Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

BANGUNAN DAN PERALATAN KANDANG


“Perkandangan Penggemukan Sapi Potong”

Disusun Oleh :
Kelas : D
Kelompok : 6

KINANTY VEMARA 200110180208


ADINDA AULIA SERTIA 200110180215
OKTAVIANUS BENARDI 200110180218
HADITA HEGAR ATHINA 200110180298

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

menganugrahkan banyak nikmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami

berhasil menyelesaikan Makalah yang berjudul “Perkandangan Penggemukan

Sapi Potong” untuk memenuhi tugas mata kuliah Bangunan dan Peralatan

Peternakan ini dengan tepat pada waktunya.

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dengan bantuan dari berbagai

pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua

itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini, kami mengharapkan hal tersebut untuk

dijadikan motivasi dan evaluasi dalam membuat makalah yang lebih baik lagi di

masa mendatang.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk para

pembaca yang tertarik dengan topik ini Demikianlah makalah ini kami buat, atas

perhatian dan kesempatannya untuk membaca, kami ucapkan terima kasih.

Sumedang, Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Maksud dan Tujuan ............................................................................... 1
1.3. Identifikasi Masalah ............................................................................... 1
II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2
2.1. Perkandangan ......................................................................................... 2
2.2. Fungsi Kandang ...................................................................................... 3
2.3. Persyaratan Kandang ............................................................................ 3
2.3.1 Lokasi Kandang ...................................................................................... 4
2.3.2 Konstruksi ............................................................................................... 6
2.3.3 Perlengkapan kandang ............................................................................ 9
2.4. Tipe Kandang Berdasarkan Bentuk dan Fungsinya ......................... 10
2.5. Tipe Kandang........................................................................................ 12
2.6. Tatalaksana Perkandangan ................................................................. 12
2.6.1. Kandang Penggemukan................................................................... 13
2.6.2. Kandang Paksa ................................................................................ 13
2.6.3. Kandang Karantina.......................................................................... 13
III KESIMPULAN .............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kemiringan Lantai Kandang dan Ukuran Selokan..............................7

Gambar 2. Macam-macam Model Atap Kandang…….…………………………8

Gambar 3. Palungan Sapi Potong………………………………………………...9

Gambar 4. Kandang Kelompok Beratap Seluruhnya…………………………..12

iii
I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kandang adalah tempat tinggal sekaligus tempat berlindung bagi ternak.

Selain menjaga ternak dari keadaan lingkungan seperti panas matahari dan hujan,

kandang juga berfungsi sebagai tempat berlindung dari hewan buas (predator).

Hewan ternak khususnya memerlukan naungan untuk menjaga keberlangsungan

hidupnya dan sudah sepantsanya ternak mendaoatkan tempat tinggal yang layak
dan sesuai dengan kebutuhannya.

Kandang yang layak akan menunjang produktivitas ternak sehingga mampu

memberikan hasil yang baik. Memelihara hewan ternak tidak hanya memerlukan

bangunan kandang saja tapi perlu sarana lain yang dapat memudahkan dalam

proses pemeliharaan seperti gudang pakan, penampungan limbah, dan lain

sebagainya.

1.2. Maksud dan Tujuan

1. Apa fungsi kandang sapi potong?

2. Apa saja persyaratan kandang sapi potong?

3. Bagaimana macam-macam bentuk kandang dan apa fungsinya?

4. Apa saja tipe kandang sapi potong?

5. Bagaimana tatalaksana perkandangan sapi potong?

1.3. Identifikasi Masalah

1. Mengetahui fungsi kandang sapi potong.

2. Mengetahui persyaratan apa saja yang harus dipenuhi untuk kandang sapi

potong.

3. Mengetahui macam-macam bentuk kandang dan fungsinya.

4. Mengetahui berbagai tipe kandang sapi potong.


5. Mengetahui tatalaksana perkandangan sapi potong.

1
II

PEMBAHASAN

2.1. Perkandangan

Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan

kandang dan sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang

kelengkapan dalam suatu peternakan (Syarief dan Sumoprastowo, 1985). Rasyid

dan Hartati (2007) juga menyatakan bahwa Perkandangan merupakan lokasi yang

diperuntukkan sebagai sentra kegiatan peternakan yang terdiri atas bangunan

utama (kandang), bangunan penunjang (kantor, gudang pakan dan kandang


isolasi) dan perlengkapan lainnya.

