Anda di halaman 1dari 8

KASUS POSISI

--------------Bahwa terdakwa IR. MUHAMMAD ABULEKE Kepala Dinas Pekerjaan dan


Perhubungan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) berdasarkan Surat Keputusan Bupati
Kabupaten SBT Nomor : 03/UP Tanggal 27 Agustus 2004 dan selaku Pengguna Anggaran
berdasarkan Surat keputusan Bupati Kabupaten SBT Nomor : 76/DASK/2006 tanggal 08 Mei
2006, secara sendiri-sendiri atau bersama-sama RIVAI WALEURU, ST dan SUGENG
SISWANTO ( dalam berkas perkara terpisah), pada bulan Mei sampai dengan bulan Desember
2006, atau setidak-tidaknya pada Tahun 2006, bertempat di Kantor Dinas Pekerjaan Umum
dan Perhubungan Kabupaten Seram Bagian Timur melakukan, menyuruh melakukan atau
turut serta melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
yang dapat merugikan Keuangan Negara atau Perekonomian Negara. Perbuatan tersebut
dilakukan dengan cara sebagai berikut :

- Bahwa Dinas Pekerjaan Umum dan perhubungan Kabupaten Seram Bagian Timur sesuai
Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK) pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Seram Timur Tahun Anggaran 2006 mendapat alokasi anggaran untuk
pembangunan Jalan Pasir dan Batu (Sirtu) Lingkar Pulau Gorom Kabupaten Seram Bagian
Timur sebesar Rp. 10.500.000.- (Sepuluh miliar lima ratus juta rupiah).
- Dalam pelaksanaan proyek Jalan Sirtu Lingkar Pulau Gorom berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Seram Bagian Timur Nomor : 01 Tahun 2006 tanggal 4 Mei 2006 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun
Anggaran 2006, terdakwa Ir. MUHAMMAD ABULEKE Kepala Dinas Pekerjaan Umum
dan Perhubungan Kabupaten Seram Bagian Timur selaku Pengguna Anggaran pada tanggal
08 Mei 2006 mengajukan usul pengangkatan RIVAI ALEURU, ST selaku Pengendali
Kegiatan yang adalah Kuasa Pengguna Anggaran dan Bendahara Lingkup Dinas Pekerjaan
Umum dan Perhubungan Tahun 2006, maka dengan Surat No. 62a/DASK/2006 tanggal 08
Mei 2006 Bupati Seram Bagian timur mengangkat RIVAI WALEURU, ST sebagai
Pengendali Kegiatan Proyek Jalan Sirtu Lingkar Pulau Gorom.
- Bahwa sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan proyek Jalan Sirtu Lingkar Pulau Gorom
terdakwa dan RIVAI WALEURU, ST mengusulkan nama-nama Panitia Lelang yang
kemudian ditindak lanjuti dengan pengangkatan Panitia Lelang oleh Bupati Seram Bagian
Timur dengan Surat Keputusan No. 102 / PNT / APBD / 2005 tanggal 16 Juni 2006 dengan
susunan Panitia sebagai berikut :

Ketua : Ir. LA DJUMA ALI


Sekretaris : LALANG SANUSI, SE
Anggota : 1. FAISAL KELILAUW, S.Sos.
2. MOKSEN OHORELA, SP
3. A. LATIEF AREY, S.Ag.

- Pada tanggal 1 Juli 2006 Panitia Lelang melakukan pengumuman lelang Jalan Lingkar
Pulau gorom TA. 2006 pada papan pengumuman Kantor dinas Pekerjaan Umum dan
Perhubungan Kabupaten SBT. Kantor Bupati SBT dan melalui Media Lokal Suara Maluku
serta Media Nasional Suara Pembaharuan.
- Setelah ada Pengumuman Lelang Proyek Jalan Sirtu Lingkar Pulau Gorom TA. 2006
kemudian SUGENG SISWANTO Direktur PT. AZRIEL PERKASA tidak memenuhi
syarat untuk melakukan pekerjaan proyek Jalan Sirtu Lingkar Pulau Gorom TA. 2006 yang
nilainya di atas Rp. 10.000.000.000,00.- (Sepuluh Miliar Rupiah) dan ditolak.karena PT.
AZRIEL PERKASA memiliki kualifikasi B II, sesaui Pasal 9 ayuat (6) ke-3a Keputusan

