Anda di halaman 1dari 10

LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

NAMA : ISMI ARISTY

NIM : 2200060008

KELAS : III/ MPI REG A

MATA KULIAH : MANAGEMEN STRATEGI

DOSEN PENGAMPU : DR. H. MOH. SULHAN, M.AG

1. Analisis lingkungan usaha Adalah suatu proses yang digunakan perencana-perencana


strategi untuk memantau lingkungan usaha dalam menentukan peluang atau ancaman. Pada
dasarnya, lingkungan usaha adalah nilai keseluruhan dari individu, institusi, maupun
kekuatan lain yang berasal dari luar kontrol perusahaan, tapi perusahaan masih bisa
bergantung pada mereka karena mereka sudah mampu mempengaruhi performa
perusahaan dan keberlanjutan perusahaan.
fundamental analisis lingkungan ?, analisis lingkungan terbagi menjadi dua
faktor yaitu factor eksternal dan factor internal. Faktor Eksternal Analisis eksternal
dilakukan untuk mengembangkan faktor peluang yang kiranya dapat dimanfaatkan dan
faktor ancaman yang perlu dihindari. Dalam analisis ini ada dua faktor lingkungan
eksternal, yaitu: factor lingkungan makro (politik, ekonomi, sosial budaya, dan teknologi)
dan lingkungan eksternal mikro (lingkungan usaha, distribusi, infrastruktur, sumber daya
manusia). Hasil analisis eksternal dilanjutkan dengan mengevaluasi guna mengetahui
apakah strategi yang dipakai selama ini memberikan respon terhadap peluang dan ancaman
yang ada. Faktor Internal Analisis internal dilakukan untuk mendapatkan faktor kekuatan
yang akan digunakan dan faktor kelemahan yang akan diantisipasi. Sedangkan faktor
eksternal yang mampu memengaruhi lingkungan bisnis meliputi konsumen, pemasok,
kompetitor, publik, media dan pemasaran, talenta, ekonomi makro, sikap politik, dan
penggunaan teknologi.
tujuan analisis lingkungan yaitu 1). Agar pembuat strategi dapat mengantisipasi
setiap kesempatan dan membantu mengembangkan sistem pemecahan sedini mungkin
terhadap faktor-faktor lingkungan yang dianggap mengancam tujuan perusahaan (early
warning systems).
2). Untuk dapat mengefektifkan proses manajemen strategi, karena dengan melakukan
analisis lingkungan yang akan diperoleh lebih efektif. 3). Untuk membantu manajer dalam
meramalkan dampak lingkungan bisnis terhadap perkembangan perusahaan.
Terkumpulnya berbagai informasi dari lingkungan memudahkan untuk membuat
perencanaan jangka panjang.
Bagaimana menetapkan relevansi dan strategi, mengevaluasi proses analisis
lingkungan ?, Jika analisis lingkungan sudah dilakukan, maka perusahaan diharapkan
sudah mampu mendapatkan gambaran yang utuh tentang keadaannya. Dalam evaluasi
analisis lingkungan kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor kunci sukses (Key Success
Factors) Faktor-faktor kunci sukses merupakan determinan terbesar sukses persaingan dan
keuangan dalam industri tertentu. Faktor kunci sukses menunjukkan hasil spesifik yang
sangat krusial untuk sukses di pasar, dan merupakan kompetensi serta kapabilitas untuk
memperoleh keuntungan. Untuk bersaing di pasar, tiap-tiap perusahaan mempunyai faktor
kunci sukses. Faktor kunci sukses ini merupakan keunggulan dan keunikan yang dimiliki
oleh masingmasing perusahaan, agar dapat hidup dan bersaing. Ada banyak toko di pasar,
tetapi ada yang senang berbelanja di toko “A”, ada juga yang senang di toko “B”. Hal ini
menunjukkan bahwa tiap-tiap toko mempunyai faktor kunci sukses. Contoh faktor-faktor
kunci sukses : Kemampuan inovasi produk (product innovation capability); Produsen biaya
rendah (low cost) dan Jaringan yang kuat (strong network)
bagaimana membaca peluang dan ancaman eksternal, kekuatan dan
kelemahan internal yaitu dengan melakukan alasis SWOT bertujuan untuk
mengidentifikasi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang dimiliki perusahaan
serta peluang (opportunities) dan ancaman (threat) yang dihadapi oleh perusahaan.

