Anda di halaman 1dari 21

KEUNGGULAN

KUHP
Tim Ahli Pembahasan RUU KUHP
1. Bertitik tolak dari asas 11. Pembagian Pidana dan Tindakan
keseimbangan; ke dalam 3 kelompok (umum,
2. Rekodifikasi Hukum Pidana anak, korporasi)
yang terbuka dan terbatas ; 12. Pidana denda diatur dalam 8
KEUNGGULAN 3. Tujuan Pemidanaan
4. Pedoman Pemidanaan
kategori
13. Mengatur penjatuhan pidana

RKUHP SEBAGAI 5. 11 pertimbangan bagi hakim


sebelum menjatuhkan
mati secara bersyarat sebagai
jalan tengah pro kontra pidana

HUKUM PIDANA pemidanaan


6. Penentuan sanksi pidana
mati
14. Mencegah penjatuhan pidana
dengan Modified Delphi penjara utk TP Max 5 Tahun
& SISTEM Method 15. Mengatur alternatif pidana
7. Putusan Pemaafan Oleh Hakim penjara berupa pidana denda,
PEMIDANAAN (Judicial Pardon) pidana pengawasan, dan pidana
8. Pertanggungjawaban pidana kerja sosial
MODERN korporasi 16. Mengatur Pemidanaan Dua
9. Mengutamakan pidana pokok Jalur, yaitu berupa Pidana &
yang lebih ringan Tindakan
10. Perluasan jenis pidana pokok 17. Mengatur Pertanggungawaban
(Pengawasan dan Kerja Sosial); Mutlak (Strict Liability) &
Pertanggungjawaban Pengganti
(Vicarious Liability)
antara “kepentingan umum/masyarakat” dan “kepentingan individu”;

antara perlindungan/kepentingan pelaku, korban dan penegakan hukum;

antara faktor “objektif” (perbuatan/lahiriah/ actus reus) dan “subjektif”


(orang/batiniah/sikap batin/ mens rea); → ide “daad-dader strafrecht”;
1. Asas
Keseimbangan antara “kepastian hukum”, “kelenturan/ elastisitas/fleksibilitas”, dan
“keadilan”;

antara nilai-nilai particular, nasional dan nilai-nilai global/ internasional/


universal;

Tercermin dalam 3 masalah pokok Hukum pidana, yaitu:Perbuatan Pidana/


Tindak Pidana; Kesalahan/ Pertanggungjawaban Pidana; dan Pidana /
Pemidanaan
Rekodifikasi terhadap pasal-pasal KUHP yang masih
relevan, pertumbuhan hukum pidana di luar KUHP sejak
Indonesia berkembang, konvensi internasional
2. mengandung hukum pidana yang telah diratifikasi,
perkembangan ilmu hukum pidana dan kriminologi, serta
Rekodifikasi core crime tindak pidana khusus ; cttn: dimasukkannya
core crime TP. Khusus dlm KUHP supaya asas-asas hukum
Hukum pidana dalam buku I menjadi brideging article

Pidana yang Terbuka: Masih dimungkinkan pertumbuhan/ pengaturan


hukum pidana di luar KUHP di kemudian hari;
terbuka dan
terbatas
3. Dirumuskan tujuan pemidanaan.

Pasal 51
Pemidanaan bertujuan:
a. mencegah dilakukannya Tindak Pidana dengan menegakkan
PENCEGAHAN
norma hukum demi pelindungan dan pengayoman
masyarakat;
MASYARAKATAN/REHABILITASI b. memasyarakatkan terpidana dengan mengadakan
pembinaan dan pembimbingan agar menjadi orang yang
baik dan berguna;
PENYELESAIAN KONFLIK, PEMULIHAN c. menyelesaikan konflik yang ditimbulkan akibat Tindak
KESEIMBANGAN & PENCIPTAAN Pidana, memulihkan keseimbangan, serta mendatangkan
RASA AMAN & DAMAI rasa aman dan damai dalam masyarakat; dan
d. menumbuhkan rasa penyesalan dan membebaskan rasa
PENUMBUHAN PENYESALAN TERPIDANA bersalah pada terpidana.
• Hakim wajib menegakkan hukum
dan keadilan.
• Jika terdapat pertentangan
antara kepastian hukum dan
4. Pedoman keadilan, hakim wajib
mengutamakan keadilan.
Pemidanaan • Dirumuskan hal-hal yang harus
(Pasal 53)
dipertimbangkan oleh hakim;

@harkrisnowo2019
5. Faktor-faktor
yang harus
dipertimbangkan
Hakim
(Pasal 54 ayat (1))
• adalah proses yang dilakukan dalam
kelompok untuk mensurvei dan
mengumpulkan pendapat dari para
ahli terkait penentuan maksimum
6. Penentuan pidana pada masing-masing tindak
pidana;
sanksi pidana • Adanya kemungkinan pengaruh
dengan Modified individual otomatis dihilangkan.
• Metode ini dapat digunakan untuk
Delphi Method mengevaluasi sebaran pendapat dari
para ahli ataupun poin-poin konsensus
(hal-hal yang telah disepakati).
Hakim dapat memutuskan untuk tidak
menjatuhkan pidana atau tidak
mengenakan tindakan dengan
7. Putusan mempertimbangkan:
▪ Ringannya perbuatan;
Permaafan oleh ▪ Keadaan pribadi pelaku;
▪ Keadaan pada waktu dilakukan
Hakim (Judicial Tindak Pidana serta yang terjadi
Pardon) kemudian;
▪ Segi keadilan dan kemanusiaan.
(Pasal 54 ayat (2))
8. Pertanggungjawaban korporasi
(Pasal 45-47)

• Yang dapat dipertanggung jawabkan: selain pengurus yang mempunyai


kedudukan fungsional, orang yang berdasarkan hubungan kerja/ hub lain untuk
kept korporasi/ bertindak demi kepentingan Korporasi, juga terhadap pemberi
perintah, pemegang kendali, atau pemilik manfaat Korporasi yang berada di luar
struktur organisasi
9. Mengutamakan pidana
pokok yang lebih ringan a.
b.
terdakwa adalah Anak;
terdakwa berusia di atas 75
j. tindak pidana merupakan
akibat suatu keadaan yang tak
(alternatif pidana penjara) tahun; mungkin terulang lagi;
(Pasal 70 ayat (1)) c. terdakwa baru pertama kali k. kepribadian dan perilaku
melakukan Tindak Pidana; terdakwa meyakinkan bahwa ia
d. kerugian dan penderitaan tidak akan melakukan Tindak
Korban tidak terlalu besar; Pidana yang lain;
e. terdakwa telah membayar l. pidana penjara akan
ganti rugi kepada Korban; menimbulkan penderitaan yang
f. terdakwa tidak menyadari akan besar bagi terdakwa atau
menimbulkan kerugian yang keluarganya;
besar; m. pembinaan di luar lembaga
g. tindak pidana terjadi karena pemasyarakatan diperkirakan
hasutan yang sangat kuat dari akan berhasil untuk diri
orang lain; terdakwa;
h. Korban tindak pidana n. penjatuhan pidana yang lebih
menyebabkan terjadinya ringan tidak akan mengurangi
Tindak Pidana tersebut;... sifat berat Tindak Pidana yang
i. Korban tindak pidana dilakukan terdakwa;
mendorong atau o. Tindak Pidana terjadi di
menggerakkan terjadinya kalangan keluarga; dan/atau
Tindak Pidana; p. Tindak Pidana terjadi karena
kealpaan.
10. Perluasan
jenis pidana
pokok
Pengawasan
(Pasal 75-77)
dan Kerja Sosial
(Pasal 85)
Pidana pokok
(pidana mati
ditempatkan sebagai
Pidana bagi orang;
11. Pembagian bersifat khusus)
Pidana tambahan;
Tindakan

Pidana dan
Tindakan ke
Pidana bagi anak Pidana pokok

dalam 3 (Pasal 112-117)


Pidana tambahan;
Tindakan

kelompok
(umum, anak,
Pidana bagi
korporasi) korporasi
Pidana pokok
Pidana tambahan;
Tindakan
(Pasal 118-122)
• Kategori I : paling banyak 1 JUTA
• Kategori II : paling banyak 10 JUTA
12. Pidana • Kategori III : paling banyak 50 JUTA
denda diatur • Kategori IV : paling banyak 200 JUTA
dalam 8 • Kategori V : paling banyak 500 JUTA
• Kategori VI : paling banyak 2 M
kategori • Kategori VII. : paling banyak 5 M
(Pasal 79) • Kategori VIII : paling banyak 50 M
13. Mengatur • Pidana mati dengan masa percobaan dijatuhkan
dengan memperhatikan :
penjatuhan a. rasa penyesalan terdakwa dan ada harapan
pidana mati untuk memperbaiki diri; atau
b. peran terdakwa dalam Tindak Pidana.
secara • Harus dicantumkan dalam putusan pengadilan;
• Jika terpidana selama masa percobaan
bersyarat menunjukkan sikap dan perbuatan yang terpuji,
pidana mati dapat diubah menjadi pidana
sebagai jalan penjara seumur hidup dengan Keppres setelah
tengah pro mendapatkan pertimbangan MA;
• Jika terpidana selama masa percobaan tidak
kontra menunjukkan sikap & perbuatan yang terpuji
serta tidak ada harapan untuk diperbaiki, pidana
pidana mati mati dapat dilaksanakan atas perintah Jaksa
(Pasal 100) Agung.
• Jika seseorang melakukan Tindak Pidana yang
hanya diancam dengan pidana penjara di bawah
5 (lima) tahun, sedangkan hakim berpendapat
14. Mencegah tidak perlu menjatuhkan pidana penjara setelah
mempertimbangkan tujuan pemidanaan dan
penjatuhan pidana pedoman pemidanaan sebagaimana dimaksud
penjara utk TP Max dalam Pasal 51 sampai dengan Pasal 54, orang
tersebut dapat dijatuhi pidana denda (Pasal 71).
5 Tahun
• Pidana kerja sosial dapat dijatuhkan kepada
(Mencegah terdakwa yang melakukan Tindak Pidana yang
pengenaan pidana diancam dengan pidana penjara kurang dari 5
penjara jangka (lima) tahun dan hakim menjatuhkan pidana
penjara paling lama 6 (enam) Bulan atau pidana
pendek). denda paling banyak kategori II (Pasal 85).
• Pidana Penjara dapat di ubah
menjadi pidana denda,
pengawasan, dan pidana kerja
15. Mengatur alternatif social dalam keadaan-keadaan
pidana penjara berupa tertentu;
pidana denda, pidana
pengawasan, dan
pidana kerja sosial
(Pasal 65)
Pasal 70
(1) Dengan tetap mempertimbangkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 sampai dengan Pasal 54,
pidana penjara sedapat mungkin tidak dijatuhkan jika ditemukan keadaan:
• terdakwa adalah Anak; • kepribadian dan perilaku terdakwa meyakinkan bahwa ia tidak
akan melakukan Tindak Pidana yang lain;
• terdakwa berumur di atas 75 (tujuh puluh lima) tahun;
• pidana penjara akan menimbulkan penderitaan yang besar bagi
• terdakwa baru pertama kali melakukan Tindak Pidana;
terdakwa atau keluarganya;
• kerugian dan penderitaan Korban tidak terlalu besar;
• pembinaan di luar lembaga pemasyarakatan diperkirakan akan
• terdakwa telah membayar ganti rugi kepada Korban; berhasil untuk diri terdakwa;
• terdakwa tidak menyadari bahwa Tindak Pidana yang dilakukan • penjatuhan pidana yang lebih ringan tidak akan mengurangi sifat
akan menimbulkan kerugian yang besar; berat Tindak Pidana yang dilakukan terdakwa;
• Tindak Pidana terjadi karena hasutan yang sangat kuat dari orang • Tindak Pidana terjadi di kalangan keluarga; dan/atau
lain;
• Tindak Pidana terjadi karena kealpaan.
• Korban Tindak Pidana mendorong atau menggerakkan terjadinya
Tindak Pidana tersebut;
• Tindak Pidana tersebut merupakan akibat dari suatu keadaan yang
tidak mungkin terulang lagi;

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi:

a. Tindak Pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
b. Tindak Pidana yang diancam dengan pidana minimum khusus;
c. Tindak Pidana tertentu yang sangat membahayakan atau merugikan masyarakat; atau
d. Tindak Pidana yang merugikan keuangan atau perekonomian negara.
16. Mengatur Pemidanaan Dua Jalur, yaitu
berupa Pidana & Tindakan

Memuat sanksi Selain penjatuhan


double track system sanksi pidana, juga
untuk tindak pidana dapat dijatuhi
tertentu; sanksi Tindakan;
Pasal 36
1. Setiap Orang hanya dapat dimintai
17. Mengatur pertanggungjawaban atas Tindak Pidana yang
dilakukan dengan sengaja atau karena

Pertanggungawaban kealpaan.
2. Perbuatan yang dapat dipidana merupakan
Tindak Pidana yang dilakukan dengan sengaja,
Mutlak (Strict sedangkan Tindak Pidana yang dilakukan
karena kealpaan dapat dipidana jika secara
Liability) & tegas ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan.

Pertanggungjawaba Pasal 37
Dalam hal ditentukan oleh Undang-Undang, Setiap
Orang dapat:
n Pengganti a. dipidana semata-mata karena telah dipenuhinya
unsur-unsur Tindak Pidana tanpa
(Vicarious Liability) memperhatikan adanya kesalahan; atau
b. dimintai pertanggungjawaban atas Tindak Pidana
yang dilakukan oleh orang lain.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai