Anda di halaman 1dari 8

3 Isi Paket Kebijakan Ekonomi Tahap Pertama Jokowi

Jokowi mengumumkan paket kebijakan tahap pertama September 2015 di istana Negara.
Hadir dalam acara pengumuman itu Ketua OJK Muliaman D Hadad, Gubernur BI Agus
Martowardojo, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro,
Mentan Amran Sulaiman, Mendag Thomas Lembong, dan Seskab Pramono Anung.
INI PAKET EKONOMI 1 JOKOWI
1. Mendorong daya saing industri nasional melalui deregulasi, debirokrasi, penegakan
hukum dan kepastian usaha. Jokowi mengatakan ada 89 peraturan yang dirombak dari
154 peraturan yang masuk ke tim.
2. Mempercepat proyek strategis nasional, menghilangkan berbagai hambatan, sumbatan
dalam pelaksanaan dan penyelesaian proyek strategis nasional. antara lain
penyederhanaan izin tata ruang dan penyediaan lahan, percepatan pengadaan barang
dan jasa pemerintah, serta deskrisi dalam hambatan masalah hukum. Pemerintah juga
memperkuat peranan kepala daerah untuk melakukan dan memberikan dukungan
percepatan proyek strategis nasional.
3. Meningkatkan investasi di sektor properti. Menurut Jokowi pemerintah mendorong
pembangunan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan membuka
peluang investasi yang lebih besar di properti. Paket kebijakan ekonomi I memang
bertujuan untuk menggerakan sektor riil kita yang akhirnya memperkuat pondasi
perekonomian kita ke depan.
RINCIAN PAKET EKONOMI I
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menyebutkan bahwa
sedikitnya ada 10 kebijakan turunan dari paket kebijakan ekonomi jilid II tahap 1 yang telah
diumumkan Presiden Joko Widodo kemarin (9/9/2015).

Pertama, memperkuat pembiayaan ekspor melalui National Interest Account (NIA),


dimana Menteri keuangan memberikan penugasan khusus kepada Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk menyalurkan kredit murah ke proyekproyek

terpilih.

Komite

ini

yang

anggotanya

berasal

dari

beberapa

kementerian/lembaga, menurut Menko Perekonomian, akan bertugas memastikan


pelaksanaan National Interest Account berjalan efektif. Proyek yang terpilih harus
memenuhi kriteria, ada 6246 kriteria.

Kedua, menetapkan harga baru gas untuk industri tertentu di dalam negeri. Dalam
beberapa kesempatan sebelumnya, Mantan Gubernur BI itu menyebutkan pemerintah
akan menurunkan harga gas untuk industri.

Ketiga, terkait pengembangan kawasan industri, yang akan diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Menteri Perindustrian.

Keempat, memperkuat fungsi ekonomi koperasi dengan menerbitkan Peraturan


Menteri Koperasi dan UKM. Arah kebijakan ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan

permodalan

serta

menjadikan

koperasi

sebagai trading

house UMKM. Koperasi sebagai trading house ini bertujuan untuk mendukung
UMKM dalam memproduksi barang kebutuhan masyarakat, industri, dan ekspor
termasuk menciptakan produk-produk ekonomi kreatif yang mampu berdaya saing di
level lokal, nasional maupun internasional. Adapun manfaat yang diberikan misalnya,
koperasi tidak lagi jadi rancu fungsinya antara fungsi ekonomi dan fungsi sosial, tetapi
berubah dengan kuatnya fungsi ekonomi koperasi menjadi mitra utama usaha mikro
kecil dan menengah di daerah.

Sedangkan kebijakan kelima hingga ketujuh adalah simplifikasi perizinan


perdagangan, serta simplifikasi visa kunjungan dan aturan pariwisata.

Kedelapan adalah konversi bahan bakar untuk nelayan, dari solar ke elpiji. Kebijakan
ini bertujuan untuk menekan biaya transportasi nelayan ketika menangkap
ikan. Sebagai ilustrasi, jelas darmin, setiap kali berlayar nelayan rata-rata
membutuhkan uang sebesar Rp 207 ribu untuk membeli 30 liter solar (dengan asumsi
harga per liter Rp 6.900). Dengan menggunakan konverter untuk elpiji, nantinya
nelayan bisa berhemat sekitar Rp 144.900 untuk sekali berlayar mengingat biaya
untuk membeli elpiji jauh lebih murah, yakni sekitar Rp 62.100 untuk perbandingan
volume yang sama dengan 30 liter solar.

