2. Gaya Manajemen
Gaya manajemen merupakan faktor internal yang memiliki dampak paling kuat terhadap
pengendalian manajemen. Sebuah institusi dapat dikatakan sebagai perpanjangan bayangan
seseorang. Hal ini dapat dilihat dari sikap-sikap bawahan yang mungkin mencerminkan sikap
atasan mereka, dan sikap para atasan tersebut juga mencerminkan sikap CEO.
Menurut Maciariello,ada 3 jenis gaya, yaitu :
a. Internal control style : masing-masing individu mempunyai gaya kepemimpinana yang
berbeda, dan partisipatif.
b. Eksternal control style : tindakan ditentukan oleh pihak lain atau pemimpin dan otoriter.
c. Mix control style : partisipatif dan terarah.
3. Organisasi Informal
Garis-garis dalam bagan organisasi menunjukkan hubungan formal, yaitu pemegang otoritas
resmi dan tanggung jawab dari setiap manajer. Pada kenyataannya, proses pengendalian
manajemen tidak dapat berjalan dengan baik, apabila anggota organisasi atau perusahaan
tidak paham dan mengenali arti penting dari hubungan-hubungan dalam organisasi yang
bersifat informal.
JENIS-JENIS ORGANISASI
Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh terhadap struktur organisasi dan struktur tersebut
akan mempengaruhi rancangan sistem pengendalian manajemen organisasi.
Struktur organisasi bisa dikelompokkan dalam tiga kategori :
1. Struktur Fungsional : setiap manajer bertanggung jawab atas fungsi-fungsi yang
terspesialisasi, seperti produksi atau pemasaran.
2. Struktur Unit Bisnis : setiap manajer bertanggung jawab atas aktivitas-aktivitas dari masing-
masing unit, dan unit bisnis merupakan bagian yang semi-indpenden dari perusahaan.
3. Struktur Matriks : unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab ganda.
Kelemahan struktur organisasi fungsional:
a. Sulit untuk mengukur efektifitas masing-masing fungsi.
b. Masalah antar fungsi hanya bisa diselesaikan oleh pusat
c. Tidak sesuai bagi organisasi yang melakukan diversifikasi (produk pasar yang beragam)
d. Tidak ada cara yang tepat untuk perencanaan kerja masing-masing fungsi yang terpisah pada
level bawah suatu organisasi
e. Dalam organisasi fungsional perencanaan dibuat oleh pimpinan puncak karena diperlukan
suatu koordinasi dari masing-masing fungsi yang mengkrontribusikan output lainnya
f. Kesulitan untuk melakukan perencanaan dan koordinasi
g. Mudah terjadi konflik antar fungsi
Strutur organisasi unit bisnis dirancang untuk mengatasi kelemahan pada struktur organisasi
fungsional. Organisasi unit bisnis (disebut juga sebagai divisi) bertanggung jawab atas seluruh
fungsi yang ada dalam produksi dan pemasaran sebuah produk. Unit bisnis tersebut bertanggung
jawab untuk melakukan perencanaan dan koordinasi kerja dari berbagai fungsi yang terpisah.
Kinerja unit bisnis diukur dengan profitabilitas dan unit bisnis itu. Meskipun manajemen unit
bisnis menjalankan wewenang yang sangat luas terhadap unit-unitnya, kantor pusat tetap
memiliki sejumlah hak prerogatif (hak istimewa).
Keuntungan struktur organisasi unit bisnis:
1. Sarana pelatihan bagi manajemen secara umum
2. Para manajer unit bisnis dapat membuat keputusan yang lebih baik dibanding keputusan
kantor pusat karena lebih dekat dengan pasar dari produknya dibandingkan dengan kantor
pusat.
3. Dapat memberikan reaksi yang cepat terhadap ancaman-ancaman atau peluang baru
Kelemahan struktur organisasi unit bisnis:
1. Masing-masing staf unit bisnis mungkin menduplikasi sejumlah pekerjaan yang pada
organisasi fungsional dierjakan di kantor pusat.
2. Kesulitan mencari sumber daya manusia yang berkualitas untuk memimpin setiap unit bisnis
3. Konflik antar bisnis
4. Kurangnya kerjasama
Kontroler merupakan orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan
sistem pengendalian manajemen.
