Anda di halaman 1dari 42

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian dengan segala output yang dihasilkan merupakan

sektor yang cukup tangguh dibandingkan sektor lainnya. Hal tersebut

telah teruji saat Indonesia dilanda krisis ekonomi. Produk dari sektor

pertanian justru menjadi salah satu sumber pendapatan devisa

negara.Umumnya komoditas tersebut berasal dari sektor perkebunan

(Mangun, 2013). Salah satu komoditi perkebunan yang mempunyai

prospek yang cerah dalam pemasaran adalah Tanaman Nilam

(Pogostemoncablin, Benth). Tanaman nilam merupakan komoditas

perkebunan rakyat terutama ditujukan untuk ekspornon migas dalam

negeri maupun luar negeri yang cukup besar andilnya dalam

menghasilkan devisa Negara (Rahmayanti, Hadiguna, Santosa, & Nazir,

2018; Yahya & Yunus, 2013).

Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth) yang termasuk dalam

keluarga Labiatea merupakan salah satu tanaman penghasil minyak

astsiri yang penting bagi Indonesia, karena minyak yang dihasilkan

merupakan komoditas ekspor yang cukup mendatangkan devisa negara.

Sebagai komoditas ekspor minyak mempunyai prospek yang baik, karena

dibutuhkan secara kontinyu dalam industri kosmetik, parfum, sabun dan

lain-lain. Penggunaan minyak nilam yang sifatnya yang fiksatif terhadap

bahan pewangi lain agar aroma bertahan lama, sehingga dapat mengikat

bau produktif selama 1-2 tahun (Mangun, 2015). Menurut (Purbaningtias,


Wiyantoko, Kurniawati, & Sari, 2014) merosotnya volume minyak nilam

dan peranannya, disebabkan oleh kurang intesifnya petani produsen

terhadap pembudidayaan nilam, pengolahan hasil dan sebagainya.

Alasan tersebut di dukung oleh suatu kenyataan bahwa perkembangan

luas tanaman nilam diliputi suasana ketidpastian dan tidak pernah

menunjukkan trend kenaikan. Ketidakpastian pembudidayaan nilam itu

jelas berpengaruh terhadap produksi minyak nilam yang dihasilkan.

(Santoso, 1990; (van Beek & Joulain, 2018).

Indonesia merupakan pemasok minyak nilam terbesar di pasaran

dunia dengan kontribusi 90%. Ekspor minyak nilam pada tahun 2002

sebesar 1.295 ton dengan nilai US $ 22,5 juta (Ditjen Bina Produksi

Perkebunan, 2014). Sebagian besar produk minyak nilam diekspor untuk

dipergunakan dalam industri parfum, kosmetik, antiseptik dan insektisida.

Dengan berkembangnya pengobatan dengan aromaterapi, penggunaan

minyak nilam dalam aromaterapi sangat bermanfaat selain penyembuhan

fisik juga mental dan emosional. Selain itu, minyak nilam bersifat fixatif

(mengikat minyak atsiri lainnya) yang sampai sekarang belum ada produk

substitusinya. Penggunaan varietas nilam yang tepat, disertai teknik

budidaya yang baik, panen dan pengolahan bahan yang sesuai akan

menghasilkan produksi minyak tinggi ( Anonimous, 2014 ) Berbagai

daerah di Indonesia membudidayakan tanaman Nilam, seperti halnya

yang berada di daerah Provinsi Sulawesi Barat Kecamatan Messawa,

daerah tersebut juga ikut serta dalam membudidayakan tanaman nilam

2
Desa aralle contohnya, kebanyakan masyarakat disana bekerja sebagai

petani tanaman nilam selain karena tanaman nilam memiliki nilai jual

yang baik juga dikarenakan kopi robusta memiliki banyak peminat.

Masalah utama yang dihadapi oleh petani nilam di daerah ini adalah harga

minyak nilam tidak stabil dan melihat persaingan di zaman modernisasi

ini sehingga petani nilam yang ada di Desa aralle utara cukup kewalahan

dalam melakukan strategi persaingan sehingga ini juga akan berdampak

terhadap penghasilan petani nilam. Melihat hal tersebut peneliti ingin

mengetahui lebih lanjut bagaimana penerapan strategi pemasaran yang di

lakukan oleh petani tanaman nilam di Desa aralle utara dengan

mengambil judul penelitian “Efektifitas Penanaman Dan Strategi

Pemasaran tanaman nilam di Desa Aralle Utara Kecamatan Aralle

Kabupaten Mamasa”.

I.1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka ada

beberapa permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yakni :

1. Bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT)

dalam pemasaran tanaman nilam di Desa Aralle utara Kecematan

aralle Kabupaten Mamasa.

2. Strategi apa yang dapat di terapkan dalam pemasaran tanaman nilam

Di Desa Aralle utara Kecematan aralle Kabupaten Mamasa.

3
I.2. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

I.2.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

(SWOT) dalam pemasaran tanaman nilam di Desa Aralle utara

Kecematan aralle Kabupaten Mamasa

2. Untuk mengetahui strategi apa yang dapat diterapkan dalam

Pemasaran tanaman nilam Desa Aralle utara Kecematan aralle

Kabupaten Mamasa

I.2.2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini untuk :

1. Bagi pemerintah, diharapkan dapat menjadi acuan agar dapat lebih

membangun suatu desa agar menjadi lebih baik dengan melihat

masalah masalah yang ada.

2. Bagi masyarakat desa, diharapkan penelitian ini mampu memberikan

informasi tentang pengetahuan dalam bidang pemasaran, terutama

pemasaran tanaman nilam agar menjadi pemasaran

3. yang baik dan efisien.

4. Bagi pembaca, diharapkan skripsi ini dapat memberikan wawasan

mengenai pemasaran dan permasalahan-permasalahan yang ada di

dalamnya khususnya pemasaran nilam.

4
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Strategi

Strategi merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup dari suatu

usaha untuk mencapai sasaran yang efektif dan efisien, perusahaan harus

bisa menghadapi setiap masalah-masalah atau hambatan yang datang

dari dalam maupun dari luar. Strategi merupakan alat untuk mencapai

tujuan, dalam pengembangannya konsep mengenai strategi harus terus

memiliki perkembangan dan setiap orang mempunyai pendapat atau

definisi yang berbeda mengenai strategi.Strategi dalam suatu dunia bisnis

atau usaha sangatlah di butuhkan untuk pencapaian visi dan misi yang

sudah di terapkan oleh usaha, maupun untuk pencapaian sasaran atau

tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.

