Disusun Oleh :
Kelas : D
Kelompok: 1
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2020
i
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
Bab Halaman
KATA PENGANTAR................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................ii
I. PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................................2
1.3 Maksud dan Tujuan........................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................3
III. PEMBAHASAN...............................................................................................5
3.1 Pendataan dan Pemeliharaan Catatan Perkawinan.........................................5
3.2 Identifikasi dan Pengenalan Seluruh Ternak..................................................9
3.3 Analisis dan Penggunaan Catatan Produksi.................................................11
3.4 Pemeliharaan Semua Catatan Peternakan dan Analisis Minimal Setahun
Sekali............................................................................................................15
IV. PENUTUP......................................................................................................20
4.1 Kesimpulan...................................................................................................20
4.2 Saran.............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................21
LAMPIRAN.............................................................................22
ii
iii
I
PENDAHULUAN
satunya yaitu ternak perah. Pencatatan tidak lepas dari salah satu
1
menyediakan informasi yang lengkap dan terperinci pada ternak
keberhasilan usaha.
1.2 Identifikasi Masalah
(1) Bagaimana pendataan dan pemeliharaan catatan perkawinan
2
II
TINJAUAN PUSTAKA
(Hardjosubroto, 1994).
3
peternak mengingat kejadiankejadian penting pada ternaknya,
mengerucut menjadi tiga faktor utama yaitu faktor pakan, bibit, dan
keberhasilan usaha
nama dan nomor ternak, jenis kelamin, tanggal lahir (dan tanggal
dari ternak yang dibuat dari sisi kanan, kiri dan depan ternak.
4
5
III
PEMBAHASAN
Oleh sebab itu, catatan ini tidak boleh hanya dimuat dalam satu
yang cukup bagi seekor sapi setiap satu periode laktasi dan
6
Breeding record yang baik harus memiliki ciri-ciri :
bersih dan kering di tempat yang mudah dilihat dan dicapai dalam
Identitas Ternak
ternak. Tanggal lahir, nama bapak dan induk ditulis dibawahnya. Pencatatan
tubuhnya tidak sesuai dengan umurnya dan menentukan kapan seekor sapi
hati-hati dalam hal catatan nama pejantan ini mengingat dengan metode IB
7
antara jantan dan betina seayah; walau efeknya tidak sejelek inbreeding ayah-
dara) walaupun ternak tersebut belum akan dikawinkan pada saat tersebut
(kecuali sapi yang akan dijual atau dipotong). Dengan mengetahui tanggal
birahi terakhir maka tanggal birahi berikutnya dapat diperkirakan secara lebih
ternak dapat dikawinkan pada saat yang tepat. Mencatat ciri-ciri khas birahi
sapi yang menunjukkan birahi lemah (weak heat), birahi pendek (short heat)
seekor sapi akan dikawinkan kembali setelah partus. Sebagian besar sapi
kesembuhan sempurna dari luka akibat partus namun tepat dapat mencapai
ahli veteriner.
8
Data tanggal kawin/inseminasi diperlukan untuk memperkirakan
menginseminasi mereka.
hasilnya lebih akurat. Cara paling praktis, namun kurang akurat, adalah
hari yang yang disesuaikan dengan lama siklus birahi sapi bersangkutan.
tabel masa bunting (gestasion table). Untuk itu tanggal kawin harus
bunting.
9
Pada tanggal ini peternak harus menghentikan pemerahan seekorsapi.
berikutnya. Sekiranya seekor sapi diperah lebih lama dari yang seharusnya
tercatat (hal ini sering terjadi pada sapi yang dikawinkan lebih dari satu kali
perkawinan kedua). Bila seekor sapi dikeringkan lebih awal dari yang
memerah seekor sapi lebih lama dari yang seharusnya sehingga sapi tersebut
reproduksi, seperti:
- Masa kosong sejak tanggal beranak sampai tanggal kawin terakhir yang
menghasilkan kebuntingan
10
- Conception rate nilai keberhasilan IB
Dengan cara ini, maka ternak diberi nomor registerasi yang tidak
meliputi:
Contoh:
11
HI o kode negara Indonesia
nama dan nomor ternak, jenis kelamin, tanggal lahir (dan tanggal
dari ternak yang dibuat dari sisi kanan, kiri dan depan ternak.
3.3 Analisis dan Penggunaan Catatan Produksi
Sistem pencatatan sangat berguna dalam memberikan
12
sebaik-nya sederhana, sehingga mudah dimengerti, lengkap dan
akurat. Salah satu saran utama perbaikan mutu genetik ternak yaitu
menggunakan Test Day (TD). Catatan produksi susu Test day (TD)
atau catatan produksi susu Hari Uji adalah catatan produksi susu
13
dibutuhkan, tingkat kematian (mortalitas) ternak yang dipelihara,
1999).
Macam-Macam Recording :
1. Identitas ternak
Setiap ternak diberi identitas agar lebih mudah dalam pengenalan. Kita bisa
membagi lagi identitas ini menjadi beberapa yaitu identifikasi fisik, penandaan
fisik dan penandaan tambahan. Dalam hal ini, Identifikasi fisik meliputi ciri-
ciri fisik misalnya warna bulu, konformasi tubuh, bulu sekitar mata, tanduk,
kaki, bentuk telinga, punuk, dll. Penandaan fisik ternak dapat dibedakan
14
lingkungan sapi tersebut hidup yang memudahkan dikenali meskipun dari
kandang, berikut nama sapi, jenis sapi, kode sapi, tanggal lahir, dan asal sapi.
1. Dokumentasi
diperlukan tidak terkecuali untuk sapi jika memang populasinya dalam lokasi
untuk identifikasi ternak dengan penandaan warna yang unik atau spesifik.
