Anda di halaman 1dari 1

ANALISIS TEORI Nama : Sutan Tuah Borneo

PENEGAKAN HUKUM NIM : A1011191298


PIDANA DARI JOSEPH Sistem Peradilan Pidana
GOLDSTEIN
LATAR BELAKANG
Teori Penegakan hukum merupakan suatu usaha untuk mewujudkan ide-ide keadilan, kepastian hukum dan
kemanfaatan sosial menjadi kenyataan dalam Sistem Peradilan Pidana. Jadi penegakan hukum pada hakikatnya
adalah proses perwujudan ide-ide. Adapun teori ini dibagi menjadi tiga yang dibagi menurut Joseph Goldstein,
guna untuk menjelaskan teori ini.
RUMUSAN MASALAH
Analisis mengenai Teori Penegakan Hukum menurut Joseph Goldstein dalam Sistem Peradilan Pidana.
PEMBAHASAN
Teori Penegakan hukum merupakan usaha untuk mewujudkan ide-ide dan konsep-konsep hukum yang
diharapkan rakyat menjadi kenyataan. Penegakan hukum merupakan suatu proses yang melibatkan banyak hal.
Menurut Joseph Goldstein dalam Goerge F. Cole (1975), melihat bahwa implementasi atau penegakan hukum
pidana dapat dibagi menjadi tiga, yaitu, Total Enforcement, Full Enforcement, dan Actual Enforcement. Total
Enforcement adalah ruang lingkup hukum pidana sebagaimana yang dirumuskan dalam hukum pidana
substantif. Namun demikian total enforcement tidak dapat dilakukan sepenuhnya, karena penegak hukum
dibatasi oleh aturan. Aturan yang ketat yang ada di dalam hukum acara pidana, seperti aturan-aturan
penangkapan, penahanan, penyitaan, dan sebagainya. Contohnya: Sebuah negara menerapkan undang-undang
ketat terkait perampokan dengan ancaman hukuman yang berat. Polisi melakukan patroli aktif, dan sistem
keamanan yang canggih dipasang di area-area rawan kejahatan. Semua perampokan yang terjadi berhasil
diidentifikasi, dan para pelaku ditangkap dengan cepat. Tidak ada perampokan yang luput dari penindakan.
Dalam kasus ini, negara mencapai Total Enforcement terhadap tindak pidana perampokan. Full Enforcement
adalah pada penegakan hukum inilah para penegak hukum menegakkan hukumnya secara maksimal, namun
oleh Goldstein harapan ini dianggap harapan yang tidak realistis karena adanya keterbatasan-keterbatasan dalam
bentuk waktu, personil, financial (dana) dan sarana-sarana dalam Penyidikan dan sebagainya. Kesemuanya ini
mengakibatkan keharusan untuk dilakukan diskresi. Contohnya: Sebuah kota menghadapi masalah peredaran
narkoba yang cukup serius. Pihak berwenang, termasuk kepolisian dan badan penegak hukum lainnya,
melakukan operasi penyamaran, pengawasan intensif, dan menggali informasi dari sumber-sumber yang dapat
dipercaya. Mereka berhasil menangkap sebagian besar pengedar narkoba dan menindak mereka sesuai hukum.
Namun, beberapa pengedar kecil mungkin masih beroperasi di bawah radar dan belum teridentifikasi
sepenuhnya. Dalam kasus ini, walaupun upaya penegakan hukum penuh dilakukan, ada beberapa kebocoran
dalam sistem yang mencegah Full Enforcement. Actual Enforcement adalah pada penegakan hukum ini,
penegakan hukum harus dilihat secara realistis, sehingga penegakan hukum secara aktual harus dilihat sebagai
bagian diskresi yang tidak dapat dihindari karena keterbatasan-keterbatasan, sekalipun pemantauan secara
terpadu akan memberikan umpan yang positif. Contohnya: Seorang tersangka ditangkap karena diduga
melakukan pencurian dengan kekerasan. Selama proses penyidikan dan persidangan, bukti-bukti yang sah
didapatkan dan disajikan dengan benar. Namun, setelah persidangan, hakim menemukan bahwa ada beberapa
cacat dalam proses penyidikan yang menyebabkan sebagian bukti tidak dapat diterima dan menyebabkan
kebingungan. Akibatnya, seorang tersangka yang bersalah akhirnya dibebaskan karena ada kelemahan dalam
Actual Enforcement yang mempengaruhi keputusan akhir.
KESIMPULAN
Teori Penegakan hukum merupakan usaha untuk mewujudkan ide-ide dan konsep-konsep hukum yang
diharapkan rakyat menjadi kenyataan. Permasalahan penegakan hukum terhadap tindak pidana ringan beberapa
diantaranya telah mendatangkan reaksi atas ketidakpuasan dari beberapa kalangan masyarakat, di mana keadilan
yang dikenakan dianggap tidak proporsional. Berpijak pada hal tersebut, hendaknya harus dilihat secara aktual
yang tidak terlepas dari suatu fenomena realistis dalam masyarakat. Dengan demikian pada hakikatnya dapat
dilakukan dengan pendekatan teori penegakan hukum “actual enforcement”, sebagaimana dalam teori Joseph
Goldstein bahwa Pada penegakan hukum ini, penegakan hukum harus dilihat secara realistis, sehingga
penegakan hukum secara aktual harus dilihat sebagai bagian diskresi yang tidak dapat dihindari karena
keterbatasan-keterbatasan, sekalipun pemantauan secara terpadu akan memberikan umpan yang positif.

Anda mungkin juga menyukai