Anda di halaman 1dari 26

RESUME BUKU HUKUM BISNIS

“Reading never stop. If I stop reading one minute, I will be stupid or


no days without reading”
DOSEN:
Prof. Dr. Tan Kamelo, S.H., M.S
Syarifah Lisa Andriati, S.H., M.Hum

DISUSUN OLEH:
ENDANG PELAYASICA GINTING
180503131

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERISTAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
BAB I

PENDAHULUAN
BAB II

MEMAHAMI HUKUM
Hukum sendiri mempunyai beberapa pengertian yang berbeda-beda
sehingga hukum memiliki pengertian yang sangat luas, diantaranya:
Prof . Mr. E.M. Meyers, hukum adalah semua aturan yang mengandung
pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam
masyarakat, dan yang menjadi pedoman bagi penguasa-penguasa negara
dalam melakukan tugasnya (dalam Kansil, 1898).
A. Leon Duguit, hukum ialah aturan tingkah laku para anggota
masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat ternetu diinginkan
oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan Bersama dan yang
jika dilanggar akan menimbulkan reaksi Bersama terhadap orang yang
melakukan pelanggaran tersebut.
B. Immanuel Kant, hokum merupakan keseluruhan syarat-syarat yang
dengan ini kehendak bebas dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri
dengan kehendak bebas dari orang yang lain, menurutui peraturan hukum
tentang kemerdekaan (dalam Kansil, 1898)
C. Untung (2012) mengartikan hukum sebagai kumpulan peraturan
atau kaidah mempunyai isi yang bersifat umum dan normatif.
Secara umum, ilmu hukum dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan
hukum yang objeknya hukum. Ilmu hukum memplejari selu beluk mengenai
hukum, misalnya asal mula, wujud, asas-asas, system, macam pembagian
sumber-sumber, perkembangan, fungsi dan kedudukan hukum.
Hukum di Indonesia merupakan keseluruhan hukum Indonesia
sebagai suatu sistem hukum. Untuk subjek dan objek hukum sendiri, Pasal
503 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) dapat dijadikan
pedomana, dimana dijabarkan bahwa benda dibedakan menjadi dua, yaitu:
A. Benda berwujud
B. Benda tidak berwujud
Dalam pasal 504 KUHP menyebutkan benda dibedakan menjadi dua,
yaitu benda bergerak; dan tidak bergerak.
Hukum juga memiliki beberapa sumber, diantaranya:
a. Sumber hukum material (dapat ditinjau dari sisi ekonomi, sejarah, dsb.)
b. Sumber hukum formal, sumber hukum yang berasal dari:
 Undang-undang (statue)
 Kebiasaan (costum)
 Keputusan hakim (yurisprudensi)
 Traktat (treaty)
 Pendapat para ahli hukum (doktrin)
Hukum juga memiliki ciri yang khas, sepeti:
a. Adanya perintah dan/ atau larangan;
b. Perintah dan/atau larangan tersebut harus patuh dan ditaati
setiap orang.
SISTEM HUKUM
Principles of Legality adalah istilah asing yang maknanya
sama dengan Asas-asas hukum. Menurut seorang tokoh hukum bernama
Fuller, terdapat 8 Principles of Legality. Kedelapan asas-asas tersebut
dijelaskan sebagai berikut.
a) Sistem hukum mengandung peraturan yang sifanya tetap
bukan ad-hoc atau sementara.
b) Peraturan dalam sistem hukum haruslah diumumkan.
c) Peraturan hukum tidak boleh berlaku surut.
d) Peraturan dalam sistem hukum disusun menggunakan kalimat
yang mudah dimengerti.
e) Dalam sistem hukum, antara peraturan yang satu dengan
peraturan lainnya tak boleh bertentangan.
f) Peraturan di dalam sistem hukum tidak diperbolehkan
mengandung tuntutan yang sifatnya melebihi apa yang memungkinan atau
dapat dilakukan.
g) Kebiasaan sering mengubah peraturan tak boleh ada sebab
akan membuat orang-orang kehilangan orientasi.
h) Terdapat kecocokan antara peraturan dengan pelaksanaan.
