Anda di halaman 1dari 9

NAMA : Muhammad Erwin Wardani

NPM : 51421120116
MATA KULIAH : Unit Bisnis Korporasi & Strategi

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2022/2023

BAGIAN I
1. Peta Strategi Sederhana Untuk Mengukur KPI (Key Perfomance Indicators

2. Pemikiran ilmiah diperlukan oleh seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan, Dalam
organisasi pemerintah maupun organisasi swasta, Pemimpin adalah merupakan orang yang
memegang komando, sehingga karena organisasi itu akan melangkah tergantung pada pemimpin
itu. Namum demikian seorang pemimpin tidak akan mampu melaksanakan tugasnya hanya
seorang diri saja, oleh karena itu harus bekerja sama dengan orang lain. Hal ini seperti pendapat
Ralp Shurier Davis, bahwa“ organisasi adalah suatu kelompok orang – orang yang sedang bekerja
kearah tujuan bersama dibawah kepemimpinan” Demikian juga dalam usaha menumbuhkan
partisipasi dalam proses pengambilan keputusan seperti yang disampaikan
Prof. Dr. Sondang. P. Siagian: “Seseorang pemimpin yang baik adalah orang yang tidak
melaksanakan sendiri tindakan – tindakan yang bersifat operasional, tetapi mengambil keputusan,
menentukan kebijaksanaan dengan menggunakan orang lain untuk melaksanakan keputusan yang
telah diambil sesuai dengan kebijaksanaan yang telah digariskan” Salah satu tugas penting
seorang pemimpin adalah untuk menentukan yang terbaik bagi organisasi dan para anggotanya.

Namun dalam mengambil keputusan terkadang pemimpin menghadapi dilema.


Adakalanya pemimpin ternyata mengambil keputusan yang salah dan merugikan organisasi.
Kecepatan dan ketepatan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan lazimnya menjadi tolok
ukur kopetensi dan kredibilitas yang dimilikinya. Pengambilan keputusan merupakan suatu hal
yang sangat penting bagi individu maupun organisasi. Mengambil keputusan kadang-kadang
mudah tetapi lebih sering sulit sekali. Kemudahan atau kesulitan mengambil keputusan
tergantung pada banyaknya alternatif yang tersedia. Semakin banyak alternatif yang tersedia, kita
akan semakin sulit dalam mengambil keputusan. Keputusan yang diambil memiliki tingkatyang
berbeda-beda. Ada keputusan yang tidak terlalu berpengaruh terhadap organisasi, tetapi ada
keputusan yang dapat menentukan kelangsungan hidup organisasi.
Pemimpin harus mampu mengambil keputusan dalam berbagai situasi, dengan memilih
alternatis terbaik diantara sejumlah alternative keputusan yang dihadapinya. Alternatidf harus
dipilih yang resiko negatif nya paling kecil agar tidak merugikan organisasi. Pemimpin harus
mampu menjelaskan alasan - alasan memilih salah satu alternative keputusan dengan cara yang
paling mudah dipahami agar mendapat dukungan dalam pelaksanaannya. Pada dasarnya
pengambilan keputusan adalah merupakan tahap- tahap yang harus digunakan untuk membuat
keputusan. Pengambilan keputusan merupakan pusat dari kegiatan organisasi juga merupakan
kunci kepemimpinan atau inti dari kepemimpinan maka dari itu pentingnya Pemikiran ilmiah
diperlukan oleh seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan.
BAGIAN II
1. Strategi korporat: strategi yang dibuat oleh perusahaan untuk rencana jangka panjang suatu
perusahaan secara keseluruhan, strategi ini akan menentukan arah kembang dari perusahaan.
Dalam strategi korporat sendiri biasanya beberapa jenis strategi, yang adalah: Pertumbuhan:
strategi yang dibentuk pada awal berdirinya sebuah perusahaan. Strategi ini ditujukan untuk
memajukan pertumbuhan dari perusahaan sesuai dengan keinginan pendiri
Stabilitas: strategi yang digunakan perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya di
tengah persaingan yang ketat. Jadi, ketika ada penurunan pendapatan maka strategi stabilitas
dibutuhkan untuk mengembalikan kondisi kesehatan perusahaan
Retrenchment: strategi yang dilakukan untuk mengurangi kegiatan perusahaan yang
kurang efektif namun mengeluarkan biaya. Dengan retrenchment strategy yang baik perusahaan
bisa bergerak dengan optimal dengan biaya yang efektif

