Program Pascasarjana
Program Studi : Magister Ilmu Hukum Semester 2
Nama : Setiyana Ahmad Supangkat SH NPM 178040060
Mata Ujian : Kapita Selekta Hukum Bisnis Ruang Ujian 303
Hari/Tanggal : Sabtu/ 19 Januari 2019 No. Absen -
Dosen Penguji : Dr. H. Aang Achmad, S.H., M.H Tanda Tangan
......................................
1. E-Commerce
Sebutkan dan jelaskan tentang pengertian, manfaat, dasar hukum dan karakteristik dari
Electronic Commerce Transaction /KDE?
Jawaban:
Pengertian E-Commerce
Definisi E-Commerce menurut Laudon & Laudon (1998), E-Commerce adalah suatu proses
membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari perusahaan
ke perusahaan dengan computer sebagai perantara transaksi bisnis.
Definisi menurut Onno. W. Purbo: E-Commerce merupakan satu set dinamis teknologi,
aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas
tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelavanan, dan informasi
yang dilakukan secara elektronik.
Definisi dari E-Commerce menurut Kalakota dan Whinston (1997) dapat ditinjau dalam 3
perspektif berikut:
Manfaat E-Commerce
Manfaat dari E-Commerce kiranya dapat dilihat dari beberapa sudut pandang berikut:
a. Manfaat Bagi Pelaku Bisnis
Halaman 1 dari 15
Kemudahan dalam aktivitas jual beli
Memangkas biaya pemasaran
Kemudahan dalam berkomunikasi dengan konsumen dan produsen
Dapat menjangkau target market yang lebih luas
Penyebaran informasi lebih mudah dan cepat
Proses pembayaran menjadi lebih mudah dan cepat
Karakteristik E-Commerce
Berikut beberapa karateristik atau ciri dari perdagangan E-commerce:
c. Transaksi Anonim
Karakteristik lain dari e-commerce adalah transaksi yang terdapat dalam ecommerce
merupakan transaksi anonim. Pembeli dan penjual dalam transaksi ecommerce tidak
harus bertemu. Selain itu penjual tidak harus mengetahui nama
pembeli sepanjang pembayaran dapat diotorisasi oleh penyedia sistem
pembayaran yang biasanya dilakukan oleh penyedia jasa kartu kredit.
Halaman 2 dari 15
Akibatnya dari anonimitas tersebut adalah sulitnya untuk melacak tempat
pembeli berada.
d. Produk Digital
Karakteristik lain dari transaksi e-commerce adalah jenis barang yang dijual
dalam transaksi e-commerce merupakan produk atau jasa yang diubah
bentuknya dalam format digital (digitized) yang bisa di download oleh pembeli
secara elektronik melalui internet.
g. Pelaku Transaksi E-Commerce bisa berupa Business to Business (B2B) dan Business to
Consumer (B2C).
B2B adalah aliansi bisnis antara penjual dan pembeli dalam rangkaian sistem,
yaitu masing-masing sistem informasi internal perusahaan bersambung dengan
sistem informasi internal perusahaan yang lain. Sedangkan B2C adalah transaksi
antara penjual dan pembeli dengan penjualan langsung melalui jaringan
internet. Transaksi B2C umumnya kecil karena sifatnya adalah pengecer
langsung ke konsumen.
Objek pajak merupakan sumber pendapatan yang dikenakan pajak. Sedangkan Subjek pajak
merupakan perorangan atau badan yang ditetapkan menjadi subjek pajak. Untuk masing-
masing jenis pajak mempunyai Subjek dan Objek pajak serta Dasar Hukum tersendiri,
setidaknya terdapat 6 Jenis Pajak yang dikenakan sebagai berikut:
Halaman 3 dari 15
Subjek pajak PPh terdiri dari tiga yaitu orang pribadi, badan dan warisan. Subjek pajak
tersebut juga digolongkan menjadi dua yaitu subjek pajak dalam negeri dan subjek
pajak luar negeri. Sedangkan Objek PPh merupakan setiap penghasilan yang diterima
atau diperoleh wajib pajak.
