Disusun Oleh :
Kelas : D
Kelompok : 6
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Sapi Potong” untuk memenuhi tugas mata kuliah Bangunan dan Peralatan
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dengan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua
itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini, kami mengharapkan hal tersebut untuk
dijadikan motivasi dan evaluasi dalam membuat makalah yang lebih baik lagi di
masa mendatang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk para
pembaca yang tertarik dengan topik ini Demikianlah makalah ini kami buat, atas
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
I
PENDAHULUAN
Selain menjaga ternak dari keadaan lingkungan seperti panas matahari dan hujan,
kandang juga berfungsi sebagai tempat berlindung dari hewan buas (predator).
hidupnya dan sudah sepantsanya ternak mendaoatkan tempat tinggal yang layak
dan sesuai dengan kebutuhannya.
memberikan hasil yang baik. Memelihara hewan ternak tidak hanya memerlukan
bangunan kandang saja tapi perlu sarana lain yang dapat memudahkan dalam
sebagainya.
2. Mengetahui persyaratan apa saja yang harus dipenuhi untuk kandang sapi
potong.
1
II
PEMBAHASAN
2.1. Perkandangan
dan Hartati (2007) juga menyatakan bahwa Perkandangan merupakan lokasi yang
yang merugikan (Sudono et al., 2003). Selain itu kandang juga berfungsi sebagai
ternak sapi dari gangguan yang tidak diinginkan, seperti pencurian dan hama
pemangsa atau hama pengganggu bagi ternak sapi (Rasyid dan Hartati, 2007).
matang, karena kandang adalah aset yg nilainya tidak sedikit jika di uangkan.
Pemilihan lokasi yang bagus dan strategis, pemilihan bahan yang kuat dan tahan
lama, perancangan tataletak kandang dan layout yang baik, serta manajemen
kandang yang akan diterapkan kedepannya adalah suatu hal yang harus
diperhitungkan dan direncanakan dengan baik dan benar (Rasyid dan Hartati,
2007).
2
2.2. Fungsi Kandang
1. Melindungi ternak dari perubahan cuaca atau iklim yang ekstrem (panas,
untuk sapi potong antara lain dari segi teknis, ekonomis, kesehatan kandang
a. Terbuat dari bahan-bahan berkualitas, tahan lama dan tidak mudah rusak.
ada air yang menggenang. Selain itu, bahan lantai kandang dibuat dari
masuk udara.
3
f. Sinar matahari sebaiknya bisa masuk secara keseluruhan tanpa dihambat
h. Atap kandang dibuat dari bahan yang murah, awet, ringan serta mampu
kencang. Tiupan angin kencang akan membuat ternak mudah sakit, lemas, dan
kembung (Setiawan dan Arsa, 2005). Menurut Murtidjo (1993), lokasi
a. Kandang dibuat di daerah yang relatif lebih tinggi dari daerah sekitarnya,
c. Sinar matahari pagi bebas masuk kandang, tetapi pada siang hari tidak sampai
e. Lokasi dianjurkan jauh dari sumber air minum yang dipergunakan oleh
f. Usahakan lokasi kandang jauh dari tempat keramaian seperti jalan raya, pasar
Lokasi kandang sebaiknya cukup jauh dari pemukiman agar bau dan
terlalu dekat sebaiknya dibangun barrier (tembok pembatas) atau pagar tanaman
yang pertumbuhannya rapat sebagai peredam angin. Tembok setinggi 3 meter
4
sebagai peredam angin pengaruhnya setara dengan jarak 50 meter (Sarwono dan
Arianto, 2002).
ideal untuk membangun kandang adalah daerah yang letaknya cukup jauh
pisah dengan rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari
harus dapat menembus peralatan kandang serta dekat dengan lahan pertanian.
Pemilihan lokasi untuk usaha ternak sapi potong (feedlot) sebaiknya jauh dari
permukiman masyarakat dan memiliki akses ke pasar serta letak dan ketinggian
Syarat kandang yang baik menurut Soedono et al. (2003), yaitu atap
bebas dari kotoran untuk mencegah infeksi parasit. Persediaan minum harus
tinggi dan mineral juga harus tersedia cukup. Tempat berbaring beralas jerami
letak dan iklim setempat, bahan bangunan dan konstruksi kandang. Iklim untuk
dalam pemilihan lokasi antara lain temperatur, curah hujan, arah angin,
optimal di daerah dengan kisaran suhu 10-270C dengan lokasi yang bercurah
hujan 800-1.500 mm/tahun. Kelembaban yang ideal bagi sapi potong adalah 60-
80% (Soeprapto, dkk 2006). Luasan bangunan dan penataan fasilitas penunjang
dalam areal kandang, seperti kantor, ruang isolasi dan gudang harus
5
diperhitungkan dengan baik (Sarwono dan Arianto, 2002).
