Morton (1996 : 17-22) mengatakan bahwa ada keterikatan yang saling menunjang
antara Struktur Organisasi & Budaya Perusahaan, Teknologi, Peran Individu, Struktur
Organisasi dan Proses Manajemen yang dipengaruhi oleh Lingkungan Sosio-Ekonomis
External dan Lingkungan Teknologi External dalam metodologi pembentukan Strategi
Formulasi seperti digambarkan dalam gambar berikut:
Untuk itu, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan sebagai berikut :
1. Identifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan pada masa depan.
Tentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.
2. Lakukan analisis lingkungan intern dan ekstern untuk mengukur kekuatan dan
kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi perusahaan dalam menjalani misi
dan meraih keunggulan bersaing (competitive advantage).
3. Rumuskan faktor-faktor penting ukuran keberhasilan (key succes factors) sesuai dengan
perubahan lingkungan yang dihadapi.
Tentukan tujuan dan target terukur, identifikasi dan evaluasi alternatif strategi dan
rumuskan strategi terpilih untuk mencapai tujuan dan ukuran keberhasilan. Dalam tahap ini
penyusun strategi harus melakukan analisis terhadap opsi yang dimiliki perusahaan dengan
mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki dengan fakta ekstern yang dihadapi. Tentukan
strategic option yang paling dikehendaki diantara opsi yang ada sesuai dengan misi
organisasi. Tentukan tujuan yang bersifat jangka panjang dan strategi utama untuk mencapai
opsi yang paling dikehendaki. Tentukan target tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai
dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama.
Berdasarkan gambar di atas, ada berbagai kemungkinan yang terjadi antara formulasi
strategi dengan implementasi strategi, yaitu :
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara
formulasi strategi dengan implementasi strategi.
Dalam penggunaan konsep dan alat perumusan strategi, sebenarnya tidak ada perbedaan
secara signifikan antara organisasi kecil, besar, organisasi yang orientasi laba maupun nirlaba.
Namun demikian, dalam implementasi strategi, ada perbedaan secara signifikan yang
didasarkan atas tipe dan ukuran organisasi. Implementasi strategi membutuhkan tindakan-
tindakan seperti: perubahan struktur organisasi, alokasi sumberdaya, program kompensasi,
merubah strategi harga, budaya perusahaan, membuat sistem informasi manajemen yang lebih
baik, dan sebagainya.
Visi yang tepat bagi instansi akan menjadi akselerator (alat mempercepat) kegiatan yang
meliputi perencanaan strategic, pengelolaan sumber daya, pengembangan indikator kinerja,
pengukuran kinerja dan evaluasi pengukuran kinerja yang diintegrasikan secara sinergik bagi
pengembangan organisasi menuju masa depan yang lebih baik. Visi tidak hanya penting pada
waktu awal berkarya, melainkan juga penting pada perjalanan organisasi selanjutnya.
Perumusan dan penetapan visi merupakan langkah penting bagi satuan organisasi, dan
bermanfaat dalam mengarahkan, meyakinkan, serta memberi harapan untuk mencapai
tujuan/cita-cita, memperkuat dukungan/komitmen, memotivasi, dan menggerakkan semangat
seluruh satuan organisasi/kerja. Visi kemudian dijabarkan kedalam misi.
B. PENILAIAN EKSTERNAL
Audit eksternal berfokus pada upaya identifikasi dan evaluasi tren dan kejadian yang
berada di luar kendali satu perusahaan. Audit eksternal mengungkap peluang-peluang dan
ancaman-ancaman besar yang dihadapi suatu organisasi sehingga manajer dapat merumuskan
strategi guna mengambil keuntungan dari berbagai peluang tersebut dan menghindar atau
meminimalkan dampak dari ancaman yang muncul.Tujuan audit eksternal adalah untuk
mengembangkan sebuah daftar terbatas dari peluang yang dapat menguntungkan sebuah
perusahaan dan ancaman yang harus dihindarinya.
