupakan indikasi dari interaksi
yang berjalan baik antara krioprotektan dan membran sel. Interaksi ini dapat
mengurangi kerusakan membran sel pada saat terjadi perubahan keadaan dari
relatif cair ke struktur relatif padat dan juga pada saat kembali ke struktur yang
relatif cair selama proses pencairan (Kostaman & Setioko, 2011).
Penggolongan krioprotektan
11
besar sehingga bersifat nonpermeatif (contoh: protein, sukrosa, manosa, rafinosa,
kuning telur, susu) (Supriatna & Pasaribu 1992).
12
kriopreservasi (Sieme et al., 2016). Penambahan makromolekul besar
berkontribusi sedikit pada osmolaritas sedang, dan ini tidak menyebabkan
dehidrasi seluler (Oldenhof et al., 2013).
13
preferensial biomolekul dengan air daripada dengan tambahan suspense (Arakawa
dan Timasheff, 1985). Ini berarti bahwa agen krioprotektif seperti gliserol dan
sukrosa dikeluarkan dari permukaan biomolekul sehingga menstabilkan
konformasi asli. Teori ini dikembangkan untuk menjelaskan efek stabilisasi zat
terlarut yang kompatibel pada protein pada suhu suprazero (Arakawa dan
Timasheff, 1985) tetapi diasumsikan bahwa mekanisme ini juga menjelaskan efek
stabilisasi selama pembekuan (Sieme et al., 2016).
14
Toksisitas Krioprotektan
Gliserol
Merupakan cairan tidak berwarna, tidak berbau, dan kental dari senyawa
polyol sederhana (gula alkohol) yang disebut gliserol atau gliserin. Gliserol
memiliki sifat kosmotropik yang baik, yaitu membentuk ikatan hydrogen dengan
molekul air. Kondisi ini membuat sulit membentuk kristal es dengan campuran
(70% gliserol dan 30% air), kecuali pada suhu sangat rendah seperti −37,8 ° C.
Dibandingkan dengan krioprotektan lain, gliserol kurang beracun pada konsentrasi
tinggi (Bhattacharya & Prajapati, 2016).
15
Krioprotektan yang paling banyak digunakan dalam pembekuan semen hewan
mamalia yaitu gliserol. Gliserol mampu mengikat air yang cukup kuat karena
adanya tiga gugus hidroksil yang dimilikinya. Gliserol dapat berdifusi ke dalam
sel lebih cepat, mampu mengubah kristal es yang berukuran besar dan tajam, dan
melenturkan membran sel sehingga tidak mudah rapuh (Supriatna & Pasaribu
1992).
16
DMSO (Dimetil Sulfoksida)
17
Etilen Glikol
Etilen glikol merupakan cairan jenuh, tidak berwarna, tidak berbau, berasa
manis dan larut sempurna dalam air. Etilen glikol sebagian besar digunakan
sebagai bahan baku industri poliester yang merupakan bahan baku industri tekstil
dan plastik (Kusumadewi, 2011) peningkatan konsentrasi etilen glikol pada suhu
yang ekstrim dapat menghindarkan terjadinya kristal es intraseluler, sehingga
mengurangi kerusakan yang terjadi akibat proses vitrifikasi (Mohammad dkk
2005).
DMF (Dimethilformamida)
18
amida yang dihasilkan Nalkil tersubtitusi atau N, N-dialkil tersubtitusi, dan amida
relatif stabil terhadap air (Fessenden & Fessenden 2006).
19
Sukrosa
20
Trehalosa
Senyawa ini terdiri dari dua molekul glukosa. Trehalose juga disebut
sebagai mycose atau tremalose. Karena sifat penahan airnya yang tinggi, ia dapat
digunakan sebagai krioprotektan. Trehalosa kurang larut dibandingkan sukrosa,
kecuali pada suhu tinggi (> 80 ° C). Trehalosa membentuk kristal romboid dari
90% kalori sukrosa. Bentuk trehalosa anhidrat segera mendapatkan kembali
kelembapan untuk membentuk dehidrasi. Trehalose meningkatkan kelangsungan
hidup sel setelah pencairan dibandingkan dengan prosedur pembekuan standar.
Terkadang trehalosa dapat digunakan bersama dengan asam hialuronat untuk
mengobati mata kering (Bhattacharya, 2015).
21
KESIMPULAN
SARAN
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Cryopreservation Process to Optimize Sperm Quality. Int. J. Mol. Sci.