Kandang berfungsi untuk melindungi sapi terhadap gangguan luar

yang merugikan (Sudono et al., 2003). Selain itu kandang juga berfungsi sebagai

tempat perlindungan yang nyaman bagi ternak sapi, sebagai tempat

berlangsungnya pengelolaan usaha peternakan sapi itu sendiri, dan yang

terpenting dengan keberadaan kandang sapi yang bagus adalah terlindungnya

ternak sapi dari gangguan yang tidak diinginkan, seperti pencurian dan hama

pemangsa atau hama pengganggu bagi ternak sapi (Rasyid dan Hartati, 2007).

Pembuatan kandang sapi harus di perhitungkan dan direncakan secara

matang, karena kandang adalah aset yg nilainya tidak sedikit jika di uangkan.

Pemilihan lokasi yang bagus dan strategis, pemilihan bahan yang kuat dan tahan

lama, perancangan tataletak kandang dan layout yang baik, serta manajemen

kandang yang akan diterapkan kedepannya adalah suatu hal yang harus

diperhitungkan dan direncanakan dengan baik dan benar (Rasyid dan Hartati,

2007).

2
2.2. Fungsi Kandang

Kandang memiliki beberapa fungsi bagi ternak menurut Deptan (2007),

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Melindungi ternak dari perubahan cuaca atau iklim yang ekstrem (panas,

hujan dan angin).

2. Mencegah dan melindungi ternak dari penyakit.

3. Menjaga keamanan ternak dari pencurian.

4. Memudahkan pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti pemberian

pakan, minum, pengelolaaan kompos dan perkawinan.

5. Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja.

2.3. Persyaratan Kandang

Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang

untuk sapi potong antara lain dari segi teknis, ekonomis, kesehatan kandang

(ventilasi kandang, pembuangan kotoran), efisien pengelolaan dan kesehatan

lingkungan sekitarnya. Menurut Soeprapto, dik (2006), untuk memenuhi standar

kegunaan, kandang harus dibuat dengan beberapa persyaratan teknis sebagai


berikut :

a. Terbuat dari bahan-bahan berkualitas, tahan lama dan tidak mudah rusak.

b. Apabila hendak membuat kandang koloni, luas kandang harus sesuai

dengan jumlah sapi sehingga sapi bisa bergerak leluasa.

c. Biaya pembuatan tidak terlalu mahal.

d. Konstruksi lantai kandang dibuat dengan kemiringan 5-100, sehingga tidak

ada air yang menggenang. Selain itu, bahan lantai kandang dibuat dari

bahan yang tidak menyebabkan becek.

e. Harus dibuat sistem sirkulasi udara yang memungkinkan lancarnya keluar

masuk udara.

3
f. Sinar matahari sebaiknya bisa masuk secara keseluruhan tanpa dihambat

oleh keberadaan pohon atau dinding kandang.

g. Angin yang bertiup sebaiknya tidak menerpa ternak secara langsung.

h. Atap kandang dibuat dari bahan yang murah, awet, ringan serta mampu

memberikan kehangatan saat malam hari

Beberapa syarat kandang sesuai Deptan (2007)

2.3.1 Lokasi Kandang

Kandang diusahakan dibangun pada lokasi yang jauh dari lingkungan

pemukiman masyarakat. Lokasi sebaiknya tidak terganggu oleh tiupan angin

kencang. Tiupan angin kencang akan membuat ternak mudah sakit, lemas, dan
kembung (Setiawan dan Arsa, 2005). Menurut Murtidjo (1993), lokasi

perkandangan harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Kandang dibuat di daerah yang relatif lebih tinggi dari daerah sekitarnya,

tidak lembab, serta jauh dari kebisingan.

