Anda di halaman 1dari 18

PERKANDANGAN UNGGAS

(Laporan Praktikum Produksi Ternak Unggas)

Oleh

Debi Putra Ramadhan


1814241022

NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN TERNAK


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020

1
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Perkandangan Unggas

Tempat Praktikum : Daring

Tanggal Praktikum : 29 April 2020

Program Studi : Nutrisi dan Teknologi Pakan Ternak

Jurusan : Peternakan

Fakultas : Pertanian

Universitas : Universitas Lampung

Bandarlampung, 6 Mei 2020


Mengetahui
Dosen

Dr. Ir. Rr. Riyanti, M.P.


NIP. 196502031993032001

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
tepat waktu. Laporan berjudul “Perkandangan Unggas” ini disusun guna untuk
memenuhi nilai praktikum mata kuliah Produksi Ternak Unggas.

Terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membimbing dan
memberikan materi. Penulis menyadari laporan ini jauh dari kata sempurna baik segi
Bahasa, bahasan, maupun penulisan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk penulisan laporan yang akan mendatang. Penulis pun
mengharapkan para pembaca dapat mengambil ilmu dari laporan ini.

Bandarlampung, 6 Mei 2020

Penulis,

3
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii

KATA PENGANTAR..................................................................................... iii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR....................................................................................... vi

I PENDAHULUAN.................................................................................. 6

II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 8

III HASIL KEGIATAN............................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kandang closed house broiler................................................... 18


2 Kandang closed house layer...................................................... 18

5
I PENDAHULUAN

Saat ini, kondisi lingkungan peternakan banyak mengalami perubahan. Mulai


dari kondisi suhu yang semakin meningkat disebabkan efek global warming
(pemanasan global), sampai semakin jenuhnya kondisi lingkungan peternakan.
Perubahan ini tentu akan memberikan dampak terhadap performan ayam yang kita
pelihara. Penurunan produksi telur maupun heat stress (stres panas) menjadi
manifestasi respon ayam terhadap perubahan tersebut. Beberapa langkah pencegahan
dan pengendalian dilakukan untuk meminimalkan efek ini.
Untuk beternak ayam, perlu diperhatikan bangunan yang akan didirikan yaitu
berupa kandang bagi ayam. Kandang bagi ayam banyak macamnya baik dari jenis
bahannya, konstruksi, letak kandang, tujuan pengusahaan dan lain sebagainya.
Melihat beberapa perkembangan akan ayam yang semakin banyak dalam
pengembanganya. Maka harus diperhatikan mengenai model dan konstruksi kandang
yang akan dibuat guna kenyamanan dan produksi ayam pedaging atau ras petelur.
Ternak unggas merupakan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan
karena produknya quick yielding (cepat menghasilkan) dan mengandung nilai gizi
tinggi. Performans yang baik pada unggas akan tampak apabila faktor genetik dan
lingkungan pemeliharaannya juga baik. Ayam broiler sebagai ayam ras pedaging
pertumbuhannya sangan cepat karena mempunyai kemampuan mengubah makanan
menjadi daging dengan sangat efisien.
Kandang sistem closed housed adalah kandang tertutup yang menjamin
keamanan secara biologi karena kontak dengan organisme lain semakin sedikit.
Dengan pengaturan ventilasi yang baik maka akan lebih sedikit stres yang terjadi
pada ternak. Kandang dengan sistem tersebut diharapkan dapat menyediakan

6
sebanyak-banyaknya oksigen dan mengeluarkan sesegera mungkin gas-gas berbahaya
seperti karbondioksida dan amonia.

Kandang Closed House secara harfiah adalah kandang tertutup. Tetapi, tidak
sekadar itu saja. Kandang closed house ideal dibuat sedemikian rupa sehingga
lingkungan di dalam kandang optimum untuk pertumbuhan ayam. Menurut Boedi
Poerwanto, Deputy Poultry Director PT. Sierad Produce, modifikasi kandang adalah
penting dan bertujuan menyelamatkan peternak. Aplikasi teknologi ini membuat
ayam dan lingkungan nyaman. Apalagi cuaca semakin ekstrim dan lahan peternakan
semakin bersaing dengan pemukiman.

