Nomor 36/G/2017/PTUN-SRG
Penggugat :
ADI ROPIYADI, kewarganegaraan Indonesia, beralamat di Kp. Cikumbueun
RT 001/001, Desa Cikumbueun, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten
Pandeglang, Provinsi Banten, pekerjaan Wiraswasta.
Tergugat :
CAMAT MANDALAWANGI, berkedudukan di Jalan Raya Pandeglang Pari
KM 14 Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Objek Sengketa :
Surat Keputusan (SK) Camat mandalawangi Kabupaten Pandeglang Provinsi
Banten tentang Surat Keputusan tentang Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang Nomor:
140/Kep.32-kec.Mdl/2017, tertanggal 28 Agustus 2017.
Kepentingan Penggugat
Penggugat memiliki kepentingan terhadap Surat Keputusan (SK) Camat
Mandalawangi Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tentang Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan Mandalawangi Kabupaten
Pandeglang Nomor: 140/Kep.32-kec.Mdl/2017 tertanggal 28 Agustus 2017.
Dengan turunannya Surat Keputusan Bersama Panitia Bersama Panitia
Pemilihan Kepala Desa Cikumbueun Penanggung Jawab Pemilihan, dan
Panitia Pemilihan Tingkat Kecamatan Nomor: 01/KEP/PANBER/X/2017,
tentang Penetapan Para Calon Kepala Desa Cikumbueun yang Berhak/Tidak
Berhak mengikuti Pemilihan Kepala Desa Cikumbueun Kecamatan
Mandalawangi Kabupaten Pandeglang, yang menyatakan bahwa Penggugat
tidak berhak sebagai Calon Kepala Desa Cikumbueun Kecamatan
Mandalawangi Kabupaten Pandeglang, dimana hal tersebut telah
merugikan kepentingan hukum Penggugat dan Hak Konstitusional
sebagai Warga Negara Indonesia.
Uraian Singkat :
Pada Oktober 2017, Penggugat telah mengajukan diri sebagai Calon
Kepala Desa Cikumbueun Kecamatan Mandalawangi dengan melengkapi
berkas-berkas syarat Calon Kepala Desa sesuai Undang-Undang dan telah
mendapat Lembar Ceklis Kelengkapan dan dinyatakan telah lengkap secara
administratif. Kemudian pada 17 Oktober 2017, Penggugat mengikuti proses
seleksi penilaian kemampuan. berdasarkan Surat Keputusan Bersama Panitia
Bersama Panitia Pemilihan Kepala Desa Cikumbueun Penanggung Jawab
Pemilihan, dan Panitia Pemilihan Tingkat Kecamatan Nomor:
01/KEP/PANBER/X/2017, Penggugat dinyatakan tidak berhak untuk
mengikuti Pemilihan Calon Kepala Desa Cikumbueun Kecamatan
Mandalawangi Kabupaten Pandeglang.
Setelah mengetahui dinyatakan tidak berhak mencalonkan sebagai
Calon Kepala Desa, penggugat meminta penjelasan dan transparansi dari
proses seleksi kemampuan bakal calon kepada panitia Pelaksana Pemilihan
Kepala Desa Cikumbueun, namun pihak Panitia tidak memberikan jawaban
atas permohonan tersebut Berdasarkan aturan-aturan Perundang-Undangan
dan Peraturan turunannya dalam Proses Pemilihan Kepala Desa, maka
kewenangan membentuk Tim Panitia Pemilihan Kepala Desa ditentukan oleh
Badan Permusyawaratan Desa (BPD), oleh sebab itu, dengan adanya SK
Panitia yang diterbitkan oleh Camat Mandalawangi, dapat dikatakan perbuatan
tersebut merupakan suatu pelanggaran atas ketentuan Pelaksanaan Proses
Pemilihan Kepala Desa di Desa Cikumbueun Kecamatan Mandalawangi
Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten, yang kemudian berakibat hukum
atas proses selanjutnya yaitu terbitnya Surat Keputusan Bersama Nomor:
01/KEP/PANBER/X/2017 tentang Penetapan Para Calon Kepala Desa
Cikumbueun yang Berhak/Tidak Berhak Mengikuti Pemilihan Kepala Desa
Cikumbueun Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang.