b. Aliran udara segar, terhindar dari aliran udara yang kencang.

c. Sinar matahari pagi bebas masuk kandang, tetapi pada siang hari tidak sampai

masuk ke dalam kandang.

d. Agak jauh dari pemukiman dan masyarakat tidak merasa terganggu.

e. Lokasi dianjurkan jauh dari sumber air minum yang dipergunakan oleh

masyarakat sekitar sehingga kotoran ternak tidak mencemari, baik secara

langsung maupun lewat rembesan.

f. Usahakan lokasi kandang jauh dari tempat keramaian seperti jalan raya, pasar

dan pabrik agar ketenangan ternak dapat terjaga.

Lokasi kandang sebaiknya cukup jauh dari pemukiman agar bau dan

limbah peternakan tidak mengganggu penghuni pemukiman. Apabila jaraknya

terlalu dekat sebaiknya dibangun barrier (tembok pembatas) atau pagar tanaman
yang pertumbuhannya rapat sebagai peredam angin. Tembok setinggi 3 meter

4
sebagai peredam angin pengaruhnya setara dengan jarak 50 meter (Sarwono dan

Arianto, 2002).

Tim Karya Tani Mandiri (2009) menambahkan bahwa lokasi yang

ideal untuk membangun kandang adalah daerah yang letaknya cukup jauh

dari permukiman penduduk, tetapi mudah dicapai kendaraan. Kandang harus

pisah dengan rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari

harus dapat menembus peralatan kandang serta dekat dengan lahan pertanian.

Pemilihan lokasi untuk usaha ternak sapi potong (feedlot) sebaiknya jauh dari

permukiman masyarakat dan memiliki akses ke pasar serta letak dan ketinggian

lokasi harus di perhatikan, letak dan ketingiannya terhadap lingkungan,


sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar.

Syarat kandang yang baik menurut Soedono et al. (2003), yaitu atap

kandang minimal 3 meter tingginya. Lapangan untuk berjalan-jalan pedet harus

bebas dari kotoran untuk mencegah infeksi parasit. Persediaan minum harus

cukup di bawah naungan makanan konsentrat, hijauan, pakan dengan kualitas

tinggi dan mineral juga harus tersedia cukup. Tempat berbaring beralas jerami

kering ditambah serbuk gergaji yang harus tersedia.


Perencanaan pembangunan kandang juga perlu memperhatikan faktor

letak dan iklim setempat, bahan bangunan dan konstruksi kandang. Iklim untuk

daerah lokasi feedlot harus diperhatikan agar tidak mengganggu ternak.

(Sarwono dan Arianto, 2002). Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan

dalam pemilihan lokasi antara lain temperatur, curah hujan, arah angin,

kelembaban, topografi, dan kapasitas lingkungan. Sapi potong dapat tumbuh

optimal di daerah dengan kisaran suhu 10-270C dengan lokasi yang bercurah

hujan 800-1.500 mm/tahun. Kelembaban yang ideal bagi sapi potong adalah 60-

80% (Soeprapto, dkk 2006). Luasan bangunan dan penataan fasilitas penunjang

dalam areal kandang, seperti kantor, ruang isolasi dan gudang harus

5
diperhitungkan dengan baik (Sarwono dan Arianto, 2002).

2.3.2 Konstruksi

Kontruksi sangat menentukan ketahanan bangunan, kandang harus dibuat

sekokoh mungkin sehingga mampu menahan beban dan benturan serta dorongan

yang kuat dari ternak, mudah dibersihkan, mempunyai sirkulasi udara yang baik

sehingga tidak lembab dan tersedia tempat penampungan kotoran beserta saluran

drainasenya.

Kandang dan perlengkapan ditata dengan baik sehingga dapat

memberikan kenyamanan pada ternak serta memudahkan peternak bekerja untuk

memberi pakan, minum, membuang kotoran dan menangani kesehatan ternak.


