Anda di halaman 1dari 16

ANALISA PUTUSAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT

Nomor 8/Pdt.Sus-Hak Cipta/2020/PN.Jkt.Pst

Fariska Oktimelia Sunanda (1203050045)

Abstrak

Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan
prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa
mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.1
Peraturan tentang hak cipta di Indonesia telah mengalami proses yang panjang, berawal
dari Auteurswet 1912 yang merupakan suatu undang-undang Belanda yang
diberlakukan di Indonesia. Setelah Auteurswet 1912 diberlakukan. Putusan Akhir yang
di peroleh adalah hakim Menyatakan eksepsi Tergugat tidak dapat diterima,
Menyatakan gugatan para Penggugat tidak dapat diterima, Menyatakan gugatan
Penggugat dalam Rekonpensi tidak dapat diterima dan Menghukum para Penggugat
Dalam Konpensi / para Tergugat Dalam Rekonpensi membayar biaya perkara sejumlah
Rp.1.651.000,- (satu juta enam ratus lima puluh satu ribu rupiah); dan Dasar hukum
Hakim Pasal 1 angka 1 UU No. 28/2014 mengatur Hak Cipta, Pasal 1 angka 3 UU
No.28/2014, Pasal 97 ( 1) UU No.28 Tahun 2014 UU Hak Cipta, Pasal 69 ayat (1) UU
Hak Cipta No28/2014 dan Pasal 74 (a) UU Hak Cipta No28/2014

Kata Kunci : Hak Cipta, Putusan, Jakarta Pusat

A. Latar Belakang Masalah


Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip
deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi

1
Pasal 1 angka 1 UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2 Peraturan tentang
hak cipta di Indonesia telah mengalami proses yang panjang, berawal dari Auteurswet
1912 yang merupakan suatu undang-undang Belanda yang diberlakukan di Indonesia.
Setelah Auteurswet 1912 diberlakukan, Kerajaan Belanda mengikatkan diri pada
Konvensi Berne 1886. Indonesia merupakan negara jajahan Kerajaan Belanda sehingga
Indonesia juga ikut serta dalam Konvensi Berne. Auteurswet 1912 tetap berlaku setelah
kemerdekaan Indonesia, walaupun Indonesia telah memiliki peraturan perundang-
undangan sendiri yang mengatur tentang hak cipta, tetapi peraturan tersebut tertutup
dengan Auteurswet 1912.

Pada tahun 1958, Indonesia mengudurkan diri dari Konvensi Berne dan pada tahun 1965
Indonesia kembali mengupayakan cara untuk membuat undang-undang hak cipta dan
pada akhirnya lahirlah UU No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta, kemudian diperbarui
dengan UU No, 7 Tahun 1987. Kemudian Indonesia ikut serta dalam perjanjian
multilateral GATT/WTO 1 Pasal 1 angka 1 UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta 12
yang dalam perjanjian tersebut tercantum perjanjian Trade Related Aspect Intellectual
Property Rights (TRIPs) sehingga Indonesia harus menyesuaikan peraturan nasional
dengan perjanjian TRIPs, maka Indonesia melaukan perubahan terhadap UU No. 7 Tahun
1987 dan lahirlah UU No. 12 Tahun 1997 tentang Hak Cipta.3

Pembaharuan terhadap undang-undang tidak hanya sebatas itu saja, perkembangan yang
terjadi membuat Indonesia harus melakukan pembaharuan kembali terhadap undang-
undang yang lama dan menjadi UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Hak Cipta
merupakan bagian dari Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI), Hak Cipta mencakup seni
dan budaya, sastra dan ilmu pengetahuan. Dalam Undang-Undang Hak Cipta dijelaskan
tentang pencipta dan ciptaan. Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
memberikan pengertian pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang secara
sendirisendiri atau bersama-sama menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas dan
pribadi.

2
Pasal 1 angka 1 UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
3
Budi Agus Riswandi, Hak Cipta di Internet (Aspek Hukum dan Permasalahannya di Indonesia), FH UII PRESS,
Yogyakarta, 2009, hlm 37
Ciptaan adalah setiap hasil karya cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang
dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau
keahlian yang diekspresikan dalam bentuk nyata. Peraturan tentang Hak Cipta telah
berkembang dan popular dikarenakan telah banyak orang yang menciptakan berbagai
karya antara lain, lagu, seni, sastra, ilmu pengetahuan, dan sebagainya, sehingga
peraturan tentang Hak Cipta sangat dibutuhkan. Terutama di dunia yang modern ini,
teknologi telah berkembang pesat terutama internet, setiap orang dapat mengakses segala
sesuatu dengan lebih mudah melalui internet mulai dari tulisan, musik, hingga gambar.
Tetapi, dalam melakukan pencarian tersebut, orang-orang sering melupakan untuk
mencantumkan sumber dari tulisan atau gambar yang mereka cantumkan dan hal tersebut
merupakan tindakan plagiarisme. Walaupun hal tersebut terlihat bukan masalah yang
besar, tetapi itu telah melanggar hak cipta.

Begitu banyak kasus pelanggaran hak cipta di Indonesia dan tentunya hal tersebut
merupakan hal yang meresahkan bagi para pencipta karya. Suatu bentuk kreativitas
seseorang yang seharusnya dihargai, tetapi dijadikan kesempatan untuk mencari
keuntungan tanpa adanya pertanggung jawaban. Indonesia merupakan negara
berkembang yang tidak kalah dengan negara berkembang lainnya. seperti perkembangan
dalam bidang perdagangan, industri, ilmu pengetahuan, teknologi, dan sebagainya. Maka,
perlu adanya peningkatan perlindungan hukum bagi pencipta karya.

B. Identifikasi Masalah
P.T Pura Barutama yang beralamat di Jl. AKBP Agil kusumadya KM 4 No.203,
Jatimakmur , Jati Wetan , Kec. Jati Kabupaten Kudus, dalam hal ini diwakili oleh
Direkturnya : Yoyok Soebagio, memberikan Kuasa kepada : Dr.Pramudya, S.H.,M.H dan
kawan- kawan, para Advokat yang tergabung pada Law Firm P& P, berkantor di Ruko
Semarang Indah Blok D XVII No.17 B Semarang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tanggal 29 Januari 2020,

P.T Pura Widya Graha yang beralamat di Jl. AKBP Agil kusumadya KM 4 No.203,
Jatimakmur , Jati Wetan , Kec. Jati Kabupaten Kudus, dalam hal ini diwakili oleh
Direktur Utamanya : Yohanes Moeljono Soebijanto, memberikan Kuasa kepada :
Dr.Pramudya, S.H.,M.H dan kawan-kawan, para Advokat yang tergabung pada Law
Firm P& P, berkantor di Ruko Semarang Indah Blok D XVII No.17 B Semarang,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 29 Januari 2020,:

P.T Pura Nusa Persada Yang semuanya beralamat di Jl.Raya Kudus – Pati Km.12
Terbau, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, dalam hal ini diwakili oleh Direktur
Utamanya : Yohanes Moeljono Soebijanto, memberikan Kuasa kepada : Dr.Pramudya,
S.H.,M.H dan kawan-kawan, para Advokat yang tergabung pada Law Firm P& P,
berkantor di Ruko Semarang Indah Blok D XVII No.17 B Semarang, berdasarkan Surat
Kuasa Khusus tanggal 29 Januari 2020

Melawan KASIM TARIGAN yang beralamat di Jl. Cempaka Putih Tengah XXII A/23
RT. 11 RW. 004 Cempaka Putih Timur , Cempaka Putih , Jakarta Pusat, diwakili oleh
Kuasanya : Dr.Nurwidiatmo, S.H.mM.H.,M.Si.,M.M.,CLA dan kawan-kawan, pada
Advokat pada Eternity Global Law Firm, alamat kantor di Jalan Satrio Tower Lt.16,
Prof.Dr.Satrio C4, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tanggal 12 Februari 2020, selanjutnya disebut : TERGUGAT dan DIREKTORAT
JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL yang Beralamat di Jl.H.R Rasuna Said
No.8-9, RT.16Kuningan, Kuningan Timur, Jakarta Selatan –Jakarta-12940, dalam hal ini
diwakili oleh : Dra.Dede Nia Yusanti, M.L.S, memberikan Kuasa kepada : Agung
Damarsasongko, S.H.,M.H dan kawan-kawan, Aparatur Sipil Negara (ASN) pada
Direktorat Hak Cipta dan Desain Industri, Ditjen Kekayaan Intelektual, Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 14 Februari
2020, selanjutnya disebut : TURUT TERGUGAT .

