1. Analisis lingkungan usaha Adalah suatu proses yang digunakan perencana-perencana
strategi untuk memantau lingkungan usaha dalam menentukan peluang atau ancaman. Pada dasarnya, lingkungan usaha adalah nilai keseluruhan dari individu, institusi, maupun kekuatan lain yang berasal dari luar kontrol perusahaan, tapi perusahaan masih bisa bergantung pada mereka karena mereka sudah mampu mempengaruhi performa perusahaan dan keberlanjutan perusahaan. fundamental analisis lingkungan ?, analisis lingkungan terbagi menjadi dua faktor yaitu factor eksternal dan factor internal. Faktor Eksternal Analisis eksternal dilakukan untuk mengembangkan faktor peluang yang kiranya dapat dimanfaatkan dan faktor ancaman yang perlu dihindari. Dalam analisis ini ada dua faktor lingkungan eksternal, yaitu: factor lingkungan makro (politik, ekonomi, sosial budaya, dan teknologi) dan lingkungan eksternal mikro (lingkungan usaha, distribusi, infrastruktur, sumber daya manusia). Hasil analisis eksternal dilanjutkan dengan mengevaluasi guna mengetahui apakah strategi yang dipakai selama ini memberikan respon terhadap peluang dan ancaman yang ada. Faktor Internal Analisis internal dilakukan untuk mendapatkan faktor kekuatan yang akan digunakan dan faktor kelemahan yang akan diantisipasi. Sedangkan faktor eksternal yang mampu memengaruhi lingkungan bisnis meliputi konsumen, pemasok, kompetitor, publik, media dan pemasaran, talenta, ekonomi makro, sikap politik, dan penggunaan teknologi. tujuan analisis lingkungan yaitu 1). Agar pembuat strategi dapat mengantisipasi setiap kesempatan dan membantu mengembangkan sistem pemecahan sedini mungkin terhadap faktor-faktor lingkungan yang dianggap mengancam tujuan perusahaan (early warning systems). 2). Untuk dapat mengefektifkan proses manajemen strategi, karena dengan melakukan analisis lingkungan yang akan diperoleh lebih efektif. 3). Untuk membantu manajer dalam meramalkan dampak lingkungan bisnis terhadap perkembangan perusahaan. Terkumpulnya berbagai informasi dari lingkungan memudahkan untuk membuat perencanaan jangka panjang. Bagaimana menetapkan relevansi dan strategi, mengevaluasi proses analisis lingkungan ?, Jika analisis lingkungan sudah dilakukan, maka perusahaan diharapkan sudah mampu mendapatkan gambaran yang utuh tentang keadaannya. Dalam evaluasi analisis lingkungan kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor kunci sukses (Key Success Factors) Faktor-faktor kunci sukses merupakan determinan terbesar sukses persaingan dan keuangan dalam industri tertentu. Faktor kunci sukses menunjukkan hasil spesifik yang sangat krusial untuk sukses di pasar, dan merupakan kompetensi serta kapabilitas untuk memperoleh keuntungan. Untuk bersaing di pasar, tiap-tiap perusahaan mempunyai faktor kunci sukses. Faktor kunci sukses ini merupakan keunggulan dan keunikan yang dimiliki oleh masingmasing perusahaan, agar dapat hidup dan bersaing. Ada banyak toko di pasar, tetapi ada yang senang berbelanja di toko “A”, ada juga yang senang di toko “B”. Hal ini menunjukkan bahwa tiap-tiap toko mempunyai faktor kunci sukses. Contoh faktor-faktor kunci sukses : Kemampuan inovasi produk (product innovation capability); Produsen biaya rendah (low cost) dan Jaringan yang kuat (strong network) bagaimana membaca peluang dan ancaman eksternal, kekuatan dan kelemahan internal yaitu dengan melakukan alasis SWOT bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang dimiliki perusahaan serta peluang (opportunities) dan ancaman (threat) yang dihadapi oleh perusahaan.
2. Pemetaan Strategi merupakan diagram yang menggambarkan bagaimana sebuah organisasi
menciptakan nilai dengan menghubungkan tujuan strategis secara eksplisit mengenai hubungan sebab-akibat satu sama lain yang dikelompokkan dalam empat perspektif Balanced Scorecard. Pemetaan Strategi juga dapat diartikan sebagai bagian strategis dari kerangka Balanced Scorecard untuk menggambarkan strategi untuk penciptaan nilai. Korelasi antara strategy maps dengan VISI MISI dan tujuang lembaga organisasi adalah strategy maps sebagai landasan atau acuan dalam menyususn rencana berikutnya. Kesemua point tersebut memiliki korelasi antar satu sama lainnya khususnya dalam linhkungan organisasi.