2. Pemetaan Strategi merupakan diagram yang menggambarkan bagaimana sebuah organisasi


menciptakan nilai dengan menghubungkan tujuan strategis secara eksplisit mengenai
hubungan sebab-akibat satu sama lain yang dikelompokkan dalam empat perspektif
Balanced Scorecard. Pemetaan Strategi juga dapat diartikan sebagai bagian strategis dari
kerangka Balanced Scorecard untuk menggambarkan strategi untuk penciptaan nilai.
Korelasi antara strategy maps dengan VISI MISI dan tujuang lembaga organisasi
adalah strategy maps sebagai landasan atau acuan dalam menyususn rencana berikutnya.
Kesemua point tersebut memiliki korelasi antar satu sama lainnya khususnya dalam
linhkungan organisasi.

Dalam penetapan strategi perusahaan, manajemen menggunakan pengetahuan dan


pengalaman mereka dengan memperhatikan lingkungan manajemen perusahaan, seperti
peningkatan shareholders value , strategi bisnis dan perusahaan, pengelolaan pelanggan,
pengembangan dan inovasi produk, pengendalian operasional, lingkungan sosial,
pengelolaan sumber daya manusia, teknologi informasi, budaya dan kepemimpinan.
Dengan pengalaman dan pengetahuan tersebut, pimpinan perusahaan menggunakan
balanced scorecard , tidak hanya sebagai alat untuk mengukur aset tidak berwujud
perusahaan, tetapi digunakan untuk penetapan dan pelaksanaan strategi perusahaan.