Konstruksi kandang dirancang sesuai dengan agroklimat wilayah setempat,

tujuan pemeliharaan, dan status fisiologis ternak. Untuk dataran tinggi model

kandang sapi potong yang baik adalah lebih tertutup untuk melindungi ternak dari

cuaca dingin, sedangkan untuk dataran rendah kebalikannya yaitu bentuk kandang

yang lebih tinggi dan lebih terbuka. Tipe dan bentuk kandang disesuaikan dengan

status fisiologis dan pola pemeliharaan ternak seperti kandang pembibitan,


penggemukan, pembesaran, kandang beranak/menyusui dan kandang pejantan.

(Muzani, 2010)

Menurut Rianto dan Purbowati (2009), kontruksi kandang diupayakan

cukup kokoh meskipun dengan bahan bangunan sederhana. Agar ternak yang

tinggal di dalam kandang merasa nyaman, kontruksi kandang harus diciptakan

sesuai kondisi alam sekitarnya. Adapun komponen – komponen yang harus ada

dalam satu kandang adalah :

1. Alas Kandang

Lantai kandang harus kuat dan tidak licin berupa tanah yang

dipadatkan atau pasir cemen (PC) dan kayu yang kedap air untuk

menjamin kebersihan kandang dan memudahkan untuk disinfeksi. Posisi

6
lantai kandang harus lebih tinggi dari tanah sekelilingnya dan agak miring

kearah selokan diluar kandang. Harus kuat, tahan lama, dan tidak terlalu

kasar, mudah dibersihkan dan mampu menopang beban diatasnya. Tingkat

kemiringan lantai kandang sangat penting untuk menjaga drainase

kandang. Tingkat kemiringan lantai tidak boleh lebih dari 2 – 50, artinya

perbedaan tinggi antara lantai depan dan lantai belakang setiap panjang

lantai 1 meter tidak boleh lebih dari 5 cm. untuk lantai dari tanah yang

dipadatkan, beri alas jerami kering tau daunan kering lainnya. Kegunaan

alas ini agar sapi tidak kotor, untuk menyerap urine dan feses sehingga

dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.

Gambar 1. Kemiringan Lantai Kandang dan Ukuran Selokan

2. Atap Kandang

Atap kandang sapi potong dapat terbuat dari bahan genting, seng,

rumbia dan asbes. Untuk atap yang berasal dari daun kelapa dan alang

– alang perlu lebih miring berkisar 30% sehingga air hujan yang jatuh

dapat segera mengalir sedangkan atap seng dan asbes kemiringan

minimal 15% untuk dapat menjamin air hujan dapat mengalir dengan

baik. Untuk daerah panas (dataran rendah) sebaiknya mengunakan

bahan genting sebagai atap kandang dengan bentuk monitor atau semi

monitordan dan ketinggian atap minimal 13,5 meter untuk menjamin

sirkulasi udara didalam kandang.. Sedangkan untuk daerah dingin

7
(dataran tinggi) bisa menggunakan bahan seng sebagai atap dengan

bentuk gable dan shade.

Gambar 2. Macam-macam model atap kandang

3. Tiang dan Dinding Kandang

Tiang dari kayu atau bamboo. Bahan dinding terbuat dari tembok,

kayu, bambu atau bahan lainnya, dibangun lebih tinggi dari sapi waktu
berdiri. Dalam pembuatan kandang yang perlu diperhatikan adalah

ventilasi yang menjamin terjadinya pertukaran udara secara teratur,

tetapi sekaligus dapat melindungi ternak dari terpaan angin kencang

dan suhu dingin.

Daerah dataran rendah, yang suhu udaranya panas dan tidak ada

angin kencang, bentuk dinding kandang adalah lebih terbuka, sehingga

cukup menggunakan kayu atau bambu yang berfungsi sebagai pagar

kandang agar sapi tidak keluar. Sedangkan daerah dataran tinggi dan

udaranya dingin atau daerah pinggir pantai yang anginnya kencang,


dinding kandang harus lebih tertutup atau rapat.

8
4. Lorong atau gang.

Merupakan jalan yang terletak diantara dua kandang individu,

untuk memudahkan pengelolaan seperti pemberian pakan, minum dan

pembuangan kotoran.