Dalam penetapan strategi perusahaan, manajemen menggunakan pengetahuan dan
pengalaman mereka dengan memperhatikan lingkungan manajemen perusahaan, seperti peningkatan shareholders value , strategi bisnis dan perusahaan, pengelolaan pelanggan, pengembangan dan inovasi produk, pengendalian operasional, lingkungan sosial, pengelolaan sumber daya manusia, teknologi informasi, budaya dan kepemimpinan. Dengan pengalaman dan pengetahuan tersebut, pimpinan perusahaan menggunakan balanced scorecard , tidak hanya sebagai alat untuk mengukur aset tidak berwujud perusahaan, tetapi digunakan untuk penetapan dan pelaksanaan strategi perusahaan.
Melalui empat perspektif yang dikembangkan dalam balanced scorecard , tim
eksekutif perusahaan menetapkan langkah-langkah serta prioritas yang akan dilaksanakan oleh perusahaan dalam rangka penciptaan nilai bagi perusahaan. Keempat perspektif tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi memilik hubungan sebab-akibat diantara masing-masing objectives-nya. Hubungan sebab-akibat dari setiap objectives dalam keempat perspektif ini digambarkan dalam kerangka kerja, yang mempermudah tim eksekutif melakukan diskusi dan menjabarkan strategi, yang disebut strategy map. Model hubungan sebab akibat dalam strategy map seperti pada gambar dibawah, akan membantu perusahaan dalam menetapkan tujuan dan ukuran dalam pelaksanaan setiap strategi, sehingga mempermudah perusahaan tidak hanya dalam memformulasikan strategi, tetapi juga melaksanakan strategi tersebut. (Kaplan & Norton 2001, 2004) 1). Perspektif finansial terdiri dari tiga sasaran strategis, yaitu menarik investor baru untuk investasi, perbaikan struktur biaya, dan meningkatkan nilai laba. 2). Customer perspective atau perspektif pelanggan berkaitan erat dengan cara perusahaan melayani pelanggan. Dalam hal ini, setiap pelanggan harus diperlakukan secara layak. Dengan begitu, mereka merasa puas atas pelayanan yang diberikan. Adanya pelayanan yang bagus tentu akan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap perusahaan. Sebaliknya, apabila pelayanannya buruk, konsumen pasti mencari perusahaan lain yang memiliki sistem yang lebih bagus. Ada pun ukuran yang ditetapkan perusahaan dalam perspektif pelanggan, antara lain: Seberapa besar omzet penjualan; Tingkat keuntungan yang didapatkan perusahaan. Dan Berapa banyak pelanggan yang didapatkan. 3). Dalam internal process perspective, perusahaan menilai seberapa besar ukuran dan sinergi dari setiap unit kerja. Untuk mengukur poin ini, pemimpin perusahaan harus rutin mengamati bagaimana kondisi internal dalam perusahaan. Apakah semuanya dijalankan sesuai dengan metode yang ditetapkan atau malah melenceng dari peraturan. Kemampuan dan keahlian yang dimiliki setiap karyawan akan menghasilkan proses bisnis internal yang bagus. Selain bertambahnya jumlah konsumen, omzet dan keuntungan yang didapat perusahaan juga akan bertambah. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam perspektif proses bisnis internal, antara lain: Proses inovasi berkaitan dengan ide-ide terhadap produksi barang. Proses operasi berkaitan dengan aktivitas dan rutinitas sehari-hari yang dilakukan bagian internal. 4). Learning and Growth Perspective Juga Termasuk Ukuran Penting. Karyawan menjadi elemen penting yang harus dijaga perusahaan. Tanpa adanya karyawan, proses pertumbuhan dan perkembangan perusahaan akan menghadapi banyak kendala. Karyawan juga berfungsi sebagai pendukung dalam perspektif keuangan dan pelanggan. Karena itu, apa yang direncanakan perusahaan dapat mencapai target yang maksimal. Selain keberadaan karyawan, perusahaan juga perlu memerhatikan sistem dan prosedur kerja yang seperti apa yang perlu diterapkan dalam internal perusahaan. Ada baiknya jika semua elemen terkontrol dan terkoordinasi dengan baik sehingga timbul keselarasan selama bisnis berlangsung. 