Anda di halaman 1dari 1

Nama : A.

Nurqalbi Annisa
Nim : B011181354
Kelas Hukum Acara Perdata dan Praktik Peradilan Perdata (A)

TUGAS DAN LEMBAR KERJA MODUL IV

Mencari Satu Contoh Gugatan, Kemudian Menganalisis Gugatan Tersebut Sebagaimana Teori
Teori Yang Telah Dipelajari Dalam Modul.

ANALISIS GUGATAN :

Gugatan ini merupakan Gugatan Contentiosa/Gugatan Perdata karena Permasalahan yang


diajukan dan diminta untuk diselesaikan dalam gugatan merupakan sengketa atau perselisihan di
antara para pihak. Surat gugatan tersebut juga memenuhi Syarat-syarat surat gugatan yakni :

 Keterangan lengkap mengenai Pihak Penggugat dan Tergugat (Identitas),


pihak tersebut ialah Hasrawati binti H. Ambo Enre (Penggugat) dan Muh. Akil Bin
Pataming (Tergugat).
 Dasar timbulnya gugatan (Posita) disebabkan dugaan telah terjadinya perbuatan melawan
hukum sebagaimana diatur dalam pasal 1365 BW. Dasar Gugatan ini diberikan oleh sang
Penggugat didalam duduk perkara ialah Tergugat telah menikah dengan wanita lain tanpa
restu dari Penggugat; yang akibatnya antara Penggugat dan Tergugat terjadi pisah tempat
tinggal selama 1 bulan dengan tanpa ada komunikasi da sudah tidak saling
memperdulikan lagi, sehingga Penggugat tidak sanggup berumah tangga dengan
Tergugat dan ingin mengakhirinya dengan jalan perceraian.
 Tuntutan Hak yang dimohonkan oleh penggugat agar diputuskan oleh pengadilan
(Petitum) berupa Tuntutan :
 Primer (Primair), yakni:
1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menjatuhkan talak satu ba`in shughra Tergugat (MUH. AKIL Bin
PATAMING) terhadap Penggugat (PENGGUGAT); dihadapan sidang
Pengadilan Agama Bulukumba;
3. Membebankan biaya perkara sesuai ketentuan hukum yang berlaku
 Subtitude (Subsidair), yakni:
1. Atau menjatuhkan putusan lain yang seadil-adilnya;
 Gugatan ini memakai Individualiserings theorie/Teori Individualisme dalam
memberikan perincian tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang menjadi
dasar gugatan dalam duduk perkaranya, yaitu dimana Teori ini menyatakan bahwa dalam
gugatan cukup disebutkan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang menunjukkan
adanya hubungan hokum (rechtsverhouding) yang menjadi dasar gugatan, tanpa harus
menyebutkan kejadian kejadian nyata yang mendahului dan menjadi sebab timbulnya
kejadian-kejadian hukum tersebut. karena hal tersebut bisa dilakukan saat proses
pemeriksaan sidang pengadilan

Anda mungkin juga menyukai