BAB III
MEMAHAMI BISNIS
Bisnis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan menjalankan investasi
terhadap sumber daya yang ada yang dapat dilakukan baik secara individu
maupun secara kelompok, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
meningkatkan taraf hidup dengan menciptakan barang atau jasa guna
mendapatkan laba / keuntungan yang sebesar-besarnya. Bisnis juga
memiliki beberapa tujuan secara umum, diantaranya:
a) Untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan bisnis.
b) Untuk pengadaan barang ataupun jasa yang dibutuhkan oleh
masyarakat.
c) Untuk mencapai kesejahteraan pemilik faktor produksi dan
masyarakat.
d) Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
e) Untuk menunjukkan eksistensi suatu perusahaan dalam jangka
panjang.
f) Untuk meningkatkan kemajuan dan pertumbuhan ekonomi
masyarakat secara umum.
g) Untuk menunjukkan prestise dan prestasi.
Secara umum terdapat tiga pelaku dalam kegiaan ekonomi, yaitu:
1. Rumah Tangga Konsumsi
2. Rumah Tangga Produksi (Produsen)
3. Pemerintah
4. Pasar
Pasar persaingan memiliki beberapa bentuk, diantaranya:
1. Pasar Persaingan Sempurna merupakan suatu pasar dimana jumlah
penjual dan pembeli sangat banyak dan produk yang ditawarkan sejenis.
Contoh barang yang dijual pada bentuk pasar ini adalah beras, gandum,
kentang, batu bara dan sebagainya.
2. Pasar Persaingan Tidak Sempurna adalah pasar yang tidak terorganisir
dengan baik dimana terdapat sedikit penjual tapi jumlah pembelinya sangat
banyak. Dalam pasar persaingan tidak sempurna (inperfect competition
market) hanya ada beberapa penjual yang menguasai pasar sehingga penjual
dapat menentukan harga dan mengambil keuntungan yang lebih besar.
3. Pasar Monopoli
Monopoli sendiri terdiri dari kata 'mono' yang artinya satu dan 'poli'
yang artinya penjualpasar ini hanya ada satu penjual berlaku sebagai
penentu harga karena tidak ada yang menyaingi dan barang yang dihasilkan
tidak memiliki barang substitusi. Contohnya seperti PLN, PDAM, PT KAI,
Pertamina dan lain-lain.
4. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli dikuasai oleh beberapa perusahaan namun jumlah
barang yang ditawarkan tetaplah homogen atau satu jenis saja. Pasar
oligopoli biasanya dilakukan dengan bentuk upaya menahan perusahaan
potensial dapat memasuki pasar. Contoh dari pasar oligopoli anta lain
industri motor, industri air mineral, industri rokok dan lain sebagainya.
5. Pasar monopolistis.
Pasar monopolistis ini berisi beberapa produsen dengan jenis
barang yang serupa namun karakteristiknya berbeda-beda. Produsen
juga mempunyai kemampuan untuk memengaruhi harga pasar, tapi tidak
terlalu besar dibandingkan dengan pasar monopoli dan oligopoli. Contoh
dari pasar monoplistis seperti produsen sabun, sampo, pasta gigi, motor, dan
sebagainya.
BAB IV
PENDEKATAN HUKUM BISNIS
Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan,
dijelaskan mengenai materi pokok sesuai dengan lingkup pengaturan yang
meliputi Perdagangan Dalam Negeri, Perdagangan Luar Negeri,
Perdagangan Perbatasan, Standardisasi, Perdagangan melalui Sistem
Elektronik, pelindungan dan pengamanan Perdagangan, pemberdayaan
koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah, pengembangan Ekspor,
Kerja Sama Perdagangan Internasional, Sistem Informasi Perdagangan,
tugas dan wewenang pemerintah di bidang Perdagangan, Komite
Perdagangan Nasional, pengawasan, serta penyidikan.
A. Hukum Dagang.
Landasan yang dapat digunakan dalam hukum dagang adalah:
1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHD)
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)
3. Peraturan Perundang-Undangan Selain KUHD, masih terdapat
beberapa peraturan perundang-undangan lain yang mengatur Hukum
Dagang, diantaranya ;
a) UU No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
b) UU No 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (PT)
c) UU No 7 Tahun 1987 tentang Hak Cipta
d) UU No 5 Tahun 1999 tentang Persaingan Usaha
e) UU No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dsb
Ruang lingkup dari hukum dagang:
 Kontrak bisnis
 Jual beli
 Bentuk-Bentuk Perusahaan.
 Perusahaan Go Public Dan Pasar Modal.
 Penanaman Modal Asing.
 Kepailitan Dan Likuidasi.
 Merger Dan Akuisisi.
 Perkreditan Dan Pembiayaan.
 Jaminan Hutang.
 Surat Berharga.
 Perburuan.
 Hak Atas Kekayaan Intelaktual.
 Anti Monopoli
 Perlindungan Konsumen.
 Keagenan Dan Distribusi.
 Asuransi.
 Perpajakan.
 Penyelesaan Sengketa Bisnis.
 Bisnis Internasional.
 Hukum Pengangkutan (Darat, Laut, Udara Dan Multimoda).
B. Hukum Perniagaan.
Menurut kansil (1986) usaha perniagaan adalah segala usaha kegiatan
baik aktif maupun pasif, termasuk juga segala sesuatu yang menjadi
perlengkapan perusahaan tertentu, guna memperoleh keuntungan. Lebih
lanjut disebutkan bahwa usaha perniagaan, meliputi:
a. benda-benda yang dapat diraba, dilihat serta hak-hak;
b. para langgananan;
c. rahasia-rahasia perusahaan.
Ruang lingkup dari hukum perniagaan:
 Pihak yang terlibat dalam perniagaan
 Kontrak
 Jual beli
 Badan kepemilikan usaha
 Pengangkutan
 Asuransi
 Investasi
 Merger, konsolidasi, dan akuisisi
 Perkreditan dan pembiayaan
 Keagenan dan distribusi
 Penyelesaian sengketa
D. HUKUM EKONOMI
Hukum ekonomi adalah semua tatanan hukum yang tertulis maupun
tidak tertulis untuk mengatur kegiatan serta kehidupan sektor maupun tidak
tertulis untuk mengatur kegiatan serta kehidupan sektor perekonomian yang
ada di suatu negara, baik bersifat privat maupun publik.
Dua aspek dalam hukum ekonomi:
a) Aspek hukum dalam upaya melaksanakan pembangunan
ekonomi guna peningkatan ekonomi nasional secara keseluruhan;
b) Aspek hukum dalam upaya bagi hasil atas pembangunan ekonomi
secara merata bagi semua unsur masyarakat, sebagai bentuk dari menikmati
hasil-hasil pembangunan ekonomi.
Ruang lingkup dari hukum ekonomi, yaitu:
a) hukum ekonomi social
b) hukum ekonomi pembangunan
E. HUKUM BISNIS
Hukum bisnis merupakan semua ketentuan hukum yang bersifat
tertulis maupun lisan, yang mengatur berbagai hak dan kewajiban akibat
dari adanya suatu perjanjian dan perikatan yang terjadi dalam aktivitas
bisnis.
Ruang lingkup dari hukum bisnis, yaitu:
 Kontrak Bisnis;
 System Jual Beli;
 Bentuk Organisasi Bisnis;
 Surat Berharga;
 Pembiayaan Dan Penjaminan;
 Hak Milik Intelektual;
 Lisensi;
 Perizinan Dalam Bisnis;
 Hukum Jaminan;
 Hukum Ketenagakerjaan;
 Hukum Kepailitian;
 Hukum Investasi dan Penanaman Modal;
 Perusahaan Go Public dan Pasar Modal;
 Perlindungan Konsumen;
 Anti Monopoli;
 Merger, Akuisisi, Konsolidasi;
 Hukum Pengangkutan;
 Hukum Asuransi;
 Perpajakan;
 Hukum Perbankan;
 Hukum Tindak Pidana Pencucian Uang;
 Hukum Perdagangan Internasional;
 Penyelesaian Sengketa Bisnis
BAB V
BENTUK ORGANISASI BISNIS
A. PERSEROAN TERBATAS
Menurut Pasal 1 angka 1 UU PT, Perseroan Terbatas, yang
selanjutnya disebut perseroan, adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta
peraturan pelaksanaannya. Modal Perseroan Terbatas (PT) terdiri dari
Modal Dasar, Modal Ditempatkan dan Modal Disetor. Modal tersebut
terbagi atas sekumpulan saham.
