SENTOSA
PROPOSAL
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Dalam Program
Studi S1 Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum
Universitas Islam Sumatera Utara
OLEH :
EVA NOVIANTI
NPM : 71210111041
B. Wanprestasi .................................................................. 19
ii
BAB III : METODE PENELITIAN ...................................................... 29
Daftar Pustaka
Lampiran
iii
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengahadapi semua itu maka perlu adanya kerjasama antara satu orang
kerjasama dalam bisnis bukanlah hal yang baru, dari zaman dulu sudah
pihak.
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Tim Penyusunan Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 1990, h. 728
1
2
kepada seseorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk
atau ditulis.2 Selain itu perjanjian dapat dibuat juga secara bebas, bebas
bentuk perjanjian itu sendiri, yaitu tertulis dan tidak tertulis. Pasal 1338
membuatnya.
2
R. Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 2000, h. 2
3
masyarakat.3
investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainya
dimasa datang. Sebagai misal, seseorang yang pada saat ini membeli
dengan harga beli (capital guins) maupun dividen sebagai imbalan atas
kewajiban.6
itikad tidak baik diantara salah satu pihak, yaitu pengingkaran kewajiban
melainkan dapat juga telah terpenuhinya prestasi akan tetapi tidak dengan
persetujuan yang mana dua orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk
perjanjian, apabila salah satu pihak Ingkar janji maka orang tersebut telah
melakukan perbuatan wanprestasi. Namun jika ada salah satu pihak yang
6
Libertus Jehani, Pedoman Praktis Menyususn Surat Perjanjian, Cet. IV,
Visimedia, Jakarta, 2008, h. 9
7
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2000, h. 225
5
melawan hukum.
kewajiban masing-masing.
8
Handri Raharjo, Hukum Perjanjian Di Indonesia, Pustaka Yustisia,
Yogyakarta, 2009, h. 80
6
MDN)”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
a. Kegunaan teoritis
b. Kegunaan Praktis
E. Definisi Operasional
kekayaan. 9
5. Bagi hasil suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha
sebelah debit.14
tersebut.16
14
Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE,
Yogyakarta, 2001, h. 18
15
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya, Bandung, 2014, h. 74
16
Nurnaningsih Amriani, Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di
Pengadilan, Raja Grafindo Persada, 2012, h. 13
17
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty,
Jogyakarta, 1993, h. 174
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Perjanjian
perjanjian.
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal
luas dan arti sempit, dalam arti luas suatu perjanjian berarti setiap
18
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Citra Aitya Bakti,
Bandung, 2011, h. 229
10
hubungan-hubungan hukum dalam lapangan hukum kekayaan saja,
11
11
a. Memberikan sesuatu
b. Berbuat sesuatu
para pihak. Namun bila ketentuan tersebut tidak diperjanjikan, maka disini
berlaku ukuran kelayakan atau kepatutan yang diakui dan berlaku dalam
masyarakat.
19
Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Alumni, Bandung , 1994,
h. 20
12
yaitu bersifat pasif yang dapat berupa tidak berbuat sesuatu atau
pihak yang berbuat tidak sesuai dengan perikatan ini maka ia bertanggung
20
J. Satrio, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung, 1999, h. 52
21
Hartana, Hukum Perjanjian (Dalam Perspektif Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara), Jurnal Komunikasi Hukum , Volume 2, Nomor 2, Agustus
2016, h. 160
13
apa yang telah disepakati. Apabila yang telah disepakati itu sudah jelas
3. Asas-Asas Perjanjian
a. Asas Konsensualisme
pihak, dengan kata lain perjanjian itu sudah sah dan membuat
dibuat secara lisan atau dapat pula dibuat dalam bentuk tertulis
tidak dilarang.”
b. Asas Kepercayaan
belah pihak bahwa satu sama lain akan memegang janjinya atau
moral.
suatu perjanjian. Perjanjian yang dibuat secara sah oleh para pihak
ketiga.
asas ini maka perjanjian yang dibuat oleh para pihak mengikat
e. Asas Keseimbangan
sebagai alat bukti yang sah dan memiliki kekuatan hukum tetap.
g. Asas Moral
h. Asas Kepatutan
itu juga mengikat untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian
i. Asas Kebiasaan
persetujuan.”
