Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL USAHA

BUDIDAYA BURUNG PEDAGING

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

KELOMPOK VI
1. DESSYA MULIA (12/7576)
2. FERRY TRIYANTO (16/7581)
3. KEVIN JERRYKENT (27/7592)
4. MARCELLINE ANGELICA (30/7595)
5. MICHELLE (33/7598)
6. SAMUEL VENESSA (38/7603)
7. YUDHI JOHANSEN (46/7611)

BIDANG STUDI : PRAKARYA/KEWIRAUSAHAAN


GURU BIDANG STUDI : JUNANDO PANDIANGAN

SMA SUTOMO 2 MEDAN


T.P 2021/2022
KATA PENGANTAR

Salam sejahtera,

Segala puji kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kami kemudahan dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan
pertolongan-Nya, kami tidak akan mampu menyelesaikan proposal ini dengan baik.
Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga
Proposal Usaha Budidaya Burung Pedaging ini dapat diselesaikan. Proposal ini disusun
guna memenuhi tugas mata pelajaran Prakarya. Kami menyadari proposal ini masih
perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan. Kami terbuka
terhadap kritik dan saran pembaca agar proposal ini dapat lebih baik. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada proposal ini, baik terkait penulisan ma upun konten,
kami mohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga proposal ini dapat
bermanfaat.

Medan, 24 Maret 2022

Kelompok VI

1
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar............................................................................... 1
Daftar Isi......................................................................................... 2
Bab I Pendahuluan......................................................................... 3
1.1 Latar Belakang....................................................................... 3
1.2 Tujuan.................................................................................... 3
1.3 Peluang Usaha....................................................................... 4
Bab II Analisis Biaya..................................................................... 5
2.1 Biaya Investasi Alat dan Bahan............................................. 5
2.2 Biaya Tetap (Biaya Operasional per Bulan).......................... 5
2.3 Biaya Tidak Tetap (Biaya Variabel)...................................... 6
2.4 Total Biaya............................................................................. 6
Bab III Pelaksanaan Kegiatan ..................................................... 9
3.1 Penentuan Jenis Burung Pedaging yang Akan Dibudidaya... 9
3.2 Menyiapkan Indukan Betina dan Jantan yang Berkualitas.... 10
3.3 Penentuan Lokasi Budidaya.................................................. 11
3.4 Persiapan Kandang................................................................ 11
3.5 Sanitasi Lingkungan Kandang............................................... 12
3.6 Pemberian Pakan................................................................... 12
3.7 Menjodohkan dan Mengkawinkan Burung Pedaging............ 13
3.8 Pengeraman dan Penetasan Telur.......................................... 13
3.9 Pemeliharaan Piyik................................................................ 13
3.10 Perawatan Burung Pedaging................................................ 14
3.11 Pemeliharaan Burung Pedaging........................................... 14
3.12 Vaksinasi Burung Pedaging................................................. 15
3.13 Panen Burung Pedaging....................................................... 16
Bab IV Rencana Pemasaran Hasil Budidaya.............................. 17
4.1 Gambaran Industri dan Lingkungan Usaha........................... 17
4.2 Strategi Pemasaran................................................................. 17
Bab V Penutup................................................................................ 19
Daftar Pustaka................................................................................ 20

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi di segala sektor telah memacu pula meningkatan
pendapatan masyarakat, baik di kota maupun di pedesaan yang pada
gilirannya akan mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk meningkatkan
gizinya, terutama yang bersumber dari protein hewani yang relatif murah dan
mudah didapat sehingga yang berpendapatan menengah kebawah lebih
banyak mengkonsumsinya dibandingkan dengan daging sapi atau susu.
Burung mempunyai daya tarik khusus bagi manusia karena berbagai alasan
diantaranya adalah burung lebih mudah dilihat dari hewan lain. Burung
memiliki keindahan bentuk dan warna serta cara perkawinan yang menarik.
Beberapa aspek pada burung seperti pola terbang, makanan dan kegiatan
kawin tidak terlalu sulit untuk diamati.
Burung banyak dimanfaatkan atas keindahannya, telur, atau bahkan
dagingnya. Burung pedaging kini sudah lazim didapatkan pada dunia
pemasaran. Salah satu ras dari burung pedaging yang paling umum adalah
burung Merpati/Dara dan burung Puyuh. Kedua burung ini relatif mudah
diternak dan dipelihara. Penggemar daging burung sekarang semakin
banyak, karena rasa dari dagingnya yang sangat lezat. Kebutuhan akan
ketersediaan daging burung ini sangatlah tinggi. Selain rasanya yang
menggoda, daging burung juga memiliki khasiat lain, dimana ia termasuk
sumber protein yang kaya akan Vitamin B kompleks, mulai dari tiamin
(Vitamin B1) hingga kobalamin (Vitamin B12). Tentunya, hal ini akan
sangat bermanfaat terhadap kesehatan tubuh manusia, seperti memperbaiki
jaringan sel, mengurangi risiko penyakit jantung hingga memelihara
kesehatan otak.
Usaha peternakan burung pedaging di Indonesia  cukup dikenal masyarakat.
Saat ini peluang usaha burung pedaging masih sangat besar, baik untuk
pemasaran dalam negeri maupun luar negeri. Peluang / Prospek
pengembangan agribisnis burung pedaging di masa yang akan datang apabila
dilihat dari sisi penawaran (supply side) dan sisi permintaan (demand side)
daging di Indonesia cukup menjanjikan.
1.2 Tujuan