 Modal Dasar
 Modal Ditempatkan
 Modal Disetor
Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (“UU PT”), Perseroan Terbatas memiliki 3 (tiga) organ penting
yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi dan Dewan
Komisaris. Ketiga organ ini mempunyai fungsi dan kewenangannya
masing-masing, sebaga berikut:
1. RUPS
2. Direksi
3. Komisaris
B. FIRMA
Berdasarkan Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang,
Persekutuan Firma adalah persekutuan yang diadakan untuk menjalankan
suatu perusahaan dengan memakai nama bersama.Menurut pendapat lain,
Persekutuan Firma adalah setiap perusahaan yang didirikan untuk
menjalankan suatu perusahaan di bawah nama bersama atau Firma sebagai
nama yang dipakai untuk berdagang bersama-sama.
C. PERSEROAN KOMANDITER (CV)
Pengertian CV dijelaskan dalam Pasal 19 Kitab Undang-undang
Hukum Dagang (KUHD). Dalam pasal 19 ayat 1 disebutkan bahwa CV
adalah persekutuan secara melepas uang yang dinamakan persekutuan
komanditer, didirikan antara satu orang atau beberapa sekutu yang tanggung
menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada pihak satu, dan satu
orang atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak lain. Sedangkan pada
pasal 19 ayat 2 berbunyi " Dengan demikian bisalah terjadi suatu
persekutuan itu pada suatu ketika yang sama merupakan persekutuan firma
terhadap sekutu firma di dalamnya dan merupakan persekutuan komanditer
terhadap pelepas uang.
D. PERUSAHAAN PATUNGAN (JOINT VENTURE)
joint venture adalah bentuk gabungan dari beberapa perusahaan dari
berbagai negara yang berkerjasama dan menjadi satu perusahaan untuk
mencapai konsentrasi kekuatan ekonomi dan tanpa melihat besar atau
kecilnya modal. Kepengurusan Joint venture dipimpin oleh Dewan Direktur
yang dipilih oleh para pemegang saham, dan pendiriannya harus
mempunyai bentuk hukum PT (Perseroan Terbatas).
E. KOPERASI
Menurut, UU No 17 Tahun 2012, Koperasi adalah badan hukum yang
didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, untuk
dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal menjalankan
usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi,
sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.
F. BADAN USAHA MILIK NEGARA
Dalam UU No. 19 Tahun 2003 disebutkan bahwa pengertian BUMN
adalah suatu badan usaha dimana modalnya dimiliki oleh pemerintah yang
berasal dari kekayaan negara.
G. YAYASAN
Yayasan merupakan sebuah organisasi atau badan hukum yang
memiliki tujuan dan maksud yang dimana tujuan tersebut bersifat sosial,
keagamaan dan kemanusiaan.
H. PENDAFTARAAN PERUSAHAAN
Perlindungan kepada perusahaan-perusahaan yang menjalankan
usahanya secara jujur dan terbuka merupakan salah satu tujuan utama dari
Undang-undang tentang Wajib Daftar Perusahaan. Adanya Daftar
Perusahaan itu penting untuk Pemerintah guna melakukan pembinaan,
pengarahan, pengawasan dan menciptakan iklim dunia usaha yang sehat
karena Daftar Perusahaan mencatat bahan-bahan keterangan yang dibuat
seeara benar dari setiap kegiatan usaha sehingga dapat lebih menjamin
perkembangan kepastian berusaha bagi dunia usaha. Dikecualikan dari
wajib daftar ialah:
I. SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN
SIUP adalah surat ijin yang diberikan kepada suatu badan usaha untuk
dapat melakukan kegiatan usaha perdagangan. Pelaku usaha atau bisnis
pasti sudah familiar dengan SIUP atau Surat Izin Usaha
Perdagangan. Semua badan usaha, baik milik pribadi maupun kelompok
(UD, CV, PT, Firma, Koperasi, BUMN, dan lainnya) diwajibkan memiliki
SIUP sebagai bukti pengesahan dari bisnis yang dijalankan.
BAB VI
HUBUNGAN-HUBUNGAN BISNIS
Hubungan-hubungan bisnis dilakukan karena mempunyai
kepentingan dan tujuan untuk saling mencari keuntungan satu sama lain.