Selain itu, Pelaksanaan Ujian Lisan terkait kemampuan akademis
dan kepemimpinan yang dilaksanakan oleh Camat Mandalawangi, Komandan
Rayon Militer Mandalawangi dan Kepala Kepolisian Sektor
Mandalawangi, adalah suatu pelanggaran Undang-Undang dimana posisi TNI
dan Kepolisian telah diatur tugas dan fungsi pokoknya dengan Undang-
Undang Khusus, dan tidak memiliki dasar hukum untuk ikut serta
melakukan Proses Seleksi Kepala Desa. Terbitnya (SK) Camat
mandalawangi tersebut, merupakan pelanggaran atas Asas – Asas Umum
Pemerintahan yang baik yang Baik (AAUPB) menurut penjelasan Pasal 53
UU No.9 Tahun 2004 dengan mengacu pada Undang –Undang Nomor: 28
Tahun 1999, yang terdiri dari azaz kepastian hukum , asas keterbukaan, asas
Proporsionalitas, asas akuntabilitas, asas tertib penyelenggaraan negara dan
asas kepentingan umum.
Selain itu, SK tersebut dapat dikatakan sebagai pelanggaran atas
ketentuan Pasal 53 UU PTUN, meliputi 3 aspek yaitu:
a. Aspek kewenangan, yaitu,meluputi hal berwenang,tidak berwenang atau
melanggart kewenangan.
b. Aspek Substansi/Materi, yaitu meliputi pelaksanaan atau penggunaan
kewenangannya apakah secara materi/substansi telah sesuai dengan
ketentuan-ketentuan hukum atau peraturan Perundang – undangan yang
berlaku.
c. Aspek Prosedural, yaitu apakah prosedur pengambilan keputusan Tata
Usaha Negara yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan dalam
pelaksanaan kewenangan tersebut telahditempuh atau tidak.
1. Eksepsi tentang Pengadilan Tata Usaha Negara Serang tidak berwenang memeriksa,
mengadili dan memutus perkara a quo
2. Eksepsi tentang Gugatan Kabur (Obscuur Libel)
3. Eksepsi tentang Gugatan Prematur
4. Eksepsi tentang Penggugat Kurang Pihak.
Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan eksepsi-eksepsi Tergugat tersebut,
Majelis Hakim perlu mempertimbangkan terlebih dahulu dari segi formal gugatan Penggugat
yakni terkait Hak Gugat atau Legal Standing dari Penggugat. Berdasarkan Ketentuan Pasal
53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang berbunyi: “Orang atau
badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata
Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang yang
berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal
atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi.”
Menimbang, bahwa dari uraian fakta hukum diatas dikaitkan dengan objek sengketa
dalam perkara a quo, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa tidak ada kepentingan
Penggugat yang dirugikan oleh Keputusan Tata Usaha Negara yang menjadi objek sengketa
in casu dikarenakan kepentingan Penggugat baru dirugikan setelah adanya SK Bersama
Panitia Pemilihan Kepala Desa Cikumbueun Penanggung Jawab Pemilihan dan Panitia
Pemilihan Tingkat Kecamatan Nomor: 01/KEP/PANBER/X/2017 Tentang Penetapan Para
Calon Kepala Desa Cikumbueun yang berhak / tidak berhak mengikuti pemilihan Kepala
Desa Cikumbueun Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang yang menyatakan
Penggugat tidak berhak mengikuti pemilihan Kepala Desa Cikumbueun.
Menimbang bahwa oleh karena Gugatan Penggugat telah dinyatakan ditolak maka
mengenai materi eksepsi yang diajukan Tergugat tidak ada urgensinya untuk
dipertimbangkan dan pertimbangan mengenai pokok sengketa juga tidak perlu
dipertimbangkan lagi. Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 107 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Majelis Hakim berpendapat
bahwa terhadap alat bukti berupa bukti-bukti surat lain yang diajukan baik oleh pihak
Penggugat maupun oleh pihak Tergugat tetap dipertimbangkan seluruhnya, akan tetapi
menurut Majelis Hakim tidak dapat menjadi dasar bagi Majelis Hakim untuk menjatuhkan
putusan terhadap perkara a quo dikarenakan tidak ada relevansinya dengan perkara ini,
namun tetap termuat dalam berkas perkara ini dan menjadi satu kesatuan dengan putusan ini.
MENGADILI:
1. Menolak Gugatan Penggugat
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp529.000,00
(Lima Ratus Dua Puluh Sembilan Ribu Rupiah).
ANALISIS