Menurut Johnson and Scholes (2016) Strategi adalah arah dan

ruang lingkup sebuah organisasi dalam jangka panjang yang mencapai

keuntungan bagi organisasi melalui konfigurasi sumber daya dalam

lingkungan yang menantang, 18 untuk memenuhi kebutuhan pasar dan

memenuhi harapan pemangku kepentingan. Siagian (2016) juga

menyatakan Strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan

mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan

oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan

organisasi tersebut. Kemudian Craig&Grant (2016) menyebutkan Strategi

adalah penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang (targeting and long-

term goals) sebuah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai sasaran dan tujuan (achieve the goals and

objectives).Strategi adalah alat yang digunakan untuk mencapai suatu

tujuan (Rangkuti, 2017). Sedangkan menurut Hamel dan Pralahad (2017)

mengatakan bahwa strategi adalah tindakan yang bersifat increment

(senantiasa mengalami kenaikan) dan secara terus menerus dilakukan

berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh konsumen

dimasa yang akan datang. Oleh karena itu perencanaan strategi hampir

selalu dimulai dari “apa yang terjadi”.

Salusu dan Young (Salusu, 2015) menawarkan suatu definisi yang

lebih sederhana, yaitu: “strategi ialah suatu seni menggunakan kecakapan

dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui

hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling

menguntungkan”. Menurut Cahyani (2017), strategi adalah pilihan tentang

apa yang ingin dicapai oleh organisasi dimasa depan dan bagaimana cara

mencapai arah yang diinginkan tersebut.

Rangkuti (2013) mengemukakan bahwa dalam suatu perusahaan

terdapat tiga level strategi, yaitu:

1. Tingkat Korporat (Corporate Strategy)

Menurut Andrews dalam Rangkuti (2013: 10) bahwa: “Strategi

korporat adalah strategi yang disusun dalam suatu bisnis, di mana

perusahaan akan bersaing dengan cara mengubah distinctive

competence menjadi competitive advantage.” Masalah yang sangat

krusial dari strategi korporat adalah bagaimana menentukan bisnis yang

6
akan dikembangkan, bisnis yang akan dipertahankan, dan bisnis yang

akan dilepaskan. Keputusan untuk memasuki pasar baru dengan produk

baru (diversifikasi), cara memasuki bisnis tersebut (misalnya akuisisi,

pengembangan internal, joint venture), dan cara untuk keluar dari bisnis

(misalnya spin off, sale off, likuidasi) merupakan cara-cara untuk dapat

bersaing dan memperkuat keunggulan komparatif. Oleh karena itu strategi

korporat harus didasarkan kepada keinginan konsumen, selanjutnya

perusahaan berupaya agar produk sesuai dengan keinginan dan harapan

konsumen.

2. Tingkat Unit Bisnis (Strategic Business Units)

Menghasilkan berbagai jenis produk, akan bersaing di berbagai

tingkat bisnis atau pasar. Dengan demikian strategi dapat ditekankan

pada Strategic Business Units (SBU), Strategic Business Groups,

Strategic Business Segments, Natural Business Unit atau Product Market

Units (PMU). Abell dan Hammond dalam Rangkuti (2013)

mengemukakan bahwa :

a) Pada prinsipnya tingkat unit bisnis memiliki karakteristik sebagai berikut

Memiliki misi dan strategi

b) Menghasilkan produk yang berkaitan dengan misi dan strategi

c) Menghasilkan produk secara spesifik

d) Bersaing dengan pesaing yang telah diketahui dengan jelas.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pengembangan

perencanaan strategi untuk merebut peluang dengan menggunaan

7
konsep kompetensi inti merupakan sekumpulan keterampilan dan

teknologi dan bukan satu keterampilan atau teknologi yang berdiri sendiri.

Persaingan bagi suatu perusahaan merupakan suatu bentuk perlombaan

untuk memahirkan kompetensi serta untuk memperoleh posisi pasar dan

pengaruh pasar.

Oleh karena itu Rangkuti (2013:13) mengemukakan bahwa untuk

memiliki kompetensi inti, harus memiliki tiga kriteria, yaitu :

1) Nilai bagi pelanggan (customer perceived value), yaitu keterampilan

yang memungkinkan suatu perusahaan menyampaikan manfaat yang

fundamental kepada pelanggan.

2) Diferensiasi bersaing (competitor differentiation), yaitu kemampuan

yang unik dari segi daya saing. Jadi ada perbedaan antara kompetensi

yang diperlukan (neces-sary). Tidak layak menganggap suatu kompetensi

sebagai inti jika dia ada dimana-mana atau dengan kata lain muda ditiru

oleh pesaing.

3) Dapat diperluas (extendability). Karena kompetensi inti merupakan

pintu gerbang menuju pasar masa depan, maka kompetensi ini harus

memenuhi kriteria manfaat bagi para pelanggan dan keunikan bersaing.

3. Strategi Fungsional (Functional Strategy)

Strategi yang dirumuskan bersifat lebih spesifik tergantung pada

kegiatan fungsional manajemen. Strategi fungsional lebih bersifat

operasional, karena akan langsung diimplementasikan oleh fungsi-fungsi

manajemen yang ada di bawah tanggung jawabnya, seperti fungsi

8
manajemen produksi/operasional, fungsi manajemen pemasaran, fungsi

manajemen keuangan dan fungsi manajemen sumber daya manusia.

2.1.1 Tipe-tipe Strategi

Menurut Freddy Rangkuti (2015), tipe-tipe strategi dapat

dikelompokkan menjadi 3 tipe strategi, antara lain sebagai berikut :

a. Strategi Manajemen.

Strategi manajemen ini meliputi beberapa strategi yang dapat

dilakukan oleh pimpinan dengan meninjau pengembangan strategi secara

makro (luas), seperti strategi pengembangan produk, penerapan harga,

pengembangan pasar dan lain sebagainya.

b. Strategi Investasi.

Strategi ini merupakan kegiatan yang meninjau pada investasi,

misalnya perusahaan yang ingin melakukan strategi pertumbuhan pasar

yang agresif dan berusaha melakukan penetrasi pasar/berfokus pada

penjualan produk-produk yang ada di pasar-pasar yang telah ada

sebelumnya.

c. Strategi Bisnis.

Strategi bisnis ini secara fungsional meninjau pada fungsi-fungsi kegiatan

manajemen, seperti strategi pemasaran, produksi atau operasional,

distribusi, serta strategi yang berhubungan dengan keuangan.

