KELOMPOK 1
Rahmania Tyas Setiani (B.131.19.0528)
Ruben christianto (B.131.20.0198)
Sahara luda Al faraby (B.131.20.0184)
S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan maupun organisasi sudah pasti akan melakukan strategi-strategi yang mana
hal itu dilaksanakan dalam berbagai tingkatan ataupun level yang sering dikenal ada tiga macam
tingkatan strategi yaitu strategi level korporat, level bisnis, dan level fungsional. Yang mana
ketiga tingkatan strategi tersebut mempunyai tujuan dan arah strategi sendiri-sendiri dan
tentunya berbeda namun ada saling keterkaitan didalamnya. Setiap strategi yang akan dijalankan
oleh perusahaan haruslah menjadi sebuah kekuatan kunci , kapabilitas kunci, kompetensi yang
membedakan kita dengan organisasi yang lain. Tentu saja dalam hal ini artinya adalah organisasi
kita harus lebih unggul. Dan dengan strategi ini diharapkan agar sebuah organisasi ataupun
perusahaan dapat mencipatakan kompetensi yang unggul dalam bidangnya.
Dengan penulisan makalah ini kami ingin membahas bagaimana saja tingkatan atau
level strategi tersebut, tetapi kami akan fokus kepada strategi level bisnis dan level fungsional
karena level korporat sudah dibahas dalam makalah sebelumnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa Pengetian strategi level bisnis dan tiga elemen penting didalamnya ?
1.2.2 Apa itu strategi bersaing generic porter dan apa resiko didalamnya ?
1.2.3 Apa saja strategi lain yang bisa diterapkan dalam level bisnis ini?
1.2.4 Bagaimana taktik bersaing itu ?
1.2.5 Apa pengertian strategi level fungsional ?
1.2.6 Apa saja saja strategi yang ada pada level fungsional ?
1.3 Tujuan
Dengan penulisan makalah ini kami berharap kita dapat mengetahui bagaimana
sebenarnya strategi level bisnis dan fungsional itu, bagaimana penerapannya dan apa saja aspek-
aspek yang ada didalamnya. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan tentang
langkah-langkah dalam strategi perusahaan tentunya semakin berkembang pula bagaimana cara-
cara para pembuat strategi untuk menerapkannya dalam perusahaan. Dengan mengacu dari hal
tersebut kami berharap agar dengan penulisan makalah ini kita dapat mengetahui teknik bersaing
dan apa saja strategi yang ada pada level bisnis dan level fungsional.
1.4 Manfaat
Manfaat yang akan kita dapat dalam penulisan makalah ini adalah kita bisa mengatahui
apa pengertian dari strategi level bisnis dan level fungsional. Dan juga kita dapat mengetahui apa
saja strategi yang bisa diterapkan untuk mencapai tujuan perusahaan ataupun organisasi dalam
level bisnis dan fungsional. Hal itu sangat bermanfaat bagi para pembuat strategi untuk
menentukan langkah yang tepat khusunya dalam level bisnis dan fungsional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Apa Pengetian strategi level bisnis dan tiga elemen penting didalamnya
Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah masyarakat.
Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para pengusaha, para pemegang
saham dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan dan
mencapai tujuan perusahaan dalam jangka panjang maupun jangka pendek.strategi ini sekaligus
mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.
Keunggulan kompetitif perusahaan bergantung pada sistem bisnis yang berkembang
sesuai lingkungan bisnisnya, dan hanya bisa dicapai jika sistem bisnis mampu menciptakan nilai
lebih bagi pembeli. Perusahaan harus mampu menyediakan produk atau jasa yang lebih
sesuai/cocok bagi konsumen dibanding pesaingnya.
Waktu kita membahas analisis internal pada Bab 3, sebenarnya kita sudah menyinggung
dua hal sumber daya saing di atas, yakni sumber daya dan aktivitas. Kita telah melihat
bagaimana sistem aktivitas dalam perusahaan, seperti rantai nilai sangat menentukan memenangi
persaingan. Di bab ini kita akan membahas aspek produk (output) dan bagaimana kaitannya
dengan posisi bisnis serta pemilihan segmen pasar kita.