Melalui empat perspektif yang dikembangkan dalam balanced scorecard , tim


eksekutif perusahaan menetapkan langkah-langkah serta prioritas yang akan dilaksanakan
oleh perusahaan dalam rangka penciptaan nilai bagi perusahaan. Keempat perspektif
tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi memilik hubungan sebab-akibat diantara
masing-masing objectives-nya. Hubungan sebab-akibat dari setiap objectives dalam
keempat perspektif ini digambarkan dalam kerangka kerja, yang mempermudah tim
eksekutif melakukan diskusi dan menjabarkan strategi, yang disebut strategy map. Model
hubungan sebab akibat dalam strategy map seperti pada gambar dibawah, akan membantu
perusahaan dalam menetapkan tujuan dan ukuran dalam pelaksanaan setiap strategi,
sehingga mempermudah perusahaan tidak hanya dalam memformulasikan strategi, tetapi
juga melaksanakan strategi tersebut. (Kaplan & Norton 2001, 2004)
1). Perspektif finansial terdiri dari tiga sasaran strategis, yaitu menarik investor baru untuk
investasi, perbaikan struktur biaya, dan meningkatkan nilai laba.
2). Customer perspective atau perspektif pelanggan berkaitan erat dengan cara perusahaan
melayani pelanggan. Dalam hal ini, setiap pelanggan harus diperlakukan secara layak.
Dengan begitu, mereka merasa puas atas pelayanan yang diberikan. Adanya pelayanan
yang bagus tentu akan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap perusahaan. Sebaliknya,
apabila pelayanannya buruk, konsumen pasti mencari perusahaan lain yang memiliki
sistem yang lebih bagus. Ada pun ukuran yang ditetapkan perusahaan dalam perspektif
pelanggan, antara lain: Seberapa besar omzet penjualan; Tingkat keuntungan yang
didapatkan perusahaan. Dan Berapa banyak pelanggan yang didapatkan.
3). Dalam internal process perspective, perusahaan menilai seberapa besar ukuran dan
sinergi dari setiap unit kerja. Untuk mengukur poin ini, pemimpin perusahaan harus rutin
mengamati bagaimana kondisi internal dalam perusahaan. Apakah semuanya dijalankan
sesuai dengan metode yang ditetapkan atau malah melenceng dari peraturan. Kemampuan
dan keahlian yang dimiliki setiap karyawan akan menghasilkan proses bisnis internal yang
bagus. Selain bertambahnya jumlah konsumen, omzet dan keuntungan yang didapat
perusahaan juga akan bertambah. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam perspektif
proses bisnis internal, antara lain: Proses inovasi berkaitan dengan ide-ide terhadap
produksi barang. Proses operasi berkaitan dengan aktivitas dan rutinitas sehari-hari yang
dilakukan bagian internal.
4). Learning and Growth Perspective Juga Termasuk Ukuran Penting. Karyawan
menjadi elemen penting yang harus dijaga perusahaan. Tanpa adanya karyawan, proses
pertumbuhan dan perkembangan perusahaan akan menghadapi banyak kendala.
Karyawan juga berfungsi sebagai pendukung dalam perspektif keuangan dan
pelanggan. Karena itu, apa yang direncanakan perusahaan dapat mencapai target yang
maksimal.
Selain keberadaan karyawan, perusahaan juga perlu memerhatikan sistem dan
prosedur kerja yang seperti apa yang perlu diterapkan dalam internal perusahaan. Ada
baiknya jika semua elemen terkontrol dan terkoordinasi dengan baik sehingga timbul
keselarasan selama bisnis berlangsung.
3. Growth strategy atau strategi pertumbuhan mengacu pada metode yang diadopsi oleh
perusahaan untuk menangkap pangsa pasar yang lebih besar. Strategi ini menopang bisnis
dalam jangka panjang dan formulasinya melampaui kondisi pasar saat ini. Beberapa factor
mempengaruhi perumusan strategi pertumbuhan yaitu Kondisi pasar; Target audiens dan
calon atau audiens yang belum tersentuh; Persaingan yang ada di pasardan Saluran
distribusi.
