Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AGROINDUSTRI AYAM POTONG

Nama kelompok:
1. Julian Azhar
2. Heykal Fahri Rusaman
3. Ishak

Fokasi Agribisnis Peternakan (Soppeng)


Fakultas Peternakan Unversitas Hasanudin
2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu
banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, penulis juga merasa sangat
bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun islam. Dengan nikmat
dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang merupakan tugas
mata kuliah aplikasi dasar manajemen usaha peternakan, Mutmainah, S.pt,M.sc. Penulis
sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah agribisnis
peternakan. dan semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan
dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari. Demikian
semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan khususnya bagi
penulis sendiri.

soppeng, 18 september 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 4
B. Pokok Pembahasan ............................................................................................................. 4
1. Apakah yang dimaksud agroindustri .............................................................................. 4
2. Apakah yang dimaksud ayam broiler/ayam potong........................................................ 4
3. Agroindustri ayam potong .............................................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................................................. 4
1. Mengetahui apa yang dimakksud agroindustri ............................................................... 4
2. Mengetahui apa yang dimkasud ayam broiler ................................................................ 4
3. Mengetahui ruang lingkup agroindustri ayam potong .................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 5
A. Agroindustri ........................................................................................................................ 5
B. Ayam Boiler/Ayam Potong ................................................................................................ 7
C. Agroindustri Ayam Potong ................................................................................................. 8
1. Industri Bibit ................................................................................................................. 8
2. Industri Pakan............................................................................................................... 9
3. Industri Penyedia Sarana Produksi .......................................................................... 10
4. Industri Pengolahan.................................................................................................... 10
BAB III KESIMPULAN DAN PENUTUP ............................................................................. 11
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 11
B. Penutup ............................................................................................................................. 11
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 12
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
dalam upaya mewujudkan sektor pertanian yang tangguh, maju dan efisien sehingga
mampu menjadi leading sector dalam pembangunan nasional, harus ditunjang melalui
pengembangan agroindustri, menuju agroindustri yang tangguh, maju serta efisien dan
efektif. Strategi pengembangan agroindustri yang dapat ditempuh harus disesuaikan
dengan karakteristik dan permasalahan agroindustri yang bersangkutan. Prospek yang
menjanjikan dalam usaha industri peternakan unggas berdampak positif terhadap
perkembangan industri yang menunjang peternakan unggas, terutama ayam broiler

B. Pokok Pembahasan
1. Apakah yang dimaksud agroindustri
2. Apakah yang dimaksud ayam broiler/ayam potong
3. Agroindustri ayam potong

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimakksud agroindustri
2. Mengetahui apa yang dimkasud ayam broiler
3. Mengetahui ruang lingkup agroindustri ayam potong
BAB II PEMBAHASAN

A. Agroindustri
Agroindustri berasal dari dua kata agricultural dan industri yang berarti suatu industri
yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya atau suatu industri yang
menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai sarana atau input dalam usaha
pertanian. Definisi agroindustri dapat dijabarkan sebagai kegiatan industri yang
memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang, dan menyediakan peralatan
serta jasa untuk kegiatan tersebut.

Dengan demikian agroindustri meliputi industri pengolahan hasil pertanian, industri


yang memproduksi peralatan dan mesin pertanian, industri input pertanian (pupuk,
pestisida, herbisida dan lain-lain) dan industri jasa sektor pertanian. Apabila dilihat dari
sistem agribisnis, agroindustri merupakan bagian (subsistem) agribisnis yang memproses
dan mentransformasikan bahan bahan hasil pertanian (bahan makanan, kayu dan serat)
menjadi barang-barang setengah jadi yang langsung dapat dikonsumsi dan barang atau
bahan hasil produksi industri yang digunakan dalam proses produksi seperti traktor, pupuk,
pestisida, mesin pertanian dan lain-lain.

Dari batasan di atas, agroindustri merupakan subsektor yang luas yang meliputi industri
hulu sektor pertanian sampai dengan industri hilir. Industri hulu adalah industri yang
memproduksi alat-alat dan mesin pertanian serta industri sarana produksi yang digunakan
dalam proses budidaya pertanian. Sedangkan industri hilir merupakan industri yang
mengolah hasil pertanian menjadi bahan baku atau barang yang siap dikonsumsi atau
merupakan industri pascapanen dan pengolahan hasil pertanian dan peternakan.

