Anda di halaman 1dari 16

TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Dr. Yenti Garnasih, S.H., M.H.


CURRICULUM VITAE
Nama : DR. Yenti Garnasih, SH, MH.
Tmp/Tgl Lahir : Sukabumi, 11 Januari
Alamat : Jl. Perwira no. 35 Bogor

Riwayat Pendidikan :
 Pendidikan : S1 – Univ. Pakuan (1993)
: S2 – Univ. Indonesia (1997)
: S3 – Univ. Indonesia (2003)
Pendidikan Terakhir : Doktor Money Laundering TH. 2003
Pekerjaan :
 DEKAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR (5 Agustus sampai
dengan sekarang)

Pengalaman Kerja :
 Tenaga Ahli : Kantor Lingkungan Hidup Menteri LH.
 Tenaga Ahli : Dep. Hukum dan HAM
 Tenaga Ahli : Badan Pembinaan Hukum Nasional RI,
 Tenaga Ahli : Kalemdikpol, Bareskrim, Polda – polda
BNN, Kemenkum HAM, dll.
 Pusdiklat : Kemenkum HAM, kejagung, Kemenlu, Beacukai,
Pajak, dll.
KETUA UMUM MASYARAKAT HUKLUM PIDANA DAN KRIMINOLOGI INDONESIA
( MAHUPIKI )
PENCUCIAN UANG.
MONEY LAUNDERING
• suatu proses yang dilakukan untuk merubah hasil
kejahatan seperti dari korupsi, kejahatan
narkotika, perjudian, penyelundupan, dan
kejahatan serius lainnya sebagaimana dalam pasal
2 ayat (1), sehingga hasil kejahatan tersebut
menjadi nampak seperti hasil dari kegiatan yang
sah karena asal-usulnya sudah disamarkan atau
disembunyikan
TAHAP-TAHAP/PROSES PENCUCIAN
UANG
Modern: HUNDI
(PAKISTAN)

Placement; Hawala Chip-Chop


(India) (China).

Layering;
Tradision
Integration. al:
Penting dipahami bahwa
ketiga tahapan ini
tidak harus terjadi semuanya, bisa Cara tradisional ini masih dan
Placemment saja, bisa cenderung akan sering dilakukan
Placement dan Layering atau terutama untuk TPPU dari hasil
Ketiganya. narkotika
1. TAHAP PLACEMENT :
Menempatkan hasil kejahatan ke
dalam system keuangan.

2. TAHAP LAYERING :
Tahap pelapisan yaitu melanjutkan tahap
Placement dengan transaksi yang lebih rumit.

3. TAHAP INTEGRATION :
Pelaku memasukan kembali dana yang telah di Layering
kedalam aktifitas bisnis yang sah.
DUA KEJAHATAN DALAM
PENCUCIAN UANG

 Core Crimes
 Follow up Crimes,
(Predicate yaitu: proses atas
Offence), yaitu: hasil kejahatan
kejahatan asal. asal

Pelaku disebut :
principle violator (pelaku kejahatan asal dan
TPPU)
Aiders (pembantu TPPU)
Abettors (menerima hasil kejahatan)
TIPE PELAKU (SESUAI PERANANNYA)
• Pelaku disebut :

Principle Violator (pelaku kejahatan asal dan TPPU)


 Pelaku yang melakukan kejahatan asal kemudia mereka melakukan TPPU Pasal 4, Pasal 6, Pasal
5. Pada mereka didakwakan dua dakwakan kumulatif (Pasal 75).

Aiders (pembantu TPPU)


Untuk mereka yang berperan membantu pelaku tindak pidana asal untuk melakukan Pasal 3 dan
Pasal 4 (dakwaan tunggal TPUU saja).

Abettors (menerima hasil kejahatan)


Untuk mereka yang berperan menerima hasil kejahatan asal (Pasal 2 ayat 1) dikenakan satu
dakwaan tunggal (Pasal 5)
MENGAPA NOTARIS HARUS WASPADA
DALAM PERKARA TPPU

1. Berkaitan dengan jasa Sertifikasi tanah


2. Pembayaran jasa
3. akta – akta

KNOW YOUR CUSTOMER


PASAL 2 AYAT 1 YAITU :………..
Korupsi; Perdagangan senjata gelap; Prostitusi; Di bidang K
Penyuapan; Terorisme; Di bidang Perpajakan; Di bidang L
Narkotika; Penculikan;.
Psikotropika; Pencurian;
Penyelundupan tenaga kerja; Penggelapan;
Penyelundupan imigran; Penipuan;
Di bidang Perbankan; Pemalsuan uang;
Di bidang Pasar Modal; Perjudian;
Di bidang perasuransian;
Kepabeanan;
Cukai;
Perdagangan orang;

Hasil tindak pidana adalah Harta Kekayaan yang diperoleh dari tindak
pidana :
Tindak pidana lainnya yang diancam dengan pidana penjara 4
(empat) tahun atau lebih yang dilakukan di wilayah Negara
Republik Indonesia atau di luar wilayah Negara Republik
Indonesia dan tindak pidana tersebut merupakan tindak pidana
menurut hukum Indonesia.
Pasal 3
“Setiap orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan,
membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan
mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta
Kekayaan yang diketahuinya atau PATUT DIDUGANYA merupakan
hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta
Kekayaan dipidana karena tindak pidana pencucian uang dengan
pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling
banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)”. 
Pasal 4

“Setiap orang yang menyembunyikan atau


menyamarkan asal usul, sumber, lokasi, peruntukan,
pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas
Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) dipidana karena tindak pidana
pencucian uang dengan pidana penjara paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah)”. 
Pasal 5
Ayat (1) :
Setiap orang yang menerima atau menguasai penempatan, pentransferan,
pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakan
Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil
tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 ayat (1)


dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”.
Ayat (2) : “Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi
Pihak Pelapor yang melaksanakan kewajiban pelaporan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini”.
Pasal 17
1) Pihak Pelapor meliputi:
a. penyedia jasa keuangan:
1. bank;
2. perusahaan pembiayaan;
3. perusahaan asuransi dan perusahaan pialang asuransi;
4. dana pensiun lembaga keuangan;
Penjelasan Pasal 17
5. perusahaan efek; Ayat (1)
6. manajer investasi; Huruf a
7. kustodian;
8. wali amanat; Termasuk dalam pengertian “penyedia jasa
9. perposan sebagai penyedia jasa giro; keuangan” adalah Setiap Orang yang
10. pedagang valuta asing;
11. penyelenggara alat pembayaran menggunakan kartu; menyediakan jasa di bidang keuangan atau
12. penyelenggara e-money dan/atau e-wallet; jasa lainnya yang terkait dengan keuangan baik
13. koperasi yang melakukan kegiatan simpan pinjam;
14. pegadaian; secara formal maupun nonformal.
15. perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan berjangka komoditi; atau  
16. penyelenggara kegiatan usaha pengiriman uang.
Huruf b
b. penyedia barang dan/atau jasa lain: Yang dimaksud dengan “penyedia barang
1. perusahaan properti/agen properti;
2. pedagang kendaraan bermotor; dan/atau jasa lain” meliputi baik berizin
3. pedagang permata dan perhiasan/logam mulia; maupun tidak berizin.
4. pedagang barang seni dan antik; atau
5. balai lelang.

2) Ketentuan mengenai Pihak Pelapor selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
PASAL
  18
1) Lembaga Pengawas dan Pengatur menetapkan ketentuan prinsip mengenali Pengguna Jasa.
2) Pihak Pelapor wajib menerapkan prinsip mengenali Pengguna Jasa yang ditetapkan oleh setiap Lembaga Pengawas dan Pengatur sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
3) Kewajiban menerapkan prinsip mengenali Pengguna Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan pada saat:
a. melakukan hubungan usaha dengan Pengguna Jasa;
b. terdapat Transaksi Keuangan dengan mata uang rupiah dan/atau mata uang asing yang nilainya paling sedikit atau setara dengan Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah);
c. terdapat Transaksi Keuangan Mencurigakan yang terkait tindak pidana Pencucian Uang dan tindak pidana pendanaan terorisme; atau
d. Pihak Pelapor meragukan kebenaran informasi yang dilaporkan Pengguna Jasa.
4) Lembaga Pengawas dan Pengatur wajib melaksanakan pengawasan atas kepatuhan Pihak Pelapor dalam menerapkan prinsip mengenali Pengguna Jasa.
5) Prinsip mengenali Pengguna Jasa sekurang-kurangnya memuat:
a. identifikasi Pengguna Jasa;
b. verifikasi Pengguna Jasa; dan
c. pemantauan Transaksi Pengguna Jasa.
6) Dalam hal belum terdapat Lembaga Pengawas dan Pengatur, ketentuan mengenai prinsip mengenali Pengguna Jasa dan pengawasannya diatur dengan
Peraturan Kepala PPATK.
Ayat (2)
 Yang dimaksud dengan “menerapkan prinsip mengenali Pengguna Jasa” adalah Customer Due Dilligence (CDD) dan Enhanced Due
PENJELASAN Pasal 18 Dilligence (EDD) sebagaimana dimaksud dalam Rekomendasi 5 Financial Action Task Force (FATF) on Money Laundering.

Ayat (5)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “identifikasi Pengguna Jasa”
termasuk pemutakhiran data Pengguna Jasa.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Jagalah kesehatan selalu, cuci tangan


menggunakan sabun, dan pakailah
masker, serta tetap jaga jarak.

Anda mungkin juga menyukai