Halaman 4 dari 15
• bunga deposito dan tabungan-tabungan lainnya;
• penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya di bursa efek;
• penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah dan atau bangunan, serta
• penghasilan tertentu lainnya, pengenaan pajaknya diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Subjek PPN adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP) atau pengusaha yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak
berdasarkan Undang-Undang PPN. Namun, untuk pengusaha kecil yang batasannya
ditetapkan oleh Menteri Keuangan masih belum termasuk, kecuali pengusaha kecil
tersebut memilih dikukuhkan sebagai PKP.
Pada prinsipnya semua barang dan jasa merupakan objek PPN, karena PPN dikenakan
atas konsumsi barang dan atau jasa di dalam Daerah Pabean. Namun demikian, dengan
pertimbangan ekonomi, sosial dan budaya, ada barang dan jasa tertentu yang tidak
dipungut serta dikecualikan dari pengenaan PPN dan dibebaskan dari pungutan PPN.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 36 tahun 2008, Pajak Pertambahan Nilai dikenakan
atas:
1) Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha. Yang termasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena Pajak
adalah:
a) Penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian;
b) Pengalihan Barang Kena Pajak oleh karena suatu perjanjian sewa beli dan
perjanjian leasing;
c) Penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang perantara atau melalui juru
lelang
d) Pemakaian sendiri dan atau pemberian cuma-cuma atas Barang Kena Pajak
e) Persediaan Barang Kena Pajak dan aktiva yang menurut tujuan semula tidak
untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan,
sepanjang Pajak Pertambahan Nilai atas perolehan aktiva tersebut menurut
ketentuan sepanjang Pajak Pertambahan Nilai atas perolehan aktiva tersebut
menurut ketentuan dapat dikreditkan;
f) Penyerahan Barang Kena Pajak dari Pusat ke Cabang atau sebaliknya dan
penyerahan Barang Kena Pajak antar Cabang;
g) Penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi.
Halaman 5 dari 15
c. Subjek dan Objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Dasar Hukum
Undang-undang No. 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan
Subjek pajak PBB adalah orang atau badan yang secara nyata memiliki status atas bumi
dan bangunan, memperoleh manfaat atas bangunan.
Objek pajak PBB berikut ini:
1) Bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman, serta
laut wilayah Indonesia, dan tubuh bumi yang ada di bawahnya.
2) Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam/dilekatkan secara tetap pada
tanah dan/atau perairan. Termasuk dalam pengertian bangunan adalah jalan
lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan seperti hotel, pabrik, dan
emplasemennya, dan lain-lain yang merupakan satu kesatuan dengan kompleks
bangunan tersebut.
3) Jalan tol.
4) Kolam renang.
5) Tempat olahraga.
6) Galangan kapal, dermaga.
7) Taman mewah.
8) Tempat penampungan / kilang minyak, air dan gas, pipa minyak.
9) Fasilitas lain yang memberikan manfaat
d. Subjek dan Objek Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
Dasar Hukum
BPHTB diatur dalam UU No. 21 Tahun 1997 dan telah diubah dengan UU No. 20 Tahun
2000 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
Subjek Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah orang pribadi atau badan
yang memperoleh hak atas suatu tanah dan bangunan. Subjek yang berkewajiban untuk
membayar pajak disebut wajib pajak BPHTB.
Sedangkan yang termasuk dalam objek BPHTB meliputi:
1) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) adalah pajak yang dikenakan
atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan.
2) Perolehan Hak atas Tanah dan atau Bangunan adalah perbuatan atau peristiwa
hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan atau bangunan oleh
orang pribadi atau badan.
3) Hak atas tanah adalah hak atas tanah termasuk hak pengelolaan, beserta bangunan
di atasnya sebagaimana dalam undang-undang nomor 5 tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4) Yang menjadi objek pajak BPHTB adalah perolehan hak atas tanah dan atau
bangunan, perolehan hak atas tanah dan atau bangunan
5) Pemindahan hak karena :
6) Jual beli
7) Tukar-menukar
8) Hibah
9) Hibah waris
10) Waris
11) Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya
12) Perpisahan hak yang mengakibatkan peralihan
Halaman 6 dari 15
13) Penunjukkan pembeli dalam lelang
14) Pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap
15) Penggabungan usaha
16) Peleburan usaha
17) Pemekaran usaha
18) Hadiah.