Erwin Ubwarin, Kasus Posisi Praktek Peradilan Pidana 2021


Dewan Pengurus Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional Nomor : 08 / KPS /
LP / D / I / 2004, yang menyatakan bahwa kualifikasi B II, bagi yang mwmpunyai
kompetensi melaksanakan pekerjaan konstruksi dengan nilai proyek Rp.
1.000.000.000,00.- (satu miliar rupiah) sampai dengan Rp. 10.000.000.000,00.- (Sepuluh
miliar rupiah).
- Bahwa terdakwa bersama-sama RIVAI WALEURU, ST dan SUGENG SISWANTO
Direktur PT. AZRIEL PERKASA melakukan perbuatan melawan hukum, yaitu :

• Meskipun terdakwa mengetahui PT. AZRIEL PERKASA tidak memenuhi syarat untuk
melakukan pakaerjaan proyek Jalan Sirtu Lingkar Pulau Gorom TA. 2006, terdakwa
memanggil RIVAI WALEURU, ST selaku Pengendali Kegiatan dan beberapa orang
Panitia Lelang kemudian memberikan arahan dan meminta agar Proyek Jalan Sirtu Lingkar
Pulau Gorom Tahun Anggaran 2006 tersebut dikerjakan oleh SUGENG SISWANTO
Direktur PT. AZRIEL PERKASA, padahal terdakwa mengetahui bahwa PT. AZRIEL
PERKASA tidak memenuhi kualifikasi B I untuk melakukan pekerjaan dengan nilai
kontrak diatas Rp. 10.000.000.000.- (Sepuluh miliar rupiah) dan hanya memiliki kualifikasi
B II dibawah pekerjaan dengan nilai kontrak Rp. 10.000.000.000.- (Sepuluh miliar
rupiah), seuai dengan asal 9 ayat (6) ke-3a Keputusan Dewan Pengurus Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional Nomor : 08 / KPTS / LP / D / I / 2004, yang
berbunyi : “ Kualifikasi B II, bagi yang mempunyai kompetensi melaksanakan pekerjaan
konstruksi dari Rp. 1.000.000.000,00.- (satu milyar rupiah) sampai dengan Rp.
10.000.000.000,00.- (Sepuluh milyar rupiah).
• Selanjutnya karena PT. AZRIEL PERKASA tidak memenuhi syarat dan ditolak oleh
Panitia Lelang dan sesuai permintaan terdakwa agar Proyek Jalan Sirtu Lingkar Pulau
Gorom Tahun Anggaran 2006 dikerjakan oleh SUGENG SISWANTO, maka kemudian
SUGENG SISWANTO mendatangi JHON SUTANER Direktur PT HANDAYANI
GEMA CITRA untuk meminjam dokumen perusahaan PT HANDAYANI GEMA CITRA
yang mermiliki kualifikasi B I untuk melakukan pekerjaan konstruksi dengan nilai
komtrak proyek diatas Rp. 10.000.000.000.- (sepuluh milyar rupiah), namun JHON
SUTANER menolak, beberapa hari kemudian SUGENG SISWANTO kembali lagi
menemui JHON SUTANER , dengan mengatakan “ Masah sebagai Ketua Gapensi tidak
bisa membantu Anggota “ mendengar perkataan SUGENG SISWANTO tersebut JHON
SUTANER setuju dengan syarat agar dibuatkan Akta Perjanjian Kerja sama di depan
Notaris antara SUGENG SISWANTO dengan JHON SUTANER yamg ditindaklanjuti
sesuai Akta Notaris Nomor : 10 tanggal 11 Agustus 2006 yang isinya antara lain :

- Pihak Pertama Jhon Sutaner Direktur PT. Handayani Gema Citra sebagai perusahaan
utama mewakili serta bertindak untuk dan atas nama kerja sama tersebut menandatangani
Berita Acara Kemajuan / Prestasi Pekerjaan, bahwa Berita Acara penyerahan pertama
dan kedua pekerjaan serta surat-surat lainnya yang ada hubungannya dengan proyek
tersebut.