7
II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen perkandangan merupakan salah satu factor penting penentu


keberhasilan dalam usaha pemeliharaan ayam broiler. Hal ini dikarenakan kandang
adalah tempat tinggal ayam dalam melakukan semua aktivitas selama hidupnya
(makan, minum dan tumbuh). Kandang yang baik yang sesuai untuk peternakan ayam
harus terletak di lokasi yang lebih tinggi dari tempat sekitarnya, arah kandang
menghadap ke barat-timur, dan dipisahkan dari percampuran orang, predator maupun
unggas lain (Martono, 1996).
Keberhasilan dalam beternak ayam, ditentukan oleh tiga unsur utama yaitu
manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (bibit) dan feeding (pakan).
Manajemen merupakan kegiatan mulai dari perencanaan kandang hingga pemotongan
ayam. Salah satu bentuk manajemen kandang adalah pembuatan closed house yang
dikendalikan untuk mencapai kondisi lingkungan yang optimal (Amrullah 2003).

Temperatur yang terlalu panas atau terlalu dingin akan berakibat kurang baik
pada ayam. Temperatur yang terlalu panas akan menyebabkan ayam kurang makan
dan banyak minum. Temperatur yang terlalu dingin menyebabkan ayam berhimpitan
mendekati panas. Hal ini dapat menyebabkan kematian. Selain itu, karena terlalu
dekat dengan pemanas maka dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi sehingga
pertumbuhan dapat terganggu. (Anton,1993)
Temperatur dan kelembaban kandang yang tinggi berpengaruh pada
penampilan ayam. Tingginya kelembaban akan menurunkan efektivitas. Pengeluaran
panas secara evaporasi baik melalui kulit maupun respirasi, sebaliknya temperature
yang tinggi akan menyebabkan meningkatnya evaporasi. Pada saat temperatur

8
lingkungan mendekati atau sama dengan temperatur tubuh ayam maka panas di dalam
kandang akan sulit dikeluarkan (Erast,1995).

Closed house merupakan suatu rancangan kandang ayam yang tidak


terpengaruh lingkungan dari luar kandang atau meminimalisasi gangguan dari luar.
Sistem kandang tertutup memiliki keunggulan yaitu memudahkan pengawasan, dapat
diatur suhu dan kelembabannya, memiliki pengaturan cahaya, dan mempunyai
ventilasi yang baik serta penyebab penyakit (Lacy, 2001).

Kontruksi kandang yang baik meliputi ventilasi, dinding kandang, atap


kandang dan lantai kandang. Dengan demikian kandang harus memenuhi segala
persyaratan yang dapat menjamin kesehatan serta pertumbuhan yang baik meliputi
ventilasi, dinding kandang, lantai kandang, atap kandang dan bahan bangunan
kandang (Priyanto, 2000).

Kontruksi ataupun bahan yang dipasang sebagai atap perlu dipilih dari jenis
yang ringan, tahan panas, tidak menyerap atau penghantar panas (Priyatno,
1999).Kristanto dkk (2011) yang menyatakan zincalume adalah baja lapis yang
mengandung logam campuran, keunggulan produk yaitu kuat (karena mengandung
baja), memberikan perlindungan dari korosi dan tahan terhadap temperatur tinggi.

Priyatno (1999) yang menyatakan bahwa dinding memiliki fungsi sebagai


pelindung dan penghalang dari ancaman luar kandang. Sudaryani dan Santosa (2004)
menyatakan bahwa tolak ukur dinding dapat dikatakan baik apabila pada kandang
close house dapat menjamin tidak ada udara yang keluar masuk dari dinding.

