Anda di halaman 1dari 5

I.

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang kehidupan perekonomian
nasionalnya tidak lepas dari sektor pertanian. Sektor pertanian tetap memegang peranan
penting, karena berperan sebagai penyedia bahan pangan bagi seluruh masyarakat, di sisi lain
menopang pertumbuhan industri dalam hal penyediaan bahan baku industri dan mendorong
pemerataan pertumbuhan dan dinamika pedesaan.
Peranan sektor pertanian diintergrasikan lebih jauh ke dalam tujuan pembangunan
nasional, antara lain : (1) mempertahankan dan meningkatkan swasembada pangan (2)
meningkatkan produksi pertanian untuk menyediakan bahan baku industri dan ekspor (3)
meningkatkan produktivitas usahatani dan nilai tambah produk-produk pertanian dan (4)
meningkatkan produktiIitas dan memperbaiki kesejahteraan petani (Dinas Pertanian, 2002).
Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang
diandalkan untuk mencapai pertanian yang tangguh dan sebagai wahana untuk peningkatan
sektor pertanian. Pembangunan perkebunan dapat dilakukan pihak swasta dalam bentuk
perkebunan besar atau oleh rakyat dalam bentuk perkebunan rakyat.
Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di
Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja bagi sekitar 1,4 juta kepala keluarga,
komoditas ini juga memberikan kontribusi yang signiIikan sebagai salah satu sumber devisa
non-migas. Sampai tahun 1998 komoditas karet masih merupakan penghasil devisa terbesar
dari subsektor perkebunan dengan nilai US$ 1,1 miliar, namun pada tahun 2003 turun
menjadi nomor dua setelah kelapa sawit dengan nilai US$ 1,4 miliar. Pada tahun 2005
pendapatan devisa dari komoditas karet ini mencapai US$ 2,6 miliar atau sekitar 5 dari
pendapatan devisa non- migas (Didiek Hadjar Goenadi dkk., 2007).
Karena masih tingginya dan karet di pasar internasional, kondisi ini akan semakin
meningkatkan kinerja net-ekspor Sumatera Barat yang memiliki komoditas unggulan karet.
Dan hal ini juga akan berimplikasi pada semakin menggeliatnya subsektor perkebunan,
sehingga pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan II-2010 secara umum akan mengalami
peningkatan. Nilai ekspor komoditas nonmigas Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) selama
Februari 2010 mencapai US$147.058,8 atau naik 18,01 dibandingkan dengan ekspor
anuari lalu yang tercatat sebesar US$124.617,3. Penyumbang nilai ekspor Sumatera Barat
terbesar kedua adalah golongan karet dan barang dari karet sebesar US$40.662,9. Untuk
golongan karet dan barang dari karet mencatat peranan terhadap ekspor Sumbar sebesar
37,46.
Peranan industri pengolahan hasil pertanian menjadi satu hal yang sangat oenting
dalam sub sektor industri secara keseluruhan. Hal ini mengingat industri pengolahan hasil-
hasil pertanian dan memperluas kesempatan kerja, pemerataan pendapatan dan sebagai
sumebr devisa. Disisi lain industri pengolahan hasil pertanian merupakan industri yang
berkaitan dengan sektor ekonomi lainnya baik sektor yang menyediakan input maupun sektor
yang menyerap output dan industri ini (Tanjung, 1999).
Sebagai sumber devisa, perusahaan harus melakukan suatu Iungsi yang penting, yaitu
Iungsi pemasaran akan produk yang dihasilkan. Pemasaran merupakan Iungsi perusahaan
dalam menentukan pelanggan sasaran, dengan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan pelanggan secara kompetitiI dan menguntungkan. Kegiatan-kegiatan tersebut
beroperasi dalam suatu lingkungan yang terus-menerus berkembang dengan konsekwensi
sosial dari perusahaan, tapi juga dibatasi oleh sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri dan
peraturan yang ada. Bagi pemasaran perubahan lingkungan merupakan tantangan baru yang
memerlukan tanggapan dan cara penyelesaian yang baru pula, atau sebaliknya dapat berupa
suatu peluang atau kesempatan untuk mengembangkan usahanya (Swasta dan Handoko,
1982). Sedangkan menurut Kotler (1995) pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manajerial dengan mana perorangan atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan
dan inginkan melalui pembuatan dan produk nilai dengan pihak lain.
Menurut Stanton (1991) adanya persaingan dari perusahaan lain yang sejenis, baik
dalam pengelolaan produksi maupun pemasaran produk akan mempengaruhi penerimaan laba
yang akhirnya mempengaruhi perkembangan perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus
memperhatikan bidang pemasaran produknya, karena pemasaran merupakan Iaktor penentu
bagi besarnya volume penjualan produk yang berati mempengaruhi perolehan keuntungan
perusahaan. Dengan demikian perusahaan harus memilih dan menetapkan strategi pemasaran
yang berkaitan erat dengan jalannya usaha sehingga upaya perusahaan untuk
mempertahankan dan meningkatkan volume penjualan produk dapat tercapai serta upaya
dalam menghadapi persaingan dapat teratasi.
antung dari perencanaan pemasaran adalah strategi pemsaran. Strategi pemasaran
adalah rencana tindakan yang hendak diikuti oleh manajer pemasaran. Rencana tindakan ini
didasarkan atas analisa situasi dan tujuan perusahaan (Rewoldt, 1991). Kecendrungan
berubahnya lingkungan secara pesat menyebabkan perusahaan harus sering merevisi
perencanaan strategiknya minimal 1 tahun. Untuk mempertahankan eIektiIitasnya perusahaan
menetapkan strategi atau kebijakan secara situsiaonal. Disamping itu dalam rangka
mengantisipasi lingkungan itu, perusahaan juga harus melakukan ramalan (forecasting)
mengenai lingkungan masa mendatang terutama pada tingkat menajemen operasional
pemasaran. Metode yang dipakai bisa intituitiI ataupun Iormal tergantung pada situasi atau
kondisi perusahaan (Nangoi, 1988).
Menurut data statistik perkebunan Sumatera Barat tahun 2010 terdapat 10 perusahaan
perkebunan karet di Sumatera Barat. PT. Lembah Karet merupakan perusahaan swasta yang
berbentuk perseroan terbatas yang bergerak di bidang pengolahan karet. Di perusahaan ini
karet akan diolah menjadi crumb rubber.

