PIDANA DARI JOSEPH Sistem Peradilan Pidana GOLDSTEIN LATAR BELAKANG Teori Penegakan hukum merupakan suatu usaha untuk mewujudkan ide-ide keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan sosial menjadi kenyataan dalam Sistem Peradilan Pidana. Jadi penegakan hukum pada hakikatnya adalah proses perwujudan ide-ide. Adapun teori ini dibagi menjadi tiga yang dibagi menurut Joseph Goldstein, guna untuk menjelaskan teori ini. RUMUSAN MASALAH Analisis mengenai Teori Penegakan Hukum menurut Joseph Goldstein dalam Sistem Peradilan Pidana. PEMBAHASAN Teori Penegakan hukum merupakan usaha untuk mewujudkan ide-ide dan konsep-konsep hukum yang diharapkan rakyat menjadi kenyataan. Penegakan hukum merupakan suatu proses yang melibatkan banyak hal. Menurut Joseph Goldstein dalam Goerge F. Cole (1975), melihat bahwa implementasi atau penegakan hukum pidana dapat dibagi menjadi tiga, yaitu, Total Enforcement, Full Enforcement, dan Actual Enforcement. Total Enforcement adalah ruang lingkup hukum pidana sebagaimana yang dirumuskan dalam hukum pidana substantif. Namun demikian total enforcement tidak dapat dilakukan sepenuhnya, karena penegak hukum dibatasi oleh aturan. Aturan yang ketat yang ada di dalam hukum acara pidana, seperti aturan-aturan penangkapan, penahanan, penyitaan, dan sebagainya. Contohnya: Sebuah negara menerapkan undang-undang ketat terkait perampokan dengan ancaman hukuman yang berat. Polisi melakukan patroli aktif, dan sistem keamanan yang canggih dipasang di area-area rawan kejahatan. Semua perampokan yang terjadi berhasil diidentifikasi, dan para pelaku ditangkap dengan cepat. Tidak ada perampokan yang luput dari penindakan. Dalam kasus ini, negara mencapai Total Enforcement terhadap tindak pidana perampokan. Full Enforcement adalah pada penegakan hukum inilah para penegak hukum menegakkan hukumnya secara maksimal, namun oleh Goldstein harapan ini dianggap harapan yang tidak realistis karena adanya keterbatasan-keterbatasan dalam bentuk waktu, personil, financial (dana) dan sarana-sarana dalam Penyidikan dan sebagainya. Kesemuanya ini mengakibatkan keharusan untuk dilakukan diskresi. Contohnya: Sebuah kota menghadapi masalah peredaran narkoba yang cukup serius. Pihak berwenang, termasuk kepolisian dan badan penegak hukum lainnya, melakukan operasi penyamaran, pengawasan intensif, dan menggali informasi dari sumber-sumber yang dapat dipercaya. Mereka berhasil menangkap sebagian besar pengedar narkoba dan menindak mereka sesuai hukum. Namun, beberapa pengedar kecil mungkin masih beroperasi di bawah radar dan belum teridentifikasi sepenuhnya. Dalam kasus ini, walaupun upaya penegakan hukum penuh dilakukan, ada beberapa kebocoran dalam sistem yang mencegah Full Enforcement. Actual Enforcement adalah pada penegakan hukum ini, penegakan hukum harus dilihat secara realistis, sehingga penegakan hukum secara aktual harus dilihat sebagai bagian diskresi yang tidak dapat dihindari karena keterbatasan-keterbatasan, sekalipun pemantauan secara terpadu akan memberikan umpan yang positif. Contohnya: Seorang tersangka ditangkap karena diduga melakukan pencurian dengan kekerasan. Selama proses penyidikan dan persidangan, bukti-bukti yang sah didapatkan dan disajikan dengan benar. Namun, setelah persidangan, hakim menemukan bahwa ada beberapa cacat dalam proses penyidikan yang menyebabkan sebagian bukti tidak dapat diterima dan menyebabkan kebingungan. Akibatnya, seorang tersangka yang bersalah akhirnya dibebaskan karena ada kelemahan dalam Actual Enforcement yang mempengaruhi keputusan akhir. KESIMPULAN Teori Penegakan hukum merupakan usaha untuk mewujudkan ide-ide dan konsep-konsep hukum yang diharapkan rakyat menjadi kenyataan. Permasalahan penegakan hukum terhadap tindak pidana ringan beberapa diantaranya telah mendatangkan reaksi atas ketidakpuasan dari beberapa kalangan masyarakat, di mana keadilan yang dikenakan dianggap tidak proporsional. Berpijak pada hal tersebut, hendaknya harus dilihat secara aktual yang tidak terlepas dari suatu fenomena realistis dalam masyarakat. Dengan demikian pada hakikatnya dapat dilakukan dengan pendekatan teori penegakan hukum “actual enforcement”, sebagaimana dalam teori Joseph Goldstein bahwa Pada penegakan hukum ini, penegakan hukum harus dilihat secara realistis, sehingga penegakan hukum secara aktual harus dilihat sebagai bagian diskresi yang tidak dapat dihindari karena keterbatasan-keterbatasan, sekalipun pemantauan secara terpadu akan memberikan umpan yang positif.