Strategi bisnis: strategi yang dibuat oleh perusahaan terhadap salah satu unit bisnisnya
untuk mencapai suatu tujuan yang mendukung perwujudan strategi korporat.
Strategi fungsional: strategi pada perusahaan yang dibuat untuk divisi operasional
perusahaan, seperti pemasaran dan ketenagarkerjaan Ada beberapa jenis strategi yang dilakukan
oleh perusahaan: Integrasi: strategi yang dilakukan perusahaan untuk mengintegrasikan
beberapa aspek yang ada dalam perusahaan, bisa menyatukan perusahaan dengan pihak
pemasok atau melakukan kerjasama dengan perusahaan pesaing, Intensif: strategi yang
dilakukan untuk menambahkan keuntungan, bisa dengan meluaskan target market, melakukan
perbaharuan produk, dan melakukan penetrasi pasar Defensif: strategi yang dilakukan
perusahaan untuk memperpanjang masa hidup perusahaan, biasanya berkaitan dengan
permasalahan finansial Diversifikasi: strategi yang dilakukan perusahaan untuk menganalisa
pengembangan produk yang bisa dilakukan.
2. B. Di Masa pandemi Covid perhatian penelitian terhadap UMKM juga cukup
banyak. Beberapa dijadikan referensi dalam penelitian. Seperti dalam Thaha (2020) meneliti
tentang dampak Covid-19 terhadap UMKM di Indonesia. Thaha (2020) mengemukakan bahwa
dampak pandemi COVID-19 terhadap sektor UMKM sangat berpengaruh terhadap kondisi
perkenomian Indonesia. Dampak tersebut menyasar kepada bidang antara lain: (1) Jumlah Unit
Usaha di Indonesia per 2018 total 64,2 Juta unit usaha, dengan jumlah unit usaha UMKM sebesar
64,1 Juta (99,9%) (2) Peran dalam jumlah Tenaga Kerja, Jumlah tenaga kerja di Indonesia per
2018 total 120,6 Juta orang, dengan jumlah tenaga kerja di UMKM sebesar 116,9 Juta (97%) (3)
Kontribusi pada PDB, Jumlah kontribusi PDB dunia usaha di Indonesia per 2018 total 14.038.598
Milyar, dengan kontribusi UMKM terhadap PDB sebesar 8.573.895 Milyar (61,07%) (4)
Kontribusi terhadap Ekspor Non Migas Jumlah ekspor non migas Indonesia per 2018 total
2.044.490 Milyar, dengan kontribusi UMKM terhadap ekspor non migas sebesar 293.840 Milyar
(14,37%) (5) Kontribusi terhadap Investasi, 308 Jumlah investasi di Indonesia per 2018 total
4.244.685 Milyar, dengan kontribusi UMKM terhadap investasi sebesar 2.564.549 Milyar
(60,42%). Berdasarkan data dari kementerian koperasi yang menggambarkan bahwa 163.713
pelaku UMKM terdampak pandemi Covid-19. Sektor UMKM yang paling terdampak yakni
makanan dan minuman. sektor UMKM yang terguncang selama pandemi Covid-19 selain
daripada makanan dan minuman, adalah industri kreatif dan pertanian (Amri, 2020). Beberapa
peneliti memberikan rekomendasi strategi untuk mempertahan usaha UMKM. Hardilawati (2020)
merekomendasikan beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh pelaku UMKM untuk
mempertahankan usahanya dalam menghadapi pandemic Covid-19. Yakni (1) UMKM
menggunakan e-commerce.(2) Digital Marketing (3) Perbaikan Kualitas Produk dan Pelayanan
(4) Customer Relationship Marketing (CRM). Selain empat strategi tersebut, alternatif lainnya
yang menjadi prioritas adalah mempertahankan harga produk dan meningkatkan kualitas untuk
memperoleh loyalitas konsumen. Hal ini membutuhkan segmentasi dan segementasi pasar dengan
peningkatan promosi melalui media online. Penguatan pemasaran juga harus didukung adanya
inovasi dan pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen
(Narto & HM, 2020). Hanum & Sinarasri, (2017) juga merekomendasi strategi strategi untuk