2.1.2 Evaluasi strategi

Evaluasi Strategi (Strategic Evaluating) Evaluasi merupakan tahap

akhir dari rangkaian kegiatan manajemen strategi. Evaluasi atau

9
pengawasan atau pengemdalian berarti menilai setiap aktivitas agar

seluruh kegiatan strategi itu sesuai dengan yang telah direncanakan. Hal-

hal penting dalam evaluasi strategi meliputi:

1) Menilai hasil kerja secara keseluruhan, agar diperoleh hasil

kerja yang sesuai dengan rencana strategi.

2) Menilai seluruh variable internal dan eksternal yang dapat

mempengaruhi rencana strategi yang sedang dilaksanakan.

3) Evaluasi tersebut termasuk membuat koreksi yang terjadi agar

sesuai dengan rencana strategi.

Keseluruhan hasil evaluasi termasuk factor lain yang mungkin akan timbul

menjadi input (masukan) untuk membuat perrumusan strategi baru

dimasa yang akan datang. Perumusan strategi harus dilakukan secara

dinamis agar hasil kerja berkembang ke arah yang lebih maju

2.2. Definisi Pemasaran

Secara umum, pengertian pemasaran adalah suatu proses

menyeluruh, terpadu, dan terencana, yang dilakukan oleh sebuah

organisasi atau institusi dalam melakukan usaha agar mampu

mengakomodir permintaan pasar dengan cara menciptakan produk

bernilai jual, menentukan harga, mengkomunikasikan, menyampaikan,

dan saling bertukar tawaran yang bernilai bagi konsumen, klien, mitra, dan

masyarakat umum. definisi pemasaran lebih diidentikan dengan proses

pengenalan produk atau layanan kepada konsumen yang potensial.

10
Aspek-aspek untuk pemasaran ini meliputi periklanan, public relation,

promosi, distribusi, penjualan, dan pelayanan konsumen.

Pada umumnya, proses pemasaran produk atau layanan dilakukan

dengan mengolaborasikan empat hal, yaitu:

 Produk (Product), yaitu item yang akan ditawarkan oleh suatu bisnis

kepada calon konsumen.

 Harga (Price), yaitu berapa nilai yang dipatok oleh suatu bisnis untuk

produk atau layanan yang ditawarkan.

 Tempat (Place/ Distribution), ini merujuk pada

proses distribusi produk yang akan ditawarkan kepada konsumen.

 Promosi (Promotion), yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan

untuk menyampaikan informasi mengenai karakteristik dan manfaat

produk/ layanan kepada calon konsumen.

tujuan utama pemasaran adalah untuk memaksimalkan keuntungan

dengan membuat strategi penjualan. Di perusahaan atau bisnis, marketing

executives harus mampu melihat banyak aspek dalam beriklan, termasuk

juga memprediksi lifespan sebuah produk atau layanan.

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan

oleh usaha baik itu berupa barang atau jasa dalam upaya untuk

mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan

karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, di mana

secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan

pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung

11
dalam kaitannya dengan pasar Pemasaran (marketing) merupakan

kegiatan transaksi pertukaran nilai yang dimiliki oleh masing-masing

pihak, misalnya pertukaran pruduk yang dimiliki oleh usaha terhadap uang

yang dimiliki oleh pelanggan. (Malau 2017) American Marketing

Association mendefinisikan bahwa pemasaran adalah suatu aktivitas dan

proses menciptakan, mengkomunikasikan, memberikan dan menawarkan

pertukaran nilai terhadap pelanggan, klien, rekan, dan masyarakat luas

(Malau 2017). Dari definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa pemasaran merupakan usaha terpadu untuk menggabungkan

rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas

kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang

diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran

harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin

mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen. usaha harus secara

penuh tanggung jawab tentang kepuasan produk yang ditawarkan

tersebut. Dengan demikian, maka segala aktivitas, harusnya diarahkan

untuk dapat memuaskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan untuk

memperoleh laba.

2.2.1. Jenis-Jenis Pemasaran

Adapun beberapa jenis pemasaran adalah sebagai berikut:

1. Word of Mouth Marketing

Pengertian marketing jenis ini adalah calon konsumen mendapatkan

informasi produk dari customer lain. WOMM atau promosi dari mulut ke

12
mulut disampaikan secara oral dan ia sangat exited ingin membagikan

informasi penting ini pada orang lain.

2. Call to Action (CTA)

Kalau trafik dari website berhasil menghasilkan penjualan, itu artinya

website tersebut telah melakukan pemasaran CTA. Jenis kampanye ini

memanfaatkan website yang memakai text, grafik dan elemen web yang

lainnya. Cara ini cukup ampuh untuk menarik konsumen online dengan

jangkauan yang lebih luas.

3. Relationship Marketing

Banyak yang berpendapat relationship marketing jauh lebih efektif.

Bahkan banyak perusahaan yang melakukan hal ini  ketimbang

menghabiskan dana untuk menggaet konsumen baru. Alasannya karena

kebanyakan pelanggan lebih loyal saat meluncurkan produk baru.

4. Cloud Marketing

Jenis pemasaran yang satu ini masih terbilang baru. Cloud

marketing memasukkan semua sumberdaya dan asetnya melalui online.

Salah satu contoh cloud marketing adalah affiliate program yang dilakukan

oleh Amazon.

5. PR Marketing

Salah satu jenis pemasaran yang paling penting adalah Public Relations.

Banyak sekali perusahaan yang bekerjasama dengan media untuk

meningkatkan kesadaran akan pentingnya produk mereka dan

keuntungan yang dimiliki saat produk ini dimiliki oleh konsumen

13
2.3. Perumusan Strategi

Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-

langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi

organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan, serta merancang

strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan

customer value terbaik.

Beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam merumuskan

strategi, yaitu:

1. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh usaha di masa

depan dan menentukan misi untuk mencapai visi yang dicita-citakan

dalam lingkungan tersebut.

2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur

kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan

dihadapi oleh usaha dalam menjalankan misinya.

3. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors)

dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis

sebelumnya.

4. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai

alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang

dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi.

1. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka

pendek dan jangka panjang (Hariadi, 2015).

14
2.4. Tanaman Nilam (Pogostemon cablin. Benth)

Tanaman nilam merupakan salah satu tanaman obat asli

Indonesia. Berdasarkan sifat tumbuhnya, tanaman nilam termasuk

kedalam tanaman tahunan. Tanaman ini merupakan tanaman semak yang

tumbuh berkelompok, memiliki banyak percabangan, berbuku-buku, dan

mempunyai aroma yang khas.

Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth) yang termasuk dalam

keluarga Labiatea merupakan salah satu tanaman penghasil minyak

astsiri yang penting bagi Indonesia, karena minyak yang dihasilkan

merupakan komoditas ekspor yang cukup mendatangkan devisa negara.

Sebagai komoditas ekspor minyak mempunyai prospek yang baik, karena

dibutuhkan secara kontinyu dalam industri kosmetik, parfum, sabun dan

lain-lain. Penggunaan minyak nilam yang sifatnya yang fiksatif terhadap

bahan pewangi lain agar aroma bertahan lama, sehingga dapat mengikat

bau produktif selama 1-2 tahun (Mangun, 2015). Tanaman nilam

( Pogostemon Cablin, Benth ) termasuk tanaman dari famili Labiateae.

Famili ini memiliki sekitar 200 genus, yang satu diantaranya adalah

pogostemon. Genus ini diperkirakan memiliki sekitar 40 spesies, yang

salah satunya adalah Pogostemon Cablin,Benth. Secara geografis

tanaman yang termasuk semak dengan tinggi mencapai 1 meter ini

tersebar luas di Asia Tenggara. Meskipun kualitas nilam terbaik ada di

Indonesia, tetapi asal nilam diduga dari Filipina. Nilam dari Filipina

15
tersebut lantas ditanam dan berkembang diberbagai Negara, diawali dari

Singapura, kemudian berkembang di Indonesia ( Pulau Sumatra ),

Madagaskar, hingga Brasil (Heironymus, 2016).

Produk dari tanaman nilam adalah minyak nilam atau lebih dikenal

dengan nama “Patchouli Oil”, diperoleh melalui proses steam destilasi

(penyulingan) daun, ranting dan batang tanaman nilam yang terlebih

dahulu dikeringkan. (Sudaryanto dan Syafa’at, 2002; Hussin dkk., 2012).

Di pasar internasional (marketing international) minyak nilam dikenal

dengan nama “ Patchouli oil”. Hasil tanaman nilam adalah minyak yang

didapat dengan cara menyuling batang dan daunya, belum ada senyawa

sintetis yang mampu menggantikan peran minyak nilam dalam industri

parfum dan kosmetika. Dalam dunia perdagangan dikenal dengan dua

macam nilam yaitu “ Folia patchouli naturals” (sebagai insektisida) dan “

depurate” (Sutanto, 2005).

Menurut (Purbaningtias, Wiyantoko, Kurniawati, & Sari, 2014)

merosotnya volume minyak nilam dan peranannya, disebabkan oleh

kurang intesifnya petani produsen terhadap pembudidayaan nilam,

pengolahan hasil dan sebagainya. Alasan tersebut di dukung oleh suatu

kenyataan bahwa perkembangan luas tanaman nilam diliputi suasana

ketidpastian dan tidak pernah menunjukkan trend kenaikan.

Ketidakpastian pembudidayaan nilam itu jelas berpengaruh terhadap

produksi minyak nilam yang dihasilkan. (Santoso, 1990; (van Beek &

Joulain, 2018).

16
Nilam termasuk suku Labiatae yang memiliki sekitar 200 genus,

antara lain Pogostemon. menurut Rukmana (2004) taksonomi tanaman

nilam diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)

Ordo : Labiatales Famili : Labiatae

Genus : Pogostemon

Spesies : Pogostemon cablin Bent

Tanaman nilam merupakan tanaman perdu yang tingginyanya bisa

mencapai lebih dari 1 meter. Perakaran tanaman nilam adalah akar

serabut yang wangi dan 10 tumbuhnya menjalar didalam tanah. Akar-akar

sekunder tanaman nilam yang sudah dewasa menyebar sekitar 20-30 cm

di bawah permukaan tanah. Tanaman nilam yang berasal dari

perbanyakan vegetatif (stek)biasanya memiliki akar serabut yang lebih

kuat sehingga dapat berdiri tegak dan kuat. (Firmanto, 2015)

2.4.1 Morfologi Tanaman Nilam

Tanaman nilam adalah tanaman perdu wangi yang berakar

serabut, apabila diraba daunnya halus seperti beludru, dan agak

membulat lonjong seperti jantung serta warnanya agak pucat. Bagian

bawah daun dan rantingnya berbulu halus, batang berkayu dengan

diameter 10-20 mm relatif hampir membentuk segi empat, serta sebagian

17
besar daun yang melekat pada ranting hampir selalu berpasangan satu

sama lain. Jumlah cabang yang banyak dan bertingkat mengelilingi

batang sekitar 3-5 cabang per tingkat (Mangun, 2008).

Tanaman nilam ini pantas menyandang gelar tanaman perdu serba

guna, karena banyak digunakan sebagai bahan baku, pencampur dalam

industri parfum, farmasi, kostmetik, sabun, industri makanan dan

minuman. Dapat dikatakan 2 bahwa sampai saat ini belum ada produk

apapun baik alami maupun sintesis yang dapat menggantikan minyak

nilam dalam posisinya sebagai fixative atau pengikat pewangi wangian.

(Anonimous, 2014). Nilam atau dilem ( Jawa ) termasuk jenis tanaman

yang jarang sekali berbunga, sehingga diperbanyak dengan setek. Umur

produktif tanaman ini mencapai 2-3 tahun, setelah itu harus diremajakan

kembali. Pemanenan nilam pertama dilakukan saat tanaman berumur

enam bulan dan panen selanjutnya dapat dilakukan tiga bulan sekali.

Nilam mempunyai akar serabut dengan bentuk daun bulat dan lonjong.

Daun yang masih muda berwarna hijau muda, sedangkan daun yang

sudah tua berwarna hijau tua (Mangun, 2015).