Proses melakukan audit eksternal harus melibatkan sebanyak mungkin manajer dan
karyawan. Keterlibatan di dalam proses manajemen strategis dapat mengarah ke pemahaman
dan komitmen dari para anggota organisasi. Untuk melakukan audit eksternal sebuah
perusahaan harus terlebih dahulu mengumpulkan / menyiapkan data intelijen kopetitif, dan
informasi mengenai berbagai kekuatan utama perusahaan seperti:
Faktor ekonomi memiliki dampak langsung terhadap daya tarik potensial dari
beragam strategi. Juga, ketika tingkat suku bunga naik, pendapatan diskresioner
menurun dan permintaan akan barang diskresioner pun turun. Ketika harga saham
naik, permintaan akan ekuitas sebagai sumber modal bagi pengembangan pasar
meningkat. Selain itu, ketika pasar bertumbuh, kekayaan konsumen dan bisnis
meluas.
4. Kekuatan Teknologi
Internet bertindak sebagai mesin ekonomi nasional dan global yang memacu
pertumbuhan, sebuah faktor yang sangat penting dalam kemampuan sebuah negara
untuk meningkatkan standar hidup. Internet mengubah hakikat terdalam dari peluang
dan ancaman dengan mengubah siklus hidup produk, meningkatan kecepatan
distribusi, menciptakan produk dan jasa baru, menghapuskan batasan-batasan pasar
geografis tradisional, dan mengubah perimbangan historis antara standarisasu produk
dan fleksibilitas. Tidak smeua sektor ekonomi dipengaruhi secara sama oleh
kemajuan teknologi. Bagi para penyusun strategi di insutri-industri yang terpengaruh
oleh perubahan teknologi yang cepat, identifikasi dan evaluasi peluang serta
ancaman teknologi bisa merepresentasikan bagian terpenting dari audit eksternal.
5. Kekuatan Kompetitif
salah satu bagian terpenting dari audit eksternal adalah mengidentifikasi
perusahaan pesaing dan menentukan kekuatan, kelemahan, kapabilitas, peluang,
ancaman, tujuan, dan strategi mereka. mengumpulkan dan mengevaluasi informasi
tentang pesaing penting bagi perumusan strategi yang berhasil.
Diperlukan matriks evaluasi faktor eksternal bagi para penyusun strategi untuk
meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan,
politik, pemerintahan, hokum, teknologi dan kompetitif, yang dapat dikembangkan dalam
beberapa langkah untuk melakukan tindakan evaluasi:
1. Buat daftar faktor-faktor eksternal utama sebagaimana yang disebutkan dalam proses
audit eksternal.
2. Berilah pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) sampai
1,0 (sangat penting).
3. Berilah peringkat 1-4 pada setiap factor eksternal utama untuk menunjukan seberapa
efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor tersebut.
4. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot.
5. Jumlahkan skor rata-rata untuk setiap variable guna menentukan skor bobot total untuk
organisasi.
1. Identifikasi berbagai aspek atau elemen penting dari setiap kekuatan kompetitif yang
mempengaruhi perusahaan.
2. Evaluasi seberapa kuat dan penting setiap elemen tersebut bagi perusahaan.
3. Putuskan apakah kekuatan kolektif dari elemen-elemen tersebut cukup untuk membuat
perusahaan terjun ke industri baru atau tetap bertahan di inustri saat ini.
C. PENILAIAN INTERNAL
Audit internal adalah sebuah aktifitas independen yang memberikan penilaian dan
keyakinan atas pelaksanaan proses bisnis dan kinerja yang dilakukan oleh suatu organisasi
atau perusahaan. Audit internal melaksanakan proses kerja berdasarkan suatu metodologi
tertentu, ilmiah dan terukur.
Proses melakukan audit internal yaitu dengan perwakilan manajer dan karyawan dari
sebuah perusahaan/organisasi yang bertugas dalam penentuan kekuatan dan kelemahan
perusahaan. Audit internal membutuhkan pengumpulan dan pemaduan informasi mengenai
manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan
(litbang), serta operasi sistem informasi manajemen perusahaan.
Proses melakukan audit internal memberikan kesempatan lebih luas bagi para partisipan
untuk memahami bagaimana pekerjaan, departemen, dan divisi mereka dapat berfungsi secara
tepat dalam organisasi secara keseluruhan. Untuk melakukan audit internal dibutuhkan usaha
pengumpulan, penyesuaian, dan pengevaluasian informasi mengenai operasi perusahaan.
Seperti halnya penilaian eksternal, ada beberapa area operasi internal yang harus dicermati
kekuatan dan kelemahannya. Area-area tersebut adalah:
1. Manajemen
Perencanaan, mencakup semua aktivitas manajerial yang terkait persiapan masa depan
khususnya peramalan, penetapan tujuan, penggunaan strategi, dll.
Pengorganisasian, mencakup semua aktivitas manajerial yang menghasilkan struktur
tugas dan hubungan otoritas, misalnya: deskripsi kerja, spesifikasi kerja, kesatuan komando
dan analisis kerja. Fungsi pengorganisasian adalah : (1) spesialisasi; (2) departementalisasi;
(3) pendelegasian otoritas
Pemotivasian, yaitu upaya pembentukan perilaku manusia, contohnya: kepemimpinan,
komunikasi, modifikasi perilaku, semangat kerja, dll. Pemotivasian dapat juga diartikan
sebagai proses memengaruhi orang untuk meraih tujuan tertentu.
Penempatan staf, mencakup administrasi gaji, rekrutmen, pelatihan, pengevaluasian,
pendisiplinan dan pengembangan karir.
Pengendalian, untuk memastikan hasil-hasil aktual sejalan dengan rencana. Areanya
adalah: pengendalian kualitas, pengendalian keuangan, pengendalian pengeluaran, dll.
2. Pemasaran
Fungsi pemasaran terdiri dari:
3. Keuangan/Akuntansi
Fungsi keuangan/akuntansi terdiri dari 3 keputusan yaitu:
Keputusan investasi atau penganggaran modal, mencakup alokasi dan realokasi
modal/sumber daya untuk berbagai proyek, produk, aset dan divisi organisasi.
Keputusan pembiayaan, untuk menentukan struktur modal terbaik perusahaan.
Keputusan dividen, yaitu menentukan jumlah laba ditahan vs yang dibayarkan kepada
pemegang saham.
Break even point adalah keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak
mengalami keuntungan maupun kerugian/impas (penghasilan=total biaya). Sebelum
melakukan usaha sebuah perusahaan merencanakan seberpa besar laba yang diinginkan
terlebih dahulu. Saat melakukan usaha maka akan mengeluarkan biaya produksi , dengan
analisis titik impas ini dapat diketahui waktu dan tingkat harga berapa penjualan agar tidak
mengalami kerugian dan dapat menentukan harga dengan harga yang dapat bersaing tanpa
melupakan laba.
Sistem ini mengumpulkan semua data terkait kekuatan internal dan kekuatan eksternal
utama yang kemudian diintegrasikan untuk mendukung keputusan manajerial
Analisis Value Chain memandang perusahaan sebagai salah satu bagian dari rantai nilai
produk. Rantai nilai produk merupakan aktifitas yang berawal dari bahan mentah sampai
dengan penanganan purna jual. Rantai nilai ini mencakup aktivitas yang terjadi
karena hubungan dengan pemasok (Supplier Linkages), dan hubungan
dengan konsumen (Consumer Linkages). Aktivitas ini merupakan kegiatan yang terpisah tapi
sangat tergantung satu dengan yang lain. (Porter, 2001 dalam Wibowo, 2014).
Rantai nilai menyediakan sarana untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan oleh
sebuah organisasi. Rantai Nilai mengidentifikasi bidang utama aktivitas primer dan
pendukung yang akan diminta untuk memberikan nilai kepada pelanggan organisasi dan
berpotensi membedakan organisasi dari pesaingnya. Kita dapat menggunakan konsep rantai
nilai untuk mengembangkan peta proses tingkat tinggi dalam organisasi.
Aktivitas-aktivitas tersebut dibagi dalam 2 jenis, yaitu:
1. Primary activities:
2. Supported activities:
1) Tuliskan faktor-faktor sukses kritis seperti yang dikenali dalam proses audit internal.
Gunakan 10 sampai 20 faktor internal terpenting, termasuk kekuatan maupun kelemahan.
Tuliskan kekuatan dahulu kemudian kelemahan. Usahakan sespesifik mungkin, gunakan
persentase, rasio, dan angka perbandingan kalau mungkin.