Tujuan lain seperti untuk mempercepat proses pemasaran produknya ke
masyarakat luas. Ada juga yang bertujuan membantu pihak lain karena tidak
diizinkannya pihak lain memasarkan produknya di suatu negara. Namun ada
pula yang melakukannya karena ketidakmampuannya untuk berbisnis,
ataupun masalah permodalannya.
1. Agen
Agen adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak
sebagai perantara untuk dan atas nama prinsipal berdasarkan perjanjian
untuk melakukan pemasaran tanpa melakukan pemindahan hak atas fisik
barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai oleh prinsipal yang
menunjuknya.
2. Waralaba
Sebuah metode untuk melakukan bisnis, yaitu suatu metode untuk
memasarkan produk atau jasa ke masyarakat. Secara spesifik metode ini
adalah konsep pemasaran., dan waralaba diartikan sebagai suatu sistem
pemasaran atau sistem usaha untuk memasarkan produk atau jasa tertentu.
Karakteristik:
1. Harus ada suatu perjanjian (kontrak) tertulis.
2. Adanya pelatihan dalam segala aspek bisnis yang akan
dimasukinya.
3. Diperbolehkan eroperasi dengan menggunakan nama/ merek
dagang, format dan atau prosedur yang dimiliki.
4. Adanya investasi yang berasal dari sumber dananya sendiri atau
dengan dukungan sumber dana lain.
5. Waralabae berhak secara penuh mengelola bisnisnya sendiri.
6. Fee dan atau royalti kepada franchisor atas pendapatannya.
7. Berhak memperoleh daerah pemasaran tertentu dimana ia adalah
satu-satunya pihak yang berhak memasarkan barang atau jasa yang
dihasilkannya.
3. Bangun Guna Serah ( Build, operate and transfer)/ BOT
Menurut Keputusan Menteri keuangan Nomor : 248/KMK.04/1995
tanggal 2 juni 1995, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan bangun guna
serah adalah suatu bentuk perjanjian kerja sama yang dilakukan antara
pemegang hak atas tanah dengan investor, yang menyatakan bahwa
pemegang hak atas tanah memberikan hak kepada investor untuk mendirikan
bangunan selama masa perjanjian bangun guna serah (BOT), dan
mengalihkan kepemilikan bangunan tersebut kepada pemegang hak atas
tanah setelah masa bangun guna serah berakhir.
4. Penggabungan Perseroan Terbatas (Joint Venture)
Merupakan usaha bersama yang mencakup semua jenis kerja
sama. Istilah joint venture juga sering dinyatakan dengan istilah lain seperti
foreign collaboration, International Enterprise, dsb. Dan ada dua jenis Joint
Venture yaitu:
1. Joint venture yang tidak melaksanakan penggabungan modal,
sehingga kerja sama tersebut hanya terbatas pada know-how yang dibawa
kedalam joint venture.
2. Jenis kedua adalah joint venture yang ditandai oleh partisipasi
modal.
Secara teoretis joint venture terbagi menjadi konsolidasi, merger dan
akuisisi. Konsolidasi adalah bergabungnya dua atau lebih suatu badan usaha
menjadi suatu badan usaha baru. Merger berarti penggabungan beberapa
badan usaha, dimana sampai saat ini peraturan mengenai merger hanya ada
untuk usaha di bidang perbankan saja. Dan akuisisi adalah pengambilalihan
suatu badan usaha oleh badan usaha lain dengan tetap menggunakan nama
badan usaha lama. Dari keempat model penggabungan usaha tersebut tentu
saja akan mempunyai akibat aspek hukum yang berbeda yang dapat dilihat
dalam pasal 102-109 UU No. 1 tahun 1995 tentang perseroan terbatas.