3
Tujuan utama budidaya burung pedaging ini adalah untuk memperoleh
keuntungan dari penjualan dagingnya, yakni melalui pemanfaatan budidaya
semaksimal mungkin sehingga mendapat keuntungan maksimal. Selain
dagingnya, budidaya burung pedaging juga dapat dimanfaatkan bagiannya
yang lain, seperti dapat dijualnya organ tubuhnya yang dapat dimakan,
bulunya untuk hiasan (apabila bagus), telurnya juga dapat dijual atau bisa
dirawat dan ditetaskan menjadi seekor burung yang baru. Selain itu, kotoran
burung juga bisa diolah dan dijadikan pupuk.
Adapula tujuan lain dari budidaya ini selain tujuan utama adalah sebagai
berikut :
 Membuka peluang kerja untuk sebagian orang
 Memenuhi kebutuhan pasar akan telur burung karena permintaan pasar
cukup tinggi
 Untuk menjadikan usaha ini dikenal masyarakat
1.3 Peluang Usaha
Harga burung pedaging mungkin tidak akan terlalu tinggi namun usaha ini
bukan tergantung pada bagus tidaknya burung yang dimiliki. Namun, lebih
kepada hasil daging burung yang dapat diproduksi.
Prospek usaha ternak burung pedaging, seperti Burung Merpati, umumnya
cukup baik apalagi jika dibandingkan dengan usaha ternak unggas lain
seperti ayam atau bebek. Karena masa pemeliharaan ayam Broiler
membutuhkan waktu yang lebih lama daripada merpati yaitu minimal 42 hari
sedangkan merpati cukup 28 hari saja untuk jadi unggas yang siap dipotong.
Hal ini menjadikan burung Merpati sebagai alternatif yang pas untuk di olah
dagingnya.
Umumnya, burung pedaging hanya perlu berumur 2-3 minggu agar menjadi
burung petelur sehingga dapat mempercepat produksi. Selain itu, burung
pedaging, dalam hal ini Merpati, juga lebih tahan terhadap beberapa penyakit
yang banyak menyerang unggas yang mana dapat menghemat pengeluaran.
Maka dari itu, bisa dikatakan peluang dalam membuka usaha burung
pedaging itu cukup prospektif.

4
BAB II
ANALISIS BIAYA
2.1 Biaya Investasi Alat dan Bahan
LAMA
JENIS HARGA TOTAL
PEMAKAIAN
Sewa Lahan Areal Peternakan 5 Tahun Rp 15.000.000,00
Calon Indukkan 40 Pasang 4 Tahun Rp 15.200.000,00
Pembuatan Kandang Indukkan 60x40x50 cm 5 Tahun Rp 5.000.000,00
Pembuatan Kandang Anakan/ Piyik
5 Tahun Rp 28.000.000,00
40x40x50 cm
Mesin Pencabut Bulu Burung 5 Tahun Rp 1.000.000,00
Pompa Air dan Instalasi Pipa 5 Tahun Rp 1.500.000,00
Peralatan Pemanas Suhu/ Lampu Pijar Untuk
3 Tahun Rp 500.000,00
Pengeraman
Peralatan Sanitasi dan Kebersihan Kandang 5 Tahun Rp 1.500.000,00
Mesin Penggilingan Bahan Baku Pakan 5 Tahun Rp 2.000.000,00
Peralatan Makan dan Minum 5 Tahun Rp 3.000.000,00
Peralatan Tambahan Lainnya 3 Tahun Rp 2.000.000,00
Total Modal Usaha Rp 74.700.000,00