mempertahankan keberlangsungan UMKM selama pandemi covid-19. Beberapa strategi yang
dilakukan oleh pelaku UMKM dibagi menjadi tiga strategi yaitu perbaikan kualitas produk,
perbaikan kualitas layanan dan pemanfaatan teknologi. (1) Perbaikan kualitas produk. Hal yang
dilakukan oleh pelaku UMKM untuk mempertahankan usahanya adalah dengan memperbaiki
kualitas produk. Perbaikan kualitas produk ini dilakukan dengan mengutamakan konsumen, yaitu
produk dan usaha lebih berfokus pada konsumen. Selanjutnya inovasi dan kreasi juga dilakukan
untuk menjaga kelangsungan usaha. Produk yang diproduksi juga mengkuti permintaan
konsumen. Selama pandemic mereka mempertahankan usaha mereka dengan berinovasi
mengikuti permintaan konsumen. Usaha lain yang mereka lakukan atau produk lain yang diminati
konsumen antara lain masker dan usaha makanan. Namun produk baru ini juga tidak lebih tinggi
dari penjualan produk lama. Hal ini dikarenakan selama pandemi daya beli masyarakat juga
mengalami penurunan. (2) Perbaikan kualitas layanan. Selain memperhatikan konsumen, perlu
juga untuk memperhatikan tim atau mitra. Berdasarkan survey yang dilakukan, para pelaku
UMKM menjaga hubungan baik dengan mitra. Hubungan baik dengan mitra antara lain dengan
supplier dan distributor. Para pelaku UMKM juga merasa bahwa kolaborasi dengan mitra
diperlukan untuk perkembangan usaha mereka. Kolaborasi dengan mitra juga bisa dimanfaatkan
untuk mendapatkan ide baru dan saat usaha memerlukan bantuan. Untuk memperluas jejaring
usaha dilakukan dengan berhimpun dengan organisasi dengan UMKM dalam bidang serupa. (3)
Memanfaatkan Teknologi. Penjualan secara online dan pemasaran.
Strategi Meningkatkan Pendapatan saat Pandemi. Pada saat pandemi para pelaku usaha
memiliki berbagai cara untuk tetap bertahan. Akibat kejadian tidak terduga seperti Covid-19 ini,
banyak pelaku usaha yang tidak siap menghadapi kondisi ini. Namun ada juga pelaku UMKM
yang sudah berusaha menerapkan berbagai strategi namun tetap tidak mampu memiliki angka
positif dalam mempertahankan pendapatnnya. Namun ada beberapa pelaku UMKM yang
berhasil meningkatkan pendapatannya disaat pelaku UMKM sejenis justru menurun.
Kondisi dan Strategi Mempertahankan usaha saat Pandemi Covid-19 berdasarkan jenis
usaha. Pada saat Covid-19 tidak sedikit pelaku usaha yang menyatakan bangkrut, bahkan hingga
tutup usaha secara permanen. Namun tidak sedikit juga yang mampu mempertahankan usaha
dan bisnis. Secara umum strategi yang digunakan untuk bertahan menghadapi kondisi pandemi
hampir sama pada semua jenis usaha. Seperti melakukan promosi pada berbagai media sosial
seperti facebook, instagram, whatsapp, dan website. Bahkan banyak dari informan yang
menyatakan mereka baru membuat akun media sosial khusus usaha mereka pada saat pandemi
Covid-19. Melakukan teknik potongan harga atau diskon juga banyak dilakukan oleh pelaku
usaha untuk mempertahankan bisnis mereka. Dan bagi para pelaku usaha yang memiliki
karyawan cukup banyak, mereka harus merumahkan para karywan mereka demi
mempertahankan bisnis.
Secara umum strategi yang digunakan para pelaku usaha UMKM adalah melakukan
media promosi melalui media sosial, potongan harga, mengurangi jumlah karyawan, menutup
beberapa cabang usaha, dan menyediakan jasa jemput-antar atau pesan-antar. Namun para
pelaku usaha juga menerapkan strategi khusus sesuai dengan bidang usaha mereka masing-
masing.