Selain itu strategi pertumbuhan adalah strategi bersaing yang berusaha
mengembangkan (membesarkan) perusahaan sesuai dengan ukuran besaran yang
disepakati untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan. Strategi ini dilakukan pada
kondisi bisnis yang tumbuh dan berkembang, meliputi:
1) Konsentrasi
Strategi konsentrasi adalah jenis strategi pertumbuhan dan merupakan strategi yang paling
umum dijumpai pada berbagai perusahaan dimana perusahaan hanya memfokuskan pada
satu lini bisnis utamanya dengan menonjolkan prinsip ‗melakukan satu hal dengan sangat
baik.
Strategi konsentrasi digunakan bagi perusahaan yang memiliki bisnis tunggal untuk
mengejar pertumbuhannya. Fokus strategi konsentrasi adalah bagaimana meningkatkan
pertumbuhan perusahaan dengan mengonsentrasikan pada bisnis intinya. Perusahaan yang
menerapkan strategi konsentrasi dapat memilih salah satu strategi konsentrasi berikut ini:
a. Perusahaan berusaha meningkatkan tingkat penggunaan barang dari konsumen yang
sudah dimiliki.
b. Perusahaan berusaha menarik pelanggan yang dimiliki pesaing dan dialihkan menjadi
calon konsumen perusahaan.
c. Perusahaan dapat mencoba menarik calon pembeli baru yang selama ini belum menjadi
konsumen perusahaan dan belum menjadi pelanggan pesaing.
2) Perluasan Pasar
Strategi pengembangan pasar (market development) merupakan strategi yang memasarkan
produk atau jasa saat ini kepada konsumen di segmen pasar yang baru maupun di wilayah
area geografis pasar yang baru. Strategi pengembangan pasar pada umumnya menempati
urutan kedua strategi pertumbuhan setelah strategi konsentrasi, karena relatif tidak mahal
dan tidak berisiko. Pilihan pengembangan pasar dilakukan dengan berusaha menarik calon
pembeli baru yang selama ini belum menjadi konsumen perusahaan dan belum menjadi
pelanggan pesaing.
3) Pengembangan Produk
Strategi dengan melakukan perubahan produk secara subtansial dan atau membuat produk
yang sebelumnya belum pernah dihasilkan sebagai produk baru. Perusahaan berusaha
bertahan, memperkuat posisi, dan memperluas pangsa pasar yang lebih besar dengan
menggunakan tambahan pilihan produk/jasa yang baru. Perusahaan menggunakan pilihan
pengembangan perubahan produk secara substansial untuk menarik pelanggan di pasar
yang telah ada maupun yang dimiliki pesaing. Pelanggan yang dimiliki pesaing untuk
dialihkan menjadi calon pembeli yang potensial bagi perusahaan. Strategi pengembangan
produk termasuk usaha memperpanjang daur hidup produk untuk memanfaatkan reputasi
atau merek yang menguntungkan, dapat diterapkan dengan cara :
1) Memperkenalkan model produk yang lebih bervariasi.
2) Menyempurnakan atau memodifikasi produk yang telah ada sebagai produk baru.
3) Memperjelas keunikan dan kelebihan produk dibanding yang dimiliki pesaing.
4) Memberikan tambahan pada bentuk, pilihan, ukuran, dan kandungan yang baru terhadap
suatu produk.
4) Integrasi Horizontal
merupakan strategi untuk memperluas operasi perusahaan dengan mengkombinasikan
perusahaannya dengan perusahaan yang lain dalam industri yang sama dengan jenis operasi
yang sama. Strategi ini menghasilkan pertumbuhan melalui akuisisi atau merger bisnis
pesaing, yang mempunyai lini bisnis yang sama, dengan tujuan meniadakan pesaing dan
memberikan perusahaan akses ke pasar dan teknologi yang baru.
Integrasi horizontal juga diaplikasikan dengan tujuan untuk mengurangi persaingan
yang sekarang atau yang potensial bagi pelanggan dan pemasok. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan mengambil pangsa pasar, fasilitas produksi, outlet distribusi atau
teknologi dalam penelitian dan pengembangan maupun dengan mengakuisisi perusahaan
lain yang sejenis dalam industri yang sama.