2. Catatan Khusus
pencatatan khusus meliputi nama sapi, tanggal lahir, nomor kode ternak,
asalnya, berat badannya, berat lahir, berat sapih, bangsa, juga kesehatannya.
Selain itu, catatan perkawinan atau inseminasi buatan termasuk dalam hal ini.
Catatan ini harus memuat segala hal lengkap agar memudahkan bagi tenaga
medis atau perawat ternak yang lain melakukan penangan dan mengurangi
3. Sertifikat Ternak
Recording yang terakhir ini menjadi penting keberadaannya jika terkait dengan
15
tetuanya berkualitas unggul atau tidak, memudahkan seleksi, menjaga
sertifikat ternak ini yang sangat penting harus memuat breeding, asal-usul tetua
pejantan dan betinanya, tanggal lahir. Dengan sertifikat ini, akan menambah
Manfaat Recording :
langsung pada ternak ataupun di dekat ternak seperti ear tag, pengkodean
ternak, penamaan, papan nama, foto, pemberian ciri-ciri pada ternak dalam
yang unggul, melalui sertifikat ternak, catatan kesehatan, berat lahir, dll.
7. Menjadikan pekejaan lebih efektif dan efisien terutama dalam sebuah usaha
16
oleh peternak untuk mengetahui pendapatan atau pengeluaran yang
17
murni perlu mengidentifikasi dengan baik.
2) Ear tattoos yang dibuat dengan membuat lubang kecil menggunakan jarum
3) Foto dan sketsa, identifikasi dengan foto dan sketsa digunakan untuk sapi
8) Rantai dan Ikat Leher dengan Label Bernomor (Neck Chains and Straps with
Numbered Tags)
jenisnya yaitu
1) Breeding Record
Catatan perkawinan adalah salah satu sumber informasi yang penting. Catatan
Informasi dari record produksi ini dapat digunakan untuk dasar atau patokan
berdasarkan produksi harian atau bulanan, menentukan sapi yang akan diafkir
18
dan menseleksi sapi pengganti (replacement heifers).
3) Recording pakan
sesuai dengan umur dan kebutuhan. Daftar ini harus diisi sesuai dengan
4) Health records
Kesehatan ternak perah sangat penting untuk produksi dan kualitas yang
dihasilkan maka sangat penting adanya health records ini, observasi harian
Lembaran latar belakang atau sejarah diisi dengan beberapa informasi tentang
kehidupan seekor ternak perah antara lain, nama, nomor, performan, penyakit
yang diderita atau pernah dialami dan alasan pengafkirannya atau penyebab
Bagi setiap anak ternak perah yang lahir harus dibuatkan catatan tentang
nomor tatonya, hari dan tanggal lahir, jenis kelamin, berat lahir dan lain- lain.
Dalam suatu usaha ternak perah maka catatan keuangan seperti cash book,
stock book dan lain-lain merupakan catatan paling bernilai untuk mengetahui
19
Analisis :
a) Produksi susu tertinggi berturut-turut pada sapi 803, 263, dan 119.
b) Sapi 263 memiliki nilai reproduksi lebih baik karena nilai S/C 1 dan lama
kosong 38 hari. Angka ini menandakan sapi kosong 38 hari dari sejak beranak
kebuntingan.
c) Dalam diagram reproduksi sapi perah lama kering merupakan selisih dari lama
laktasi dan selang beranak, begitupun dengan lama kosong yang meupakan
selisih dari selang beranak dan lama bunting.
d) Lama laktasi paling optimal adalah pada 305 hari. Lama laktasi 305 hari
waktu laktasi maka semakin banyak susu yang dihasilkan. Sapi 803, 263, dan
e) Sapi dewasa 25% lebih tinggi produksi susunya dibandingkan sapi umur dua
perkembangan ambingnya. Namun sapi dewasa 249 dan 299 memiliki produksi
susu yang rendah. Hal ini dapat terjadi karena gangguan kesehatan ambing atau
20
sistem reproduksinya yang dapat disebabkan oleh faktor infeksi, defisiensi zat
f) Pejantan 0356 merupakan bibit unggul dibuktikan dengan hasil produksi anak
yaitu sapi 803, 263, dan 119 yang menduduki ranking produksi tertinggi.
Analisis:
Sapi produktif (betina 2-7 tahun) ; non produktif (pedet betina, pedet jantan dan
betina 1 tahun)
Sampai pada tahun 2019 rasio sapi produktif masih rendah yaitu 57% dimana
21
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
cukup bagi seekor sapi setiap satu periode laktasi dan menentukan kapan
nomor atau nama ternak, nomor registerasi, tanggal lahir, jenis kelamin,
banyak lainnya.
4.2 Saran
22
dilakukan secara konsisten dan teliti guna mengetahui keberhasilan
usaha tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. 2002. Standarisasi Mutu Bibit Ternak Sapi
Perah. Proyek Pembibitan Ternak Sapi Perah, Sapi Potong, Domba,
Unggas, dan hewan Kesayangan di Masyarakat Jawa Barat. Kerjasama
antara Dinas Peternakan Jawa Barat dengan Lembaga Penelitian
Universitas Padjadjaran, Bandung. hlm 20-36.
Indrijani, H. 2008. Penggunaan Catatan Produksi Susu 305 Hari dan Catatan
Produksi Susu Test Day (Hari Uji) untuk Menduga Nilai Pemuliaan
Produksi Susu Sapi Perah. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas
Padjadjaran. Bandung.
Tazkia, R, dan A. Anggraeni. 2009. Pattern and estimation of growth curve for
Friesian Holstein Cattle in Eastern Area of KPSBU Lembang. Seminar
Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
23
LAMPIRAN
Pembagian Tugas :
24