3. implementasi strategi agar strategi yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan secara efektif,
Setelah memiliki tujuan strategis, perusahaan harus melakukan langkah-langkah detail yang
mencakup beberapa hal berikut ini: Perusahaan harus membuat rumusan strategi yang
berorientasi pada pengembangan bisnis di masa depan. Rumusan strategi harus beriringan dengan
visi yang sudah ditetapkan pada saat mendirikan perusahaan.
Perusahaan harus mengutamakan kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan menjadi
salah satu prioritas signifikan dalam merumuskan rencana strategis. Hal tersebut bertujuan
untuk menghasilkan keuntungan dari menjaga pelanggan lama yang loyal dan mendapatkan
pelanggan baru.
Perusahaan harus memikirkan bagaimana rencana untuk menghadapi persaingan dengan
kompetitor. Siapkan pula rencana untuk mengantisipasi persaingan jangka pendek, menengah,
dan panjang apabila bidang usaha yang digeluti cukup populer.
Perusahaan harus mengantisipasi perubahan kondisi pasar. Kondisi pasar mampu
mempengaruhi kinerja dan prestasi perusahaan. Hal-hal yang mungkin muncul di dalam pasar
adalah adanya persaingan baru, inflasi, hingga kejadian-kejadian tak terduga seperti bencana
alam atau kelalaian manusia. Rumusan strategi harus mengakomodir ide agar dapat membantu
perusahaan tetap bekerja optimal dan bertahan dalam kondisi-kondisi tersebut.
Perusahaan harus mengelola setiap bagian fungsional dan mengembangkan kapabilitas
bisnisnya. Perusahaan memiliki komponen fungsional yang bermacam-macam. Terdapat
berbagai divisi seperti administrasi, keuangan, pemasaran, teknis, hingga SDM. Semua bagian
ini mempunyai peran yang berbeda satu sama lain namun dapat menunjang kesuksesan
perusahaan apabila semua bagian bersinergi dengan baik. Kompetensi yang berbeda-beda di
masing-masing bagian juga harus dikembangkan oleh perusahaan agar perusahaannya semakin
kuat dan mampu menjalankan implementasi strategi bisnis yang baik.
Saat selesai merumuskan rencana strategis, tugas selanjutnya adalah
mengimplementasikan ke dalam langkah konkret. Implementasi strategis ini harus dilakukan
sebuah perusahaan karena dengan menerapkannya, maka perusahaan akan mampu menentukan
perkiraan alokasi biaya dari awal hingga akhir termasuk evaluasi dan komunikasi rencana
strategis, pengembangan struktur implementasi, pengembangan kebijakan dan program
dukungan implementasi, penganggaran dan alokasi sumber daya, serta melaksanakan fungsi dan
kegiatan. Berikut adalah cara mengimplementasikan strategi bisnis yang efektif:
1. Analisis lingkungan eksternal dan internal
Analisis lingkungan eksternal seperti analisis pasar, komunitas, kompetitor, supplier,
kebijakan pemerintah baik makro maupun mikro serta mengidentifikasi arah trend dalam bidang
teknologi, sosial, politik, ekonomi, budaya, pertahanan dan keamanan. Sedangkan analisis
lingkungan internal meliputi kemampuan SDM, suasana lingkungan kerja, aset penunjang, dan
modal lainnya.
2. Lakukan analisis SWOT dan STP
Identifikasi Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan
Threat (ancaman). Setelah itu lakukan analisis STP yang meliputi: segmenting, yaitu segmentasi
pasar yang membagi-bagi target konsumen berdasarkan kriteria tertentu; targeting, yaitu
menentukan konsumen mana yang menjadi target utama; positioning, yaitu menentukan
promosi dan metode penjualan yang tepat.
3. Formulasikan strategi
Perhatikan visi, misi jangka pendek, menengah, dan panjang.
4. Implementasikan strategi
Implementasikan strategi dalam kegiatan korporasi, bisnis, dan fungsional.
5. Monitor dan evaluasi
Awasi seluruh aktivitas perusahaan apakah telah berjalan sesuai rencana strategis dalam
kurun waktu tertentu baik mingguan, bulanan, dan tahunan agar jika terdapat penyimpangan
dapat segera diperbaiki.
Seiring dengan berkembangnya usaha, diperlukan implementasi strategi bisnis yang