19) Pemberian hak baru karena :
Pelanjutan pelepasan hak,
Diluar pelepasan hak.
Halaman 7 dari 15
d) Cek dan bilyet giro dengan harga nominal berapa pun.
b) Pajak Kabupaten/Kota
(6) Pajak Hotel
(7) Pajak Restoran
(8) Pajak Hiburan
(9) Pajak Reklame
(10) Pajak Penerangan Jalan
(11) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
(12) Pajak Parkir
(13) Pajak Air Tanah
(14) Pajak Sarang Burung Walet
(15) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
(16) Pajak Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
Pengadilan Pajak diatur dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan
Pajak. Pasal 2 UU No. 14 Tahun 2002 menentukan bahwa :
“Pengadilan Pajak adalah badan peradilan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman bagi
Wajib Pajak atau penanggung Pajak yang mencari keadilan terhadap Sengketa Pajak”.
Dari ketentuan tersebut, maka secara normatif yuridis Pengadilan Pajak merupakan
pelaksanaan kekuasaan kehakiman yang berwenang untuk menyelesaikan sengketa
perpajakan. Pasal 1 angka 5 UU No. 14 Tahun 2002 menentukan bahwa :
“Sengketa Pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak
atau penanggung Pajak dengan pejabat yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan yang dapat diajukan Banding atau Gugatan kepada Pengadilan Pajak berdasarkan
peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk Gugatan atas pelaksanaan penagihan
berdasarkan Undang-Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa”.
Halaman 8 dari 15
3. PKPU dan Pengadilan Niaga : Pailit
Sebutkan dan jelaskan tentang Pailit, Kepailitan, Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang,
dasar Hukum serta proses Lembaga Pengadilan Niaga?
Jawaban:
Pailit
Pengertian Pailit dapat dilihat dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004
tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UU KPKPU) yang
mengatur syarat debitur dapat dinyatakan pailit yaitu:
“ Debitor yang mempunyai dua atau lebih Kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya
satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan
Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih
kreditornya.”
Kepailitan
Definisi Kepailitan dalam Pasal 1 angka 1 UU KPKPU yaitu:
“ Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan
pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas
sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini. “
Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang (PKPU)
PKPU adalah sebuah cara yang digunakan oleh debitur maupun kreditur dalam hal debitur
atau kreditur menilai debitur tidak dapat atau diperkirakan tidak akan dapat lagi
melanjutkan pembayaran utang-utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih,
dengan maksud agar tercapai rencana perdamaian (meliputi tawaran pembayaran sebagian
atau seluruh utang kepada kreditur) antara debitur dan kreditur agar debitur tidak perlu
dipailitkan (sebagaimana Pasal 222 UU KPKPU jo. Pasal 228 ayat [5] UU KPKPU).
Menurut pendapat ahli Munir Fuady mengatakan bahwa yang dimaksud dengan penundaan
pembayaran utang (Suspension of Payment atau Surseance van Betaling) adalah suatu masa
yang diberikan oleh undang-undang melalui putusan hakim niaga di mana dalam masa
tersebut kepada pihak kreditur dan debitur diberikan kesempatan untuk memusyawarahkan
cara-cara pembayaran seluruh atau sebagian utangnya, termasuk apabila perlu untuk
merestrukturisasi utangnya tersebut.
Halaman 9 dari 15
c. Lembaga Penjamin Simpanan
UU No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan, berupa :
1) Sengketa dalam proses likuidasi.
2) Tuntutan pembatalan segala perbuatan hukum bank yang mengakibatkan
berkurangnya aset atau bertambahnya kewajiban bank, yang dilakukan dalam
jangka waktu 1 (satu) tahun sebelum pencabutan izin usaha.
