Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK PERAH

“Manajemen Kandang”

Disusun Oleh :
Kelas E
Kelompok 4

ISHBAR MATIN AL FARUQI 200110170044


SITI DAFFA SIDIQIYYAH 200110170087
ANNISA NAHDLIATULHAQ 200110170142
AGUS MIFTAHUDDIN 200110170178
MUHAMAD TEJA HAIKAL 200110170197
VIRA AJRINA 200110170236

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Manajemen

Ternak Perah yang berjudul “Manajemen Kandang”

Laporan ini disusun untuk dapat dijadikan suatu acuan dan bahan

pertimbangan selama kami melaksanakan pembelajaran Manajemen Ternak

Perah. Penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai

pihak. Atas selesainya makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih atas

bantuan dari berbagai pihak yang telah terlibat.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat banyak

kekurangan.Untuk itu, kami berharap akan adanya kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan di masayang akan datang, mengingat tidak ada yang

sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah ini dapat dipahami

dan dapat bermanfaat bagi kami maupun orang yang membacanya.

Sumedang, 12 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Bab Halaman
KATA PENGANTAR ................ Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ................................................................................ iii

I PENDAHLUAN……………………………………………........ 1
1. Latar Belakang……………………………………………… 1

II PEMBAHASAN ............................................................................. 1
1. Kandang Sapi Perah Tradisional .............................................. 3
2. Model Kandang Sapi perah Tradisional ................................... 5
3. Model Perkandangan Yang cocok Di Indonesia ...................... 6

III KESIMPULAN............................................................................... 9
1. Kesimpulan................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 10
I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kandang adalah bangunan sebagai tempat tinggal ternak yang bertujuan

untuk melindungi dari berbagai gangguan. Di samping melindungi dari gangguan

yang datang dari luar dan tentu saja merugikan seperti hujan, angin, terik

matahari, binatang buas dan lain-lain. Kandang juga dibutuhkan untuk

memudahkan peternak dalam melakukan pengelolaan ternak. Perencanaan

kandang yang kurang praktis dalam mengatur alur sistematika bangunan dan

fasilitas yang lain dapat berakibat pada penambahan tenaga atau waktu kerja

yang berdampak pada penambahan beban biaya yang tidak perlu sehingga akan

mengurangi keuntungan peternak.

Pada dasarnya kandang harus memenuhi syarat kesehatan keamanan dan

kenyamanan. Hal ini bertujuan agar ternak tersebut dapat mencapai produksi

yang optimal. Indonesia adalah negara tropis sehingga kandang sapi perah

memerlukan atap yang bisa memberikan perlindungan dari teriknya sinar

matahari dan curah air hujan yang lebat sehingga diperlukan atap dan dinding

pelindung yang memadai serta aman dari tiupan angin kencang. Letak kandang

peru diatur atau diberi perlindung angin. Kandang sendiri memiliki model atau

macam yang berbeda-beda. Maka dari itu dalam makalah ini akan membahas

mengenai perbedaan model kandang sapi perah serta membahas sistem

perkandangan yang baik untuk sapi perah.


1.2. Identifikasi Masalah
(1) Bagaimanan kandang model tradisional

(2) Bagaimana kandang model modern

(3) Bagaimana kandang yang cocok untuk wilayah Indonesia

1.3. Maksud dan Tujuan


(1) Mengetahui model kandang tradisional
(2) Mengetahui model kandang modern

(3) Mengetahui kandang yang cocol untuk wilayah Indonesia


II

PEMBAHASAN

2.1 Kandang Sapi Perah Tradisional

Kandang tradisional sapi perah biasanya terdapat pada pernakan rakyat

dengan rataan populasi 1-10 ekor dan perlengkapan kandang yang kurang

memadai dan bentuknya bias berbentuk tunggal atau ganda. Pada kandang

tradisional bangunan kandang sangat sederhana seperti pada atap terbuat dari

rumbia/genteng, dan lantai dari tanah/bamboo/kayu dll. Sedangkan tempat makan

dan tempat minumnya ada yang sudah berbentuk bak pakan dan bak minum ada

juga yang masih menyatu dengan lantai kandang maupun menggunakan ember

plastik. (Putra, 2004).

Bentuk kandang tipe tunggal biasanya penempatan sapi dilakukan pada

satu baris atau satu jajaran sedangkan tipe kandang ganda yaitu penempatan sapi

dilakukan dua baris dengan tipe head to head atau tail to tail. Pada kandang

tradisional bangunan kandang sederhana, atap dari rumbia, genteng, dan lantai

dari tanah sedangkan peralatannya berupa tempat makan dan minum dari ember
plastik. Hijauan disebarkan ke lantai bercampur dengan kotoran atau limbah lain.