efektif. Implementasi strategi bisnis yang efektif bertujuan agar perusahaan Anda semakin kuat
dan mampu menghadapi persaingan dan keadaan tak menentu lainnya.
Dalam implementasi strategi bisnis diperlukan analisis akan aspek-aspek penting yang
meliputi aspek eksternal seperti trend dan aspek internal seperti kinerja karyawan. Perusahaan
juga membutuhkan karyawan dengan kemampuan memadai untuk mengimplementasikan
strategi bisnis.
4.
A. Membangun business perforrmance yang baik dibutuhkan proses analisis dan perencanaan yang
matang. Bisnis yang dijalankan harus mampu memberikan profit sebesar mungkin dan
meminimalisir pengeluaran. Masalahnya, saat ini banyak bisnis-bisnis baru yang bermunculan.
Hal tersebut membuat persaingan bisnis menjadi semakin ketat. Minat konsumen juga terus
mengalami perubahan, hal ini menuntut banyak pelaku usaha untuk selalu inovatif. Ditambah
lagi, kondisi pasar yang selalu berubah dapat memengaruhi performa suatu bisnis. Umumnya,
performa bisnis ini diukur dari keberhasilannya dalam menjual produk dan mempertahankan
jumlah pelanggan. Hal tersebut tentunya menjadi tantangan tersendiri, sebab untuk mengukur
kinerja bisnis saja dibutuhkan beberapa tahapan, belum lagi menyusun strategi untuk
meningkatkan performanya. Membangun business perforrmance yang baik dibutuhkan proses
analisis dan perencanaan yang matang.
Bisnis yang dijalankan harus mampu memberikan profit sebesar mungkin dan meminimalisir
pengeluaran. Masalahnya, saat ini banyak bisnis-bisnis baru yang bermunculan. Hal tersebut
membuat persaingan bisnis menjadi semakin ketat. Minat konsumen juga terus mengalami
perubahan, hal ini menuntut banyak pelaku usaha untuk selalu inovatif.
Ditambah lagi, kondisi pasar yang selalu berubah dapat memengaruhi performa suatu
bisnis. Umumnya, performa bisnis ini diukur dari keberhasilannya dalam menjual produk dan
mempertahankan jumlah pelanggan. Hal tersebut tentunya menjadi tantangan tersendiri, sebab
untuk mengukur kinerja bisnis saja dibutuhkan beberapa tahapan, belum lagi menyusun strategi
untuk meningkatkan performanya. Apa yang Anda lakukan untuk mengetahui laju bisnis dan
tingkat penjualan yang didapatkan? Langkah seperti apa yang harus Anda ambil untuk bisa
membawa bisnis terus tumbuh dan berkembang di saat bisnis Anda mengalami masalah
penjualan, Menemukan jawaban atas dua pertanyaan yang kami ajukan ini merupakan
kewajiban bagi para pelaku bisnis maupun salesperson. Jika perusahaan tidak dapat mengukur
tingkat pertumbuhan bisnisnya, tentu sulit pula untuk sales menentukan target yang harus ia
capai. Sedangkan untuk pertanyaan kedua, ketika perusahaan Anda mengalami kesulitan
penjualan atau menghadapi penurunan di tengah semester, tentu perusahaan harus memiliki
strategi yang tepat untuk meningkatkan performa tim sales agar bisa meningkatkan penjualan
atau setidaknya sama dengan apa yang dicapai sebelumnya. Untuk membantu Anda menemukan
jawaban dari pertanyaan yang kami sebutkan di awal artikel ini, berikut adalah beberapa
langkah yang perlu Anda ambil untuk meningkatkan performa bisnis yang Anda miliki.
1. Arahkan tim sales dan tim marketing untuk menemukan pelanggan yang tepat
Memiliki pelanggan yang hanya melakukan pembelian satu atau dua kali, memang
dapat menambah pendapatan perusahaan. Namun, untuk mencapai hasil yang positif setiap
bulan, kuartal, semester dan tahunan, maka perusahaan harus menemukan pelanggan yang tepat.
Pelanggan yang tepat adalah pelanggan yang dapat melakukan pembelian secara rutin dan
berlangsung untuk waktu yang panjang. Untuk menemukan pelanggan yang tepat ini,
perusahaan dapat mengimplementasikan teknologi penjualan seperti CRM dan Marketing
Automation. Dengan teknologi-teknologi ini, tim Anda dapat menemukan lead dan prospek
yang tepat dan berpotensi untuk menjadi pelanggan yang loyal.

