DOSEN PENGAMPU :
Dr. Indarto, SE,MSi
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
UNIVERSITAS SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa hal yang harus dilakukan pada Strategi di Tingkat Unit Bisnis ini yaitu :
1) Membedakan Perusahaan kita dengan Kompetitor.
Salah satu cara yang terbaik untuk mengetahui apakah unit bisnis kita telah
melakukan yang terbaik adalah dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis
SWOT ini memungkinkan kita untuk meninjau lingkungan persaingan dan
menentukan strategi yang tepat untuk unit bisnis kita.
2) Menetapkan Obyektif (Tujuan) dan tindakan-tindakan yang mendukung strategi di
tingkat unit bisnis dan strategi di tingkat korporasi.
Sasaran kita saat membuat strategi unit bisnis adalah untuk menetapkan
obyektif atau tujuan dan inisiatif yang mendukung unit bisnis sekaligus
berkontribusi terhadap obyektif (tujuan) perusahaan secara keseluruhan.
3. Strategi Fungsional
Strategi di Tingkat Fungsional adalah strategi yang dirumuskan secara spesifik
pada area fungsional tertentu untuk mendukung strategi unit bisnis. Area fungsional
ini meliputi departemen-departemen yang terdapat di unit bisnis seperti pemasaran,
produksi, keuangan, sumber daya manusia, IT serta penelitian dan pengembangan.
Strategi Fungsional ini biasanya dihasilkan dan dievaluasi oleh kepala
departemen seperti kepala pemasaran, kepala keuangan, kepala produksi dan operasi.
Individu-individu ini dapat membantu memastikan bahwa departemen menjalankan
elemen strategis yang ditetapkan serta memastikan komponen-komponen di
fungsional ini membantu mendukung strategi di tingkat unit bisnis maupun strategi di
tingkat korporasi.
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan strategi di
tingkat fungsional, yaitu :
1) Memahami setiap perincian proyek dan pengukurannya.
2) Pastikan Strategi yang ditetapkan di tingkat fungsional ini harus selaras
dengan strategi di tingkat unit bisnis dan strategi di tingkat korporasi.
3) Hanya perlu mengukur data-data penting yang menentukan pencapaian
terhadap sasaran dan tujuan utama.
2.3 Tujuan Strategi
Tujuan Perusahaan merupakan hasil akhir dari rumusan strategi. Perusahaan
mengembangkan strateginya dengan mencocokan kompetensi intinya dengan perluasan
industri. Perumusan strategi merupakan proses yang digunakan oleh para eksekutif senior
untuk mengevaluasi keunggulan dan kelemahan sehubungan dengan peluang dan
ancaman yang ada lingkungan dan kemudian memutuskan strategi yang menyesuaikan
antara kompentensi inti Perusahaan dengan peluang lingkungan.
Strategi mendeskripsikan arah umum yang akan dituju suatu organisasi untuk
mencapai tujuannya. Tujuan Perusahaan ditentukan oleh pemimpin manajemen puncak
Perusahaan yang bersangkutan, dengan mempertimbangkan nasihat yang diberikan oleh
para manajer senior lainnya, dan biasanya kemudian diratifikasi oleh dewan direksi. Pada
banyak Perusahaan, tujuan Perusahaan biasanya dirancang oleh para pendirinya serta
berlaku untuk generasi-generasi selanjutnya.
1. Profitabilitas
Profitabilitas Perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi suatu
Perusahaan, untuk itu di butuhkan suatu alat analisis untuk bisa menilainya. Alat
analisis yang dimaksud adalah ratio-ratio keuangan. Ratio profitabilitas mengukur
efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang diperoleh dari penjualan
dari investasi.
2. Memaksimalkan nilai saham
Tujuan yang semestinya bagi sebuah Perusahaan yang mencari laba adalah
memaksimalkan nila pemegang saham yang mengacu pada harga pasar saham
Perusahaan.
3. Pendekatan banyak stakeholder
Pendekatan stakeholder sebuah Perusahaan bertanggung jawab pada banyak
stakeholder, yaitu:
a. Pasar modal, dimana para pemegang saham public merupakan konstituennya
sangat penting (mencari suatu dana).
b. Pasar produk, dimana para konsumenlah yang menjadi konstituennya (menjual
barang atau jasa).
c. Pasar faktor, dimana yang menjadi konstituen utamanya adalah pegawai dan
pemasok Perusahaan. Kekuasaan pegawai lebih penting dari pada nilai
pemegang saham. Karena mereka beranggapan bahwa dengan memiliki saham
mereka akan mendapatkan keuntungan lebih banyak daripada berinvestasi
dengan cara lain. Strategi mendeskripsikan arah umum yang akan dituju suatu
organisasi untuk mencapai tujuannya.
2.4 Jenis-jenis Strategi
Jenis-jenis Strategi dalam Perusahaan menurut David (2009) adalah sebagai
berikut :
1. Strategi Integrasi
a. Integrasi ke depan
Merupakan upaya memiliki atau meningkatkan kendali atas distributor
atau pengecer. Saat ini semakin banyak Perusahaan manufaktor yang
menjalankan strategi integrasi kedepan dengan cara mendirikan situs web
untuk menjual produk-produk mereka secara langsung kepada konsumen.
Strategi tersebut menyebabkan gejolak pada sejumlah industri.
b. Integrasi ke belakang
Merupakan strategi untuk mencoba memiliki atau meningkatkan
kontrol terhadap Perusahaan pemasok. Strategi ini sangat tepat di gunakan
ketika perusahaan pemasok saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal,
atau tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka. Persaingan global juga
memacu Perusahaan untuk mengurangi jumlah pemasoknya dan menuntut
pelayanan dan mutu yang lebih baik dari yang ada sekarang ini.
c. Integrasi Horizontal
Strategi pertumbuhan ini dilakukan melalui akuisisi Perusahaan
pesaing yang memilki line of business yang sama. Yang dapat dilakukan
dalam strategi ini adalah dengan meningkatkan ukuran perusahaan,
meningkatkan penjualan, keuntungan dan pasar potensial dari perusahaan.
2. Strategi Intensif
a. Penetrasi Pasar
Berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk dan jasa yang
sudah ada di pasar melalui usaha pemasaran yang gencar. Strategi ini sering di
gunakan sendirian atau di kombinasikan dengan strategi lainnya. Penetrasi
pasar dapat terdiri dari upaya menambah jumlah pramuniaga, menambah
belanja iklan, melakukan promosi penjualan ekstensif, atau meningkatkan
upaya publisitas.
b. Pengembangan Pasar
Pengembangan pasar terdiri dari upaya memperkenalkan produk
atau jasa yang ada ke wilayah geografis baru. Berikut ini adalah panduan
mengenai kapan pengembangan pasar dapat menjadi strategi yang efektif:
1) Ketika ada saluran-sluran distribusi baru yang dapat diadalkan, murah
dan bermutu baik.
2) Ketika organisasi sangat berhasil dalam hal yang dikerjakannya.
3) Ketika ada pasar baru yang belum di manfaatkan dan belum jenuh.
4) Ketika organisasi mempunyai modal maupun sumber daya manusia
yang diperlukan untuk mengelola operasi yang semakin besar.
5) Ketika organisasi mempunyai kapasitas produksi yang berlebihan.
6) Ketika lingkup industri dasar organisasi menjadi global dengan cepat.
c. Pengembangan Produk
Strategi yang berupaya meningkatakn penjualan dengan memperbaiki
atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada. Pengembangan produk
biasanya memerlukan biaya yang besar untuk penelitian dan pengembangan.
Lima hal yang bisa dijadikan pedoman kapan sebaiknya menerapkan strategi
pengembangan produk secara efektif yaitu:
1) Ketika organisasi mempunyai produk sukses yang mencapai tahap
kematangan dalam daur hidupnya, idenya adalah menarik para
pelanggan yang puas untuk mencoba produk-produk baru karena
mereka memiliki pengalaman positif dengan produk atau jasa
organisasi saat ini.
2) Ketika organisasi bersaing dalam industri dimana perkembangan
teknologi terjadi sangat cepat.
3) Ketika para pesaing utama menawarkan produk dengan mutu lebih
baik dan harga yang sebanding.
4) Ketika organisasi bersaing dalam industri yang tumbuh cepat.
5) Ketika organisasi mempunyai kemampuan penelitian dan
pengembangan yang sangat kuat.
3. Strategi Diversifikasi
a. Diversifikasi Konsentris
Enam hal yang biasa menjadi pedoman kapan diversifikasi konsentris
tepat dilakukan yaitu :
1) Ketika organisasi bersaing dalam industri yang tidak tumbuh atau
pertumbuhannya lambat.
2) Ketika menambah produk baru, namun masih terkait akan
meningkatkan penjualan produk yang ada saat ini secara signifikan.
3) Ketika produk baru namun masih terkait dapat ditawarkan dengan
harga yang sangat bersaing.
4) Ketika produk baru namun masih terkait fluktuasi penjualan
musiman yang menyeimbangkan fluktuasi penjualan Perusahaan
tersebut saat ini.
5) Ketika produk-produk organisasi saat ini dalam tahap daur hidup
produk yang menurun.
6) Ketika organisasi mempunyai tim manajemen yang kuat.
b. Diversifikasi Horisontal
Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan
yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal. Risiko strategi ini tidak
sebesar diversifikasi konglomerat karena Perusahaan pasti sudah mengenal
Pelanggan yang sudah ada.
c. Diversifikasi Konglomerat
Menurut Purwanto, Strategi ini dilakukan dengan cara mengakuisisi
Perusahaan lain yang memilki line of business yang sama sekali berbeda.
Strategi ini dilakukan untuk beberapa alasan, di antaranya :
1) Perusahaan di dalam industri yang pertumbuhannya lambat
mengakuisisi Perusahaan yang berada dalam industri yang
berkembang cepat dengan tujuan untuk meningkatkan
pertumbuhan total.
2) Perusahaan yang memilki kelebihan uang cash sering mendapatkan
bahwa investasi dalam industri yang berbeda merupakan strategi
yang sangat menguntungkan.
3) Perusahaan yang mengakuisisi memilki kemampuan manajemen
finansial dan teknik serta pemasaran yang bisa di aolikasikan
kepada Perusahaan yang lebih lemah terebut.
4. Strategi Defensif
1) Rasionalisasi Biaya
Terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui
penghematan biaya dan aset meningkatkan kembali penjualan dan laba
yang sedang menurun. Rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat
kompetensi pembeda dasar organisasi.
2) Divestasi
Menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi disebut divestasi,
sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan
digunakan untuk akuisisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi
dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk
melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan yang
memerlukan modal terlalu besar atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya
dalam Perusahaan.
3) Likuidasi
Menjual semua aset sebuah Perusahaan secra bertahap sesuai nilai
nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan
akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan.
2.5 Perumusan Strategi dalam Perusahaan
Proses Perumusan Strategi dalam perusahaan terdiri dari tiga tahap yaitu:
1. Formulasi Stratetgi
Formulasi strategi terdiri dari serangkaian kegiatan yang meliputi:
a. Menentukan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan internal
b. Mengindentifikasi peluang-peluang dan ancaman-ancaman eksternal
c. Membuat visi dan misi bisnis
d. Menetapkan tujuan jangka panjang
e. Membangun strategi-strategi alternative
f. Memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan
2. Implementasi Strategi
Membuat tujuan jangka pendek, mebuat kebijakan-kebijakan, melakukan
desain struktur organisasi, mengalokasi dan mengendaliakan sumber daya serta
memanage perubahan strategi
3. Evaluasi dan Pengendalian Kinerja
a. Meninjau kembali faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar
strategi yang ada sekarang.
b. Mengukur kinerja, seperti: kinerja keuangan, kinerja penjualan, kinerja
produksi, dan kinerja lainnya.
c. Mengambil tindakan-tindakan korektif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Strategi adalah metode yang bersifat jangka panjang untuk melakukan tindakan yang
bersifat senantiasa meningkat dan terus-menerus. Strategi terdapat pada tingkatan dalam
organisasi yaitu Strategi Korporasi, Strategi Unit Bisnis dan Strategi Fungsional.
Strategi Korporasi lebih ditujukan untuk apa bisnis itu dibuat dan bagaimana
Perusahaan harus bertindak untuk mencapai tujuannya. Strategi Unit Bisnis disebut juga
Strategi kompetitif yaitu Strategi untuk unit bisnis atau bagian dari Perusahaan yang berbeda-
beda pasar dan produknya. Strategi Fungsional merupakan Strategi yang diterapkan di level
departemen seperti departmen keuangan, SDM dan Pemasaran. Proses perumusan strategi
dimulai dari tahap perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi serta pengendalian
kinerja.
3.2 Saran
Fred R. David. 2016. Manajemen Strategik, Edisi lima belas.Salemba Empat. Jakarta Selatan
https://www.dictio.id/t/apa-saja-jenis-jenis-strategi-perusahaan/119790
http://widiaakt2016.blogspot.com/2017/04/blog-post19.html?m=1