Kebijakan kesembilan menyangkut soal stabilitas harga komoditi pangan, khususnya


daging sapi. Pemerintah akan memperluas cakupan perdagangan dan negara asal
impor sapi maupun daging sapi. Diversifikasi asal impor sapi ini diharapkan dapat
menciptakan harga sapi atau daging sapi yang lebih kompetitif, serta memberikan
kemudahan bagi pemerintah untuk melakukan stabilisasi pasokan dan harga daging
sapi. Sedangkan untuk melindungi masyarakat berpendapatan rendah, pemerintah

akan meningkatkan intensitas penyaluran beras untuk masyarakat sejahtera (Rastra),


dari 12 kali menjadi 14 kali pada tahun ini.

Kebijakan kesepuluh atau yang terakhir adalah kebijakan dalam rangka menggerakkan
ekonomi pedesaan. Pemerintah pusat akan mengupayakan percepatan pencairan dana
desa serta mengarahkan penggunaan dana tersebut untuk membangun infrastruktur
dan

irigasi

desa. Untuk

akan menerbitkan Surat

mempercepat

Kesepakatan

pencairan

Bersama

dana

(SKB)

desa,

tiga

Pemerintah

menteri

untuk

menyederhanakan prosedur. Ketiga menteri yang akan menandatangani SKB tersebut


adalah Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi; serta Menteri Keuangan.
Secara umum, paket kebijakan ekonomi jilid II tahap 1 yang dirilis Jokowi ini berfokus
pada tiga hal besar, yakni mendorong daya saing industri, mempercepat proyek-proyek
strategis nasional, dan

mendorong investasi di sektor properti. Untuk poin pertama,

pemerintah menyebutnya sebagai kebijakan deregulasi, di mana terdapat 89 peraturan yang


dirombak karena dinilai menghambat daya saing industri.

Isi Paket Kebijakan Ekonomi Tahap Kedua Jokowi


Berbeda dengan Paket Kebijakan Ekonomi I yang meliputi banyak regulasi, kali ini
Presiden Joko Widodo mengarahkan paket kebijakan ekonominya untuk fokus pada upaya
meningkatkan investasi. Bentuk upaya ini berupa deregulasi dan debirokratisasi peraturan
untuk mempermudah investasi, baik penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun

penanaman modal asing (PMA).


Inilah isi lengkap kebijakan ekonomi tahap II Presiden Jokowi:
1. Kemudahan Layanan Investasi 3 Jam Untuk menarik penanaman modal, terobosan
kebijakan yang akan dilakukan adalah memberikan layanan cepat dalam bentuk
pemberian izin investasi dalam waktu tiga jam di Kawasan Industri. Dengan
mengantongi izin tersebut, investor sudah bisa langsung melakukan kegiatan investasi.
Regulasi yang dibutuhkan untuk layanan cepat investasi 3 jam ini adalah Peraturan
Kepala BKPM dan Peraturan Pemerintah mengenai Kawasan Industri serta Peraturan
Menteri Keuangan.
2. Pengurusan Tax Allowance dan Tax Holiday Lebih Cepat Setelah dalam 25 hari
syarat dan aplikasi dipenuhi, pemerintah mengantongi keputusan bahwa investasi
tersebut dapat menerima tax allowance atau tidak. Sedangkan untuk tax holiday,
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memutuskan pengesahannya maksimun 45
hari setelah semua persyaratan dipenuhi.
3. Pemerintah Tak Pungut PPN Untuk Alat Transportasi Kebijakan tersebut
termaktub regulasi yang telah terbit, Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 2015
tentang impor dan penyerahan alat angkutan tertentu dan penyerahan jasa kena pajak,
terkait angkutan tertentu yang tidak dipungut PPN. Pemerintah akan memberikan
insentif berupa tidak memungut PPN untuk beberapa alat transportasi, terutama adalah
galangan kapal, kereta api, pesawat, dan termasuk suku cadangnya
4. Insentif fasilitas di Kawasan Pusat Logistik Berikat Dengan adanya pusat logistik,
maka perusahaan manufaktur tidak perlu impor dan tidak perlu mengambil barang dari
luar negeri karena cukup mengambil dari gudang berikat. Rencananya hingga
menjelang akhir tahun akan ada dua pusat logistik berikat yang siap beroperasi, yakni
di Cikarang terkait sektor manufaktur dan di Merak terkait BBM. "Kita ingin dengan
PP ini, daya saing kita untuk pusat logistik berikat bisa diperkuat dan makin banyak
pusat logistik berikat yang beroperasi di Indonesia," kata Bambang Brodjonegoro
Menteri Keuangan.
5. Insentif pengurangan pajak bunga deposito Insentif ini berlaku terutama eksportir
yang berkewajiban melaporkan devisa hasil ekspor (DHE) ke Bank Indonesia. DHE
disimpan dalam bentuk deposito 1 bulan, tarifnya akan diturunkan 10 persen, 3 bulan
maka menjadi 7,5 persen, 6 bulan menjadi 2,5 persen dan di atas 6 bulan 0 persen. Jika
dikonvert ke rupiah, maka tarifnya 1 bulan 7,5 persen, 3 bulan 5 persen, dan 6 bulan