Tiga elemen dalam strategi level bisnis diantaranya adalah :
a) Penawaran produk
Antara perusahaan dan lingkungannya, transaksi terjadi dimana perusahaan menyediakan
barang atau jasa untuk klien di pasar. Jika produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan
punya nilai yang lebih tinggi bagi pelanggan daripada alternatif lainnya, transaksi yang
menguntungkan bisa terjadi. Pertanyaan kuncinya adalah produk mana yang harus
dikembangkan dan pasar mana yang harus dilayani.
Untuk mengeksplorasi bagaimana bisnis dapat didefinisikan, pertama-tama perlu untuk
menetapkan bagaimana bisnis dibedakan antara ‘industri dan ‘pasar’. Melukiskan industri,
segmentasi pasar, mendefinisikan dan memilih bisnis, dan positioning dalam bisnis.
b) Sistem Aktivitas
Untuk dapat benar-benar tahu apa yang ingin dijual, sebuah perusahaan perlu memiliki
suatu sistem kegiatan di tempatnya. Sistem kegiatan adalah serangkaian proses terpadu
penciptaan nilai yang mengarah ke penyediaan produk dan / atau jasa yang ditawarkan. Apa saja
barang yang dibuat atau layanan yang disediakan, masing-masing perusahaan perlu melakukan
sejumlah kegiatan untuk berhasil memenuhi keinginan pelanggan.
Meskipun sistem aktivitas dapat dibedakan cukup signifikan, beberapa usaha telah
dilakukan untuk mengembangkan taksonomi aktivitas nilai tambah yang dapat digunakan
sebagai kerangka analitis.
c) Basis sumber daya
Untuk melaksanakan kegiatan dan untuk menghasilkan barang dan jasa, perusahaan
membutuhkan sumber daya. Sebuah basis sumber daya perusahaan termasuk semua yang
merupakan pengeluaran organisasi untuk kinerja kegiatan penambahan nilai.Mempertahankan
keunggulan kompetitif /Sebuah perusahaan memiliki keunggulan kompetitif jika memiliki sarana
untuk membedakannya dengan saingan ketika berlomba-lomba untuk menarik pelanggan.
Sebuah keunggulan kompetitif dikatakan berkelanjutan jika tidak dapat ditiru, digantikan atau
terkikis oleh tindakan-tindakan pesaing, dan tidak dibuat berlebihan oleh perkembangan dalam
lingkungan. Kesinambungan tergantung pada dua faktor utama, kemampuan bertahan kompetitif
dan harmoni lingkungan.
Harus ada kesesuaian antara organisasi dan lingkungannya. Poin ini sering dinyatakan
dalam bentuk alat analisis klasik SWOT. Kunci kesuksesan adalah keselarasan dari kedua belah
pihak. Namun, menyesuaikan kekuatan internal dan kelemahan eksternal yaitu peluang dan
ancaman sering dibuat frustrasi oleh fakta bahwa kedua sisi yang berlawanan. Di satu sisi, ini
berarti bahwa ada tekanan kuat untuk beradaptasi dengan perkembangan pasar, di sisi lain,
sebuah tekanan kuat untuk mengeksploitasi kekuatan saat ini. Itu tidak jelas bagaimana tuntutan
adaptasi pasar dan sumber daya dapat dimanfaatkan secara bersamaan, karena mereka sepertinya
menarik perusahaan di arah yang berlawanan diametral.
Perusahaan perlu menyesuaikan diri dengan perkembangan pasar dan mereka butuhkan
untuk membangun kekuatan dari basis sumber daya mereka dan aktivitas sistem. Pertanyaan
utama manajer membagi adalah ‘Siapa menyesuaikan kepada siapa’ – Haruskah sebuah
organisasi beradaptasi dengan lingkungannya atau harus berusaha untuk mengadaptasi
lingkungan itu sendiri? Apa yang harus menjadi faktor dominan mengendalikan sebuah
perusahaan, dengan kekuatan atau peluang? Haruskah manajer mengambil lingkungan sebagai
titik awal, pilih posisi pasar yang menguntungkan dan kemudian membangun basis sumber daya
dan sistem aktivitas yang diperlukan untuk menerapkan pilihan ini? Atau haruskah manajer
menentukan sumber daya organisasi basis sebagai titik awal, memilih dan / atau menyesuaikan
lingkungan agar sesuai dengan kekuatannya?