Bahwa perbuatan Tergugat yang mengklaim sebagai penemu dan pencipta Hologram,
kemudian menulis karya tulis berjudul “Hologramisasi Atau Kinegramisasi produk
komersial” , tanpa memuat referensi penelitian atau sumber data / pendapat akademis,
metode dan analisa sebagaimana layaknya karya ilmiah, selanjutnya mendaftarkannya ke
Turut Tergugat adalah tindakan melawan hukum karena melanggar etika dan
beretiked tidak baik. Dan tindakan Tergugat mendaftarkan karya tulisnya yang berjudul
‘Hologramisasi Atau Kinegramisasi produk komersial”, adalah akal liciknya yang
kemudian digunakan untuk memeras perusahaan perusahaan yang memakai tehnologi
hologram dalam menjalankan kegiatannya.

C. Pembahasan / Hasil Analisis


a. Penggugat
1. P.T Pura Barutama yang beralamat di Jl. AKBP Agil kusumadya KM 4 No.203,
Jatimakmur , Jati Wetan , Kec. Jati Kabupaten Kudus.

dalam hal ini diwakili oleh Direkturnya : Yoyok Soebagio, memberikan Kuasa
kepada : Dr.Pramudya, S.H.,M.H dan kawan- kawan, para Advokat yang
tergabung pada Law Firm P& P, berkantor di Ruko Semarang Indah Blok D XVII
No.17 B Semarang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 29 Januari 2020.

2. P.T Pura Widya Graha yang beralamat di Jl. AKBP Agil kusumadya KM 4
No.203, Jatimakmur , Jati Wetan , Kec. Jati Kabupaten Kudus.

dalam hal ini diwakili oleh Direktur Utamanya : Yohanes Moeljono Soebijanto,
memberikan Kuasa kepada : Dr.Pramudya, S.H.,M.H dan kawan-kawan, para
Advokat yang tergabung pada Law Firm P& P, berkantor di Ruko Semarang
Indah Blok D XVII No.17 B Semarang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal
29 Januari 2020.

3. P.T Pura Nusa Persada Yang semuanya beralamat di Jl.Raya Kudus – Pati Km.12
Terbau, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.

Dalam hal ini diwakili oleh Direktur Utamanya : Yohanes Moeljono Soebijanto,
memberikan Kuasa kepada : Dr.Pramudya, S.H.,M.H dan kawan-kawan, para
Advokat yang tergabung pada Law Firm P& P, berkantor di Ruko Semarang
Indah Blok D XVII No.17 B Semarang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal
29 Januari 2020
b. Tergugat
1. KASIM TARIGAN yang beralamat di Jl. Cempaka Putih Tengah XXII A/23 RT.
11 RW. 004 Cempaka Putih Timur , Cempaka Putih , Jakarta Pusat.

diwakili oleh Kuasanya : Dr.Nurwidiatmo, S.H.mM.H.,M.Si.,M.M.,CLA dan


kawan-kawan, pada Advokat pada Eternity Global Law Firm, alamat kantor di
Jalan Satrio Tower Lt.16, Prof.Dr.Satrio C4, Mega Kuningan, Jakarta Selatan,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 12 Februari 2020.

2. DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL yang Beralamat di


Jl.H.R Rasuna Said No.8-9, RT.16Kuningan, Kuningan Timur, Jakarta Selatan.
dalam hal ini diwakili oleh : Dra.Dede Nia Yusanti, M.L.S, memberikan Kuasa
kepada : Agung Damarsasongko, S.H.,M.H dan kawan-kawan, Aparatur Sipil
Negara (ASN) pada Direktorat Hak Cipta dan Desain Industri, Ditjen Kekayaan
Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, berdasarkan Surat
Kuasa Khusus tanggal 14 Februari 2020.

