JAWABAN TERGUGAT
DALAM SENGKETA TATA USAHA NEGARA
PERKARA NOMOR : 41/G/2019/PTUN.SMG
DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SEMARANG
ANTARA
(SELAKU PENGGUGAT)
MELAWAN
DIDIK MARDIONO
(SELAKU TERGUGAT)
Kepada,
Yth. Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang
Pemeriksa perkara Nomor: 41/G/2021/PTUN.SMG
Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang
di Semarang
Dengan Hormat,
Untuk dan atas nama serta guna kepentingan hukum Gubernur Jawa Tengah selaku TERGUGAT,
berdasarkan surat kuasa khusus nomor 257/SKA.TUN/X/2019 anggal 27 Juni 2019 kami yang
namanya tersebut dibawah ini:
1. Bambang Susilo, S.H.
2. Retno Prabandari S.H.
Kesemuanya adalah pejabat dan staff pada kantor advokat Nanda Dwi Haryanto S.H., M.H.
berkedudukan di Jalan R.A. Kartini Nomor 110 Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah dengan ini
hendak menyampaikan jawaban gugatan sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI
1. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil Penggugat kecuali terhadap hal-hal
yang diakui secara tegas.
2. Bahwa Tergugat berketetapan kepada dalil-dalil dan segala alasan yang dikemukakan dalam
Jawaban dan Eksepsi atas gugatan Penggugat secara mutatis mutandis menjadi satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan dengan segala sesuatu yang akan diuraikan didalam Eksepsi ini
tanpa ada yang dikecualikan.;
3. Bahwa Tergugat menolak semua dalil-dalil yang dikemukakan oleh Penggugat dalam
Gugatannya, kecuali yang secara tertulis diakui kebenarannya.
4. Gugatan Penggugat Kadaluwarsa.
Bahwa objek sengketa adalah Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor :
Kpts.1153/XII/2018 tentang Pemberhentian Tidak dengan Hormat Pegawai Negeri Sipil atas
nama Cantika Berliana Wiyajanti S.Hut. ( Penggugat ) Tanggal 31 Desember 2018,
berdasarkan Pasal 55 Undang-undang No 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
yang berbunyi “ Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari
terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara “ .
Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan diatas jelas terang benderang bahwa Gugatan
Penggugat telah kadaluwarsa atau melebihi Tenggang Waktu 90 hari sejak diterbitkannya
objek sengketa a quo berdasarkan hal-hal dibawah ini :
a. Bahwa Fakta Hukum Penggugat telah mengakui mengetahui dan dapat dikatakan
bahwa Penggugat menyadari telah diberhentikan dengan tidak hormat berdasarkan
pernyataan Penggugat pada halaman 4 alinea kelima yang berbunyi “ Bahwa dampak
Pemberhentian tidak dengan hormat tersebut Penggugat kehilangan Pekerjaan dan
Penggugat tidak lagi mendapatkan gaji sebagai Pegawai Negeri Sipil terhitung dari
bulan Januari 2019 hingga sekarang dan seterusnya dst “...... , dan Bahwa Tergugat
telah menghilangkan hak-hak Penggugat sebagai Pegawai Negeri Sipil dan seterusnya
dst”.......“ dan oleh karenanya Penggugat senyatanya telah mengetahui bahwa
Penggugat sudah diberitahukan oleh Instansi Penggugat bekerja bahwa Penggugat
telah diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur Jawa Tengah Nomor Kpts 1153/XII/2018 tentang Pemberhentian Tidak
dengan Hormat Pegawai Negeri Sipil atas nama Cantika Berliana Wijayanti S.Hut.
(Penggugat ) Tanggal 31 Desember 2018 (vide T- I) dan senyatanya Penggugat juga
telah mengetahui bahwa Penggugat sudah tidak lagi menerima gaji bulan Januari
2019, artinya Penggugat telah mengetahui kenapa gaji dan tunjangan sebagai
Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dihentikan dan oleh karenanya
gugatan Penggugat telah kadaluwarsa melewati tenggang waktu 90 hari sejak
diumumkannya objek sengketa a quo berdasarkan Surat Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah Cq. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah pada Instansi
Penggugat dengan Nomor Surat 800/BKD/6.1/I/2019/301 tanggal 28 Januari 2019
perihal Penyampaian Surat Keputusan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (vide T-2)
, sampai dengan objek sengketa a quo didaftarkan Penggugat ke Pengadilan Tata
Usaha Negara Semarang tanggal 17 Juli 2019 dan telah diregister dengan Nomor
Perkara: 41/G/2021/PTUN.SMG
b. Bahwa fakta Hukum berdasarkan Surat Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Cq. Badan
Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah pada Instansi Penggugat dengan Nomor
Surat 800/BKD/6.1/I/2019/301 tanggal 28 Januari 2019 perihal Penyampaian Surat
Keputusan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil telah diketahui oleh Penggugat dengan
pernyataan Instansi Penggugat bahwa Penggugat menolak menerima objek sengketa a
quo (saksi fakta).
c. Bahwa objek sengketa a quo telah diumumkan melalui Surat Penghantar Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah Cq. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor:
900/BKD/6.1/I/2019/04 tanggal 2 Januari 2019 kepada Menteri Pendayagunaan
Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia dan diterima pada
tanggal 4 Januari 2019 (Vide T-3 ).