BAB VII
KONTRAK BISNIS
Perjanjian diatur dalam pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum
Perdata (KUH Perdata), yaitu “suatu perbuatan yang mana satu orang atau
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”. Ada
beberapa asas yang dapat ditemukan dalam kontrak bisnis, asas-asas umum
dalam perjanjian meliputi:
a. Asas Kebebasan Berkontrak
b. Asas Konsensualitas
c. Asas Pacta Sunt Servanda
d. Asas Iktikad Baik
e. Asas Personalia
Untuk mengetahui apakah suatu perjanjian adalah sah atau tidak sah,
maka perjanjian tersebut harus diuji dengan beberapa syarat. Terdapat 4
syarat keabsahan kontrak yang diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata, yang
merupakan syarat pada umumnya, sebagai berikut
1. Adanya kesepakatan kehendak (Consensus, Agreement)
2. Wenang / Kecakapan berbuat menurut hukum (Capacity)
3. Obyek / Perihal tertentu
4. Kausa yang diperbolehkan / halal / legal
Atau ada pula agar suatu kontrak dapat dianggap sah oleh hukum,
haruslah memenuhi beberapa persyaratan yuridis tertentu. Terdapat 4
persyaratan yuridis agar suatu kontrak dianggap sah, sebagai berikut:
 Syarat sah yang obyektif berdasarkan pasal 1320 KUH Perdata
a) Objek / Perihal tertentu
b) Kausa yang diperbolehkan / dihalalkan / dilegalkan
 Syarat sah yang subjektif berdasarkan pasal 1320 KUH Perdata
a) Adanya kesepakatan dan kehendak
b) Wenang berbuat
 Syarat sah yang umum di luar pasal 1320 KUH Perdata
a) Kontrak harus dilakukan dengan I’tikad baik
b) Kontrak tidak boleh bertentangan dengan kebiasaan yang berlaku
c) Kontrak harus dilakukan berdasarkan asas kepatutan
d) Kontrak tidak boleh melanggar kepentingan umum
 Syarat sah yang khusus
a) Syarat tertulis untuk kontrak-kontrak tertentu
b) Syarat akta notaris untuk kontrak-kontrak tertentu
c) Syarat akta pejabat tertentu (selain notaris) untuk kontrak-
kontrak tertentu
d) Syarat izin dari pejabat yang berwenang untuk kontrak-kontrak
tertentu
Pasal 1381 KUH Perdata menyebutkan ada 10 cara hapusnya
perikatan yaitu :
1. Pembayaran 6. Percampuran hutang g
2. Penawaran 7. Musnahnya barang yang
3. Pembayaran tunai terutang
diikuti dengan 8. Pembatalan perikatan
penitipan 9. Berlakunya syarat batal
4. Pembaharuan hutang 10. Daluwarsa
5. Perjumpaan hutang
Penyelesaian Sengketa Dalam Kontrak Bisnis
Penyelesaian sengketa di bidang kontrak dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu:
(1) melalui pengadilan, dan
(2) di luar pengadilan, Apabila mengacu ketentuan Pasal 1 ayat (10)
Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 maka cara penyelesaian sengketa
melalui ADR dibagi menjadi lima cara, yaitu:
1. Konsultasi
2. Negosiasi
3. Konsiliasi, atau
4. Penilaian ahli.
Kontrak merupakan kesepakatan para pihak yang dituangkan dalam
bentuk tertulis tentang suatu perbuatan hukum, serta kontrak tersebut
mengikat para pihak layaknya undang-undang. Kontrak yang dibuat para
pihak dibedakan menjadi dua macam yaitu kontrak yang berdimensi
nasional dan kontrak yang berdimensi internasional (choice of law sebagai
pembedanya)
BAB VIII
TRANSAKSI DALAM BISNIS

A. JUAL BELI
Pengertian jual beli menurut KUHPerdata pasal 1457 adalah suatu
perjanjian dengan mana pihak yang satu menikatkan dirinya untuk
menyerahkan suatu benda dan pihak lain membayar harga yang telah
dijanjikan. Secara umum, ada dua pihak yang terlibat dalam aktivitas jual
beli yaitu:
a. Pihak penjual
b. Pihak pembeli
B. TUKAR MENUKAR
Menurut Pasal 1451 KUH Perdata, tukar menukar merupakan suatu
persetujuan, dengan mana kedua belah pihak mengikatkan dirinya untuk
saling memberikan suatu barang secara bertimbal balik sebagai suatu ganti
barang lainnya.
C. SEWA MENYEWA
Menurut Pasal 1548 KUHPerdata Sewa Menyewa ialah
suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk
memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari sesuatu barang,
selama suatu waktu tertentu dengan pembayaran sesuatu harga, yang oleh
pihak tersebut belakangan itu disanggupi pembayarannya.
