Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

FARM ENGINEERING

SISTEM PERKANDANGAN DAN TIPE KANDANG SAPI POTONG


Dosen Mata Kuliah : Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc, IPU., ASEAN Eng.

Oleh:

KELOMPOK IV (Empat)

 Tiza Maestroswara I011 20 1117


 Fitria .R I011 20 1120
 Muh. Zulkifli I011 20 1153
 Fredyanto Rannuan I011 20 1154
 Darul Islami T102023195

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya

sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami

mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi

dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi pemaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi

agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi

kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.

Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan makalah ini


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................

1.1............................................................................................................L
atar Belakang............................................................................................
1.2............................................................................................................R
umusan Masalah.......................................................................................
1.3............................................................................................................M
aksud dan Tujuan.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................
2.1 Perkandangan.......................................................................................
2.2 persyaratan Kandang...........................................................................
2.3 Lokasi Kandang....................................................................................
2.4 Kontruksi...............................................................................................
2.5 Tipe Kandang........................................................................................
BAB II KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sapi potong merupakan penghasil protein hewani yang sangat penting,


berupa daging sebagai sumber gizi yang san gat penting untuk pertumbuhan
dan perkembangan tubuh terutama untuk anak-anak. Produk sapi potong
berupa daging dan hasil olahan lainnya memiliki peranan penting bagi
generasi muda. Peningkatan dan pertambahan permintaan prod uk daging
yang tidak diimbangi dengan penambahan populasi sapi, tentu saja akan
mengakibatkan kebutuhan akan daging . tidak dapat terpenuhi (Siregar, 2002).
Dalam usaha temak sapi potong, agar sapi tersebut dapat berproduksi
secara maksimal dalam pemeliharaannya perlu memperhatikan banyak aspek
salah satunya sistem perkandangan. Kandang merupakan tempat bagi sapi
untuk makan, minum dan tidur. Selain itu, kandang merupakan tempat tinggal
sekaligus tempat berlindung bagi ternak dari keadaan lingkungan seperti panas
matahari dan hujan. Kandang juga berfungsi sebagai tempat berlindung dari
hewan buas (predator). Oleh karena itu petemak dituntut untuk menyediakan
bangunan kandang yang dapat mengamankan sapi terhadap kondisi
lingkungan yang kurang menguntungkan. Disamping itu bangunan kandang
harus memberi jaminan terhadap kesehatan dan kenyamanan hidup sapi.
Kandang juga sangat menunjang tatalaksana pemeliharaan. Tanpa kandang
petemak sangat sulit melakukan kontrol, pemberian pakan, pengawasan,
memandikan, mengumpulkan kotoran, usaha higienisasi dan lain sebagainya.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa sistem perkandangan yang baik sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan usaha temak sapi potong (Siregar.2002).
1.2 Rumusan Masalah

 Apa fungsi kandang sapi potong?

 Apa saja persyaratan kandang sapi potong?

 Apa saja tipe kandang sapi potong?

1.3 Maksud dan Tujuan


 Mengetahui fungsi kandang sapi potong

 Mengetahui persyaratan apa saja yang harus dipenuhi untuk kandang sapi
potong

 Mengetahui berbagai tipe kandang sapi potong


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkandangan
Perkandangan merupakan salah satu faktor yang penting dalam
pemeliharaan (segitiga produksi) ternak sapi karena kandang sangat berperan
dalam usaha peningkatan produksi. Letak dan bentuk kandang harus sesuai
dengan sifat biologis temak yang dipelihara dan iklim setempat. Pembuatan
kandang perlu mendapatkan perhatian yang serius dengan mempertimbangkan
unsur-unsur efesiensi kerja dan perhitungan ekonomis serta masalah yang
menyangkut lingkungan. Kandang harus dirancang untuk memenuhi persyaratan
kesehatan dan kenyamanan ternak, mudah serta nyaman untuk di kontrol oleh
peternak, dapat meningkatkan efisiensi pemeliharaan dan tidak menimbulkan
polusi (Zaenal dan Khairil, 2020).
Manajemen perkandangan merupakan salah satu bentuk pengelolaan
perkandangan yang meliputi fungsi kandang, jenis-jenis kandang dan tipe-tipe
kandang. Fungsi kandang sebagai tempat berlindung sekaligus berlangsungnya
berbagai aktivitas dari ternak. Manajemen perkandangan yang belum sesuai
dengan persyaratan dapat mengganggu produktivitas ternak dan berdampak pada
lingkungan sekitar. Kandang yang dibangun bukan saja sekedar melindungi ternak
dari hujan, panas, dingin dan angin kencang atau melindungi dari pencuri dan
hewan pemangsa tetapi kandang dibangun harus memenuhi persyaratan kandang
yang baik (Sandi dan Purnama, 2017).
Kandang yang baik yaitu jauh dari pemukiman penduduk, ventilasi dan
suhu udara kandang yang baik, efisien dalam pengelolaan, kuat dan tahan lama,
tidak berdampak pada lingkungan sekitar serta memudahkan petugas dalam proses
produksi seperti pemberian pakan, pembersihan kandang dan penanganan
kesehatan. Tatalaksana pemeliharaan diatas dapat ditemukan di lokasi peternakan
secara komersial maupun pada peternakan rakyat. Model kandang yang baik,
persyaratan kandang yang baik, dapat lebih memperhatikan manajemen
perkandangan untuk menunjang berdirinya suatu usaha peternakan dan mencegah
timbulnya berbagai penyakit yang dapat merugikan masyarakat (Zaenal dan
Khairil, 2020).
2.2 Persyaratan Kandang

Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang


untuk sapi potong antara lain dari segi teknis, ekonomis, kesehatan kandang
(ventilasi kandang, dan pembuangan kotoran), efisien pengelolaan dan kesehatan
lingkungan sekitarnya. Menurut Soeprato, dkk (2006) untuk mengetahui standar
kegunaan, kandang harus dibuat dengan beberapa persyaratan teknis sebagai
berikut;
a. Terbuat dari bahan-bahan berkualitas, tahan lama dan tidak mudah rusak.
b. Apabila hendak membuat kandang koloni. Luas kandang harus sesuai
dengan jumlah sapi sehingga sapi bisa bergerak leluasa.
c. Biaya pembuatan tidak terlalu mahal.
d. Kontruksi lantai kandang dibuat dengan kemiringan 5-10°, sehingga tidak
ada air yang menggenang. Selain itu, bahan lantai kandang dibuat dari
bahan yang tidak menyebabkan becek.
e. Harus dibuat system sirkulasi udara yang memungkinkan lancarnya keluar
masuk udara.
f. Sinar matahari sebaiknya bisa masuk secara keseluruhan tanpa dihambat
oleh keberadaan pohon atau dinding kandang.
g. Angina yang bertiup sebaiknya tidak menerpa ternak secara langsung.
h. Atap kandang dibuat dari bahan yang murah, awet, ringan serta mampu
memberikan kehangatan saat malam hari.
2.3 Lokasi Kandang
Kandang diusahakan dibangun pada lokasi yang jauh dari lingkungan
masyarakat. Lokasi sebaiknya tidak terganggu oleh tiupan angin kencang. Tiupan
angin kencang akan membuat ternak mudah sakit, lemas dan kembung (Setiawan
dan Arsa ,2005). Menurut Murtidjo (1993), lokasi perkandangan harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
• Kandang dibuat di daerah yang relatif lebih tinggi dari daerah sekitarnya, tidak
lembab serta jauh dari kebisingan.
• Aliran udara segar dan terhindar dari aliran udara yang kencang.
• Sinar matahari pagi bebas masuk kandang tetapi pada siang hari tidak sampai
masuk ke dalam kandang.
• Agak jauh dari pemukiman dan masyarakat tidak merasa terganggu.
• Lokasi dianjurkan jauh dari sumber air minum yang dipergunakan oleh
masyarakat sekitar sehingga kotoran ternak tidak mencemari baik secara
langsung maupun tidak secara langsung.
• Usahakan lokasi kandang jauh dari tempat keramaian seperti jalan raya, pasar
den pabrik agar ketenangan ternak dapat terjaga.
Kandang diusahakan dibangun pada lokasi yang jauh dari lingkungan
masyarakat. Lokasi sebaiknya tidak terganggu oleh tiupan angin kencang. Tiupan
angin kencang akan membuat ternak mudah sakit, lemas dan kembung. Menurut
Murtidjo (1993), lokasi perkandangan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
 Kandang dibuat di daerah yang relatif lebih tinggi dari daerah sekitarnya, tidak
lembab serta jauh dari kebisingan.
 Aliran udara segar dan terhindar dari aliran udara yang kencang.
 Sinar matahari pagi bebas masuk kandang tetapi pada siang hari tidak sampai
masuk ke dalam kandang.
 Agak jauh dari pemukiman dan masyarakat tidak merasa terganggu.
 Lokasi dianjurkan jauh dari sumber air minum yang dipergunakan oleh
masyarakat sekitar sehingga kotoran ternak tidak mencemari baik secara
langsung maupun tidak secara langsung.
 Usahakan lokasi kandang jauh dari tempat keramaian seperti jalan raya, pasar
den pabrik agar ketenangan ternak dapat terjaga.
Perencanaan pembangunan kandang juga perlu memperhatikan faktor letak
dan iklim setempat, bahan bangunan dan konstruksi kandang. Iklim untuk daerah
lokasi feedlot harus di perhatikan agar tidak mengganggu ternak (Sarwono dan
Arianto, 2002). Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
lokasi antara lain temperatur, curah hujan, arah angin, kelembaban, topografi dan
kapasitas lingkungan. Sapi potong dapat tumbuh optimal di daerah dengan kisaran
suhu 10-27°C dengan lokasi yang bercurah hujan 800-1500 mm/tahun.
Kelembaban yang ideal bagi sapi potong adalah 60-80% (Soeprapto dkk., 2006).
Luas bangunan dan penataan fasilitas penunjang dalam areal kandang, seperti
kantor, ruang isolasi dan gudang harus diperhitungkan dengan baik (Sarwono dan
Arianto, 2002).
2.4 Kontruksi

