Anda di halaman 1dari 82

1

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Subsektor hortikultura menempati posisi strategis di dalam pembangunan

sektor pertanian di Indonesia. Kontribusi subsektor hortikultura terhadap

pembangunan sektor pertanian cenderung meningkat salah satunya di Provinsi

Riau. Luasan panen tanaman sayuran kangkung mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun seperti yang terlihat luasan panen tanaman sayuran kangkung di

Provinsi Riau adalah 2.355 Ha (Statistik Pertanian Hortikultura, 2017) yang

tersebar pada beberapa kabupaten/kota yang ada. Luasan panen tanaman

sayuran kangkung menurut kabupaten/kota dapat dilihat di Tabel 1.

Tabel 1. Luas Panen tanaman Sayuran Kangkung Menurut Kabupaten/Kota di


Provinsi Riau, 2017
No Kabupaten/kota Luas Areal/Ha
1 Kabupaten Kuantan Singingi 99
2 Kabupaten Indragiri Hulu 123
3 Kabupaten Indragiri Hilir 157
4 Kabupaten Pelalawan 111
5 Kabupaten Siak 203
6 Kabupaten Kampar 645
7 Kabupaten Rokan Hulu 217
8 Kabupaten Bengkalis 192
9 Kabupaten Rokan Hilir 117
10 Kabupaten Kepulauan Meranti 99
11 Kota Pekanbaru 259
12 Kota Dumai 133
Jumlah 2.355
Sumber:statistik pertanian hortikultura-sayuran dan buah-buahan semusim(SPH-
SBS)

Tabel 1 menyatakan bahwa Kota Pekanbaru merupakan salah satu penghasil

tanaman sayuran kangkung kedua terbesar setelah Kabupaten Kampar. Oleh

karenanya perhatian pemerintah terhadap kelompok tani sangat membantu

kesejahteraan petani hortikultura khususnya petani tanaman sayuran kangkung.


2

Kota pekanbaru terdiri dari 12 kecamatan, menurut Dinas Pertanian Kota

Pekanbaru tahun 2014 dari 12 kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru ada 8

kecamatan yang produktif menghasilkan tanaman sayuran kangkung baik milik

perorangan ataupun kelompok tani. Secara total Kota Pekanbaru memiliki luas

panen tanaman sayuran kangkung seluas 259 Ha.

Salah satu kecamatan yang memiliki luasan panen tanaman sayuran

kangkung terbesar di Kota Pekanbaru yaitu Kecamatan Marpoyan Damai. Pada

Tahun 2012 luasan panen tanaman sayuran kangkung seluas 187 Ha dengan

produksi 1.870 ton. Pada tahun 2013 luasan panen tanaman sayur kangkung

meningkat menjadi seluas 204 Ha dengan produksi 2.0 ton (Dinas pertanian, 2014)

Dilihat dari penggunaan lahan di Kota Pekanbaru, 10,93% dari total lahan

yang dimiliki digunakan sebagai lahan pertanian sayuran, dan sisanya digunakan

untuk yang lainnya. Adapun mengenai luas lahan menurut penggunaannya di Kota

Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Luas lahan menurut penggunaannya di Kota Pekanbaru Tahun 2014


NO Penggunaan Lahan Lus (Ha) Persentase (%)
1 Palawija 1.610,00 8,10
2 Sayuran 2.173,00 10,93
3 Buah-buahan 2.207,91 11,11
4 Tanaman Hias 1,43 0,01
5 Biofarmaka 6,25 0,03
6 Perkebunan Kelapa Sawit 10.928,90 54,99
7 Perkebunan Karet 2.916,75 14,68
8 Perkebunan Coklat 13,00 0,07
9 Perkebunan Kelapa 15,00 0,08

Total 19.872,24 100,00


Sumber: Dinas Pertanian,2015
3

Pemberian lahan oleh Pemerintah kepada Kelompok Tani Prima Jaya di

daerah Kelurahan Perhentian Marpoyan Kecamatan Marpoyan Damai berdampak

positif bagi Kelompok Tani Prima Jaya. Anggota kelompok tani bisa mencukupi

kebutuhannya dengan berusaha tani sayuran seperti kangkung, bayam dan sawi

dengan luas lahan yang diberikan oleh Pemerintah seluas 5 Ha, Masing-masing

kepala keluarga mendapatkan 2.000 m2 untuk dimanfaatkaan sebagai sumber mata

pencaharian. Pengusahaan lahan pertanian khususnya tanaman sayuran juga

berdampak positif karena menciptakan lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat

dari jumlah petani pada persentase tanaman pertanian lainnya sebesar 58,54% dari

total tenaga kerja lainnya yang ada di kelurahan perhentian marpoyan, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kelurahan Perhentian Marpoyan Berdasarkan Jenis


Pekerjaan Tahun 2017
NO Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase(%)
1 Pertanian tanaman pangan - -
2 Perkebunan 72 18,10
3 Perikanan 19 4,77
4 Peternakan 74 18,59
5 Pertanian lainnya 233 58,54
Jumlah 398 100,00
Sumber: Kantor Camat Marpoyan Damai

Dalam pengembangan tanaman hortikultura khususnya tanaman sayur

sebagian besar petani menggunakan pola kelompok tani, dengan terbentuknya

kelompok tani maka akan memudahkan para petani dalam meminta bantuan dana

kepada pemerintah daerah. Dengan terbentuknya kelompok tani juga memudahkan

penyuluh dalam memberikan penyuluhan kepada para petani mengenai bagaimana

dapat meningkatkan hasil taninya guna untuk menyejahterakan kehidupan para

petani.
4

Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan luar sekolah (non formal)

bagi petani dan keluarganya agar berubah sikap dan perilakunya untuk bertani lebih

baik (better farming), berusaha tani lebih baik (better business), hidup lebih

sejahtera (better living), dan bermasyarakat lebih baik (better community) serta

menjaga kelestarian lingkungannya (better environment) (Departemen pertanian,

2009)

Komoditas hortikultura memiliki nilai ekonomi yang tinggi seperti sayuran,

buah-buahan, tanaman hias dan biofarmaka. Pertanian menjadi penarik bagi

pertumbuhan industri hulu dan pendorong pertumbuhan industri hilir yang

kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi nasional cukup besar. Berdasarkan

kondisi tersebut maka sayuran merupakan komoditas yang memiliki prospek yang

cukup menjanjikan.

Produk pertanian umumnya memiliki sifat meruah (voluminous), mudah

rusak (perishable), dan musiman (seasonal). Ketergantungan terhadap iklim

membuat sebagian besar hasil pertanian tidak bisa ditanam dan dipanen sepanjang

tahun. Sifat musiman menyebabkan produk pertanian berlimpah pada suatu musim

sehingga harga jualnya merosot, sedang dimusim lainnya sangat langka sehingga

harganya sangat mahal.

Satu hal yang sangat kritis adalah bahwa meningkatnya produksi pertanian

atau output selama ini belum disertai dengan meningkatnya pendapatan dan

kesejahteraan petani secara signifikan dalam usaha taninya. Petani sebagai unit

agribisnis terkecil belum mampu meraih nilai tambah yang rasional sesuai skala

usaha tani terpadu. Oleh karena itu persoalan membangun kelembagaan di bidang

pertanian yang luas menjadi semakin penting.


5

Kepemilikan lahan pertanian yang dimanfaatkn oleh kelompok tani Prima

Jaya di daerah Kelurahan Perhentian Marpoyan merupakan lahan pemerintah yang

dulunya merupakan lahan yang dimanfaatkan untuk menanam tanaman ekspor

selama 5 tahun, setelah habis kontrak maka lahan itu diserahkan kepada kelompok

tani untuk dimanfaatkan sebagai mata pencaharian. Pemasaran yang dilkukan oleh

kelompok tani adalah dengan menjualnya kepada tengkulak sehingga petani tidak

dapat menentukan harga, tengkulak lah yang menentukan harga. Hal inilah yang

menyebabkan kesejahteraan para petani masih sangat rendah karena petani tidak

dapat menguasai pasar. Pada umumnya pemasaran sayuran kangkung yang

dilakukan kelompok tani Prima Jaya di Kelurahan Perhentian Marpoyan

Kecamatan Marpoyan Damai terdapat dua jenis saluran pemasaran yang dapat

dilihat pada Gambar 1.

Saluran 1

Saluran 2
Kelompok Tani Tengkulak Pasar

Gambar 1. Saluran pemasaran sayuran kangkung kelompok tani Prima Jaya


di Kelurahan Perhentian Marpoyan Kecamatan Marpoyan Damai

berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, khususnya terkait dengan

aspek pemasarn, maka perlu adanya penanganan yang lebih baik dari sistem

pemasaran sayuran yang dilakukkan oleh kelompok tani. Jika petani dapat

menguasai pasar maka akan berdampak positif bagi kesejahteraan petani.


6

1.2 Perumusan Masalah

Pengelolaan pertanian sayuran dengan membentuk kelompok tani relative

berbeda dengan usaha pertanian sayuran secara mandiri. Kelompok tani lebih

mudah dalam melakukan usaha taninya karena sering mendapatkan dana subsidi

dari pemerintah daerah, jika dibandingkan dengan petani mandiri yang sulit

mengajukan permintaan dana subsidi kepada pemerintah.

Pemasaran merupakan bagian terpenting dari usaha tani termasuk usaha tani

sayuran karena pemasaran memberi arti penting dalam penjualan produk yang

dihasilkan oleh petani baik itu kelompok tani maupun petani mandiri. Pemasaran

hasil produksi usaha tani sayuran yang dilakukan oleh kelompok tani Prima Jaya

terkendala pada harga sayur yang tidak menentu karena petani tidak bisa menguasai

pasar dan harga ditentukan oleh para tengkulak. Hal inilah yang menyebabkan

rendahnya kesejahteraan dikalangan petani.

Hasil pra survei di lapangan menunjukkan pemasaran sayuran di Kelurahan

Perhentian Marpoyan, Kecamatan Marpoyan Damai bahwa petani pada umumnya

menjual hasil produksi sayurnya kepada tengkulak. Hanya sedikit sekali yang mau

menjualnya di pasar. Secara teoritis semakin panjang saluran pemasaran akan

cenderung menyebabkan sistem pemasaran yang terbentuk menjadi tidak efisien.

Berdasarkan uraian diatas perumusan masalah yang perlu dipecahkan oleh

situasi ini adalah:

1. Mengetahui potensi wilayah (sosial ekonomi dan budaya) masyarakat

Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru

2. Mengidentifikasi profil petani dari kelompok tani sayuran Prima Jaya

Kelurahan Perhentian Marpoyan Kecamatan Marpoyan Damai


7

3. Mengetahui hubungan antara petani dengan pedagang (hubungan Patron-

Client)

4. sayuran di Kecamatan Marpoyan Damai.

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem

pemasaran sayuran milik kelompok tani Prima Jaya di Kelurahan Perhentian

Marpoyan Kecamatan Marpoyan Damai. Secara spesifik tujuan penelitian ini

adalah untuk:

1. Mengidentifikasi potensi wilayah terutama dalam aspek sosial ekonomi

masyarakat Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru

2. Mengetahui profil kelompok tani sayuran Prima Jaya Kelurahan Perhentian

Marpoyan Kecamatan Marpoyan Damai

3. Mengetahui bagaimana hubungan antara petani dengan lembaga pemasaran

atau pedagang sayuran di Kecamatan Marpoyan Damai.

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai wadah untuk membantu peneliti

mengetahui sampai mana kemampuan yang dimiliki selama mengikuti perkuliahan

dengan cara terjun kelapangan dan secara langsung berinteraksi dengan petani.

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan dapat menjadi

referensi bagi penelitian selanjutnya.


8

II. TINJAUAN PUSTAKA


2. 1 Usaha Tani Tanaman Hortikultura

Kata hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa latin yaitu (hortus) yang

berarti kebun dan colere yang berarti menumbuhkan terutama sekali

mikroorganisme pada suatu medium buatan. Secara harfiah hortikultura berarti

ilmu yang mempelajari pembudidayaan tanaman kebun. Akan tetapi para pakar

mendefinisikan hortikultura sebagai ilmu yang mempelajari budidaya tanaman

sayuran, buah-buahan, bunga-bungaan, dan tanaman hias. Hortikultura merupakan

salah satu sub sektor dalam sektor pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan

karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Indonesia memiliki aneka

produk hortikultura, dengan ragam plasma nutfah dan varietas yang memungkinkan

bagi upaya pengembangan buah, sayuran dan bunga.

Hasil tanaman hortikultura mempunyai sifat khusus antara lain :

1. Mudah atau cepat busuk (perishable), bila disimpan tanpa perlakuan

khusus, misalnya dengan suhu rendah (4°C) atau pelapisan lilin, karena

dipanen dalam bentuk segar. Sejak panen sampai pasar memerlukan

penanganan secara cermat dan efisien karena akan mempengaruhi kualitas

dan harga pasar.

2. Memiliki nilai estetika, jadi harus memenuhi keinginan masyarakat umum.

Keadaan ini sangat sulit karena tergantung pada cuaca, serangan hama dan

penyakit, namun dengan biaya tambahan kesulitan itu dapat diatasi.

3. Produksi umumnya musiman, beberapa diantaranya tidak tersedia

sepanjang tahun.
9

4. Memerlukan volume (ruangan volumenes) yang besar, menyebabkan

ongkos angkut menjadi besar pula dan harga pasar yang tinggi. Harga

produk ditentukan oleh kualitas, bukan kuantitas.

5. Memiliki daerah penanaman (geografi) yang sangat spesifik atau menuntut

agroklimat tertentu.

Tanaman holtikultura memiliki prospek pengembangan yang baik karena

memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan potensi pasar yang terbuka lebar, baik di

dalam negeri maupun di luar negeri. Tanaman Hortikultura pun mampu

meningkatkan apresiasi terhadap berbagi komuditas dan produk berbagi

holtikultura bukan lagi hanya sebagai bahan pangan, tetapi juga terkait dengan

fungsi-fungsi lainya. Secara sederhana fungsi utama tanaman hortikultura dapat

dikelompokkan menjadi 4, yaitu:

1. Fungsi Penyedia Pangan

Sebagai penyedia vitamin, mineral, serat, dan senyawa lainnya untuk

pemenuhan gizi.

2. Fungsi Ekonomi

Umumnya komoditas tanaman hortikultura memiliki nilai ekonomi, yang

tinggi menjadi sumber pendapat petani, pedagang, kalangan industri, dan

lain-lain. Total volume ekspor komoditas hortikultura pada tahun 2004

mencapai 344,1 ribu ton atau meningkat sebesar 1,2% dibandingkan volume

ekspor tahun sebelumnya. Peningkatan volume ekspor ini disebabkan

terutama oleh meningkatnya volume ekspor buah-buahan sebesar 10,8%.

Namun, peningkatan volume ekspor tidak diiringi dengan peningkatan

nilainya. Total nilai ekspor komoditas hortikultura pada tahun 2004


10

menurun sebesar 3,6% dibanding tahun 2003 yang disebabkan oleh

menurunnya nilai ekspor buah-buahan. Dari total nilai ekspor tersebut, nilai

ekspor buah-buahan memiliki kontribusi tertinggi sekitar 61,3% dan diikuti

dengan sayuran dan tanaman hias yang masing-masing sebesar 29,7% dan

7,2%.

3. Fungsi Kesehatan

Hal ini di tunjukkan oleh manfaat komoditas biofarma untuk mencegah dan

mengobati berbagai macam penyakit.

4. Fungsi Sosial dan Budaya

Hal ini ditunjukkan oleh peran komoditas hortikultura sebagai salah satu

unsur keindahan dan kenyamanan lingkungan.

Berdasarkan kegunaannya, tanaman hortikultura dapat di kelompokkan

menjadi tanaman hortikultura yang dikonsumsi, yakni sayuran, buah-buahan, dan

tanaman hortikultura yang tidak di konsumsi, yaitu tanaman hias.

1. Klasifikasi Tanaman Sayuran

Pada tanaman sayuran sebenarnya banyak tipe klasifikasi yang tersedia, namun

tipe klasifikasi berikut merupakan tipe klasifikasi yang paling banyak dipakai,

serta yang paling mudah dimengerti yaitu klasifikasi berdasarkan sistematika

botani dan klasifikasi berdasarkan bagian yang dapat dikonsumsi.

A. Klasifikasi Botani

Klasifikasi tanaman botani tidak ubahnya seperti tanaman-tanaman lain pada

umumnya. Gambaran umum klasifikasi botani tanaman sayuran adalah sebagai

berikut:
11

1) Divisi Alga dan jamur (Thallophyta)

2) Divisi Lumut dan kerakap (Bryophyta)

3) Divisi Paku-pakuan (Pterydophyta)

4) Divisi Tumbuhan berbiji (Spermatophyta)

B. Klasifikasi Bagian yang dikonsumsi

1) Sayuran akar:

a) Pembesaran akar tunggang, misalnya wortel (Daucus carota), lobak

(Raphanus sativus), dan bit gula (Beta vulgaris).

b) Pembesaran akar lateral, misalnya ubi jalar (Ipomea batatas) dan

singkong (Manihot esculenta).

2) Sayuran batang:

a) Batang atas tanah dan tidak berpati, misalnya asparagus (Asparagus sp),

dan kohlrabi (RaphaBrassica oleracea grup gongylodes).

b) Batang bawah tanah dan berpati misalnya kentang (Solanum tuberosum),

talas (Colocasia esculenta), dan yautia (xanthosola saggitifolium).

3) Sayuran daun:

a) Kelompok bawang (yang dikonsumsi adalah bagian bawang daun)

misalnya bawang merah (Allium cepa), bawang bombay (Allium cepa grup

Aggregatum), dan bawang putih (Allium sativum).

b) Kelompok berdaun lebar dikonsumsi sebagai lalapan, misalnya selada

(Lactuca sativa), kubis (Brassica olerace grup Capitata), dan seledri besar

(Apium graveolens). Dikonsumsi setelah dimasak (termasuk batangnya

yang lunak), misalnya bayam.


12

4) Sayuran buah:

a) Buah muda, misalnya timun (Cucumis sativus), berbagai jenis kacang-

kacangan seperti kacang kapri (Pisum sativum), dan terong (Solanum

melongena).

b) Buah dewasa, misalnya family cucurbitaceae (labu siam, timun, gambas),

dan family solanaceae (tomat, cabai).

5) Sayuran bunga atau tunas bunga muda, misalnya kubis bunga dan

brokoli.

6) Jamur (mushroom) seperti jamur merang, jamus kuping, jamur kayu.

2. Klasifikasi Buah-buahan

Secara botani buah dapat di definisikan sebagi ovari matang dari suatu bunga

dengan segala isinya serta bagian bagian yang terkait erat dari bunga tersebut.

Berdasarkan jumlah ovari penyusunya, buah dapat di kualifikasikan atas

berdasarkan kelompok yaitu:

A. Buah sederhana berdaging (pericarp atau dinding ovari berdaging)

1) Tipe bery, misalnya buah tomat atau anggur (Vitis vinifera)

2) Tipe pome, misalny abuah apel (Molus domestica)

3) Tipe drupe, misalnya buah zaitun, peach, chery, dan palum

4) Tipe hesperedium, misalnya buah jeruk (Citrus sp)

5) Tipe pepo, misalnya buah tanaman yang tergolong kedalam family

Cucurbitaceae
13

B. Buah sederhana tidak berdaging (pericarp-nya kering), yang dapat

digolongkan menjadi:

1) Golongan dihiscent (membuka dan menyebarkan biji pada saat matang),

yang dapat dikelompokkan lagi menjadi:

a) Tipe legum (polong), misalnya buah kacang-kacangan

b) Tipe policle, misalnya buah Eucalyptus sp

c) Tipe silique, misalnya buah mustard (Brasicia nigra)

2) Golongan indehiscent (tidak membuka dan tidak menyebarkan biji

pada saat matang), yang dapat dikelompokkan lagi menjadi:

a) Tipe achene misalnya bunga-bunga matahari (Helianthus anus)

b) Tipe caryopis, biji-bijian misalnya buah jagung

c) Tipe nut, misalnya buah hazel nut

d) Tipe samar, misalnya buah mapel

C. Buah agregat, yaitu buah yang berasal dari beberapa ovari pada bunga yang

sama, baik ovari tersebut bergerombol maupun menyebar pada satu

resptekel, yang kemudian menyatu menjadi satu buah. Contoh buah tipe ini

misalnya pada tanaman strobery (Fragari frasta).

D. Buah majemuk, yaitu buah yang berasal dari beberapa ovari dari beberapa

bunga, lalu menyatu menjadi satu masa. Contoh buah tipe ini misalnya pada

tanaman nanas (Anasnas comosus).

3. Klasifikasi Tanaman Hias

A. Tanaman hias berupa bunga untuk pot, atau bunga potong, misalnya

berbagai jenis anggrek (orchidaceae), krisan (Chrysanthemum morifolium),

anyelir (Dianthus charyopyllus), mawar (Rosa sp), keladi (Anthurium


14

andreanum) nanas hias (Ananas comosus), kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) dan lain-lain.

B. Tanaman hias tidak berbunga, seperti palem kuning (Chrysalidocarpus

lutesences), pinus (Pinus sp), bambu, lidah buaya, suplir, puring, beringin,

hanjung dan lain-lain.Rumput-rumputan, seperti rumput pait, rumput

manila, rumput gajah, rumput australia dan lain-lain.

2. 2 Perkembangan Sistem Produksi Tanaman Hortikultura di Indonesia

Sistem produksi tanaman hortikultura dapat dikelompokkan menjadi tujuh

sistem produksi. Ketujuh sistem produksi tersebut dari sistem yang hampir tanpa

pengelolaan sampai sitem dikelola dengan intensif, masih terapat di Indonesia.

Sistem produksi tersebut meliputi:

1. Sistem Pekarangan

Pada sistem ini, pohon buah-buahan ditanam hanya beberapa pohon bersama

dengan tanaman lain seperti sayuran, bunga, maupun tanaman biofarmaka. Karena

luas pekarangan yang relatif sempit dan beranekaragamnya tanaman yang ada di

pekarangan, maka masing-masing spesies hanya ditanam sedikit. Tetapi karena

total areal pekarangan di Indonesia yang cukup luas, maka total produksi buah-

buahan yang berasal dari pekarangan juga tinggi. Di pekarangan, pohon buah-

buahan biasanya tidak diandalkan sebagai sumber penghasilan utama. Oleh karena

itu, seringkali tanaman buah dibudidayakan dengan pengelolaan yang minimal.

Pohon yang dibudidayakan seringkali sudah tua dan berasal dari seedling atau

cangkok. Pohon-pohon muda dipekarangan yang ditanam sesudah era tahun 70-an,

banyak pula yang berasal dari bibit sambungan atau tempelan (okulasi). Buah-
15

buahan yang biasanya dibudidayakan di pekarangan antara lain adalah mangga,

rambutan, pisang, nenas, nangka, jambu air, jambu biji, belimbing, pepaya dan

durian. Tanaman sayuran yang sering ditanam di pekarangan antara meliputi katuk,

bayam, kangkung, kenikir, kemangi, beluntas, cabe, tomat, terung, dan lain-lain.

Tanaman sayuran berupa pohon seperti melinjo dan turi juga banyak ditanam di

pekarangan. Tanaman biofarmaka yang banyak ditanam di pekarangan antara lain

adalah Dlingo, Jahe, Kapulaga, Kejibeling, Kencur, Kunyit, Lempuyang,

Lengkuas, Temulawak, Temuireng. Sedangkan pada kelompok tanaman hias dan

bunga banyak jenis yang sering ditanam di pekarangan.

2. Sistem Hutan-Kebun Campuran

Pada sistem ini, pohon buah-buahan ditanam di ‘kebun’, ialah lahan kering di

luar desa secara bersama-sama dengan pohon-pohon dan tanaman lain. Pada sistem

ini biasanya ada satu atau dua spesies yang dominan. Sistem ini berkembang cukup

luas di Sumatera dan Kalimantan serta di desa-desa di Jawa yang jauh dari kota.

Tanaman buah yang ditanam biasanya berasal dari biji (seedling) dan berumur tua.

Karena itu, buah yang dihasilkan mempunyai keragaman tinggi. Tanaman pada

sistem produksi ini juga dikelola secara minimal, bahkan ada yang hanya dipanen

tanpa pengelolaan yang berarti, sehingga mutu buah yang dihasilkan biasanya

rendah. Tanaman buah yang dibudidayakan dengan sistem ini meliputi antara lain

manggis, duku, durian, rambutan, lengkeng. Beberapa sayuran dan tanaman

biofarmaka sering tumbuh di bawah atau diantara pohon buah-buahan, antara lain

meliputi zingibreaceae, temu-temuan, singkong, dan lain-lain.