2.2 Biaya Tetap (Biaya Operasional per Bulan)


Biaya tetap adalah biaya perusahaan yang jumlah besarannya tidak ditentukan oleh
volume kegiatan perusahaan, apakah itu terkait produksi maupun dalam penjualan,
biaya tetap ini seperti gaji yang dikeluarkan perusahaan untuk karyawan, pembayaran
bunga, biaya sewa, adanya depresiasi, dan biaya asuransi (fixed cost).
Asumsi Biaya Ternak Burung Merpati :
 Lamanya penggunaan sewa lahan areal peternakan selama waktu 5 tahun atau 60
bulan.
 Lamanya penggunaan calon indukkan selama waktu 4 tahun atau 48 bulan.
 Lamanya penggunaan kandang indukkan selama waktu 5 tahun atau 60 bulan.
 Lamanya penggunaan kendang anakkan/ piyik selama waktu 5 tahun atau 60 bulan.
 Lamanya penggunaan alat untuk mesin pencabut bulu burung selama waktu 5 tahun
atau 60 bulan.
 Lamanya penggunaan alat untuk pompa air dan instalasi pipa selama waktu 5 tahun
atau 60 bulan.
 Lamanya penggunaan alat untuk peralatan pemanas suhu/ lampu pijar untuk
pengeraman selama waktu 3 tahun atau 36 bulan.

5
 Lamanya penggunaan alat untuk peralatan sanitasi dan kebersihan kandang selama
waktu 5 tahun atau 60 bulan.
 Lamanya penggunaan alat untuk mesin penggiling bahan baku pangan selama waktu 5
tahun atau 60 bulan.
 Lamanya penggunaan alat untuk peralatan makan dan minum selama waktu 5 tahun
atau 60 bulan.
 Lamanya penggunaan alat untuk peralatan tambahan lainnya selama waktu 3 tahun
atau 36 bulan.

JENIS PENYUSUTAN PENYUSUTAN TOTAL BIAYA


Penyusutan Sewa Lahan Areal Peternakan 1/60 x Rp 15.000.000,00 Rp 250.000,00
Penyusutan Indukkan 1/48 x Rp 15.200.000,00 Rp 316.667,00
Penyusutan Kandang Indukkan 1/60 x Rp 5.000.000,00 Rp 83.333,00
Penyusutan Kandang Anakan/ Piyik 1/60 x Rp 28.00.000,00 Rp 466.667,00
Penyusutan Mesin Pencabut Bulu Burung 1/60 x Rp 1.000.000,00 Rp 16.667,00
Penyusutan Pompa Air dan Instalasi Pipa 1/60 x Rp 1.500.000,00 Rp 25.000,00
Penyusutan Peralatan Pemanas Suhu/ Lampu
1/36 x Rp 500.000,00 Rp 13.889,00
Pijar
Penyusutan Peralatan Sanitasi dan
1/60 x Rp 1.500.000,00 Rp 25.000,00
Kebersihan Kandang
Penyusutan Mesin Penggilingan Bahan Baku
1/60 x Rp 2.000.000,00 Rp 33.333,00
Pakan
Penyusutan Peralatan Makan dan Minum 1/60 x Rp 3.000.000,00 Rp 50.000,00
Penyusutan Peralat Tambahan Lainnya 1/36 x Rp 2.000.000,00 Rp 55.556,00
Total Biaya Tetap Per Bulan Rp 1.336.111,00

2.3 Biaya Tidak Tetap (Biaya Variabel)


Biaya variabel adalah biaya yang selalu mengalami perubahan yang dikeluarkan
perusahaan/pelaku bisnis. Hal ini dikarenakan adanya perubahan pada jumlah produk
yang akan dibuat/diproduksi oleh perusahaan tersebut.
HARGA HARGA
PERALATAN JUMLAH
SATUAN TOTAL
1125 kg/bulan untuk 1500 ekor
Pakan Rp 7.000,00 Rp 7.875.000,00
(1 ekor = 25gr/hari)
Air Minum Rp 300.000,00 1 Rp 300.000,00
Obat-obatan, Vitamin,
Rp 450.000,00 1 Rp 450.000,00
dan Vaksinasi
Listrik Rp 500.000,00 1 Rp 500.000,00
Gaji Karyawan Rp 3.000.000,00 1 Rp 3.000.000,00
Pembelian Anakan/ Piyik Rp 3.500,00 1500 Rp 5.250.000,00
Transport/ BBM Rp 300.000,00 1 Rp 300.000,00
Lain-lain Rp 300.000,00 1 Rp 300.000,00
Total Biaya Variabel Rp 17.675.000,00

2.4 Total Biaya


 Biaya Deplesi atau Amortasi Anakan/ Piyik

6
Asumsi Deplesi =2%
Total Piyik yang Dipelihara = 1500
Total Biaya Deplesi = 2% x (Biaya Tetap + Biaya Variabel) = Rp 380.222,00
 Total Biaya Usaha
Total Biaya Usaha = Biaya Tetap + Biaya Variabel + Biaya Deplesi
Total Biaya Usaha = Rp 1.336.000,00 + Rp 17.675.000,00 + Rp 380.222,00
Total Biaya Usaha = Rp 19.391.333,00