Fungsi dan peran kontroler meliputi:
1. Merangcang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan pada pemegang saham dan
pihak eksternal
3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasian laporan tersebut untuk
para manajer, menganalisis program dan proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan
serta mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan.
4. Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur pengendalian untuk
menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan yang memadai terhadap pencurian dan
kecurangan serta menjalankan audit operasional.
5. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi dalam
pendidikan personal manajemen dalam kaitannya dengan fungsi pengendali.
Rangkuman SPM Bab Pusat Tanggung jawab:pusat pendapatan dan beban
Jeffry suhartono NRP 3203018083
PENGERTIAN PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
Pusat Pertanggungjawaban merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang manager
yang bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan. Perusahaan pada dasarnya merupakan
sekumpulan pusat-pusat tanggung jawab, yang masing-masing diwakili oleh sebuah kotak dalam
bagan organisasi. Pusat-pusat tanggung jawab tersebut selanjutnya membentuk suatu hierarki.
Pada tingkat terendah adalah pusat untuk seksi-seksi, pergeseran kerja (workshift) dan unit
organisasi kecil lainnya. Departemen bisnis yang memiliki beberapa unit organisasi yang lebih
kecil menduduki posisi yang lebih tinggi dalam hierarki. Dari sudut pandang manajer senior dan
dewan direksi perusahaan secara keseluruhan merupakan pusat tanggung jawab meskipun istilah
ini biasanya berkenaan dengan unit-unit dalam perusahaan.
Pusat pertanggungjawaban melakukan kegiatan untuk mencapai satu atau lebih tujuan
yang disebut objective. Organisasi secara keseluruhan mempunyai goal dan manajer senior
menetapkan strategi untuk mencapai goal. Objective berbagai pusat pertanggungjawab dalam
suatu organisasi membantu implementasi strategi. Karena organisasi merupakan sekumpulan
pusat pertanggungjawaban, maka apabila setiap pusat pertanggungjawaban mecapai objective-
nya , maka goal organisasi akan tercapai.
Kegiatan
input output
Pusat pertanggungjawaban menerima masukan atau input, dalam bentuk bahan baku,
tenaga kerja dan jasa. Dengan menggunakan modal kerja (contohnya persediaan dan piutang),
peralatan, perlengkapan pabrik dan aset lainnya, pusat pertanggungjawaban melakukan kegiatan
untuk mengubah input menjadi output baik dalam bentuk barang atau jasa. Hasil atau output
tersebut kemudian diserahkan ke pusat pertanggungjawaban yang lain (sebagai input pusat
pertanggungjawaban yang bersangkutan) atau pusat pertanggungjawaban melemparnya ke pasar
sebagai output organisasi secara keseluruhan.
input
Kegiatan output
Kegiatan
input outpu
t
Pusat Pendapatan
Kegiatan
input output
Pusat Laba
Kegiatan
inpu outpu
t t
Pusat Investasi
Pada Pusat pendapatan, output diukur dalam satuan moneter, pada pusat biaya input yang diukur
dalam satuan moneter, pada pusat laba input dan outputnya diukur dalam satuan moneter dan
pada pusat investasi, pengukuran dilakukan pada hubungan ntara laba daan investasi yang
digunakan. Setiap jenis pusat pertanggungjawaban memerlukan system perencanaan dan
pengendalian yang berbeda.
Laba adalah selisih antara pendapatan (output) dan biaya (input).Pusat Laba (Profit Center)
adalah pusat pertanggungjawaban yang kinerja keuangannya diukur dengan laba.Pusat laba
terjadi karena proses divisionalisasi.Pada dasarnya, suatu organisasi fungsional adalah organisasi
dimana fungsi produksi atau pemasaran utama dilakukan oleh unit organisasi yang terpisah.
Ketika suatu organisasi diubah menjadi organisasi dimana setiap unit utama bertanggungjawab
baik terhadap fungsi produksi maupun fungsi pemasaran, maka proses ini disebut dengan istilah
divisionalisasi. Divisionalisasi adalah proses pemberian wewenang dalam bidang produksi dan
pemasaran produk tertentu kepada suatu pusat pertanggungjawaban atau proses pembentukan
pusat-pusat laba.
Banyak keputusan manajemen yang melibatkan usulan untuk meningkatkan beban dengan
harapan bahwa hal itu akan menghasilkan peningkatan yang lebih besar dalam pendapatan
penjualan. Keputusan semacam ini disebut dengan pertimbangan biaya/pendapatan
(expense/revenue trade-off). Untuk dapat mendelegasikan keputusan trade-off semacam ini ke
tingkat manajer yang lebih rendah, maka ada dua kondisi yang harus dipenuhi.
1. Manajer harus memiliki akses ke informasi relevan yang dibutuhkan dalam membuat
keputusan serupa.
2. Harus ada semacam cara untuk mengukur efektivitas suatu trade-off yang dibuat oleh
manajer.
1. Hilangnya pengendalian
2. Kualitas keputusan unit bisnis akan berkurang
3. Terjadi ketidakharmonisan antar pusat laba
4. Kerjasama antar fungsi berkurang
5. Terjadi kompetisi antar unit organisasi
6. Terjadi peningkatan biaya
7. Kompetensi manajer umum tidak berkembang
8. Menekankan laba jangka pendek
9. Belum ada sistem yang meyakinkan
Sebagian besar unit bisnis dapat dibentuk sebagai pusat laba karena manajernya dapat
mengendalikan pengembangan, produksi, dan pemasaran produk. Manajer unit bisnis berada
dalam posisi dapat mempengaruhi pendapatan dan biaya sehingga dapat dimintai tanggung jawab
terhadap laba.
UNIT-UNIT FUNGSIONAL
Perusahaan multibisnis biasanya terbagi kedalam unit bisnis, dimana setiap unit diperlakukan
sebagai unit penghasil laba yang independen. Tetapi subunit yang ada dalam unit binsis tersebut
dapat saja terorganisasi secara fungsional.
1. Pemasaran
2. Produksi(manufaktur)
3. Unit jasa dan pendukung
Kinerja ekonomis suatu pusat laba selalu diukur dari laba bersih. Sedangkan kinerja manajer pusat
laba dapat dievaluasi berdasarkan lima ukuran profitabilitas, yaitu :
Penentuan harga barang atau jasa yang ditransfer kepada antar pusat pertanggung-jawaban dalam
satu organisasi tanpa memandang bentuk pusat pertanggungjawabannya.
Harga perpindahan barang antara dua pusat laba atau lebih. Untuk pembahasan lebih lanjut,
maka harga transfer ini digunakan untuk kepentingan penilaian kemampuan laba divisi.
Jika dua atau lebih pusat laba bertanggungjawab bersama atas pengembangan, pembuatan, dan
pemasaran suatu produk, maka masing-masing harus membagi pendapatan yang dihasilkan
ketika produk tersebut terjual. Harga transfer merupakan mekanisme untuk mendistribusikan
pendapatan ini. Harga transfer harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan
berikut :
Harga transfer adalah nilai yang diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam suatu
transaksi di mana setidaknya salah satu dari kedua pihak yang terlibat adalah pusat laba karena
suatu perusahaan yang independen tidak akan mentransfer barang dan jasa ke perusahaan
independen lain sebesar biaya produksi atau lebih rendah dari itu. Oleh karena itu, unsur
mekanik untuk mengalokasikan biaya dalam sistem akuntansi biaya akan dikeluarkan, karena
biaya-biaya semacam ini tidak memasukkan elemen laba. Istilah harga memiliki arti yang sama
dengan yang digunakan berkaitan dengan transaksi antar perusahaan independen.
Prinsip dasar penetapan harga transfer
Prinsip dasarnya adalah harga transfer harus sama dengan harga yang akan dibebankan apabila
transaksi itu dilakukan dengan pihak luar. Yaitu nilai produk atau jasa yang dipertukarkan antar
pusat laba dalam suatu organisasi.
Prinsip dasar:
Harga transfer harus sama dengan harga apabila transaksi dengan luar
Keputusan yg diambil:
Sumber ( dari dalam atau luar)
Idealnya manajer divisi pembeli harus mempunyai kebebasan untuk membeli sumberdaya yang
diperlukan dari luar. Demikian juga manajer divisi penjual juga mempunyai kebebasan untuk
menjual produknya keluar. Tetapi pada kenyataannya seringkali kondisi tersebut tidak dapat
diperoleh karena adanya kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan. Berkut ini adalah factor
yang perlu dipertimbangkan yang menyebabkan kebebasan untuk melakukan transaksi dengan
pihak luar tidak diperoleh.