2.3.2 Konstruksi
sekokoh mungkin sehingga mampu menahan beban dan benturan serta dorongan
yang kuat dari ternak, mudah dibersihkan, mempunyai sirkulasi udara yang baik
sehingga tidak lembab dan tersedia tempat penampungan kotoran beserta saluran
drainasenya.
tujuan pemeliharaan, dan status fisiologis ternak. Untuk dataran tinggi model
kandang sapi potong yang baik adalah lebih tertutup untuk melindungi ternak dari
cuaca dingin, sedangkan untuk dataran rendah kebalikannya yaitu bentuk kandang
yang lebih tinggi dan lebih terbuka. Tipe dan bentuk kandang disesuaikan dengan
(Muzani, 2010)
cukup kokoh meskipun dengan bahan bangunan sederhana. Agar ternak yang
sesuai kondisi alam sekitarnya. Adapun komponen – komponen yang harus ada
1. Alas Kandang
Lantai kandang harus kuat dan tidak licin berupa tanah yang
dipadatkan atau pasir cemen (PC) dan kayu yang kedap air untuk
6
lantai kandang harus lebih tinggi dari tanah sekelilingnya dan agak miring
kearah selokan diluar kandang. Harus kuat, tahan lama, dan tidak terlalu
kandang. Tingkat kemiringan lantai tidak boleh lebih dari 2 – 50, artinya
perbedaan tinggi antara lantai depan dan lantai belakang setiap panjang
lantai 1 meter tidak boleh lebih dari 5 cm. untuk lantai dari tanah yang
dipadatkan, beri alas jerami kering tau daunan kering lainnya. Kegunaan
alas ini agar sapi tidak kotor, untuk menyerap urine dan feses sehingga
2. Atap Kandang
Atap kandang sapi potong dapat terbuat dari bahan genting, seng,
rumbia dan asbes. Untuk atap yang berasal dari daun kelapa dan alang
– alang perlu lebih miring berkisar 30% sehingga air hujan yang jatuh
minimal 15% untuk dapat menjamin air hujan dapat mengalir dengan
bahan genting sebagai atap kandang dengan bentuk monitor atau semi
7
(dataran tinggi) bisa menggunakan bahan seng sebagai atap dengan
Tiang dari kayu atau bamboo. Bahan dinding terbuat dari tembok,
kayu, bambu atau bahan lainnya, dibangun lebih tinggi dari sapi waktu
berdiri. Dalam pembuatan kandang yang perlu diperhatikan adalah
Daerah dataran rendah, yang suhu udaranya panas dan tidak ada
kandang agar sapi tidak keluar. Sedangkan daerah dataran tinggi dan
8
4. Lorong atau gang.
pembuangan kotoran.
tidak mudah berkarat. Alat dan mesin yang perlu disediakan (sesuai kebutuhan)
didepan ternak, terbuat dari kayu atau tembok dengan ukuran mengikuti lebar
2.
3.
4.
5.
2. Selokan
9
3. Tempat penampungan kotoran
feses dari kandang individu adalah produk akhir berupa biogas atau kompos
berupa feses dan urin setiap hari dilakukan melalui saluran drainase menuju
4. Peralatan kandang
Beberapa peralatan yang banyak digunakan untuk kandang sapi potong
meliputi : sekop untuk membersihkan kotoran, sapu lidi, sikat, tali sapi, kereta
pembawa rumput ke kandang, timbangan pakan sapi, alat timbang untuk sapi
memadai.
Tipe kandang berdasarkan bentuk dan fungsinya terdiri atas kandang individu
1. Kandang Individu
ternak satu kandang. Pada bagian depan ternak merupakan tempat palungan
(tempat pakan dan air minum), sedangkan bagian belakang adalah selokan
pembuangan kotoran (Murtidjo, 1992). Kondisi kandang ini terbuka di semua sisi.
dengan ukuran tubuh sapi secra umum, biasanya 2,5 x 1 meter. Apabila sapi yang
10
dipelihara banyak, kandang tunggal dibangun berderat – deret membentuk suatu
terdiri dari 24 kandang tunggal. Jika kumpulan kandang tunggal itu ada 4
kelompok maka disebut satu unit. Dengan demikian, satu unit kandang
Kandang individu dibuat dengan tujuan untuk memacu pertumbuhan sapi agar
lebih cepat. Hali itu karena di kandang ini sapi dibatasi ruang geraknya.
Dikandang ini sapi tidak mudah stress karena frekuensi kontak dengan sapi lain
terbatas. Dalam distribusi pakan, sapi – sapi juga tidak bersaing satu sama lain
2006).
Kadang koloni atau kandang komunal merupakan model kandang dalam suatu
Kebutuhan luas kandang per ekor sapi supaya dapat bergerak leluasa
minimum 4m2 yang artinya jika sapi yang digemukkan berjumlah 20 ekor, luas
11
baru dating untuk disalurkan ke kandang penggemukkan ayau menampung sapi
yang sudah di gemukkan dan akan dikirim sebagai ternak potong ke RPH, pasar
kandang, diantaranya :
2. Kandang dua baris dengan posisi kepala yang berlawanan arah (tail to tail)
3. Kandang dua baris dengan posisi kepala yang searah (head to head)
4. Kandang tipe paddock dengan penempatan ternal secara individual dan
lebih bebas
Sedangkan kandang kelompok atau koloni dapat dibedakan menjadi dua jenis
12
Sedangkan kandang pendukungnya adalah kandang beranak atau kandang laktasi,
ternak pada kandang penggemukan berkisar 4-12 bulan, tergantung kondisi awal
ternak (umur dan bobot badan) dan ransum yang diberikan. Tipe kandang untuk
menggunakan sistem kereman yang dibuat lebih tertutup rapat dan sedikit gerak
untuk mengurangi kehilangan energi dan mempercepat proses penggemukan.
Kandang paksa atau lebih dikenal dengan kandang jepit adalah untuk
masuk atau baru datang dengan tujuan pemeriksaan kondisi ternak yang baru
datang tersebut, agar sapi yang baru datang bisa di pastikan untuk bisa di pelihara.
Kandang karantina letaknya terpisah dari kandang yang lain. Sedangkan kandang
isolasi hanya digunakan untuk memisahkan ternal yang sedang sakit agar tidak
13
III
KESIMPULAN
pengelolaan ternak.
lingkungan sekitarnya.
4. Kandang dibangun di daerah yang tinggi, tidak lembab, jauh dari kebisingan,
aliran udara segar, terhindar dari udara kencang, sinar matahari masuk ke
kandang, agak jauh dari pemukiman, dan jauh dari sumber air minum
masyarakat.
udara yang baik sehingga tidak lembab dan tersedia tempat penampungan
14
sedangkan kandang pendukungnya adalah kandang beranak atau kandang
15
DAFTAR PUSTAKA
Ainur, R. dan Hartati. 2007. Petunjuk Teknis Perkandangan Sapi Potong. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Loka Penelitian Sapi Potong Grati.
Pasuruan.
Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta
Murtidjo, B.A. 1992. Memelihara Sapi Sebagai Ternak Potong dan Perah.
Kasinius. Yogyakarta
Murtidjo, B.A. 1993. Memelihara Kambing Sebagai Ternak Potong dan
Perah. Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Muzani, A. 2010. Memilih Bakalan Sapi Bali. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) NTB, Balai Besar Pengkajian Dan
Pengembangan Teknologi Pertanian, Badan Penelitian Dan Pengembangan
Pertanian Kementerian Pertanian.
Pusat Penelitian Dan Pengembangan Peternakan Badan Penelitian Dan
Pengembangan Pertanian.2007. Teknis Perkandangan Sapi Potong.
Departemen Pertanian. Jawa Timur
Rasyid, A dan Hartati. 2007. Petunjuk Teknis Perkandangan Sapi Potong. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Loka Penelitian Sapi Potong,
Grati, Pasuruan.
Rianto, E dan Purbowati, E. 2009. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Santosa, U.2002. Prospek Agribisnis Penggemukan Pedet.Penebarswadaya. Jawa
Timur
Sarwono, W dan Arianto. 2002. Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong. Jakarta:
Penebar Swadaya
Setiawan, T. dan Arsa, T. 2005. Beternak Kambing Perah Peranakan
Ettawa. Jakarta: Penebar Swadaya
Soeprapto, Herry dan Abidin, Zainal. 2006. Cara Tepat Penggemukan Sapi
Potong. Jakarta: Agromedia Pustaka
Sudono, A., F. Rosdiana, dan B.S. Setiawan. 2003. Beternak Sapi Perah secara
Sudono, Adi, dkk. 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif. Jakarta: Agromedia
pustaka
Syarief, M. Z dan C.D.A. Sumoprastowo. 1985. Ternak Perah. Yasaguna, Jakarta.
Tim Karya Tani Mandiri. 2009. Budidaya Sapi Potong. CV. Nuansa Aulia.
Bandung.
16