2.3.3 Perlengkapan kandang

Usaha penngemukan sapi potong harus memiliki peralatan sesuai dengan

kapasitas/jumlah sapi yang dipelihara, mudah digunakan, mudah dibersihkan dan

tidak mudah berkarat. Alat dan mesin yang perlu disediakan (sesuai kebutuhan)

diantaranya, sebagai berikut


1. Palungan

Palungan merupakan tempat pakan dan tempat minum yang berada

didepan ternak, terbuat dari kayu atau tembok dengan ukuran mengikuti lebar

kandang (Gambar 3).

2.
3.

4.

5.

Gambar 3. Palungan sapi potong

2. Selokan

Merupakan saluran pembuangan kotoran dan air kencing yang berada

dibelakang kandang ternak individu. Ukuran selokan kandang disesuaikan

dengan kondisi kandang dan tujuan pemeliharaan.

9
3. Tempat penampungan kotoran

Tempat penampungan kotoran dapat berupa bak atau kolam penampungan

sederhana yang terletak dibelakang kandang, ukuran dan bentuknya disesuikan

dengan kondisi lahan dan tipe kandangnya. Tempat penampungan kotoran

feses dari kandang individu adalah produk akhir berupa biogas atau kompos

saja, tergantung tujuan pemanfaatannya. Pengumpulan kotoran kandang

berupa feses dan urin setiap hari dilakukan melalui saluran drainase menuju

tempat penampungan, yang letaknya lebih rendah dari kandang.

4. Peralatan kandang
Beberapa peralatan yang banyak digunakan untuk kandang sapi potong

meliputi : sekop untuk membersihkan kotoran, sapu lidi, sikat, tali sapi, kereta

pembawa rumput ke kandang, timbangan pakan sapi, alat timbang untuk sapi

(statis/mobil), mesin giling untuk butiran (apabila membuat pakan konsentrat

sendiri), chopper (pemotong rumput), dan tempat bongkar/muat ternak yang

memadai.

2.4. Tipe Kandang Berdasarkan Bentuk dan Fungsinya

Tipe kandang berdasarkan bentuk dan fungsinya terdiri atas kandang individu

dan kandang kelompok atau koloni sebagai berikut :

1. Kandang Individu

Kandang individu atau kandang tunggal, merupakan model kandang satu

ternak satu kandang. Pada bagian depan ternak merupakan tempat palungan

(tempat pakan dan air minum), sedangkan bagian belakang adalah selokan

pembuangan kotoran (Murtidjo, 1992). Kondisi kandang ini terbuka di semua sisi.

Kandang individual diperuntukkan bagi satu ekor sapi, ukuranyya disesuaikan

dengan ukuran tubuh sapi secra umum, biasanya 2,5 x 1 meter. Apabila sapi yang

10
dipelihara banyak, kandang tunggal dibangun berderat – deret membentuk suatu

kumpulan. Satu kumpulan kandang untuk usaha penggemukan komersial biasanya

terdiri dari 24 kandang tunggal. Jika kumpulan kandang tunggal itu ada 4

kelompok maka disebut satu unit. Dengan demikian, satu unit kandang

penngemukan terdiri dari 4 x 24 = 96 kandang tunggal (Suprapto, 2006).

Kandang individu dibuat dengan tujuan untuk memacu pertumbuhan sapi agar

lebih cepat. Hali itu karena di kandang ini sapi dibatasi ruang geraknya.

Dikandang ini sapi tidak mudah stress karena frekuensi kontak dengan sapi lain

terbatas. Dalam distribusi pakan, sapi – sapi juga tidak bersaing satu sama lain

sehingga tidak terjadi perebutan pakan. Namun biaya pembuatan kandang


individu relative lebih mahal dibandingkan dengan kandang koloni (Suprapto,

2006).