Litter merupakan alas lantai kandang yang berfungsi untuk menampung dan
menyerap air dari feses, meminimalkan terjadinya lepuh dada dan kaki serta menjaga
kehangatan kandang (Sudrajad, 2003). Menurut pendapat Aviagen (2013) bahwa
ketebalan litter 8 - 10 cm mampu menurunkan suhu ketika temperatur mencapai 28 –
30ºc.

Ventilasi adalah jalan keluar masuknya udara sehingga udara segar dari luar
dapat masuk untuk menggantikan udara yang kotor dari dalam kandang. Sistem

9
ventilasi yang digunakan perusahaan menggunakan cooling pad dan exhaust fan.
Cooling padmengalirkan udara segar yang dibutuhkan ke dalam kandang dan exhaust
fan mengeluarkan udara kotor ke luar kandang (Priyatno,2002)

Rahayu dkk (2011) bahwa penggunaan colling pad dan kipas yaitu udara di
dalam kandang bisa dikontrol melalui tenaga listrik. Suhu didalam kandang terasa
nyaman sesui dengan kebutuhan ayam. Kartasudjana dan Suprijatna (2010)
menyatakan bahwa kandang dengan dua sisi tertutup dengan menggunakan exhaust
fan dan colling pad berfungsi untuk mengatur kecepatan angin serta temperatur di
dalam kandang.

Nipple adalah tempat minum otomatis yang digunakan di kandang closehouse


khususnya breeding, bentuknya memanjang seperti pipa lalu air akan keluar dari pipa
menjulur yang disentuhparuh ayam. Kelemahan menggunakan nipple, memerlukan
investasi yang tinggi dan perawatan yang baik, selain itu diperlukan pengamatan
secara teliti untuk memastikan nipple berfungsi dengan baik (Tamalludin, 2012).

Aviagen (2013) menyatakan bahwa ketinggian nipple harus menyesuaikan


ketinggian dan umur ayam. Tamalludin (2012) juga menambahkan bahwa nipple
harus disesuaikan dengan tinggi badan ayam, harus diupayakan agar menghadap ke
atas tidak membungkuk dan kaki harus rata dengan litter.

Pemberian cahaya terus menerus selama 24 jam akan meningkatkan tingkah


laku waktu makan dan minum serta aktivitas lainya khususnya di malam hari,
sehingga meningkatkan pertambahan bobot badan pada ternak. (Sulistyoningsih,
2004). Fadilah (2005) menyatakan bahwa karena intensitas dan kontinuitas cahaya
lampu harus dijaga, dan lampu harus selalu dicek sehingga tidak ada ayam yang mati.

10
III HASIL KEGIATAN

Pada laporan kali ini akan dibahas bagaimana pentingnya manajemen


pemeliharaan ternak unggas guna untuk memperoleh hasil produksi yang maksimal,
manajemen pemeliharaan penting untuk diperhatikan karena akan menentukan hasil
yang didapat nantinya. Salah satu manajemen yang akan dibahas kali ini yaitu tentang
perkandangan ternak unggas, menurut pendapat Martono (1996) menyatakan bahwa
manajemen perkandangan merupakan salah satu factor penting penentu keberhasilan
dalam usaha pemeliharaan ayam broiler. Hal ini dikarenakan kandang adalah tempat
tinggal ayam dalam melakukan semua aktivitas selama hidupnya (makan, minum dan
tumbuh). Kandang yang baik yang sesuai untuk peternakan ayam harus terletak di
lokasi yang lebih tinggi dari tempat sekitarnya, arah kandang menghadap ke barat-
timur, dan dipisahkan dari percampuran orang, predator maupun unggas lain.

Pada manajemen perkandangan unggas harus sangat diperhatikan dari suasana


yang diberikan didalam kandang untuk membuat ternak nyaman dan akan
menghasilkan produksi yang optimal, untuk mendapatkan hal tersebut di gunakanlah
manajemen kandang berupa closed house. Menurut pendapat . Amrullah (2003) salah
satu bentuk manajemen kandang adalah pembuatan closed house yang dikendalikan
untuk mencapai kondisi lingkungan yang optimal.