c. Duduk Perkara
1. Bahwa Penggugat I / P.T Pura Barutama adalah Perusaahaan yang akta
pendiriannya di buat oleh Notaris Benyamin Kusuma , SH berdasarkan Akta
No.37 tertanggal 31 Juli tahun 1981 dan akta Perubahan pada Notaris yangsama
No.81 tertanggalPebruari1983;
2. Bahwa Penggugat II / P.TPura Widya Graha adalah Perusahan yang akta
pendiriannya di buat oleh Notaris Arlita Dewi Gumulya ,SH, berdasarkan Akta
No.63 tertanggal 31 Juli 1990 dan akta Perubahan oleh Notaris Lilis Gunawan,
SH, berdasarkan Akta No. 5 tertanggal 12 April 2019;
3. Bahwa Penggugat III/ P.T Pura Nusa Persada adalah suatu Perusahaan group
didirikan berdasarkan Akta Notaris Arlita Dewi Gumulya, SH No.36 tanggal 24
April 1993 , Adendum Akta pada Notaris yang sama No.3 tanggal 14 Desember
2007 dan terakhir Akta Perubahan Notaris Lilis Gunawan No 18 tanggal 27
Agustus 2018 adalah Perusahaan yang berbadan Hukum yang memiliki
Kedudukan Hukum di JI. AKBP Agil Kusumadya Km.4 No.203; -----
4. Bahwa Penggugat I, II.dan III adalah satu group bisnis untuk, selanjutnya disebut
sebagai para Penggugat;

5. Bahwa Hologram adalah tehnologi cetak untuk pengamanan dari pemalsuan merk
yang sudah ada dan beredar di masyarakat internasionalmkhusus industri
cetak sebelum tahun 1990;

6. Bahwa Para Penggugat adalah Perusahan besar yang mempunyai berbagai macam
jenis kegiatan usaha yang salah satunya adalah pembuatan Hologram pengaman
untuk berbagai macam produk barang berdasarkan pesanan dari berbagai
perusahaan, baik milik Pemerintah maupun Swasta. Antara lain, bekerjasama
dengan Perum Peruri dalam pembuatan Hologram Pengaman pita Cukai,
Hologram Logo Universe Lion untuk PT. Universe Lion, Segel Hologram untuk
PT Federal Motor dan sebagainya;

7. Bahwa Para Penggugat adalah salah perusahaan yang menggunakan Teknologi


hologram untuk beberapa merk perusahaan, dan sudah menerima order pesanan
dari beberapa perusahaan sebelum tahun 1990;

8. Bahwa Para Penggugat pada Tahun 1990 an, pernah bekerjasama dan menunjuk
Tergugat sebagai agen di Jakarta untuk memasarkan produkproduk milik Para
Penggugat antara lain cetak dengan tehnologi Hologram;

9. Bahwa tanpa ijin dan setahu Para Penggugat, Tergugat menulis karya tulis tanpa
referensi akademis, metode dan analisa berjudul "Hologramisasi Atau
Kinegramisasi produk komersial"; Kemudian di daftarkan ke Turut Tergugat
dengan Nomor dan tanggal Permohonan No ; EC00201801072, 22 Januari 2018,
dengan NomornPencatatan Ciptaan ;000100681; -
10. Bahwa Tehnologi Hologramisasi telah ada di masyarakat internasional sejak
sebelum tahun 1990 dan bahkan para Penggugat telah menggunakan untuk
memenuhi order dari konsumennya, dengan demikian tidak benar jika Tergugat
yang menemukan dan menciptakannya; -

11. Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU No. 28/2014 mengatur Hak Cipta
adalah : Hak Ekslusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip
deklaratif setelah ciptaan di wujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi
pembatasan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; Sedangkan Pencipta
sesuai ketentuan Pasal 1 Angka 2 UU No. 28/2014 adalah :Pencipta adalah
seorang atau beberapa orang yang secara sendirisendiri atau bersama sama
menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas dan pribadi;

12. Bahwa selanjutnya ketentuan perolehan Hak Cipta yang secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif di atur secara tegas dalam Pasal 1 angka 3 UU
No.28/2014, yang menyatakan : Ciptaan adalah setiap hasil karya cipta di bidang
Ilmu Pengetahuan , seni, sastra yang di hasilkan atas inspirasi , kemampuan,
pikiran, Imajinasi, kecekatan, ketrampilan atau keahlian yang di ekspresikan
dalam bentuk nyata;

13. Bahwa dari difinisi Pasal tersebut di atas maka suatu karya ciptaan hanya bisa di
lindungi oleh UU Hak Cipta , apabila ciptaan tersebut termasuk dalam bidang
Ilmu Pengetahuan , seni dan sastra , apabila memenuhi syarat- syarat :

1) Harus asli (originality);

2) Harus merupakan Kreativitas;

3) Harus di ekspresikan dalam bentuk tertentu;

14. Bahwa perbuatan Tergugat yang mengklaim sebagai penemu dan pencipta
Hologram, kemudian menulis karya tulis berjudul "Hologramisasi Atau
Kinegramisasi produk komersial" , tanpa memuat referensi penelitian atau sumber
data / pendapat akademis, metode dan analisa sebagaimana layaknya karya
ilmiah, selanjutnya mendaftarkannya ke Turut Tergugat adalah tindakan melawan
hukum karena melanggar etika dan beretiked tidak baik;

15. Bahwa tindakan Tergugat mendaftarkan karya tulisnya yang berjudul


'Hologramisasi Atau Kinegramisasi produk komersial", adalah akal liciknya yang
kemudian digunakan untuk memeras perusahaan perusahaan yang memakai
tehnologi hologram dalam menjalankan kegiatannya, sebagaimana gugatan
perkara niaga No; 9/Pdt-sus.HAKI/2019/PN Semarang

16. Bahwa karya tulis Tergugat berjudul 'Hologramisasi Atau Kinegramisasi produk
komersial" dengan Nomor Pencatatan ; 000100681,tidak memenuhi syarat
keaslian (originality);

17. Bahwa Pasal 97 ( 1) UU No.28 Tahun 2014 UU HakCipta , yang meyatakan:


Dalam Hal Ciptaan telah di catat menurut ketentuan Pasal 69 ayat (1) , pihak lain
yang berkepentingan dapat mengajukan gugatan Pembatalan Pencatatan Ciptaan
dalam daftar Umum Ciptaan melalui Pengadilan Niaga;

18. Bahwa selanjutnya sebagaimana Pasal 74 (a) UU Hak Cipta No28/2014,


menyatakan " Kekuatan hukum pencatatan Ciptaan dan produk Hak terkait hapus
karena :(a) permintaan orang atau badan hukum yang namanya tercatat sebagai
pencipta , pemegang Hak Cipta atau pemilik Hak terkait;

19. Bahwa Para Penggugat sejak sebelum tahun 1990 sampai saat ini menggunakan
tehnologi hologram dalam menjalankan kegiatan usahanya, maka Para Penggugat
sangat berkepentingan untuk pembatalan ciptaan karya tulis Tergugat yang
berjudul ; "Hologramisasi Atau Kinegramisasi produk komersial" , dengan Nomor
Pencatatan 000100681, yang di mohonkan oleh Tergugat pada tanggal 22 Januari
2018;

20. Bahwa Para Penggugat menuntut Pencatatan Ciptaan yang diajukan Tergugat
jenis Karya tulis yang berjudul ; "Hologramisasi Atau Kinegramisasi produk
komersial", No. ; Permohonan EC00201801072, tanggal 22 Januari 2018, dengan
Nomor Pencatatan 000100681adalah cacat hukum maka wajar jika batal demi
hukum atau setidak tidaknya dibatalkan oleh Turut

d. Petitum
Berdasarkan segala hal yang telah diuraikan, perkenankanlah dengan ini kami mohon
kiranya Ketua Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta pusat berkenan
memeriksa dan memutus:

1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan Surat Pencatatan Ciptaan Nomor 000100681 jenis Ciptaan karya


tulis dengan Nomor Permohonan EC00201801072, tanggal 22 Januari 2018,
berjudul ; Hologramisasi Atau Kinegramisasi produk komersial", batal demi
hukum atau setidak tidaknya dibatalkan;

3. Menghukum Turut Tergugat luntuk mencoret Surat Pencatatan Ciptaan no


000100681 jenis Ciptaan karya tulis berjudul ; Hologramisasi Atau
Kinegramisasi produk komersial", dari daftar yang ada;

4. Menghukum Tergugat membayar biaya perkara yang timbul, Menjatuhkan


putusan lain yang seadil- adilnya dalam peradilan yang benar ( ex aquo et
bono )

e. Mengadili
1. DALAM KONPENSI:
2. TENTANG EKSEPSI:
Menyatakan eksepsi Tergugat tidak dapat diterima;
3. TENTANGPOKOK PERKARA:
Menyatakan gugatan para Penggugat tidak dapat diterima;
4. DALAM REKONPENSI :
Menyatakan gugatan Penggugat dalam Rekonpensi tidak dapatditerima
5. DALAM KONPENSI dan REKONPENSI:
Menghukum para Penggugat Dalam Konpensi / para Tergugat Dalam
Rekonpensi membayar biaya perkara sejumlah Rp.1.651.000,- (satu juta enam
ratus lima puluh satu ribu rupiah);

f. Petimbangan Hukum
DALAM KONPENSI :

Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan dalil permohonan Pemohon PKPU,


terlebih dahulu Majelis Hakim akan mempertimbangkan kedudukan (legalstanding)
para Penggugat, Tergugat dan Turut Tergugat;

Menimbang, bahwa para Penggugat adalah adalah badan hukum, masing-masing


diwakili oleh Direktur / Direktur Utamanya, memberikan kuasa kepada Advokat,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus di atas meterai dan telah disebutkan hanya
dipergunakan untuk keperluan gugatan a quo

Menimbang, bahwa dengan demikian, maka para Penggugat mempunyai kedudukan


hukum (legal standing) dalam perkara gugatan a quo;

Menimbang, bahwa Tergugat adalah perorangan, diwakili oleh Advokat berdasarkan


Surat Kuasa Khusus di atas meterai secukupnya dan telah disebutkan hanya
dipergunakan untuk keperluan gugatan a quo; --

Menimbang, bahwa dengan demikian, maka Tergugat mempunyai kedudukan hukum


(legal standing) dalam perkara gugatan a quo; --

Menimbang, bahwa Turut Tergugat adalah Instansi Pemerintah, diwakili


olehKuasanya, para Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Direktorat Hak Cipta dan
Desain Industri, Ditjen Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia, berdasarkan Surat Kuasa Khusus di atas meterai dan telah disebutkan hanya
dipergunakan untuk quo;

Menimbang, bahwa dengan demikian, maka Turut Tergugat mempunyai kedudukan


hukum (legal standing) dalam perkara gugatan a quo;

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian dan pertimbangan-pertimbangan tersebut,


maka para pihak baik para Penggugat, Tergugat dan Turut Tergugat telah mempunyai
kedudukan hukum (legal standing) dalam perkara gugatan a quo;

TENTANG EKSEPSI :

Menimbang, bahwa Tergugat dan dalam Jawabannya tertanggal 2 Maret 2020 telah
mengajukan keberatan (eksepsi), yang pada pokoknya berisi tentang:

Penggugat tidak memiliki kedudukan hukum selaku Penggugat (Legal Standing)


dalam perkara a quo

Gugatan Penggugat Nebis in Idem, karena masih ada lagi perkara antara Penggugat
dengan Tergugat yang sedang bergulir di Pengadilan Niaga padapengadilan Negeri
Jakarta Pusat dengan Nomor Perkara 09/Pdt,SusHKI Cipta/2020/PN.Niaga Jkt.Pst
serta perkara antara Penggugat dengan Tergugat di Pengadilan Niaga pada pengadilan
Negeri Semarang, dengan Nomor Perkara 09/Pdt.Sus HAKI/2019/PN.Smg, yang
masig bergulir di tingkat Kasasi dengan Nomor Perkara 05/Pdt.HKI
Cipta/K/2019/PN.Smg; --Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan eksepsi Tergugat tersebut.
Menimbang, bahwa hak seseorang atau suatu badan hukum untuk mengajukan
gugatan terhadap orang yang dianggapkanya merugikan dirinya

Menimbang, bahwa sebagaimana dipertimbangkan di atas, ternyata bahwa dalam


mengajukan gugatan a quo, para Penggugat sebagai badan hukum telah memenuhi
syarat untuk mempunyai kedudukan hukum (legal standing) dalam mengajukan
gugatan a quo.

Menimbang, bahwa apakah gugatan Penggugat berkaitan dengan kepemilikan Hak


Cipta Tergugat yang telah didaftarkan pada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual,
telah memasuki materi perkara.

Menimbang, bahwa dengan demikian, maka eksepsi Tergugat pada poin nomor 1,
haruslah dinyatakan tidak dapat diterima;

Menimbang, bahwa apakah gugatan Penggugat Nebis in Idem berkaitan dengan


adanya perkara antara Penggugat dengan Tergugat yang sedang diperiksa di
Pengadilan Niaga pada pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan Nomor Perkara
09/Pdt, Sus-HKI Cipta/2020/PN.Niaga Jkt.Pst serta perkara antara Penggugat dengan
di Pengadilan Niaga pada pengadilan Negeri Semarang, dengan Nomor Perkara
09/Pdt.Sus HAKI/2019/PN.Smg, yang masih diperiksa pada tingkat Kasasi dengan
Nomor Perkara 05/Pdt.HKI Cipta/K/2019/PN.Smg, juga telah memasuki materi
perkara;