3. Growth strategy atau strategi pertumbuhan mengacu pada metode yang diadopsi oleh perusahaan untuk menangkap pangsa pasar yang lebih besar. Strategi ini menopang bisnis dalam jangka panjang dan formulasinya melampaui kondisi pasar saat ini. Beberapa factor mempengaruhi perumusan strategi pertumbuhan yaitu Kondisi pasar; Target audiens dan calon atau audiens yang belum tersentuh; Persaingan yang ada di pasardan Saluran distribusi. Selain itu strategi pertumbuhan adalah strategi bersaing yang berusaha mengembangkan (membesarkan) perusahaan sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan. Strategi ini dilakukan pada kondisi bisnis yang tumbuh dan berkembang, meliputi: 1) Konsentrasi Strategi konsentrasi adalah jenis strategi pertumbuhan dan merupakan strategi yang paling umum dijumpai pada berbagai perusahaan dimana perusahaan hanya memfokuskan pada satu lini bisnis utamanya dengan menonjolkan prinsip ‗melakukan satu hal dengan sangat baik. Strategi konsentrasi digunakan bagi perusahaan yang memiliki bisnis tunggal untuk mengejar pertumbuhannya. Fokus strategi konsentrasi adalah bagaimana meningkatkan pertumbuhan perusahaan dengan mengonsentrasikan pada bisnis intinya. Perusahaan yang menerapkan strategi konsentrasi dapat memilih salah satu strategi konsentrasi berikut ini: a. Perusahaan berusaha meningkatkan tingkat penggunaan barang dari konsumen yang sudah dimiliki. b. Perusahaan berusaha menarik pelanggan yang dimiliki pesaing dan dialihkan menjadi calon konsumen perusahaan. c. Perusahaan dapat mencoba menarik calon pembeli baru yang selama ini belum menjadi konsumen perusahaan dan belum menjadi pelanggan pesaing. 2) Perluasan Pasar Strategi pengembangan pasar (market development) merupakan strategi yang memasarkan produk atau jasa saat ini kepada konsumen di segmen pasar yang baru maupun di wilayah area geografis pasar yang baru. Strategi pengembangan pasar pada umumnya menempati urutan kedua strategi pertumbuhan setelah strategi konsentrasi, karena relatif tidak mahal dan tidak berisiko. Pilihan pengembangan pasar dilakukan dengan berusaha menarik calon pembeli baru yang selama ini belum menjadi konsumen perusahaan dan belum menjadi pelanggan pesaing. 3) Pengembangan Produk Strategi dengan melakukan perubahan produk secara subtansial dan atau membuat produk yang sebelumnya belum pernah dihasilkan sebagai produk baru. Perusahaan berusaha bertahan, memperkuat posisi, dan memperluas pangsa pasar yang lebih besar dengan menggunakan tambahan pilihan produk/jasa yang baru. Perusahaan menggunakan pilihan pengembangan perubahan produk secara substansial untuk menarik pelanggan di pasar yang telah ada maupun yang dimiliki pesaing. Pelanggan yang dimiliki pesaing untuk dialihkan menjadi calon pembeli yang potensial bagi perusahaan. Strategi pengembangan produk termasuk usaha memperpanjang daur hidup produk untuk memanfaatkan reputasi atau merek yang menguntungkan, dapat diterapkan dengan cara : 1) Memperkenalkan model produk yang lebih bervariasi. 2) Menyempurnakan atau memodifikasi produk yang telah ada sebagai produk baru. 3) Memperjelas keunikan dan kelebihan produk dibanding yang dimiliki pesaing. 4) Memberikan tambahan pada bentuk, pilihan, ukuran, dan kandungan yang baru terhadap suatu produk. 4) Integrasi Horizontal merupakan strategi untuk memperluas operasi perusahaan dengan mengkombinasikan perusahaannya dengan perusahaan yang lain dalam industri yang sama dengan jenis operasi yang sama. Strategi ini menghasilkan pertumbuhan melalui akuisisi atau merger bisnis pesaing, yang mempunyai lini bisnis yang sama, dengan tujuan meniadakan pesaing dan memberikan perusahaan akses ke pasar dan teknologi yang baru. Integrasi horizontal juga diaplikasikan dengan tujuan untuk mengurangi persaingan yang sekarang atau yang potensial bagi pelanggan dan pemasok. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengambil pangsa pasar, fasilitas produksi, outlet distribusi atau teknologi dalam penelitian dan pengembangan maupun dengan mengakuisisi perusahaan lain yang sejenis dalam industri yang sama.