Menurut pendapat dari Erast (1995) temperatur dan kelembaban kandang


yang tinggi berpengaruh pada penampilan ayam. Tingginya kelembaban akan
menurunkan efektivitas. Pengeluaran panas secara evaporasi baik melalui kulit
maupun respirasi, sebaliknya temperature yang tinggi akan menyebabkan

11
meningkatnya evaporasi. Pada saat temperatur lingkungan mendekati atau sama
dengan temperatur tubuh ayam maka panas di dalam kandang akan sulit dikeluarkan.
Oleh karena itu manajemen perkandangan yang baik harus dapat mengatur
temperature dan kelembaban yang ada didalam kandang untuk mencegah timbulnya
kematian pada unggas. Hal ini juga didukung oleh pendapat dari Lacy (2001) yang
menyatakan bahwa closed house merupakan suatu rancangan kandang ayam yang
tidak terpengaruh lingkungan dari luar kandang atau meminimalisasi gangguan dari
luar. Sistem kandang tertutup memiliki keunggulan yaitu memudahkan pengawasan,
dapat diatur suhu dan kelembabannya, memiliki pengaturan cahaya, dan mempunyai
ventilasi yang baik serta penyebab penyakit.

Pada video pertama yang telah ditampilkan menunjukan bagaiamana


konstruksi kandang dan alat alat yang digunakan dalam perkandangan closed house
tersebut. Kandang closed house yang yang baik harus memiliki konstruksi bangunan
yang dapat menjamin Kesehatan dari ternak yang dipelihara, hal ini sesuai dengan
pendapat Priyanto (2000) kontruksi kandang yang baik meliputi ventilasi, dinding
kandang, atap kandang dan lantai kandang. Dengan demikian kandang harus
memenuhi segala persyaratan yang dapat menjamin kesehatan serta pertumbuhan
yang baik meliputi ventilasi, dinding kandang, lantai kandang, atap kandang dan
bahan bangunan kandang.

Atap kandang pada perkandangan closed house harus diperhatikan bahannya


yang menyerap panas atau memantulkan panas dari luar, atap yang baik yaitu harus
memiliki sifat yang tidak menyerap panas. Hal ini sesuai menuru pendapat Priyatno
(1999) Kontruksi ataupun bahan yang dipasang sebagai atap perlu dipilih dari jenis
yang ringan, tahan panas, tidak menyerap atau penghantar panas. Bahan yang baik
untuk atap kandang yaitu menurut pendapat Kristanto dkk (2011) zincalume adalah
baja lapis yang mengandung logam campuran, keunggulan produk yaitu kuat (karena
mengandung baja), memberikan perlindungan dari korosi dan tahan terhadap
temperatur tinggi.

12
Dinding memiliki fungsi sebagai pelindung ternak dari gangguan yang ada
diluar kandang, menurut Priyatno (1999) yang menyatakan bahwa dinding memiliki
fungsi sebagai pelindung dan penghalang dari ancaman luar kandang. Dinding
kandang yang baik menurut Sudaryani dan Santosa (2004) menyatakan bahwa tolak
ukur dinding dapat dikatakan baik apabila pada kandang close house dapat menjamin
tidak ada udara yang keluar masuk dari dinding.

Lantai pada kandang closed house yang baik yaitu menggunakan lantai litter
yang dapat berupa sekam dan serbuk gergaji yang berguna untuk menyerap air dari
ekskreta. Menurut pendapat Sudrajad (2003) litter merupakan alas lantai kandang
yang berfungsi untuk menampung dan menyerap air dari feses, meminimalkan
terjadinya lepuh dada dan kaki serta menjaga kehangatan kandang. Menurut pendapat
Aviagen (2013) bahwa ketebalan litter 8 - 10 cm mampu menurunkan suhu ketika
temperatur mencapai 28 – 30ºc.