Terdapat beberapa unsur penting yaitu:
Perjanjian, Dalam Pasal 1313 KUHPerdata, secara tegas diatur bahwa
Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Rumusan dalam
Pasal 1313 KUHPerdata tersebut mengatur bahwa Perjanjian itu harus
memenuhi unsur-unsur:
1. Suatu Perbuatan : Perbuatan harus diartikan sebagai perbuatan hukum,
dimana perbuatan tersebut menimbulkan akibat hukum
2. Antara sekurang-kurangnya 2 (dua) orang
3. Perbuatan tersebut melahirkan perikatan di antara pihak-pihak yang
berjanji tersebut
Perjanjian dapat dikatakan sah dan mengikat harus memenuhi 4 (empat)
syarat mutlak, hal ini sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1320
KUHPerdata, yaitu:
1. kesepakatan para pihak,
2. kecakapan untuk membuat suatu Perjanjian
3. suatu hal tertentu,
4. suatu sebab yang halal.
Dan sebagaimana ketentuan dalam Pasal 1338 KUHPerdata, setiap
Perjanjian yang dibuat secara sah akan berlaku sebagai Undang-undang bagi
mereka yang membuatnya
BAB IX
SURAT BERHARGA
Surat berharga merupakan sebuah dokumen yang diterbitkan oleh
penerbitnya sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah
uang sehingga berfungsi sebagai alat bayar yang di dalamnya berisikan
suatu perintah untuk membayar kepada pihak-pihak yang memegang surat
tersebut , baik pihak yang diberikan surat berharga oleh penerbitnya ataupun
pihak ketiga kepada siapa surat berharga tersebut dialihkan, secara yuridis
adalah sebagai berikut:
1. Sebagai alat pembayaran
2. Sebagai alat pemindahan hak tagih (karena dapat diperjualbelikan).
3. Sebagai Surat Legitimasi (Surat Bukti Hak Tagih)
Dilihat dari segi fungsinya , ada 3 macam surat berharga :
1. Surat yang bersifat hukum kebendaaan (zakenrechtelijke papieren)
2. Surat tanda keanggotaan dari persekutuan (lidmaatschaps papieren)
3. Surat tagihan hutang (schuldvorderingspapieren)
Surat wesel
Dasar hukum wesel diatur dalam Pasal 100 sampai dengan Pasal 173
KUH Dagang, yang menentukan syarat formal bagi suatu wesel.
Pihak-pihak yang terdapat dalam wesel
Dalam hukum wesel, dikenal beberapa pihak, yaitu orang-orang yang
terlibat dalam lalu lintas pembayaran dengan surat wesel.
1. Penerbit
2. Tersangkut
3. Akseptan.
4. Pemegang Pertama.
5. Pengganti.
6. Endosan,
Surat Sanggup
Dasar hukum surat sanggup adalah pasal 174 sampai pasal 177 KUHD
Adapun syarat syarat formal dari promes adalah sebagai berikut:
1. Memuat kata : “surat sanggup” atau “Promes atas” (kepada)
pengganti.
2. Kesanggupan tidak bersyarat untuk membayar
sejumlah uang tertentu
3. Penunjukkan hari bayarnya
4. Penetapan di mana pembayaran harus terjadi
5. Nama orang yang kepadanya atau kepada orang lain yang
ditunjuk oleh, pembayaran harus dilakukan
6. Tanggal dan tempat surat sanggup ditandatangani
7. Tanda tangan orang yang mengeluarkan surat sanggup
(penandatangan)
Cek
Cek dalah surat perintah dari nasabah, dalam hal ini pemilik dana
pada rekening giro (current account), kepada tertarik, dalam hal ini bank,
untuk membayar tanpa syarat sejumlah dana kepada pemegang pada saat
diunjukkan, yang berfungsi sebagai alat pembayaran tunai.
Setiap cek, berdasarkan Pasal 178 KUHD, harus berisikan:
1. Nama dan nomor cek;
2. Nama bank tertarik;
3. Perintah bayar tanpa syarat;
4. Nama penerima dana atau atas pembawa;
5. Jumlah dana dalam angka dan huruf;
6. Tempat pembayaran harus dilakukan;
7. Tempat dan tanggal penarikan cek;
8. Tanda tangan penarik.
Berdasarkan Pasal 182 KUHD dan dikaitkan dengan mekanisme
pengalihannya cek dapat dibagi menjadi:
1. Cek atas unjuk
2. Cek atas nama
3. Cek atas bawa
BAB X
LEMBAGA PEMBIAYAAN DAN PENJAMINAN
Lembaga pembiayaan merupakan lembaga keuangan, namun jika
dilihat lembaga pembiayaan ini berberda dengan lembaga keuangan.
Lembaga pembiayaan dalam menjalankan fungsinya lebih menekankan
pada fungsi pembiayaan, yaitu dalam bentuk penyediaan dana atau barang
modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.
Sedangkan lembaga keuangan lebih menekankan pada fungsi keuangan,
yaitu jasa keuangan pembiayaan dan jasa keuangan bukan pembiayaan.
Menurut Perpres No. 84/PMK.012/2006, perusahaan pembiayaan
adalah badan usaha di luar Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang
khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang
usaha Lembaga Pembiayaan.
Kegiatan usaha perusahaan pembiayaan meliputi :
1. Sewa Guna Usaha (Leasing)
Istilah lain dari Sewa Guna Usaha yaitu “leasing”, dimana leasing itu
berasal dari kata lease (inggris) yang berarti menyewakan. Menurut
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing), leasing
adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik
secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna
usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh Lessee selama
jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Sedangkan
Barang modal adalah setiap aktiva tetap berwujud, termasuk tanah
sepanjang di atas tanah tersebut melekat aktiva tetap berupa bangunan
(plant), dan tanah serta aktiva dimaksud merupakan satu kesatuan
kepemilikan, yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dan
digunakan secara langsung untuk menghasilkan atau meningkatkan, atau
memperlancar produksi dan distribusi barang atau jasa oleh Lessee. Barang
modal pada hal ini berdasarkan pada pasal 11 UU PPh Nomor 36 Tahun
2008 tentang Pajak Penghasilan.
2. Anjak Piutang (Factoring)
Factoring atau Anjak Piutang menurut Perpres
No. 9 Tahun 2009 adalah Anjak kegiatan pembiayaan dalam
bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek suatu Perusahaan
berikut pengurusan atas piutang tersebut. Menurut Kasmir dalam "Bank
dan Lembaga Keuangan lainnya" (2002) menjelaskan bahwa anjak
piutang atau yang lebih dikenal dengan factoring adalah perusahaan yang
kegiatannya melakukan penagihan atau pembelian atau pengambilalihan
atau pengelolaan hutang piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau
pembayaran tertentu dari perusahaan (klien). Kemudian pengertian anjak
piutang menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 125/KM.013/1988
tanggal 20 Desember 1988 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta
pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari
transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.
3. Usaha Kartu Kredit
Menurut Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009, Usaha Kartu
Kredit adalah kegiatan pembiayaan untuk pembelian barang dan/atau jasa
dengan menggunakan kartu kredit, Sedangkan pengertian kartu kredit
sendiri menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/52/PBI/2005, Kartu
Kredit adalah Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu yang dapat
digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari
suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan dan/atau untuk
melakukan penarikan tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu
dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer atau penerbit, dan pemegang kartu
berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada
waktu yang disepakati baik secara sekaligus (charge card) ataupun secara
angsuran.
4. Pembiayaan Konsumen
Menurut Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009, Pembiayaan
Konsumen (Consumers Finance) adalah kegiatan pembiayaan untuk
pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran
secara angsuran. Selain itu pengertian lainnya Pembiayaan konsumen
adalah suatu pinjaman atau kredit yang diberikan oleh suatu perusahaan
kepada debitur untuk pembelian barang dan jasa yang akan langsung
dikonsumsikan oleh konsumen, dan bukan untuk tujuan produksi atau
distribusi. Perusahaan yang memberikan pembiayaan diatas, disebut
perusahaan pembiayaan konsumen.
5. Perusahaan Modal Ventura
Menurut Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009, Perusahaan Modal
Ventura adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan/ penyertaan
modal ke dalam suatu Perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan.
Sebagai pasangan usahanya untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk
penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi,
dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha. Investasi
modal ventura ini biasanya memiliki suatu resiko yang tinggi, meskipun
resiko yang dihadapi tinggi, pihak modal ventura mengharapkan suatu
keuntungan yang tinggi pula dari penyertaan modalnya berupa capital gain
atau deviden.

Anda mungkin juga menyukai