3. Sistem Monokultur Buah-buahan Skala Kecil


16

Pada sistem ini tanaman hortikultura dibudidayakan di kebun, lahan kering,

lahan sawah yang dikeringkan (pada musim kemarau) secara intensif, dengan

pengelolaan yang baik. Karena itu biasanya mutu komoditas yang dihasilkan baik

dan produktivitasnya tinggi. Pohon buah-buahan yang ditanam berasal dari hasil

perbanyakan vegetatif, sehingga buahnya relatif seragam. Buah-buahan yang

dibudidayakan antara lain meliputi pepaya, pisang, nenas, jeruk, belimbing, sirsak,

jambu biji, mangga, rambutan dan apel.

4. Sistem Tumpang Sari

Pada sistem ini diantara pohon buah-buahan yang ditanam, masih ditanami

tanaman semusim. Sebagai contoh adalah mangga di Indramayu yang ditanam

di sawah, sehingga diantara tanaman mangga masih ditanami padi. Pada kebun

mangga di beberapa daerah juga ditumpangsarikan dengan tanaman lain seperti

kacang tanah, cabe dan tomat pada saat tanaman manga masih muda. Di dataran

tinggi, seringkali dilakukan penanaman sayuran secara tumpangsari, seperti

wortel dengan kubis dan banyak kombinasi tumpangsari lainnya.

5. Sistem Perkebunan Buah

Sistem ini dikelola oleh perusahaan agribisnis. Tanaman buah

dibudidayakan secara monokultur dengan skala luas dan pengelolaan yang

intensif. Sistem ini menghasilkan buah dengan mutu tinggi dan seragam.

Produktivitas kebun juga tinggi. Buah yang diproduksi dengan sistem ini

meliputi: nenas, pisang, mangga, jeruk, markisa.

6. Sistem Produksi Hortikultura Semusim

Pada sistem ini dibudidayakan tanaman semusim seperti berbagai jenis


17

sayuran dan bunga, buah semangka, melon dan lain-lain. Pengelolaan tanaman

biasanya intensif, dengan menggunakan benih komersial. Sistem produksi ini

biasanya produkstivitasnya tinggi dan kualitas yang dihasilkan cukup baik.

Kubis, kubis bunga, wortel, tomat, paprika, petsai, lobak, bawang daun, bawang

putih, buncis, kentang, dan sayuran yang berasal dari daerah temperate banyak

ditanam di dataran tinggi, sedangkan kangkung, bayam, jagung muda, kacang

panjang, cabe, tomat, bawang merah, ketimun, labu, terung banyak ditanaman

secara monikultur di dataran rendah.

7. Sistem Produksi Intensif

Sistem ini dikembangkan untuk mengusahakan buah-buahan, sayuran, dan

bunga yang berasal dari daerah temperate seperti melon, strawberi, anggur

paprika, tomat, carnation dan lain-lain. Sistem ini juga meliputi sistem produksi

hidroponik.

8. Sistem Produksi Hortikultura Organik

Akhir-akhir ini sistem ini menjadi kecendrungan dalam produksi sayuran.

Banyak konsumen yang menghendaki sayuran dan buah organik. Untuk buah-

buahan tertentu seperti durian, rambutan, sawo, manggis, kedondong, karena

sebagian besar diusahakan secara agroforestri dan di pekarangan, biasanya

organik (tidak dipupuk, tidak disemprot pestisida). Namun kebanyakan buah

tersebut tidak secara formal diakui sebagai buah organik. Sedangkan untuk

sayuran telah berkembang secara sistematis teknologi produksi sayuran

organik. Sebagian dari sistem produksi ini sudah terakreditasi sebagai kebun

sayuran organik.
18

Dari sekian banyaknya tanaman hortikultura, salah satu komoditas yang

lumayan banyak dibudidayakan oleh petani yaitu tanaman kangkung.

Kangkung merupakan salah satu anggota family convulvulaceae. Menurut

Pracaya (2009) tanaman kangkung dapat digolomgkan sebagai tanaman sayur.

Kangkung terdiri atas tiga jenis yaitu kangkung air (Ipomoea aquatic F.),

kangkung darat (Ipomoea reptans P.), dan kangkung hutan (Ipomoea

crassiculatus R.)

Produksi sayuran kangkung telah menjadi mata dagangan sehari-hari di

berbagai tempat (pasar) dengan tingkat harga yang dapat dijangkau pleh

berbagai kalangan masyarakat. Meskipun harga sayuran kangkung relative

murah, namun bila dibudidayakan secara intensif akan dan berorientasi kea rah

agribisnis akan memberikan keuntuntungan yang cukup besar bagi para petani.

Kelebihan dari kangkung adalah karena tanaman ini memiliki daya

penyesuaian (adaptasi) yang luas terhadap berbagai keadaan lingkungan

tumbuh, mudah dalam pemeliharaannya, dan relative murah dalam penyediaan

biaya usahataninya.

2. 3 Pemasaran

Pemasaran menurut (Kotler dan Amstrong), 1990) merupakan suatu usaha

dengan menggunakan pasar untuk melakukan pertukaran yang bertujuan untuk

memenuhi aktifitas keinginan manusia. Proses pertukaran ini meliputi aktifitas

penelitian konsumen, identifikasi kebutuhan konsumen, mendisain produk,

melakukan promosi dan penetapan harga produk. Pemasaran pertanian adalah

proses aliran komoditi yang disertai perpindahan hak milik dan penciptaan guna
19

waktu, guna tempat dan guna bentuk yang dilakukan oleh lembaga-lembaga

pemasaran dengan melaksanakan satu atau lebih fungsi-fungsi pemasaran

(Sudiyono, 2001).

Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau ndividu yang melakukan atau

menyelenggerakan pemasaran, menyalurkan jasa dan dan komoditi dari tangan

produsen ke konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha

atauindividu lain. Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses

pemasaran produk-produk pertanian diantaranya adalah ; (1) Tenglulak atau

pedagang adalah lembaga pemasaran yang secara langsung berhubungan dengan

petani, tengkulak ini melakukan transaksi dengan petani baik secara tunai, ijon

maupun kontrak pembelian; (2) Pedagang besar, melakukan proses pemngumpulan

komoditi dari pedagang pengumpul kecil, pengangkutan, pengolahan,

penyimpanan, menanggung resiko komoditi (asuransi) dan jika melakukan proses

distribusi ke pedagang penjualan ataupun pengecer; (3) Pedagang penjual, biasanya

membeli produk atau komoditi yang dimiliki pedagang dalam jumlah yang banyak,

dengan harga relatif murah dibandingkan dengan pengecer; (4) Pengecer,

merupakan lembaga pemasaran yang berhadapan langsung dengan konsumen atau

menjual langsung kepada konsumen.

Adapun fungsi-fungsi pemasaran yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga

pemasaran padaprinsipnya tervagi tiga yaitu ; (1) fungsi pertukaran meliputi

penjualan dan pembelian; (2) fungsi fisik meliputi pengangkutan dan penyimpanan;

(3) fungsi penyediaan fasilitas meliputi standarisasi, penanggungan resiko,

informasi harga dan penyediaan dana (Sudiyono, 2001).


20

Masing-masing lembaga pemasaran akan melakukan fungsi pemasaran

yang berbeda sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang dimiliki. Sehingga

karena adanya perbedaan kegiatan yang dilakukan, maka tidak semua kegiatan

dalam fungsi pemasaran dilakukan oleh sebuah lembaga pemasaran saja dan

selanjutnya biaya dan keuntungan pemasaran menjadi berbeda tiap tingkat lembaga

pemasaran (Soekartawi, 1993).

Menurut Kotler (1990), kebanyakan produsen bekerjasama dengan

perantara pemasaran untuk menyalurkan produk mereka. Perantara selanjutnya

membentuk sebuah saluran pemasaran atau saluran distribusi yang terdiri dari

beberapa tingkatan sehingga dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Saluran nol tingkat


Produsen Konsumen

Saluran satu tingkat


Produsen Pengecer Konsumen

Saluran dua tingkat


Produsen Grosir Pengecer Konsumen

Saluran tiga tingkat


Produsen Grosir Grosir Pengecer Konsumen

Gambar 2Variasi Tingkat Saluran Pemasaran

Menurut Soekartawi (1993), selisih harga yang dibayarkan kepada produsen

dan harga yang diberikan oleh konsumen disebut dengan margin pemasran.

Biasanya karena produsen tidak dapat bekerja sendiri untuk memasarkan


21

produksinya maka mereka memerlukan pihak lain atau lembaga pemasaran lainnya

untuk membantu memasarkan hasil produksinya yang telah dihasilakn, dan

biasanya tiap-tipa lembaga tersebut ingin mengambil keuntungan maka harga yang

dibayarkan oleh masing-masing lembaga pemasaran itu juga berbeda tergantung

dari besar kecilnya keuntungan yang diambil oleh tiap lembaga pemasaran, jadi

harga ditingkat petani merupakan harga yang paling rendah dibandingkan harga

ditingkat pedagang perantara.

Kegiatan pemasaran memerlukan ukuran efisiensi pemasaran beberapa

yang menjadi ukuran efisiensi pemasaran, yaitu keuntungan pemasaran, harga yang

diterima konsumen, tersedianya fasilitas fisik pemasaran, dan kompetisi pasar

(Soekartawi, 1993). Pemasaran dikatakan efisien jika telah memenuhi dua syarat,

yaitu mampu menyampaikan hasil atau produk dari produsen kepada konsumen

dengan biaya semurah-murahnya dan mampu melakukan pembagian yang adil

kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan produksi dan pemasaran produk

tersebut(Sudiyono, 2001).

Dalam pemasaran tidak terlepas dari yang namanya pasar. Adapun jenis-

jenis pasar menurut Sukirno (2006) pasar terbagi atas Pasar persaingan sempurna

dan Pasar persaingan tidak sempurna. Pasar persaingan sempurna merupakan

sebuah jenis pasar dengan jumlah penjualdan pembeli yang sangat banyak dan

produk yang dijual bersifat homogen. Harga terbentuk melaui mekanisme pasar dan

hasil interaksi antara penawarandanpermintaan sehingga penjual dan pembeli di

pasar ini tidak dapat mempengaruhi harga dan hanya berperan sebagai penerima

harga. Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogeny dan tidak dapat

dibedakan. Semua produk terlihat identic. Pembeli tidak dapat membedakan


22

apakalh suatu barang berasal dari produsen A, produsen B, atau produsen C oleh

karena itu, promosi dengan iklan tidak akan memberikan pengaruh terhadap

penjualan produk. Pasar persaingan tidak sempurna, beberapa bentuk dari pasar

persaingan tidak sempurna adalah :

(1) Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu

penjual yang menguasai pasar. Dalam bentuk pasar ini hanya terdapat satu

penjual sehingga praktis tidak ada pesaing (competitior) sehingga penjual

atau monopolis leluasa menguasai pasar. Sebagai penjual tunggal,

monopolis dapat meraih keuntungan melebihi normal.

Ciri-ciri pasar monopoli

 Terdapat satu penjual

 Harga ditentukan penjual (monopoli)

 Perusahaan lain sulit memasuki pasar

 Konsumen tidak bias pindah walau rugi

 Bisa menimbulkan ketidakadilan/kerugian bagi masyarakat

Penentu harga padapasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut

“monopolis”. Sebagai penentu harga, seorang monopolis dapat menaikkan

atau mengurangi harga dengan cara mementukan jumlah barang yang akan

diproduksi. Semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga

brang tersebut, begitu juga sebaliknya. Pasar monopoli terbentuk karena

pemberian hak cipta dan hak paten.

(2) Pasar oligopoli adalah suatu bentuk pasar yang terdapat beberapa penjual

dimana salah satu atau beberapa penjual bertindak sebagai pemilik pangsa

pasar terbesar (price leader).


23

Ciri-ciri pasar oligopoli

 Terdapat beberapa penjual

 Barang yang dijual homogeny atau beda corak

 Sulit dimasuki perusahaan baru

 Membutuhkan peran iklan

 Terdapat satu market leader (pemimpin pasar)

 Harga jual tidak mudah berubah

Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai

bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang

mereka dapatkan tergantung dari tindak tanduk pesaing mereka. Sehingga

semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan

sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari

pesaing mereka. Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu

usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan

menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga

diantara pelaku usaha melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.