Pada video kedua yaitu menunjukan bagaiman manajemen pemberian pakan


pada unggas di dalam kandang closed house. Pada manajemen pemberian pakan di
kandang closed house tersebut menggunakan sistem otomatis dengan alat yang
dinamakan feeder trought atau tempat pakan yang memanjang dengan dilengkapi rel
untuk mengalirkan pakan dari sisi satu ke sisi lainnya sehingga dapat didistribusikan
ke seluruh ternak, pada video tersebut juga terdapat sistem pemberian pakan dengan
cara menyembukan pakan dari atas dengan tekanan tinggi sehingga pakan akan
tersebar di permukaan lantai yang gunakanya untuk meningkatkan kesuburan ternak
dan kesejahteraan bagi ternak agar tetep berasa seperti di habibatnya.

Pada video yang ketiga yaitu menampilkan bagaimana proses manajemen


closed house untuk ayam petelur. Konsep dari kandang tertutup untuk ayam petelur
ini sama saja dengan kandang tertutup untuk ayam pedaging yaitu dapat mengontrol
iklim mikro yang ada didalam kandang agar ayam dapat mendapatkan kondisi
lingkungan yang nyaman. Perbedaan pada kandang ayam petelur dan kandang ayam
pedaging dengan sistem closed house ini yaitu pada ayam petelur menggunakan
sistem cage atau baterai, yaitu ayam ditempatkan di sangkar yang dapat diisi ayam

13
didalamnya yang berguna untuk meminimalisir pergerkan ayam agar energi yang
dikeluarkan sedikit sehingga pakan yang dikonsumsi akan lebih dipergunakan untuk
meproduksi telur.

Pada sistem pemberian pakan di kandang closed house ayam petelur ini
menggunakan hopper atau penampung pakan sementara yang dapat menampung
hingga 100 kg dan nantinya pakan akan didistribusikan ke pan feeder dengan
dijalankan menggunkan rel dari ujung ke ujung. Untuk pemberian air minum pada
video menggunakan nipple, menurut Tamalludin, (2012) nipple adalah tempat minum
otomatis yang digunakan di kandang closehouse khususnya breeding, bentuknya
memanjang seperti pipa lalu air akan keluar dari pipa menjulur yang disentuhparuh
ayam.

Pada majamen sanitasi untuk manure dari ayam petelur pada video tersebur
menggunakan sistem automatic manure dropping yang sistem kerjanya yaitu dibawah
baterai yang terisi ayam terdapat belt yang dapat berjalan dari ujung ke ujung untuk
mengumpulkan manure ke satu tempat, hal ini berguna untuk menajga kebersihan
kandang karena tidak ada k ekskreta yang menumpuk didalam kandang dan akan
memudahkan pekerja untuk mengumpulkan kotoran ayam tersebut. Pada
pengumpulan telur juga memiliki sistem yang sama yaitu menggunakan belt yang
berjalan dari ujung ke ujung untuk membawa telur yang ada ditengan kandang utnuk
dikumpulkan di ujung kandang.

Pada video yang terakhir yaitu menunjukan berbagai alat yang diperlukan
untuk kandang closed house yang terdiri dari tempat pakan otomatis, nipple, exhaust
fan, colling pad, hand winch, dan heater. Pada pemberian pakan pada ayam broiler
diusahkan utnuk selalu tersedia sehingga Ketika mengggunkan tempat pakan otomatis
atau pan feeder system ini akan memudahkan karena pakan akan terus dipasok
melalui pipa dari ujung ke ujung kandang. pada pemberian minum menggunakan
nipple yang menurut Tamalludin (2012) nipple adalah tempat minum otomatis yang
digunakan di kandang closehouse, namun ada kelemahan menggunakan nipple,
memerlukan investasi yang tinggi dan perawatan yang baik, selain itu diperlukan

14
pengamatan secara teliti untuk memastikan nipple berfungsi dengan baik. Menurut
pendapat Aviagen (2013) menyatakan bahwa ketinggian nipple harus menyesuaikan
ketinggian dan umur ayam. Tamalludin (2012) juga menambahkan bahwa nipple
harus disesuaikan dengan tinggi badan ayam, harus diupayakan agar menghadap ke
atas tidak membungkuk dan kaki harus rata dengan litter, sehingga untuk
menyesuaikan ketinggian dari nipple tersebut digunakanlah hand winch yaitu untuk
mengatur ketinggian dari nipple dan tempat pakan.

Exhaust fan yaitu kipas yang berguna untuk mengeluarkan udara didalam
kandang melalui ventilasi yang dipasang kipas besar agar dapat digantikan dengan
udara yang segar melalui colling pad, hal ini sesuai menurut Priyatno (2002) Ventilasi
adalah jalan keluar masuknya udara sehingga udara segar dari luar dapat masuk untuk
menggantikan udara yang kotor dari dalam kandang. Sistem ventilasi yang digunakan
perusahaan menggunakan cooling pad dan exhaust fan. Cooling padmengalirkan
udara segar yang dibutuhkan ke dalam kandang dan exhaust fan mengeluarkan udara
kotor ke luar kandang. menurut pendapat Rahayu dkk (2011) bahwa penggunaan
colling pad dan kipas yaitu udara di dalam kandang bisa dikontrol melalui tenaga
listrik. Suhu didalam kandang terasa nyaman sesui dengan kebutuhan ayam.
Kartasudjana dan Suprijatna (2010) menyatakan bahwa kandang dengan dua sisi
tertutup dengan menggunakan exhaust fan dan colling pad berfungsi untuk mengatur
kecepatan angin serta temperatur di dalam kandang.

Yang terakhir yaitu pencahayan yang harus diperhatikan karena pemberian


cahaya terus menerus selama 24 jam akan meningkatkan tingkah laku waktu makan
dan minum serta aktivitas lainya khususnya di malam hari, sehingga meningkatkan
pertambahan bobot badan pada ternak. (Sulistyoningsih, 2004). Fadilah (2005)
menyatakan bahwa karena intensitas dan kontinuitas cahaya lampu harus dijaga, dan
lampu harus selalu dicek sehingga tidak ada ayam yang mati.

15
DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, I.K. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunungbudi KPP IPB.
Baranangsiang. Bogor.

Aviagen. 2013. Breeder Management Guide Cobb-vantress. (E-book). Ardana, l. B.


K. 2011. Setrategi pada Peternakan Ayam Broiler. 1 (3):51-59.

Fadilah, R., P. Agustin, A. Sjamsirul dan Eko P. 2007. Sukses Beternak Ayam
Broiler. PT . Agromedia Pustaka. Jakarta.

Kristanto, L., H. Sugiharto, A. D. Atmojo dan L.B.D. Leokito. 2011. Studi reduksi
bunyi pada material insulasi atap zincalum. J. of Architecture and Built
Environment. 38(2) : 101-110.

Lacy,P. M. 2001. Broiler Management, Di dalam Bell D. Donald dan JR Weaver, D.


William, editor. Commercial chicken meat and egg production, di dalam;
Printed in the United States of America. Hal 832--833.

Priyatno, M. A. 1999. Membuat Kandang Ayam. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rahayu, I., T. Sudaryani dan H. Santosa. 2011. Panduan Lengkap Ayam. Penebar
Swadaya, Jakarta.

Santoso, H. dan Sudaryani, T. 2010. Pembesaran Ayam Pedaging Hari Per Hari di
Kandang Panggung Terbuka. Jakarta. Penebar Swadaya

Sudaryani, T. dan H. Santosa. 2003. Pembibitan Ayam Ras. Penebar Swadaya.

Jakarta

16
LAMPIRAN

17
Gambar 1. Kandang closed house broiler

Gambar 2. Kandang closed house layer

18

Anda mungkin juga menyukai