Sapi perah umumnya jarang diajak keluar kandang dan sebagian besar

hidupnya dihabiskan di dalam kandang. Karena itu, Anda perlu memastikan

kandang cukup nyaman dan aman bagi hewan ternak Anda. Kandang yang

nyaman akan berpengaruh pada produktivitas sapi secara optimal. Jenis kandang

yang banyak dipakai oleh para peternak menurut Blakely dan Bade (1998), adalah

kandang yang saling berhadapan atau membelakangi. Model kandang sapi perah

tradisional banyak dijumpai pada peternakan sapi perah individu dengan populasi

sapi yang tidak terlalu banyak.


Berikut ciri-ciri kandang sapi perah tradisional :

1. Biasanya ditempati oleh 1-10 ekor sapi perah saja;

2. Perlengkapan kandang kurang memadai;

3. Bentuk kandang sapi tunggal (kandang satu baris yang hanya bisa

ditempati seekor ternak saja) atau kandang ganda (kandang dua baris,

memungkinkan ternak untuk saling berhadapan atau membelakangi

dengan tempat makan berada di depan dan belakang bangunan kandang);

4. Model kandang sapi tradisional tampak sederhana;


5. Kandang beratap rumbia atau genting biasa;

6. Lantai tidak dibeton;

7. Tempat pakan dan minum biasanya menggunakan ember plastik;

8. Pakan berupa rumput hijau atau dedaunan disebarkan di lantai sehingga

bercampur dengan tanah dan kotoran.

Gambar 1. Kandang Tradisional


2.2. Model Kandang Modern Sapi Perah

Produksi susu yang semakin meningkat didukung dengan adanya

kawanan ternak yang semakin besar juga mekanisasi dan otomatisasi dalam cara

pemberian dan pemerahan susu menuntut adanya pengembangan sistem kandang

modern. Untuk meningkatkan produktifitas ternak dapat dilakukan dengan

peningkatan satu atau beberapa aspek tatalaksana pemeliharaan seperti kebersihan

kandang dan lingkungan, pengaturan perkawinan, perbaikan makan dan cara

pemberiannya. Pemerahan bisa berlangsung lebih praktis dan cepat jika sapi

ditempatkan diruang terbuka, tidak seperti di dalam petak kandang (stall).


Kebersihan kandang merupakan faktor penting yang dapat mendukung dalam

proses pemerahan, salah satu upaya untuk membuat susu menjadi steril dan dapat

diperoleh produksi susu yang tetap yaitu dengan membersihkan lantai kandang

sebelum dilakukannya proses pemerahan.

Menurut Siregar (1990) dalam pembuatan kandang sapi perah diperlukan

beberapa persyaratan yaitu : terdapat ventilasi, memberikan kenyamanan sapi

perah, mudah dibersihkan, dan memberi kemudahan bagi pekerja kandang dalam
melakukan pekerjaannya. Lokasi kandang harus dekat dengan sumber air, mudah

terjangkau, tidak membahayakan ternak, tidak berdekatan dengan pemukiman

penduduk. Lokasi usaha peternakan diusahakan bukan areal yang masuk dalam

daerah perluasan kota dan juga merupakan daerah yang nyaman dan layak untuk

peternakan sapi perah (Syarief dan Sumoprastowo, 1985).


2.2.4. Ukuran Kandang Modern

Kandang sapi modern berukuran panjang 24 m dan lebar 10 m, dengan 3

buah bejana yang terbuat dari pasangan bau bata, masing – masing 2 buah tempat

pakan di pinggir, dan tempat minum disamping. Lantai dibuat dari cor beton yang

bertujuan untuk mempermudah pembersihan kotoran sapi. Pintu kandang terbuat

dari pipa setebal ukuran 80 mm, yang diberi penguat besi sling untuk perkuatan

karena lebar pintu hampir 5 m, kontruksi pagar mendatar dapat diameter 50 mm.

2.3. Model Perkandangan yang Cocok di indonesia (Iklim Tropis)

Indonesia termasuk dalam iklim tropis, kebutuhan kandang di iklim

tropis memiliki model kandang yang lebih sederhana bila dibandingkan dengan

negara subtropis yang lebih dingin, namun di negara tropis tetap dibutuhkan

kandang untuk tetap melindungi ternak di malam hari, dan menjaga ternak dari

panas terik matahari juga hujan lebat yang juga dapat membantu dalam proses

pemeliharaan. Hal tersebut sesuai dengan fungsi kandang yaitu untuk melindungi

ternak dari hujan dan sengatan sinar matahari yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan kesehatannya. Keseimbangan energi dari ternak sangat

dipengaruhi oleh pertukaran suhu dalam kandang, kelembaban, makanan,

kebasahan, kelembaban kandang dan ketebalan kuliat dari ternak itu sendiri

(Sudarmono, 1993).

Kandang sapi perah dapat dibangun dalam skala kecil di daerah tropis

dengan pertanian intensif, sistem pemerahan yang berkesinambunga dan

persediaan pakan ternak untuk mencukupi produksi susu dan pokok hidup sapi.