Menimbang, bahwa terlepas dari eksepsi Tegugat tersebut, setelah Majelis Hakim
mencermati gugatan Penggugat, jawaban Tergugat serta Kesimpulan Penggugat dan
Tergugat, ternyata terdapat 3 (tiga) perkara antara Penggugat, Tergugat dan Turut
Tergugat, yakni 1 (satu) perkara di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri
Semarang, dan2 (dua) perkara pada Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat;
Menimbang, bahwa dengan adanya 3 (tiga) perkara tersebut, maka Penggugat dalam
perkara a quo haruslah menguraikan / menjelaskan keberadaan ke- 3 (tiga) perkara
tersebut dalam dalil gugatannya, setidaktidaknya secara ringkas mengenai duduk
perkara masing-masing perkara tersebut, dengan maksud agar tidak terjadi keragu-
raguan Mejelis Hakim dalam mempertimbangkan perkaraquo;

Menimbang, bahwa setelah mencermati gugatan Penggugat, ternyata bahwa hal


tersebut tidak diuraikan dalam gugatan Penggugat, seolah-olah perkara antara para
Penggugat dengan Tergugat hanyalah perkara a quo saja, sehingga dengan demikian
gugatan para Penggugat tidaklah disusun secara cermat dan mengakibatkan gugatan
para Penggugat menjadi kabur (obscuur adanya)

TENTANG POKOK PERKARA

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan para Penggugat adalah sebagaimana
tersebut diatas;

Menimbang, bahwa sebagaimana diuraikan dalam Eksepsi, gugatan paraPenggugat


dinyatakan (obscuurlibel);

Menimbang, bahwa dengan demikian, maka gugatan para Penggugat dinyatalan tidak
dapat diterima;

DALAM REKONPENSI :

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan para Penggugat dinyatakan tidak dapat
diterima, maka gugatan Rekonpensi juga haruslah dinyatakan tidak diterima;

DALAM KONPENSI dan REKONPENSI :

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan para Penggugat Dalam Konpensi / para
Tergugat Dalam Rekonpensi dinyatakan tidak dapat diterima, maka biaya perkara
haruslah dibebankan kepada para Penggugat Dalam

Konpensi / para Tergugat Dalam Rekonpensi, yang jumlahnya akan disebutkan dalam
amar putusan; ---

Memperhatikan Pasal 20, Pasal 21, Pasal 76 Pasal 77 Undang-Undang Nomor 20


Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografiseraturan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Nomor 67 Tahun 2016 Tentang Pendaftaran Merek, Undang-Undang
No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang No.49 Tahun
2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No. 2 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Umum serta ketentuan lain yang berhubungandengan perkara;

D. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, penulis dapat simpulkan beberapa hal sebagai berikut:

Putusan Akhir yang di peroleh adalah hakim Menyatakan eksepsi Tergugat tidak dapat
diterima, Menyatakan gugatan para Penggugat tidak dapat diterima, Menyatakan gugatan
Penggugat dalam Rekonpensi tidak dapat diterima dan Menghukum para Penggugat
Dalam Konpensi / para Tergugat Dalam Rekonpensi membayar biaya perkara sejumlah
Rp.1.651.000,- (satu juta enam ratus lima puluh satu ribu rupiah);

Dasar hukum Hakim Pasal 1 angka 1 UU No. 28/2014 mengatur Hak Cipta, Pasal 1
angka 3 UU No.28/2014, Pasal 97 ( 1) UU No.28 Tahun 2014 UU Hak Cipta, Pasal 69
ayat (1) UU Hak Cipta No28/2014 dan Pasal 74 (a) UU Hak Cipta No28/2014

diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta


Pusat pada hari : Senin, tanggal 11 Mei 2020 oleh kami : Desbenneri Sinaga, S.H.,M.H
sebagai Ketua Majelis, Robert, S.H.,M.Hum dan Dulhusin, S.H, M.H, masing – masing
sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk
umum pada hari : Senin, tanggal 18 Mei 2020 oleh Hakim Ketua tersebut dengan
didampingi oleh Hakim – Hakim Anggota dan dibantu oleh : Pudji Sumartono,
SH.,M.H Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dengan dihadiri oleh
Kuasa para Penggugat, tanpa dihadiri Kuasa Tergugat dan Kuasa Turut Tergugat

Anda mungkin juga menyukai