2. Memaksimalkan Up-Selling dan Cross-Selling


Adopsi aplikasi CRM yang membantu tim Anda untuk menemukan pelanggan yang
tepat juga dapat memberikan efek lebih untuk perusahaan Anda. Seperti, kemudahan tim sales
dalam melihat data pelanggan untuk menjalankan strategi Up-Selling dan Cross-Selling.
3. Meningkatkan wawasan tentang laju bisnis dan pelanggan melalui data
Aplikasi CRM memungkinkan Anda untuk menyimpan semua data pelanggan dan
prospek pada satu tempat yang dapat memungkinkan perusahaan untuk menemukan data-data
yang bisa saja belum pernah diperhatikan sebelumnya. Hal ini pun dapat membantu tim sales
untuk melihat sudut pandang yang berbeda terhadap pelanggan guna memaksimalkan strategi
yang akan diambil untuk menunjang penjualan. Dengan bermodalkan data inilah tim sales dapat
mencapai hasil yang lebih baik dalam mengembangkan strategi penjualan dibandingkan dengan
menggunakan naluri/tanpa data.
4. Meningkatkan produktivitas tim
Memperbaiki kinerja tim memberikan efek yang sangat signifikan untuk meningkatkan
bisnis dan penjualan. Untuk bisa mewujudkan hal ini, perusahaan harus bisa mengurangi
pekerjaan-pekerjaan yang dapat menghabiskan waktu tim sales seperti meeting yang berlebihan,
memberikan tugas ganda kepada tim yang sulit untuk dikerjakan seorang diri dan lain
sebagainya. Dengan mengurangi waktu yang dihabsikan secara sia-sia, tim Anda memiliki
waktu yang lebih banyak untuk mencapai penjualan.
Dengan menjalankan 4 hal yang telah kami sebutkan di atas, Anda memiliki
kesempatan untuk menciptakan hasil penjualan yang lebih baik agar bisnis yang Anda jalankan
juga dapat tumbuh secara berkelanjutan.