5) Strategi integrasi vertikal
Merupakan strategi pertumbuhan karena melakukan perluasan usaha dengan menambah bidang usaha dari perusahaan pemasok atau bidang usaha dari perusahaan distributornya. Strategi ini dalam menghasilkan pertumbuhan melalui pertumbuhan internal atau mengakuisisi bisnis lain dengan penguasaan tahap-tahap proses produksi-konsumsi dari hulu ke hilir. Strategi ini bertujuan untuk memperoleh kontrol yang lebih besar atas suatu lini bisnis serta meningkatkan profit melalui efisiensi dan upaya penjualan yang lebih baik. 6) Diversifikasi Konsentrik (Menambahkan produk/jasa baru yang masih berkaitan dengan produk/jasa lama ) Strategi diversifikasi konsentris merupakan strategi konsentrasi terkait dengan masuk pada bisnis baru yang masih terkait atau memiliki kesesuaian yang tinggi dengan bisnis yang dilakukan perusahaan pada saat ini. Strategi diversifikasi konsentris menekankan pada kesamaan dalam hal pasar, saluran distribusi, produk dan teknologi, dengan sinergi pasar produk. Implementasi strategi ini cocok dilakukan bila perusahaan memiliki posisi kompetitif yang kuat, tetapi daya tarik industri yang rendah. Hal ini dapat diaplikasikan dengan mengakuisisi bisnis yang memiliki jenis teknologi yang terkait, komplementaritas pemakaian antar produk, kebutuhan sumber daya yang serupa, jenis saluran distribusi yang digunakan, dan pasar yang dilayani sama dengan perusahaan induknya yang mengakuisisi. Strategi ini bertujuan agar perusahaan mendapat sinergi, efisiensi, atau pengaruh pasar yang lebih besar serta membagi resiko dengan prinsip ‗membagi telur ke berbagai keranjang‘ melalui penggunaan bersama sumber daya yang dimiliki tapi bukan saling ketergantungan. Penekanan strategi ini adalah membangun kapabilitas sumber daya kunci dan kompetensi inti perusahaan. 7) Diversivikasi Konglomerasi Strategi diversifikasi konglomerat merupakan strategi pertumbuhan dengan menambah atau mengakuisisi yang lini bisnisnya berbeda sekali atau baru dengan produk atau jasa baru yang tidak berkaitan, kepada pelanggan baru. Motivasi perusahaan melakukan strategi ini adalah sinergi keuangan dengan mencari keseimbangan dalam portofolio perusahaan antara bisnis yang keuntungannya stabil. Motivasi dari perusahaan yang mengakuisisi adalah meningkatkan nilai saham perusahaan, meningkatkan tingkat pertumbuhan perusahaan, memperoleh sumber daya yang dibutuhkan secara cepat, meningkatkan efisiensi dan profitabilitas terutama jika terdapat sinergi antara perusahaan yang mengakuisisi dengan perusahaan yang diakuisisi. Strategi ini cocok dilakukan bila posisi kompetitif perusahaan berada pada rata- rata dan daya tarik industrinya rendah. Sehingga kedua faktor tersebut mendorong perusahaan mengalihkan upaya pengembangannya ke industri lain.