  Nilam adalah tanaman daerah tropis yang mudah tumbuh dengan

baik didataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian 1.200

meter diatas permukaan laut (dpl ). Namun idealnya nilam tumbuh

didaerah dengan ketinggian 10-700 meter dpl. Kebutuhan curah hujan

tanaman nilam pertahunnya sebesar 2.500-3.000 mm dengan penyebaran

yang merata sepanjang tahun. Suhu ideal pertumbuhannya 24-28 0C

18
dengan kelembaban diatas 75%. Nilam membutuhkan banyak air, tetapi

tidak tahan jika tergenang (Mangun, 2015)

2.5. Minyak Nilam

Minyak atsiri atau disebut juga minyak eteris adalah minyak yang

bersifat mudah menguap, yang terdiri dari campuran zat yang mudah

menguap, dengan komposisi dan titik didih yang berbeda-beda. Setiap

substansi yang mudah menguap memiliki titik didih dan tekanan tertentu

dan hal ini dipengaruhi oleh suhu, pada umumnya tekanan uap ini sangat

rendah untuk persenyawaan yang memilikinya titik didih yang sangat

tinggi. Selanjutnya intensitas suatu bau (harum yang dihasilkan, dengan

beberapa kekecualian pada kondisi tertentu) merupakan manifestasi dari

sifat mudah menguap persenyawaan yang menghasilkan bau harum

tersebut. (Guenther, 2017) Minyak nilam atau disebut Patchouli oil, kata

patchouli berasal dari kata “pacholi” yaitu nama jenis tanaman yang

banyak terdapat di tanah Hindustan (india). Minyak nilam terdiri dari

campuran persenyawaan terpen dengan alkohol-alkohol, aldehid dan

ester-ester yang memberikan bau khas, misal patchouli alcohol. Patchouli

alkohol merupakan senyawa yang menentukan bau minyak nilam dan

merupakan komponen terbesar. Beberapa keunggulan nilam:

1. Minyaknya bermanfaat untuk kebutuhan berbagai industri.

2. Masa panen tanaman nilam relatif singkat dan mempunyai jangka

waktu hidup cukup lama.

3. Proses pemeliharaan dan pengendalian tanaman relatif mudah.

19
4. Potensi pasarnya sudah jelas.

5. Polo perdagangan minyak nilam tidak terkena kuota ekspor.

6. Belum ditemukannya bahan sistesis atau bahan pengganti yang dapat

menyamai manfaat minyak nilam ini.

2.6. Potensi Nilam Indonesia

Potensi Nilam Indonesia Minyak nilam yang berasal dari tanaman

nilam (dilem, bahasa Jawa) merupakan salah satu komoditas ekspor

unggulan yang belum dikenal secara meluas di Indonesia, tetapi cukup

dikenal di pasaran internasional. Tanaman ini dibudidayakan dengan

setek dan termasuk tanaman yang mudah tumbuh serta mampu

menciptakan iklim mikro lingkungan dari daerah yang kering dan tandus

(kosong) menjadi suatu lahan yang produktif. Teknik budi daya dan

pengolahannya pun sederhana dan mudah dikembangkan sehingga

dapat meningkatkan penghasilan dan mendukung pengembangan

wilayah serta menjadi alternatif pemberdayaan masyarakat di sektor

perkebunan. Dengan begitu, pendapatan masyarakat, petani, dan

pengelolanya akan meningkat. Beberapa harna nilam yaitu :

2.7. Ciri Khas Tanaman Nilam

Ciri Khas Tanaman Nilam Tanaman nilam adalah tanaman perdu

wangi yang berakar serabut, daunnya halus bagai beludru apabila diraba

dengan tangan, dan agak membulat lonjong seperti jantung, serta

warnanya agak pucat. Bagian bawah daun dan rantingnya berbulu halus,

batangnya berkayu dengan diameter 10 – 20 mm, relatif hampir

20
berbentuk segiempat, serta sebagian besar daun yang melekat pada

ranting hampir selalu berpasangan satu sama lain. Jumlah cabang yang

banyak dan bertingkat mengelilingi batang sekitar 3-5 cabang per tingkat.

Tanaman ini memiliki umur tumbuh yang cukup panjang, yaitu sekitar tiga

tahun, panen perdana dapat dilakukan pada bulan ke 6-7 dan seterusnya

setiap 2- 3 bulan tergantung pemeliharaan dan pola tanam, kemudian

dapat diremajakan kembali dari basil tanaman melalui pesemaian atau

pembibitan berupa setek. Hasil produksi tanaman ini berupa daun basah

yang dipanen dalam bentuk petikan kemudian dikeringkan dan diolah

lebih lanjut melalui proses penyulingan daun nilam kering agar diperoleh

suatu produk yang dinamakan minyak nilam. Selain daun, bagian

tanaman lain yang dapat dipetik untuk disuling yaitu ranting, batang dan

akar, tetapi kandungan minyak yang dimilikinya relatif lebih sedikit

dibandingkan dengan daun. Dalam praktek penyulingan yang dilakukan

oleh beberapa kalangan masyarakat atau pihak penyuling biasanya daun

dicampur dengan ranting, batang dan akar menjadi satu kesatuan dalam

proses penyulingan dengan tujuan agar diperoleh suatu jumlah patchouli

oil yang lebih tinggi. Nilam termasuk tanaman yang mudah tumbuh

seperti herbal lainnya. Tanaman ini memerlukan suhu yang panas dan

lembap. Selain itu, nilam juga memerlukan curah hujan yang merata

dalam jumlah cukup. Saat berumur lebih dari 6 bulan, ketinggian tanaman

nilam dapat mencapai 2-3 kaki atau sekitar 60-90 cm dengan radius

cabang sekitar 60 cm. Ciri khas lainnya yaitu bila daun nilam digosok

21
akan basah dan mengeluarkan aroma atau wangi khas nilam. Selain itu,

minyak dari daun nilam memilild sifat khas yaitu semakin bertambah

umurnya semakin harum wangi minyaknya. Oleh sebab itulah, minyak

nilam yang berumur lebih lama lebih disukai oleh produsen minyak wangi.

(Adi Nugroho, FE UI, 2008. 18 )

2.8. Jenis-Jenis Tanaman Nilam

Pada dasarnya, terdapat beberapa jenis tanaman nlam yang telah

tumbuh dan berkembang di Indonesia. Namun, nilam Aceh lebih dikenal

dan telah ditanam secara meluas. Selain itu, dikenal pula jenis nilam

Jawa dan nilam sabun. ( Adi Nugroho, FE UI, 2008. 20) Secara garis

besar, jenis nilam menurut literatur yang ada sebagai berikut:

1. Nilam Aceh (Pogostemon cablin Benth atau Pogostemon patchouli)

Nilam Aceh merupakan tanaman standar ekspor yang direkomendasikan

karena memiliki aroma khas dan rendemen minyak daun keringnya tinggi,

yaitu 2,5-5% dibandingkan dengan jenis lain. Nilam Aceh dikenal pertama

kali dan ditanam secara meluas hampir di seluruh wilayah Aceh.