2. Pengadilan Niaga;
Pengadilan Niaga adalah pengadilan khusus yang berada di lingkungan pengadilan
umum, mempunyai tugas dan kewenangan sebagaimana disebutkan dalam
Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Pembayaran, dalam Pasal 300 menyatakan bahwa: Pengadilan Niaga mempunyai
tugas memeriksa dan memutus permohonan pernyataan pailit dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang, berwenang pula memeriksa dan memutus perkara
lain di bidang perniagaan yang penetapannya dilakukan dengan Undang-Undang.
Halaman 10 dari 15
tersebut. Penyelesaian sengketa sepenuhnya dikontrol oleh para pihak, sifatnya
informal, yang dibahas adalah berbagai aspek, tidak hanya persoalan hukum
saja. Negosiasi merupakan komunikasi dua arah yang dirancang untuk mencapai
kesepakatan pada saat kedua belah pihak memiliki berbagai kepentingan yang
sama maupun yang berbeda atau dapat diartikan juga bahwa negosiasi ialah
proses tawar-menawar untuk mencapai kesepakatan dengan pihak lain melalui
proses interaksi, komunikasi yang dinamis dengan tujuan untuk mendapatkan
penyelesaian atau jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi oleh
kedua belah pihak
b) Mediasi,
Pengertian mediasi adalah penyelesaian sengketa dengan dibantu oleh pihak
ketiga (mediator) yang netral/tidak memihak. Peranan mediator adalah sebagai
penengah (yang pasif) yang memberikan bantuan berupa alternatif-alternatif
penyelesaian sengketa atau hanya sebagai fasilitator saja untuk selanjutnya
ditetapkan sendiri oleh pihak yang bersengketa. Dalam Peraturan Mahkamah
Agung No. 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, mediasi
diberikan arti sebagai cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan
untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator.
Peran mediator hanya membantu para pihak mencari berbagai kemungkinan
penyelesaian sengketa dengan cara tidak memutus atau memaksakan
pandangan atau penilaian atas masalah-masalah selama proses mediasi
berlangsung.
c) Konsiliasi,
Konsiliasi adalah penyelesaian sengketa dengan intervensi pihak ketiga
(konsiliator), dimana konsiliator lebih bersifat aktif, dengan mengambil inisiatif
menyusun dan merumuskan langkah-langkah penyelesaian, yang selanjutnya
ditawarkan kepada para pihak yang bersengketa. Jika pihak yang bersengketa
tidak mampu merumuskan suatu kesepakatan, maka pihak ketiga mengajukan
usulan jalan keluar dari sengketa. Meskipun demikian konsiliator tidak
berwenang membuat putusan, tetapi hanya berwenang membuat rekomendasi,
yang pelaksanaanya sangat bergantung pada itikad baik para pihak yang
bersengketa sendiri.
Konsiliasi merupakan lanjutan dari mediasi. Mediator berubah fungsi menjadi
konsiliator. Dalam hal ini konsiliator menjalankan fungsi yang lebih aktif dalam
mencari bentuk-bentuk penyelesaian sengketa dan menawarkannya kepada
para pihak. Jika para pihak dapat menyetujui, solusi yang dibuat konsiliator akan
menjadi resolution.
d) Konsultasi,
Konsultasi adalah suatu tindakan yang bersifat “personal” antara suatu pihak
tertentu (klien) dengan pihak lain yang merupakan pihak konsultan, dimana
pihak konsultan memberikan pendapatnya kepada klien sesuai dengan
keperluan dan kebutuhan kliennya.
e) Penilaian Ahli.
Penilaian ahli merupakan cara penyelesaian sengketa oleh para pihak dengan
meminta pendapat atau penilaian ahli terhadap perselisihan yang sedang terjadi
Halaman 11 dari 15
3. Penyelesaian Sengketa Secara Online (Online Dispute Resolution/ODR);
Adalah suatu kemungkinan berupa inovasi cara penyelesaian sengketa transaksi
perdagangan atau bisnis secara elektronis yang dilakukan melalui media internet,
dalam arti bahwa proses penyelesaiannya dilakukan oleh para pihak yang berada
dalam wilayah lintas batas negara (borderless) tanpa harus bertemu muka (face to
face), Pada dasarnya, ODR sama seperti penyelesaian sengketa konvensional
lainnya, perbedaannya terletak pada medianya yang menggunakan media Internet
(International Network).