5) Strategi integrasi vertikal


Merupakan strategi pertumbuhan karena melakukan perluasan usaha dengan menambah
bidang usaha dari perusahaan pemasok atau bidang usaha dari perusahaan distributornya.
Strategi ini dalam menghasilkan pertumbuhan melalui pertumbuhan internal atau
mengakuisisi bisnis lain dengan penguasaan tahap-tahap proses produksi-konsumsi dari
hulu ke hilir. Strategi ini bertujuan untuk memperoleh kontrol yang lebih besar atas suatu
lini bisnis serta meningkatkan profit melalui efisiensi dan upaya penjualan yang lebih baik.
6) Diversifikasi Konsentrik (Menambahkan produk/jasa baru yang masih
berkaitan dengan produk/jasa lama )
Strategi diversifikasi konsentris merupakan strategi konsentrasi terkait dengan masuk pada
bisnis baru yang masih terkait atau memiliki kesesuaian yang tinggi dengan bisnis yang
dilakukan perusahaan pada saat ini. Strategi diversifikasi konsentris menekankan pada
kesamaan dalam hal pasar, saluran distribusi, produk dan teknologi, dengan sinergi pasar
produk.
Implementasi strategi ini cocok dilakukan bila perusahaan memiliki posisi kompetitif
yang kuat, tetapi daya tarik industri yang rendah. Hal ini dapat diaplikasikan dengan
mengakuisisi bisnis yang memiliki jenis teknologi yang terkait, komplementaritas
pemakaian antar produk, kebutuhan sumber daya yang serupa, jenis saluran distribusi yang
digunakan, dan pasar yang dilayani sama dengan perusahaan induknya yang mengakuisisi.
Strategi ini bertujuan agar perusahaan mendapat sinergi, efisiensi, atau pengaruh pasar
yang lebih besar serta membagi resiko dengan prinsip ‗membagi telur ke berbagai
keranjang‘ melalui penggunaan bersama sumber daya yang dimiliki tapi bukan saling
ketergantungan. Penekanan strategi ini adalah membangun kapabilitas sumber daya kunci
dan kompetensi inti perusahaan.
7) Diversivikasi Konglomerasi
Strategi diversifikasi konglomerat merupakan strategi pertumbuhan dengan menambah
atau mengakuisisi yang lini bisnisnya berbeda sekali atau baru dengan produk atau jasa
baru yang tidak berkaitan, kepada pelanggan baru. Motivasi perusahaan melakukan strategi
ini adalah sinergi keuangan dengan mencari keseimbangan dalam portofolio perusahaan
antara bisnis yang keuntungannya stabil.
Motivasi dari perusahaan yang mengakuisisi adalah meningkatkan nilai saham
perusahaan, meningkatkan tingkat pertumbuhan perusahaan, memperoleh sumber daya
yang dibutuhkan secara cepat, meningkatkan efisiensi dan profitabilitas terutama jika
terdapat sinergi antara perusahaan yang mengakuisisi dengan perusahaan yang
diakuisisi. Strategi ini cocok dilakukan bila posisi kompetitif perusahaan berada pada rata-
rata dan daya tarik industrinya rendah. Sehingga kedua faktor tersebut mendorong
perusahaan mengalihkan upaya pengembangannya ke industri lain.