- Pihak Kedua Sugeng Siswanto Direktur PT. Azriel Perkasa berkewajiban untuk
melaksanakan pekerjaan proyek sampai selesai 100 (seratus) %, berhak menagih dan
menerima uang hasil pembayaran terminnya / angsuran pekerjaan proyek tersebut dengan
surat perintah membayar uang (SPMU). Sepenuhnya bertanggungjawab dan karenanya
menjamin serta melepaskan pihak pertama dari segala tuntutan hukum dan / atau gugatan
dari pihak manapun dan berupa apapun sebagai akibat yang timbul di kemudian hari
karena dilaksanakannya pekerjaan proyek tersebut dan semua keuntungan yang didapat

Erwin Ubwarin, Kasus Posisi Praktek Peradilan Pidana 2021


dan / atau kerugian yang diderita sebagai akibat dari pemberian kuasa ini seluruhnya
adalah menjadi tanggung jawab pihak kedua.

• Selanjutnya SUGENG SISWANTO dengan menggunakan dokumen PT. HANDAYANI


GEMA CITRA mengikuti lelang proyek Jalan Sirtu Lingkar Pulau Gorom dengan
mengajukan penawaran sebesar Rp. 10.409.108.000.- (Sepuluh milyar empat ratus
sembilan juta seratus delapan ribu rupiah) dan dinyatakan sebagai pemenang lelang,
kemudian panitia lelang melaporkan kepada Pengendali Kegiatan dan terdakwa selaku
pengguna anggaran.
• Setelah PT. HANDAYANI GEMA CITRA dinyatakan sebagai pemenang pada tanggal 12
Agustus 2006 dibuat Surat Perjanjian Pekerjaan Pemborongan Nomor :
600/SPPP/APBD/PU-HUB/VIII/2006 tanggal 12 Agustus 2006 yang ditandatangani oleh
RIVAI WALEURU, ST Pengendali Kegiatan sebagai Pihak Pertama dan JHON
SUTANER Direktur PT. HANDAYANI GEMA CITRA sebagai pihak kedua, yang
diketuai dan disahkan opleh terdakwa selaku Pengguna Anggaran.
• Berdasarkan Surat Perjanjian Pekerjaan Pemborongan Nomor : 600/SPPP/APBD/PU-
HUB/VIII/2006 tanggal 12 Agustus 2006 tersebut, SUGENG SISWANTO dengan
menggunakan Perusahaan PT HANDAYANI GEMA CITRA mengajukan Permohonan
Pembayaran Uang Muka Kerja yang ditandatangani tanggal 22 Agustus 2006 sebesar Rp.
2.081.821.600.- (Dua milyar delapan puluh satu juta delapan ratus dua puluh satu ribu enam
ratus rupiah) kepada RIVAI WALEURU, ST Pengendali Kegiatan yang selanjutnya
diteruskan oleh SALEH BALALAUW Bendahara Proyek kepada Kas Daerah Kabupaten
Seram Bagian Timur untuk proses penerbitan Surat Perintah Membayar Uang (SPMU).
• Sebelum SPMU dikeluarkan oleh Kepala Bagian Keuangan Seram Bagian Timur, terdakwa
meminta kepada IBRAHIM SYARIF Kepala Bagian Keuangan Kabupaten Seram Bagian
Timur dan SALEH BALALAUW Bendahara Proyek Jalan Lingkar Sirtu Pulau Gorom agar
SPMU langsung diserahkan kepada SUGENG SISWANTO sebagai dasar pencairan biaya
proyek, padahal terdakwa menyetujui bahwa prosedur penyerahan SPMU yang dikeluarkan
Kepala Bagian Keuangan Pemda Kabupaten Seram Bagian Timur seharusnya diterima oleh
Bendahara Proyek Asli SPMU tersebut digunakan oleh Bendahara Proyek sebagai
Dokumen Laporan Pertanggung jawaban Keuangan Proyek sedangkan foto copy SPMU
tersebut diserahkan Bendahara Proyek kepada pelaksana Pekerjaan Proyek untuk
mengecek ketersediaan dana proyek untuk memenuhi permintaan terdakwa tersebut,
Kepala Bagian Keuangan Pemda Kabupaten SBT menerbitkan SPMU masing-masing :