(3) Pasar persaingan Monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana

terddapat banyak produsen yang menghasilakan barang serupa tetapi

memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Pasar ini sering kita jumpai

buktinya dengan kita mengunjungi swalayan atau supermarket. Di sana

terdapat berbagai bentuk, jenis dan merek yang hamper serupa tetapi tidak

sama.
24

Ciri-ciri pasar monopolistik

 Jumlah penjual bnyak tapi tidak sebanyak pada pasar persaingan

sempurna

 Barang yang dijual berbeda corak

 Penjual/produsen harus aktif beriklan

 Perusahaan baru lebih mudah masuk pasar

 Mempunyai kekuasaan mempengaruhi harga

Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang

dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan

produk lainnya. Pada pasar monopolistic, produsen memiliki kemampuan

untuk mempengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen

dari pasar monopoli atau oligopoli. Kemampuan ini berasal dari sifat barang

yang dihasilkan. Karena perbedaan dan ciri khas dari suatu barang,

konsumen tidak akan mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih

merek tersebut walau produsen menaikkan harga. Pada pasar persaingan

monopolistik, harga bukanlah faktor yang mendongkrak penjualan.

Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra yang baik di dalam

benak masyarakat, sehingga membuat mereka mmau membeli produk

tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat berpengaruh terhadap

penjualan perusahaan.

(4) Pasar Monopsoni adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan

penawaran dimana permintaannya atau pembeli hanya satu perusahaan atau

pasar yang dikuasai satu pembeli, apabila perusahaan itu bukan sebagai

penjual tetapi sebagai pembeli tunggal.


25

Ciri-ciri pasar monopsoni

 Hanya ada satu pembeli

 Pembeli bukan konsumen tetapi pedagang/produsen

 Barang yang dijual merupakan bahan mentah

 Harga yang sangat ditentukan pembeli

(5) Pasar Oligopsoni adalah bentuk pasar di mana barang yang dihasilkan oleh

beberapa perusahaan dan banyak perusahaan yang bertindak sebagai

konsumen dikatakan pasar yang dikuasai oleh beberapa pembeli.

Ciri-ciri pasar oligopsoni

 Terdapat beberapa pembeli

 Pembeli bukan konsumen tetapi pedagang/produsen

 Barang yang dijual merupakan bahan mentah

 Harga cenderung stabil

2. 4 Pelapisan Sosial

Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu

dengan sesamanya serta alam lingkungan sekitarnya. Dengan menggunakan

pikiran, naluri, perasaan, keinginan. Selain itu juga manusia adalah makhluk sosial.

Kebutuhan manusia untuk saling berhubungan merupakan fenomena yang wajar

dalam suatu masyarakat.

Masyarakat terbentuk dari kumpulan individu-individu yang mendiami

suatu wilayah, dan setiap indivisu-individu yang ada mempunyai latar belakang

yang berbeda baik itu perbedaan latar belakang sosial, budaya, dan lingkungan

alamiah tempat dimana mereka hidup.


26

Dalam ilmu sosial individu merupakan bagian terkecil dari kelompok

masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil selain itu

juga masyarakat dapat di definisikan sebagai berikut :

(1) Suatu kelompok orang yang berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai

kelompok berbedam, diorganisasi, sebagai kelompok yang diorganisasi secara tetap

untuk waktu yang lama dalam rintang kehidupan seseorang secara yterbuka dan

bekerja pada daerah geografis tertentu.

(2) Kelompok orang yang mencari penghidupan secara berkelompok, sampai turun

temurun dan mensosialisasikan anggota-anggitanya melalui pendidikan.

(3) Suatu kelompok orang yang mempunyai system kekerabatan yang terorganisasi

yang mengikat anggota-anggotanya secara bersama dalam keseluruhan yang

terorganisasi.

Pendapat tersebut di atas tidak jauh berbeda dengan masyarakat adalah

setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga

mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai

satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu, sehingga masyarakat dapat

dikatakan gabungan dari individu-individu yang mendiami suau tempat.

Selama dalam satu masyarakat ada srsuatu yang dihargai, dan setiap

mmasyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya, maka hal itu akan

menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya system berlapis-;lapis dalam

masyarakat itu. Barang sesuatu yang dihargai di dalam masyarakat itu mungkin

berupa uang, atau benda yang bernilai ekonomis, mungkin juga berupa tanah,

kekuasaan, ilmu pengetahuan, atau mungkin keturunan dari kelarga terhormat


27

system berlapis-lapis itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap

masyarakat yang hidup teratur.

Karl Marx menjelaskan secara tidak langsung tentang pelapisan masyarakat

pada intinya ada dua macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki

tanah dan alat-alat produksi dan kelas yang tidak mempunyai dan hanya memiliki

tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi. Kriteria yang dipakai untuk

menggolongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan soasial di

antaranya adalah : ukuran kekayaan, ukuran kekuasaan, ukuran kehormatan, ukuran

ilmu pengetahuan. (Soekanto, 1995).

Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang dan

petani yang sering dijumpai adalah ptani kecil, petani miskin, petani tidak

berkecukupan dan yang lainnya, yang biasanya petani tersebut tergolong dalam

petani yang tidak mempunyai modal yang kuat dalam berusahatani dan mereka

biasanya memerlukan kredit lunak agar mampu untuk menjalankan usahataninya

dan bila dalam keadaan yang mendesak mereka akan meminjam ke lembaga-

lembaga swasta yang mau meminjamkan kebutuhan mereka yang biasanya berupa

uang dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku seperti yang terjadi antara petani

dengan pedagang.

Bentuk interaksi yang digambarkan melaui hubungan antara pedagang

dengan petani adalah merupakan proses kerja sama yang menguntungkan.

Hubungan ini juga dapat bersifat khusus yang biasa disebut hubungan patron-

client.
28

2. 5 Perspeftif Teoritis Hubungan Patron-Client

Patron adalah sebutan untuk pedagang dalam penelitian ini adalah

seseorang mempunyai tingkat ekonomi yang lebih berada dan mempunyai posisi

sosial yang lebih tinggi. Sehingga dapat ,memberikan bantuan sekaligus dapat

memberikan sumberdaya kepada para petani yang merupakan anggotanya. Client

adalah sebutan untuk petani yang melakukan budididaya kangkung yang

membutuhkan bantuan pedagang dalam hal pemasaran.

Hubungan patron-client adalah hubungan yang terjalin antara dua orang

atau lebih yang mana hubungan tersebut salah satu orang tersebut mempunyai

kedudukan yang lebih tinggi sehingga dia dapat menggunakan kedudukannya untuk

memberikan perlindungan terhadap pihak lainyang mana statusnya lebih rendah.

Hubungan ini biasanya tidak seimbang.

Hubungan patron-client meruppakan hubungan yang tidak seimbang

dimana satu pihak berada pada posisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pihak

yang lain, sehingga dapat terjadi ketergantungan antara yang satu dengan yang

lainnya. Ketergantungan itu dapat dimulai dari aspek sosial (Bahri, 1996 dalam

Retno 2009).

Kedudukan atau kemampuan sosial yang tinggi yang berbeda disebabkan

karena adanya kemampuan yang berbeda antara setiap orang. Gambaran diatas

diduga telah dapat menggambarkan hubungan yang terjadi antara patron-client.


29

2. 6 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Diamitra Darius (2016) telah melakukan penelitian tentang Analisis Usaha

Tani Polikultur Pada Kelompok Tani Mustang Jaya di Kecamatan Marpoyan Damai

Kota Pekanbaru. Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam

mempengaruhi pembangunan suatu negara, terutama pada negara berkembang

seperti di Indonesia. Salah satu kegiatan dibidang pertanian yang memberikan

kontribusi adalah usahatani hortikultura. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan

budidaya dan pola tanam sayuran polikultur serta menganalisis jumlah pendapatan

dan keuntungan usahatani sayuran petani pada Kelompok Tani Mustang Jaya

Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru. Tujuan penelitian ini adalah untuk :

(1) Mendeskripsikan budidaya dan pola tanam sayuran polikultur yang dilakukan

pada Kelompok Tani Mustang Jaya Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru,

(2) Menganalisis pendapatan dan keuntungan usahatani sayuran petani pada

Kelompok Tani Mustang Jaya Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru.

Metode pengambilan responden pada usahatani sayuran polikultur yaitu

secara sensus, berjumlah 28 orang yang menanam 4 komoditi sayuran secara

polikultur. Pengambilan sampel dan survey dilaksanakan tanggal 22 Juni s/d 21

Agustus 2015.

Hasil dari penelitian menunjukkan kultur teknis relative sama, namun yang

membedakan hanya pada umur panen masing-masing sayuran. Jenis polikultur

yang digunakan yaitu polikultur tumpang gilir dengan menanam lebih dari satu

jenis sayuran dilahan yang sama untuk memperoleh lebih dari satu hasil panen agar

memaksimalkan produksi dan keuntungan. Untuk rata-rata pendapatan dan

keuntungan yang diperoleh petani selama 1 tahun yaitu Rp. 69,662,782.67/luas


30

Lahan/tahun rata-rata pendapatan dan Rp. 50,806,906.52/Luas Lahan/tahun rata-

rata keuntungan. Sedangkan per hektarnya pendapatan sebesar Rp.

447,241,241.09/tahun dan Keuntungan Rp. 319,784,732.57/tahun.

Menurut jamalludin (2018), dalam laporan penelitiannya yang berjudul

Analisis faktor-Faktor yang mempengaruhi Produksi Usahatani Sayur-Sayuran di

Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru. Adapun tujuan

penelitiannya adalah untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang mempengaruhi

produksi usahatani sayur-sayuran di Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan

Damai Kota Pekanbaru.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh petani yang mengusahakan komoditi sayur-sayuran

bayam dan kangkung. Berdasarkan hasil survey pendahuluan diketahui petani yang

mengusahakan tanaman sayuran bayam dan kangkung adalah sebanyak 56 orang.

Selanjutnya diambil sampel secara sengaja (Purposive Sampling) sebanyak 30

orang petani, dimana sampel tersebut membudidayakan tanaman sayuran bayam,

kangkung yang di tanam secara bersamaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara simultan penggunaan faktor

produksi luas lahan, benih, Pupuk Urea, Pupuk NPK, Pupuk kandang, pestisida dan

tenaga kerja dari sayur kangkung dan bayam memberikan pengaruh yang sangat

nyata. Berdasarkan nilai Koefisien determinan untuk kedua varietas diketahui

bahwa variabel tersebut mampu mempengaruhi produksi kangkung sebesar 93,2%

dan bayam sebesar 73,7%. Pada sayur kangkung variabel bebas berpengaruh sangat

nyata adalah Luas lahan (X1), Benih (X2) dan Pupuk Kandang (X33), Tenaga kerja

(X5) dan sayur bayam hanya benih (X2) variable bebas berpengaruh sangat nyata.
31

Dapat diketahui bahwa usahatani sayur-sayuran yang dijalankan petani berada di

daerah II pada kurva produksi (decreasing rate) karena nilainya lebih besar dari nol

dan lebih kecil dari 1. secara matematis dan artinya adalah proporsi penambahan

faktor produksi (Luas Lahan, Benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja) secara

bersama-sama akan menghasilkan produk marjinal yang lebih kecil dibandingkan

penambahan faktor produksi (ΔX), namun masih bernilai positif.


32

III. METODE PENILITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penilitian

Lokasi penilitian dilaksanakan di Kecamatan Marpoyan. Penilitian

dilaksanakan dari bulan Oktober 2018-Januari 2019. Alasan pemilihan lokasi di

Kecamatan Marpoyan adalah berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan

Marpoyan merupakan salah satu Kecamatan yang mempunyai perkebunan swadya

yang luas. Dipilih Kelurahan Maharatusebagai sampel karena Kelurahan

Maharatu mempunyai jumlah populasi petani terbanyak di banding dengan

kelurahan-kelurahan yang lain di Kecamatan Marpoyan Kota Pekanbaru.

Tabel 4 Luas Wilayah dan Persentase Luas Wilayah Menurut Kelurahan di

Kecamatan Marpiyan Damai, 2017

Tabel 4. Luas Wilayah Kecamatan Marpoyan


Kelurahan Luas (km2) Persentase
(1) (2) (3)
1 TENGKERANG TENGAH 4,64 16
2 TENGKERANG BARAT 5,35 18
3 MAHARATU 6,92 23
4 SIDOMULYO TIMUR 7,19 24
5 WONOREJO 1,35 4
PERHENTIAN
6 4,34 15
MARPOYAN

Jumlah 29,79 100


Sumber : Kantor Kelurahan Se-Kecamatan Marpoyan Damai, 2017
Penjualan sayuran secara swadaya tergantung pada lembaga-lembaga

pemasaran yang ada (pedagang), keadaan ini hampir sebagian besar dialami

petani-petani yang ada di Kecamatan Marpoyan.


33

3.2. Metode Pengambilan Sampel

Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah metode Survai.

Pengambilan sampel untuk petani dilakukan secara Multistage Random Sampling.

Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan seperti :

tingkat umur, pendidikna, luas lahan, jumlah petani dan lain-lain, yang mana

pertimbangan ini sesuai dengan tujuan penilitian. Didalam pemasaran sayuran

pedagang sayuran sangatlah besar dalam pendistribusian sayuran ke Pasar

Arengka, untuk itu dalam penilitian ini dipilih semua pedagang tempat petani

menjual TBS dengan teknik Snowball, yang ada di Desa. Pasar Arengka yang

menjadi sampel dalam penilitian ini adalah Pasar Arengka yang menerima atau

tempat pedagang sampel menjual TBS milik petani. Tahapan dalam pengambilan

sampel disajikan pada Gambar 2.

3.3. Metode Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penilitian ini adalah Data Primer dan Data

Sekunder. Data primer diperoleh langsung dari Petani, pedagang, pabrik sayuran.

Data sekunder diperoleh dari Kantor Camat, Kantor Cabang Pertanian

Kecamatan, Badan Pusat Statistik Provinsi, Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru

dan instansi terkait lainnya yang meliputi data keadan fisik daerah, tingkat

pendidikan, kelembagaan sosial dan sumber lainnya yang menunjang penilitian.


34

Kecamatan Marpoyan Damai

Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan


Kelurahan Kelurahan
Tangkerang Tengkerang Sidomulyo Pemberhentian
Maharatu Wonorejo
Tengah Barat Timur Marpoyan

(72 Petani )

4 KelompokTani

Kelompok Tani Kelompok Tani Kelompok Tani Kelompok Tani


A B C D

Gambar 3. Struktur Kecamatan Marpoyan


35

3.4. Analisis Data

Dalam penilitian ini digunakan analisis secara deskriptif seperti : analisis

keadaan potensi wilayah sosial ekonomi, profil petani dan hubungan patron client.

3.5. Konsep Operasional

Agar tidak terjadi perbedaan persepsi terhadap konsep-konsep yang

digunakan dalam penilitian ini maka perlu dilakukan pembatasan dengan

pedoman pada teori yang dipakai pada daerah penilitian serta masalah yang akan

diteliti. Adaapun konsep operasional yang digunakan adalah :

1. Usaha perkebunan sayuran adalah suatu kegiatan yang mengusahakan

perkebunan sayuran dengan tahapan-tahapan budidaya hingga pemasaran

hasil produksi.

2. Petani sayuran swadaya adalah petani tempatan yang melakukan kegiatan

usaha perkebunan sayuran, dalam pengelolaan melakukan sendiri dan

pemasaran dibantu oleh pedagang.

3. Sayuran kangkung merupakan tumbuhan yang ternasuk jenis sayur-sayuran

dan ditanami sebagai bahan makanan.

4. Potensi desa adalah sesuatu yang sedang ada ataupun belum ada yang dapat

dikembangkan guna memberikan pengaruh yang positif terhadap masyarakat.

5. Lembaga pemasaran adalah orang atau badan yang melaksanakan kegiatan

pemasaran dalam menyampaikan barang dari petani sebagai produsen kepada

pihak lain yang melakukan usaha memasarkan hasil sayuran.

6. Pedagang adalah lembaga pemasaran yang secara langsung berhubungan

dengan petani, pedagang ini melakukan transaksi dengan petani baik secara
36

tunai, ijon maupun kontrak pembelian. Masyarakat di Kecamatan biasanya

menyebut pedagang sayuran dengan sebutan Agen maupun Tauke.

7. Hubungan Patron-Client adalah hubungan yang terjalin antara dua orang atau

lebih yang mana hubungan tersebut salah satu orang tersebut mempunyai

kedudukan yang lebih tinggi sehingga dia dapat menggunakan kedudukannya

untuk memberikan perlindungan terhadap pihak lain yang mana statusnya

lebih rendah.

8. Patron adalah sebutan untuk Pedagang (Pedagang Besar maupun Pedagang

Pengumpul) dalam penilitian ini adalah seseorang yang mempunyai tingkat

ekonomi yang lebih berada dan mempunyai posisi sosial yang lebih tinggi,

sehingga dapat memberikan bantuan sekaligus dapat memberikan

sumberdaya kepada para petani sayuran yang merupakan anggotanya.

9. Client adalah sebutan untuk petani yang melakukan kegiatan perkebunan

sayuran yang membutuhkan bantuan Pedagang (Pedagang Besar Maupun

Pedagang Pengumpul) dalam hal pemasaran sayuran.

10. Pedagang Besar adalah lembaga pemasaran yang secara langsung

berhubungan langsung dengan petani ataupun yang membeli TBS ke

pedagang pengumpul. Pedagang besar, melakukan proses pengumpulan

komoditi dari pedagang pengumpul kecil, pengangkutan, pengolahan,

penyimpanan, menanggung resiko komoditi (asuransi) dan jika melakukan

proses distribusi ke pedagang penjualan ataupun pengencer. Pedagang besar,

biasanya membeli produk atau komoditi yang dimiliki pedagang pengumpul

dalam jumlah banyak dengan harga yang relatif murah.


37

11. Transaksi jual beli merupakan hubungan jual beli yang berlangsung antara

tauke dengan petani dalam hal kesepakatan harga dan bagaimana cara

pembayaran hasil panen.

12. Persepsi petani adalah tanggapan petani terhadap pedagang yang telah

membantu dalam hal penjualan TBS.

13. Persepsi pedagang adalah tanggapan atau pendapat pedagan terhadap petani

yang telah menjual BTS kepada pedang.


38

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. KELURAHAN PERHENTIAN MARPOYAN


4.1.1. Profil Dan Monografi kecamatan
Secara adminitrasi kelurahan Perhentian Marpoyan merupakan pemekaran

dari kecamatan Marpoyan Damai dan merupakan kelurahan yang baru berpisah dari

kelurahan Maharatu. Dinamakan demikian karena wilayah ini merupakan wilayah

akhir dari marpoyan sebelum masuk ke simpang arengka ( pasar pagi arengka ) dan

wilayah ini mencangkup dari jalan kartama sampai ke ujung hal ini yang

disebabkan mengapa namanya perhentian marpoyan, selain itu wilayah ini

merupakan tempat perhentian yang seringa dimasuki oleh bus dan truk oleh sebab

itu hal ini juga merupakan factor dari terbentuknya nama Perhentian Marpoyan.

Kelurahan ini merupakan kelurahan baru dan memiliki wilayah yang cukup

luas diperkirakan sebesar 344 Ha atau setara dengan 3,44 𝑘𝑚2 yang memiliki jarak

11 km ke pusat kota Pekanbaru yang dapat ditempuh dengan jalan darat. Menurutu

adminitrasi kelurahan ini memiliki batas wilayah dengan:

 Sebelah Timur : Kelurahan Simpang Tiga

 Sebelah Barat : Kelurahan Sidomulyo Timur

 Sebelah Utara : Kelurahan Maharatu

 Sebelah Selatan : Kelurahan Sidomulyo Timur

Kondisi geografis memiliki ketinggian 12 meter dari permukaan laut

( ketinggian pekanbaru ) dan memiliki curah hujan 123 mm- 312 mm per tahun

dan rata-rata suhu 27,6 𝑐 0 kelurahan ini memiliki luas lahan sekitar 344 Ha.

Wilayah luas kelurahan secara tidak lansung berdampak terhadap pengunaan

areal lahan untuk mengetahui gambarannya dapat dilihat dari gambar x


39

Sarana umum

Toko dagang

Pemukiman Masayarakat

Perladangan

0 50 100 150 200 250

Luas Lahan dalam Ha

Gambar 4. Pengunaan Areal Lahan di Kelurahan Marpoyan


Sumber: Monografi Kelurahan Perhentian Marpoyan

Bedasarakan dari gambar 4. Meyatakan terdapat beberapa penggunaan

lahan dimana terdapat toko, pemukiman, dan perladangan yang digunakan sebagai

sumber daya.

Pengunaa lahan yang dimanfaatkan lebih mengarah untuk kegiatan jual beli

dan sub-sistem ( mengelolah lahan untuk diri sendiri atau keluarga). Penggunaan

lahan yang dominan lebih banyak digunakan untuk tanaman hortikultura dan

perluasan perumahan baru di wilayah perhentian marpoyan. Status kepemilikan

tanah ada yang bersifat meminjam, milik pribadi dan punya pemerintah yang telah

diberikan kepada masyarakat setempat untuk dikelola.

Sedangkan sarana umum juga banyak dijumpai di daerah ini seperti

posyandu,sekolah,dan halte bus yang tersebar di beberapa titiik di wilayah

kelurahan ini. Kelurahan ini masih tergolong sedang dalam dikarenakan masih
40

barunya kelurahan dimana masih sedikit penduduk dan masih bergantung kepada

kelurahan Maharatu yang bisa dibilang lebih dominan dikenal dan berkembang.

Kelurahan ini memiliki jumlah penduduk sejumlah 23.807 dimana memiliki

golongan umur 0-5 tahun sebanyak 2.452, 0-16 tahun 4.337, 17-25 tahun 4.140 26-

55 tahun 11.091 dan 56 tahun keatas 1.787 jumlah ini tergolong banyak dan relative

penduduk masih produktif dan muda sehingga kelurahan ini masih menjadi potensi

perladangan hortikultura.Suku yang paling dominan disini adalah suku Jawa di

karenakan banyaknya pendatang didaerah ini. Selain itu penduduk disisni juga

memiliki dominanansi beragama Muslim dan Kristen yang hamper tersebar rata di

seluruh kelurahan ini.

4.1.2. Potensi Dan Masalah Kelurahan

4.1.2.1. Sektor pertanian

sektor pertanian yang paling menonjol disini adalah perladangan tanaman

hortikultura diamana rata-rata penduduk menggunakana lahan untuk budidaya

tanaman sayur dan janggung, tidak hanya itu beberapa daerah di kelurahan ini

merupakan milik pemda dan juga pribadi sehingga kebutuhan bibit dan pupuk

masih diatur oleh pemda dan juga pribadi

masalah yang sering dihadapi diperladangan hortikultura di daerah ini

adalah 1). Masih banyaknya hama dan gulma 2). Masih kurangnya perhatian

terhadap pemda 3). Masih kurangnya tranportasi yang masuk. Masalah hama di

daerah ini sering disebabkan masih kurangnya tersedianya pestisida dan herbasida

karena masih tergolong mahal dan jarang ditemui di kelurahan ini tetapimasalah itu
41

sudah dapat ditangani oleh beberapa petani dikarenakan petani sudah mulai maju

dengan menggunakan intenet untuk membeli dari toko online.

4.1.2.2. Pendidikan

Sarana pendidikan di daerah ini sudah cukup memadai dikarenakan adanya

SMK Pertanian di wilayah dan tersedianya SD dan SMP teapi minim dengan SMA

karena masih diunggulkanya SMK didaerah ini dapat dijelaskan memalalui gambar

table di bawah ini

Chart Title
2.5

1.5

0.5

0
SD SMP SMK SMA PAUD

Negeri Swasta

Gambar 5. Jumlah sarana pendidikan di kelurahan Perhentian marpoyan


Sumber : Monografi kelurahan Perhentian marpoyan

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa sarana di daerah ini dikategorikan

baik tapi dari jumlah penduduk du kelurahan ini masih belum mencungkupi

pendididkan . Banyak orangtua masih mengeluh dikarenakan ruangan kelas yang

masih kurang banyak tetap, untuk tingkat SMK sudah memadai dan bisa dibilang

sudah mencukupi dikarenakan dibantu oleh pemerintah daerah dan provinsi

sehingga kebutuhan pendidikan pada tingkat SMK sudah bagus.


42

4.1.2.3.Kesehatan 45

Fasilitas dan sarana kesehatan di kelurahan in masih tergolong minim

dikarenakan letak rumah sakit masih tergolong jauh dan banyak yang mengeluh

dengan harga upaya yang diberikan pemda untuk mengatasi ini memeberikan

posyandu pada setiap RT dan Puskesmas kecil untuk meminimalkan masalah

kesehatan di kelurahan ini.

Gambar 6. Keadaan Posyandu di kelurahan Perhentian Marpoyan

Dapat dilihat dari gambarr masih tergolong minim fasiltas dan

ketidakadaanya perawatan pada posyandu. Sehingga kesehatan di Daerah ini masih

tergolong minim
43

4.1.2.4. Usaha Ekonomi Rakyat

Perkembangan perekonomian di kelurahan didaerah ini sudah tergolong

cukup. Saat ini sudah terdapat pasar dan ruko yang menjadi pendapatan daerah dan

masyarakat dan menunjang sarana perekonomian di kelurahan ini. Rata-rata

pembangunan ekonomi didearah ini menuju jalan Kartama yang merupakan

perbatasan Kelurahan Maharatu dan Kelurahan Sidomulyo. Yang dapat dilihat pada

gambar 7

Gambar 7. Keadaan Swalayan di Kelurahan Perhentian Marpoyan

Gambar 7 memperlihatkan bahwa kelurahan ini sudah memiliki tingkat

ekonomi yang dapat dilihat cukup memadai ditandai sudah adanya swalayan untuk

menjualan peralatan dan kebutuhan pribadi masyarakat di kelurahan ini. Di tinjau

dari mata pencaharian masyarakat di kelurahan ini banyak di temukan berprofesi

sebagai petani, belum bekerja, Pelajar,PNS dan Buruh Pekerja yang dapat dilihat

pada gambar 8
44

Belum Bekerja PNS Petani Buruh Pekerja Mahasiswa

Gambar 8. Proporsi jumlah pekerja penduduk bedasarkan mata pencaharian


Sumber : Monografi Kelurahan Perhentian Marpoyan

Bedasarkan gambar x dapat diketahui mayoritas masyarakat di kelurahan

ini adalah petani kemudian diikuti banyaknya yang belum bekerja ini mungkin

disebabkan masih banyaknya penduduk berusia dibawah umur produktif sehingga

masih banyaknya yang belum bekerja.

4.1.2.5. Sosial Budaya

Masyarakat kelurahan Perhentian Marpoyan memiliki beragam budaya dan

suku dimana rata-rata banyaknya suku Jawa dan Batak yang mendominasikan

daeah ini baipun banyaknya suku jawa dan batak masih dapat rukun dan akur satu

sama lain. Budaya yang sering dilakukan adalah budaya panen raya yang menjadi

budaya setiap tahun-nya.


45

4.1.3. Pemerintahan kampong

Secara adminitrasi pemerintah Pemberhentan Marpoyan tergolong masih

muda dan baru sehingga masih dalam masa transisi perpindahan dari kelurahan

Maharatu menhadi Perhentian Marpoyan, Pemerintahan Daerah Kelurahan

Perhentian Marpoyan masih bergantung pada Pemerintahan Kelurahan Maharatu.

Wilayah kelurahan ini memiliki setidaknya 6 RT, 23 RW dan 120 KK yang

mendiami wilayah ini yang dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9 . Bentuk Kantor Lurah Pemberhentian Marpoyan.

Dapat dilihat pada gambar x untuk kantor kelurahan belum memiliki gedung

pribadi atau masih menggunakan ruko dikarenakan masih barunya kantor di

wilayah ini dan menurut beberapa orang untuk lokasi kantor masih banyak warga

yang belum tahu dan sebagian besar masih bergantung pada kelurahan Maharatu.
46

4.1.4 Sarana dan Prasarana; Infrastruktur dan Faslitas Umum

Sarana dan prasarana di daerah ini terdiri dari sarana olahraga yang dapat

dilihat pada gambar x.

Gambar 10. Lapangan Olahraga

Dapat dilihat bahawa ada banyak ketersedian sarana untuk masyarakat

mulai dari sarana olahraga dan juga sarana agama di daerah ini tetapi ada juga

sarana yang lain yang menjadi unggulan di daerah ini yaitu sarana pendidikan dan

kesehatan yang masih berkembang yang dapat dilihat pada gambar 11


47

Gambar 11 p
Tidak hanya sarana agama tetapi juga sarana agama tetapi juga ada sarana

pendidikan yang memadai yang dapat dilihat pada gambar x

Gambar 12 . Sarana Pendidikan kelurahan Pemberhentian Marpoyan


48

4.1.5. Indetifikasi Masalah Kampung

Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari kendala dan masalah

adapun permasalahan yang sering terjadi di kelurahan Pemberhetian Maapoyan

diidentifasikan sebagai berikut :

4.1.5.1. Keaamanan dan Ketertiban

Mayarakat di Kelurahan Pemberhentian Marpoyan adalah masyarakat yang

majemuk dari berbagai etnis dan golongan, Namun jarang terjadi perselisihan ,

Kelurahan ini tergolong masih damai dan tentram dan jarang perselisaihan

4.1.5.2. Pendidikan

masalah pendidikan yang ada di kelurahan ini tergolong baik dang terpenuhi

dengan beberapa sekolah yang sudah memiliki fasilitas lengkap dan akreditas yang

bagus, beberapa sekolah juga menjalankan program-program yang mendidik bagi

wilayah sekitar contohnya SMK pertanian yang menjadi tempat terbaik dalam

menimba ilmu dalam bidang pertanian dan sering menuju keladang hortikulutura

untuk memberikan info kepada petani.

4.1.5.3. Kesehatan

Kesehatan di daerah ini masih dapat ditanggulangi dengan diberikanya

beberapa sarana kesehatan yang memadai dari diadakannya puskesmas kecilda

psyandu di beberapa RT setempat.

4.1.6. Analisis Perkembangan Potensi

dalam pengembangan ekonomi pembangunan kelurahan Pemberhentian

Marpoyan masih dibilang baru dang belum memiliki potensi yang memungkinkan.
49

4.2. DESA RESPONDEN


4.2.1. Profil Dan Monografi Desa Responden
Kampung responden merupakan sala satu daerah dari kelurahan

Pemberhentian Marpoyan dan Kecamatan Marpoyan damai yang memiliki luas

daerah berkisar 7 Ha dimana dapat ditempuh dengan jalan darat, Kampung ini

memiliki iklim standard kelurahan dimana berkisar 26-27 derajat Celsius kampung

ini juga memiliki kelompok tani yang bernama “PRIMA JAYA” yang hampir rata-

rata memiliki lahan di areal yang sama

. Menurutu adminitrasi kelurahan ini memiliki batas wilayah dengan:

 Sebelah Timur : SMK Pertanian

 Sebelah Barat : Kelurahan Sidomulyo Timur

 Sebelah Utara : Kelurahan Maharatu

 Sebelah Selatan : Kelurahan Sidomulyo Timur

Kondisi geografis memiliki ketinggian 10 meter dari permukaan laut

( ketinggian pekanbaru ) dan memiliki curah hujan 123 mm- 312 mm per tahun

dan rata-rata suhu 27,6 𝑐 0 kampung ini memiliki luas lahan sekitar 5 Ha.

Yang dapat dilihat pada gambar x dibawah ini.

5
50

Gambar 13. Kawasan Pertanian Kampung Responden.

Bedasarakan dari gambar 13. Meyatakan terdapat beberapa penggunaan

lahan perladangan yang digunakan sebagai sumber daya kebutuhan

Pengunaa lahan yang dimanfaatkan lebih mengarah ke Hortikultura yang

dapat dibilang cukup luas

Sedangkan sarana umum juga banyak dijumpai di daerah ini seperti

posyandu,dan sekolah yang berada disekitar wilayah kampong ini ini. kampung ini

masih tergolong berkembang. Kampong ini memiliki jumlah penduduk sejumlah

23 KK dimana memiliki golongan umur 0-5 tahun sebanyak20 , 0-16 tahun 24 , 17-

25 tahun 34,dan 26-55 tahun 4 orang. Jumlah ini tergolong banyak dan relative

penduduk masih produktif dan muda sehingga kampong ini masih menjadi potensi

perladangan hortikultura.Suku yang paling dominan disini adalah suku Jawa di

karenakan banyaknya pendatang didaerah ini.


51

4.2.2. Poten44si Dan Masalah Kelurahan

4.2.2.1. Sektor pertanian

sektor pertanian yang paling menonjol disini adalah perladangan tanaman

hortikultura diamana rata-rata penduduk menggunakana lahan untuk budidaya

tanaman sayur dan janggung, tidak hanya itu beberapa daerah di kampong ini

merupakan milik pemda dan juga pribadi sehingga kebutuhan bibit dan pupuk

masih diatur oleh pemda dan juga pribadi

masalah yang sering dihadapi diperladangan hortikultura di daerah ini

adalah 1). Masih banyaknya hama dan gulma 2). Masih kurangnya perhatian

terhadap pemda 3).meruapakn bekas dari kegiatan usaha tani 2001 yang sudah tidak

bekerjasama lagi . Masalah hama di daerah ini sering disebabkan masih kurangnya

tersedianya pestisida dan herbasida karena masih tergolong mahal dan jarang

ditemui di kelurahan ini tetapimasalah itu sudah dapat ditangani oleh beberapa

petani dikarenakan petani sudah mulai maju dengan menggunakan intenet untuk

membeli dari toko online. Kampung ini juga dekat dengan SMK pertanian yang

bisa menjadi sumber informasi yang bagus untuk kampong dapat dilihat dari

gambar x untuk pembagian lahan di kampong.


52

LUAS LAHAN YANG DIGUNAKAN

LAHAN PEMUKIMAN DAN KANDANG

Gambar 14 . Pembagian Wilayah Kampung.

4.2.2.2. Pendidikan

Sarana pendidikan di daerah ini sudah cukup memadai dikarenakan adanya

SMK Pertanian di wilayah dan tersedianya SD dan SMP tetapi ,minim dengan SMA

karena masih diunggulkanya SMK didaerah ini

Di daerah ini dapat dikategorikan baik tapi dari jumlah penduduk dI kampong ini

sudah mencungkupi pendididkan .

4.2.2.3.Kesehatan

Fasilitas dan sarana kesehatan di kelurahan in masih tergolong minim

dikarenakan letak rumah sakit masih tergolong jauh dan banyak yang mengeluh

dengan harga upaya yang diberikan pemda untuk mengatasi ini memeberikan

posyandu klinik kecil pada setiap RT dan RW. Biarpun masih tergolong mahal dan

susah dijangkau
53

4.2.3. Pemerintahan kampung

Secara adminitrasi pemerintah Pemberhentan Marpoyan tergolong masih

muda dan baru sehingga masih dalam masa transisi perpindahan dari kelurahan

Maharatu menhadi Perhentian Marpoyan, Pemerintahan Daerah Kelurahan

Perhentian Marpoyan masih bergantung pada Pemerintahan Kelurahan Maharatu.

Wilayah kelurahan ini memiliki setidaknya 6 RT, 23 RW dan 120 KK yang

mendiami wilayah ini yang dapat dilihat pada gambar 15

Gambar 15 . Bentuk Kantor Lurah Pemberhentian Marpoyan.

Dapat dilihat pada gambar x untuk kantor kelurahan belum memiliki gedung

pribadi atau masih menggunakan ruko dikarenakan masih barunya kantor di

wilayah ini dan menurut beberapa orang untuk lokasi kantor masih banyak warga

yang belum tahu dan sebagian besar masih bergantung pada kelurahan Maharatu.
54

4.2.4 Sarana dan Prasarana; Infrastruktur dan Faslitas Umum

Sarana dan prasarana di daerah ini terdiri dari sarana lalulintas yang dapat

dilihat pada gambar 16.

Gambar 16. Sarana Jalan

Dapat dilihat bahawa ada banyak ketersedian sarana untuk masyarakat

mulai dari sarana jalan dan juga sarana agama di daerah ini tetapi ada juga sarana

yang lain yang menjadi unggulan di daerah ini yaitu sarana pendidikan dan

kesehatan yang masih berkembang pada gambar diatas dapat dilihat akses jalan ke

kampong yang masih buruk dan belum diperhatikan oleh masyarakat maupun

PEMDA. Untuk sarana agama yang dapat dilihat pada gambar 17.
55

Gambar 17. Sarana Agama di Kelurahan

Tidak hanya sarana agama tetapi juga ada sarana pendidikan yang

memadai.

4.2.5. Indetifikasi Masalah Kampung

Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari kendala dan masalah

adapun permasalahan yang sering terjadi di Kampung diidentifasikan sebagai

berikut :

4.2.5.1. Keaamanan dan Ketertiban

Mayarakat di kampong adalah masyarakat yang majemuk dari berbagai

etnis jawa dan golongan rendah, Namun jarang terjadi perselisihan , Kampung ini

tergolong masih damai dan tentram dan jarang perselisaihan


56

4.2.5.2. Pendidikan

masalah pendidikan yang ada di kampung ini tergolong baik dang terpenuhi

dengan beberapa sekolah yang sudah memiliki fasilitas lengkap dan akreditas yang

bagus, beberapa sekolah juga menjalankan program-program yang mendidik bagi

wilayah sekitar contohnya SMK pertanian yang menjadi tempat terbaik dalam

menimba ilmu dalam bidang pertanian dan sering menuju keladang hortikulutura

untuk memberikan info kepada petani.