Online Despute Resolution adalah cabang dari penyelesaian sengketa (negosiasi,
mediasi, arbitrase) yang inovatif dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi untuk memfasilitasi penyelesaian sengketa antara pihak dengan prinsip
due process (penegakan hukum yang adil).
Penggunaan ODR terutama pada transaksi elektronik dimana para pihak berada
pada jarak yang jauh, meliputi sengketa personal, antar negara, baik diluar
pengadilan maupun dalam pengadilan. Manfaat dari ODR diantaranya adalah
menawarkan penyelesaian yang lebih efisien untuk kasus-kasus yang tidak mudah
untuk dijangkau.
Kemungkinan prosedur ODR ini terdapat Pasal 65 (5) Undang-Undang Nomor 7
tahun 2014 tentang Perdagangan, yang menyatakan:
Pasal 65 (5)
Dalam hal terjadi sengketa terkait dengan transaksi dagang melalui sistem
elektronik, orang atau badan usaha yang mengalami sengketa dapat
menyelesaikan sengketa tersebut melalui pengadilan atau melalui mekanisme
penyelesaian sengketa lainnya.
b) Mediasi Online
Perbedaan antara mediasi online dan mediasi offline yaitu bahwa dalam
mediasi online, dunia nyata (real space) digantikan oleh dunia virtual atau
dunia maya (cyberspace), Terdapat 3 (tiga) jenis mediasi online, yaitu:
Halaman 12 dari 15
menemukan sendiri penyelesaian bagi sengketa yang dihadapinya.
Penyelesaian sengketa jenis ini dilakukan oleh online resolution;
c) Arbitrase Online
Arbitrase juga dapat dilakukan secara online, hal ini sebagaimana yang
tercantum dalam pasal 4 ayat (3) Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999
tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa:
Pendapat terkait dengan Lembaga Penyelesaian Sengketa yang lebih cocok untuk dunia
bisnis saat ini.
Jika memperhatikan bisnis atau perdagangan saat ini yang lebih banyak menggunakan media
eletronis dikarenakan lebih efektif dan efisien sehingga besar kemungkinan akan
menggantikan bisnis atau perdagangan yang bersifat konvensional, maka penyelesaian
sengketa yang lebih cocok menggunakan arbitrase secara online, pilihan terbaik untuk
arbitrase adalah dikarenakan mempunyai beberapa kelebihan dalam praktiknya, antara lain:
a. Hukum acara lebih fleksibel serta masih dalam koridor Hukum yang ada
Prosedur penyelesaian sengketa melalui arbitrase didasari oleh Hukum Acara Perdata
dan Undang-Undang Arbitase. Namun, setiap lembaga arbiter atau majelis arbiter atau
arbiter boleh menggunakan prosedur yang sesuai dengan kepentingan para pihak. Hal
itu membuat para pihak lebih memilih arbitrase dibanding persidangan di pengadilan
yang cenderung lama dan proses beracara yang kaku.
Halaman 13 dari 15
c. Kemungkinan bagi para pihak tetap menjalin bisnis
Walau tidak selalu menghasilkan win win solution, setidaknya dalam perkara beberapa
perkara contohnya bagi perusahaan yang memiliki sengketa dengan perusahaan milik
pemerintah, dapat dicapai suatu putusan yang memberikan kepastian hukum ketika
timbul dispute karena perbedaan penafsiran. Sehingga, dalam beberapa kasus arbitrase,
hubungan bisnis antara klien dengan pihak lawan, atau counter part, tetap terjalin
dengan baik dan kontrak kerjasama masih berlanjut.
Sedangkan pilihan bersifat online karena efisiensi waktu dalam prosesnya, dimana tidak
harus bertemu bertatap muka (non face to face) sehingga dapat menekan biaya biaya proses
arbitrase dimaksud.
5. Waralaba/Franchise
Jelaskan tentang pengertian Waralaba/Franchise, Franchistor, Franchisee, Dasar Hukumnya
di Indonesia, Jenis-jenis waralaba di Indonesia dan di Luar Negeri yang berkembang dan
terkenal saat ini?