Keterbatasan Pasar
Pada beberapa perusahaan mungkin terdapat keterbatasan pasar yang disebabkan oleh beberapa
hal berikut ini:
Bahkan dalam kasus pasar terbatas, harga transfer yang paling memenuhi persyaratan sistem
pusat laba adalah harga kompetitif. Harga kompetitif mengukur kontribusi dari setiap pusat laba
terhadap laba perusahaan secara keseluruhan. Beberapa cara untuk dapat mengetahui tingkat
harga kompetitif jika perusahaan tersebut membeli atau menjual produknya ke pasar bebas :
Jika ada harga pasar yang diterbitkan, maka harga tersebut dapat digunakan untuk
menentukan harga transfer.
Harga pasar mungkin ditentukan berdasarkan penawaran (bid).
Jika pusat laba produksi menjual produk yang serupa di pasar bebas, maka pusat laba
tersebut sering kali meniru harga kompetitif berdasarkan harga di luar.
Jika pusat laba pembelian membeli produk yang serupa dari pasar luar/bebas, maka pusat
laba tersebut dapat meniru harga kompetitif untuk produk-produk eksklusifnya.
Perusahaan mungkin tidak akan mengoptimalkan labanya jika pusat laba pembelian membeli
produk dari pemasok luar sementara kapasitas produksi di dalam masih memadai. Jika jumlah
trannsfer dalam perusahaan adalah kecil atau jika situasi tersebut bersifat sementara, banyak
perusahaan membiarkan para pembeli dan penjual untuk saling bekerja sama tanpa campur
tangan kantor pusat. Beberapa perusahaan memberikan wewenang kepada pusat laba
pembelian/penjualan untuk menyerahkan keputusan perolehan sumber daya ke satu orang/komite
yang terpusat. Meskipun ada hambatan dalam perolehan sumber daya, harga pasar tetap
merupakan harga transfer yang baik. Jika harga pasar tersedia/dapat diperkirakan maka
gunakanlah itu. Meskipun demikian, jika tidak ada cara untuk memperkirakan harga kompetitif,
pilihan lainnya adalah mengembangkan harga transfer berdasarkan biaya ( cost-based transfer
price ).
Jika harga kompetitif tidak tersedia, maka harga transfer dapat ditentukan berdasarkan biaya
ditambah laba. Dua keputusan yang harus dibuat dalam sistem harga transfer berdasarkan biaya :
1. Dasar biaya
Dasar yang umum adalah biaya standar karena lebih efisieen. Jika biaya standar yang
digunakan, maka dibutuhkan suatu intensif untuk menetapkan standar yang ketat dan untuk
meningkatkan standar tersebut.
2. Markup laba
Dalam menghitung markup laba juga terdapat dua keputusan :
• Apa dasar markup laba tersebut ( dasar yang paling mudah dan umum dipergunakan
adalah persentase dari biaya, namun tidak ada pertimbangan atas modal yang diperlukan.
dasar yang secara konsep lebih baik adalah persentase dari investasi, tetapi untuk
menghitung investasi yang akan dikenakan ke setiap produk yang dihasilkan dapat
menimbulkan permasalahan teknis ).
• Tingkat laba yang diperbolehkan ( persepsi manajemen senior atas kinerja keuangan dari
suatu pusat laba akan dipengaruhi oleh laba yang ditunjukkan oleh pusat laba tersebut.
solusi konseptual adalah membuat penyisihan laba berdasarkan investasi yang dibutuhkan
untuk memenuhi volume yang diminta oleh pusat laba pembelian, nilai investasi tersebut
dihitung pada tingkat “standar”, dengan aktiva tetap dan persediaan pada tingkat biaya
penggantian/replacement cost ).
BIAYA TETAP DAN LABA UPSTREAM (Upstream fixed cost & Profits)
Untuk setiap unit yang terjual, pembebanan biaya dilakukan dalam jumlah yang sama
dengan biaya variabel standar produksi
Pembebanan biaya berkala ( biasanya setiap bulan ) dilakukan dalam jumlah yang sama
dengan biaya tetap yang berkaitan dengan fasilitas yang disediakan untuk unit
pembelian