 Pendapatan Usaha
Total Burung yang Hidup = Total Burung – Deplesi
= 1500 – (2% x 1500) = 1470 ekor

Pendapatan Penjualan Burung Hidup = 750 ekor x 0,75 kg = 562 kg


Harga Satuan Burung Hidup = Rp 25.000,00
Pendapatan Penjualan Burung Hidup = Rp 25.000 x 562 kg = Rp 14.050.000,00

Pendapatan Penjualan Karkas Burung = 720 ekor x 0,5 kg = 360 kg


Harga Satuan Karkas Burung = Rp 30.000,00
Pendapatan Penjualan Karkas Burung = Rp 30.000 x 360 kg = Rp 10.800.000,00

Pendapatan Penjualan Kotoran Burung yang Dijadikan Kompos


= Berat Kotoran Kering = Asumsi 5% dari Total Pakan = 5% x 1125 = 56,25 ≈ 56 kg
Pendapatan Penjualan Kotoran Burung yang Dijadikan Kompos = 56 x Rp 10.000,00
Pendapatan Penjualan Kotoran Burung yang Dijadikan Kompos = Rp 560.000,00

Total Pendapatan = Rp 25.410.000,00

 Laba Usaha
Laba = Pendapatan Usaha – Biaya Usaha – Pajak Usaha (Asumsi 1% Pajak UMKM)
Laba = Rp 25.410.000,00 – Rp 19.391.333,00 – Rp 254.100,00
Laba = Rp 5.764.567,00

7
 Lama Balik Modal
Lama Balik Modal = Modal Usaha : Laba Usaha
Lama Balik Modal = Rp 74.700.000,00 : Rp 5.764.567,00
Lama Balik Modal = 13 Bulan = 1 Tahun 1 Bulan

8
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Penentuan Jenis Burung Pedaging yang Akan Dibudidaya
Terdapat berbagai jenis hewan yang dapat dikategorikan ke dalam jenis
burung pedaging. Namun, yang paling prospektif dan umum di dunia
pemasaran itu merupakan jenis burung pedaging dari ras Merpati/Dara dan
Puyuh.
a. Merpati
Ras burung Merpati sendiri juga dapat dikelompokkan menjadi beberapa
spesies :
RAS MERPATI BOBOT (gram)
Pomerian Crooper 624 – 734
Polish Lynx ±600
Lahore 480 – 510
English Terrier 570 – 660
Florentine 500 – 800
Carneu 660 – 740
Swiss Mondaine 840 – 900
French Mondaine 780 – 900
King 850 – 1000

Di kalang mayoritas penduduk di Indonesia, ras burung Merpati yang


dibudidayakan sebagai burung pedaging ialah burung Merpati ras King, yang
dimana termasuk merpati pedaging yang terbaik, karena mempunyai daging
dada yang tebal.
Merpati ini berbeda dengan Merpati lokal yang banyak dipelihara warga
Indonesia sebagai burung balap. Burung Merpati lokal memiliki bobot hanya
sekitar 250 – 300 gram, yang dimana terkategorikan terlalu ringan dan
kurang pantas jadi unggas pedaging karena ukurannya yang kekecilan.
b. Puyuh
Berikut adalah beberapa jenis ras burung Puyuh :

9
RAS PUYUH BOBOT (gram)
Puyuh Batu 28 – 40
Puyuh Jepang 120 – 150
Puyuh Pepekoh 30 – 40
Namun, burung puyuh yang paling sering dibudidayakan sebagai burung
pedaging adalah Puyuh Gonggong Jawa dikarenakan ukuran tubuhnya yang
besar dan cepat bertumbuh. Sehingga lebih produktif dimanfaatkan sebagai
burung pedaging.
3.2 Menyiapkan Indukan Betina dan Jantan yang Berkualitas
Untuk mendapatkan hasil ternak yang berkualitas, tentu diperlukan juga
indukan yang berkualitas. Tahap ini dianggap sebagai tahap yang paling
penting dan krusial dalam awal dilakukannya budidaya hewan.
Berikut kriteria indukan betina dan jantan yang berkualitas :
a. Merpati
 Segar, sehat, lincah dan berukuran besar.
 Berusia dikisaran angka 7 bulan keatas (usia ideal indukan yang siap
breeding)
 Bulu yang ada pastikan bagus dengan bagian ujung sayap tidak melor.
 Ketika ditangkap memberikan umpan atau perlawanan yang kuat.
 Tidak disarankan untuk membeli indukan yang berusia tua, sebab usia
akan menunjukkan penurunan kualitas anakan.
Dalam membedakan indukan jantan dan betina relatif mudah, sebab secara
penampakan keduanya akan nampak berbeda dimana indukan jantan akan
memiliki paruh yang tebal, leher besar, membekur dan juga ukuran tubuh
yang lebih besar dari merpati betina.
b. Puyuh
 Agresif dan lincah bergerak.
 Bentuk tubuh terlihat sempurna dan simetris dengan anggota tubuh
yang lengkap.
 Warna bulu cerah dan tidak kusam.
Selain itu, sama halnya dengan Merpati, burung puyuh juga dengan mudah
dapat dibedakan antara burung puyuh jantan dan betina, yaitu :
 Bibit burung puyuh jantan memiliki benjolan tepat di bagian pantat
berbentuk seperti kelereng. Sementara bibit burung puyuh betina tidak
memiliki benjolan apapun.