2) Beri bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat penting). Bobot
yang diberikan pada suatu faktor menunjukkan kepentingan relatif dari faktor itu untuk sukses
dalam industri yang ditekuni perusahaan. Tanpa memperdulikan apakah faktor kunci adalah
kekuatan atau kelemahan internal, faktor-faktor yang dianggap mempunyai pengaruh terbesar
pada prestasi organisasi diberi bobot tertinggi. Jumlah dari semua bobot harus sama dengan
1,0.
3) Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk menunjukkan apakah faktor ini
mewakili kelemahan utama (peringkat=1), kelemahan kecil (peringkat=2), kekuatan kecil
(peringkat=3), atau kekuatan utama (peringkat=4). Peringkat diberikan berdasarkan keadaan
perusahaan, sedangkan bobot dalam Langkah 2 didasarkan keadaan industri.
4) Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai yang dibobot
untuk setiap variabel.
5) Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan nilai yang dibobot
total bagi organisasi.
D. Strategi Defensif
1. Penciutan (retrenchment), yakni Pengelompokan ulang (regrouping) melalui
pengurangan biaya dan asset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun. Kadang kala
disebut pembalikan atau strategi reorganisasional.
2. Divestasi (Divestiture), yakni Penjualan suatu divisi atau bagian dari sebuah organisasi.
Divestasi sering dipakai untuk mendapatkan modal guna akuisisi atau investasi strategis lebih
jauh.
3. Likuidasi (Liquidation), yakni Penjualan seluruh aset perusahaan, secara terpisah-pisah,
untuk kekayaan berwujudnya.
2. Diferensiasi/Pembedaan — Tipe 3
Sebuah strategi yang bertujuan menghasilkan produk atau jasa yang dianggap unik di industri
dan diarahkan kepada konsumen yang relatif peka terhadap harga.
3. Fokus (Focus)
Memproduksi produk dan jasa yang memenuhi kebutuhan sekelompok kecil konsumen.
- Tipe 4 : Strategi fokus biaya rendah (low-cost focus) yang menawarkan produk atau jasa
kepada sekelompok kecil konsumen pada harga terendah yang tersedia di pasar.
- Tipe 5 : Strategi fokus nilai terbaik (best-value focus) yang menawarkan produk atau jasa
kepada sejumlah kecil konsumen dengan nilai harga terbaik yang tersedia di pasar.
Analisis dan pemilihan strtegi berusaha menentukan tindakan alternative yang paling
baik dalam membatu perusahaan mencapai misi dan tujuan.Strategi,tujuan dan misi
perusahaan ditambah dengan informasi audit eksternal dan internal memberikan landasan
untuk menciptakan seta mengevaluasi strategi yang masuk akal.
Kelemahan-Peluang-Ancaman(Strength-Weakness-Opportunitie-
Threat) SWOT, Matriks Evaluasi Tindakan dan Posisi Strategi (Strategic Position and Action
Evaluation—SPACE), Matriks Boston Consulting Group (BCG), Matriks Internal-Eksternal
(IE), dan Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix).
3. Tahap 3, disebut Tahap Keputusan, melibatkan strategi tunggal, yaitu Matriks Perencanaan
Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix—QSPM). QSPM menggunakan
input dari Tahap 1 untuk mengevaluasi secara objektif alternatif-alternatif strategi yang layak
dan dengan demikian memberikan dasar tujuan untuk memilih strategi spesifik.
Tahap 1 dari krengaka perumusan terdiri dari atas Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
(Eksternal Factor Evaluation – EFE), Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor
Evaluation-IFE) dan Matriks Profil Kompetitif (Competitive Profil Matrix-CPM). Tahap
pertama Tahap input (Input Stage) berisi informasi input dasar yang dibutuhkan untuk
merumuskan strategi.Tahap kedua Tahap Pencocokan (Matching Stage) berfokus pada
penciptaan strategi alternative yang masuk akal dengan memperhatikan factor-faktor eksternal
dan internal utama. Teknik Tahap dua meliputi Matriks Kekuatan Kelemahan-Peluang-
Ancaman (Strenhs-Weakness-Opportunities-threats-SWOT), Matriks Internal-Eksternal (
Internal-Exsternal-IE) dan Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix), Tahap 3, Tahap
keputusan (Decision Stage), melibatkan satu teknik,Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif
(Quantitative Strategic Planning Matrix- QSPM) mengevaluasi strategi strategi alternative
yang didefinisikan dalam tahap dua QSPM menunjukan daya tarik relative berbgai strategi
alternative dengan demikian,memberikan landasan objektif bagi pemilihan strategi
alternative. Kesembilan teknik dalam kerangka perumusan strategi di atas (strategy
formulation framework) di atas membutuhkan gabungan intuisi dan analisis.