2. Kandang kelompok atau koloni

Kadang koloni atau kandang komunal merupakan model kandang dalam suatu

ruangan kandang ditempatkan beberapa ekor ternak, secara bebas tanpa

diikat.Penggunaan tenaga kerja untuk kandang koloni lebih efisien dibanding

kandang model individu, karena pekerjaan rutin harian adalah membersihkan


tempat pakan, minum dan memberikan pakan. Dalam hal ini satu orang tenaga

kandang mampu menangani sekitar 50 ekor sedangkan utnuk kandang individu

sekitar 15 – 20 ekor (Murtidjo, 1992). Keuntungan yang lain adalah biaya

pembuatan kandang koloni lebih rendah dibandingkan dengan kandang individu.

Namun kemungkinan ternak mengalami stress lebih tinggi karena frekuensi

kontak badan secara langsung lebih tinggi (Suprapto, 2006).

Kebutuhan luas kandang per ekor sapi supaya dapat bergerak leluasa

minimum 4m2 yang artinya jika sapi yang digemukkan berjumlah 20 ekor, luas

kandang efektif minimum 80m2. Biasanya kandang koloni digunakan sebagai

tempat penampungan sementara. Misalnya untuk menampung bakalan sapi yang

11
baru dating untuk disalurkan ke kandang penggemukkan ayau menampung sapi

yang sudah di gemukkan dan akan dikirim sebagai ternak potong ke RPH, pasar

hewan, atau konsumen yang membutuhkan. (Suprapto, 2006).

2.5. Tipe Kandang.

Menurut Murtidjo (1992) tipe kandang individu terdapat beberapa macam

kandang, diantaranya :

1. Kandang satu baris

2. Kandang dua baris dengan posisi kepala yang berlawanan arah (tail to tail)

3. Kandang dua baris dengan posisi kepala yang searah (head to head)
4. Kandang tipe paddock dengan penempatan ternal secara individual dan

memiliki umbaran sehingga memungkinkan ternak untuk bisa bergerak

lebih bebas

Sedangkan kandang kelompok atau koloni dapat dibedakan menjadi dua jenis

(Murtidjo, 1992), yakni :

1. kandang kelompok beratap seluruhnya


2. kandang kelompok beratap sebagian

Gambar 4. Kandang Kelompok Beratap Seluruhnya

2.6. Tatalaksana Perkandangan

Tatalaksana perkandangan sapi potong sesuai dengan tujuan dan pola

pemeliharaan meliputi kandang pembibitan, pembesaran dan penggemukan.

12
Sedangkan kandang pendukungnya adalah kandang beranak atau kandang laktasi,

kandang pejantan, kandang perawatan dan kandang paksa (Deptan, 2007).

2.6.1. Kandang Penggemukan

Kandang penggemukan dimanfaatkan untuk memelihara sapi jantan

dewasa beberapa bulan sampai mencapai bobot tertentu. Lama pemeliharaan

ternak pada kandang penggemukan berkisar 4-12 bulan, tergantung kondisi awal

ternak (umur dan bobot badan) dan ransum yang diberikan. Tipe kandang untuk

penggemukan ternak jantan dewasa sebaiknya tipe kandang individu untuk

menghindari perkelahian sesamanya. Model kandang penggemukan dapat

menggunakan sistem kereman yang dibuat lebih tertutup rapat dan sedikit gerak
untuk mengurangi kehilangan energi dan mempercepat proses penggemukan.

2.6.2. Kandang Paksa

Kandang paksa atau lebih dikenal dengan kandang jepit adalah untuk

melakukan kegiatan perkawinan IB, perawatan kesehatan (potong kuku),

.mengontrol kesehatan sapi dan lain sebagainya. Meskipun pada kenyataannya

peternakan sapi potong tradisional belum semuanya menyediakan kandang paksa

tetapi sebagian besar sudah menerapkan penggunaan kandang individu yang

digunakan pada saat kegiatan IB dan perawatan kesehatan.

2.6.3. Kandang Karantina

Kandang karantina dipergunakan untuk mengkarantina ternak yang baru

masuk atau baru datang dengan tujuan pemeriksaan kondisi ternak yang baru

datang tersebut, agar sapi yang baru datang bisa di pastikan untuk bisa di pelihara.

Kandang karantina letaknya terpisah dari kandang yang lain. Sedangkan kandang

isolasi hanya digunakan untuk memisahkan ternal yang sedang sakit agar tidak

menular ke ternak yang lainnya.