4. Manajemen strategic membutuhkan Evaluasi Strategi. Apa maksud dan tujuan
Evaluasi dan pengendalian manajemen strategy ?i, bagaimana mengukur kinerja [perusahaan, divisional, fungsional], system informasi strategi?, jelaskan pula Berbagai Masalah dalam mengukur kinerja, pedoman pengendalian dan manajemen insentif strategis. Evaluasi strategi adalah cara bagi pelaku bisnis untuk mengevaluasi posisi perusahaan dalam upaya mencapai tujuan strategis. ... Semakin rumit dan kompleksnya aktivitas perusahaan, maka dibutuhkan suatu kontrol yang lebih baik. Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer sangat perlumengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti usaha untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksteral dan internal selalu berubah. Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah : 1. Meninjau factor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang sekarang, 2. Mengukur prestasi, 3. Mengambil tindakan korektif.Aktivitas perumusan startegi, implementasi dan evaluasi terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi atau unit bisnis strategis, dan fungsional. Perusahaan bisnis multidivisional yang biasanya besar, memiliki tiga level strategi : korporasi, bisnis dan fungsional. 1. Strategi korporasi mengambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa. 2. Strategi bisnis atau strategi bersaing, biasanya dikembangkan pada level divisi dan menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang atau jasa perusahaan dalam industri khusus atau segmen pasar yang dialyani oleh divisi tersebut. 3. Strategi fungsional menekankan terutama pada pemaksimalan sumber daya produktivitas. Dalam batasan perusahaan dan strategi bisnis yang berada di sekitar mereka, departemen fungsional mengembangkan strategi untuk mengumpulkan bersama-sama berbagai aktivitas dan kompetensi mereka guna memperbaiki kinerja. Apa yang dimaksud dengan evaluasi (evaluation)? Secara umum, pengertian evaluasi adalah suatu proses identifikasi untuk mengukur/ menilai apakah suatu kegiatan atau program yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan atau tujuan yang ingin dicapai. Ada juga yang mengatakan bahwa arti evaluasi adalah suatu kegiatan mengumpulkan informasi mengenai kinerja sesuatu (metode, manusia, peralatan), dimana informasi tersebut akan dipakai untuk menentukan alternatif terbaik dalam membuat keputusan. Evaluasi sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang kehidupan manusia sehingga meningkatkan efektivitas dan produktivitas, baik dalam lingkup individu, kelompok, maupun lingkungan kerja. Adapun pengukuran prestasi Kerja (Definisi: Menurut Hasibuan (1995:105), prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas- tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu Pengukuran tingkat kemampulabaan (profittabilitas) Ada dua cara pengukuran tingkat kemampulabaan dari suatu pusat laba, sama halnya dengan cara pengukuran untuk organisasi secara keseluruhan.pertama adalah dengan cara mengukur prestasi kerja manajemennya, di mana pokok penilaiannya adalah untuk mengetahui seberapa baik mereka telah bekerja. Cara pengukuran ini dipergunakan untuk proses perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian dari kegiatan hari dari pusat tertentu, dan juga sebagai suatu alat untuk merangsang motivasi kerja pada manajernya secara efektif. Keduanya, adanya suatu pengukuran dari prestasi ekonomis, di mana titik berat penilainnya adalah seberapa baik pusatpusat laba itu berperan sebagai suatu lembaga ekonmis. Hasil-hasil pengukuran dari kedua metoda tersebut tertentu saja agak berbeda satu sama lainnya. a) Masalah dalam pengukuran tingkat laba Oleh karena suatu pusat laba merupakan bagian dari perusahaan, sedangkan transaksi- transaksi yang dilakukan dengan bagian-bagian lain dari perusahaan tersebut tidak selalu sederhana, maka persoalan-persoalan yang dapat timbul pun akan berbeda dengan organisasi-organisasi yang berdiri sendiri sebagai suatu lembaga yang independen. Ada tiga jenis persoalan dalam pengukuran tingkat laba secara umum. (1) harga tranfer, (2) pedapatan bersama, (3) pembiayaan bersama. Pendapatan bersama. Meskipun pada kebanyakan situasi pengukuran tingkat pendapatan yang dihasilkan oleh suatu pusat laba dapat dilakukan secara langsung, tetapi ada juga kondisi-kondisi di mana dua atau lebih pusat laba kerja sama dalam menghasilkan peningkatan volume penjualan. Biaya bersama(common cost). Barang atau jasa yang disediakan oleh pusat laba tertentu untuk digunakan oleh pusat lain dinilai dengan harga transfer. Jasa-jasa pelayanan yang disediakan oleh staf unit ataupun biaya-biaya bersama lainnya, kalau memang akan dibebankan, harus dibebankan kepada pusat-pusat laba atas dasar perhitungan yang dapat menggambarkan tingkat penggunaan nyata dari jasa-jasa tersebut dan atas dasar permintaan khusus dari bagian-bagian yang menginginkan pelayanan jasa-jasa tersebut sejauh hal ini dimungkinkan. b) Jenis-jenis pengukuran kemampulabaan Pengukuran tingkat laba untuk suatu laba tertentu pada dasarnya dapat dilakukan dengan lima macam cara sebagai berikut: (1) dengan pengukuran marjin kontribusinya, (2) dengan cara pengukuran laba divisi secara langsung, (3) dengan cara pengukuran laba divisi yang terkendali, (4) dengan mengukur laba sebelum pajak, (5) dengan cara pengukuran laba bersih yang dihasilkan.