10
 Bulu dada burung puyuh betina berwarna sawo matang dengan garis
atau bercak hitam, sedangkan burung puyuh jantan tidak bergaris dan
tidak memiliki bercak apapun.
 Burung puyuh jantan terkadang berkokok, sementara betina tidak.
 Bobot dan postur tubuh betina cenderung lebih besar ketimbang jantan.
3.3 Penentuan Lokasi Budidaya
Lokasi yang tidak cocok, akan mempengaruhi perkembangan dan daya hidup
burung pedaging.
Berikut adalah kriteria lokasi yang cocok untuk budidaya burung pedaging :
a. Lokasi kandang jauh dari pemukiman penduduk.
Budidaya hewan ternak dapat menghasilkan polusi lingkungan berupa
kotoran dan suara yang mengganggu setiap harinya. Hal ini dapat
mengakibatkan kenyamanan warga disekitar.
b. Lokasi kandang mudah diakses dalam proses distribusi.
Dengan mudahnya akses distribusi hasil ternak, dapat menghemat waktu dan
biaya transportasi.
c. Lokasi dekat dengan sumber air bersih.
Air bersih memudahkan proses budidaya burung pedaging. Selain itu, proses
pembersihan kandang akan semakin mudah.
d. Lokasi kandang jauh dari resiko bencana alam.
Lokasi kandang harus jauh dari bencana alam, seperti gempa bumi, banjir,
angin puting beliung ataupun yang lainnya.
e. Lokasi kandang jauh dari polusi udara dan kebisingan.
Hal ini agar tidak menimbulkan stress pada burung pedaging. Lokasi yang
cocok untuk budidaya burung pedaging adalah di daerah pedesaan.
3.4 Persiapan Kandang
Disarankan budidaya burung pedaging agar dilakukan didalam kandang
dikarenakan pemeliharaan dan perawatan akan lebih mudah dilakukan dan
proses budidaya akan lebih efektif dilakukan didalam kandang.
Berikut standar pembuatan kandang burung pedaging :
 Ukuran kandang sebaiknya dibuat seluas mungkin sebab burung
pedaging menyukai pola hidup yang berkelompok.

11
 Kandang dapat dibuat seperti kandang ayam dengan ukuran yang luas
dan longgar.
 Tambahkan juga tempat tenggeran di dalam kandang agar burung
pedaging lebih nyaman.
 Berikan juga lapisan pada kandang agar burung tetap merasa hangat di
dalam kandang.
 Kandang ideal memiliki ukuran 50 cm x 40 cm x 35 cm.
 Idealnya satu kandang diisi oleh 4 ekor.
 Kandang dibuat menghadap ke arah timur agar mendapatkan cahaya
yang cukup.
3.5 Sanitasi Lingkungan Kandang
Poin penting dalam budidaya burung pedaging adalah selalu menjaga kondisi
kandang tetap ideal. Kebersihan kandang yang harus diutamakan sebab
kandang yang lembab dapat mendatangkan berbagai jenis penyakit.
3.6 Pemberian Pakan
Pemberian pakan pada burung pedaging dapat berbentuk pelet dengan
ketentuan frekuensi pemberian pellet sebanyak 2 kali sehari, pagi dan sore.
Pemberian pakan pellet pada burung sangat efektif dalam mempercepat
pertumbuhannya dikarenakan semua elemen gizi yang diperlukan terdapat
didalam pakan pellet.
Produksi pakan burung dapat berupa :
a. Bijian
BAHAN BAKU TAKARAN
Jagung 50%
Beras 35%
Jerawut 10%
Kacang-kacangan 5%
b. Kombinasi biji dan pellet
BAHAN BAKU TAKARAN
Butiran Jagung Pecah 50%
Pellet 48%
Tepung Kulit Kerang dan Premix 2%

Pada umumnya, pakan burung pedaging memiliki kandungan gizi :


GIZI PERSENTASE KADAR

12
Protein 14 – 15%
Karbohidrat 60 – 70 %
Lemak 2 – 5%
Serat Kasar Optimal ± 5%

Untuk menghasilkan sepasang induk merpati yang siap bertelur dibutuhkan


26 kg pakan terhitung semenjak burung masih piyik.
3.7 Menjodohkan dan Mengkawinkan Burung Pedaging
a. Tahap Penjodohan
Perjodohan dapat dilakukan dengan menempatkan kedua indukan di dalam
kandang yang sama ataupun didalam kandang yang didekatkan. Setelah
keduanya menunjukkan sikap yang hendak kawin, serta indukkan jantan
sudah tidak galak lagi, maka dapat dilanjutkan ke tahap perkawinan.
b. Tahap Perkawinan
Proses perkawinan dilakukan pada malam hari di dalam kandang dan pada
siang hari, kedua indukan dijemur dalam satu kandang yang berukuran besar.
Saat matahari mulai terik, keduanya dikembalikan kedalam kandang awal
agar pada malam hari kawin kembali.
Proses ini diulangi selama 2-3 hari yang dimana pada waktu ini, burung akan
mulai giring. Perkawinan akan berhasil dengan adanya tanda-tanda indukan
betina akan bertelur.
3.8 Pengeraman dan Penetasan Telur
Indukan umumnya akan menetaskan telur biasanya sebanyak 2 telur dengan
waktu pengeraman hingga menetas biasanya 19-22 hari.
Untuk memperlancar proses pengeraman dan penetasan telur dapat diikuti
prosedur berikut :
• Telur harus ditempatkan ke dalam kandang untuk langsung dierami.
• Siapkan jerami dan masukkan kedalam kandang.
• Buatkan sarang berupa kota kayu atau gerabah yang berbentuk mangkok.
• Masukkan jerami kedalam sangkar agar memudahkan penetasan
• Kandang tidak boleh lembab.
3.9 Pemeliharaan Piyik

13
Pemeliharaan piyik yang benar dan tepat akan menambahkan peluang piyik
untuk bertahan hidup dan berkembang pesat.
Berikut adalah prosedur yang tepat dalam pemeliharaan piyik :

a. Jangan paksakan untuk memisahkan piyik dari induknya.


Banyak peternak yang melakukam hal ini agar indukan betina dapat cepat
bertelur. Namun, hal ini malah berbahaya dan akan dapat membuat anakan
piyik menjadi stress karena kehilangan perlindungan induknya dan akan
meningkatkan resiko serangan bakteri pada piyik sehingga menyebabkan
piyik sakit dan bisa saja mengalami kematian.
b. Piyik sebaiknya dipisah minimal setelah berusia 1 bulan.
c. Pisahkan piyik pada kandang yang terpisah dengan indukan terutama
indukan jantan.
Jika dicampur maka akan bisa menyebabkan keduanya bertengkar dan
pastinya piyik akan kalah.
d. Apabila piyik ingin dicampurkan maka sebaiknya campurkan dengan
indukan betina
Hal ini akan membantu piyik untuk tumbuh lebih optimal.
e. Berikan pakan yang sesuai dengan ukuran tubuh dan kebutuhan.
f. Pada umur 7-9 bulan, anakan tadi sudah dapat dijual dan dikonsumsi.
3.10 Perawatan Burung Pedaging
Perawatan yang efektif dapat membantu meningkatkan kualitas dari burung
pedaging. Berikut beberapa perawatan yang dapat dilakukan :
 Pastikan membiarkan burung terbang bebas dan leluasa.
 Mengurus kandang dan menyediakan makan serta minum secara tepat
dan periodik.
 Membersihkan kandang secara rutin
 Mengganti air minum dengan rutin untuk memastikan tidak adanya
jentik nyamuk maupun bakteri dalam minuman tersebut.
 Umumnya, pemberian makan pada burung pedaging usia dewasa
sebanyak 80 gram/hari (per ekor), sedangkan untuk usia muda
sebanyak 50 gram.
3.11 Pemeliharaan Burung Pedaging

14
Kelancaran budidaya burung pedaging dapat dibantu dengan metode
pemeliharaan yang tepat. Berikut beberapa metode pemeliharaan burung
pedaging :

• Metode Umbaran (Lepas Kandang)


Dilakukan dengan cara membiarkan beberapa pasang burung
pedaging berkeliaran di pekarangan rumah. Namun pastikan tetap membuat
kandang.
Kelebihan : burung akan lebih sehat karena terbang bebas.
• Metode Sistem Kurung
Pada metode ini, burung pedaging tidak dibiarkan untuk keluar atau
lepas dari kandang. Pastikan kandang yang dibuat memiliki ukuran yang
besar agar mampu dengan leluasa berekspresi.
Kelebihan : operasional pemeliharaan akan lebih rapi dan teratur.
Kekurangan : kurangnya sosialisasi antar burung.
• Metode Sistem Battery
Pastikan untuk menjadikan satu pasang burung ke dalam kandang yang
menggunakan sistem battery. Ukuran yang ideal untuk membuat kandang ini
yaitu 75 cm x 50 cm x 50cm.
Kelebihan :
 Metode ini sangat cocok untuk peternakan skala besar
 Keamanan dan juga produktivitas akan lebih terjamin
3.12 Vaksinasi Burung Pedaging
Kesehatan burung sangat menentukan kualitas dari produk. Maka dari itu,
perlu dilaksanakan vaksinasi pada burung secara periodic dan rutin untuk
mencegah burung terjangkit penyakit dan bisa bertahan hingga masa panen.
Berikut jenis penyakit yang pada umumnya menyerang burung pedaging :
1. New Castle Disease (ND)
Penyebab : Virus
Jenis Vaksin : ND LIVE atau ND KILL

15
2. Avian Influenza (AI)
Penyebab : Virus
Jenis Vaksin : AI LIVE atau AI KILL
3. Necrotic Enteritis (NE)
Penyebab : Bakteri
Jenis Treatment/Pengobatan :
a. Anti Biotik, contoh : Neo Meditril selama 5 hari
b. Treatment Supportive, contoh : Multivitamin
Terjangkitnya penyakit pada burung pada umumnya bisa disebabkan oleh
“stress/depresi” yang menyebabkan MAB/Maternal Antibodi menurun
sehingga menyebabkan penyakit mudah menyerang ternak.
Berikut beberapa faktor yang menyebabkan stress pada hewan ternak :
a. Faktor Manajemen
o Density / Kepadatan Kandang
o Biosecurity (upaya mencegah kuman penyakit tidak masuk ke
peternakan)
o Pakan
o dll.
b. Faktor Eksternal / Lingkungan :
o Suhu
o Cuaca
o Kelembapan
o dll.
3.13 Panen Burung Pedaging
Setelah melakukan semua persiapan serta perawatan yang baik, sekarang tiba
saatnya masa panen. Umumnya, burung pedaging bisa dipanen setelah
memasuki usia sekitar 2 bulan untuk dijadikan sebagai burung potong.

16
BAB IV
RENCANA PEMASARAN HASIL BUDIDAYA
4.1 Gambaran Industri dan Lingkungan Usaha
Daging burung merupakan komoditi ekspor yang dapat memberikan
keuntungan besar, kebutuhan akan daging burung di pasar tradisional
lumayan besar, dan masih seimbang dengan ketersediaan yang ada. Bahkan
hingga saat ini budidaya burung pedaging masih merupakan komoditi yang
menjanjikan untuk di kembangkan secara intensif.
4.2 Strategi Pemasaran
Rencana harga yang akan kami tawarkan mengacu pada penghasilan rata rata
masyarakat. Tujuannya agar harga yang akan ditawarkan tidak terlalu
membebankan masyarakat untuk membeli daging dari usaha kami. Strategi
pemasaran merupakan salah satu langkah yang dilakukan memperlancar
pemasaran dan memuaskan konsumen.
Strategi pemasaran ada 4, yaitu :
• Strategi Produk
Dalam hal ini, produk dapat berupa daging, dan yang tak kalah pentingnya
bagi kami untuk memenuhi kepuasan konsumen adalah melihat mutu dan
manfaat produk. Target utama yang kami tuju untuk memperlancar usaha ini
adalah pasar. Di dalam pasar, banyak sekali pemasuk daging yang mampu
secara kontinu membeli daging dengan harga yang sesuai.
• Harga
Harga yang di tetapkan stabil dan bersaing dengan produsen daging lainnya,
jika harga terlalu tinggi akan mengurungkan niat pembeli, sebaliknya harga
yang terlalu rendah di khawatirkan tidak dapat memenuhi biaya produksi.
Pemberian diskon setiap pembelian dalam jumlah tertentu juga dapat
menarik pembeli. Harga untuk produk ini akan kami tentukan berdasarkan

17
harga di pasaran pada umumnya, dimana harga akan lebih murah sedikit dari
harga umumnya, yakni seharga Rp 30 .000,00 per ekor.
• Tempat
Tidak kalah pentingnya dengan kualifikasi produk dan harga, tempat dan
pasar juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemasaran. Penentuan
pasar harus didasarkan dengan kemudahan akses produk oleh konsumen.

• Promosi
Terdapat berbagai macam metode promosi yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan pemasaran produk. Metode ini bisa berupa :
o Penjualan langsung di pasar secara offline
o Pemasangan iklan di media sosial
o Pemberian promosi pada media percetakan, seperti koran
o Dikarenakan harga saing pada burung pedaging ini sangat ketat , maka
penting bagi kami untuk selalu menjaga relasi dan komunikasi terhadap
konsumen yang telah menaruh kepercayaannya .