Tahap Input
Alat- alat input mendorong para penyusun strategi untuk mengukur subjektifitas setiap awal
proses perumusan strategi.Membuat keputusan kecil dalam matriks input menyangkut
sigifikasi relative factor-faktor eksternal dan internal memungkinkan para penyusun
alternative. Penilaian intuitif yang baik selalau dibutuhkan dalam menentukan bobot dan
peringkat yang tepat.
Tahap Pencocokan
Strategi sering kali didefinisikan sebagai pencocokan yang dibuat suatu organisasi antara
sumber daya dan keterampilan internalnya serta peluang dan resiko yang di dapatkan oleh
factor factor eksternal.Tahap pencocokan dari kerangka perumusan strategi terdiri atas lima
teknik yang dapat digunakan dengan urutan manapun: Matriks SWOT,Matriks
SPACE,Matriks BCG,Matriks IE dan Matriks srtategi besar.Alat – alat ini bergantung pada
informasi yang diperoleh dari tahap input untuk memadukan peluang dan ancaman eksternal
dengan kekuatan dan kelemahan internal.Mencocokan (matching) factor factor keberhasilan
penting eksternak dan internal merupakan kunci untuk menciptakan strategi alternative yang
masuk akal. Mengembangkan gagasan yang memanfaatkan kekuatan untuk menangkap
peluang dapt dianggap sebagai sebuah serangan, sementara strategi yang dirancang untuk
memperbaiki kelemahan sembari menghindari dari ancaman bisa diistilahkan sebagai
pertahanan
Strategi WO (WO Strategies) bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara
mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang, peluang-peluang besar muncul,
tetapi perusahaan memiliki kelemahan yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut.
Strategi WT (WT Strategies) merupakan taktik defensive yang diarahkan untuk mengurangi
kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal dan kelemahan internal benar-benar
dalam posisi yang membahayakan.
Matrik ini merupakan kerangka empat kuadran yang menunjukkan apakah strategi agresif,
konservatif, defensive atau kompetitif yang paling sesuai untuk suatu organisasi tertentu.
Matrik SPACE menunjukkan:
Dua dimensi internal kekuatan finansial (Financial Strength – FS) dan keunggulan kompetitif
(Competitive Advantage - CA) dan Dua dimensi eksternal stabilitas lingkungan
(Environmental Stability - ES) dan kekuatan industry (Industry Strength - IS).
Tanda tanya (asking), unit usaha yang bergerak dalam pasar dengan pertumbuhan
tinggi, namun pangsa pasar relatif rendah. Pada bagian ini perusahaan harus bekerja keras
untuk menentukan apakah akan tetap mempertahankan usaha ini.
Bintang (star), jika usaha di kategori tanda tanya berhasil, maka usaha tersebut
akan menjadi kategori bintang. Kategori ini adalah pemimpin pasar yang berada dalam pasar
yang tumbuh dengan cepat. Tapi bukan berarti akan memberikan arus kas positif bagi
perusahaan, karena harus mengeluarkan banyak uang untuk memenangkan pasar dan
antisipasi para pesaingnya.
Sapi perah (cashcow), kategori ini terjadi bilamana pertumbuhan pasar tahunan
rendah. Sang bintang bisa saja menjadi sapi perahan jika masih masih memiliki pangsa pasar
relatif besar sehingga masih menghasilkan banyak kas. Biasanya perusahaan kategori ini
digunakan untuk membiayai jenis usaha untuk kategori lainnya.
Anjing (dog), pada kategori ini perusahaan berada dalam pangsa pasar yang rendah
dan pertumbuhan pasar yang lambat. Perusahaan bisa saja menghasilkan laba yang rendah
atau bahkan mungkin mengalami kerugian.
Matrik Grand Strategy mempunyai empat kuadran yang mewakili keadaan suatu perusahaan.
Pada Kuadran I mewakili perusahaan dengan pertumbuhan pasar yang tinggi dan posisi
kompetitif yang kuat. Perusahaan pada kuadran ini mempunyai posisi yang sangat bagus.