Perspektif outside-in
Manajer dengan perspektif outside-in percaya bahwa perusahaan tidak boleh egois, tetapi harus
terus mengambil lingkungan mereka sebagai titik awal ketika menentukan strategi mereka.
Perusahaan-perusahaan yang sukses adalah yang berorientasi secara eksternal dan market-driven.
Perspektif inside-out
Manajer mengadopsi perspektif inside-out percaya bahwa strategi tidak boleh dibangun di sekitar
peluang eksternal, tetapi di sekitar kekuatan perusahaan. Perusahaan-perusahaan sukses adalah
yang membangun basis sumber daya yang kuat selama jangka waktu tertentu, yang memberikan
mereka akses ke peluang pasar dalam jangka menengah dan jangka pendek.
2.2 Apa itu strategi bersaing generic porter dan apa resiko didalamnya
Michael Porter, punya rumusan populer disebut Porte’s Competitive Strategies, yang lazim
di anut oleh para manajer dalam menentukan strategi bersaingnya. Strategi bersaing ala Porter ini
dikembangkan atas dua pertanyaan mendasar, yaitu:
1. Apakah kita akan bersaing dengan basis biaya yang rendah sehingga harga juga bisa rendah,
atau kita mencoba membuat diferensiasi pada produk/layanan? Pada yang kedua ini,
diferensiasinya tidak dengan dasar biaya, tapi dengan hal seperti mutu atau layanan.
2. Apakah kita akan bersaing secara langsung (head to head) dengan pesaing utama atau pangsa
pasar yang paling diminati dari pasar, atau kita fokus pada ceruk pasar (niche market), yang
relatif kurang diminati tapi merupakan segmen pasar yang menguntungkan?
Jadi bila dibilang, ada dua strategi bisnis, yang kemudian dikenal sebagai strategi generik
Porter. Strategi itu adalah Cost Leadership dan differentiation.
Keunggulan Bersaing
Berbiaya Rendah
Diferensiasi
(Lower Cost)
Namun demikian, perusahaan masih punya pilihan tentang pasar mana yang harus ia layani,
ke mana saja harus mendistribusikan barangnya, dan seperti apa variasi produk yang akan
ditawarkan. Jadi ini persoalan rentang atau keluasan (breadth) dari ruang lingkupnya bisnis
perusahaan.
Michael E. Porter mempelajari sejumlah organisasi bisnis dan menyatakan bahwa strategi
tingkat bisnis merupakan hasil dari lima tekanan persaingan dalam lingkungan industri, sebagai
berikut:
1. Pendatang baru yang potensial (potential new entrants). Kebutuhan modal dan skala ekonomis
merupakan contoh dari dua penghalang masuk yang potensial yang dapat menjaga munculnya
pesaing baru
2. Kekuatan penawaran dari pembeli (bergaining power of buyers). Konsumen yang memiliki
informasi menjadi konsumen yang menguasai. Ketika periklanan dan informasi pembeli dapat
mendidik konsumen mengenai kisaran harga penuh dan pilihan produk yang tersedia di pasar,
pengaruh mereka bagi perusahaan meningkat. hal ini benar terjadi ketika perusahaan tergantung
pada satu atau dua konsumen besar untuk mayoritas penjualan.
3. Kekuatan penawaran dari pemasok (bergaining power of suppliers). Konsentrasi dari pemasok
dan ketersediaan pemasok pengganti merupakan faktor-faktor signifikan dalam menentukan
kekuatan pemasok. Pemasok tunggal mesin-mesin bagi perusahaan pesawat kecil akan memiliki
kekuatan yang luar biasa. Faktor-faktor lain meliputi apakah pemasok dapat bertahan tanpa
pembeli tertentu, atau apakah pembeli dapat mengancam pemasok untuk melakukan produksi
sendiri bagi penyediaan kebutuhan.
4. Ancaman dari produk-produk subtitusi (threats of subtitute produccts). Kekuatan produk-
produk alternatif dan subtitusi dapat dipengaruhi oleh perubahan biaya atau tren seperti
peningkatan kesadaran kesehatan yang akan membelokkan loyalitas pembeli terhadap
perusahaan
5. Persaingan di antara para pesaing (rivaly among competitors). Pertarungan dalam perebutan
posisi sering ditunjukkan dengan apa yang disebut Porte sebagai “persaingan pemasangan iklan
(advertising slugfest)”. Persaingan seperti ilustrasi gambar di atas tersebut dipengaruhi oleh
empat kekuatan yang sebelumnya, juga biaya dan diferensiasi produk.
Strategi bersaing pada tingkat bisnis pada generic porter meliputi beberapa hal
diantaranya adalah :
• Kepemimpinan biaya (cost leadership)
• Diferensiasi
• Fokus:
1. Diferensiasi, startegi yang melibatkan upaya untuk membuat produk-produk atau
jasa perusahaan berbeda dari perusahaan lainnya dalam sebuah industri atau juga ditujukan untuk
pasar yang luas dan melibatkan penciptaan produk atau jasa yang dianggap memiliki keunikan di
satu industri. Dengan menawarkan hal yang berbeda, untuk pelanggan yang menjadi target pasar-
yang sering kali tidak sensitif terhadap harga-perusahaan juga dapat menerapkan harga yang
premium. Perbedaan/keunikan yang dibuat memang kadang-kadang membuat biaya menjadi
tinggi, sehingga sewajarnya harga yang diterapkan juga semakin tinggi. Starategi diferensiasi
dapat menguntungkan karena konsumen yang ada sangat loyal dan akan membayar dengan harga
tinggi bagi produk yang dimaksud. Tetapi disisi lain, loyalitas merek bagi sekelompok konsumen
akan membuat konsumen tidak mau beralih ke produk atau perusahaan lain. Ada banyak aspek
yang bisa menjadi basis dirensiasi, seperti fitur, teknologi, citra merek, layanan pelanggan, dan
lain sebagainya. Contoh-contoh produk yang terkenal untuk perusahaan yang telah mendapatkan
keuntungan dari strategi diferensiasi termasuk didalamnya adalah Nike, Marcedes Benz, Apple
Komputer, dan Alat-alat rumah tangga Meytag, seluruhnya dianggap memiliki perbedaan dalam
pasarnya.
2. Kepemimpinan Biaya, salah satu tipe strategi kompetitif di mana organisasi secara
agresif berupaya memperoleh fasilitas yang efisien, melakukan reduksi biaya, dan menggunakan
pengendalian biaya yang ketat untuk mengahasilkan produk-produk dengan lebih efisien
dibandingkan pesaing. Posisi biaya rendah berarti bahwa perusahaan dapat memotong harga
pesaing dan masih dapat menawarkan kualitas yang memadai dan memperoleh keuntungan yang
layak.
Menjadi produsen berbiaya rendah menyajikan strategi yang berguna untuk bertahan
melawan lima kekuatan yang disebutkan diatas. Sebagai contoh, perusahaan berbiaya rendah dan
paling efisien ada diposisi terbaik untuk memenangkan perang harga dan masih dapat meraih
keuntungan. Dan apabila muncul produk-produk subtitusi atau pendatang baru yang potensial
masuk, posisi produsen berbiaya rendah akan lebih baik daripada pesaing berbiaya tinggi untuk
mencegah hilangnya pangsa pasar. Harga rendah bertindak sebagai pengahalang masuk terhadap
pendatang baru dan produk-produk subtitusi.
3. Fokus, salah satu tipe strategi kompetitif yang menekankan organisasi berkonsentrasi
pada pasar regional atau kelompok pembeli spesifik. Perusahaan dapat menggunakan baik
pendekatan diferensiasi maupun biaya rendah, tetapi hanya pada pasar sasaran yang sempit.
Misalnya perusahaan fokus pada pendekatan biaya, ketimbang bersaing langsung, perusahaan
memasok peritel modern untuk memasarkan produk private brand (merek dagang toko).
Mutunya yang ditawarkan lumayan, tapi perusahaan bisa hemat dalam biaya komunikasi (tidak
memerlukan biaya komunikasi yang banyak.
a) Cost Leadership
Strategi untuk memimpin pasar dg basis biaya rendah dengan pelanggan luasPerusahaan
berfokus memproduksi barang dan jasa dengan biaya rendah.