d. Bahwa objek sengketa a quo telah diumumkan melalui Surat Penghantar Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah Cq. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor:
900/BKD/6.1/I/2019/03 tanggal 2 Januari 2019 kepada Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) Republik Indonesia dan diterima pada tanggal 4 Januari 2019 (Vide T-4)
e. Bahwa objek sengketa a quo telah diumumkan melalui Surat Penghantar Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah Cq. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor:
900/BKD/6.1/I/2019/02 tanggal 2 Januari 2019 kepada Deputi Informasi Kepegawaian
Negara Republik Indonesia dan diterima pada tanggal 4 Januari 2019 (Vide T-5)
f. Bahwa berdasarkan Pasal 77 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan yang berbunyi “Keputusan dapat diajukan keberatan dalam
waktu paling lama 21 hari kerja sejak diumumkannya Keputusan tersebut oleh
Badan/Pejabat Pemerintahan” (Vide T-6) objek sengketa a quo ditandatangani pada
tanggal 31 Desember 2018 dan telah diumumkan kepada Penggugat melalui Surat
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Cq. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa
Tengah pada Instansi Penggugat dengan Surat Nomor 800/BKD/6.1/I/2019/301
tanggal 28 Januari 2019 perihal Penyampaian Surat Keputusan Pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil sementara Penggugat mengajukan keberatan terhadap objek
sengketa a quo baru pada tanggal 13 Mei 2019 dan oleh karenanya berdasarkan Pasal
77 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan,
keberatan Penggugat tersebut telah kadaluwarsa melewati tenggang waktu 21 hari sejak
objek sengketa a quo diumumkan, sehingga dalil Penggugat yang menyatakan gugatan
Penggugat masih dalam tenggang waktu 90 hari. sejak upaya administrasi Banding
yang dilakukan oleh Penggugat adalah keliru dan tidak berdasarkan Hukum
dikarenakan upaya Administrasi Penggugat cacat Hukum dan tidak memenuhi syarat,
oleh sebab itu maka Tergugat tidak memberikan Jawaban atas Permohonan keberatan
tersebut dikarenakan telah kadaluwarsa sehingga secara mutatis mutandis tenggang
waktu pengajuan gugatan kembali ke Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara mengenai tenggang waktu 90 hari mengajukan
gugatan
g. Bahwa jelas terang benderang gugatan Penggugat telah kadaluwarsa, adalah mustahil
dalil Penggugat menyatakan baru mengetahui objek sengketa a quo, sekalipun baru
menerima secara fisik objek sengketa a quo pada tanggal 29 April 2019, dikarenakan
adanya interval waktu yang cukup lama sejak objek gugatan a quo diterbitkan sampai
dengan gugatan a quo didaftarkan di Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang
Penggugat sudah tidak lagi bekerja di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan gaji
Penggugat telah dihentikan sejak Januari 2019 maka oleh karenanya fakta Hukum
Penggugat telah mengetahui objek sengketa a quo, oleh karenanya dimohonkan kepada
Majelis Hakim yang memeriksa Perkara a quo dapat menolak gugatan Penggugat atau
setidak-tidaknya tidak dapat diterima dikarenakan telah kadaluwarsa (Niet Ontvankelijk
Verklaard).
5. Gugatan Penggugat Premature
Bahwa dalil Penggugat yang menyatakan berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Mahkamah
Agung Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 yang berbunyi sebagai berikut: “tenggang
waktu pengajuan gugatan di Pengadilan dihitung 90 (sembilan puluh) hari sejak Keputusan
atas upaya Administratif diterima oleh warga Masyarakat atau diumumkan oleh Badan
dan/atau Pejabat Administrasi Pemerintahan yang menangani upaya Administratif”
Dan dalil Penggugat berdasarkan aturan tersebut menyatakan gugatan a quo masih dalam
tenggang waktu yakni 90 hari sejak upaya Administrasi Banding dilakukan oleh Penggugat
adalah pernyataan yang keliru dan tidak berdasarkan Hukum, bahwa pemahaman tersebut
adalah keliru dikarenakan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2018 frasa yang menyatakan “sejak keputusan atas upaya Administratif
diterima oleh warga masyarakat atau diumumkan oleh Badan dan/atau Pejabat Administrasi
Pemerintahan yang menangani upaya Administratif ”, fakta Hukum bahwa keberatan yang
diajukan oleh Penggugat dalam upaya mengajukan Banding Administratif kepada Badan
Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK) di Jakarta pada 10 Juni 2019 sampai hari ini keputusan
atas upaya Administratif tersebut belum ada dikeluarkan oleh Badan Pertimbangan
Kepegawaian (BAPEK). Sehingga dalil Penggugat tersebut bertentangan dengan Pasal 5 ayat
(1) Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018, dan telah menjadi
fakta Hukum berdasarkan Pasal 77 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan, keberatan Penggugat tersebut telah kadaluwarsa dan telah
melewati tenggang waktu 21 hari sejak Objek Sengketa a quo diumumkan oleh sebab itu
keberatan Penggugat tersebut tidak dijawab oleh Tergugat, oleh karenanya Gugatan
Penggugat tersebut adalah Prematur melakukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara.
DALAM EKSEPSI
1. Menerima Eksepsi Tergugat bahwa gugatan Penggugat Kadaluwarsa,
2. Menerima Eksepsi Tergugat bahwa gugatan Penggugat Prematur.