2020, 21, 2781; doi:10.3390/ijms21082781
Gao DY, Liu J, Lui C, McGann LE, Watson PF, Kleinhans FW, Mazur P, Critser
ES, Critser JK (1995) Prevention of osmotic injury to human
spermatozoa during addition and removal of glycerol. Hum Reprod
10:1109–1122
Gordon. I. 1994. Autocrine, paracrine and environmental factors influencing
embryonic development from zygote to blastocyst. Theriogenology.
41 : 95-100.
Hamidi, N. 2010. Studi Inhibisi Formasi Krristal Es Dengan Krioprotektan
Sukrosa dan Gliserol. Jurnal Rekayasa Mesin Vol.1, No. 1 Tahun
2010 : 21-26.
Kostaman, T. dan Setioko, A.R. 2011. Perkembangan Penelitian Teknik
Kriopreservasi Untuk Penyimpanan Semen Unggas. WARTAZOA Vol.
21 No. 3 Th. 2011.
Kusumadewi. I. 2005. Prarancangan pabrik etilen glikol dari etilen oksida dan
air dengan proses hidrasi non katalitik kapasitas 110.000 ton/tahun.
Hal 1- 21. Lemma. A. 2011
Kusumaningrum D.A., P. Situmorang, A.R. Setioko, T. Sugiarti, E.
Triwulaningsih dan R.G. Sianturi. 2002. Pengaruh Jenis dan Aras
Krioprotektan Terhadap Daya Hidup Spermatozoa Entog. JITV Vol. 7.
No.4. Th. 2002.
Mazur, P., 1963. Kinetics of water loss from cells at subzero temperatures and the
likelihood of intracellular freezing. J. Gen. Physiol. 47, 347–369.
Mazur, P., 2004. Principles of cryobiology. in Fuller, B.J., Lane, N.L., Benson,
E.E. (Eds.), Life in the frozen state. CRC Press LLC, Boca Raton, FL,
pp 3–65.
Mohammad. K., Ita. J., Arief. B and Iman. S. 2005. Vitrifikasi ovarium mencit
menggunakan etilen glikol dan DMSO sebagai krioprotektan dan
viabilitasnya pasca autotransplantasi di subkapsula ginjal.
Departemen reproduksi dan kebidanan, Institut Pertanian Bogor. Vol.
21 : 23-27.
Oldenhof, H., Friedel, K., Sieme, H., Glasmacher, B., Wolkers, W.F., 2010.
Membrane permeability parameters for freezing of stallion sperm as
24
determined by Fourier transform infrared spectroscopy. Cryobiology
61, 115–122
Parks, J.E. and J.K. Graham. 1992. Effects of cryopreservation procedures on
sperm membranes. Theriogenology 38: 209 – 222.
Rizal M, Toelihere MR, Yusuf TL, Purwantara B, Situmorang B. 2003. Kualitas
semen beku domba garut dalam berbagai konsentrasi gliserol. JITV.
7:194-199.
Saragusty, J., Gacitua, H., Rozenboim, I., Arav, A., 2009. Do physical forces
contribute to cryodamage? Biotechnol. Bioeng. 104, 719–728.
Sieme, H., Oldenhof, H.,Wolkers. W.F. 2016. Mode of Action of Cryoprotectants
for Sperm Preservation. ANIREP 5359
Supriatna I, Pasaribu FH. 1992. In Vitro Fertilization, Transfer Embrio dan
Pembekuan Embrio. Bogor: PAU IPB.
Squires, E.L., Keith, S.L., Graham, J.K., 2004. Evaluation of alternative
cryoprotectants for preserving stallion spermatozoa. Theriogenology
62, 1056–1065.
Toelihere MR. 1985. Inseminasi Buatan pada Ternak. Bandung: Angkasa.
Ugur M. R., Abdelrahman A. S., Evans H. C., Gilmore A. A., Hitit M., Arifiantini
R. I. , Purwantara B., Kaya A., Memili E. 2019. Advances in
Cryopreservation of Bull Sperm. Frontiers in Veterinary Science Vol.
6
Widyastuti, R., Ghozali, M., Syamsunarno, M.R.A.A. 2018. Aplikasi
Krioprotektan Ekstraseluler Tunggal Secara Efektif Mempertahankan
Kualitas Sperma Manusia Pascavitrifikasi. Majalah Kedokteran
Bandung, Volume 50 No. 4, Desember 2018.
Yildiz C, Kaya A, Aksoy M, Tekeli T. 2000. Influence of sugar supplementation
of the extender on motility, viability and acrosomal integrity of dog
spermatozoa during freezing. Theriogenology. 54:579-585.
25