1.2Perumusan Masalah
Setiap perusahaan mempunyai tujuan agar terciptanya kontinuitas perusahaan. Pada
dasarnya tujuan perusahaan adalah memperoleh keuntungan dan meningkatkan volume
penjualan. Untuk mencapai tujuan tersebut adalah wajar apabila setiap perusahaan melakukan
berbagai usaha dan strategi serta kebijaksanaan untuk mencapai tujuan perusahaannya.
Pencapaian tujuan perusahaan dilakukan melalui kegiatan pemasaran yang merupakan ciri
dari aktivitas perusahaan.
Dalam kegiatan pemasaran, perusahaan menghadapi masalah yang bersiIat tidak pasti
dan sulit untuk dikontrol seperti situasi perekonomian, persaingan dan kebijaksanaan produk
yang bersangkutan. Dengan kondisi pasar yang kompetitiI tersebut masalah pemasaran suatu
produk merupakan masalah yang lebih sulit daripada memproduksi produk tersebut. Hal ini
dialami oleh PT. Lembah Karet dimana beberapa tahun belakangan perusahaan mengalami
peningkatan kondisi penjualan yang cenderung berIluktuatiI dan terlihat bahwa PT. Lembah
Karet belum mampu memenuhi seluruh permintaan pelanggan.
Karena produk yang dihasilkan PT. Lembah Karet ini merupakan salah satu komoditi
ekspor, maka dalam memasarkannya dihadapkan pada persaingan yang cukup ketat. Apalagi
dengan diberlakukannya kebijaksanaan ASEAN pada tahun 2003. Dengan melihat keadaan
tersebut memberikan gambaran bahwa perusahaan harus bisa memanIaatkan secara optimal
peluang untuk meningkatkan prestasinya dalam penjualan crumb rubber baim dalam maupun
luar negeri.
Hal ini hendaknya menjadi perhatian bagi pihak perusahaan, sebab jika hal ini
dibiarkan terus berlanjut tentunya akan membahayakan bagi posisi perusahaan didalam
persaingan dengan perusahaan lainnya dan dapat mengancam kelangsungan hidup
perusahaan. Upaya merebut peluang pasar berarti menyangkut volume permintaan akan
produk tersebut dari pihak pelanggan dan besarnya volume penjualan yang ditawarkan oleh
perusahaan. Dari besarnya volume permintaan dan penjualan ini akan terlihat apakah
perusahaan sudah dapat mencukupi besarnya permintaan produk dari pelanggan atau volume
penjualan perusahaan sudah melebihi dari permintaan pelanggan. Adanya penyimpangan
antara keduanya inilah yang akan dicari pemecahannya. Persaingan akan dimenangi oleh
perusahaan yang mampu menawarkan harga yang realatiI lebih murah. Ini juga mengandung
makna perusahaan tersebut akan mampu meningkatkan volume penjualan. Cara yang akan
ditempuh adalah dengan menyusun stratergi pemasaran.
Dari uraian diatas yang menjadi pertanyaan penelitian adalah :
1. Berapa besar ramalan volume permintaan crumb rubber oleh pelanggan PT. Lembah
Karet dan volume penjualan crumb rubber pada PT. Lembah Karet untuk 5 tahun ke
depan (2010 2015).
2. Bagaimana strategi pemasaran crumb rubber yang dijalankan meliputi kebijaksanaan
bauran pemasaran/ arketing ix.
3. Bagaimana menyusun strategi pemasarannya.
Berdasarkab hal diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul Analisis Strategi Pemasaran Karet Remah (Crumb Rubber) pada PT. Keret
Lembah Padang .

1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka
yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Meramalkan volume permintaan dan volume penjualan Crumb Rubber pada
PT.Lembah Karet untuk periode 5 tahun ke depan (2010 2015).
2. Menganalisa strategi pemasaran Crumb Rubber yang dijalankan meliputi
kebijaksanaan bauran pemasaran/ arketing ix.
3. Menyusun strategi pemasaran berdasarkan hasil analisis lingkungan serta strategi
pemasaran yang ada.

1.4Manfaat Penelitian
Sehubungan dengan tujuanyang telah ditetapkan, maka hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanIaat bagi PT. Lembah Karet sebagai pertimbangan dalam menetapkan strategi
pemasaran perusahaan dimasa mendatang, serta bermanIaat sebagai sumebr inIormasi bagi
pihak yang membutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai