Disusun Oleh :
Ressy Preeda Claudia B.131.18.0464
STRATEGI KORPORASI
S1 MANAJEMEN - FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai dengan sukses. Untuk
mencapai tujuan tersebut perlu suatu upaya dan pemasaran merupakan salah satu solusi
untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini dikarenakan pemasaran merupakan strategi yang
berupaya mendapatkan keuntungan atau mencapai tujuan perusahaan melalui penyediaan
pemenuhan kebutuhan konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2008:5) Pemasaran adalah
suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas
mempertukarkan produk dan jasa bernilai dengan pihak lain.
Salah satu dari tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan kinerja bisnis yang ada
pada perusahaan. Kinerja merupakan faktor yang seringkali digunakan untuk mengukur
dampak strategi yang telah diterapkan oleh perusahaan (Ferdinand, 2000). Kinerja bisnis
yang dimaksud meliputi penjualan yang terus meningkat, jumlah pelanggan yang
bertambah, laba yang meningkat, wilayah penjualan yang luas serta kepuasan konsumen
yang meningkat. Untuk meningkatkan kinerja bisnis tersebut masing-masing perusahaan
perlu meningkatkan kemampuan atau kapabilitas yang ada pada perusahaan tersebut, salah
satunya melalui kapabilitas sumberdaya pemasaran.
Organisasi yang baik adalah yang memiliki tujuan jelas berdasarkan visi dan misi yang
disepakati pendirinya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut dibutuhkan cara untuk
mencapainya yang disebut dengan strategi. Selanjutnya disusun rencana (plan), Kebijakan
(Policies) hingga pencapaian dan program aksi (Allison 2005). Dalam penerapannya, bisa
saja unsur tersebut mengalami perubahan sebagai akibat dari tidak terpenuhinya asumsi –
asumsi yang dipakai dalam perencanaan planning), misal karena sumber daya yang didapat
tidak sesuai dengan harapan. Bisa pula disebabkan oleh tujuan yang terlalu abstrak sehingga
sangat jauh dari apa yang diharapkan. Setiap organisasi tentu memiliki perencanaan, dan
bagi lingkup perusahaan dikenal istilah perencanaan strategi. Dimana perencanaan strategi
ini dapat membantu kita mengevaluasi secara berkala untuk mencapai tujuan, membantu
organisasi untuk maju dan berkembang, memperbesar pangsa pasar di tengah persaingan
usaha yang semakin tajam (Allison 2005).
Hampir semua lembaga dalam pendekatannya banyak menggunakan kajian SWOT.
Haltersebut di lakukan oleh semua lembaga untuk mengkaji kekuatan dan kelemahannya
padalembaga tersebut, sebelum menentukan tujuan dan menggariskan tindakan pencapaian
tujuan,yang merupakan konsekuensi logis yang perlu ditempuh perusahaan agar supaya
lancardidalam operasionalnya. Perubahan masyarakat industri ke masyarakat informasi dan
dariekonomi yang berorientasi manufaktur ke arah orientasi jasa, telah menimbulkan
dampak yangsignifikan terhadap permintaan atas program baru pendidikan kejuruan yang
ditawarkan(Martin, 1989).
2. Rumusan Masalah
2.1. Apa itu Analisis Portofolio Bisnis dan Instrumen Analisis?
2.2. Apa saja Instrumen Analisis itu?
3. Tujuan
3.1. Agar mengerti apa itu Analisis Portofolio Bisnis dan Instrumen Analisis
3.2. Agar mengerti apa saja Instrumen Analisis
BAB II
PEMBAHASAN
6. Matriks BCG
Teknik analisis ini berwujud matriks yang mencerminkan kajian “heterogen product”
pada matriks ini diketengahkan berbagai “keputusan diagnostik” yang mengisyaratkan
bahwa suatu perusahaan bias mengalokasikan sumber dayanya pada berbagai produk
dan atau jasa yang produktif. Matriks BCG secara grafis menggambarkan perbedaan
antardivisi dalam hal posisi pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri.
Matriks BCG memungkinkan sebuah organisasi multidivisional mengelola portofolio
bisnisnya dengan cara mengamati posisi pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan
industri dari setiap divisi relatif terhadap semua divisi lain di dalam organisasi. Posisi
pangsa pasar relatif didefinisikan sebagai rasio pangsa pasar (atau pendapatan) suatu
divisi di sebuah industry tertentu terhadap pangsa pasar (atau pendapatan) yang
dimiliki oleh perusahaan pesaing terbesar di industry tersebut.
Pangsa pasar suatu produk jasa relative besar dan sedang menanjak secara pesat.
Umumnya cenderung menghasilkan profitabilitas yang tinggi dan berada pada tingkat
persaingan yang stabil. Sebaliknya bila suatu produk perusahaan mengalami
pertumbuhan pasar dan lamban, upaya peningkatkan pangsa pasarnya memerlukan
biaya besar. Dalam kondisi ini BCG menganjurkan agar dana tunai yang
didistribusikan untuk kegiatan usaha disesuaikan dengan pengembangan pangsa
pasarnya.
Penjelasan ilustrasi matriks BCG :
Bintang menggambarkan kondisi perusahaan yang pasarnya melesat, disamping itu
pangsa pasarnya juga besar, sehingga perusahaan mudah memperoleh dana tunai.
Posisi “STAR”
- Produk/SBU berkembang pesat
- Membutuhkan dana besar
- Bisnisnya menghasilkan uang yang besar
Sapi perahan menggambarkan perusahaan mengalami pertumbuhan pasar yang
rendah, tetapi mempunyai pangsa pasar tinggi
Posisi “SAPI PERAH” (Cash Cow)
- Pertumbuhan businnes rendah
- Market share tinggi
- Strategi yang sesuai “stabilitas”
Anjing merupakan kondisi perusahaan yang pertumbuhan produk dan pasarnya
rendah dan memiliki pangsa pasar yang juga rendah.
Posisi “DOG”
- Pertumbuhan bisnisnya lambat.
- Market share rendah
- Untuk mempertahankan. hidup (membutuhkan dan yang besar sedang laba yang
diperoleh tidak memakai.
Tanda tanya mencerminkan kondisi perusahaan yang pangsa pasar produknya
menanjak pesat tetapi mempunyai pangsa pasar rendah. Kategori Question
Marks kadang-kadang disebut juga dengan problem children atau
wildcats). Yang termasuk dalam kategori Question Mark ini adalah produk
atau bisnis unit yang memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi tetapi pangsa
pasarnya masih sangat rendah. Penghasilan (uang) yang didapat umumnya
tidak sebanding dengan biaya-biaya yang dikeluarkan (lebih banyak
pengeluaran daripada pendapatan). Namun karena prospek pertumbuhannya
sangat pesat sehingga berpotensi untuk berubah menjadi Stars atau Bintang.
Manajemen perusahaan tersebut disarankan untuk tetap berinvestasi pada
produk atau bisnis unityang berada dalam kategori Question Marks ini karena
pertumbuhan yang tinggi.
Dari penjelasan 4 kategori pada Matriks BCG diatas, terlihat bahwa analisis matriks
BCG memiliki hubungan yang erat dengan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)
seperti pada gambar dibawah ini.
7. Mariks IE
Matriks internal eksternal (IE) menempatkan berbagai divisi dari suatu organisasi
dalam sembilan sel. Matriks IE dapat dibagi menjadi 3 bagian utama yang mempunyai
dampak yang berbeda :
Divisi yang masuk dalam sel I, II, IV dapat disebut tumbuh dan membangun.
Strategi insentif (penetrasi pasar, pengembangan pasar atau pengembangan
produk) atau integrative (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi
horizontal) mungkin paling tepat untuk divisi tersebut.
Divisi yang masuk dalam sel III, V, VII, paling baik dikelola dengan strategi
pertahankan dan pelihara. Strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk
merupakan dua strategi yang umum untuk jenis-jenis divisi ini.
Divisi yang masuk sel VI, VIII, atau IX, paling baik dikelola dengan strategi panen
atau divestasi. Organisasi-organisasi yang sukses adalah yang berhasil mencapai
portofolio bisnis di atau sekitar sel I dalam matriks IE.
8. Matriks Strategi Besar
Matriks strategi besar didasarkan atas dua dimensi penilaian: posisi persaingan dan
pertumbuhan pasar. Langkah-langkah membuat matriks strategi besar :
a. Melakukan analisa SWOT
b. Setiap baris dari analisa diberikan bobot sesuai dengan kepentingannya
(contoh:beberapa ancaman dapat menjadi pemecah kontrak, tetapi ketika
kenyataan, kita tidak harus kuatir).
c. Menggambar garis silang yang sama rata. Dalam sumbu Y akan menggambarkan
kelemahan dan kekuatan sedangkan sumbu X menggambarkan kelemahan dan
ancaman. Rata-rata W dan S gambar sebuah garis melalui sumbu Y dan lakukan
hal yang sama pada O dan T gambar garis sepanjang sumbu X. Kuadran yang
terdapat perpotongan garis akan memberikan petunjuk jenis strategi yang harus
diambil.
9. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)
Merupakan teknik analitis dalam literatur yang dirancang untuk menentukan daya tarik
relatif dari berbagai tindakan alternatif. Teknik ini secara objektif menunjukkan
strategi mana yang terbaik. QSPM menggunakan analisis input dari tahap 1 dan hasil
pencocokan dari analisis tahap 2 untuk secara objektif menentukan strategi yang
hendak dijalankan di antara strategi-strategi alternatif.
Keistimewaan QSPM :
Rangkaian-rangkaian strateginya dapat diamati secara berurutan atau bersamaan.
Mendorong para penyusun strategi untuk memasukkan faktor-faktor eksternal dan
internal yang relevan ke dalam proses keputusan.
Keterbatasan QSPM:
QSPM selalu membutuhkan penilaian intuitif dan asumsi yang berdasar.
QSPM hanya akan baik dan bermanfaat sepanjang informasi prasyarat dan analisis
pencocokan yang menjadi dasarnya.
BAB III
PENUTUP
Model portfolio yang dapat digunakan PLC, BCG, GE/ McKinsey untuk mengembangkan
alternative strategi. Model portfolio supplier merupakan pendekatan tiga tahap untukmengelola
supplier relationship. Tahap pertama adalah mengelompokkan komponen-komponen kedalam
factor-faktor yang berbeda dalam model portfolio. Tahap kedua adalah mengelompokkan
supplier berdasarkan daya tarik mereka terhadap perusahaan dan kekuatan buyer-suplier
relationship. Tahap ketiga adalah menetapkan strategi untuk meningkatkan kekuatan supplier
dan / atau hubungan dengan pembeli, agar dapat memberikan komponen yang diinginkan
secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/95878-ID-analisis-pembentukan-portofolio-pada-
per.pdf
https://www.academia.edu/36579689/Strategi_Manajemen_fix_1_
http://repository.unissula.ac.id/6871/5/BAB%20I.pdf
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/11607/BAB%201%20-
%205.pdf?sequence=2&isAllowed=y
http://mgtstrategi.blogspot.com/2010/07/matriks-bcg.html