langsung 0 persen.
6. Perampingan Izin Sektor Kehutanan Izin untuk keperluan investasi dan produktif
sektor kehutanan akan berlangsung lebih cepat. Saat ini Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan mengeluarkan sebanyak 14 izin. Dalam paket kebijakan tahap
dua, proses izin dirampingkan menjadi 6 izin . Perampingan ini melibatkan revisi 9
peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Komentar Beberapa Ahli Ekonomi Mengenai Paket Kebijakan Ekonomi


Jokowi Jilid I
Tri Mardjoko mengemukakan bahwa tujuan deregulasi pemerintah lewat paket
ekonomi I dan II adalah untuk memulihkan dan meningkatkan kegiatan industri atau utilisasi
kapasitas industri, dan menghilangkan distorsi yang membebani konsumen. Selain itu,

deregulasi dimaksudkan juga untuk mempercepat penyelesaian gap daya saing industri, dan
menciptakan inisiatif baru sehingga industri nasional mampu bertahan di pasar domestik dan
berekspansi ke pasar global.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF),
Enny Sri Hartati mengatakan yang harus dilakukan pemerintah

Pertama kali yaitu memulihkan daya beli masyarakat. Harus ada upaya stabilisasi
harga kebutuhan pokok dengan memperkuat lembaga buffer stock, mengefisiensikan
jalur distribusi kebutuhan pokok dari produsen ke konsumen. Juga optimalkan
program-program jaminan sosial yang tepat sasaran, ujar Enny di Kantor Indef,
Jakarta, Rabu (2/9/2015).

Kedua, pemerintah harus melakukan upaya untuk mendorong efektifitas stimulus


fiskal. Caranya, pemerintah harus meningkatkan peran fiskal, memfokuskan belanja
pemerintah yang memberikan dampak langsung pada peningkatan daya beli.
Fokus pemerintah tidak hanya pada infrastruktur seperti jalan raya, jalan tol,
pelabuhan, tetapi juga orientasi menengah-panjang seperti pembangunan infrastruktur
yang berdampak pada peningkatan produktivitas seperti pembangunan irigasi, waduk,
konektivitas desa-kota, lanjutnya.

Ketiga, pemerintah harus berkoordinasi dengan otoritas moneter dalam rangka


stabilisasi nilai tukar rupiah, seperti mengoptimalkan masuknya devisa hasil skspor
(DHE) serta melakukan pelonggaran pengetatan likuiditas.

Keempat, pemerintah harus mendorong bergeraknya sektor riil dengan percepatan


penyediaan infrastruktur dasar, seperti penyediaan listrik dan sarana transportasi.
Pemerintah juga harus meningkatkan iklim investasi melalui debirokratisasi perizinan,
pemberian insentif fiskal melalui tax holiday dan tax allowance, dan memperbesar
skema pendanaan bagi sektor UMKM. Juga memberikan subsidi dan insentif bagi
sektor pertanian, perikanan dan kelautan. Pengunaan produk-produk dalam negeri,
ujar Enny.

Para

pengusaha

yang

tergabung

dalam Asosiasi

Pengusaha

Indonesia

(Apindo)

menyampaikan roadmap pada presiden dan wakil presiden terpilih periode 2014-2019 Joko
Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Berisi permasalahan dan langkah-langkah yang mesti
dilakukan olehJokowi-JK pada masa pemerintahannya.

Hal pertama, kesiapan pemerintah ke depan untuk bekerja dalam ekonomi sulit.

Penduduk naik 11 juta, angkatan kerja 8-10 juta. Logistik luar biasa tinggi biayanya.
Sumber daya baik tapi jauh ketinggalan jauh dari negara lain. Pertumbuhan bagus tapi
biaya tinggi. Transaksi berjalan tekanan defisit. Kemiskinan turun tapi yang rentan
banyak. Ekonomi dunia melemah, jelasnya Jakarta, Kamis (18/9/2014).

Hal kedua, Indonesia mesti naik kelas menuju masyarakat menengah atas.
Tumpuannya perbaikan infrastruktur, kepastian hukum, otonomi daerah.

Tiga, perlunya penciptaan lapangan kerja selama 5 tahun, adapun untuk setiap
tahunnya 3 juta lapangan pekerjaan.

Empat, menjaga stabilitas makro dan ruang fiskal. Pertama adalah mencipta ruang
fiskal tanpa itu tidak bisa. Tim road map menyarankan memotong subsidi konsumsi
BBM, menaikan harga Rp 3000 per liter liter. Akan hemat Rp 17 triliun 2014 dan Rp
150 triliun di tahun 2015, tutur dia.

Lima, menurutnya perlu perbaikan infrastruktur. Caranya dengan meningkatkan


anggaran 1,5 persen dari produk domestik bruto.

Enam, kepastian kontrak energi meliputi beberapa prioritas seperti kontrak migas,
kepastian biodiesel dan harga keekonomian listrik.

Tujuh, peningkatan produksi dan merespon permintaan pangan dengan cepat. Kalo
dilakukan 11 provinsi kita produksi beras meningkat 15 persen, teknologi pengeringan
di 22 provinsi dengan padi yang sama mendapat beras lebih besar. Teknologi bibit,
pendampingan petani, ungkapnya.

Delapan, melakukan reindustrialisasi. Dia mengatakan mesti mengubah mindset


saudagar menjadi industrialis.

Sembilan, revolusi jasa. Menurutnya Indonesia menderita kultur jasa yang lemah.
Maka dari itu perlu adanya transformasi menuju pusat industri jasa.

Sepuluh perbaikan pada sektor keuangan. Dia menuturkan sektor keuangan selama ini
tidak berpihak pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pemerintah buka
akses ini dengan membentuk bank pembangunan mikro kecil menengah, lanjut dia.

Sebelas, berhubungan dengan tenaga kerja. Menurutnya tenaga kerja mesti


menyesuaikan dengan jumlah penganggur lalu dipindah ke tempat yang memiliki
produktivitas tinggi.

Dua belas, perlu adanya kepastian hukum. Kata dia negara adalah produk hukum,

maka tim road map membuat rekomendasi hukum.

Tiga belas, menjadikan pemerintah daerah menjadi pusat layanan publik. Pemerintah
daerah bukan berurusan kedaulatan.

Ke empat belas adanya perbaikan informasi rakyat, kita bekerja patuh pada sistem,
sistem intensif, kepemimpinan yang baik, tukas dia.
Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Anwar Nasution menilai, kondisi

ekonomi Indonesia mirip dengan krisis keuangan di periode 1997-1998. Untuk keluar dari
masalah tersebut, pemerintah Joko Widodo (Jokowi) perlu merombak kebijakan pemerintah
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Kita ini punya masalah serius, di mana pertumbuhan ekonomi terus menurun, rupiah
melemah. Ini menggambarkan ada masalah, khususnya di sektor perbankan dan utang luar
negeri swasta, ujar Anwar di Jakarta, Rabu (8/7/2015).
Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) ini mengakui saat krisis moneter melanda
Indonesia pada 1997, kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) perbankan meningkat,
dan ketidakmampuan swasta membayar utang luar negeri.
Utang pemerintah terkontrol, yang bermasalah utang luar negeri swasta. Harga
komoditas yang anjlok, tingkat suku bunga naik dan pelemahan kurs rupiah mengakibatkan
sektor swasta enggak bisa bayar utang. Akhirnya banyak kredit macet mengganggu likuiditas
perbankan. Jadi kondisinya persis sama dengan 1997, tegas dia.
DAFTAR PUSTAKA
http://m.tempo.co/read/news/2015/09/29/092705027/ini-isi-lengkap-paket-kebijakanekonomi-jokowi-tahap-dua
http://vibiznews.com/2015/09/10/ini-dia-10-kebijakan-turunan-paket-ekonomijokowi-jilid-ii-tahap-1/
http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/09/09/167749/ini-3-isi-paket-kebijakanekonomi-tahap-pertama-jokowi
http://www.pejabatpublik.com/wp/page/3/
https://kuliahparel.wordpress.com/2015/09/10/jurus-jokowi-atasi-masalah-ekonomi/
https://marurinahime.wordpress.com/tag/paket-kebijakan-ekonomi/

Anda mungkin juga menyukai