Konstruksi sangat menentukan ketahanan bangunan, kandang harus dibuat


sekokoh mungkin sehingga mampu menahan beban dan benturan serta dorongan
yang kuat dari ternak, mudah dibersihkan, mempunyai sirkulasi udara yang baik
sehingga tidak lembab dan tersedia tempat penampungan kotoran beserta saluran
drainasenya. Kandang dan perlengkapan ditata dengan baik sehingga dapat
memberikan kenyamanan pada ternak serta memudahkan peternak bekerja untuk
memberi pakan, minum, membuang kotoran dan menangani kesehatan ternak.
Konstruksi kandang dirancang sesuai dengan agroklimat wilayah setempat, tujuan
pemeliharaan, dan status fisiologi ternak. Untuk dataran tinggi modal kandang
sapi potong yang baik adalah lebih tertutup untuk melindungi ternak dari cuaca
dingin sedangkan untuk dataran rendah kebalikannya yaitu bentuk kandang yang
lebih tinggi dan lebih terbuka. Tipe dan bentuk kandang ini disesuaikan dengan
status fisiologis dan pola pemeliharaan ternak seperti kandang pembibitan,
penggemukan, pembesaran, kandang beranak/menyusui dan kandang
pejantan (muzani, 2010).
Menurut Riyanto dan Purbowati (2009) kontruksi kandang diupayakan
cukup kokoh meskipun dengan bahan bangunan sederhana. Agar ternak yang
tinggal di dalam kandang merasa nyaman, kontruksi kandang harus diciptakan
sesuai kondisi alam sekitarnya. Adapun komponen-komponen yang harus ada
dalam satu kandang adalah;

1. Alas Kandang

Lantai kandang harus kuat dan tidak licin berupa tanah yang dipadatkan atau
pasir cemen (PC) dan kayu yang kedap air untuk menjamin kebersihan kandang
dan memudahkan untuk disinfektan. Berdasarkan kondisi alas lantai pada
peternakan sapi potong tradisional, sistem lantai tanpa tambahan apapun (non
litter) tepat untuk digunakan. Karena jumlah sapi potong yang tidak terlalu
banyak sehingga kandang sapi dapat terlihat lebih bersih apabila dilakukan
kegiatan memandikan sapi dan pembuangan kotoran secara rutin.

Lantai kandang harus selalu terjaga drainasenya, sehingga untuk lantai


kandang non litter dibuat miring kebelakang untuk memudahkan pembuangan
kotoran dan menjaga kondisi lantai tetap kering. Kemiringan lantai berkisar antara
2-5%, artinya setiap panjang lantai 1 meter maka ketinggian lantai bagian
belakang menurun sebesar 2-5 cm (Gambar 1).

Gambar 1. Lantai Kandang


2. Atap

Atap kandang sapi potong tradisional terbuat dari bahan genteng, seng, rumbia
dan asbes. Untuk daerah panas (dataran rendah) sebaiknya menggunakan bahan
genteng sebagai atap kandang dengan bentuk monitor atau semi monitor.
Sedangkan untuk daerah dingin (dataran tinggi) bisa menggunakan bahan seng
sebagai atap dengan gable dan shade.