4. Berakhirnya Perjanjian
yang ada di dalam suatu perjanjian akan berakhir secara otomatis apabila
Akan tetapi, bisa juga suatu perjanjian baru berakhir untuk waktu
waktu.
23
Lukman Santoso, Hukum Perikatan, Malang, Setara Press, 2016, h. 82
24
R. Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Bandung, Bina Cipta , 1987, h.
69
25
Ibid
19
B. Wanprestasi
1. Pengertian Wanprestasi
ketiadaan suatu prestasi didalam hukum perjanjian, berarti suatu hal yang
26
Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, Perbandingan Hukum Perdata,
Jakarta, Rajawali Press, 2014, h. 265-266
27
Riduan Syahrani, Loc.Cit.
28
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Perjanjian, Sumur Bandung,
Bandung, 1982, h. 17
20
atau tidak melaksanakan isi perjanjian yang telah mereka sepakati atau
yang telah mereka buat maka yang telah melanggar isi perjanjian tersebut
terhadap timbulnya hak pihak yang dirugikan untuk menuntut pihak yang
melakukan cidera janji untuk memberikan ganti rugi, sehingga oleh hukum
29
R. Subekti, Hukum Perjanjian Cet. Ke-II, Pembimbing Masa, Jakarta, 1970, h.
50
30
M. Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, 1982, h.
60
31
R. Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian cet. 6, Putra Abadin, Jakarta,
1999, h. 18
21
memenuhi prestasi dalam waktu yang ditentukan. Jika dalam waktu itu
32
M. Yahya harahap, Op. Cit, h. 56
22
KUHPerdata).
KUHPerdata).
rugi umum dan ganti rugi khusus. Yang dimaksdud dengan ganti
rugi umum dalam hal ini adalah ganti rugi yang berlaku untuk
tentang ganti rugi yang umum ini oleh KUHPerdata diatur dalam
bagian keempat dari buku ketiga mulai dari Pasal 1243 sampai
Pasal 1252. Dalam hal ini untuk ganti rugi tersebut, KUHPerdata
secara konsisten untuk ganti rugi digunakan istilah Biaya, Rugi dan
Bunga.34
33
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, h. 242-243
34
Steven Kawet, “Wanprestasi Terhadap Penanaman Modal Ventura Di Indonesia
Ditinjau Dari Perspektif Hukum Perdata”, Lex Privatum, Vol. III, No. 3, Jul-Sep, 2015, h. 180
23
C. Perlindungan Hukum
untuk memberikan rasa aman, baik secara pikiran maupun fisik dari
manusia.37
yang bersifat represif, serta baik yang lisan maupun yang tertulis.
38
Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2003, h. 14
39
http://www.suduthukum.com/2015/09/perlindungan-hukum diunduh pada
tanggal 10 November 2021 pukul 22.01 WIB.
25
preventif.41
40
Muchsin, Op. Cit, h. 20
41
Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum bagi Rakyat di Indonesia, Bina
Ilmu, Surabaya, 1987, h. 30
26
hukum.42
D. Penyelesaian Sengketa
42
Muchsin, Loc. Cit
43
Philipus M. Hadjon, Loc Cit.
27
hasil.45
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
B. Sifat Penelitian
yang berlaku.
C. Metode Pendekatan
yuridis positivis, yakni bahwa hukum identik dengan norma tertulis yang
48
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2011, h. 35
29
30
dibuat oleh yang berwenang, selama ini hukum dibuat sebagai suatu
sistem normatif yang bersifat otonom tertutup dan terlepas dari kehidupan
masyarakat.49
informasi.50
1. Sumber Data
primer, sekunder dan bahan hukum tersier. Bahan hukum primer terdiri
49
Soemitro Ronny Hanitijo, Metode Penelitian Hukum dan Yurimetri, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 2008, h. 11
50
Jhoni Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia,
Malang, 2006, h. 47
31
E. Analisis Data
dikemukakan.
data secara kualitatif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis data
F. Sistematika Penulisan
Data Terdiri
650/Pdt.G/2019/PN-Mdn)
G. Jadwal Penelitian
WAKTU
No KEGIATAN
I II III IV
1 Persiapan
Penelitian/Proposal
2
Pengumpulan Data
3 Hasil disusun
sesuai penelitian
4 Penyusunan laporan
penelitian skripsi dan
pengadaan
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
B. Peraturan
C. Jurnal