Sebenarnya, jenis tanaman nilam ini berasal dari Filipina, yang kemudian

ditanam dan dikembangkan juga ke wilayah Malaysia, Madagaskar,

Brazil, serta Indonesia. Saat ini, hampir di seluruh wilayah Indonesia

mengembangkan nilam Aceh secara khusus.

2. Nilam Jawa (Pogostemon heyneatus Benth) Nilam jawa disebut juga

nilam hutan. Nilam ini berasal dari India dan masuk ke Indonesia serta

tumbuh meliar di beberapa hutan di wilayah Pulau Jawa. Jenis tanaman

22
ini hanya memiliki kandungan minyak sekitar 0,5 - 1,5%. Jenis daun dan

rantingnya tidak memiliki bulu-bulu halus dan ujung daunnya agak

meruncing.

3. Nilam sabun (Pogostemon hortensis Backer) Zaman dahulu, tanaman

ini sering digunakan untuk mencuci pakaian, terutama kain jenis batik.

Jenis nilam ini hanya memiliki kandungan minyak sekitar 0,5% - 1,5%.

Selain itu, komposisi kandungan minyak yang dimiliki dan dihasilkannya

tidak baik sehingga minyak dari jenis nilam ini tidak memperoleh pasaran

dalam bisnis minyak nilam. Oleh sebab itu, nilam jawa dan nilam sabun

tidak direkomendasikan sebagai tanaman komersial karena kandungan

minyaknya relatif sangat sedikit. Selain itu, aroma yang dimiliki keduanya

berbeda dengan nilai Aceh dan komposisi kandungan minyaknya tidak

baik.

2.9. Analisil SWOT

SWOT zx akronim dari strengths (kekuatan), weaknesses

(kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman), dimana

SWOT dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu

organisasi yang berorientasi pada profit dan non profit dengan tujuan

utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih

komprehensif, Irham Fahmi, Manajemen Strategis, Bandung: CV Alfabeta,

2015.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis

untuk merumuskan strategi dalam berusaha. Menurut Wheelen dan

23
Hunger (2015), bahwa SWOT adalah akronim Strength yang

memaksimalkan peluang, weaknesses secara bersamaan meminimalkan

kelemahan-kelemahan, dan thearts meminimalkan ancaman-ancaman

dari organisasi, yang semuanya merupakan faktor strategi. Jadi analisis

SWOT harus mengedintifikasi kompetensi langkah (distinctive

competence) suatu usaha, yaitu keahlian tertentu dan sumber-sumber

yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan cara unggul yang mereka

gunakan. Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan

dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan suatu usaha.

Analisis SWOT adalah cara menganalisis faktor internal dan

eksternal menjadi langkah strategi dalam pengoptimalkan usaha yang

lebih menguntungkan (Rangkuti, 2013). Analisis swot adalah bagian

penting dari manajemen strategis proses pencernaan. Analisis SWOT

didesain untuk digunakan dalam tahap awal pengambilan keputusan dan

sebagai perencanaan strategis di berbagai jenis aplikasi. Manfaat dari

analisis SWOT ;

(1) meningkatkan kesadaran manajerial lingkungan perubahan,

(2) meningkatkan sumber daya keputusan alokasi,

(3) memfasilitasi manajemen resiko,

(4) bertindak sebagai sistem peringatan dini, dan

(5) fokus perhatian pada pengaruh utama pada strategis perubahan.

Analisis SWOT dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pengumpulan data,

analisis dan pengambilan keputusan. Model yang digunakan sebagai alat

24
analisis adalah matriks SWOT (strength, weeknesses, opportunities dan

threats).

2.9.1 Manfaat Analisis SWOT

Manfaat atau kegunaan analisis SWOT Irham Fahmi, Manajemen

Strategis(2015) adalah:

a. Mampu memberikan gambaran suatu organisasi dari empat

sudut dimensi, yaitu strengths, weaknesses, opportunities, dan

threats. Sehingga pengambil keputusan dapat melihat dari

empat dimensi ini secara lebih komprehensif.

b. Dapat dijadikan sebagai rujukan pembuatan rencana keputusan

jangka panjang.

c. Mampu memberikan pemahaman kepada para stakeholders‟

yang berkeinginan menaruh simpati bahkan bergabung dengan

perusahaan dalam suatu ikatan kerjasama yang salling

menguntungkan.

d. Dapat dijadikan penilai secara rutin dalam melihat progress

report dari setiap keputusan yang telah dibuat selama ini.

2.9.2 Tujuan Analisis SWOT

Penerapan SWOT pada perusahaan bertujuan untuk memberikan

suatu panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus, sehingga dengan

penempatan analisis SWOT dapat dijadikan sebagai perbandingan pikir

dari berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan dan kelemahan

serta peluang dan ancaman. Tujuan lain diperlakukannya analisis SWOT

25
adalah dimana setiap produk yang ditawarkan pasti akan mengalami

pasang surut atau yang lebih dikenal dengan istilah daur hidup produk (life

cycle product). Irham Fahmi, Manajemen Strategis 2015.

Analisa SWOT adalah sebuah analisa yang dicetuskan oleh

menurut Rangkuti dalam Dj. Rusmawati (2017) menjelaskan bahwa,

“Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi usaha. Analisis ini didasarkan pada logika yang

dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities),

12 namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(Weaknesses) dan ancaman (Threats). Metode analisa SWOT bisa

dianggap sebagai metode analisa yang paling dasar, yang berguna untuk

melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yang berbeda. Hasil

analisa biasanya adalah arahan/rekomendasi utk mempertahankan

kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, sambil

mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman.Jika digunakan

dengan benar, analisa SWOT akan membantu kita untuk melihat sisi-sisi

yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini.

Analisa ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif,

karena bisa jadi dua orang yang menganalisis sebuah organisasi akan

memandang berbeda ke empat bagian tersebut. Hal ini diwajarkan,

karena analisis SWOT adalah sebuah analisis yang akan memberikan

output berupa arahan dan tidak memberikan solusi ajaib dalam sebuah

permasalahan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi

26
bukan sebagai pemecah masalah, sehingga dapat diartikan sebagai

berikut:

1. Kekuatan (Strength)

Kekuatan adalah berbagai kelebihan yang bersifat khas yang

dimiliki oleh suatu organisasi, yang apabila dapat dimanfaatkan akan

berperan besar, tidak hanya dalam memperlancar berbagai kegiatan

yang akan dilaksanakan oleh organisasi, tetapi juga dalam mencapai

tujuan yang dimilliki oleh organisasi. Kekuatan yang dimaksud adalah

kelebihan organisasi dalam mengelola kinerja di dalamnya.

2. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah berbagai kekurangan yang bersifat khas

yang dimiliki oleh suatu organisasi yang apabila berhasil diatasi akan

berperanan besar, tidak hanya dalam memperlancar berbagai

kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi, tetapi juga dalam

mencapai tujuan yang dimililiki oleh organisasi.

3. Peluang (Opportunity)

Peluang adalah peluang yang bersifat positif yang dihadapi

oleh suatu organisasi, yang apabila dapat dimanfaatkan akan besar

peranannya dalam mencapai tujuan organisasi. Opportunity

merupakan peluang organisasi untuk meningkatkan kualitasnya.

4. Ancaman/Hambatan (Threat)

Hambatan adalah kendala yang bersifat negatif yang dihadapi

oleh suatu organisasi, yang apabila berhasil di atasi akan besar

27
peranannya dalam mencapai tujuan organisasi. Threat merupakan

ancaman bagi organisasi baik itu dari luar maupun dari dalam.

Analisis SWOT merupakan gambaran secara jelas bagaimana

faktor internal (Internal faktor) perusahaan yaitu kekuatan (Strenghts) dan

kelemahan (Weaknesses) dan faktor eksternal (External faktor)

perusahaan yaitu peluang (Opportunies) dan ancaman (Treaths) yang

disusun dalam bentuk matriks untuk merumuskan strategi perusahaan

(Rangkuti, 2013: 19).

2.10. Analisis Pendapatan

Pendapatan adalah merupakan selisih antara penerimaan dan

semua biaya, atau dengan kata lain pendapatan meliputi pendapatan

kotor atau penerimaan total dan pendapatan bersih. Pendapatan

kotor/penerimaan total adalah nilai produksi komoditas pertanian secara

keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi.(Lili, 2012). Sedangakan

menurut Hermanto (2015) analisis pendapatan sangat penting dalam

kaitannya dengan tujuan yang hendak dicapai oleh setiap usaha, demikian

pula bagi mereka berkepentingan dalam usaha dengan berbagai

pertimbangan dan motivasi.

2.11. Kerangka Pikir

Pemasaran tanaman nilam merupakan kegiatan yang di lakukan

oleh suatu usaha yang ada di Desa aralle utara Kec.aralle Kab. Mamasa.

Kegiatan ini di lakukan guna untuk melihat perkembangan yang sedang

terjadi di industry perdagangan. Melihat potensi nilam yang begitu baik di

28
pasaran sehingga pelaku usaha melakukan usahanya agar dapat

bersaing dengan usaha lain yang juga bergerak di industry perdagangan

khususnya pada usaha pemasaran tanaman nilam. Pada usaha ini

tentunya tidak sedikit juga keuntungan yang di peroleh, pada suatu usaha

pasti juga adanya kendala-kendala yang sering dialami sehingga juga

akan merugikan usaha tersebut, contoh pesaing baru. Dengan adanya

pesaing ini tentunya mendorong pengusaha untuk selalu memberikan

inovasi dan kualitas yang terbaik untuk konsumennya. Berbagai strategi

yang dilakukan pengusaha pasti akan berdampak pada perkembangan

usaha baik itu factor strategi Eksternal dan factor strategi internal. Factor-

faktor inilah yang akan mendukung perkembangan pemasaran apakah

hasilnya akan baik atau tidak. Adapun jalur strategi yang akan di terapkan

dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Petani tanaman nilam

Produksi

Pemasaran

Faktor Internal Faktor Eksternal

29
Strategi Pemasaran

Analisis
SWOT

Strategi yang
ditawarkan

Gambar 1. Kerangka Pikir

30
III. METODEPENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan lakukan di Desa Aralle utara Kecamatan aralle

Kabupaten Mamasa selama 3 bulan yaitu pada mulai bulan oktober 2020

sampai dengan desember 2021.

3.2. Penentuan Responden

Arikunto (2015) berpendapat bahwa sampel/responden adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari

seratus, maka diambil semua untuk diwawancarai. Tetapi, jika jumlah

subjek lebih dari 100 orang, maka dapat diambil antara 10-15% atau 15-

25% atau lebih. Sampel yang diambil diharapkan dapat memberikan

gambaran dari keadaan populasi yang sebenarnya.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi adalah sekelompok individu dengan karakteristik serupa

(spesies) yang hidup di tempat yang sama dan memiliki kemampuan

untuk mereproduksi antara mereka sendiri.Seperti menurut Sugiyono

(2011) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.” Pendapat diatas menjadi salah satu acuan bagi penulis

untuk menentukan populasi.

b. Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti oleh

peneliti. Menurut (2011 Sugiyono) “Sampel adalah bagian dari jumlah

31
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Sehingga sampel

merupakan bagian dari populasi yang ada, sehingga untuk pengambilan

sampel harus menggunakan cara tertentu yang di dasarkan oleh

pertimbangan-pertimbangan yang ada. Dalam teknik pengambilan

sampel ini penulis menggunakan teknik sampling purposive. Sugiyono

(2011) menjelaskan bahwa : “Sampling Purposive adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.” Dari pengertian

diatas agar menggunakan penelitian, penulis menetapkan sifat-sifat dan

karakteristik yang memudahkan penelitian ini.

3.1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara memperoleh data-

data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini teknik yang

digunakan antara lain sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan yang dilakukan ditempat

terjadi atau berlangsungnya peristiwa., Menurut (Riduwan, 2015).

Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti

melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk

melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.

b. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer dan data

sekunder, yaitu dengan mencatat hasil wawancara dengan pengusaha

dan data yang ada pada instansi pemerintah atau lembaga yang terkait

32
dengan penelitian. (2017) Sugiyono menyatakan bahwa, dokumen

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Dokumentasi dapat diperoleh dalam bentuk program kerja

kecamatan dan dokumen lainnya yang sesuai dengan fokus penelitian.

c. Kuesioner

Metode kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya (2017).

3.2. Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif deskriptif yaitu Menurut

Sugiyono (2017), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Berdasarkan hal tersebut, terdapat empat kata kunci yang perlu

diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Oleh karena itu,

peneliti memilih menggunakan metode penelitian kualitatif untuk

menentukan cara mencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis

data hasil penelitian tersebut. Penelitian yang digunakan yaitu penelitian

kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian

dengan metode atau pendekatan studi kasus (Sugiyono, 2017).

a. Data Primer

Menurut Sugiyono (2017) menjelaskan sumber primer adalah sumber

data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.