4.2.5.3. Kesehatan

Kesehatan di daerah ini masih dapat ditanggulangi dengan diberikanya

beberapa sarana kesehatan yang memadai dari diadakannya puskesmas kecilda

psyandu di beberapa RT dan RW setempat

4.3. Profil Responden

Petani memegang peran penting dalam melaksanakan kegiatan usahatani,

ini dapat dilihat dari kedudukanya sebagai pengelolah maupun pekerja.petani

meruapakan pihak yang terlibat lansung dalam kegiatan usaha tani ti tuntut untuk

mengoptimalkan pemanfaatna sumber daya yang terbatas melalui pengalokasian

secara efisien, Untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan hidupnya

dibidang pertania. Kebrhasilan dalam melaksanakan usahanya tergantung

umur,Tinggkat pendidikan,Jumlah Anggota keluarga dan lama pengalaman.

4.3.1. Profil Petani Hortikultural

Umur sangat mempengaruhi petani dalam melakukan kegiatan usahatani

Karena petani sebagai pekerja sangat mengandalkan kekuatan fisik. Umur dapat

juga memepengaruhi seseorang dalam penerimaan inovasi baru, serta pengambilan

keputusan dalam penerapan dan pengembangan suatu usaha. Umumnya sesorang


57

dengan umur muda memiliki kekuatan fisik yang lebih kuat dalam mengelola

usahatani, Mudah mengadopsi inovasi baru daripada orang yang berumur lebih tua

Penduduk dengan kisaran umur 15-54 tahun tergolong tenaga kerja

produktif sedangkan 0-14 tahun belum termasuk tenaga kerja produktif untuk

mengetahui indentitas petani sampel dapat dilihat pada gambar 18

>54 15-54

Gambar 18. Identitas Petani Sampel bedasarkan Umur

Bedasarkan Gambar 18 dapat dilihat hamper seluruh petani memiliki usia

yang produktif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa petani dalam penilitian

ini dominan memiliki usia yang masih produktif, sehingga petani pada daerah ini

memiliki kekuatan fisik yang masih kuat, dapat bekerja dan mudah dalam

mengadopsi inovasi baru dan mempunyai tanggunga jawab social terhadap

penghidupan seluruh anggota keluarganya, bila dibandingkan dengan petani yang

ber-usia non Produktif


58

Semakin tinggi tingakat pendididkan seseorang semakin tinggi pula

produktivitas seseorang tersebut dalam mengelola usahanya. Menurut Toho (1983),

Pendidikan yang dimilki seorang petani menentukan dalam mengambil keputusan

untuk memamnfaatkan sumber daya alam dan modal secara optimal Karena

pendidikan merupakan factor utama yang mempelancar begi keberhasilan seorang

petani. Seseorang yang memiliki rendah dapat menurunkan produktivitas seseorang

sehingga memeperoleh gaji atau pendapatan yang rendah dan pada akhirnya akan

mempengaruhi tingkat kesejaterahan keluarga petani.Upaya peningkatan

produktifitas tenaga kerja untuk meningkatkan pendapatan dan kesejaterahan petani

dapat melalui peningkatan berbagai program yang berhubungan dengan pendidikan

dan pelatihan. Utuk mengetahui identitas pendididkan petani sampel akan disajikan

pada gambar 19.

SMK SMA / SLTA SMP

Gambar 19. Identitas petani sampel bedasarkan tingkat pendididkan

Bedasarkan data pada gambar 19 diketahui tingakt pendidikan petani masih

dibawa rata-rata dimana keseleruhan petani masih tamat SMA maupun SMK
59

dimana merupakan tingkatan petani rata-rata. Sebagian besar petani sudah bisa

mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya alam dan modal yang

dierikan. Pendidikan menentukan kemampuan petani dalam mengelola,

memafaatkan sumber daya alam dan modal secar optimal

Jumlah anggota keluarga merupakan jumlah seluruh anggota yang berada

dalam tanggungan keluarga. Bayak sedikitnya anggota keluarga akan berpengaruh

terhadap tingkat pendapatan daan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Semakin banyak anggota keluarga yang ditanggung akan semakin

banyak pengeluaran yang harus dipenuhi, baik meningkatkan pendapatan pada

usaha tani maupun luar usaha tani. Jika jumlah beban keluarga yang ditanggungnya

semakin banyak, maka seamikn besar motivasi untuk bekerja keras untuk

mencukupi kebutuhan hidupnya

Menurut Eldi (2009) dan Mubyanto (1986) pada kegiatan tani sebagian

besar tenaga kerja kerja berasal dari dalam keluarga, besar kecilnya jumlah

tanggungna keluarga berada pada usia produktif . Bedasakan wawancara

dilapangan dapat dinyatakan bahwa jumlah keluarga petani memiliki angggota

keluarga berkisar 4-8 orang. Hal ini diartikan bahwa cukup banyak petani sampel

memeiliki anggota keluarga dapat berpengaruh terhadap pengeluaran dan

pendapata hidup

Pekerjaan secara umum merupakan suatu kegiatan aktif yang dilakukan

oleh manusia dan juga merupakan tugas atau kerjaan yang menghasilkan tugas atau

karya bernilai imbalan dalam bentuk kerja uang bagi seseorang ( Wikipedia). Jenis

pekerjaan ada du yaitu pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan,Pekerjaan utama

adalah pekerjaan yang rutin dilakukan dan dikerjakan setiap hari kerja yang telah
60

ditentukan unutk mendapatkan pendapatan secara finasnsial berbeda dengan

pekerjaan sampingan yamg merupakan sebuah usaha atau kegiatan yang

menghasilkan keuntungan secara finansial diluar dari kegiatan rutin sehingga

terkadang tidak ada batas waktu. Adapun pekerjaan utam dan sampingan responden

Pada gambar 20.

0
Petani Bukan petani

Series 1

Gambar 20 . Pekerjaan utama responden

Pekerjaan utama responden 99% merupakan petani dan 1% adalah

pegawai negeri sipil yang tinggal dekat dengan pemikiman warga responden.
61

Untuk pekerjaan sampingan responden akan ditampilkan pada gambar 21.

120

100

80

60

40

20

0
Buruh Perternak

Gambar 21. pekerjaan sampingan responden

Dapat dilihat pada data gambar diatas untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya petani juag melakukan kegiatan sampingan berupa berternak.

Luas lahan juga merupakan tolak ukur dalam melihat keberhasilan dan

pendapatan petani. Lahan merupakan sumberdaya utama seklaigus modal bagi para

petani dalam upaya meningkatkan produksi dan perluasan usahatninya. Luas lahan

yang digunakan oleh petani akan di sampiakan pada table dibawah

Tabel 5. Pembagian Lahan respoden

NO Luas Lahan Kegunaan Lahan


1 5 Ha Ladang Hortikultura
2 1,7 Ha Pemukiman dan Rumah Warga
3 0,3 Ha Pertenakan dan penangkaran
62

Dapat dilihat penggunaan lahan pada daerah respoden lebih banyak

diperlakukan untuk mejadi lahan pertanian hortikulura sedangkan untuk sebagain

lahan dipergunakan untuk pemukiman dan kandang sebagai usaha mereka untuk

mengelola lahan yang telah disediakan

4.3.2. Profil pedangang

Usaha yang dilakukan oleh petani hortikultura bersaifat kermersila atau

dapat dijual untuk itu diperlukannya seorang pedagang yang mejadi sumber untuk

memenuhi kebutuhan dimana mereka menjual dan memebeli hasil produksi petani

dan menjualnya kepasar.

Umur sangat mempengaruhi dalam melakukan kegiatan usahatani Karena

petani sebagai pekerja sangat mengandalkan kekuatan fisik. Umur dapat juga

memepengaruhi seseorang dalam penerimaan inovasi baru, serta pengambilan

keputusan dalam penerapan dan pengembangan suatu usaha.

>54 15-54

Gamabr 22 . Indentitas pedagang bedasarkan umur


63

Semakin tinggi tingakat pendididkan seseorang semakin tinggi pula

produktivitas seseorang tersebut dalam mengelola usahanya. Menurut Toho (1983),

Pendidikan yang dimilki seorang petani menentukan dalam mengambil keputusan

untuk memamnfaatkan sumber daya alam dan modal secara optimal Karena

pendidikan merupakan factor utama yang mempelancar begi keberhasilan seorang

petani. Seseorang yang memiliki rendah dapat menurunkan produktivitas seseorang

sehingga memeperoleh gaji atau pendapatan yang rendah dan pada akhirnya akan

mempengaruhi tingkat kesejaterahan keluarga pedangang. Upaya peningkatan

produktifitas tenaga kerja untuk meningkatkan pendapatan dan kesejaterahan petani

dapat melalui peningkatan berbagai program yang berhubungan dengan pendidikan

dan pelatihan.

Menurut Eldi (2009) dan Mubyanto (1986) pada kegiatan tani sebagian besar

tenaga kerja kerja berasal dari dalam keluarga, besar kecilnya jumlah tanggungna

keluarga berada pada usia produktif . Bedasakan wawancara dilapangan dapat

dinyatakan bahwa jumlah keluarga petani memiliki angggota keluarga berkisar 4-8

orang. Hal ini diartikan bahwa cukup banyak petani sampel memeiliki anggota

keluarga dapat berpengaruh terhadap pengeluaran dan pendapatan hidup.


64

4.4. Analisis Persepsi responden

4.4.1. Pesepsi Petani Hortikuktura

peatani adalah orang melakukan usaha dalam pertanian dan pedangang

adalah yang mendistribusikannya ini semua bergantung kepada lembaga pemasaran

yang ada. Petani tidak mengami kendala dalam pemasarannya memlaui tauke

dikarenkan tauke telah banyak membantu dalam kebutuhan petani, baik dalam

memenuhi sarana dan prasarana maupun pinjaman kepda pedagang disini telah

terjadi hubungan antara petani dan pedagang tampak terbina. Untuk mengetahui

alsan mengapa demikian dapat dilihat pada gambar 23.

Kenal Dekat Saling Pecaya Sering Kebutuhan Terdesak

Gambar 23. Alasan Petani berhungungan dengan pedagang

Gambar diatas menunjukan bahwa hubungan antara petani dan pedagang

yaitu kenal dekat dikarenkaan petani responden memiliki keluaraga dan juga

tinggal satu daerah dengan petani sehingga lebih banyak yang saling kenal dengan

demikian dapt terjalin hubungan patron- klien dengan baik.


65

Tetapi ada beberapa kendala, kedala ini disebkan karena harga pasar yang

tidak stabil sehingga harga sayur turun dan membuat petani kadang menderita

Karen ahasil yang didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan kendala

diantaranya:

1. Pelanggan yang sedikit

2. Banyak tanaman yag diserang hama sehingga mnurunkan jumlah

produksi

3. Turun-naiknya harga pasar

Berbagai kendala dihadapi oleh petani dan pedangang dan hal ini juga bisa

menjadi alasan mengapa petani tidka bisa lepas dari pedagang disini

pedanga dapat membantu dalam proses produksi mulai dari memberi

pelayanan kepada petani.

4.4.2. Persepsi Pedagang Hortikultura

pedagang merupakan salah satu lembaga pemasaran yang membatu petani

dalam hal penyaluran tanaman hortikutlura ke pasar. Hubungan yang terbina antara

petani dan pedagang adlah hubungan yang kerjasama yan saling menguntungkan ,

Walaupun hubunganpemasaran yang ada tidak seimbang. Beberapa

ketidakseimbangan yang terlihat diantaranya penetapan harga. Dari beberapa

responden harga pasar yang diberikan kadang tidak mencukupi kadang dapat dijula

denga harga 1.500 dan mereka hanya mendaptkan 400-500 rupiah saja dari

pedagang.
66

4.5. Analisis penyebab hubungan petani dengan pedagang

manusia sebagai mahluk social hidup dalam berbagai lingkungan yang

dimilikinya. Hal ini disebabkan Karena manusia dalam usahnya untuk

melansungkan hidup adalah bergantung dengan orang lain yang ada pada

lingkungannya. Ketergantunganya ini terwujud dalam interaksi social yang

berlansung pada lingkungannya dan biasa juga dalam bentuk petalian antara pihak-

pihak yang terkait atau beriteraksi. Begitu saja dalam hubungan petani dengan

pedagang yang bersifat mutualisme

Masayarakat yang ada di kelurahan pemberhentian marpoyan terdiri

berbagai suku seperi Jawa, Batak,dan Melayu sebagai penduduk tetapan. Hubungan

Patron-Klien telah mulai berjalan dan hubungan antara petani dan pedangang telah

terjalin hubungan interaksi sosial yang mengarah ke hubungan lebih khusus yang

disebut dengan patron-klien.

