Anda di halaman 1dari 9

DUPLIK TERGUGAT 1

PERKARA PERDATA NOMOR: 15/Pdt.G/2019/PN.Rkb

Antara
Xu Wenshuai alias Suhe anak dari Fudzan ------------------------------ sebagai Penggugat

Melawan

Kepolisian Daerah Banten (Polda Banten) Cq. Kepolisian Resor Lebak (Polres
Lebak) Cq. Kepolisian Sektor Cibeber (Polsek Cibeber) ------------ sebagai Tergugat

Rangkasbitung, Desember 2019


Kepada Yth.

Ketua Pengadilan Negeri Rangkasbitung

Cq. Majelis Hakim Pemeriksa Perkara


Nomor: 15/Pdt.G/2019/PN.Rkb

di –

Rangkasbitung

Perihal : Duplik Tergugat

Dengan Hormat,

Pekenankan kami yang bertandatangan di bawah ini:


1. MUHAMMAD ENDRO, S.IK. M.H., kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Polri,
Pangkat Komisaris Besar Polisi NRP 71080525 Jabatan Kabidkum Polda Banten;
2. HERIYANTO, S.E. M.H., kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Polri Pangkat Ajun
Komisaris Besar Polisi NRP 62090178 jabatan Advokat Madya 1 Subbidbankum
Bidkum Polda Banten;
3. H. SUNTORO, S.H.M.H. kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Polri, Pangkat
Komisaris Polisi NRP 66040236 jabatan Kaurrapkum Subbdidbankum Bidkum Polda
Banten;

Duplik Tergugat 1
Perkara Perdata Nomor: 15/Pdt.G/2019/PN.Rkb Page 1
4. SAMINO, S.H.M.H., kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Polri, Pangkat Inspektur
Polisi Satu NRP 63070641 Jabatan P.S. Paurrapkum Subbdibankum Bidkum Polda
Banten;
5. TARSICO, S.H.M.H., kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Polri, Pangkat
Inspektur Polisi Dua NRP 83060748, jabatan PS. Paur Sunkum Subbidsunluhkum
Bidkum Polda Banten;
6. JAROT SUDARSONO, S.H.M.H., Kewargenegaraan Indonesia, Pekerjaan Polri,
pangkat Inspektur Polisi Dua NRP 86120033 jabatan PS. Paurbanhatkum
Subbidbankum Bidkum Polda Banten;
7. AGUS NURHIDAYANTO, S.H., kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Polri,
Pangkat Brigadir Polisi Kepala NRP 87081225 jabatan Bamin Subbidbankum
Bidkum Polda Banten.

selaku kuasa hukum Kepolisian Daerah Banten (Polda Banten) cq. Kepolisian Resor
Lebak (Polres Lebak) Cq. Kepolisian Sektor Cibeber (Polsek Cibeber),
berdasarkan surat kuasa khusus nomor……. dan surat perintah Kepala
Kepolisian Daerah Banten Nomor ……… Selanjutnya disebut sebagai
“Tergugat I”;

Dengan ini mengajukan Duplik atas Replik yang diajukan oleh:

Xu Wenshuai alias Suhe, Umur 29 Tahun, Agama Islam, Kewarganegaraan : RRC,


Pekerjaan : dahulu Karyawan Indohong, Beralamat di Kampung Ciladu Desa
Mekarsari Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak, Provinsi Banten,
Selanjutnya disebut sebagai “Penggugat”

Adapun dalil-dalil sebagai berikut:


Bahwa, Tergugat I tegas menolak seluruh dalil-dalil yang dikemukakan oleh Penggugat
sebagaimana yang tertuang dalam gugatannya dan Replik Penggugat, kecuali yang
secara tegas diakui kebenarannya oleh Tergugat I;----------------------------------------------------:

I. Dalam Tanggapan Tergugat I pada Replik Penggugat terhadap Eksepsi Tergugat 1


1. Eksepsi Error in Objecto

Duplik Tergugat 1
Perkara Perdata Nomor: 15/Pdt.G/2019/PN.Rkb Page 2
1.1 Bahwa dalam Replik Penggugat/Penuntut pada halaman 3 dan 4 jelas salah
bahkan keliru membaca Pasal 95 KUHAP yang hanya membaca ayat 3nya
saja. Karena dalam Pasal 95 ayat (4) jo. Ayat 5 KUHAP jelas mengatur
secara spesifik mengenai aturan ganti kerugian yang berbunyi : (4) untuk
memeriksa dan memutus perkara tuntutan ganti kerugian tersebut pada ayat
(1) ketua pengadilan sejauh mungkin menunjuk hakim yang sama yang telah
mengadili perkara pidana yang bersangkutan. (5) Pemeriksaan terhadap
ganti kerugian sebagaimana tersebut pada ayat (4) mengikuti acara
praperadilan.
Dan dalam perkara ini Pengadilan Negeri Rangkasbitung cq. Ketua
Pengadilan Negeri Rangkasbitung tidak mengikuti peraturan yang telah
dibuat. Namun memang sejatinya itu bukanlah salah dari Pengadilan Negeri
Rangkasbitung cq. Ketua Pengadilan Negeri Rangkasbitung namun salah
dari Penggugat/Penuntut cq Kuasa Hukum Penggugat/Penuntut yang tidak
membaca Peraturan Perundang-undangan sehingga salah membedakan
antara Gugatan perdata dan ganti rugi dalam pidana;
1.2 Bahasa dari Penggugat/Penuntut cq Kuasa Hukum Penggugat/Penuntut
dalam repliknya seolah olah dia lebih pintar daripada Tergugat I, namun
faktanya dalam pembuatan gugatan perkara a quo masih saja terdapat
banyak kesalahan bahkan tidak bisa membedakan perkara Perdata
Perbuatan Melawan Hukum dan ganti rugi dalam hal pidana. Dalam hal
perkara Perdata Perbuatan Melawan Hukum terdapat beberapa unsur yang
dapat dikatakan suatu Perbuatan Melawan Hukum yang Terguagt 1 kutip
dari pendapat Munir Fuady pada bukunya berjudul Perbuatan Melawan
Hukum Pendekatan Kontemporer, Perbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
2013, hlm.6, 10-1, yang menjelaskan sebagai berikut:
 Adanya suatu perbuatan;
 Perbuatan tersebut melawan hukum;
 Adanya kerugian bagi korban
Dari Unsur tersebut memang benar bahwa Tergugat I melakukan suatu
perbuatan yaitu melakukan penahanan terhadap Penggugat namun
Perbuatan tersebut tidak lah termasuk perbuatan melawan hukum karena
Tergugat I sebagai Penyidik dapat melakukan Penahanan terhadap
Duplik Tergugat 1
Perkara Perdata Nomor: 15/Pdt.G/2019/PN.Rkb Page 3
Tersangka/Penggugat sebagaimana diatur dalam pasal 8 dan pasal 13 Kitab
Undang – Undang Hukum Acara Pidana serta melaksanakan kewenangan
yaitu melakukan penahanan sebagaimana diatur pasal 20 Kitab Undang –
Undang Hukuma Acara Pidana. Penahanan tersebut telah sesuai dengan
SOP yang berlaku;
1.2 Bahwa memang kata tuntutan mempunyai sinonim dengan kata gugatan,
namun sebagai Kuasa Hukum Penggugat/Penuntut seharusnya dapat
menggunakan kata lazim dalam persidangan apalagi Kuasa Hukum
Penggugat/Penuntut sering beracara di persidangan. Karena dalam
persidangan tidak boleh ada kata yang bersifat ambigu yang dapat
menggugurkan suatu perkara, apalagi dalam persidangan perdata tidak
mengenal tuntutan yang ada hanyalah gugatan;
1.3 Bahwa dalam Replik Penggugat/Penuntut antara kalimat satu dengan
kalimat lainnya tidak ada korelasinya bahkan bertolak belakang seperti
Penggugat/Penuntut menggunakan kalimat ………..Primordial Kekuasaan
selaku aparat pelaksana hukum tanpa instropeksi diri telah melakukan
kesalahan nyata dst….. dapat dibaca dalam halaman 2, namun dalam
halaman 6 Penggugat/Penuntut menyatakan Para Penegak Hukum
diberikan Hak Imunitas dalam menjalankan tugasnya.
1.4 Bahwa perkara ganti kerugian terhadap putusan bebas/lepas bukanlah hal
yang baru dalam persidangan yang ada di Indonesia, karena sudah banyak
perkara dan telah diputuskan seperti Nomor perkara 98/Pid.Pra/2016/PN
JKT.SEL yang telah diputuskan pada tanggal 9 Agustus 2016 dan telah
berkekuatan hukum tetap. Sekiranya Majelis Hakim Pemeriksa Perkara a
quo dapat mengikuti sesuai putusan yang telah ada sehingga tidak
menimbulkan dualism perbedaan pendapat dalam memutuskan suatu
perkara ganti rugi terhadap putusan lepas/bebas;
1.5 Dengan demikian dari uraian di atas sudah tepat bila gugatan ini ditolak
dengan dasar Error in Objecto
2. Gugatan Penggugat PLURIUM LITIS CONSERTIUM (KEKURANGAN PIHAK)
2.1 Bahwa dalam suatu gugatan perdata harus lah sangat jelas dan tidak boleh
kekurangan pihak bahkan satu pihak pun. Tergugat 1 masih mengambil
contoh perkara nomor 98/Pid.Pra/2016/PN JKT.SEL. Dalam Perkara

Duplik Tergugat 1
Perkara Perdata Nomor: 15/Pdt.G/2019/PN.Rkb Page 4
tersebut Pemerintah Republik Indonesia cq Menteri Keuangan dijadikan
pihak dalam perkara tersebut meskipun masuk dalam Turut Termohon.
Kurangnya pihak sangat lah berbahanya dan dapat membuat gugatan
menjadi tidak jelas karena kurang pihak. Jika Gugatan/Tuntutan
Penggugat/Penuntut dikabulkan, lantas siapa yang akan mengganti kerugian
tersebut. Tidak mungkin Tergugat I dan Tergugat II yang mengganti
kerugian. Maka dari itu jelas Pemerintah Republik Indonesia cq Menteri
Keuangan lah yang harus membayar ganti rugi hal ini pun telah ada dalam
amar putusan perkara nomor 98/Pid.Pra/2016/PN JKT.SEL yang berbunyi
Memerintahkan negara dalam hal ini Pemerintah Republik Indonesia cq
Menteri Keuangan (Turut Termohon) untuk membayar ganti kerugian……
dst.
2.2 Dengan demikian dari uraian di atas sudah tepat bila gugatan ini ditolak
dengan dasar PLURIUM LITIS CONSERTIUM (KEKURANGAN PIHAK)
3. Eksepsi Obscuur Libel/Gugatan Kabur/Tidak Jelas
3.1 Bahwa dalam Replik Penggugat/Penuntut mengisyaratkan kalau
Penggugat/Penuntut lebih paham peraturan perundang-undangan
dibandingkan Tergugat I. Namun bila ditinjau lebih lanjut ternyata hal itu
berbanding terbalik dengan isi Pasal 95 KUHP tidak pernah menyebutkan
bahwa hakim yang sama adalah pada pengadilan yang sama. Di dalam
Pasal 95 jelas menyatakan kalau pengajuan kepada pengadilan yang
berwenang mengadili perkara yang bersangkutan dan untuk memeriksa dan
memutus perkara tuntutan ganti kerugian tersebut ketua pengadilan sejauh
mungkin menunjuk hakim yang sama yang telah mengadili perkara pidana
yang bersangkutan, hal itu jelas dan tidak perlu bantah bahkan
Penggugat/Penuntut tidak mengerti arti dari konsideran dalam suatu
peraturan perundang-undangan yang dimaksud;
3.2 Bahwa apabila Penggugat/Penuntut mendalilkan Tergugat I telah melakukan
perbuatan melawan hukum, maka sebaiknya diajukan ke Pengadilan Negeri
Tata Usaha Negara sesuai dengan UU Nomor 30 Tahun 2014 Jo. Perma
Nomor 2 Tahun 2019;
3.3 Dengan demikian dari uraian di atas sudah tepat bila gugatan ini ditolak
dengan dasar Obscuur Libel/Gugatan Kabur/Tidak Jelas;

Duplik Tergugat 1
Perkara Perdata Nomor: 15/Pdt.G/2019/PN.Rkb Page 5
DALAM POKOK PERKARA

4. Bahwa, Duplik ini menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Eksepsi
dan jawaban Tergugat I sebelumnya;
5. Bahwa, Tergugat I masih tegas menolak seluruh dalil-dalil yang dikemukakan oleh
Penggugat sebagaimana yang tertuang dalam gugatannya dan Replik Penggugat,
kecuali yang secara tegas diakui kebenarannya oleh Tergugat I;
6. Bahwa sebagai Negara Hukum, Indonesia mempunyai susunan urutan Peraturan
Perundang-undangan yang tertuang dalam UU Nomor 12 Tahun 2011 dan jelas
tidak boleh ada undang-undang saling bertentangan satu sama lain serta menganut
asas lex spesialis derogat lex generalis, sehingga meskipun Penggugat/Penuntut
menggunakan UU Nomor 39 Tahun 1999 dan UU Nomor 12 Tahun 2005 sebagai
landasan hukumnya tetap harus mengacu kepada KUHAP dikarenakan
permasalahan perkara Penggugat/Penuntut telah diatur dalam KUHAP. Sedangkan
bila menggunakan Hukum Perdata, Perbuatan Melawan Hukum diatur dalam Pasal
1365 KUHPerdata yang berbunyi “Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan
membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan
kerugian itu karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut”
7. Bahwa bila berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata tersebut, maka yang wajib
mengganti kerugian adalah Tergugat 1 dan Tergugat 2 hal ini bertentangan dengan
dalil yang diutarakan oleh Penggugat/Penuntut cq Kuasa Hukum
Penggugat/Penuntut yang menyatakan Negara lah yang harus ganti rugi.
Sedangkan Negara bukan lah sebuah ‘orang’ yang melakukan kesalahan tersebut;
8. Bahwa dikarenakan Gugatan/Tuntutan Penggugat/Penuntut tidak berlandaskan
hukum bahkan tidak mengerti hukum mengenai perbuatan melawan hukum.
Padahal perbuatan melawan hukum yang dilakukan badan/pejabat pemerintahan
telah diatur dalam UU Nomor 30 Tahun 2014 Jo. Perma Nomor 2 Tahun 2019 dan
harus diajukan ke PTUN;
9. Bahwa Penggugat/Penuntut mendalilkan bila Tergugat I dan Tergugat II telah
melanggar peraturan perundang-undangan dikarenakan melakukan penangkapan
atau penahanan yang tidak sesuai prosedur yang ditentukan KUHAP, padahal
dalam KUHAP telah mengatur untuk dapat diajukan pra peradilan dan
Penggugat/Penuntut telah mengajukan pra peradilan namun tidak dikabulkan oleh
Duplik Tergugat 1
Perkara Perdata Nomor: 15/Pdt.G/2019/PN.Rkb Page 6
majelis hakim pemeriksa perkara peradilan. Itu artinya Tergugat I tidak menyalahi
aturan mengenai penangkapan atau penahanan.

Atas dasar petimbangan dalil-dalil di atas, maka agar kiranya Yang Mulia Majelis Hakim
pemeriksa perkara a quo untuk menjatuhkan putusan yang amarnya sebagai berikut:

Dalam Eksepsi

1. Mengabulkan Eksespi Tergugat I untuk seluruhnya;

2. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidaknya gugatan Penggugat


tidak dapat diterima (Niet OntvanKelijke Verklaard);

Dalam Pokok Perkara:

3. Menerima dalil-dalil dari Jawaban dan ReplikTergugat I;

4. Menolak seluruh dalil-dalil gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

5. Membebankan biaya-biaya yang timbul dari perkara ini kepada Penggugat;

Subsidair:

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et
bono);---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Demikian Eksepsi dan Jawaban Tergugat II ini disampikan, kami ucapkan terima kasih.

Hormat Kami,

1 MUHAMMAD ENDRO, S.IK. M.H. …………………………………………

2 HERIYANTO, S.E. M.H. …………………………………………

3 H. SUNTORO, S.H.M.H. …………………………………………

Duplik Tergugat 1
Perkara Perdata Nomor: 15/Pdt.G/2019/PN.Rkb Page 7
4 SAMINO, S.H.M.H. …………………………………………

5 TARSICO, S.H.M.H. …………………………………………

6 JAROT SUDARSONO, S.H.M.H. …………………………………………

7 AGUS NURHIDAYANTO, S.H. …………………………………………

Duplik Tergugat 1
Perkara Perdata Nomor: 15/Pdt.G/2019/PN.Rkb Page 8
Duplik Tergugat 1
Perkara Perdata Nomor: 15/Pdt.G/2019/PN.Rkb Page 9

Anda mungkin juga menyukai