Untuk perusahaan ini, terus berkonsentrasi pada pasar saat ini (penetrasi pasar dan
pengembangan pasar) dan produk saat ini (pengembangan produk) adalah strategi yang sesuai.
Tidak bijak untuk perusahaan di Kuadran I untuk bergerak jauh dari keunggulan kompetitif
yang dimilikinya saat ini. Ketika organisasi pada Kuadran I memiliki sumber daya yang
berlebih, maka integrasi ke belakang, ke depan, atau horizontal dapat menjadi strategi yang
efektif. Bila perusahaan pada Kuadran I terlalu berkomitmen pada pada suatu produk, maka
diversifikasi konsentrik dapat mengurangi resiko yang berhubungan dengan lini produk yang
sempit.
Perusahaan pada Kuadran II perlu mengevaluasi pendekatan mereka saat ini terhadap pasar
secara serius. Walaupun industri mereka bertumbuh, mereka tidak mampu untuk bersaing
secara efektif, dan mereka perlu menentukan ,mengapa pendekatan perusahaan saat ini tidak
efektif dan bagaimana perusahaan dapat berubah dengan cara terbaik untuk memperbaiki daya
saingnya. Karena perusahaan pada Kuadran II berada pada industri yang pasarnya tumbuh
secara cepat, strategi intensif (bukannya integrative atau diversifikasi) biasanya menjadi
pilihan pertama yang dipikirkan. Tetapi, jika perusahaan tidak memiliki kompetensi yang unik
atau keunggulan kompetitif, maka integrasi horizontal sering menjadi alternatif yang disukai.
Sebagai jalan terakhir Divestasi dan likuidasi merupakan cara yang dapat dipertimbangkan.
Divestasi dapat memberikan dana yang dibutuhkan untuk memmbeli bisnis lain atau membeli
kembali saham perusahaan.
Perusahaan di Kuadran III bersaing dalam industri yang tumbuh dengan lambat dan memiliki
posisi kompetitif yang lemah. Perusahaan-perusahaan ini harus membuat perubahan drastis
untuk menghindari penurunan yang lebih jauh dan kemungkinan likuidasi. Pengurangan asset
dan biaya secara ekstensif (retrenchment) harus dilakukan terlebih dahulu. Alternatif lain yaitu
melakukan diverifikasi untuk mengalihkan sumber daya dari bisnis ke bidang lain, jika gagal
alternatif seperti seperti divestasi atau likuidasi dapat dilakukan.
Untuk Kuadran IV, perusahaan memiliki posisi kompetitif yang kuat dalam industri yang
tumbuh lambat. Perusahaan ini memiliki kekuatan untuk memperkenalkan program yang
terdiverifikasi ke area yang pertumbuhannya menjanjikan. Perusahaan di Kuadran IV
memiliki tingkat arus kas yang tinggi dan kebutuhan untuk tumbuh secara internal yang
terbatas dan sering kali dapat menjalankan strategi diverifikasi dengan sukses. Perusahaan
tersebut juga dapat menjalankan joint venture
Matrik Grand Strategi pada organisasi non profit dapat digunakan. Namun harus dimodifikasi
dan disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi pemerintahan yang
menggunakan. Pada organisasi profit terdapat dua dimensi evaluative yaitu pertumbuhan
pasar dan posisi kompetitif dengan 4 kuadran yang didalamnya terdapat strategi yang dapat
digunakan.
Tahap Keputusan
Adalah tahap ketiga dari kerangka tiga tahap dalam pemilihan strategi-strategi alternatif.
Analisis dan intuisi menjadi landasan bagi pengambilan keputusan perumusan strategi setelah
melalui teknik-teknik pada tahap PENCOCOKAN (matching stage).
Teknik matrik ini secara objektif menunjukkan strategi mana yang terbaik. QSPM strategi
menggunakan analisis INPUT dari TAHAP 1 dan hasil PENCOCOKAN dari analisis TAHAP
2 untuk secara objectif dijalankan diantara strategi-strategi alternatif.
QSPM adalah alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi
alternatif berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang telah
diindentifikasi sebelumnya. Seperti halnya alat analitis strategi yang lain, QSPM
membutuhkan penilain intuitif yang baik.