Pada masa Orde Baru terjadi pergeseran pola konsumsi masyarakat, dari konsumen
makanan setengah jadi menjadi konsumen makanan jadi. Hal ini bisa dibuktikan dengan
meningkatnya konsumen makanan jadi, dari awal Repelita I sebesar 0,5% menjadi 7,68%
pada akhir Repelita VI. Hal ini semakin memperjelas bahwa industri makanan, nantinya
akan memegang peranan dalam rangka menyediakan makanan bagi rakyat Indonesia. Hal
ini diperkuat dengan meningkatnya partisipasi wanita dalam pasar tenaga kerja yang
menyebabkan kebiasaan makan di luar rumah. meningkat. Bisa dikatakan bahwa pada masa
inilah yang menjadi awal dari kuatnya peranan makanan jadi, yang merupakan hasil dari
agroindustri.
Perkembangan agroindustri dari masa pasca Orde Baru sampai dewasa ini begitu
menggembirakan. Bisa kita lihat di sekitar kita begitu banyak jenis makanan, minuman,
obat obatan, bahkan kosmetik yang merupakan hasil olahan dari berbagai jenis hasil
pertanian. Hal itu dapat terjadi karena semakin dewasa ini, tuntutan hidup semakin
menguat, sehingga memacu kretivitas anak-anak bangsa untuk mengolah sumber daya
alam yang terdapat di negeri ini, khususnya pertanian, dan menghadirkannya kepada
konsumen dengan bentuk yang lebih menarik dan mempunyai manfaat yang lebih optimal
jika dibandingkan dengan hasil pertanian langsung tanpa diolah. Proses pengolahan
tersebut ada yang hanya memerlukan alat-alat sederhana, tetapi ada juga yang memerlukam
mesin-mesin pengolah yang tidak murah harganya dan hanya di tempat tempat khusus yang
menjualnya.

Dari definisi antara agribisnis dan agroindustri dapat dimengerti bahwa agroindustri
merupakan bagian dari sistem agribisnis yang menempati posisi sebagai subsistem
pengolahan hasil pertanian dan peternakan Agroindustri dan agribisnis memiliki beberapa
sisi kesamaan, di antaranya yaitu sebagai berikut:

1. Agroindustri dan agribisnis merupakan usaha yang berorientasi pada profit


atau keuntungan dengan berbasis pada sektor pertanian.
2. Agroindustri dan agribisnis merupakan lahan bisnis yang potensial untuk
menciptakan lapangan pekerjaan baru, menyerap tenaga kerja dalam jumlah
besar baik tenaga kerja terdidik, terlatih maupun tenaga tidak terdidik dan
terlatih, serta meningkatkan pendapatan peternak.
3. Agroindustri dan agribisnis adalah bagian dari sistem perekonomian negara
yang tahan terhadap krisis dan berkontribusi terhadap peningkatan devisa
negara.
4. Agroindustri dan agribisnis menyediakan produk pertanian baik produk siap
pakai maupun produk setengah jadi yang dimanfaatkan sektor industri lain
sebagai bahan baku.

Meskipun demikian, perlu adanya kriteria yang membatasi antara wilayah agroindustri
dan agribisnis agar ada patokan yang dapat digunakan untuk menggolongkan suatu
kegiatan, apakah termasuk agroindustri atau agribisnis. Berikut ini adalah sebagian
perbedaan antara agroindustri dan agribisnis:
1. Ruang lingkup kegiatan agribisnis meliputi seluruh mata rantai usaha
pertanian dari hulu sampai hilir, sedangkan agroindustri merupakan bagian
dari mata rantai tersebut yang berkonsentrasi pada usaha pengolahan hasil
pertanian dan menjembatani antara sektor hulu dan hilir
2. Kegiatan inti agribisnis adalah budidaya pertanian, sedangkan usaha inti
agroindustri adalah sistem pengolahan bahan nabati maupun hewani.
3. Komponen agribisnis mencakup modal, sistem, manajemen dan ekonomi.
Sedangkan komponen agroindustri mencakup sumer daya alam, sumber daya
manusia, peralatan dan jasa.
4. Agibisnis dan agroindustri sama-sama membutuhkan modal untuk mendukung
pelaksanaan kegiatannya, akan tetapi kuantitas modal yang dibutuhkan pada
kegiatan agribisnis jauh lebih besar bila dibandingkan dengan kebutuhan
modal pada agroindustri

B. Ayam Boiler/Ayam Potong


Perkembangan genetika ayam broiler sejalan dengan perbaikan mutu genetik yang
dilakukan oleh para ahli genetik. Para ahli memiliki catatan individu ayam yang merupakan
dasar untuk membentuk strain ayam yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Tujuan
utama beternak ayam broiler adalah memproduksi daging. karena itu, para ahli terus
mengembangkan strain ayam yang menghasilkan produksi daging yang cepat dan tingkat
efisiensi pakan yang tinggi.