B. Evaluasi kinerja adalah penilaian dan peninjauan berkala terhadap karyawan di tempat kerja.
Umumnya, manajer sumber daya manusia akan melakukan evaluasi kinerja setiap tahun atau
periode tertentu secara reguler. Evaluasi kinerja memungkingkan pemberi kerja untuk
mengukur keberhasilan karyawan. Informasi yang dikumpulkan melalui evaluasi kinerja ini
nantinya dapat membantu pengambilan keputusan terkait kenaikan gaji, promosi, dan
pemutusan hubungan kerja.
Susan M. Heathfield dari The Balance Career mendefinisikan evaluasi kinerja karyawan
sebagai penilaian dan peninjauan terhadap kinerja pekerja. Sebagian besar perusahaan memiliki
sistem evaluasi karyawan di mana karyawan akan dievaluasi secara teratur. Evaluasi kinerja
yang dilakukan secara teratur dapat membantu mengingatkan para karyawan tentang harapan
dan tuntutan manajer perusahaan kepada mereka.
Secara umum, evaluasi kinerja adalah penilaian berkala atas kinerja karyawan oleh
manajer terkait dalam suatu perusahaan atau instansi. Evaluasi kinerja dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kemajuan kinerja karyawan, pencapaian, kolaborasi, dan hambatan mereka.
Adapun beberapa manfaat dari evaluasi kinerja ini antara lain adalah sebagai berikut:

Meningkatkan komunikasi antara manajer dan karyawan


Meningkatkan kepuasan dan retensi kerja
Meningkatkan kinerja dan profitabilitas
Mengidentifikasi kandidat untuk promosi
Memberikan bantuan bagi karyawan yang membutuhkan pelatihan
Meningkatkan budaya perusahaan
Dalam operasional perusahaan, evaluasi kinerja karyawan merupakan salah satu hal
yang harus selalu dilakukan. Sebab hal ini berkaitan dengan produktivitas karyawan tersebut
sekaligus kualitas produksi yang dijalankan oleh perusahaan. Evaluasi kinerja ini juga harus
dilakukan secara rutin agar perusahaan dapat melakukan identifikasi terhadap masalah yang ada
dan mencari solusi untuk mengatasinya. Tanpa adanya evaluasi kinerja tersebut, tentu baik
perusahaan maupun karyawan tidak akan mengalami perkembangan.
Maka dari itu, dalam setiap divisi atau manajemen di perusahaan, evaluasi kinerja ini
penting untuk selalu ada dan harus diperhatikan. Umumnya, evaluasi kinerja karyawan
dilakukan setiap 1 tahun sekali. Namun ada juga perusahaan yang memberlakukan aturan setiap
3 atau 6 bulan sekali.
Sederhananya, evaluasi kinerja adalah suatu proses menilai pekerjaan seseorang atau
suatu divisi dalam perusahaan dengan berlandaskan standar kinerja yang berlaku di perusahaan
maupun tujuan atau target yang sudah ditentukan sebelumnya. Evaluasi ini tak hanya dilakukan
pada divisi yang berkaitan dengan penjualan (sales) atau pemasaran (marketing), namun juga
divisi lain seperti HR, Finance dan lain sebagainya.
Sebagai contoh, evaluasi yang dilakukan dalam divisi pemasaran akan membahas
mengenai seberapa efektif metode marketing yang digunakan untuk mempromosikan produk
perusahaan. Jika dirasa belum banyak menghasilkan penjualan produk, maka divisi tersebut
harus mencari cara lain untuk memasarkan produknya dengan lebih gencar.
Tak hanya itu, apabila ternyata strategi pemasaran yang dijalankan sudah cukup efektif
menarik minat konsumen. Maka perusahaan dapat melakukan evaluasi seperti dengan
melakukan penambahan budget pemasaran, memperluas metode pemasaran dengan cara yang
sama ke target market yang berbeda dan lain sebagainya.

Intinya, evaluasi ini dilakukan untuk melihat kekurangan, kelebihan, kesalahan serta hal
lain yang bisa mempengaruhi pekerjaan karyawan yang akan dikerjakan kedepannya. Selain itu,
komponen yang satu ini juga dapat dilakukan untuk memperbaiki setiap kebijakan perusahaan
yang dirasa masih kurang atau bahkan tidak sesuai dengan kondisi pasar maupun perusahaan
saat itu.
Nah, dari evaluasi ini akan didapatkan dua hasil yang saling bertentangan. Bisa jadi
positif maupun negatif. Evaluasi yang menghasilkan value positif sebaiknya dipertahankan atau
malah ditingkatkan. Dengan tujuan agar perusahaan dapat memperoleh hasil yang lebih baik ke
depannya. Sedangkan untuk hasil yang negatif dari proses evaluasi tersebut bisa disingkirkan
atau dikoreksi. Misalnya dicari tahu di mana letak kesalahannya dan dilakukan identifikasi
terhadap solusi yang mungkin bisa dilakukan.
Cara Melakukan Evaluasi Kinerja Karyawan, Seperti yang telah disinggung
sebelumnya, evaluasi kinerja karyawan perlu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas
mereka dalam bekerja. Selain itu, perusahaan juga akan mendapatkan keuntungan dari proses
evaluasi ini. Nah, bagi Anda yang masih bingung bagaimana cara melakukan evaluasi kinerja
karyawan yang baik dan benar. Berikut kami akan memberikan sedikit tips yang bisa Anda
coba.
1. Evaluasi dilakukan secara rutin dan konsisten
Tak ada aturan khusus mengenai berapa kali sebaiknya perusahaan melakukan evaluasi
kinerja karyawannya dalam setahun. Beberapa perusahaan melakukan penilaian ini setiap
setahun sekali, namun tak jarang juga ada perusahaan yang melakukannya setahun dua kali.
Bahkan diperbolehkan jika ingin melakukan evaluasi setiap bulan atau setiap triwulan
sekali. Selama hal tersebut dianggap efektif dan menciptakan perubahan dalam operasional
perusahaan dan meningkatkan penjualan. Yang terpenting evaluasi ini harus dilakukan secara
rutin dan konsisten agar karyawan juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan laporan
yang positif pada perusahaan.
2. Siapkan bahan untuk melakukan evaluasi
Dalam melakukan penilaian ini, Anda tentu tidak bisa sembarangan. Semua hal yang
akan Anda nilai harus terlebih dahulu dilandasi dengan data yang sesuai dengan fakta. Misalnya
dengan laporan pekerjaan yang diberikan oleh karyawan atau divisi terkait, catatan perilakunya,
absensi atau daftar kehadiran karyawan tersebut, dan lain sebagainya. Intinya, penilaian yang
dilakukan bersifat kredibel atau dapat dipertanggung jawabkan.
3. Membuat sistem penilaian yang terstruktur
Nah, dari data yang sudah Anda kumpulkan tadi dapat dijadikan sebagai landasan dasar
dalam memberikan penilaian. Berikutnya, Anda harus membuat draf sementara untuk
melakukan penilaian tersebut. Cari tahu mengenai seberapa produktif karyawan tersebut dari
hari ke hari, apakah menunjukkan kinerja yang lebih baik atau bahkan lebih buruk dari periode
sebelumnya? Setiap divisi dalam perusahaan tentu memiliki standar penilaiannya tersendiri.
Seperti pada divisi pemasaran, kinerja mereka dinilai dari seberapa efektif metode
marketing yang digunakan atau seberapa banyak peningkatan penjualan produknya. Kemudian
untuk divisi lain seperti customer service atau pelayanan pelanggan, penilaiannya didasarkan
pada sejauh mana pelanggan puas terhadap pelayanan yang diberikan.

4. Lakukan evaluasi dengan menanyakan pada atasan divisi terkait


Berikutnya, evaluasi kinerja karyawan juga bisa dilakukan dengan menanyakannya
secara langsung pada atasan divisi terkait.
mengenai evaluasi kinerja karyawan mulai dari definisi hingga cara melakukannya.
Dari penjelasan singkat di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja merupakan salah satu
hal penting yang membantu jalannya operasional perusahaan.
Tanpa adanya penilaian kinerja, karyawan tidak akan tahu di mana letak kesalahan
mereka dan perusahaan juga akan sulit untuk berkembang.

Anda mungkin juga menyukai