Jawaban:
Pengertian Waralaba
Waralaba jika dalam bahasa Inggris yaitu dari kata “Franchising” dan jika dalam bahasa
Francis yaitu “Franchise”, Merupakan hubungan bisnis atau usaha antara pemilik merek,
produk maupun sistem operasioal dengan pihak kedua yang berupa pemberian izin dari
pemakaian merek, produk dan sistem operasional dalam jangka waktu yang telah di
tentukan sebelumnya.
Atau definisi lain dari waralaba adalah bentuk kerjasama bisnis atau usaha dengan memakai
prinsip kemitraan, sebuah perusahaan yang sudah mapan baik itu dari segi sistem
manajemennya, keuangannya maupun dari marketingnya serta adanya merek dari produk
perusahaan yang sudah dikenal oleh masyarakat luas, dengan perusahaan ataupun individu
yang memakai merek dari produk maupun sistem tersebut itulah yang disebut dengan
waralaba.
Menurut Munir Fuady, Franchise atau sering disebut juga dengan istilah waralaba adalah
suatu cara melakukan kerjasama dibidang bisnis antara 2 (dua) atau lebih perusahaan,
dimana 1 (satu) pihak akan bertindak sebagai franchisor dan pihak yang lain sebagai
franchisee, di mana di dalamnya diatur bahwa pihak - pihak franchisor sebagai pemilik suatu
merek dari know - how terkenal, memberikan hak kepada franchisee untukmelakukan
kegiatan bisnis dari atas suatu produk barang atau jasa, berdasar dan sesuai rencana
komersil yang telah dipersiapkan, diuji keberhasilannya dan diperbaharui dari waktu ke
waktu, baik atas dasar hubungan yang eksklusif atau pun noneksklusif, dan sebaliknya suatu
imbalan tertentu akan dibayarkan kepada franchisor sehubungan dengan hal tersebut.
Pengertian Franchisor
Franchisor adalah suatu badan usaha atau orang yang mempunyai konsep, merek dan
produk yang dimana franchisor menguasai, mengembangkan serta memberikannya melalui
kontrak perjanjian. Jadi singkatnya Franchisor dapat dikatakan sebagai pemilik merek atau
produsen.
Halaman 14 dari 15
Pengertian Franchisee
Franchisee adalah badan usaha atau orang yang mendapatkan hak untuk menproduksi
konsep dari franchisor yang dimana franchisee terikat dengan kontrak atau perjanjian yang
telah di sepakati sebelumnya. Franchisee berkomitmen untuk menghormati setiap konsep,
spesifikasi dan peraturan dari Franchisor. Jadi singkatnya Franchisee dapat dikatakan sebagai
suatu perusahaan independen Franchisor (produsen). Franchisee, memberikan kontribusi
keuangan/finansial, baik secara langsung dan tidak langsung, metode dan teknik komersial,
prosedur, dan lian sebagainya.
Jenis-Jenis Waralaba
Adapun jenis dari waralaba dapat dibagi menjadi 2 (dua), yang diantaranya sebagai berikut
ini:
a. Waralaba luar negeri – jenis waralaba ini paling banyak disukai, sebab sistemnya yang
sudah jelas, merek produknya sudah diterima oleh masyarakat dunia dan dirasakan jauh
lebih bergengsi dari pada yang lainnya.
Contoh KFC, Texas Fried Chicken, Mc. Donald, A & W, Wendyis, Pepsi , Coca Cola.
b. Waralaba dalam negeri – jenis ini menjadi salah satu pilihan investasi bagi orang yang
mempunyai keinginan untuk menjadi seorang pengusaha akan tetapi tidak memiliki
atau masih kurang akan pengetahuan mengenai usaha ini yang disediakan oleh pemilik
waralaba (Franchisor).
Contoh : Kebab Baba Rafi, Donat Jco, Es Teller 77, Rumah Makan Bumbu Desa, Pecel
Lele Lela, Alfamart, ayam goreng CFC.
***
Halaman 15 dari 15