Menurut James Scott (1981) adapaun ciri-ciri hubungan patron klien

anatara petani dengan pedagang adalah sebagai berikut:

 Penghidupan subsistensi dasar yaitu pemberian pekerjaan tetap atau tanah

untuk bercocoktanam

 Jaminan krisis subsistensi, patron menjamin dasar subsistensi bagi kliennya

dengan menyerap kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh permasalahan

pertanian (paceklik dll) yang akan mengganggu kehidupan kliennya

 Perlindungan. Perlindungan dari tekanan luar

 Makelar dan pengaruh. Patron selain menggunakan kekuatanya untuk

melindungi kliennya, ia juga dapat menggunakan kekuatannya untuk


67

menarik keuntungan/hadiah dari kliennya sebagai imbalan atas

perlindungannya.

 Jasa patron secara kolektif. Secara internal patron sebagai kelompok dapat

melakukan fungsi ekonomisnya secara kolektif. Yaitu mengelola berbagai

bantuan secara kolektif bagi kliennya.

Sedangkan arus dari klien ke patron, adalah:

· Jasa atau Tenaga yang berupa keahlian teknisnya bagiu kepentingan

patron. Adapun jasa-jasa tersebut berupa jasa pekerjaan dasar/pertanian, jasa

tambahan bagi rumah tangga, jasa domestik pribadi, pemberian makanan secara

periodik dll.

Bagi klien, unsur kunci yang mempengaruhi tingkat ketergantungan dan

penlegitimasiannya kepada patron adalah perbandingan antara jasa yang

diberikannya kepada patron dan dan hasil/jasa yang diterimannya. Makin besar

nilai yang diterimanya dari patron dibanding biaya yang harus ia kembalikan, maka

makin besar kemungkinannya ia melihat ikatan patron-klien itu menjadi sah dan

legal.

Dalam suatu kondisi yang stabil, hubungan kekuatan antara patron dan klien

menjadi suatu norma yang mempunyai kekuatan moral tersendiri dimana

didalamnya berisi hak-hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh kedua

belah pihak. Norma-norma tersebut akan dipertahankan sejauh memberikan

jaminan perlindungan dan keamanan dasar bagi klien. Usaha-usaha untuk

merusmuskan kembali hubungan tersebut kemudian dianggap sebagai usaha


68

pelanggaran yang mengancam struktur interaksi itu sehingga sebenarnya kaum

elitlah/patronlah yang selalu berusaha untuk mempertahankan sistem tersebut demi

mempertahankan keuntungannya. Hubungan ini adalah berlaku wajar karena pada

dasarnya hubungan sosial adalah hubungan antar posisi atau status dimana masing-

masing membawa perannya masing-masing. Peran ini ada berdasarkan fungsi

masyarakat atau kelompok, ataupun aktor tersebut dalam masyarakat, sehingga apa

yang terjadi adalah hubungan antar posisi dikeduanya.

Untuk menjaga agar sikap klien tetap konsisten terhadap patronnya maka patron

selalu mengembangkan sistem yang sifatnya mengawasi keberadaan kliennya.

Namun demikian ada keterbatasan kemampuan patron untuk mengawasi kliennya

karena

1. kemampuan relatif dari struktur kerabat dan desa sebagai pengganti bagi

beberapa fungsi patron

2. tersedianya lahan yang tidak berpenghuni

3. kelemahan negara pusata yang tidak mempunyai ketangguhan untuk

mendukung kekuasaan elit lokal/lokalisasi kekuasaan

4. ada sumber daya yang menjadi daya tawart-menawar bagi klien kepada

patron.

Pada dasarnya sifat ikatan patronasi juga bervariasi, namun lebuh kuat tertanam

dalam sistem stratifikasi kerajaan, dimana pembagian peran otoritas lokal/daerah

kadang didasarkan atas hubungan patronase tersebut. Peran otoritas pada tingkat

lokal diambil alih/terletak pada tokoh-tokoh yang mampu untuk menggerakan

pengikutnya sehingga lalu diakui sebagai agen pemimpin di daerah. Ketika seiring

melemahnya sistem kerajaan tradisional dan menguatnya sistem pemerintahan


69

modern maka yang terjadi adalah jaringan patron-kliern yang terstruktur tidak

teratur dilokasi sekitar jalur-jalur perdagangan, pemajakan. Atau secara kultural

dan geografis dapat dikatakan bahwa semakin jauh dari pusat – pada tempat dan

kebudayaan pinggir dan pada dasar dari hirarki sosial- ikatan patron klien kurang

terlembaga dan karenanya sifatnya menjadi fleksibel.

Dalam konteks desa dan pertanian, Scott menyebutkan bahwa faktor lahan menjadi

faktor yang dominan untuk dijadikan bahan bargaining antara patron -klien.

Penghalang utama bagi bentuk-bentuk ikatan patron klien yang lebih eksploitatif di

Asia Tenggara adalah tersedianya lahan lusa yang dapat ditanami. Dengan investasi

yang murah dan mudah seseorang dapat dengan cepat berpindah dan membentuk

pemukiman baru. Dalam hal ini tidak secara otomatis kemudian menciptakan klien

yang tergantung pada patronnya demi kehidupan subsistensinya, seperti lahan-

lahan langka yang subur. Kendali tenaga kerja menjadi lebih penting untuk

dipertahankan daripada sekedar penyediaan lahan baru. Ketersediaan lahan yang

banyak membuat situasi dan kondisi yang menguntungkan bagi klien karena patron

tidak bisa membuat jaminan sibsistensi menjadi dasar ketergantungan yang

memperbudaknya.
70

V.PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan pemeberhentian

Marpoyan Damai Kota Pekanbaru diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Potensi yang dimiliki oleh desa penelitian terletak kepada luasnya areal

lahan yang dimiliki dan letaknya yang strategis karena tidak terlalu jauh dari

jalan raya

2. Profil petani: dominasi umur berada pada usia produktif, umumnya

pendidikan terakhir petani tersebut ialah pada tingkat SD, dan pengalaman

usahatani berada pada tahap pengembangan > 5 tahun.

3. Dari aspek hubungan patron client antara pedagang dan petani bersifat

saling menguntungkan. Tetapi dalam aspek ekonomi hubungan ini

terkendala pada harga sayur yang tidak menentu karena petani tidak bisa

menguasai pasar dan harga yang ditentukan oleh para pedagang yang

menyebabkan rendahnya kesejahteraan dikalangan petani.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dirumuskan dapat

disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Membentuk lagi kelompok tani yang baru dalam hal pengelolaan pertanian

sayuran yang relative berbeda dengan pertanian secara mandiri, agar

kelompok tani lebih mudah dalam melakukan usahanya dan mendapatkan

bantuan dana dari pemerintah lebih banyak dibandingkan dengan pertanian

yang dilakukan secara mandiri.


71

2. Peran penyuluhan dan instansi yang terkait dalam pembinaan atau pelatihan,

demi menjalin komunikasi dengan lembaga pemasaran yang berperan

membantu petani dalam meningkatkan produksi, mutu, dan kualitas hasil

produksi pertanian

3. Kelompok tani dan koperasi seharusnya lebih aktif dalam menyatukan dan

membina para petani, seperti secara kolektif menjual hasil produksi

pertanian.
72

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1. 2013. Bab II Tinjauan Hortikultura. Diperoleh dari


https://www.researchgate.net/publication/259472308. Diakses pada 19 November
2018.

Budiarti, Ernanda Tri. 2017. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kangkung
Darat pada Media Tanam Arang Sekam dan Cocopeat Serta Konsentrasi POH
cair. Purwokerto : Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Rukmana, Rahmat. 1994. Seri Budidaya Kangkung. Yogyakarta : Kanisius.

Soekanto, Soerjono.1995. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo


Persada.

Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Pemasaran Hasil-Hasil Pemasaran. Jakarta :


Rajawali Press.

Sudiyono, Armand. 2001. Pemasaran Pertanian. Malang : Penerbit Universitas


Muhammadiyah Malang.

BPS. 2015. Pekanbaru Dalam Angka. Pekanbaru: Badan Pusat Statistik Kota
Pekanbaru

BPS. 2018. Kecamatan Marpoyan Damai Dalam Angka. Pekanbaru: Badan Pusat
Statistik Kota Pekanbaru

BPS. 2018. Provinsi Riau Dalam Angka.Pekanbaru: Badan Pusat Statistik Provinsi
Riau

Departemen pertanian. 2009. Dasar-dasar penyuluhan pertanian. Medan: Pustaka


deptan
73

LAMPIRAN
74

Lampiran 1. Profil Responden Petani

Pengalaman Berusaha Jumlah Luas Lahan Tempat Penjualan Kepemilikan


No Sampel pendidikan Umur
Tani Tanggunaan (Ha) Hortikultura Lahan
1 10 SLTA 4 56 5 Tauke, Pasar Kaget Pinjaman
2 14 SMP 4 33 5 Tauke, Pasar Kaget Pinjaman
3 17 SMP 5 36 5 Tauke, Pasar Kaget Pinjaman
4 18 SMP 4 44 5 Tauke, Pasar Kaget Pinjaman
5 14 SMP 4 30 5 Tauke, Pasar Kaget Pinjaman
6 17 SMP 4 37 5 Tauke, Pasar Kaget Pinjaman
7 17 SMP 4 38 5 Tauke, Pasar Kaget Pinjaman
8 17 SMP 4 29 5 Tauke, Pasar Kaget Pinjaman
75

Lampiran 2. Profil Responden Pedagang

Pengalaman Berusaha Jumlah Jumlah Tempat


No Sampel (Thn) Pendidikan Tanggungan Petani Umur Pekerjaan Penjualan
1 2 SMK 3 20 50 Tauke Kecil Pasar Kaget
2 2 SMP 4 4 30 Tauke Kecil Pasar Kaget
3 3 SLTA 4 10 29 Tauke Kecil Pasar Kaget
4 1 SLTA 6 12 34 Tauke Kecil Pasar Arengka
5 3 SMK 5 14 35 Tauke Kecil Pasar Arengka
6 2 SMK 3 12 30 Tauke Kecil Pasar Arengka
76

Lampiran 3. Pekerjaan Pokok dan Pekerjaan Sampingan Petani

No Sampel Pekerjaan Produk pekerjaan Sampingan


1 Petani Hortikultura Ternak Sapi
2 Petani Hortikultura Ternak Sapi
3 Petani Hortikultura Ternak Sapi
4 Petani Hortikultura ~
5 Petani Hortikultura ~
6 Petani Hortikultura ~
7 Petani Hortikultura ~
8 Petani Hortikultura ~
77

Lampiran 4. Kelebihan dan kekuarangan pedagantg sayuran tempat petani


menjual hasil panen
No Sampel Keterangan
1 Kurangnya penghasilan yang diterima oleh petani
2 Memilki akses yang dibilang cukup baik
3 kurang tranportasi menuju pasar
4 tauke yang masih pemula
5 tauke yang masih baru 2 tahun memiliki pengalaman yang cukpu minim
6 Harga kurang sesuai harga pasar
7 jika butuh uang mudah didapat
8 harga selalu bersaing
78

Lampiran 5. Tenaga kerja yang digunakan petani

No Sampel keterangan

1 TKDK

2 TKDK

3 TKDK

4 TKDK

5 TKDK

6 TKDK

7 TKDK

8 TKDK

Keterangan
 TKLK Adalah tenaga kerja luar keluarga
 TKDK Adalah tenaga kerja dalam keluarga
79

Lampiran 6. Kontrak kerja dengan pedagang

No Sampel Kontrak Dengan pedagang

1 Tidak

2 Tidak

3 Tidak

4 2 tahun

5 Tidak

6 Tidak

7 Tidak

8 Tidak
80

Lampiran 7. Alasan petani mau menjual sayur ke pedagang sayuran


Kenal
No Sampel Saling Percaya Sering Membantu Kebutuhan Terdesak Dekat
1

2 √
3 √
4 √
5
6 √ √
7 √
8 √
81

Lampiran 8. Tanggapan petani terhadap penetapan harga yang di tetapkan


pedagang
No Sampel Setuju / Tidak Setuju
1 Ya
2 Tidak
3 Tidak
4 Tidak
5 Tidak
6 Ya
7 Tidak
8 Tidak
82

Lampiran 9. Sistem Pembayaran yang dibayarkan pedagang ke petani


No Sampel Petani Pembayaran
1 petani Cash
2 Petani Cash
3 Petani Cash
4 Petani Cash
5 Petani Cash
6 Petani Cash
7 Petani Cash
8 petani Cash

Anda mungkin juga menyukai