18
BAB V
PENUTUP
Demikian proposal ini disusun dalam berdasarkan penelitian yang dilakukan
melalui literasi mengenai Usaha Budidaya Burung Pedaging serta dalam
rangka sebagai acuan bagi kelompok VI dalam melakukan operasional
bisnis. Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil melalui proposal
ini, yaitu :
1. Peluang wirausaha di bidang budidaya burung pedaging sangat besar
karena daging adalah pangan pokok sebagai salah sumber utama
protein dan lemak hewani bagi masyarakat.
2. Beternak burung Puyuh sangat cocok untuk usaha kecil, menengah
hingga peternak besar dan hasilnya untuk para peternak dapat
mencukupi kebutuhan dapur, dalam penjualan telur maupun dagingnya.
3. Beternak burung merpati bukan hanya sebagai bahan pangan tetapi
menjadi komoditas burung hias juga.
4. Agar burung pedaging yang dipelihara bisa dipanen pada waktu harga
jual yang bagus, maka waktu memulai budidaya ternak unggas tersebut
perlu diperhatikan.
5. Kondisi lingkungan seperti kondisi kandang, cuaca, dan makanan
unggas sangat berpengaruh pada produksi yang akan diperoleh.
6. Peluang usaha budidaya burung pedaging ini cukup tinggi untuk
dikembangkan dan minim resiko jika pemeliharaannya baik.

19
DAFTAR PUSTAKA
https://www.pertanianku.com/prospek-bisnis-merpati-potong-yang-menguntungkan/
https://www.pinhome.id/blog/analisa-dan-cara-ternak-merpati-untuk-pemula-agar-sukses/
#Peluang_Usaha_Ternak_Merpati
https://www.supplierjualdaging.web.id/2020/04/peluang-usaha-burung-dara-merpati.html?m=1
http://www.agrowindo.com/peluang-usaha-ternak-burung-merpati-dan-analisa-usahanya.htm
https://www.pinhome.id/blog/analisa-dan-cara-ternak-merpati-untuk-pemula-agar-sukses/
#Analisa_dan_Keuntungan_Ternak_Merpati
https://doc.lalacomputer.com/makalah-wirausaha-budidaya-unggas-pedaging/
https://kumpulantugassekolahea.blogspot.com/2018/07/proposal-wirausaha-burung-puyuh.html?m=1
https://123dok.com/document/4zpxw90q-proposal-usaha-puyuh.html
https://daftarhewan.com/merpati-pedaging/#forward
https://ilmubudidaya.com/cara-budidaya-burung-merpati-pedaging/amp
https://dayaternak.com/cara-budidaya-burung-merpati-pedaging/
#2_Memilih_Indukan_yang_Berkualitas
https://rimbakita.com/ternak-puyuh/#:~:text=Pemilihan%20Lokasi%20Ternak%20Puyuh,-Sebelum
%20berniat%20memulai&text=Ada%20beberapa%20ciri%20lokasi%20ternak,udara%20baik%2C
%20dan%20tidak%20banjir.
https://idnmedis.com/burung-dara/amphttps://www.pinhome.id/blog/analisa-dan-cara-ternak-merpati-
untuk-pemula-agar-sukses/#Peluang_Usaha_Ternak_Merpati
https://www.supplierjualdaging.web.id/2020/04/peluang-usaha-burung-dara-merpati.html?m=1
http://www.agrowindo.com/peluang-usaha-ternak-burung-merpati-dan-analisa-usahanya.htm
https://www.pinhome.id/blog/analisa-dan-cara-ternak-merpati-untuk-pemula-agar-sukses/
#Analisa_dan_Keuntungan_Ternak_Merpati
https://doc.lalacomputer.com/makalah-wirausaha-budidaya-unggas-pedaging/
https://kumpulantugassekolahea.blogspot.com/2018/07/proposal-wirausaha-burung-puyuh.html?m=1
https://123dok.com/document/4zpxw90q-proposal-usaha-puyuh.html
https://daftarhewan.com/merpati-pedaging/#forward

20
https://ilmubudidaya.com/cara-budidaya-burung-merpati-pedaging/amp
https://dayaternak.com/cara-budidaya-burung-merpati-pedaging/
#2_Memilih_Indukan_yang_Berkualitas
https://rimbakita.com/ternak-puyuh/#:~:text=Pemilihan%20Lokasi%20Ternak%20Puyuh,-Sebelum
%20berniat%20memulai&text=Ada%20beberapa%20ciri%20lokasi%20ternak,udara%20baik%2C
%20dan%20tidak%20banjir.
https://idnmedis.com/burung-dara/amp

21

Anda mungkin juga menyukai