4. Manajemen strategic membutuhkan Evaluasi Strategi. Apa maksud dan tujuan


Evaluasi dan pengendalian manajemen strategy ?i, bagaimana mengukur kinerja
[perusahaan, divisional, fungsional], system informasi strategi?, jelaskan pula
Berbagai Masalah dalam mengukur kinerja, pedoman pengendalian dan manajemen
insentif strategis.
Evaluasi strategi adalah cara bagi pelaku bisnis untuk mengevaluasi posisi perusahaan
dalam upaya mencapai tujuan strategis. ... Semakin rumit dan kompleksnya aktivitas
perusahaan, maka dibutuhkan suatu kontrol yang lebih baik.
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer
sangat perlumengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi
strategi berarti usaha untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi
di masa depan karena faktor-faktor eksteral dan internal selalu berubah. Tiga macam
aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah :
1. Meninjau factor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang sekarang,
2. Mengukur prestasi,
3. Mengambil tindakan korektif.Aktivitas perumusan startegi, implementasi dan evaluasi
terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi atau unit bisnis
strategis, dan fungsional. Perusahaan bisnis multidivisional yang biasanya besar, memiliki
tiga level strategi : korporasi, bisnis dan fungsional.
1. Strategi korporasi mengambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap
perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan
lini produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa.
2. Strategi bisnis atau strategi bersaing, biasanya dikembangkan pada level divisi dan
menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang atau jasa perusahaan dalam
industri khusus atau segmen pasar yang dialyani oleh divisi tersebut.
3. Strategi fungsional menekankan terutama pada pemaksimalan sumber daya
produktivitas. Dalam batasan perusahaan dan strategi bisnis yang berada di sekitar mereka,
departemen fungsional mengembangkan strategi untuk mengumpulkan bersama-sama
berbagai aktivitas dan kompetensi mereka guna memperbaiki kinerja.
Apa yang dimaksud dengan evaluasi (evaluation)? Secara umum, pengertian
evaluasi adalah suatu proses identifikasi untuk mengukur/ menilai apakah suatu kegiatan
atau program yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan atau tujuan yang ingin dicapai.
Ada juga yang mengatakan bahwa arti evaluasi adalah suatu kegiatan mengumpulkan
informasi mengenai kinerja sesuatu (metode, manusia, peralatan), dimana informasi
tersebut akan dipakai untuk menentukan alternatif terbaik dalam membuat keputusan.
Evaluasi sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang kehidupan manusia sehingga
meningkatkan efektivitas dan produktivitas, baik dalam lingkup individu, kelompok,
maupun lingkungan kerja.
Adapun pengukuran prestasi Kerja (Definisi: Menurut Hasibuan (1995:105),
prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-
tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan
kesungguhan serta waktu
Pengukuran tingkat kemampulabaan (profittabilitas) Ada dua cara pengukuran
tingkat kemampulabaan dari suatu pusat laba, sama halnya dengan cara pengukuran untuk
organisasi secara keseluruhan.pertama adalah dengan cara mengukur prestasi kerja
manajemennya, di mana pokok penilaiannya adalah untuk mengetahui seberapa baik
mereka telah bekerja. Cara pengukuran ini dipergunakan untuk proses perencanaan,
pengkoordinasian dan pengendalian dari kegiatan hari dari pusat tertentu, dan juga sebagai
suatu alat untuk merangsang motivasi kerja pada manajernya secara efektif. Keduanya,
adanya suatu pengukuran dari prestasi ekonomis, di mana titik berat penilainnya adalah
seberapa baik pusatpusat laba itu berperan sebagai suatu lembaga ekonmis. Hasil-hasil
pengukuran dari kedua metoda tersebut tertentu saja agak berbeda satu sama lainnya.
a) Masalah dalam pengukuran tingkat laba
Oleh karena suatu pusat laba merupakan bagian dari perusahaan, sedangkan transaksi-
transaksi yang dilakukan dengan bagian-bagian lain dari perusahaan tersebut tidak selalu
sederhana, maka persoalan-persoalan yang dapat timbul pun akan berbeda dengan
organisasi-organisasi yang berdiri sendiri sebagai suatu lembaga yang independen. Ada
tiga jenis persoalan dalam pengukuran tingkat laba secara umum. (1) harga tranfer, (2)
pedapatan bersama, (3) pembiayaan bersama.
Pendapatan bersama. Meskipun pada kebanyakan situasi pengukuran tingkat
pendapatan yang dihasilkan oleh suatu pusat laba dapat dilakukan secara langsung, tetapi
ada juga kondisi-kondisi di mana dua atau lebih pusat laba kerja sama dalam menghasilkan
peningkatan volume penjualan.
Biaya bersama(common cost). Barang atau jasa yang disediakan oleh pusat laba tertentu
untuk digunakan oleh pusat lain dinilai dengan harga transfer. Jasa-jasa pelayanan yang
disediakan oleh staf unit ataupun biaya-biaya bersama lainnya, kalau memang akan
dibebankan, harus dibebankan kepada pusat-pusat laba atas dasar perhitungan yang dapat
menggambarkan tingkat penggunaan nyata dari jasa-jasa tersebut dan atas dasar
permintaan khusus dari bagian-bagian yang menginginkan pelayanan jasa-jasa tersebut
sejauh hal ini dimungkinkan.
b) Jenis-jenis pengukuran kemampulabaan
Pengukuran tingkat laba untuk suatu laba tertentu pada dasarnya dapat dilakukan dengan
lima macam cara sebagai berikut: (1) dengan pengukuran marjin kontribusinya, (2) dengan
cara pengukuran laba divisi secara langsung, (3) dengan cara pengukuran laba divisi yang
terkendali, (4) dengan mengukur laba sebelum pajak, (5) dengan cara pengukuran laba
bersih yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai