Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara Kelas B yang diampu oleh :
TOTOK SUDARYANTO, S.H., M.S.
“Membuat Surat Gugatan Sengketa Peradilan Tata Usaha Negara; PT First Media
Tbk. vs Kominfo”
Disusun oleh:
HANANTO SETYO NUGROHO
160710101473
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JEMBER
TA. 2018/20191
SURAT GUGATAN
Kepada Yth :
Bapak Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
Jalan A Sentra Primer Baru Timur, RT.09 / RW.08, Pulo Gebang, Cakung, Kota
Jakarta Timur
Dengan Hormat,
Dengan ini memberikan kuasa dengan hak substitusi kepada Dr. Hananto Setyo
Nugroho, S.H., M.H. advokat dari Kantor Advokat Hann & Hann Law Firm,
berkedudukan di Jalan Ahmad Yani no 197 D Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus pada tanggal 8 November 2018 (terlampir), selanjutnya disebut
PENGGUGAT.
Dengan ini mengajukan gugatan terhadap: Dr. Ir. Ismail, M.T. selaku Direktorat
Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Post dan Informatika (Ditjen SDPPI)
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), berkedudukan di Jalan
Medan Merdeka Barat no 9 Jakarta, selanjutnya disebut TERGUGAT.
Obyek gugatan sengketa TUN dalam perkara ini adalah Surat Pemberitahuan
Pembayaran Biaya Hak Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan surat No.
2883/SP1/KOMINFO/DJSDPPI.3/SP.02.04/10/2018 tanggal 26 Oktober 2018
Perihal: Surat Peringatan Kesatu Dalam Rangka Pengenaan Sanksi Pencabutan
IPFR.
Alasan – alasan Penggugat dalam mengajukan gugatan ini adalah sebagai berikut:
1. Bahwa yang menjadi obyek gugatan dalam perkara ini adalah Surat
Pemberitahuan Pembayaran Biaya Hak Penggunaan Spektrum Frekuensi
Radio dan surat No. 2883/SP1/KOMINFO/DJSDPPI.3/SP.02.04/10/2018
tanggal 26 Oktober 2018 Perihal: Surat Peringatan Kesatu Dalam Rangka
Pengenaan Sanksi Pencabutan IPFR.
2. Bahwa Surat Pemberitahuan Pembayaran Biaya Hak Penggunaan Spektrum
Frekuensi Radio dan surat
No.2883/SP1/KOMINFO/DJSDPPI.3/SP.02.04/10/2018 tanggal 26 Oktober
2018 yang diterbitkan oleh Tergugat tersebut baru diterima oleh Penggugat
pada hari Jum’at 2 November 2018. Oleh sebab itu, gugatan sengketa TUN
yang diajukan masih dalam tenggang waktu untuk mengajukan gugatan TUN
sesuai ketentuan dalam Pasal 55 UU No. 5 Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun
2004 tentang perubahan atas UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara (PTUN).
3. Bahwa setelah menerima Surat Peringatan Kesatu Dalam Rangka Pengenaan
Sanksi Pencabutan
IPFR.No.2883/SP1/KOMINFO/DJSDPPI.3/SP.02.04/10/2018 tanggal 26
Oktober 2018, Penggugat mengajukan keberatan kepada Kominfo melalui
Ditjen SDPPI pada tanggal 5 November 2018, namun belum mendapat
jawaban sampai saat ini. Oleh karena itu, Surat Keputusan TUN yang
diterbitkan oleh Tergugat termasuk sebagai obyek gugatan sengketa yang
bersifat konkrit, individual, dan final serta menimbulkan akibat hukum bagi
Penggugat sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Pasal 1 ayat (3) UU No.
5 Tahun 1986 jo UU No.9 Tahun 2004.
4. Bahwa penerbitan Surat Pemberitahuan Pembayaran Biaya Hak Penggunaan
Spektrum Frekuensi Radio dan surat
No.2883/SP1/KOMINFO/DJSDPPI.3/SP.02.04/10/2018 tanggal 26 Oktober
2018 Perihal: Surat Peringatan Kesatu Dalam Rangka Pengenaan Sanksi
Pencabutan IPFR tidak sesuai dengan Pasal 86 Peraturan Menteri Komunikasi
dan Informatika Nomor 9 Tahun 2018 tentang ketentuan operasional
penggunaan spektrum frekuensi radio.
5. Bahwa dengan dengan dikeluarkannya Surat Pemberitahuan tersebut oleh
Tergugat, kepentingan Penggugat sangat dirugikan karena tidak lagi dapat
menjalankan perannya sebagai penyedia TV berbayar kepada masyarakat.
6. Bahwa dengan dikeluarkannya Surat Pemberitahuan oleh Tergugat tersebut,
Penggugat merasa diperlakukan tidak adil dan sewenang – wenang karena
Tergugat menggunakan wewenang yang dimilikinya dengan tidak mengacu
pada UU yang berlaku atau berbeda dari yang telah ditetapkan oleh peraturan
perundang – undangan (detournement de pouvoir).
7. Bahwa Surat Keputusan TUN yang menjadi obyek gugatan sengketa TUN
dalam perkara ini terbukti melanggar peraturan perundang – undangan yang
berlaku sebagaimana yang diatur dalam Pasal 86 Peraturan Menteri
Komunikasi dan Informatika Nomor 9 Tahun 2018 sehingga Surat
Pemberitahuan tersebut mengandung cacat hukum dan harusalah dinyatakan
batal atau tidak sah demi hukum
Berdasarkan uraian – uraian yang telah dikemukakan di atas, bersama ini
Penggugat mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara
ini memberikan putusan dengan amar putusan sebagai berikut :
1. Mengabulkan Gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;
2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat TERGUGAT tanggal 17 September
2018 perihal: Surat Pemberitahuan Pembayaran Biaya Hak Penggunaan
Spektrum Frekuensi Radio;
3. Menyatakan batal atau tidak sah Surat TERGUGAT No.
2883/SP1/KOMINFO/DJSDPPI.3/SP.02.04/10/2018 tanggal 26 Oktober 2018
Perihal: Surat Peringatan Kesatu Dalam Rangka Pengenaan Sanksi
Pencabutan IPFR ;
4. Menghukum TERGUGAT membayar biaya perkara;
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusam yang seadil – adilnya
(ex aquo et boro).
Hormat Kami,
Kuasa Hukum
(Dr. Hananto Setyo Nugroho, S.H., M.H.)
KANTOR ADVOKAT HANN & HANN LAW FIRM
DR. HANANTO SETYO NUGROHO, S.H., M.H.
SK MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
NO.D.197.KP.23.05.97-TH.2017
Jalan Ahmad Yani No 197 D Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta
TELP/FAX (021) 232323
--------------------------------------------KHUSUS------------------------------------------
Untuk dan atas nama serta guna kepentingan hukum pemberi kuasa, penerima
kuasa dikuasakan mewakili pemberi kuasa sebagai penggugat dalam perkara
Tata Usaha Negara No: 422/L/62.01/NRS-SEM/2018, melawan Direktorat
Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Post dan Informatika (Ditjen SDPPI)
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) selaku Tergugat di
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta.-------------------------------------------------
REPLIK
DALAM SENGKETA TATA USAHA NEGARA
PERKARA NOMOR: 422/L/62.01/NRS-SEM/2018
DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA
ANTARA
HARIANDA NOERLAN
(SELAKU PENGGUGAT)
MELAWAN
DR. IR. ISMAIL, M.T.
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN
INFORMATIKA (DIRJEN SDPPI) KEMENTERIAN KOMINFO.
(SELAKU TERGUGAT)
Dengan Hormat,
Untuk dan atas nama serta guna kepentingan hukum Harianda Noerlan
selaku PENGGUGAT, berdasarkan surat kuasa khusus 197/SKK.TUN/X/2018
tanggal 9 November 2018 kami yang namanya disebut dibawah ini:
1. Dr. Hananto Setyo Nugroho, S.H., M.H.
2. Ahmad Tyo Santoso, S.H., M/H.
Kesemuanya adalah pejabat dan staff pada kantor advokat Hann & Hann Law
Firm berkedudukan di Jalan Ahmad Yani 197 D Jakarta Pusat dengan ini hendak
menyampaikan Replik sehubungan dengan jawaban gugatan sebagaimana yang
telah disampaikan oleh TERGUGAT tertanggal 11 November 2018 sebagai
berikut :
DALAM EKSEPSI
1. Bahwa penggugat dengan tegas menolak dalil – dalil Tergugat yang tidak
memiliki dasar sama sekali
2. Bahwa ternyata Tergugat tidak cermat dalam mempelajari isi dan maksud
gugatan Penggugat sehingga telah salah dalam perkara ini
3. Bahwa Penggugat dengan tegas menolak seluruh eksepsi Tergugat
4. Bahwa pada posita memang benar adanya
JAWABAN TERGUGAT
DALAM SENGKETA TATA USAHA NEGARA
PERKARA NOMOR: 422/L/62.01/NRS-SEM/2018
DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA
ANTARA
HARIANDA NOERLAN
(SELAKU PENGGUGAT)
MELAWAN
DR. IR. ISMAIL, M.T.
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN
INFORMATIKA (DIRJEN SDPPI) KEMENTERIAN KOMINFO.
(SELAKU TERGUGAT)
Dengan Hormat,
Untuk dan atas nama serta guna kepentingan hukum Harianda Noerlan
selaku PENGGUGAT, berdasarkan surat kuasa khusus 197/SKK.TUN/X/2018
tanggal 12 November 2018 kami yang namanya disebut dibawah ini:
1. Rizal Mahendra, S.H., M.H.
2. Elsa Noor Setyawan, S.H., M.H.
Kesemuanya adalah pejabat dan staff pada kantor advokat Hanelsa and
Partner berkedudukan di Jalan Basuki Rahmat Nomor 23 Kota Jakarta
Pusat, Provinsi DKI Jakarta dengan ini hendak menyampaikan jawaban
gugatan sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI:
1. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil – dalil Penggugat
kecuali terhadap hal – hal yang diakui secara tegas.
2. Bahwa objek gugatan salah alamat (error in persona) dalam mengajukan
gugatan sebab objek gugatan adalah pembatalan surat pemberitahuan
denda yang dimohon pembatalannya telah secara patut dan diproses sesuai
ketentuan yang berlaku di Kementerian Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Komunikasi dan Informatika Nomor 9 Tahun 2018 tentang ketentuan
operasional penggunaan spektrum frekuensi radio. Sehingga bukan
merupakan objek gugatan Peradilan Tata Usaha Negara Jakarta untuk
melakukan pemeriksaan dan mengadili perkara.
3. Berdasarkan maksud angka 1 dan 2 di atas maka Tergugat mohon kepada
Majelis yang Terhormat untuk menyatakan Menolak Gugatan Penggugat
dengan alas an bukan kompetensi absolute pasal 54 Undang – Undang
Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
DUPLIK
DALAM SENGKETA TATA USAHA NEGARA
PERKARA NOMOR: 422/L/62.01/NRS-SEM/2018
DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA
ANTARA
HARIANDA NOERLAN
(SELAKU PENGGUGAT)
MELAWAN
DR. IR. ISMAIL, M.T.
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN
INFORMATIKA (DIRJEN SDPPI) KEMENTERIAN KOMINFO.
(SELAKU TERGUGAT)
Dengan Hormat,
Untuk dan atas nama serta guna kepentingan hukum Harianda Noerlan
selaku PENGGUGAT, berdasarkan surat kuasa khusus 197/SKK.TUN/X/2018
tanggal 12 November 2018 kami yang namanya disebut dibawah ini:
1. Rizal Mahendra, S.H., M.H.
2. Elsa Noor Setyawan, S.H., M.H.
Kesemuanya adalah pejabat dan staff pada kantor advokat Hanelsa and
Partner berkedudukan di Jalan Basuki Rahmat Nomor 23 Kota Jakarta
Pusat, Provinsi DKI Jakarta dengan ini hendak menyampaikan Duplik
sehubungan dengan Replik sebagaimana yang telah disampaikan oleh
PENGGUGAT tertanggal 13 November 2018 sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI:
1. Bahwa Tergugat dengan tegas menolak dalil – dalil Penggugat
2. Bahwa dalam penerbitan Surat Pemberitahuan Pembayaran Biaya Hak
Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan surat
No.2883/SP1/KOMINFO/DJSDPPI.3/SP.02.04/10/2018 tanggal 26
Oktober 2018. Tergugat telah memperhatikan Asas – Asas Pemerintahan
yang Baik yakni asas kecermatan
3. Bahwa jangka waktu pengajuan gugatan Penggugat sangat tidak berdasar
sama sekali karena tidak sesuai dengan fakta hukum. Oleh karena itu,
maka apa yang dijadikan dasar Penggugat bahwa gugatan yang
diajukannya masih dalam waktu tenggang 90 hari adalah tidak benar dan
tidak berdasar, oleh karena itu gugatan Penggugat harusalah dinyatakan
tidak dapat diterima.