Gambar 2. Macam-macam model atap kandang


3. Tiang dan Dinding Kandang
Tiang dari kayu atau bamboo. Bahan dinding terbuat dari tembok, kayu,
bamboo atau bahan lainnya, dibangun lebih tinggi dari sapi waktu berdiri.
Dalam pembuatan kandang yang perlu diperhatikan adalah ventilasi yang
menjamin terjadinya pertukaran udara secara teratur, tetapi sekaligus dapat
melindungi ternak dari terpaan angina kencang dan suhu dingin.
Daerah dataran rendah, yang suhu udaranya panas atau tidak ada angina
kencang, bentuk dinding kandang adalah lebih terbuka, sehingga cukup
menggunakan kayu atau bamboo yang berfungsi sebagai pagar kandang
agar sapi tidak keluar. Sedangkan daerah dataran tinggi dan udaranya
dingin atau daerah pinggir pantai yang anginnya kencang, dinding
kandang harus lebih tertutup atau rapat.
4. Loromg atau Gang
Merupakan jalan yang terletak dianatara dua kandang individu, untuk
memudahkan pengelolaan seperti pemberian pakan, minum dan
pembuangan kotoran.

2.5 Tipe Kandang

Kandang sapi potong tradisional biasanya menggunakan tipe kandang


kelompok atau koloni karena kandang koloni merupakan salah satu model
kandang, dimana dalam suatu ruangan kandang di tempatkan beberapa ekor sapi
yang di lepas tanpa diikat agar tetap diam. Penggunaan tenaga kerja untuk
kandang tipe ini lebih efisien dibandingkan dengan kandang tipe tunggal, pada
kandang tipe ini pekerjaan rutin harian yang harus dilakukan pekerja hanya akan
terfokus pada pemberian pakan dan minum, serta membersihkan palungan
kandang sapi individu biasanya disediakan atau dibangun untuk tujuan tertentu.

Menurut Murtidjo (1992) tipe kandang individu terdapat beberapa macam


kandang, diantaranya;

 Kandang satu baris


 Kandang dua baris dengan posisi kepala yang berlawanan arah (tail to
tail).
 Kandang dua baris posisi kepala yang searah (head to head)
 Kandang tipe paddock dengan penempatan ternak secara individual dan
memiliki umbaran sehingga memungkinkan ternak untuk bisa bergerak
lebih bebas.

Sedangkan kandang kelompok atau koloni dapat dibedakan menjadi dua


jenis (Murtidjo, 1992), yakni;

 Kandang kelompok beratap seluruhnya


 Kandang kelompok beratap sebagaian

Gambar 3. Kandang Kelompok Beratap Seluruhnya


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

 Fungsi kandang sapi potong sebagai tempat perlindungan yang nyaman


bagi ternak sapi, sebagai tempat berlangsungnya pengelolaan usaha
peternakan sapi itu sendiri.
 Persyaratan kandang sapi potong yaitu pemilihan lokasi, letak
bangunan,konstruksi, bahan dan perlengkapan kandang.
 Tipe kandang berdasarkan bentuk dan fungsinya yaitu kandang
individudan kandang kelompok atau koloni.

3.2 Saran

Penulisan makalah ini kami susun untuk menyelesaikan tugas makalah


kelompok kami yang tentunya juga menjadi referensi kami untu belajar. Apabila
terdapat kesalahan dalam kepenulisan makalah ini kami memohon maaf dan perlu
meminta saran dan kritik dari teman-teman.
DAFTAR PUSTAKA

Ainur, R. dan Hartati. 2007. Petunjuk Teknis Perkandangan Sapi Potong. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Loka Penelitian Sapi Potong
Grati, Pasuruan.
Murtidjo, B.A.1992. Memelihara Sapi Sebagai Ternak Potong dan Perah.
Kasinius. Yogyakarta.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. 2007. Teknis Perkandangan Sapi Potong.
Deaprtemen Pertanian. Jawa Timur.
Sandi, S., dan Purnama, PP 2017. Manajemen Perkandangan Sapi Potong di Desa
Sejaro Sakti Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Peternakan
Sriwijaya , 6 (1).
Zaenal, H. M., dan Khairil, M. 2020. Sistem manajemen kandang pada peternakan
sapi bali di CV Enhal Farm. Jurnal Peternakan Lokal, 2(1), 15-19.

Anda mungkin juga menyukai