➢ No. 409/BT/P/2006 tanggal 22 Agustus 2006 sebesar Rp. 2.081.821.600,00.- (Dua


milyar delapan satu juta delapan ratus dua puluh satu ribu enam ratus rupiah) diserahkan
langsung kepada SUGENG SISWANTO untuk pembayaran uang muka kerja proyek
Jalan Sirtu Lingkar pulau Gorom.Sesuai permintaan pembayaran uang muka proyek
yang diajukan oleh SUGENG SISWANTO tanggal 22 Agustus 2006.
➢ No. 926/BT/P/2006 tanggal 18 Oktober 2006 sebesar Rp. 3.426.678.354,00.- (Tiga
milyar empat ratus dua puluh enam juta eanm ratus tujuh puluh delapan ribu tiga ratus
lima puluh empat rupiah) diserahkan langsung kepada SUGENG SISWANTO untuk
pembayaran pekerjaan proyek Jalan Sirtu Lingkar Pulau Gorom termin I dan II. Sesuai
permintaan pembayaran termin I dan II yang diajukam oleh SUGENG SISWANTO
pada tanggal 16 Oktober 2006.

Bertentangan dengan Pasal 10, ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) beserta penjelasan
Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendahaan Negara yang berbunyi Tugas
Kebendaharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) mwliputi kegiatan

Erwin Ubwarin, Kasus Posisi Praktek Peradilan Pidana 2021


Tugas Kebendaharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) meliputi
kegiatan Menerima, Menyimpan, Menyetor, Membayar, Menyerahkan,
Menatausahakan dan Mempertanggung jawabkan Penerimaan / Pengeluaran Uang dan
surat Berharga yang berada dalam penguasaannya.
• Bahwa sesuai perencanaan tehnis dan berdasarkan Surat Perjanjian Pekerjaan
Pemborongan Nomor : 600/SPPP/APBD/PU-HUB/VIII/2006 tanggal 112 Agustus 2006,
pekerjaan Jalan Sirtu Lingkar Pulau Gorom dilakukan dengan item-item dan bagian-bagian
pekerjaan sebagaimana data di bawah ini :

1. PERSYARATAN UMUM
A. PENYEDIAAN LAHAN/TANAH UTK BASE CAMP
1. Persiapan di lokasi pekerjaan LS 17.650.000,00 1,00 17.650.000,00
2. Pembuatan papan nama proyek LS 840.000,00 1,00 840.000,00
3. Pengukuran dan pemasangan -
Bouplank LS 7.500.000,00 1,00 7.500.000,00
4. Pembuatan bangsal kerja /
Direksi keet LS 15.000.000,00 1,00 15.000.000,00
5. Pembersihan terakhir LS 2.350000,00 1,00 2.350000,00

B. PERALATAN / BAHAN (MOBILISASI & DEMOB)


1. Mobilisasi peralatan / demobilisasi LS 239.000.000,00 1,00 239.000.000,00

C. MOBILISASI TAMBAHAN
1. Survey / pengukuran detail LS 25.000.000,00 1,00 25.000.000,00
2. As Built Drawing LS 5.800.000,00 1,00 5.800.000,00
3. Pengaturan/pemeliharaan lalu
Lintas (jemb.darurat) LS 5.500.000,00 1,00 5.500.000,00

II. DRAINASE
1. Galian tanah M3 57.385,63 450,00 25.823.533,50
2. Pasangan batu mortal M3 383.581,87 225,00 86.305.920,75
3.Gorong-gorong kotak pas.Batu
(1,00 m x 1,00 m) M! 4.928.431,94 14,40 70.969.419,91
` 4. Gorong-gorong kotak pas.Batu
(2,00 m x 2,00 m) M! 8.335.693,20 28,80 240.067.964,26

III.DRAINASE
1. Pengupasan tanah/pembersihan
Semak/damija M3 661,12 32.500,00 21.486.515,42
2.Galian tanah biasa M3 66.588,84 12.581,42 837.782.163,00
3.Galian tanah berbatu M3 99.883.26 1.000,01 99.884.258,83
4. Galian untuk konstruksi M3 .928.431,94 2.652,00 129.409.992,00
5. Menbentuk badan jalan dengan
galian tanah M3 5.251,96 195.000,00 1.024.132.821,18

IV.LAPISAN PONDASI BAWAH / PONDASI ATAS


1. Japas / Awcas M2 47.423.351,34 226,93 6.365.759.134,68

V.PEKERJAAN LAIN
A. PENYEDIAAN LAHAN/TANAH UTK BASE CAMP

Erwin Ubwarin, Kasus Posisi Praktek Peradilan Pidana 2021


1. Pasangan Batu M2 646.504,24 398,40 257.567.290,74

- Berdasarkan perencaaan teknis yang dibuat oleh Konsultan Perencanaan EKO


PRAMONO, yang telah disetujui oleh Pengendali Kegiatan Perencanaan Drs. MOKSEN
ALBRAM dan telah pula dilaporkan serta diketahui oleh Ir. MUHAMMAD ABULEKE
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan Kabupaten SBT selaku Pengguna
Anggaran serta Surat Perjanjian Pekerjaan Pemborongan Nomor : 600/SPPP/APBD/PU-
HUB/VIII/2006 tanggal 12 Agustus 2006, pelaksanaan Proyek Jalan Sirtu Lingkar Pulau
Gorom dilakukan dengan menggunakan material Sirtu Kali

Ternyata tidak dilakukan sesuai dengan RAB tersebut di atas, karena :


1. Pekerjaan Persyaratan Umum, terdiri dari :
a. Pembuatan bangsal kaerja/direksi keet, dalam RAB Rp. 15.000.000,00.- (Lima belas
juta rupiah) tidak dikerjakan
b. Pembersihan terakhir, dalam RAB Rp. 2.350.000.- tidak dikerjakan.
c. Survey / pengukuran dalam RAB Rp. 25.000.000.- hanya dilaksanakan 50%, selisih
biaya yang tidak dikerjakan Rp. 12.500.000.-
d. As Built Drawing, dalam RAB Rp. 5.800.000.- tidak dikerjakan
e. Pengaturan / pemeliharaan lalu lintas (jembatan darurat), dalam RAB Rp. 5.500.000.-
hanya dilaksanakan 50%,selisih biaya yang tidak dikerjakan Rp. 2.750.000.-

2. Pekerjaan Drainase, terdiri dari :


a. Galian tanah dalam RAB volume 450 M3 dengan harga satuan Rp. 578.385,63 per M3
= Rp. 25.823.533,50 hanya dikerjakan 250 M3, dengan nilai Rp. 14.346.407.50 terdapat
selisih harga yang tudak dikerjakan sebesar Rp. 11.477.126.- (Sebelas juta empat ratus
tujuh puluh tujuh ribu seratus dua puluh enam rupiah).
b. Pasangan batu mortar, volume 225 M3 dengan harga satuan Rp. 383.581,87 per M3 =
Rp. 86.305.920,75 hanya dikerjakan 125 M3 dengan nilai Rp. 47.947.733,75 terdapat
selisih harga yang dikerjakan Rp. 38.358.187.- (Tiga puluh delapan juta tiga ratus lima
puluh delapan ribu seratus delapan puluh tujuh rupiah)
c. Pembuatan gorong-gorong kotak pasang batu ukuran 2 m x 2 m, volume 28,80 m dengan
harga satuan Rp. 8.335.693,20, = Rp.240.067.964,26 hanya dikerjakan 18 m, dengan
nilai Rp. 150.042.477,60 terdapat selisih harga yang tidak dikerjakan sebesar Rp.
90.025.486,66 (sembilan puluh juta dua puluh lima ribu empat ratus delapan puluh enam
rupiah enam puluh enam sen)

3. Pekerjaan tanah, terdiri dari :


a. Galian tanah berbatu, volume dalam kontrak 1.000 M3 dengan harga satuan Rp.
99.883,26 = Rp. 99.884.258,83, hanya dikerjakan 300 M3 dengan nilai Rp.
29.964.419,91, terdapat selisih harga yang tidak dikrrjakan sebesar Rp. 69.919.280,83,
(Enam puluh sembilan juta sembilan ratus sembilan belas ribu dua ratus delapan puluh
rupiah delapan puluh tiga sen)
b. Galian untuk konstruksi, volume dalam kontrak 2.652 M3 dengan harga satuan Rp.
48.796,00 = Rp. 129.406.992,00 hanya dikerjakan 1.664,16 M3 dengan nilai Rp.
81.204.351,36, terdapt selisih harga yang tidak dikerjakan sebesar Rp. 48.202.640,64,
(Empat puluh delapan juta dua ratus dua ribu enam ratus empat puluh ribu enam puluh
empat sen)

Erwin Ubwarin, Kasus Posisi Praktek Peradilan Pidana 2021


4. Pekerjaan Lapisan Pondasi Bawah dan Atas, volume dalam kontrak 134.226,93 M2 dengan
harga satuan Rp. 47.423,35 = Rp. 6.365.759.134,68 hanya dikerjakan 26.000 M2 dengan
nilai Rp. 1.233.059.100,00 terdapat selisih harga yang tidak dikerjakan sebesar Rp.
5.132.700.034,68, (Lima miliar seratus tiga puluh dua juta tujuh ratus ribu tiga puluh empat
rupiah enam puluh empat sen)

5. Pekerjaan lain-lain, yaitu pasangan batu talud, volume dalam kontrak 398,40 M3 dengan
harga satuan Rp. 646.504,24 = Rp. 257.567.290,74 hanya dikerjakan 250 M3 dengan nilai
Rp. 161.626.060,00, terdapat selisih harga yang t6idak dikerjakan sebesar Rp.
95.941.230,74, (Sembilan puluh lima juta sembilan ratus empat puluh satu ribu dua ratus
tiga puluh rupiah tujuh puluh empat sen)

6. Pekerjaan pembentukan badan jalan volume dalam kontrak 195.500 M3 dengan harga satuan
Rp. 5.251,96 per M3 = Rp. 1.024.132.821,81 hanya dikerjakan Rp. 97.500 M3, terdapat
selisih harga yang tidak dikerjakan Rp. 512.066.721,18 (Lima ratus dua belas juta enam
puluh enam ribu tujuh ratus dua puluh satu delapan belas sen)

7. Dalam perencanaan teknis ditentukan material Sirtu yang digunakan dalam Proyek Jalan
Sirtu Lingkar Pulau Gorom adalah Sirtu kali dengan harga satuan Rp. 162.000,00 per M3
atau Rp. 47.425,35 M2 volume dalam RAB 134.226,93 M2 atau 15.000 M3 = Rp.
6.365.759.134,68, yang diambil dari luar Pulau Gorom dengan biaya angkut Rp. 52.000,00
per M3 = Rp. 780.000.000,00 (Tujuh ratus delapan puluh juta rupiah), tetapi
pelaksanaannya atas permintaan Saudara RIVAI WALEURU,ST Pengendali Kegiatan
selaku selaku Pengendali Kegiatan dan diketahui oleh Terdakwa Ir. MUHAMMAD
ABULEKE Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan Kabupaten SBT selaku
Pengguna Anggaran, menggunakan Sirtu Gunung yang diambil dari sekitar lokasi proyek
tanpa mengeluarkan biaya angkut dari luar pulau Gorom, terdapat selisih harga Rp.
650.000.000,00, dengan jumlah volume yang biaya angkutnya tidak dipakai = 14.600 M3.

• Pada tanggal 7 Desember 2006, meskipun SUGENG SISWANTO mengetahui bahwa


pelaksanaan fisik pekerjaan di lapangan belum mencapai 100% tetapi mengajukan
permohonan pembayaran biaya angsuran termin III dan IV dengan lampiran :
* Laporan kemajuan Pekerjaan Konstruksi telah mencapai 100% ;
* Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pertama (PHO) yang menyatakan bahwa pelaksanaan
fisik pekerjaan telah mencapai 100%

Dalam masing-masing dokumen untuk lampiran tersebut SUGENG SISWANTO telah


memalsukan tanda tangan JHON SUTANER dan cap PT. HANDAYANI GEMA CITRA.

• Terdakwa tanpa melakukan pengecekan terhadap fisik pekerjaan di lapangan sesuai :


* Pasal 9 ayat (3) Kepres No. 80 Tahun 2003 yang antara lain berbunyi ;
a. menyusun perencanan pengadaan barang/jasa ;
b. mengangkat panitia / pejabat pangadaan barang/jasa ;
c. menetapkan paket-paket pekerjaan disertai katentuan mengenai peningkatan penggunaan
produksi dalam negeri dan peningkatan pemberian kesempatan bagi usaha kecil termasuk
koperasi kecil, serta kelompok masyarakat ;
d. menetapkan dan mengesahkan harga perkiraan sendiri (HPS), jadual, tata cara pelaksanaan
dan lokasi pengadaan yang disusun panitia pengadaan ;
e. menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaan panitia/pejabat pengadaan sesuai
kewenangannya ;

Erwin Ubwarin, Kasus Posisi Praktek Peradilan Pidana 2021


f. menetapkan besaran uang muka yang menjadi hak penyedia barang /jasa sesuai ketentuan
yang berlaku ;
g. menyiapkan dan melaksanakan paerjanjian/kontrak dengan pihak penyedia barang/jasa ;
h. melaporkan pelaksanaan /penyelesaian pengadaan barang/jasa kepada pimpinan
instansinya ;
i. mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak ;
j. menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan barang/jasa dimulai.
* Pasal 10 Permendagri No. 13 Tahun 2006 yang berbunyi :
a. melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya ;
b. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran ;
c. mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang
telah ditetapkan ;
d. menandatangani SPM ;
e. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya ;
f. mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya.
menandatangani lampiran permohonan pembayaran biaya angsuran termin III dan IV padahal
terdakwa mengetahui bahwa pekerjaan belum selesai 100%.

• Bahwa setelah SUGENG SISWANTO membuat semua kelengkapan administrasi untuk


proses pencarian dan pembayaran angsuran biaya termin III dan IV proyek jalan sirtu pulau
Gorom, SUGENG SISWANTO membawa permohonan pembayaran biaya proyek tersebut
kepada RIVAI WALEURU, ST berkeberatan untuk menandatangani dengan alsan karena
masih ada kekurangan pekerjaan yang belum diselesaikan. Beberapa hari kemudian terdakwa
Ir. MUHAMMAD ABULEKE Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan Kabupaten
Seram Bagian Timur selaku Pengguna Anggaran meminta kepada RIVAI WALEURU, ST
agar membantu menyelesaikan permohonan Pembayaran biaya angsuran termin III dan IV
yang diajukan oleh SUGENG SISWANTO, maka RIVAI WALEURU, ST selaku Pengendali
Kegiatan menandatangani Berita Acara Pembayaran Biaya Termin II dan IV beserta Berita
Acara Serah Teima Pekerjaan Pertama (PHO), selanjutnya RIVAI WALEURU, ST
menyerahkan kembali Berita Acara Pembayaran termin III dan IV serta Berita Acara Serah
Terima Pekerjaan Pertama (PHO) kepada SUGENG SISWANTO yang kemudian oleh
SUGENG SISWANTO dibawa kepada terdakwa Ir. MUHAMMAD ABULEKE Kepala
Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan Kabupaten Seram Bagian Timur selaku Pengguna
Anggaran unyuk ditandatangani, dan tanpa meneliti kelengkapan dan kebenaran Laporan
Kemajuan Pekerjaan Konstruksi serta Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pertama (PHO)
terdakwa menandatangani dokumen Pengajuan Pembayaran tersebut. Bertentangan dengan
Pasal 9 ayat (5) Kepres No. 80 Tahun 2003, yang berbunyi “ Pengguna barang / jasa
bertanggung jawab dari segi administrasi, fisik, keuangan dan fungsional atas barang/jasa
yang dilaksanakannya.” Dan Pasal 10 Permendagri No. 13 Tahun 2006, yang berbunyi “
Pengguna anggaran melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran.”

• Bahawa berdasarkan permohonan SUGENG SISWANTO dengan lampiran Laporan


Kemajuan Pekerjaan Konstruksi beserta Berita Acara Serah terima Pekerjaan Pertama (PHO)
dan Berita Acara pembayaran termin III dan IV tersebut, maka pada tanggal 11 Desember
2006 dilakukan pembayaran biaya angsuran III dan IV sebesar RP. 3.213.291.640.- (Tiga
miliar dua ratus tiga belas juta dua ratus sembilan puluh satu ribu enam ratus empat puluh
rupiah) kepada SUGENG SISWANTO.

• Bahwa dengan adanya pembayaran biaya termin III dan IV proyek jalan sirtu lingkar pulau
Gorom kepada SUGENG SISWANTO, maka realisasi pembayaran biaya proyek jalan sirtu

Erwin Ubwarin, Kasus Posisi Praktek Peradilan Pidana 2021


lingkar pulau Gorom telah mencapai 95% kurang biaya pemeliharaan sebesar 5%, yang
berarti semestinya pelaksanaan fisik pekerjaan jalan sirtu lingkar pulau Gorom pada saat itu
belum mencapai 100% karena masih banyak bagian-bagian pekerjaan yang belum
diselesaikan.

• Bahwa perbuatan terdakwa Ir. MUHAMMAD ABULEKE Kepala Dinas Pekerjaan Umum
dan Perhubungan Kabupaten Seram Bagian Timur selaku Pengguna Anggaran, bersama
RIVAI WALEURU, ST dan SUGENG SISWANTO telah memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yaitu telah memperkaya SUGENG SISWANTO Direktur PT.
AZRIEL PERKASA sejumlah Rp. 6.687.090.704,00 (Enam miliar enam ratus delapan puluh
tujuh juta sembilan puluh ribu tujuh ratus empat rupiah) dan telah menimbulkan kerugian
keuangan Negara atau perekonomian Negara dalam hal ini Pemerintah kabupaten seram
Bagian Timur sebesar Rp. 6.687.090.704,00 (Enam miliar enam ratus delapan puluh tujuh
juta sembilan puluh ribu tujuh ratus empat rupiah), terdiri dari :

1. Biaya angkut sirtu……………………………………….. = Rp. 650.000.000.-


2. Selisih biaya tidak terealisasi untuk pekerjaan
pembentukan badan jalan……………………………….. = Rp. 512.066.721.-

3. Selisih biaya yang tidak terelealisasi dari pekerjaan


Persyaratan umum :
- pembuatan bangsal/direksi keet……………………………… = Rp. 15.000.000.-
- pembersihan terakhir ………………………………………… = Rp. 2.350.000.-
- survey/ pengukuran …………………………………………… = Rp. 12.500.000.-
- As Built Drawing ……………………………………………… = Rp. 5.800.000.-
- Pengaturan/pemelihaan lalu lintas
(jembatan darurat) …………………………………………… = Rp. 2.750.000.-
Total sebesar ………………………………………………………. = Rp. 38.400.000.-

4. Selisih biaya yang tidak terealisasi dari pekerjaan


Drainase :
- galian tanah ………………………………………………….. = Rp. 11.477.127.-
- pasangan batu mortar ………………………………………. = Rp. 38.358.187.-
- pembuatan gorong-gorong kotak pasang
batu ukuran 2 m x 2 m ……………………………………… = Rp.90.025.486,66
Total sebesar ……………………………………………………... = Rp.139.860.799.-

5. Selisih biaya yang tidak terealisasi dari pekerjaan tanah :


- galian tanah berbatu ………………………………………… = Rp.69.919.280,83
- galian untuk konstruksi ……………………………………... = Rp.48.202.640,64
Total sebesar ……………………………………………………… = Rp.118.121.920.-

6. Pekerjaan Lapisan Pondasi Bawah dan


Pondasi Atas sebesar …………………………………...... =Rp.5.132.700.034,68
7. Pekerjaan Lain-lain sebesar …………………………….. =Rp. 95.941.230,74

Atau sekurang-kurangnya sekitar Rp. 620.927.030,21.- (Enam ratus dua puluh juta sembilan
ratus dua puluh tujuh ribu tiga puluh rupiah dua puluh satu sen) berdasarkan laporan hasil audit
investigasi badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Maluku
Nomor : LHAI-649 / PW25 / 5 / 2007 Tanggal 30 Maret 2007.

Erwin Ubwarin, Kasus Posisi Praktek Peradilan Pidana 2021

Anda mungkin juga menyukai