Kriteria Kunci:
· Produk yang “relatif” terstandarisasi
· Features yang dapat diterima pelanggan
· Harga kompetitif terendah
Persyaratan:
Usaha konstan untuk menekan biaya melalui:
a) Membangun skala fasilitas yang efisien
b) Kontrol ketat terhadap biaya produksi dan overhead
c) Fasilitas manufaktur terbaru/modern
d) Penyederhanaan Proses
e) Minimalisasi biaya penjualan, R&D dan pelayanan
f) Monitoring biaya aktivitas yang disediakan oleh outsider
Para manajer berpikir hati-hati mengenai strategi mana yang akan menghasilkan keunggulan
kompetitif bagi perusahaannya. Karena, pertama, belum tentu strategi yang dipilih tepat. Kedua,
masing-masing strategi memiliki kelemahan tersendiri. Di samping itu juga, yang jelas, pesaing
akan mencoba menirunya bila satu strategi tertentu berhasil, bahkan bila itu sebuah upaya
pembedaan. Keberhasilan sebuah strategi bersaing, akan menjadi daya tarik bagi pelaku lainnya,
terutama bila memang keberhasilannya menyolok.
2.3 Apa saja strategi lain yang bisa diterapkan dalam level bisnis ini?
1) Strategi Adaftif Miles & Snow (1978)
a) Strategi Prospektor (Prospector) strategi ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengejar pertumbuhan secara lebih agresif. Strategi ini memungkinkan untuk dilakukan jika
perusahaan mendapati peluang untuk mengembangkan bisnis kearah yang lebih luas
lagi. Mengutamakan keberhasilan dalam berinovasi, Selalu menciptakan produk baru, dan
kesempatan pasar yang baru.
Kekuatan strategi: kemampuan melihat kondisi, tren, & situasi lingkungan bisnis yang
berubah-ubah dan kemampuan menciptakan produk baru pada lingkungan yang dinamis Selalu
berinovasi, berkembang dan melakukan penelitian Contoh: Program AFI Indosiar.
b) Strategi Bertahan (Defender) strategi ini dilakukan dengan tujuan untuk
mempertahankan agar perusahaan dapat tetap bertahan dalam bisnis yang sedang dijalankan
daripada harus sampai gulung tikar. Ciri-ciri dari strategi ini adalah :
· Mementingkan stabilitas pasar yang menjadi targetnya.
· Biasanya memiliki sedikit lini produk dengan segmen yang sempit.
· Hanya mempertahankan pasar dibanding memperluas.
· Dapat sukses terus, apabila tidak ada perubahan teknologi dan lini produk yang sempit masih
kompetitif.
c) Strategi Penganalisis (Analyzer) strategi ini merupakan gabungan antara strategi
bertahan dan strategi prospector. Perusahaan menjawab semua peluang-peluang yang ada hanya
terbatas pada beberapa peluang saja.tidak setiap peluang kemudian dijawab dengan mendirikan
usaha baru. Tujuan yang ingin dicapai adalah pertumbuhan pada bisnis yang sedang dijalankan
sambil melakukan minimalisasi resiko.
· Strategi analisis dan imitasi
· Menganalisis ide bisnis baru sebelum organisasi memasuki bisnis tersebut.
· Setelah manganalisis dan yakin, baru terjun ke bisnis tersebut. Contoh: RCTI – Indonesia Idol,
TPI – KDI.
d) Strategi reactor strategi ini todak memiliki strategi yang konsisten . perusahaan
yang melakukan strategi ini cenderung bersifat reaktif dan menunggu peluang yang ada dan
bagaimana perusahaan lain menjawab peluang tersebut. Biasanya perusahaan dengan strategi ini
kinerjanya tidak terlalu bagus karena tidak memiliki strategi yang tetap.
· Organisasi yang bereaksi terhadap perubahan lingkungan.
· Membuat perubahan apabila ada tekanan dari lingkungan.
· Banyak yang tidak siap, karena masalah sumber daya & kapabilitas perusahaan.