Suhu udara di Indonesi pada umunya tinggi yaitu antara 24 - 34ºC dan

kelembaban udara juga tinggi yaitu antara 60 – 90%. Hal tersebut dapat
menyebabkan proses pengupan dari tubuh sapi menjadi terhambat dan membuat

sapi mengalami cekaman panas. Tingginya suhu dan kelembaban tersebut dapat

diakibatkan oleh radiasi matahari yang tinggi, produksi panas hewan yang berupa

panas laten dan panas sensible, tinggi luas, bahan atap dan bukaan ventilasi.

Penggunaan atap dengan menggunakan rumbai menjadi sebuah solusi

agar kandang tidak dalam kondisi yang panas dan membuat sapi mengalami

cekaman panas dibandingan dengan penggunaan atap yang terbuat dari bahan

seng. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Williamson dan Payne (1983) yang

menyatakan bahwa keuntungan dari penggunaan atap rumbai dan genting adalah

kandang menjadi tidak terlalu panas pada siang hari dan tidak terlalu dingin pada

malam hari, tetapi penggunaan atap dari seng yang dicat putih pada bagian

luarnya dan hitam pada bagian dalamnya dapat membuat kandang tidak terlalu

panas.

Ventilasi berfungsi agar terjadinya pertukaran udara melalui bukaan

bangunan dan angin luas. Luas bukaan ventilasi sangat mempengaruhi pola aliran

dan distribusi udara dalam kandang yang dapat menentukan besarnya distribusi

suhu dan kelembaban udara dalam kandang. Tipe kandang yang digunakan di

Indonesia, yaitu :

(1) Kandang Terbuka

Kandang terbuka merupakan kandang yang semua sisinya terbuka.

Kelebihan dari kandang terbuka yaitu biaya pembangunan yang murah, biaya

operasional murah dan tidak adanya ketergantungan dengan listrik karena apabila

listrik mati maka sistem akan terganggu.


Kekurangan dari dibuatnya sistem kandang terbuka yaitu, kurangnya

perlindungan terhadap penyakit menular dan kurang baiknya terhadap faktor

lingkungan.

(2) Kandang Tertutup

Kandang tertutup dibangun bertujua untuk menyediakan udara yang

sehat bagi ternak (sistem ventilasi yang baik yaitu udara yang menghadirkan

sebanyak-banyaknya oksigen dan mengeluarkan sesegera mungkin gas-gas

berbahaya seperti karbondioksida dan amonia. Kandang tertutup juga dapat

membuat ternak lebih nyaman, karena terciptanya iklim yang kondusif bagi ternak

dengan cara mengeluarkan panas dari kandang yag dihasilkan dari tumbuh ternak

dan lingkungan luar juga menurunkan udara yang masuk serta mengatur

kelembaban yang sesuai juga dapat meminimumkan tingkat stress pada ternak.

Kelebihan dari digunakannya kandang tertutup bagi ternak yaitu dapat

melindungi ternak dari penyakit dan ternak tidak terpengaruh dengan lingkungan

luar. Namun, kekurangan dari dibuatnya kandang tertutup yaitu biaya

pembangunan yang mahal, biaya operasional yang mahal dan ketergantugan

dengan listrik karena apabila listrik mati maka sistem akan terganggu.
III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengenai mengenai manajemen kandang, maka dapat diambil

kesimpulan yaitu :

1) Kandang sapi perah tradisional biasanya terdapat pada peternakan rakyat

yang memiliki ciri-ciri : bentuk kandang tunggal, perlengkapan kurang

memadai, tempat pakan dan minum menggunakan plastic dan model

kandang tampak sederhana.

2) Pada kandang sapi perah modern, model kandang yang digunakan sudah

lebih kompleks dibandingkan sebelumnya. Selain itu, kandang sapi perah

modern memiliki tempat pakan dan minum menggunakan alat yang lebih

canggih, lantai yang tidak beralaskan tanah dan pintu kandang yang

terbuat dari pipa.

3) Tipe kandang yang digunakan di Indonesia terbagi menjadi dua, yakni

kandang terbuka dan kandang tertutup. Kedua tipe kandang ini memiliki

kelebihan dan kekurangannya masing-masing.


DAFTAR PUSTAKA

Blakely, J & D. A. Bade. 1998. Ilmu Peternakan. Terjemahan: B. Srigandono.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Putra, A.R. 2004. Kondisi teknis peternakan sapi perah rakyat di Kelurahan
Pondok Rangon, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Skripsi. Program
Studi Teknologi Produksi Ternak Fakultas Peternakan. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Siregar, Soribasya, M.S. 1990. Sapi Perah. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sudarmono. 1993. Kandang Ternak Perah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.


Frey, J.K.R., Frahm, J.V. Whitemen J.E., Tamer & D.F. Stephen. 1972.
Evaluation of Cow Type Classification Score and Its Relationship to Cow
Productivity. J. of An. Sci., 31 : 171 (Abstr)

Syarief, M. Z. dan C. D. A. Sumoprastowo.1990. Ternak Perah. CV. Yasaguna.


Jakarta.

Williamson, G. dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan Di Daerah


Tropis. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. (diterjemahkan oleh
Bambang Srigandono).

Anda mungkin juga menyukai