Perubahan pada genetik ayam broiler (pedaging) dilakukan dengan cara


memuliabiakkan secara teratur ayam bibit (breed) berbeda yang setiap jenis memiliki
keunggulan sifat seperti pertumbuhan cepat, produksi daging bagian dada tinggi, efisiensi
pakan tinggi, dan tahan terhadap penyakit. Sifat yang unggul ini akan digabungkan menjadi
satu dalam satu galur melalui program seleksi dalam breed dan menyilangkannya

Pakan merupakan faktor paling besar pengaruhnya, baik dari segi biaya maupun
pengaruh terhadap pertambahan bobot badan ayam itu sendiri. Karena itu, pakan disusun
berdasarkan formula yang dihitung secara cermat sehingga pakan yang diberikan memiliki
kandungan zat makanan (nutrien) yang mencukupi kebutuhan ayam sesuai dengan tipe dan
strain ayam yang dibudidayakan

Saat ini, produksi daging ayam broiler menempati urutan pertama sebagai penyumbang
ketersediaan daging tornak asal unggas di Indonesia. Kontribusi daging asal unggas
mengalami peningkatan dari 20 % pada tahun 1970 menjadi 65% pada tahun 2008.
Perkembangan ayam broiler yang menyebar hampir ke seluruh wilayah Indonesia
disebabkan beberapa faktor berikut ini:

1. Ketersedian sarana produksi peternakan (SAPRONAK) yaitu berupa bibit


ayam (DOC), pakan, obat-obatan, dan penunjang lainnya.
2. Ketersediaan pasar yang siap menampung setiap produk yang dihasilkan.
3. Ketersediaan sarana kelembagaan dan informasi yang dibentuk oleh pera pe
aku industri perunggasan maupun pemerintah. Standar manajemen
pemeliharaan yang terus ditingkatkan sehingga tingkal produktivitas terus
meningkat.
4. Keuntungan yang menjanjikan.

Di Indonesia, swasembada daging ayam broi er sudah dimulai pada tahun 1995. Sejak
itu, perkembangan usaha perunggasan terutama ayam broiler terus mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Peningkatan kebutuhan terhadap daging ayam ini sejalan dengan laju
pertambahan jumlah penduduk indonesia.

C. Agroindustri Ayam Potong


1. Industri Bibit
Usaha pembibitan ayam broiler (broiler breeder) merupakan salah satu usaha yang terus
berkembang dari waktu ke waktu, sejalan dengan perkembangan permintaan DOC dan
tingkat kebutuhan daging ayam broiler. Kondisi tersebut disikapi oleh perusahaan
pembibitan ayam broiler, baik PMDN maupun PMA, untuk memperluas wilayah
jangkauan dan kapasitas produksinya. Penambahan kapasitas produksi dijalankan
melalui pembukaan lokasi baru untuk usaha pembibitan ayam broiler (broiler breeder)
maupun dengan mengoptimalkan kapasitas farm yang ada dengan cara alih tehnologi,
seperti mengganti kandang sistem terbuka (open sides house) menjadi kandang sistem
tertutup (closed house).

Beberapa kendala yang selalu dihadapi pelaku industri pembibitan ayam broiler sebagai
berikut:
a. ayam grand arent stok seratus persen masih tergantung paca import dari luar
negeri, sehingga harga DOC parent stok secara langsung akan dipengaruhi oleh
fluktuasi industri peternakan unggas di luar negeri.
b. sampai saat ini penyakit flu burung (avian influenza) belum bisa diatasi secara
tuntas, sehingga usaha pembibitan ayam broller tergolong berisiko tinggi
terpapar penyakit flu burung.
c. belum semua pelaku usaha industri pembibitan ayam broiler melakukan
komunikasi yang solid can transparan, baik di antara para pelaku yang
tergabung dalam suatu wadah keorganisasian atau tidak, maupun antara pelaku
usaha industri pembibitan ayam broiler dengan pihak pemerintah. Karena itu,
sampai saat ini belum tersedia data yang akurat tentang kemampuan daya serap
pasar terhadap produk DOC broiler maupun data yang akurat tentang
banyaknya produksi DOC broiler. Padahal dengan data yang akurat bisa
digunakan untuk membuat perencanaan pengembangan industri pembibitan
ayam broiler ke depannya
d. di Indonesia permintaan DOC masih dipengaruhi oleh budaya, cuaca, dan
tradisi serta acara keagamaan, seperti bulan Suro dalam perhitungan Jawa. bulan
Ramadhan dan Lebaran, bulan-bulan musim penghujan atau kemarau, den
bulan-bulan masuk atau liburnya anak sekolah. Keseimbangan antara
permintaan dengan kemampuan produksi DOC, pada bulan-bulan tersebut
sering tidak seimbang. Contohnya pada bulan Suro, musim penghujan dan bulan
anak masuk sekolah, umumnya permintaan DOC broiler lebih rendah daripada
kemampuan produksi DOC. Kondisi sebaliknya akan terjadi paca bulan-bulan
menjelang Ramadhan, Lebaran, dan liburan anak sekolah. Pada bulan-bulan
tersebut, permintaan DOC jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kapasitas
produksi DOC

2. Industri Pakan
Pakan merupakan komponen terbesar dari industri peternakan ayam broiler yaitu
sekitar 70%. Dengan kata lain, produksi pakan sangat tergantung pada jumlah ayam
broiler yang dipelihara. Jika pemeliharaan ayam broiler turun atau naik, maka secara
otomatis produksi pakan akan naik atau turun.

Pakan merupakan komponen terbesar dari industri peternakan ayam broiler yaitu
sekitar 70%. Dengan kata lain, produksi pakan sangat tergantung pada jumlah ayam
broiler yang dipelihara. Jika pemeliharaan ayam broiler turun atau naik, maka secara
otomatis produksi pakan akan naik atau turun
3. Industri Penyedia Sarana Produksi
Usaha sarana produksi peternakan (sapronak) yaitu suatu usaha yang bergerak di bidang
penyediaan sarana kebutuhan industri peternakan. Dalam kontek ini adalah segala
sesuatu yang diperlukan oleh industri peternakan ayam di luar DOC dan pakan, seperti
peralatan kandang, tempat makan dan minum, peralatan brooding, obat-obatan,
vitamin, dan vaksin. Usaha di bidang ini akan berbanding lurus dengan perkembangan
usaha petemakan ayam. Usaha ini merupakan bagian penunjang calam menjalankan
usaha peternakan ayam broiler

4. Industri Pengolahan
Pada zaman dahulu, penjualan ayam dilakukan berdasarkan ayam utuh atau jika ayam
dijual setelah dipotong, hanya bagian bulu dan darah yang dibuang. Pada saat ini, ayam
potong tidak saja dalam bentuk karkas, tetapi bisa berupa produk yang beraneka ragam
seperti potongan dada, potongan paha, fillet, atau nuget. Perkembangan proses
pengolahan ayam membuat konsumen bisa memilih secara bebas sesuai dengan selera.
Pendistribusian ayam broler juga biasanya akan di kirim ke restoran atau rumah ruamh
makan olahan ayam. Berikut beberapa contoh pengemasan pengolahan ayam broiler:
a. Sosis ayam b. Daging ayam

c. Nugget ayam
BAB III KESIMPULAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan
1. agroindustri dapat dijabarkan sebagai kegiatan industri yang memanfaatkan hasil
pertanian sebagai bahan baku, merancang, dan menyediakan peralatan serta jasa untuk
kegiatan tersebut
2. Tujuan utama beternak ayam broiler adalah memproduksi daging dan Pakan merupakan
faktor paling besar pengaruhnya, baik dari segi biaya maupun pengaruh terhadap
pertambahan bobot badan ayam itu sendiri
3. Agroindustri ayam potong meliputi industri bibit, pakan, pengolahan dan industry
penyedia sarana produksi yang merupakan bagian penunjang calam menjalankan usaha
peternakan ayam broiler

B. Penutup
Alhamdulilah berkat kesempatan yang diberikan, makalah ini dapat terselesaikan sesuai
waktunya. Demikian yang dapat saya sampaikan dan tulisan dalam makalah ini, jika
ada kekurangan maka saya selaku penulis memohon maaf yang sebesar besarnya serta
besar harapan kami untuk mendapatkan saran-saran positif yang bermanfaat demi
mendapatkan pembelajaran dalam penulisan makalah selanjutnya
DAFTAR ISI

Fadilah, roni. (2013). Super lengkap beternak ayam broiler. Jakarta:agromedia Pustaka

Syafruddin, reni fatmasari, khaeriyah darwis. (2021). Ekonomi agroindustri. Jawa tengah:pt
nasya expanding management

Anda mungkin juga menyukai