13
III

KESIMPULAN

1. Perkandangan adalah seluruh aspek fisik yang berhubungan dengan kandang

dan sarana prasarana penunjang kelengkapan peternakan.

2. Kandang memiliki fungsi untuk melindungi ternak dan mempermudah

pengelolaan ternak.

3. Persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang untuk sapi


potong antara lain dari segi teknis, ekonomis, kesehatan kandang (ventilasi

kandang, pembuangan kotoran), efisiensi pengelolaan, dan kesehatan

lingkungan sekitarnya.

4. Kandang dibangun di daerah yang tinggi, tidak lembab, jauh dari kebisingan,

aliran udara segar, terhindar dari udara kencang, sinar matahari masuk ke

kandang, agak jauh dari pemukiman, dan jauh dari sumber air minum

masyarakat.

5. Kontruksi sangat menentukan ketahanan bangunan, kandang harus dibuat

sekokoh mungkin sehingga mampu menahan beban dan benturan serta

dorongan yang kuat dari ternak, mudah dibersihkan, mempunyai sirkulasi

udara yang baik sehingga tidak lembab dan tersedia tempat penampungan

kotoran beserta saluran drainasenya.

6. Perlengkapan kandang yang harus disiapkan diantaranya adalah palungan,

selokan, penampungan kotoran, dan peralatan kandang.

7. Tipe kandang berdasarkan bentuk dan fungsinya terbagi menjadi kandang

individu dan kandang koloni.

8. Tatalaksana perkandangan sapi potong sesuai dengan tujuan dan pola

pemeliharaan meliputi kandang pembibitan, pembesaran dan penggemukan

14
sedangkan kandang pendukungnya adalah kandang beranak atau kandang

laktasi, kandang pejantan, kandang perawatan dan kandang paksa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ainur, R. dan Hartati. 2007. Petunjuk Teknis Perkandangan Sapi Potong. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Loka Penelitian Sapi Potong Grati.
Pasuruan.
Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta
Murtidjo, B.A. 1992. Memelihara Sapi Sebagai Ternak Potong dan Perah.
Kasinius. Yogyakarta
Murtidjo, B.A. 1993. Memelihara Kambing Sebagai Ternak Potong dan
Perah. Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Muzani, A. 2010. Memilih Bakalan Sapi Bali. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) NTB, Balai Besar Pengkajian Dan
Pengembangan Teknologi Pertanian, Badan Penelitian Dan Pengembangan
Pertanian Kementerian Pertanian.
Pusat Penelitian Dan Pengembangan Peternakan Badan Penelitian Dan
Pengembangan Pertanian.2007. Teknis Perkandangan Sapi Potong.
Departemen Pertanian. Jawa Timur
Rasyid, A dan Hartati. 2007. Petunjuk Teknis Perkandangan Sapi Potong. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Loka Penelitian Sapi Potong,
Grati, Pasuruan.
Rianto, E dan Purbowati, E. 2009. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Santosa, U.2002. Prospek Agribisnis Penggemukan Pedet.Penebarswadaya. Jawa
Timur
Sarwono, W dan Arianto. 2002. Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong. Jakarta:
Penebar Swadaya
Setiawan, T. dan Arsa, T. 2005. Beternak Kambing Perah Peranakan
Ettawa. Jakarta: Penebar Swadaya
Soeprapto, Herry dan Abidin, Zainal. 2006. Cara Tepat Penggemukan Sapi
Potong. Jakarta: Agromedia Pustaka
Sudono, A., F. Rosdiana, dan B.S. Setiawan. 2003. Beternak Sapi Perah secara
Sudono, Adi, dkk. 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif. Jakarta: Agromedia
pustaka
Syarief, M. Z dan C.D.A. Sumoprastowo. 1985. Ternak Perah. Yasaguna, Jakarta.
Tim Karya Tani Mandiri. 2009. Budidaya Sapi Potong. CV. Nuansa Aulia.
Bandung.

16

Anda mungkin juga menyukai