B. Strategi Operasi
Strategi operasi sangat penting dirumuskan dan ditetapkan secara tepat karena strategi
tersebut harus mampu menuntun para manajer yang bersangkutan, yaitu para manajer
operasional, dalam mengambil keputusan mengenai berbagai hal seperti: sifat dasar dari sistem
operasi dalam perusahaan, keseimbangan antara berbagai masukan dan keluaran, lokasi
berlangsungnya kegiatan operasional, rancang bangun fasilitas kerja, dan perencanaan dan
penuyusunan program operasional yang terjadi dari hari ke hari. Istilah strategi operasi, berlaku
untuk perusahaan manufaktur seperti perusahaan otomotif, tapi juga berlaku perusahaan-
perusahaan pelayanan seperti perbankan atau jaringan ritel modern. Setiap bisnis memiliki inti
produksinya, yaitu proses utama yang mengubah seluruh bahan baku (input) untuk mengahsilkan
produk (output). Proses utama inilah yang ingin dikelola dengan strategi operasi.
Startegi operasi yang terkait dengan penanganan input, biasanya fokus pada bagaimana
material yang ada bisa terjamin keberadaannya saat diperlukan dalam proses produksi.
Perusahaan merencanakan pengadaan, apakah itu lewat pemasok yang berbeda-beda atau satu
pemasok tertentu. Jika perusahaan menyertakan pemasok sebagai bagian dari kesuksesan
perusahaan secara keseluruhan, maka perusahaan harus memaksimalkan potensi yang ada pada
pemasok. Untuk ini hubunngan baik perlu dijaga. Dengan hubungan yang baik ini, kadang-
kadang perusahaan bisa mendapatkan berbagai previlese. Misalnya, perusahaan kita diutamakan
untuk memperoleh bahan baku terlebih dahulu saat terjadinya kelangkaan bahan baku, atau
perusahaan kita dibenarkan untuk menunda pembayaran saat kondisi arus kas perusahaan kurang
baik. Pemasok juga bisa terlibat dalam pemecahan masalah seandainya terjadi masalah-masalah
tertentu dengan barang yang dipasok.
Dalam strategi operasi ini ada istilah Total Quality Management, di mana proses sebuah
perusahaan untuk menjamin bahwa setiap aspek dari produksi menciptakan mutu produk. Ada
beberapa pengembangan tentang konsep TQM yang dapat kita bahas sebagai strategi operasi di
antaranya adalah: Benchmarking, Continous Improvement, dan Six Sigma.
Benchmarking adalah istilah yang dirumuskan sebagai: proses pengukuran yang
berkelanjutan atas prosuk, layanan dan praktik dibandingkan dengan pesaing yang paling kuat
atau yang menjadi pemimpin dalam industri tertentu. Continous Improvement adalah konsep
kebanyakan perusahaan Jepang yang percaya bahwa yang penting dari waktu ke waktu ada
peningkatan, meskipun itu hal-hal yang kecil. Sementara Six Sigma adalah memperbarui konsep-
konsep manajemen mutu. Konsep ini mencoba mengukur seakurat mungkin, agar proses yang
dijalankan sempurna.
Selain Benchmarking, Continous Improvement, dan Six Sigma, hal yang biasanya terkait
dengan manajemen mutu adalah sistem standar manajemen mutu, yaitu yang dikenal dengan
nama ISO. ISO adalah sebuah sistem standardisasi untuk sistem manajemen yang dikeluarkan
oleh organisasi yang bernama International Organization for Standardization. Di beri nama
“ISO” maksudnya adalah, semua pihak dapat diharapkan dapat menggunakan sebuah standar
yang sama. Standar ISO memang dibuat untuk produk, bahan baku, atau proses tertentu. Tapi,
standar yang dibuat oleh manajemen ini bersifat generik sehingga bisa diterapkan oleh semua
organisasi dari semua sektor bisnis dengan produk/jasa seperti apa pun.
Amir, M. Taufik. (2011). Manajemen Strategik “Konsep dan Aplikasi”. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Siagian, Sondang P., (2003). Manajemen Strategik. Jakarta: PT. Bumi aksara.
Draft, Richard L., (2002). Manajemen: Edisi Ke Lima. Jakarta: Erlangga.