33
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara

menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung

dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang

dilakukan.

b. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2017) mendefinisikan data sekunder adalah sumber

data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan

memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku,

serta dokumen.

3.3. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data dengan cara mengorganisir data kedalaman kategori,

menjabarkan ke dalam pola, memilih nama yang penting dan yang akan

dipelajari, dan membuat kesimpulan (Sugiyono, 2017).

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

SWOT dan Analisis pendapatan

1. Analisis Pendapatan

Menurut Soekartawi (2015), perhitungan pendapatan usaha dapat

dirumuskan sebagai berikut :

π = TR – TC

Keterangan :

π = Pendapatan

TR = Total Revenue (total Penerimaan)

34
TC = Total Cost (Total Biaya)

2. Analisis SWOT

Analisis Swot yaitu menggunakan model analisa SWOT

membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan

faktor inernal kekuatan dan kelemahan. Menurut Rangkuti (2013) Analisis

SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman

dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. Faktor internal dimasukan

kedalam matrik yang disebut matrik faktor strategi internal atau IFAS

(Internal Strategic Factor Analisis Summary). Faktor eksternal dimasukkan

kedalam matrik yang disebut matrik faktor strategi eksternal EFAS

(Eksternal Strategic Factor Analisis Summary). Setelah matrik faktor

strategi internal dan eksternal selesai disusun, kemudian hasilnya

dimasukkan dalam model kuantitatif, yaitu matrik SWOT untuk merumuskan

strategi kompetitif perusahaan.

Tabel 3.1 Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS)

Faktor Strategi
Bobot Rating Bobot x Rating Komentar
Internal

Kekuatan

Kelemahan

Total
Sumber : Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT, Rangkuti (2017)

Menurut Rangkuti (2017) Setelah faktor-faktor strategi internal

perusahaan diidentifikasikan, suatu tabel IFAS (Internal Factors Analysis

35
Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategi internal

tersebut dalam kerangka Strength and Weakness perusahaan. Tahapnya

adalah:

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan

perusahaan dalam kolom 1.

b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0

(paling penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting), berdasarkan

pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan.

(Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total (1,00).

c. Hitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala

mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan

pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang

masuk kategori kekuatan) diberi nilai +1 sampai dengan +4 (sangat

baik) dengan membandingkan rata industri atau dengan pesaing

utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikanya.

Contohnya jika kelemahan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata

industri yang nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan dibawah

rata-rata industri, nilainya adalah 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai

dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

36
e. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total

skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini

menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-

faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk

membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam

kelompok industri yang sama.

Tabel 3.1 Matrik Faktor Strategi Eksternal (EFAS)

Faktor Strategi
Bobot Rating Bobot x Rating Komentar
Eksternal

Peluang

Ancaman

Total

Menurut Rangkuti (2017) Sebelum membuat matrik faktor

strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu Faktor Strategi

Eksternal (EFAS). Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor

Strategi Eksternal (EFAS):

a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan

ancaman).

b. Beri bobot masing-masing faktor, mulai dari 1,0 (sangat penting)

sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut

kemungkinan dapat memberikan dampak pada faktor strategis.

Hitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan

37
skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan

yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang

bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi

jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating

ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya

sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai

ancamannya sedikit ratingnya 4.

c. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa

skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya

bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

d. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh

total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai

total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi

terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat

digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan

perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Dalam Rangkuti (2017) Alat yang dipakai untuk menyusun

faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Matriks ini

dapat mengambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman

eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan

38
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat

menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.

Tabel 3.3. Matrik SWOT

IFAS STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)


Tentukan 5- 10 faktor Tentukan 5- 10
– faktor kekuatan kelemahan internal
EFAS internal
OPPORTUNITIES STRATEGI SO STRATEGI WO
(O)
Tentukan 5-10 Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
faktor peluang menggunakan meminimalkan
eksternal kekuatan untuk kelemahan untuk
memanfaatkan peluang memanfaatkan peluang
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT

Tentukan 5-10 Ciptakan strategiCiptakan strategi


faktor ancaman yang menggunakan yang meminimalkan
eksternal kekuatan untuk kelemahan dan
mengatasi ancamanmenghindari
ancaman
Sumber: Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT, Rangkuti (2017)

Keterangan :

1. EFAS = Eksternal Strategic Factor Analysis

2. IFAS = Internal Strategic Factor Analysis

3. Strategi SO (Strength-Opportunities)

Memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan

peluang sebesar-besarnya

4. Strategi ST (Strenghts-Threats)

39
Menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi

ancaman.

5. Strategi WO (Weknesses- Opportunities)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

6. Strategi WT (Weaknesses- Threats)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

ancaman.

3.1.1. Diagram Analisis SWOT

Besarnya faktor-faktor internal (IFAS) dan eksternal (EFAS) yang

telah dianalisis (hasil perkalian bobot faktor dengan rating), maka

selanjutnya akan dimasukkan dalam diagram cartesius.

Diagram cartesius.

opportunity

IV. strategi
I. strategi agresif
turn-around

weakness strenght

III. strategi II.strategi


defensif deversifikasi

threath

Gambar 2. Analisis SWOT

40
Perhitungan Analisis SWOT

(X,Y)

S-W ; O-T
2 2

3.4. Konsep Operasional

1. Strategi adalah tehnik yang di lakukan oleh petani untuk memasarkan

suatu produk kepada konsumen

2. Pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh petani dalam

memasarkan suatu produk hasil pertanian

3. Analisis SWOT merupakan salah satu instrument analisis lingkungan

internal dan eksternal. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa

suatu strategi yang efektif akan meminimalkan kelemahan dan

ancaman

4. Kekuatan (strength) adalah sumber daya keterampilan atau keunggulan

lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang terpenuhi oleh

konsumen.

5. Kelemahan (weakness) adalah keterbatasan atau kekurangan dalam

sumber daya, yang dapat mempengaruhi kegiatan produksi

6. Peluang (opportunity) adalah yang dapat di lihat untuk di manfaatkan

sebagai keuntungan untuk melakukan kegiatan pemasaran

7. Ancaman (threath) adalah kondisi yang sangat mempengaruhi yang

tidak menguntungkan dalam lingkungan pemasaran.

41
42

Anda mungkin juga menyukai